Anda di halaman 1dari 9

Teknik Wawancara Dalam Komunikasi Bisnis

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Bisnis

Disusun Oleh :
Haifa Fauziyah N (100902160520)
Gozaly Reinaldy (10090216078)

Fakultas Ekonomi & Bisnis


Ilmu Ekonomi
2019 - 2020
Wawancara

Wawancara menurut Dwyer (2003:474), merupakan alat


untuk mengumpulkan informasi atau pertukaran
informasi. Wawancara, merupakan percakapan yang
terencana dengan tujuan tertentu, yang melibatkan dua
orang. Bahkan, menurut bovee dan Thill (1983:415), setiap
dua orang bertemu untuk mendiskusikan suatu masalah,
berarti mereka terlibat dalam suatu wawancara. Suatu
wawancara melibatkan pewawancara (interviewer) dan
orang yang diwawancarai (interviewee). Agar wawancara
dapat berhasil baik, infornasi harus mengalir dengan baik
diantara mereka. Oleh karena itu keterampilan dan
pemahaman mengenai proses wawancara menjadi penting
bagi keduanya.

Wawancara, berbeda dengan percakapan biasa.


Karakteristik yang membedakannya adalah sebagai
berikut:

1. Lebih mempunyai tujuan dari percakapan


biasa (more purposeful). Karena tujuan ini telah
ditetapkan lebih dahulu, maka wawancara cenderung
lebih formal
2. Wawancara adalah percakapan yang lebih
terstruktur (more structured). Pembicaraan biasa
seringkali tidak mempunyai struktur, tetapi wawancara
mempunyai tahap-tahap yang tersusun
3. Wawancara lebih ditekankan untuk mendapatkan
informasi (more information oriented). Apapun
tujuan spesifiknya, dalam wawancara tersebut biasanya
terjadi pertukaran informasi. Pelaksanaan wawancara
terutama melibatkan bentuk komunikasi verbal secara
lisan, baik mendengar maupun berbicara, serta
komunikasi nonverbal.

Teknik Wawancara

Wawancara bisa dilakukan dalam berbagai, wawancara


dengan cara langsung (direct interview), wawancara tidak
langsung (indirect interview), atau wawancara berpola
(patterned interview).

1. Wawancara Langsung
Pada wawancara langsung pewawancara mengontrol
secara terus menerus jalannya wawancara. Pewawancara
menggunakan daftar pertanyaan yang telah dibuat
sebelumnya. Semua yang diwawancarai mendapatkan
pertanyaan yang sama, walaupun di antara mereka
terdapat perbedaan-perbedaan, misalnya kemampuan,
pengalaman, umur, dan lain-lain.

2. Wawancara Tidak Langsung


Dalam wawancara tidak langsung, pewawancara
memberikan rangsangan atau umpan kepada pelamar
untuk berbicara. Dengan demikian pewawancara
memberikan pertanyaan yang berbeda untuk orang yang
berbeda. dan lain-lain.
3. Wawancara Berpola
Wawancara berpola adalah kombinasi dari wawancara
langsung dan tidak langsung. Pada teknik wawancara
seperti ini digunakan pula daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelumnya, tetapi pewawancara juga
memberikan umpan kepada yang diwawancarai untuk
mengembangkan jawaban-jawabannya. Jadi pewawancara
tidak selalu menanyakan pertanyaan yang sama untuk
seluruh pelamar, pewawancara akan menyesuaikan
pertanyaan dengan pelamar. Ada kalanya wawancara
berkembang bila orang yang diwawancarai aktif menjawab
pertanyaan, tetapi jika ia pasif sangat sulit untuk
mengembangkan wawancara.

Manfaat Teknik Wawancara

Teknik wawancara sangat praktis untuk digunakan,


karena teknik ini memiliki manfaat kepada peneliti
maupun subjek, antara lain :

