Anda di halaman 1dari 13

PENGAMBILAN DATA DENGAN WAWANCARA

Makalah diajukan untuk memenuhi tugas presentasi mata kuliah

Administrasi dan Manajemen Pendidikan semester ganjil tahun 2023/2024

Disusun oleh:

1. Zidanizdan Yahya Fillahi (202210100)


2. Zulfaa Anugrahini (202210101)

Dosen Pengampu:

Dr. Athok Fuadi, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengambilan data merupakan salah satu langkah penting dalam proses
penelitian, karena data yang diperoleh akan menjadi dasar untuk menganalisis,
menyimpulkan, dan merekomendasikan hasil penelitian. Salah satu metode
pengambilan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara. Wawancara adalah kegiatan bertanya jawab antara peneliti
dengan narasumber atau informan dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi yang relevan dengan topik penelitian.
Wawancara memiliki beberapa kelebihan, antara lain: dapat menggali
informasi yang mendalam, fleksibel, interaktif, dan dapat menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi narasumber. Namun, wawancara juga memiliki
beberapa kelemahan, antara lain: membutuhkan biaya dan tenaga yang besar,
tergantung pada keterampilan peneliti dalam mengajukan pertanyaan dan
mencatat jawaban, serta rentan terhadap bias dan kesalahan interpretasi.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, peneliti perlu
mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan wawancara, seperti
menentukan jenis wawancara, merumuskan pertanyaan, memilih narasumber,
menentukan waktu dan tempat wawancara, serta memperhatikan etika dan
teknik wawancara. Selain itu, peneliti juga perlu melakukan triangulasi data,
yaitu membandingkan dan mengkonfirmasi data yang diperoleh dari
wawancara dengan data dari sumber lain, seperti observasi, dokumen, atau
literatur.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengambilan data dengan
wawancara merupakan metode yang efektif dan efisien untuk mendapatkan
informasi yang kaya dan mendalam dari narasumber, asalkan dilakukan
dengan cara yang benar dan sistematis. Oleh karena itu, peneliti perlu

2
memahami dan menguasai materi pengambilan data dengan wawancara agar
dapat melaksanakan penelitian kualitatif dengan baik dan valid.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian interview/wawancara?
2. Apa saja macam-macam interview/wawancara?
3. Bagaimana langkah-langkah interview/wawancara?
4. Apa saja jenis-jenis pertanyaan dalam interview/wawancara?
5. Apa saja alat-alat dalam interview/wawancara?

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Interview/Wawancara
Denzin mendefinisikan wawancara sebagai percakapan face to face
(tatap muka), di mana salah satu pihak menggali informasi dari lawan
bicaranya (dalam Black & Champion, 1976). Menurut Black dan Champion
(1976) wawancara adalah suatu komunikasi verbal dengan tujuan
mendapatkan informasi (dari salah satu pihak).1
Menurut True (1983) wawancara adalah percakapan antara dua orang
mengenai suatu subjek yang spesifik. Sebuah proses komunikasi interaksional
dengan tujuan yang telah ditetapkan, untuk mendalami tema tertentu melalui
deretan pertanyaan.
Definisi yang lebih terperinci dikemukakan oleh Stewart dan Cash
(2000) wawancara adalah proses komunikasi interaksional antara dua pihak,
paling tidak salah satu pihak mempunyai satu tujuan antisipasi dan serius serta
biasanya termasuk tanya jawab. Wien (1983) menambahkan bahwa
wawancara dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu (dalam Phares, 1992).
Jadi, secara keseluruhan wawancara adalah suatu proses komunikasi
verbal dan interaksional antara dua pihak atau lebih, di mana paling tidak
salah satu pihak memiliki tujuan tertentu, serius, dan antisipatif untuk
menggali informasi atau mendalami tema spesifik dari pihak lain melalui
pertanyaan-pertanyaan yang relevan. Wawancara biasanya dilakukan secara
tatap muka, tetapi dapat juga menggunakan media lain seperti telepon atau
internet. Wawancara dapat bersifat formal atau informal, terstruktur atau tidak
terstruktur, terbuka atau tertutup, tergantung pada tujuan, konteks, dan subjek
yang diwawancarai.

