Anda di halaman 1dari 7

ANAK SUPERNORMAL

DAN PROGRAM PENDIDIKANNYA


A. Penggunaan istilah anak supernormal
Istilah lain untuk menyebut anak supernormal secara lengkap adalah Gifted dan Talent
yang kalau diterjemahkan berarti berbakat intelektual yang mengandung arti :
Anak yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. (gifted)
Menunjukkan penonjolan kecakapan khusus yang bidangnya berbeda-beda antara
anak satu dengan yang lainnya. (Talent)
Gifted: menunjukkan kemampuan berfikir dengan di IQ yang tinggi ( 140) disamping
cenderung menunjukkan kecapakan khusus yang menonjol (talent = bakat yang
luar biasa) pada suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu dimana macam bidang
itu anatara gifted satu dengan gifted lainnya tidak sama, bergantung pembawaan
mereka masing-masing.
Talent: Hanya menunjukkan kemahiran menguasai suatu bidang khusus saja, misalnya
seni musik, mengarang, melukis, drama, dan sebagainya.
Kesimpulannya bahwa gifted lebih berhubungan dengan bidang akademik atau
intelektual, sedangkan talent lebih berhubungan dengan bidang non akedemis, seperti
bidang seni, kepemimpinan dan lain sebagainya.
B. Sejarah Orang-orang Supernormal
1. Edits stem masuk Michingan state university pada umur 12 tahun. Pada umur 15
tahun ia menjadi dosen ilmu kalkulus tingkat tinggi. Pada umur 2 tahun ia sudah bisa
membaca, umur 4 tahun memecahkan soal-soal matematika yang sulit-sulit. Pada saat
teman-teman sebyanya membaca sanjak anak-anak ia sibuk menekuni teori Darwin
dan filsafat kant.
Dalam sejarah orang-orang supernormal seperti genius dan gifted dapat dibuktikan
bahwa anak genius yang IQ nya mendekati 170-200 keatas meskipun kecerdasannya
sangat luar biasa tetapi kepribadiannya belum tentu terintegrasi dengan baik, semakin
tinggi IQ nya semakin sulit bergaul dengan masyarakat. Kegagalan ini karena tidak sesuai
dengan tingkat kecerdasannya yang luar biasa itu.
Sedangkan golongan gifted yang IQ nya 125-150 mereka menunjukkan
kecerdasannya dalam berbagai bidang, misalnya dalam pemerintahan, ilmu teknik, seni
dan lainnya. Mereka itu telah berhasil menunjukkan kecemerlangan sejak kecil, dapat
berhasil hidupnya dalam masyarakat.
C. Usaha-Usaha Program Pendidikan Khusus untuk Anak Supernormal di Indonesia

Sampai saat ini di Indonesia pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) baru
diselenggarakan untuk anak-anak yang dalam keadaan kekurangan. Namun di sadari
bahwa sudah perlu dirintis perencanaan penyelenggaraan pendidikan luar biasa untuk
anak supernormal.
Usaha-usaha untuk pelayanan pendidikan anak supernormal antara lain:
Proyek penelitian dari BP3K dalam kerja sama dengan yayasan pengembangan
kreatifitas yang dilakukan pada tahun 1980 yaitu tentang masalah identifikasi anak
berbakat (supernormal).
Pada seminar Nasional Pengembangan kurikulum dan sasaran pendidikan BP3K
bulan sepetember 1980 masalah pendidikan anak berbakat (supernormal) juga ikut
dibahas.
D. Mengenal anak supernormal
1. Arti dan makna intelegensi
Arti intelegensi:
a. Menurut crow and crow
Intelegensi yaitu istilah bentuk yang digunakan untuk semua kegiatan yang
dihubungkan dengan proses mental tinggi. Beberapa aspek Intelegensi antara lain
daya ingat, daya imajinasi, penalaran dan bentuk-bentuk kegiatan lain.
b. Menurut David Wechler
Intelegensi ialah suatu kumpulan atau keseluruhan kapasitas seseorang untuk
bertindak secara sengaja, berfikir secara rasional dan bertindak secara efektif
terhadap lingkungannya.
c. Menurut Lewis Terman
Intelegensi adalah kecakapan untuk berfikir abstrak.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian
intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang dibawa oleh individu sejak lahir
dan dapat dipergunakan untuk menyesuaikan diri didalam lingkungan yang baru, serta
memecahkan problem-problem yang cepat dan tepat.
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Intelegensi
a. Faktor keturunan/hereditas
Berdasarkan teori Nativisme dari schopenhaver dan lombrosso menyatakan
bahwa perkembangan individu itu bergantung sepenuhnya pada factor hereditas.
Maksud hereditas adalah proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri dari suatu
generasi kegenerasi selanjutnya melalui plasma benih.
b. Faktor lingkungan
1) Gizi
Kadar gizi yang terkandung dalam makanan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap perkembangan jasmani, rohani dan intelegensi serta
menentukan produktivitas kerja seseorang.
2) Pendidikan