i. Mendapatkan informasi yang tepat sasaran


dari populasi yang kecil.
ii. Subjek lebih suka diwawancarai daripada
menulis jawaban pada kuesioner
iii. Teknik ini lebih tepat digunakan terhadap
subjek yang tidak mengembalikan daftar
pertanyaan terutama daftar pertanyaan atau
kuesioner yang dikirim melalui pos ataupun
surat elektronik.
iv. Aspek penting dalam wawancara adalah
probing the question, menyesuaikan
pertanyaan seterusnya tergantung dari
jawaban dari subjek peneliti pada masa itu
v. Dapat diketahui langsung jenis subjek yang
diwawancarai dan reaksi subjek terhadap
pertanyaan yang dikemukakan
vi. Suasana pada saat wawancara khususnya
ketika subjek menjawab pertanyaan dapat
diamati
vii. Peneliti juga dapat mengetahui apakah subjek
memahami pertanyaan yang dikemukakan
viii. Hubungan yang baik dapat mengurangi
kecurigaan subjek terhadap informasi yang
akan diberikan kepada peneliti dengan
hubungan yang baik ini pula dapatmendorong
subjek memberikan jawaban yang tepat dan
yakin
ix. Peneliti pada saat wawancara berlangsung
dapat memerhatikan secara langsung adanya
keraguan-keraguan subjek peneliti dalam
menjawab. Karena peneliti dapat melihat
jawaban yang diberikan apakah sesuai dengan
gerak tubuh pada saat wawancara
x. Peneliti dapat memperoleh keterangan lebih
lanjut dan mendalam terhadap jawaban dari
subjek yang tidak menyimpang jauh dari
tujuan penelitian
Dengan kata lain, teknik wawancara dapat menghasilkan
informasi yang lebih tepat dibandingkan dengan
informasi yang didapat dari teknik-teknik pengumpulan
data lainnya. Kebenaran dan keakuratan informasi yang
didapat juga valid karena peneliti dapat meminta
keterangan lebih lanjut seandainya merasa ragu terhadap
kebenaran jawaban yang diberikan.

Kelemahan Teknik Wawancara


Wawancara memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang
banyak. Walau bagaimanapun terdapat kelemahan yang
sering terjadi dalam menggunakan teknik ini. Diantara
kelemahan teknik wawancara adalah :

i. Waktu, tenaga dan biaya yang banyak diperlukan


untuk mendapatkan informasi, mulai dari
mendapatkan subjek beserta informasinya sampai
pada mejalin hubungan yang baik dan mewawancara
pertanyaan kajian, menganalisis jawaban serta
menafsirkan data yang didapat dari subjek
ii. Kesulitan dalam menghubungi subjek dan kesulitan
menetapkan waktu yang sesuai untuk mengadakan
wawancara sering menghambat penggunaan teknik
iii. Masalah tersebut akan bertambah sulit apabila
jumlah populasi atau subjek penelitian besar
iv. Kerjasama dan jawaban yang diberikan oleh subjek
didalam wawancara seringkali dipengaruhi oleh
kepribadian subjek. Latar belakang keturunan,
agama, kepercayaan, sikap, jenis kelamin, tempat
tinggal, bahasa, logat serta kelas social subjek yang
berpengaruh langsung terhadap jawaban yang
diberikan oleh subjek pada saat wawancara
v. Masalah kerjasama yang rendah serta jawaban yang
tidak meyakinkan peneliti pada saat wawancara
sering melemahkan semangat pada saat wawancara
berlangsung untuk meneruskan proses wawancara.
Semangat yang lemah menjadikan peneliti tidak
yakin terhadap dirinya sendiri. Kerjasama yang baik
sangat diperlukan. Jika tidak, maka jawaban yang
diberikan oleh subjek akan terpengaruh dengan
keyakinan dari peneliti.
KESIMPULAN
Teknik wawancara adalah suatu teknik
pengumpulan data yang penting karena teknik ini
membantu peneliti mendapatkan informasi secara
mendalam dalam memahami suatu situasi atau
masalah. Teknik ini sangat baik digunakan dalam
penelitian kualitatif, tepat dan jelas serta sesuai
dalam mendapatkan suatu informasi sesuai dengan
apa yang kita inginkan, dibandingkan dengan teknik
pengumpulan data yang lain.
Dengan teknik wawancara, peneliti dapat memasuki
perspektif subjek penelitian yang berpengetahuan
dan bermakna secara eksplisit. Wawancara kualitatif
melibatkan interaksi komunikasi secara langsung
antara peneliti dan subjek secara terus menerus,
langsung dan terarah untuk mendapatkan informasi
mengenai pengalaman atau situasi subjek yang
berguna untuk menyelaraskan antara deskripsi
dengan fakta yang ada dilapangan. Wawancara
lazimnya dapat menjangkau interaksi yang
mendalam dengan subjek penelitian dari permukaan
sampai kepada suatu bentuk informasi yang detail
dan mendalam yang kayak dan menyentuh
pemikiran dan perasaan subjek penelitian.
Daftar Pustaka

Bovee, C.L. & Thill, J.V. (2007). Komunikasi Bisnis. Jilid


1& 2. Edisi Kedelapan. Indeks:Jakarta. Guffey, M.E.,
Rhodes & K., Rogin, P. (2006). Komunikasi Bisnis: Proses
dan Produk. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Purwanto,D. (2006). Komunikasi Bisnis. Edisi Ketiga.


Jakarta: Erlangga

Sutrisna, Dewi. (2007), komunikasi Bisnis, edisi 1,


Jakarta : CV Andi Ofset.

Walgito, Bimo,( 2004), Bimbingan dan konseling (Studi


dan Karir) Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai