Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PSIKOLOGI POSITIF

ACCOMPLISHMENT

Dosen Pengampu : Widayati Lestari, M.Psi.

Disusun Oleh:

Putri Rahmawati 43040200113

Zahwa Hatiara S. 43040200115

Alifa Hada Isfahani 43040200118

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA 2022


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Accomplishment tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ulangan Tengah Semester Ibu Widayati Lestari, M.Psi., pada mata kuliah Psikologi
Positif. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Accomplishment dalam perspektif Psikologi Positif bagi pembaca dan juga bagi
penyusun.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Widayati Lestari, M.Psi.,
selaku dosen mata kuliah Psikologi Positif yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kamu
tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami persilahkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Salatiga, 07 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 2
BAB II .......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
A. Definisi Accomplishment .................................................................................. 3
B. Talent dan Character Strengths ....................................................................... 5
C. Intelegensi dalam Accomplishment ................................................................. 7
D. Fixed Mindset Versus Growth Mindset ............................................................ 9
E. Accomplishment sebagai Jalan Hidup .......................................................... 11
BAB III ....................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Accomplishment baik itu yang grandeur dan glamor maupun yang
bersahaja dan tak kasat mata tetapi dalam pandangan psikologi positif keduanya
berasal dari eudemonia hidup yang menjalani dengan baik, hidup yang
mendayagunakan, dan mendayabaktikan character strengths. Bila
memperhatikan pencapaian yang luar biasa di berbagai bidang maka penjelasan
orang-orang mengenai penyebab pencapaian tersebut beragam seperti
disebabkan oleh macam-macam faktor seperti kesempatan, fasilitas yang
memadai, pendidikan, dan pelatihan yang bermutu maka hal tersebut meninjau
faktor penyebab yang berasal dari diri orang yang bersangkutan. Sekalipun
Bakat sangat penting untuk sebuah pencapaian yang lebih penting ialah
karakter dari pribadi yang bersangkutan karena sangat berperan penting pada
keberhasilan dan ada juga mindset yang mendukungnya yaitu growth mindset.
Dalam growth mindset pasti terdapat intelegensi yang memiliki cara
pandang fixed mindset dalam memandang potensi seseorang pemahaman yang
kurang utuh tentang intelegensi dan mindset keliru seringkali berkaitan dengan
speed dan slowness. Fixed mindset versus growth mindset, dua dunia yang
terpisah bagaikan siang dan malam yang satu mengatakan bahwa potensi dan
batas perkembangan seseorang sudah ditentukan sejak semula. Sementara
dunia yang lainnya mengatakan bahwa potensi dan perkembangan seseorang
masih dapat terus berkembang bila seseorang mau belajar dan
mengupayakannya. Jadi pada dunia pertama mengenai kacamata fixed mindset,
yang kedua adalah dunia yang dilihat dari kacamata growth mindset.
Accomplishment sebagai jalan hidup seperti seseorang yang merintis
perusahaan mulai dari titik nol sampai memperoleh hasil kejayaannya. Dari