Disamping pemberian gizi yang baik factor pendidikan sangat


mempengaruhi perkembangan mental anak, misalnya anak lahir dengan
potensi cerrdas, maka dia akan berkembang dengan baik apabila
mendapatkan pendidikan yang baik pula, sebaliknya meskipun anak
memiliki potensi cerdas tetapi tidak mendapatkan pendidikan, maka
perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan. Faktor-faktor
tersebut diatas tidak dapat berdiri sendiri tapi saling mempengaruhi.
3. Alat Pengukur Intelegensi
Alat untuk mengukur intelegensi tersebut adalah tes intelegen.
Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian tes itu:
Menurut Woodworth
Tes adalah suatu tugas yang disajikan menurut syarat/standar tertentu
Menurut Soemardi Soeryobroto
Tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang
harus dijalan kan berdasarkan atas bagaimana tes pertanyaan-pertanyaan atau
melakukan perintah itu.
E. Hakikat Anak Supernormal
Sebutan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan unggul (anak super) antara
ahli yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda tergantung pandangan dan pandangan
ilmu yang dianutnya. Para pendidik misalnya, lebih sering menggunakan istilah anak
sangat cerdas (genius), kalangan psikolog lebih senang menggunakan istilah anak yang
berkemampuan istimewa. Ahli lain menggunakan istilah supernormal, sedangkan UU
Sisdiknas N0. 20/2003 istilah yang digunakan untuk menyebut anak berkemampuan
unggul adalah dengan istilah anak kecerdasan luar biasa.
F. Karaktristik Anak Supernormal
Anak supernormal ditentukan oleh 3 cluster yaitu:
1. Kemampuan diatas rata-rata (above average)
Ditandai dengan kemampuan abstraksi yang cepat, daya ingat tinggi, tidak mudah
lupa, daya imajinasinya tinggi dan mempunyai daya penalaran yang luas terhadap
pemecahan suatu masalah.
2. Kreatifitas (creativity)
Seseorang dikatakan memiliki daya kreatifitas yang tinggi apabila ia mampu
menciptakan sesuatu dari hasil pengetahuannya. Juga ditandai dengan kemampuan
mengungkapkan gagasan-gagasan baru dalam upaya memecahkan masalah dan
kemampuan dalam menghubungkan unsur-unsur baru yang telah ada
3. Pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment)
Ditandai dengan kemampuan menyelesaikan tugas yang telah menjadi tanggung
jawabnya. Ia memiliki kepribadian yang ulet, tekun, dan tidak mudah menyerah pada
keadaan serta mampu mencari terobosan yang memungkinkan untuk dikembangkan
dalam mengembangkan kehidupan mendatang.

Selain ketiga ciri kdi atas, terdapat pula ciri khas yang membedakannya dengan anak
yang normal dilihat dari segi fisik, mental intelektual, social dan emosional.
a. Segi fisik
Terlihat sehat, enerjik, tidak mudah lelah, dan seakan tidak mau diam dalam
rangka mencari hal baru yang dikerjakan, psikomotoriknya lebih fleksibel dan
cepat dalam menerima tigas-tugas yang diberikan.
b. Segi mental intelektual
Usia mentalnya lebih tinggi dari anak sebayanya, pemahamannya cepat dan kuat,
senang menanggapi soal-soal yang mengandung pemecahan masalah dan pantang
menyerah.
c. Segi sosial
Anak supernormal lebih senang bergaul dengan anak-anak yang berusia di
atasnya, senang bergabung dengan kelompok yang mengandung memecahkan
masalah, suka memimpin dalam setiap event kegiatan, fleksibel, dalam bergaul,
dan memiliki jaringan yang luas dengan teman-temannya.
d. Segi emosional
Mempunyai kepercayaan diri yang kuat, peka terhadap berbagai hal yang ada di
sekitarnya, suka dengan hal-hal yang baru, memiliki keteguhan hati, tidak
cengeng, dan menatap dunia dengan optimistik.
Selain ciri-ciri positif di atas, anak supernorml juga memiliki ciri-ciri negatif diantaranya
adalah:
1. Anak cenderung egois, memntingkan diri sendiri.
2. Tidak peka terhadap keadaan sekelilingnya.
3. Memiliki tempramen tinggi
4. Mudah marah apabila menghadapi masalah yang kurang sesuai dengan suasana hatinya.
5. Terlalu reaktif.
6. Kadang sulit mengadakan hubungan (relasi) dengan teman sebayanya.
7. Kepribadian kurang stabil.

