Dosen Pengampu
Tantri.S.Psi,. M.Psi
Di Susun Oleh:
2020
HASIL LAPORAN TRAINING NEED ANALYSIS (TNA)
GURU RA AL AMANAH RANCAEKEK
1
Anak Usia Dini memiliki standar tingkat pencapaian perkembangan anak (STTPPA)
berdasarkan DIRJENPENDIS No. 2761
1
Tahun 2019. Perkembangan anak usia dini menentukan perkembangan dikehidupan
selanjutnya. Pembelajaran pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini harus mencakup
keseluruhan dari aspek perkembangan anak. Aspek perkembangan anak usia dini meliputi:
perkembangan fisik (motorik kasar dan motorik halus), inteligensi (kecerdasaan), emosi,
bahasa, sosial, moral, seni dan kesadaran beragama. Menurut Mursid (2015) menyatakan
bahwa perkembangan anak merupakan proses kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi
organ-organ tubuh, bukan pada organ-organ tubuh, sehingga arti dari perkembangan terletak
pada penyempurnaan fungsi psikologis yang berada pada kemampuan fisiologis. Untuk
memahami perkembangan anak menurut Depdiknas (2007), terdapat beberapa prinsip dalam
perkembangan anak yang meliputi:
a. Anak akan mampu belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi dan anak
merasa nyaman dalam lingkungannya.
b. Anak belajar terus menerus, dimulai dari membangun suatu pemahaman,
bereksplorasi dilingkungannya, menemukan konsep yang baru, hingga mampu
menghasilkan sesuatu.
c. Anak mulai belajar mampu berinteraksi dengan orang dewasa maupun dengan teman
sebaya.
d. Ketentuan dan minat anak akan termotivasi dalam belajar.
e. Perkembangan dan cara belajar anak harus dipertimbangkan sebagai perbedaan antar
individu.
f. Anak belajar dari hal sederhana sampai yang kompleks dari yang kongkrit hingga
abstrak, dari gerakan ke bahasa verbal, dan dari diri sendiri ke interaksi pada
lingkungan sekitar.
Dari bebarapa hal diatas pembelajaran pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
harus memberikan rasa nyaman, aman, menyenangkan tanpa tekanan dan menumbuhkan rasa
keingintahuan anak sehingga perekembangan anak dapat dioptimalkan. Peranan dewasa
(orangtua dan guru) disini sangatlah penting karena kualitas perkembangan anak dimasa yang
akan datang dipengaruhi oleh stimulasi yang diberikan sejak dini.
Para pendidik pada lembaga pendidikan anak usia dini agar dapat membantu
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya sudah semestinya memiliki
pemahaman tentang teori perkembangan anak. Sehingga dalam memberikan materi pelajaran
dalam jumlah dan jenis yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Salah satu teori
perkembangan yang semestinya dipahami adalah teori Piaget (teori perkembangan kognitif).
Anak usia dini masuk dalam tahapan kedua dari empat tahapan perkembangan kognitif, yaitu:
periode praoperasional (usia 2-7 tahun). Pemikiran pada tahapan ini menurut Piaget adalah
prosedur melakukan tindakan secara mental tehadap objek-objek. Cirinya operasi yang jarang
dan secara logika kurang memadai. Dalam tahapan ini anak belajar menggunakan dan
mempresentasikan objek dengan gambaran dan objek, bersifat egosentris, sulit memahami
perasaan orang lain dan memiliki pemikiran yang sangat imajinatif. Sedangkan tugas
perkembangan pada anak usia dini ini adalah:
1. Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
2. Membangun sikap yang sehat terhadap diri sendiri
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya
4. Mengembangkan peran sosial sebagai laki-laki dan perempuan
5. Mengembangkan pengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
6. Mengembangkan hati nurani, penghayatan moral dan sopan santun
7. Mengembangkan ketrampilan dasar, membaca, menulis, matematika dan berhitung
8. Mengembangkan diri untuk mencapai kemerdekan diri (kemandirian)
Dengan melihat hal ini maka diperlukan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
dibungkus dengan permainan, suasana riang, bernyanyi dan menari. Para pendidik pada
lembaga penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini harus memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang cukup memadai agar setiap aspek pertumbuhan dan perkembangan anak ini
dapat dioptimalkan.