1
jerih payah dan kreativitasnya ataupun dengan modal seadanya akhirnya ia
dapat mendirikan perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Accomplishment?
2. Apa hubungan Talent dan Character Strengths dengan
Accomplishment?
3. Bagaimana bentuk Intelegensi dalam sudut pandang Accomplishment?
4. Apa yang dimaksud dengan Fixed Mindset Versus Growth Mindset?
5. Bagaimana bisa Accomplisment sebagai jalan hidup?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi Accomplishment.
2. Untuk mengetahui tentang Talent dan Character Strengths.
3. Untuk mengetahui bentuk sudut pandang Intelegensi dalam
Accomplishment.
4. Untuk mengetahui tentang Fixed Mindset Versus Growth Mindset.
5. Untuk mengetahui tentang Accomplisment sebagai jalan hidup.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Accomplishment
Accomplishment (pencapaian, prestasi) adalah buah-buah dari sebuah
hidup yang telah dijalani dengan baik.1 Accomplishment yang dimaksud ialah
berupa pencapaian yang grandeur, seperti seorang aktor atau aktris yang
menerima piala Oscar, Seorang atlet yang menerima medali emas Olimpiade,
atau seorang ilmuwan yang menerima Hadiah Nobel. Selain itu pencapaian juga
dapat berwujud bersahaja dan seringkali luput dari perhatian orang seperti
keberhasilan seorang ibu yang miskin membesarkan anak-anaknya menjadi
pribadi-pribadi yang berkarakter, pribadi-pribadi yang baik hati, dan mencapai
keberhasilan dalam hidupnya atau keberhasilan seseorang mendisiplinkan diri
untuk menghilangkan suatu kebiasaan buruk atau pencapaian seseorang untuk
menjadi lebih rendah hati dan sabar kepada orang lain.
Accomplishment artinya adalah suatu pencapaian atau prestasi. Hal ini
berhubungan dengan kemajuan diri, yang tidak harus berbentuk materiel,
melainkan dapat berbentuk moral. Pencapaian atau prestasi individu terhadap
target yang dimilikinya sangat berpengaruh terhadap tingkat kebahagiaan
seseorang. Hal ini tidak lepas dari sikap optimisme yang dimilikinya. Selain itu,
kemajuan diri individu ini tidak hanya ada, melainkan juga harus dirasakan atau
dinikmati. Menikmati artinya adalah kita merasakan kemajuan tersebut dan
mensyukuri hal itu. Accomplisment/Achievement adalah tujuan-tujuan yang
dapat diperoleh, baik tujuan kecil, sedang atau besar. Kesejahteraan
berkembang bila manusia dapat berkembang lebih baik dengan tujuan-
tujuannya tercapai. Apabila orang memiliki ke lima pilar tersebut, maka
kehidupan orang tersebut akan merasa sejahtera (Seligman, 2002).

1
Imam Setiadi Arif, Psikologi Positif: Pendekatan Saintifik Menuju Kebahagiaan, (Jakarta:
Gramedia, 2016), hlm. 231.

3
Accomplishment diartikan sebagai dorongan untuk mencapai sesuatu
maka yang dipentingkan adalah mengkaji keinginan seseorang untuk mencapai
sesuatu daripada melihat hasil capaiannya.2 Pencapaian ini berarti sebuah
proses yang terus-menerus berlangsung. Dalam bidang akademik pencapaian
biasanya berkaitan dengan indeks prestasi kumulatif, kepuasan hidup, dan
partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler. Namun dalam pencapaian tersebut
diperlukan tindakan yang sehat bukan yang menghalalkan segala cara seperti
ketidakjujuran akademis. Pada PERMA secara tidak langsung juga
mempengaruhi kesehatan dan finansial. Pada achievement/accomplisment dan
engagement akan membuat seseorang mengembangkan diri dan melakukan
pekerjaan yang terlibat penuh dengan emosi, sehingga akan memiliki kontribusi
dan pengembangan diri yang baik. Hal ini akan berdampak positif pada
karirnya, secara tidak langsung terkait dengan finansial. Sedangkan keadaan
fisik juga dipengaruhi adanya emosi positif. Emosi menggambarkan adanya
kecenderungan manusia untuk bertindak dan juga terkait sistem fisiologis
manusia. Emosi dibagi menjadi 2 (Barret & Russel, dalam Mayne & Bonanno,
2001), yaitu emosi negatif (misal, tertekan, sedih, depresi, cemas dan lain-lain)
dan emosi positif (misalnya bersemangat, senang, rileks, dan lain-lain). Emosi
juga mempengaruhi sistem dalam tubuh yang akan mempengaruhi sistem
imunitas. Seseorang yang memiliki sistem imunnitas yang baik akan menjadi
lebih produktif dari pada yang memiliki sistem imun tidak baik, dari ketidak
hadiran dalam bekerja, sakit dengan berobat jalan maupun di rumah sakit.
Selain tidak produktif juga membuat seseorang mengeluarkan biaya tambahan
untuk biaya kesehatan.3

2
I Gusti Ayu Putu Wulan Budisetyani, dkk, Psikologi Positif: Dalam Perkembangan Manusia,
(Denpasar-Bali: Udayana University Press, ) Hlm. 58.
3
Nurlaila Effendy, “Konsep Flourishing dalam Psikologi Positif: Subjective Well-being atau
berbeda”, Seminar ASEAN PSYCHOLOGY & HUMANITY, 19-20 Februari 2016, hlm. 329.

