Anda di halaman 1dari 28

KULIAH 2016

ADILA KASNI ASTIENA


Pengertian Wawancara
Wawancara dalam Penelitian Kualitatif
Maksud dari penggunaan teknik wawancara
Macam-macam wawancara
Langkah-langkah wawancara
Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara
Alat-alat wawancara
Wawancara yang efisien dan efektif
Mencatat isi dan hasil wawancara
1. PENGERTIAN WAWANCARA..
BERG (2007) :
SUATU PERCAKAPAN DENGAN SUATU TUJUAN,
KHUSUSNYA TUJUAN UNTUK MENGUMPULKAN
INFORMASI.

SUDJANA (2000) :
PROSES PENGUMPULAN DATA ATAU INFORMASI
MELALUI TATAP MUKA ANTARA PIHAK PENANYA
(INTERVIEWER) DENGAN PIHAK YANG DITANYA ATAU
PENJAWAB (INTERVIEWEE).

ESTERBERG (2002) :
SUATU PERTEMUAN DUA ORANG UNTUK BERTUKAR
INFORMASI DAN IDE MELALUI TANYA JAWAB,
SEHINGGA DAPAT DIKONSTRUKSIKAN MAKNA DALAM
SUATU TOPIK TERTENTU.
Jadi kesimpulannya, wawancara
adalah suatu teknik pengumpulan data
untuk mendapatkan informasi yang digali
dari sumber data langsung melalui
percakapan atau tanya jawab.
Wawancara dalam penelitian kualitatif

sifatnya mendalam karena ingin


mengeksplorasi informasi secara holistic
dan jelas dari informan.
Wawancara Mendalam : sering digunakan
Wawancara Bertahap

WD : suatu proses memperoleh keterangan untuk tujuan


penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara,
pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relative lama.
WD dilakukan dalam konteks observasi partisipasi.
Peneliti terlibat secara intensif dengan setting
penelitian terutama pada keterlibatannya dalam
kehidupan informan.
kekhasan WD adalah keterlibatannya dalam kehidupan
informan.

Wawancara Bertahap
WB : wawancara dimana peneliti melakukannya dengan
sengaja datang berdasarkan jadwal yang ditetapkan
sendiri untuk melakukan wawancara dengan informan
dan peneliti tidak sedang observasi partisipasi.
WB : peneliti bisa tidak terlibat intensif dalam kehidupan
sosial informan, tetapi dalam kurun waktu tertentu,
peneliti bisa datang berkali-kali untuk melakukan
wawancara.
Sifat WB tetap mendalam tetapi dipandu oleh pertanyaan-
pertanyaan pokok.
Istilah lain dari bertahap bisa disebut juga wawancara bebas
terpimpin atau terarah, yaitu wawancara dengan merujuk
pada pokok-pokok wawancara.
Mengungkap data dan informasi dari sumber langsung
yang sifat datanya berhubungan dengan makna-makna
yang berada di balik perilaku atau situasi sosial yang
terjadi.

Maksud penggunaan teknik wawancara (Licoln dan Guba) :


1. Mengonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,
motivasi, tututan, kepedulian dan kebulatan
2. Merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sbg yang dialami masa
lalu
3. Memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk
dialami pada masa yang akan datang
4. Memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh
dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia
5. Memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang
dikembangkan olet peneliti sebagai pengecekan anggota
UNSUR-UNSUR DALAM
WAWANCARA
Pewawancara (interviewer) Informan (interviewee)

Pewawancara Seorang informan yang


merupakan alat baik adalah yang
utama dalam mengetahui betul topic
yang ingin diteliti dan
wawancara mendalam. tidak memiliki
Kemampuan seorang kecenderungan
pewawancara dalam berbohong,
menggali data memanipulasi informasi,
merupakan modal atau memberikan opini
utama untuk palsu. Informan dipilih
dengan cara purposive
mendapatkan data
sampling ( pemilihan
dengan kualitas yang sample berdasarkan
baik kriteris tertentu).
Berg :
Wawancara terstandar (standardized interview)
Wawancara tidak terstandar (unstandardized

interview)
Wawancara semi standar (semistandardized interview)

Mc Millan & Schumacer (2001:444)


Wawancara informal
Wawancara terbimbing

Wawancara terbuka standar

Wawancara terstandar (standardized


interview)

Pengertian wawancara dengan menggunakan


sejumlah pertanyaan yang terstandar seacara
baku.
Wawancara terstandar digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul
data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh.
Pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
Wawancara tidak terstandar (unstandardized
interview)

Pengertian wawancara yang bebas dimana


peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.
Wawancara tidak terstandar (terbuka) sering
digunakan dalam penelitian pendahuluan atau
malahan untuk penelitian yang lebih mendalam
tentang subjek yang diteliti.
Wawancara semi standar (semistandardized
interview)

wawancara bebas terpimpin.