Dengan kondisi saat ini dalam pandemik covid 19 dan banyaknya lembaga
penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Rancaekek maka PAUD RA Al Amanah
harus melakukan satu terobosan baru atau penawaran yang berbeda dengan lembaga lainnya,
dalam memberikan layanan Pendidikan Anak Usia Dini agar mendapatkan kepercayaan dari
calon orangtua murid untuk mendaftarkan putra putrinya pada PAUD RA Al Amanah.
B. Waktu pelaksanaan
Training Need Analysis dilaksanakan pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
Raudhatul Athfal Al Amanah Rancaekek untuk melakukan analisa kebutuhan training, untuk
memenuhi target quota penerimaan murid baru, dilaksanakan pada tiga sesi. Sesi pertama
dilakukan analisa lembaga, sesi kedua analisa orang dan sesi ketiga analisa tugas. Sesi
pertama dilakukan dengan kepala sekolah, Bapak H. Moch. Sodikin, S.Pd.I. pada tanggal 23
Juni 2020 pada jam 08.00 WIB sampai selesai bertempat dirumah kepala sekolah. Sesi kedua
dilakukan dengan Ibu Lia Maharani selaku guru baru kelompok A di rumah Ibu Lia dan pada
hari berikutnya dengan Ibu Endang Suciati, S.Pd.I. selaku guru sertifikasi PAUD RA Al
Amanah dan juga guru kelompok B pada hari Kamis 25 Juni 2020 bertempat di sekolah
PAUD RA Al Amanah pada jam 08 sampai selesai. Sesi yang ketiga dihadiri Kepala Sekolah
dan semua guru PAUD RA Al Amanah pada hari Jum`at 26 Juni 2020 pada jam 08.00 WIB
sampai selesai bertempat di sekolah PAUD RA Al Amanah.
C. Target sasaran
Training Need Analysis dilakukan untuk memenuhi target quota penerimaan murid
baru, dalam rangka strategi bisnis karena banyaknya lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan anak usia dini. Lembaga PAUD RA Al Amanah memiliki satu kepala sekolah,
satu guru sertifikasi dan dua orang guru honor. Training Need Analysis dilakukan tiga kali
dengan tujuan yang berbeda, yaitu pertemuan pertama dilakukan dengan kepala sekolah
PAUD RA Al Amanah, Bapak. H. Moch. Sodikin, S.Pd.I yang dilakukan untuk mendapatkan
hasil analisis Organisasi/ lembaga. Pertemuan yang kedua dilakukan dengan guru-guru
PAUD RA Al Amanah, yaitu Ibu Endang Suciati, S.Pd.I, dan Ibu Lia Maharani. Dan
pertemuan ketiga grup fokus dilakukan dengan kepala sekolah dan guru-guru untuk
mendapatkan hasil analisa tugas.
D. Model Analisa
Metode yang dilakukan untuk sesi pertama untuk mendapat hasil analisa organisasi
dilakukan dengan observasi pada lembaga PAUD RA Al Amanah dan wawancara pada
kepala sekolah PAUD RA Al Amanah. Observasi untuk mengetahui visi, misi, kurikulum
dan target pencapaian penerimaan murid baru pada tahun sebelumnya. Dengan cara melihat
data-data yang ada di sekolah PAUD RA Al Amanah dan juga wawancara dengan kepala
sekolah untuk mengetahui kendala-kedala permasalahan yang dialami PAUD RA Al Amanah
terkait dengan jumlah murid. Pada pertemuan kedua dengan guru-guru PAUD RA Al
Amanah dilakukan dengan metode wawancara, yaitu metode yang dilakukan untuk bertemu
dengan subjek sasaran. Proses wawancara dilakukan secara personal untuk menguatkan
keterangan yang diperoleh dari subjek. Grup fokus dilakukan untuk menganalisa tugas yang
dilakukan dengan seluruh staff PAUD RA Al Amanah. Dokumentasi dalam bentuk catatan
manual dan buku notulen rapat.