4
Jadi wujud dari accomplishment baik itu yang grandeur dan glamor
maupun yang bersahaja dan kasat mata tetapi dalam pandangan psikologi
positif keduanya berasal dari eudaimonia hidup yang telah dijalani dengan baik.
Dalam pembahasannya psikologi positif tidak hanya memandang hasil atau
prestasinya tetapi juga sangat mementingkan prosesnya. Dalam falsafah
psikologi positif tidak ada pemisah antara proses dengan hasil keduanya
dianggap integral. Tidak ada hasil yang baik yang berasal dari proses yang
buruk dan sebaliknya proses yang buruk juga tidak akan memberikan hasil yang
baik.

B. Talent dan Character Strengths


Bila memperhatikan pencapaian-pecahan yang luar biasa di berbagai
bidang seperti bidang olahraga, seni, bisnis, sains dan yang lainnya maka
penjelasan orang mengenai penyebab pencapaian tersebut tentu beragam. Dan
bila disempitkan berbagai penjelasan yang beragam hanya akan meninjau
faktor penyebab yang berasal dari diri orang tersebut yang bersangkutan, dapat
dikerucutkan menjadi dua hal yaitu talent dan character.4 Bakat tentunya sudah
lama menjadi pembahasan dalam psikologi dan bidang ilmu lainnya karena
sangat menarik dan menjadi minat banyak orang. Apalagi dulu ada semacam
keyakinan yang tak tertulis bahwa pencapaian yang hebat itu selalu didasari
oleh bakat yang hebat pula pencapaian yang hebat hanya dilakukan oleh orang
yang istimewa dan keistimewaan itu terletak pada bakat yang luar biasa.
Sedangkan pembahasan mengenai karakter sendiri sempat di anak tirikan yang
biasanya orang memberikan penghargaan di bibir saja tentang pentingnya suatu
karakter. Studi tentang karakter baru mengalami kebangkitan dalam psikologi
positif sehingga sekarang kita menyadari karakter ialah pondasi keberhasilan
dan pencapaian yang terhebat.

4
Ibid, hlm. 232.

5
Talent (Bakat)
Talent adalah pola natural yang berulang dari pikiran, perasaan atau
perilaku yang dapat diaplikasikan dengan produktif (Rath, T., 2007). Dengan
kata lain Talent ialah prakapasitas yang dimiliki seseorang secara genetik yang
didapatkan melalui pelatihan dan pengembangan yang memadai, yang akan
menghasilkan kinerja yang baik di bidang tertentu. Seperti seseorang memiliki
bakat bernyanyi maka ketika bakat tersebut dilatih dan dikembangkan dengan
memadai saat waktunya bakat itu akan terwujud maka akan menjadi
kemampuan bernyanyi yang baik. Yang semakin besar bakat seseorang maka
performance yang kelak dihasilkan akan semakin luar biasa juga.5
Jadi bakat dianggap sangat penting oleh banyak orang karena sebagai
salah satu faktor terpenting yang menyebabkan pencapaian yang luar biasa,
namun perlu diingat bahwa sebesar apapun bakat yang dimiliki seseorang hal
tersebut harus dilatih dan dikembangkan dengan kerja keras dan disiplin untuk
menghasilkan suatu penampilan yang luar biasa. Sekalipun kerja keras tersebut
sangat penting tetapi tanpa adanya bakat itu sendiri sebagai permulaan latihan
dan perkembangan tidak akan banyak membantu. Dalam teori klasik mengenai
bakat batas akhir sudah ditentukan saat lahir, dengan begitu pemahaman
mengenai bakat ada penekanan yang kuat pada keterbatasan itu sendiri
melampaui pentingnya proses kerja keras untuk mengembangkan bakat
tersebut, karena prosesnya sendiri diperlukan jika bakat sudah ada dan juga
akan berfungsi sampai batas yang memungkinkan bakat tersebut.