Menggunakan petunjuk umum wawancara yang

merupakan kombinasi wawancara terpimpin dan tak


terpimpin yang menggunakan beberapa inti pokok
pertanyaan yang akan diajukan
Interviewer membuat garis besar pokok-pokok

pembicaraan, namun dalam pelaksanaannya


interviewer mengajukan pertanyaan secara bebas,
Pokok pertanyaan tidak perlu ditanyakan berurutan

Pemilihan kata juga tidak baku tetapi dimodifikasi

pada saat wawancara berdasarkan situasinya.


Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam
kategori wawancara mendalam, namun
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur.
Tujuan : menemukan permasalahan secara

lebih terbuka, dimana pihak yang diajak


wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
Peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan

mencatat apa yang dikemukakan oleh


informan.
Urutan langkah yang dapat ditempuh dalam melakukan
wawancara dalam penelitian kualitatif yaitu :

1. Membuat kisi-kisi untuk mengembangkan kategori /


subkategori yang akan memberikan gambaran siapa orang
yang tepat mengungkapkannya
2. Menetapkan informasi kunci
3. Membuat pedoman wawancara yang berisi pokok-pokok
masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
4. Menghubungi dan melakukan perjanjian wawancara
5. Mengawali atau membuka alur wawancara
6. Melangsungkan alur wawancara dan mecatat pokok-
pokoknya atau merekam pembicaraan
7. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan
mengakhirinya
8. Menuangkan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
9. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah
diperoleh.
Menurut Patton, ia menggolongkan enam jenis
pertanyaan dan setiap pertanyaan satu sama
lain saling berkaitan, yaitu :
1. Pertanyaan yang Berkaitan dengan
Pengalaman
Pertanyaan ditujukan untuk mengungkapkan
pengalaman informan dan yang ditanyakan
adalah tindakan apa yang dilakukan informan
dalam posisinya sebagai seseorang dalam
pengalaman itu. Misalnya menanyakan tentang
bagaimana pengalaman bapak selama menjabat
lurah di tempat ini.
2. Pertanyaan yang Berkaitan dengan Pendapat / Nilai
Adakalanya peneliti ingin minta pendapat kepada informan
terhadap data yang diperoleh dan peneliti ingin memahami
proses kognitif dan interpretasi interviewer terhadap fakta-
fakta yang diajukan. Dengan demikian pertanyaan peneliti
yang dilontarkan kepada informan berkenaan dengan
pendapatnya tentang suatu data/fakta. Misalnya
pertanyaan mengenai data yang diperoleh interviewer
tentang pelaksanaan sertifikasi yang masih belum
sepenuhnya terlaksana. Menurut pendapat bapak/ibu
bagaimana seharusnya pelaksanaan sertifikasi
dilaksanakan agar pelaksanaannya efektif ?
3. Pertanyaan yang Berkaitan dengan Perasaan
Perasaaan merupakan renpons alamiah atau emosional,
sehingga mendapatkan data tentang perasaan orang bukan
merupakan wawancara yang mudah bila dibandingkan
dengan pertanyaan yang berkaitan dengan ranah kognitif
atau psikomotorik. Mendapat jawaban yang sifatnya
mengungkap perasaan bisa dikonfirmasi dengan ekspresi
wajahnya. Namun demikian, peneliti bisa bertanya
langsung kapada informan, misalnya : bagaimana perasaan
anda saat anda lulus sertifikasi ? Atau apakah anda merasa
takut kalau anda harus meng-SPJ-kan anggaran dengan
kegiatan yang tidak relevan ?
4. Pertanyaan tentang Pengetahuan
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan
pengetahuan informan tentang ketegori / subkategori
yang diungkap. Informan adalah sesorang yang memiliki
pengetahuan tentang hal tersebut. Misalnya pertanyaan
tentang visionary leadership pada profesor yang
memimpin perguruan tinggi. Apakah yang dimaksud
visionary leadership, persyaratannya, langkah-
langkahnya, evaluasinya ?
5.Pertanyaan yang Berkenaan dengan Indera
Pertanyaan ini digunakan pewawancara untuk
mengungkapkan data atau informasi karena informan
melihat, mendengarkan, meraba dan mencium suatu
peristiwa. Misalya seorang wakil kepala sekolah yang
diwawancarai tentang langkah kepala sekolah dalam
memimpin rapat.
6.Pertanyaan Berkaitan dengan Latar Belakang /
Demograf
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan ciri
pribadi informan yaitu berkaitan dengan latar belakang
keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi, asal-usul,
pekerjaan, dll.
Jenis-Jenis Pertanyaan: Guba dan
Lincoln (1988)
Pertanyaan hipotesis
Pertanyaan yang meminta respons ideal dari
informan
Pertanyaan yang menantang informan untuk