2. Analisa orang
Dua orang guru PAUD RA Al Amanah masih dalam pendidikan Strata satu. Dan
memiliki sertifikat PHBK yang dapat menarik kepercayaan orang tua murid. Penerapan
hasil pelatihan IHF meskipun belum maksimal karena terkait kendala sarana dan prasarana
yang dimiliki lembaga, masih dapat dimaksimalkan dengan modul yang didapatkan dan
beberapa AP yang dibuat sendiri oleh guru dengan bahan AP memanfaatkan barang yang
sudah tidak terpakai. Dan pada pertengahan tahun ajaran 2019/2020 mampu meningkatkan
jumlah murid hampir setengahnya dari keseluruhan murid pada tahun ajaran 2019/2020. Hal
ini bisa terjadi karena selalu ada promosi melalui media masa pada setiap kegiatan yang
dilakukan lembaga PAUD RA Al Amanah. Guru berharap pada tahun depan adanya
penambahan sarana dan prasarana yang mendukung sistem pembelajaran. Terkait dengan
ketrampilan berhitung yang belum dikuasai satu orang guru, guru yang lebih senior bersedia
untuk memberikan materi training yang didapatkan untuk menambah ilmu berhitung yang
disesuaikan dengan sistem pembelajaran yang diterapkan pada lembaga PAUD. Dan guru
yg belum menguasai ketrampilan ini bersedia melakukan training untuk menambah
wawasan yang dimiliki terkait hal ini, metode jari pintar. Metode jari pintar adalah salah
satu metode berhitung dengan menggunakan permainan jari dan menyanyi. Hal ini sesuai
dengan sistem pembelajan yang harus diterapkan pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini.
Selain menyenangkan karena berbentuk permainan metode berhitung dengan menggunakan
jari pintar ini meningkatkan fungsi otak kanan. Otak kanan berfungsi dalam perkembangan
Emotional Quotient (EQ), seperti sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lainnya
dll.
Lebih lanjut harapan dari semua guru terhadap lembaga agar dapat meningkatkan
kepercayaan orangtua murid pada tahun ajaran baru ini ada peningkatan sarana dan
prasarana lembaga agar penerapan pelatihan PHBK dari IHF lebih maksimal lagi. Dan
dengan adanya penambahan murid diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan semua
guru.
3. Analisa tugas
Lembaga PAUD RA Al Amanah berada dibawah yayasan Ithishomul Ukhuwah yang
merupakan yayasan milik pribadi dari Bpk H. Moch. Sodikin, S.Pd.I selaku kepala sekolah
PAUD RA Al Amanah. Pada tahun 2020 ini bapak sudah tidak mendapat tunjangan
sertifikasi karena usia yang sudah masuk masa pensiun 60 tahun. Tetapi masih menjabat
posisi kepala sekolah sampai guru yang sudah terdaftar sebagai guru sertifikasi di Kemenag
bisa menggantikan posisi beliau. Persoalan yang menyebabkan penurunan jumlah murid
pada tahun ajaran sebelumnya adalah kurangnya komunikasi yang baik antara kepala
sekolah dengan masyarakat. Hal ini terpacu dengan usia beliau yang masuk masa pensiun.
Beliau menyadari akan hal ini dan merasa perlu untuk melakukan regenerasi pada lembaga
PAUD RA Al Amanah. Dan tidak akan aktif di lingkungan sekolah tetapi hanya berada
pada lingkup yayasan saja. Karena beliau merencanakan regenerasi maka beliau tidak
memerlukan training.