Character Strengths (Kekuatan Karakter)


Kekuatan karakter juga bisa mengandung unsur bawaan genetik karena
setiap orang Kelihatannya sudah memiliki kecenderungan ke arah kekuatan
tertentu. Kekuatan karakter ini ialah suatu proses pembentukan dan kerja keras

5
Ibid, hlm. 233.

6
untuk mewujudkannya yang dianggap lebih penting daripada potensi dasar.
Seperti seseorang memilih dengan kehendak bebasnya untuk mengembangkan
kekuatannya dan bagaimana ia setia pada pilihan tersebut untuk jangka panjang,
sekalipun menghadapi segala kesulitan dan tantangan itu termasuk isu yang
jauh lebih penting daripada Apakah seseorang memiliki potensi bakat atas
kekuatan tertentu atau tidak.
Perbedaan antara character strengths dan talent ialah tidak seperti
character strengths, talent bersifat amoraltidak mengandung penilaian moral
pada diri sendiri. Sebuah bakat tidak dapat dikatakan baik atau buruk pada
dirinya sendiri maka ia baru menjadi baik atau buruk itu bergantung pada
konteks saat bakat itu diwujudkan berupa perilaku. Tidak seperti karakter bakat
akan dinilai orang berdasarkan hasilnya bukan prosesnya, sementara pada
kekuatan karakter tidak akan dinilai berdasarkan hasilnya saja tetapi juga
prosesnya. Bakat memiliki wujud yang hampir tanpa batas atau dengan kata
lain begitu banyak bakat yang spesifik dapat menjadi kunci kesuksesan
seseorang. Pada bakat menekankan akan kecenderungan yang mengarah pada
cara pandang yang tetap atau pasti sedangkan pada kekuatan karakter
cenderung mengarah pada cara pandang yang bertumbuh.

C. Intelegensi dalam Accomplishment


Intelegensi ialah suatu bahasa dalam psikologi yang tetap populer
hingga saat ini karena tugas yang paling umum yang dilakukan oleh seorang
psikolog ialah melakukan psikotes dan bentuk psikotes yang paling sering
dipakai adalah Tes IQ atau Tes Intelegensi. Intelegensi adalah tentang speed
dan slowness.6 Martin Seligman dan Angela Lee Duckword keduanya dari
University of Pennysylvania dalam buku Flourish (Seligman, 2011) banyak
mengupas mengenai intelegensi yang bagi kebanyakan orang masih dipandang

6
Ibid, hlm. 238.

7
sebagai kunci kesuksesan. Intelegensi sebenarnya memiliki dua sisi yang jarang
dilihat secara utuh yaitu speed dan slowness.
Intelegensi sebagai Speed, berkaitan erat dengan kecepatan baik itu
kecepatan dalam menangkap dan merespons stimulus maupun kecepatan dalam
memproses informasi diotak. Pendekatan juga digunakan dalam pengukuran IQ
karena kebanyakan soal-soal tes IQ mengukur mengenai kecepatan seseorang
menemukan jawaban yang benar atau sebuah pernyataan baik hal tersebut
pernyataan hitung-hitungan, verbal, daya bayang ruang, dan yang lainnya. Ada
dua pengertian mengenai speed yang pertama adalah the rate of learning,
adalah seberapa cepat informasi-informasi baru yang dipelajari dapat
dimasukkan dan diintegrasi dalam database informasi yang dimiliki sehingga
akan menjadi proses yang otomatis ketika harus diwujudkan dalam satu
tindakan. Pengertian Speed yang kedua adalah kecepatan dalam
mempraktikkan atau mewujudkan hasil pembelajaran, saat pembelajaran
selesai ia dapat mempraktikkan kembali berupa tindakan yang terampil.
Slowness ialah tentang pemanfaatan waktu ekstra. Dimana seseorang
memiliki waktu ekstra atau banyak waktu karena akan memiliki waktu untuk
memikirkan hal yang lebih dalam, dan yang lebih penting serta lebih bermakna.
Saat seseorang menggunakan slowness mode, pemfungsian berpikir dan
menggunakan otaknya berbeda dengan saat ia mengerjakan tugas-tugas rutin
yang membutuhkan kecepatan. Jika sungguh-sungguh berpikir mendalam
untuk memaknakan hasil dari kerja cepatnya akan menggunakan executive
function dimana membutuhkan ketenangan dan kejernihan berpikir,
kemampuan mengabaikan gangguan berpikir, konsentrasi penuh dan memiliki
makna serta implikasi yang sangat dalam. Dalam slowness bukan hanya
terkandung cognitive power tetapi juga afective regulation serta will power.
Pada sisi slowness dari intelegensi peranan yang lebih besar bukan tata letak
pada power seseorang melainkan pada karakternya maka sisi itulah yang
kurang diperhatikan oleh para pengukur intelegensi. Sisi slowness nyaris tidak

8
diukur dalam kebanyakan pengukuran IQ seseorang dan sering juga luput dari
perhatian saat mendiskusikan kecerdasan seseorang.