B. Macam-Macam Interview/Wawancara
1
Fadhallah, wawancara (Jakarta: UNJ Press, 2020), hal. 1

4
Pembagian wawancara yang dilakukan oleh Patton didasarkan atas
perencanaan pertanyaannya. Ketiganya dijelaskan secara singkat di bawah
ini.2
1. Wawancara Pembicaraan Informal
Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung
pada pewawancara itu sendiri, bergantung dalam mengajukan pertanyaan
kepada terwawancara. Hubungan pewawancara dengan terwawancara
adalah dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya
berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari saja.
Sewaktu pembicaraan_berjalan, terwawancara malah barangkali tidak I
mengetahui atau tidak menyadari bahwa ia sedang diwawancarai.
2. Pendekatan Menggunakan Petunjuk Umum Wawancara
Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka
dan garis besar dirumuskan ditanyakan secara berurutan. Demikian pula
penggunaan dan pemilihan kata-kata petunjuk tertentu tidak perlu
dilakukan secara garis besar wawancara hanyalah berisi petunjuk agar
tentang proses dan isi untuk menjaga pokok-pokok yang direncanakan
dapat seluruhnya tercakup. Petunjuk itu mendasarkan diri atas anggapan
bahwa ada jawaban yang secara umum akan sama diberikan oleh para
responden, tetapi yang jelas tidak ada perangkat pertanyaan baku yang
disiapkan terlebih dahulu. Pelaksanaan wawancara dan pengurutan
pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden dalam konteks
wawancara yang sebenarnya.

3. Wawancara Baku Terbuka

2
Albi Anggito, Johan Setiawan, Metodelogi Penelitian Kualtitatif, (Sukabumi: CV Jejak), hal 81-82.

5
Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan
seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara
penyajiannya pun sama untuk seriap responden. Keluwesan mengadakan
pertanyaan I pendalaman (probing) terbatas, dan hal itu bergantung pada
situasi wawancara dan kecakapan pewawancara. Wawancara demikian
digunakan jika dipandang sangat perlu untuk Mengurangi sedapat-
dapatnya variasi yang bisa terjadi antara seorang terwawancara dengan
yang lainnya. Maksud pelaksanaan tidak lain merupakan untuk
menghilangkan kemungkinan terjadinya kekeliruan. Wawancara jenis ini
bermanfaat pula dilakukan apabila pewawancara ada beberapa orang dan
terwawancara cukup banyak jumlahnya.
C. Langkah-Langkah Interview/Wawancara
Lincoln and Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah
dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian
kualitatif, yaitu:
1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3. Mengawali atau membuka alur wawancara
4. Melangsungkan alur wawancara
5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam cacatan lapangan
7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh3
D. Jenis-Jenis Pertanyaan dalam Interview/Wawancara
Patton dalam Molleong (2002) mengolongkan enam jenis pertanyaan yang
saling berkaitan yaitu:
1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman

3
Prof. Dr. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta (2017:
235)

6
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengalaman yang
telah dialami oleh informan atau subyek yang diteliti dalam hidupnya,
baik dalam kehidupan pada waktu masih kanak-kanak, selama di sekolah,
di masyarakat, di tempat kerja dan lain-lain. Hasil dari wawancara ini,
selanjutnya peneliti dapat mengkonstruksi profil kehidupan seseorang
sejak lahir sampai akhir hayatnya. Contoh: bagaimana pengalaman bapak
selama menjabat lurah di sini?

2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat


Ada kalanya peneliti ingin minta pendapat kepada informan terhadap data
yang diperoleh dari sumber tertentu. Oleh karena itu peneliti pertanyaan
yang dilontarkan kepada informan berkenaan dengan pendapatnya tentang
data tersebut. Sebagai contoh: bagaimana pendapat anda terhadap
pernyataan pak Lurah yang menyatakan bahwa masyarakat di sini
partisipasi dalam pembangunan cukup tinggi. Bagaimana pendapat anda
terhadap kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)?
3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
Mendapatkan data tentang perasaan orang yang sifatnya afektif lebih
sulit dibandingkan mendapatkan data yang sifatrya kognitif atau
psikhomotorik. Namun demikian perasaan orang yang sedang susah atau
senang dapat terlihat dari ekpresi wajahnya. Oleh karena itu pertanyaan
yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan seseorang menggunakan
pertanyaan yang tidak langsung. Pada awalnya dilakukan percakapan yang
biasa, dan lamalama diarahkan pada pertanyaan yang digunakan untuk
mengungkapkan perasaan. Contoh, sepertinya ada masalah, apa yang
sedang anda rasakan? Bagaimana rasanya menjadi relawan di Aceh?