G. PROGRAM PENDIDIKAN KHUSUS UNTUK ANAK SUPERNORMAL


1. Dasar-Dasar Tujuan Program Pendidikan dan Pengajaran Anak Supernormal
I. Tujuan Umum
Berdasarkan UU Republik Indonesia No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan
dan pengajaran di sekolah-sekolah BAB II pasal 3,tujuannya adalah sebagai berikut:
Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan
warna negara yang demokratis serta bertanggungjawab tentang kesejahteraan masyarakat
dan tanah air.
II. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pendidikan anak supernormal adalah mengembangkan seluruh potensi


yang dimiliki seseorang anak agar dapat mencapai prestasi seoptimal mungkin sesuai
dengan apa yang diharapkan pendidik dan terdidik serta dapat berfaedah bagi masyarakat
dan negara.
2. Faktor-Faktor Program Pendidikan Khusus untuk Anak Supernormal
Dasar-dasar program pendidikan khusus .
Alternatif sistem pendidikan khusus untuk anak supernormal.
Kurikulum untuk anak supernormal.
Peranan guru untuk anak supernormal.
Metode yang tepat untuk anak supernormal
Macam-macam kegiatan untuk memperkaya program sekolah.
Fasilitas dan alat.
Tingkatan-tingkatan daripada program pendidikan .
Penyuluhan bagi orang tua anak supernormal.
3. Pelaksanaan Pendidikan Khusus Untuk Anak Supernormal
Pada dasarnya pelaksanaan pendidikan khusus untuk anak supernormal dapar dilakukan
dengan melalui macam-macam yang meliputi:
a. Acceleration(percepatan)
Dalam

H. Segregation (pengelompokan)
I. Enrichment (pengayaan)
J. 1. Acceleration (percepatan)
K. Dalam percepatan dapat dilakukan dengan berbagai
L. cara misalnya:
M. a. Masuk sekolah sebelum waktunya
N. b.
Naik kelas sebelum waktunya
O. c. Dengan meloncat kelas.
P. 2. Segreration (pengelompokan)
Q. 4 macam pengelompokan kecakapan yaitu:
R. 1) Homogeneous grouping( anak-anak yang
S. homogen dikumpulkan)
T. 2)
Cluster grouping(kelas khusus)
U. 3) Cross grouping or workshop type(tempat
V. kerja,berselang seling)
W. 4)
Sub grouping
X. 3. Enrichment (pengayaan)
Y. Pengayaan dapat dilaakukan dengan 2 macam cara
Z. yaitu:
AA.
1)
Secara vertikal(intensif,memperdalam)
AB.
2)
Secara horizontal (ekstensif,memperluas)
AC.
B.4. Kurikulum Untuk Pendidikan Anak Supernormal
AD.
1. Aspek-aspek yang perlu dikembangkan:
AE.
Usaha pengembangan semua kemampuan-kemampuan

AF. yang ada dalam diri anak.


AG.
Mengembangkan adanya bakat-bakat
AH.
kepemimpinan,jiwa kreatif dan rasa tanggung jawab.
AI. Pendidikan penguasaan perkembangan sosial emosi.
AJ. Pendidikan usaha pengembangan bakat-bakat yang
AK.
ada.
AL.2.Program-program yang perlu diperhatikan
AM.
Diusahakan pemisahan-pemisahan sehingga
AN.
diharapkan mereka setingkat kecerdassannya mungkin
AO.
dalam inteligensinya.
AP. Diperlukan adanya pendidikan khusus yang
AQ.
menampung kelompok anak supernormal.
AR.
Menyediakan berbagai bidang pengembangan bakat
AS.
bakat yang ada.
AT. 3.Perencanaan kurukulum
AU.
Untuk melayani pendidikan anak supernormal maka
AV. perecanaan kurikulum harus mengalami perubahanAW.
perubahan antara lain:
AX.
Memperkaya kurikulum dengan menambah matapelajaran.
AY. Memberi kesempatan memperkembangkan sosial emosi
AZ.
,kebudayaan.
BA.
Dengan mengadakan sekolah khusus ,kelas khusus,dan
BB.
fasilitas khusus.
BC.
Memberi seluas-luasnya untuk memperoleh pengalaman
BD.
lebih banyak untuk perkembangan bakatnya.
BE.
B.5. Metode Pengajaran Yang Tepat Untuk Anak
BF. Supernormal
BG.
v Metode pengajaran beregu.
BH.
v Metode kerja lapangan .
BI. v Metode pemecahan masalah.
BJ. v Metode penemuan masalah.
BK.
v Metode pemberian tugas.
BL.v Metode proces
BM.
v Metode memainkan peran masyarakat.
BN.
v Pengajaran berbingkai.
BO.
v Metode bebas.
BP. v Metode percobaan.
BQ.
v Metode penemuan konsep.
BR.
B.6. Tenaga Kependidikan
BS.Karakteristik yang diperlukanuntuk pembinaan anak
BT. supernormal antara lain:
BU.
Harus memiliki inteligensi yang tinggi tetapi tidak harus
BV. tingkat genius.
BW.
Menguasai bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya
BX.
secara intensif.
BY. Selalu aktif menambah ilmu, mengikuti perkembangan
BZ.
cakrawala dunia pengetahuan yang melaju pesat agar
CA.
tidak terbelakang dengan anak didiknya.
CB.
Ahli kurikulum.
CC.
Berpengalaman luas dalam bidang pendidikan.

CD.
Menguasai strategi belajar mengajar berkompetensi
CE.
tinggi.
CF. Pandai memilih metode.
CG.
Mengerti teknik evaluasi yang sempurna.
CH.
Mempunyai sikap terbuka.
CI. ) Memiliki jiwa pengabdian,sanggup berkorban.

Anda mungkin juga menyukai