D. Fixed Mindset Versus Growth Mindset


Fixed mindset adalah istilah yang dikemukakan oleh Carol Dweck
(Dweck, C., 2006) mengenai pandangan yang mengatakan bahwa intelegensi
dan berbagai potensi lain yang dimiliki manusia sudah ditentukan sejak mulai
secara genetik karena adanya batasan yang tidak akan mungkin dapat ditembus
oleh latihan dan upaya manusia. Maka intelegensi dan potensi lainnya bersifat
tetap atau fixed, jadi yang mendasari fixed mindset sebenarnya ialah atribusi
yang lebih memberikan penekanan besar pada talent bukannya character
strengths.7
Implikasi dari fixed mindset yang pertama, upaya manusia tidak
memainkan peranan yang sangat penting. Upaya dan kerja keras tetap
dianjurkan namun upaya dan kerja keras itu hanya penting sejauh untuk
mengembangkan potensi fixed yang sudah dimiliki. Jika seseorang yang
dianggap memiliki potensi besar dapat menunjukkan pencapaian yang hebat
maka akan mendapatkan pujian, tetapi atribusi orang akan terarah pada potensi
bawaannya bukan pada pribadi yang bersangkutan yang telah bekerja keras.
Sedangkan orang yang dicap tidak berbakat karena tidak mampu menunjukkan
prestasi gemilang maka ia akan mendapatkan celaan dan hinaan yang sudah
siap menyambut mereka. Maka dalam dunia fixed mindset, citra diri seseorang
bergantung pada benang tipis berupa keberhasilan seseorang memberikan hasil
bukan proses seperti yang diharapkan oleh orang lain.
Namun mereka yang memegang fixed mindset biasanya tidak menyukai
tantangan dan kesulitan. Tantangan untuk menghadapi tingkat kesulitan yang
lebih tinggi daripada yang biasa mereka atasi akan dipresepsikan sebagai

7
Ibid, hlm. 244.

9
ancaman bagi citra diri mereka yang rapuh yang sangat sensitif akan penilaian
orang lain pada diri mereka. Oleh karena itu pribadi dengan fixed mindset hanya
akan menunjukkan motivasi dan antusiasannya dalam bekerja saat menghadapi
persoalan-persoalan yang mudah, dan saat mereka menghadapi kesulitan
kecemasan mulai datang menyergap dan mereka akan lari darinya. Dan dalam
sebagian orang dengan fixed mindset bahkan mau melakukan kecurangan atau
menghalalkan segala cara demi memperoleh hasil yang dapat meningkatkan
citra diri mereka.
Growth mindset ialah salah satu kunci arah pencapaian yang gemilang
yang didasari oleh eudaimonia. Accomplishment bisa dilihat sebagai dua hal
yang berbeda sebagai piala kinclong yang menggembungkan harga diri dengan
kata pujian atau sebagai proses sunyi yang panjang yang membuat seseorang
terus melangkah sekalipun dihadang berbagai kesulitan. Sementara bila
accomplishment dilihat sebagai sebuah proses kreatif tanpa henti sebagai suatu
perjalanan yang menggairahkan tanpa batas tujuan maka meskipun sunyi dari
puji-pujian, proses bertumbuh si pribadi tersebut menjadi tak kenal henti dan
seseorang akan dibawa pada pengenalan akan dirinya yang sejati.
Growth mindset di mana dunia yang dipandang melalui dunia yang
menggairahkan semangat memberikan harapan bagi siapapun yang memiliki
tekad kuat, serta membuka peluang perkembangan pribadi yang sangat luas. Di
yakini bahwa ada upaya seseorang yang akan lebih menentukan apa yang akan
ia tuai nanti bukan apa yang ia bawa saat lahir karena potensi dan batas
perkembangan seseorang bukanlah sesuatu yang dapat diketahui pasti sejak
awal. Orang-orang dengan growth mindset tetap memperhatikan hasil akhir dan
kinerjanya karena keduanya bukan dianggap sebagai suatu yang tetap
melainkan selalu terbuka pada perubahan di masa yang akan datang. Karena itu
usaha dan proses pencapaian akan dipandang lebih penting dibanding hasilnya
itu sendiri, karena fokusnya terdapat pada pembelajaran bukan pada hasil.