4. Pertanyaan tentang pengetahuan

7
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan
informan suatu kasus atau peristiwa yang mungkin diketahui. Mereka ini
dipilih menjadi nara sumber karena diduga ia ikut terlibat dalam peristiwa
tersebut. contoh pertanyaan: bagaimana proses terjadinya gempa tsunami?
berapa orang di sini yang terkena? berapa bangunan rumah penduduk dan
bangunan pemerintah yang rusak?
5. Pertanyaan yang berkenaan dengan Indera
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan data atau informasi
karena yang bersangkutan melihat, mendengarkan, meraba dan mencium
suatu peristiwa. Pada saat anda mendengarkan ceramah Pak Bupati,
bagaimana tanggapan masyarakat petani? Pada saat anda melihat akibat
gempa di Pulau Nias, bagaimana peran pemerintah daerah. Anda kan telah
mencium minyak wangi itu, bagaimana baunya? Anda kan telah makan
buah itu, bagaimana rasanya?
6. Pertanyaan berkaitan dengan Latar Belakang atau Demografi
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan latar belakang
subyek yang dipelajari yang meliputi status sosial ekonomi, latar belakang
pendidikan, asal usul, tempat lahir, usia, pekerjaan dan lain-lain. Contoh
pertanyaan: di mana dia dilahirkan? sekarang usianya berapa? Bekerja di
mana? Sedang menjabat apa sekarang? dan lain-lain.
Selanjutnya Guba dan Lincoln dalam Moleong (2002)
mengklasifikasikan jenis-jenis pertanyaan untuk wawancara sebagai
berikut.
1. Pertanyaan hipotesis: jika modal asing masuk ke sini, bagaimana
dinamika kehidupan masyarakat nanti?
2. Pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal dan informan
diminta untuk memberikan respon. Anggaran pendidikan akan
dinaikan sampai 20% dari APBN, bagaimana pendapat anda?

8
3. Pertanyaan yang menantang informan untuk merespon dengan
memberikan hipotesis alternatif. Adakah alternatif lain cara mengatur
lalu lintas supaya tidak macet? Bagaimana cara penerimaan pegawai
yang bebas dari KKN
4. Pertanyaan interpretatif adalah suatu pertanyaan yang menyarankan
kepada informan untuk memberikan interpretasinya tentang suatu
kejadian. Menurut anda, bagaimana pembangunan dalam berbagai
bidang setelah otonomi daerah?
5. Pertanyaan yang memberikan saran. Apakah saran yang anda berikan
dalam rangka pemilihan Kepala Daerah secara langsung?
6. Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan. Mengapa anda tidak ikut
kerja bhakti di hari minggu kemarin?
7. Pertanyaan untuk mendapatkan argumentasi. Bagaimana pendapat anda
bila tempat ini akan dibangun Mall?
8. Pertanyaan untuk mengungkap sumber data tambahan. Saya telah
menanyakan peristiwa itu kepada pak Lurah, mungkin ada orang lain
yang lebih tahu?
9. Pertanyaan yang mengungkapkan kepercayaan terhadap sesuatu? Apakah
anda yakin kalau kebijakan menaikan BBM dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat miskin?
10. Pertanyaan yang mengarahkan, dalam hal ini informan diminta untuk
memberikan informasi tambahan. Saya telah mendapatkan data kenakalan
remaja di sini dari pak RT, apakah anda punya tambahan informasi?4
E. Alat-Alat dalam Interview/Wawancara
Agar hasil wawancara dapat teridentifikasi dengan baik, dan peneliti
memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber
data, maka diperlukan beberapa alat berikut:

4
Prof. Dr. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta (2017:
235-237)

9
1. Buku catatan
Berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data.
Sekarang sudah banyak komputer yang kecil, notebook yang dapat
digunakan untuk membantu memncatat dara hasil wawacara.
2. Tape recorder
Berfungsi untuk merekam semua percakapan pembicaraan. Penggunaan
tape recorder dalam wawancara perlu memberitahu kenapa informan
apakah dibolehkan atau tidak.
3. Camera
Untuk memotret kala peniliti sedang melakukan pembicaraan dengan
informan/sumber data. Dengan adanya foto ini, maka dapat meningkatkan
keabsahan penilitia akan lebih terjamin, karena peniliti betul-betul
melakukan pengumpulan data.5

5
Ibid, hal. 239.

10
BAB III

KESIMPULAN

1. Pengertian Wawancara
Wawancara adalah suatu proses komunikasi verbal dan interaksional antara dua
pihak atau lebih, di mana paling tidak salah satu pihak memiliki tujuan tertentu,
serius, dan antisipatif untuk menggali informasi atau mendalami tema spesifik
dari pihak lain melalui pertanyaan-pertanyaan yang relevan.
2. Macam-Macam Interview/Wawancara
a. Wawancara pembicaraan informal
b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara
c. Wawancara baku terbuka
3. Langkah-Langkah Interview/Wawancara
1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
3. Mengawali atau membuka alur wawancara
4. Melangsungkan alur wawancara
5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam cacatan lapangan
7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
4. Jenis-Jenis Pertanyaan dalam Interview/Wawancara
1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
4. Pertanyaan tentang pengetahuan
5. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
6. Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang atau demografi

11
5. Alat-Alat dalam Interview/Wawancara
a. Buku catatan
b. Tape recorder
c. Camera

12
DAFTAR PUSTAKA

Anggito Albi. Setiawan Johan. Metodelogi Penelitian Kualtitatif. (Sukabumi: CV Jejak), hal 81-82

Fadhallah. wawancara (Jakarta: UNJ Press, 2020).1

Prof. Dr. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta (2017: 235-
237)

13

Anda mungkin juga menyukai