Lembaga ini memiliki satu orang guru sertifikasi yang sudah mengabdi selama 8
tahun. Dilihat dari pengalaman sebelumnya dan beberapa pelatihan yang pernah diikutinya
guru ini tidak memerlukan training. Dan satu orang guru honor yang juga merangkap
sebagai bendahara dan sudah mengabdi selama 5 tahun. Masih menjadi guru honor dan
belum mendapat tunjangan fungsional/ sertifikasi dikarenakan masih menempuh pendidikan
S1. Pihak lembaga berharap dapat segera menyelesaikan pendidikannnya agar bisa segera
mendapat tunjangan dari Kemenag. Pada tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah murid 30
anak dengan pembagian kelompok kelas adalah kelompok B, kelompok A dan Play Grup
(PG). Dengan adanya tiga kelompok kelas merekrut satu orang guru honor untuk
memegang kelompok PG. Dikarenakan akan ada regenerasi maka kelompok A akan
digabungkan dengan PG. Dan memerlukan penambahan ketrampilan, pada kelompok A
sudah dikenalkan konsep matematika, maka guru ini memerlukan training berhitung dengan
metode jari pintar. Metode berhitung ini merupakan salah satu daya jual lembaga PAUD
RA Al Amanah.
Ada harapan pada tahun ajaran baru ini memiliki peningkatan jumlah murid, minimal
masing-masing guru memegang 10 murid. Dengan bertambahnya murid diharapkan
meningkatkan jumlah penerimaan Bantuan Operasional Raudhatul Athfal (BOPRA) dari
Kemenag dan kesejahteraan guru juga dapat meningkat.
F. TNA presentasi/dokumentasi
Pada kesempatan ini yang dihadiri seluruh staff PAUD RA Al Amanah, yaitu Kepala
Sekolah: bapak H. Moch. Sodikin, S.Pd.I, Bendahara: ibu Desy Sulistyawati dan guru
kelompok B: ibu Endang Suciati, S.Pd.I dan guru PG: ibu Lia maharani. Pembahasan yang
dilaksanakannya adalah hasil analisa, strategi bisnis dalam rangka penerimaan murid baru,
job desk pada tahun ajaran 2020/2021. Dan juga sosialisasi kurikulum darurat covid 19.
G. Kebutuhan Training
Dari hasil presentasi bersama semua staff, dengan mempertimbangkan kondisi
keuangan lembaga maka akan dilaksanakan training yang dilaksanakan di lembaga PAUD
RA Al Amanah dengan peserta satu orang guru. Training/pelatihan yang diperlukan adalah
berhitung dengan metode jari pintar/ Jari Pintar Aritmatika. Training dilakukan secara
interen, dari pihak sekolah/ guru yang lebih senoir dan menguasai metode ini kepada guru
yang memerlukan training. Dengan kondisi pandemi waktu kegiatan dibatasi dengan tidak
melakukan kerumunan dan dalam waktu yang lama.
I. Materi training
Matematika biasanya menjadi hal yang sulit bagi anak-anak. Dan terkadang sebagai
orangtua atau guru susah dalam menjelaskan sistem penjumlahan maupun pengurangan.
Pelatihan berhitung dengan metode jari pintar “Jari Pintar Aritmatika (JPA) adalah
suatu metode berhitung dengan menggunakan 10 jari tangan. Tangan kanan sebagai satuan
dan tangan kiri sebagai puluhan. Cara berhitung yang biasanya dilakukan dengan
membayangkan dan mengingat angka maka dengan metode JPA semua operasi perhitungan
dapat dipindahkan ke jari tangan. Berhitungpun akan menjadi mudah, cepat dan tepat.
Bahkan untuk operasi hitung berantai yang panjang, siswa dapat menghitung dengan cepat
seperti menggunakan kalkulator.