10
E. Accomplishment sebagai Jalan Hidup
Martin seligman, dalam bukunya Flourish (Seligman, 2011)
mengatakan bahwa metafora yang menurutnya tepat untuk menggambarkan
accompliment adalah jarak. Sebagai jarak maka nilai sebuah pencapaian dapat
dilihat dari sejauh mana orang yang meninggalkan titik awal dan bukan melihat
akhirnya saja. Seligman melihat bahwa analogi tentang jarak bersesuaian
dengan rumus fisika yang sederhana tentang jarak. Dalam fisika dasar
dikatakan bahwa jarak tergantung pada kecepatan si pejalan dan waktu yang
digunakan untuk berjalan. Seligman mengatakan bahwa accomplishment
tergantung pada skill yang dimiliki si pribadi dan effort yang ia kerahkan.8
Jadi accomplishment berbicara tentang sejauh mana seseorang
meninggalkan titik awalnya yaitu dengan menjadi lebih baik daripada kondisi
sebelumnya dan hal itu bergantung pada berbagai skill yang dimiliki dan juga
seberapa besar upaya yang ia kerahkan. Jika skill seseorang sangat besar tetapi
effort rendah maka pribadi tersebut masih dapat memperoleh yang tidak buruk.
Begitupun sebaliknya kalau seseorang sangat gigih mungkin itu dapat
menambah skill yang tak seberapa sehingga memperoleh accomplishment yang
tidak buruk. Mengapa seligman menganalogikan waktu (T) dalam rumus fisika
yang asli dengan effort (E) dalam rumusnya tentang accomplishment? Karena
efek sangat berkaitan erat dengan waktu.

8
Ibid, hlm. 249.

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Eccomplishment ialah pencapaian dari hidup seseorang yang telah
dijalani dengan baik atau juga dapat diartikan sebagai suatu pencapaian atau
prestasi yang berhubungan dengan kemajuan diri yang tak luput dari target yang
dimiliki individu tersebut, sehingga berpengaruh terhadap tingkat kebahagiaan
seseorang. Sebuah tujuan yang diperoleh untuk berkembang menjadi lebih baik
hingga tujuan-tujuannya tercapai. Dan juga akan secara tidak langsung
mempengaruhi pengembangan diri dan melakukan pekerjaan yang terlihat
penuh dengan emosi sehingga akan memiliki kontribusi dan pengembangan diri
yang baik. Jadi ada dorongan untuk mencapai sesuatu yang penting keinginan
seseorang untuk mencapai sesuatu daripada melihat hasil capaiannya.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami
“Accomplishment” itu sendiri. Demikian yang dapat kami uraikan pada
makalah ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi kamu dan yang mengkaji
makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini pasti banyak kekurangan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Iman S. (2016). Psikologi Positif: Pendekatan Saintifik Menuju Kebahagiaan.
Jakarta: Gramedia.

Budisetyani, I Gusti., dkk. (2018). Psikologi Positif Dalam Perkembangan Manusia.


Depansar-Bali: Udayana University Press.

Effendy, N. (2016). Konsep Flourishing dalam Psikologi Positif : Subjective Well-


being atau berbeda?. Diakses dari https://mpsi.umm.ac.id/files/file/326-
333%20nurlaila%20efendy.pdf.

Seligman, M.E.P. (2011). Flourish: A Visionary new understanding of happiness and


well-being. New York, NY: Free Press.

Soots, L. (2015). PERMA – A is for Accomplishment/Achievement. Diakses dari


https://www.thepositivepsychologypeople.com/perma-a-is-for-
accomplishmentachievement/.

13

Anda mungkin juga menyukai