merespon dengan memberikan hipotesis alternatif
Pertanyaan interpretatif adalah suatu pertanyaan
yang menyarankan kepada informan untuk
memberikan interprestasinya tentang suatu kejadian
Pertanyaan yang memberikan saran
Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan
Pertanyaan untuk mendapatkan argumentasi
Pertanyaan untuk mengungkap sumber data
tambahan
Pertanyaan yang mengungkapkan kepercayaan
terhadap sesuatu
Pertanyaan yang mengarahkan, dalam hal ini
informan diminta untuk memberikan informasi
tambahan.
1. Buku Catatan
Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua
percakapan dengan sumber data. Namun
sekarang sudah banyak komputer yang kacil
seperti notebook yang dapat digunakan untuk
membantu mencatat data hasil wawancara
2. Tape Recorder
Tape Recorder berfungsi untuk merekam semua
percakapan atau pembicaraan. Penggunaan tape
recorder dalam wawancara perlu memberi tahu
kenapa informan apakah dibolehkan atau tidak.
3. Camera
Camera berfungsi untuk memotret kalau
peneliti sedang melakukan pembicaraan
dengan informan / sumber data. Dengan
adanya foto ini, maka dapat meningkatkan
keabsahan penelitian akan lebih terjamin,
karena peneliti betul-betul melakukan
pengumpulan data.
Lama dan Pemilihan Waktu
Wawancara
LAMA PEMILIHAN WAKTU
Field & Morse (1985 dalam Beberapa kali
Holloway & Wheeler, 1996)
menyarankan bahwa
wawancara singkat
wawancara harus selesai akan lebih efektif
dalam satu jam. Pada dibanding hanya satu
pastisipan lanjut usia, kali dengan waktu
menderita kelemahan fisik,
atau sakit mungkin perlu yang panjang.
istirahat setelah 20 atau Peneliti harus
30 menit. Partisipan anak-
anak juga tidak bisa melakukan kontrak
konsentrasi dalam waktu waktu dengan
yang lama. partisipan
Tujuan dari wawancara adalah mendapatkan data.
Diperoleh atau tidaknya data tergantung pada
pendekatan yang dilakukan pewawancara. Oleh karena
itu pewawancara harus mempersiapkan diri secara utuh
dari sisi kesiapan instrumen dan dari sisi penampilan.
Hal-hal yang harus diperhatikan pewawancara untuk
melakukan wawancara yaitu :
1. Persiapan Wawancara
Pahami sepenuhnya cakupan isi kuesioner dan maksud
dari setiap pertanyaan
Berpakaian sepantasnya dan sesuai dengan etika yang
berlaku
Siapkan mental untuk wawancara dengan mengetahui
siapa informan
Buatlah janji
2. Pelaksanaan Wawancara
Hal-hal yang harus diperhatikan saat wawancara
berlangsung yaitu :
Bersikaplah sopan dan humble
Tepat janji, terutama janji waktu
Perkenalkan diri dan sampaikan maksud dan tujuan
wawancara
Mintalah izin jika ingi menggunakan alat bantu
Camkan dalam hati bahwa kita yang butuh data, bahkan
informan
Jangan lupa memberitahukan kerahasiaan terwawancara
dan berikanlah jaminan bahwa hal itu tidak mungkin
akan terbongkar, akan dipegang secara utuh.
Pertahankan suasana komunikasi dengan senantiasa
menunjukkan rasa hormat.
Sesuaikan redaksi pertanyaan dengan kapasitas dan
kapabilitas informan
Jadilah pendengar yang empatik dengan tetap menjaga
netralitas
3. Akhir dan Tindak Lanjut
Wawancara mempunyai keunikan yang
menguntungkan, yaitu tidak memerlukan
kesimpulan, tetapi memerlukan kelanjutan. Hal-hal
yang harus diperhatikan saat akhir wawancara
adalah :
Selesai wawancara, cek semua pertanyaan apakah
sudah ditanyakan dan telah terisi jawabannya
Bila wawancara belum selesai, tetapi waktu tidak
memungkinkan buatlah perjanjian dengan informan
waktu penggantinya
Jangan mengecewakan informan. Ucapkan terima
kasih.
Usahakan agar meninggalkan kesan yang baik dan
memungkinkan informan mengenang
Selesai wawancara segeralah melakukan editing
hari itu juga. Jangan menunda-nunda editing.
Saat terjadi wawancara, interviewer
mencatat hal-hal penting atau point-point
isi wawancara.
Pencatatan : Penting analisis data
berdasarkan kutipan hasil wawancara.
segera setelah wawancara agar tidak lupa
atau bahkan hilang.
Pencatatan data : sebaik dan setepat
mungkin.
Mencatat Hasil
Wawancara..
Karena wawancara dilakukan secara
terbuka dan tidak berstruktur, maka
peneliti perlu membuat rangkuman
yang lebih sistematis terhadap hasil
wawancara.
membuat rangkuman yang lebih
sistematis terhadap hasil wawancara
Hubungan satu data dengan data yang
lain perlu dikonstruksikan, sehingga
menghasilkan pola dan makna tertentu
Menghormati informan.
Merekam percakapan dengan ijin informan

Memberikan tanda jasa atau tidak,


melihat situasi dan tatacara yang sesuai
dan lazim.
TERIMA KASIH ^.^

Anda mungkin juga menyukai