Anda di halaman 1dari 4

Nama : Isfanika

Nim : PO7124320029

Kelas : 2A Reguler/S.Tr.kebidanan

M.K : Askeb Komunitas

RESUME IN-DEPTH INTERVIEW

1. In-depth Interview (wawancara-mendalam)


 Pengertian In-depth Interviw
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawncarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo
2006: 72).
Menurut (Moleong, 2005 : 186) wawancara mendalam merupakan proses menggali
informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan masalah dan fokus penelitian
dan diarahkan pada pusat penelitian. Dalam hal ini metode wawancara mendalam
yang dilakukan dengan adanya daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
 Cara Melakukan In-depth interview
Dalam teknik wawancara mendalam dilakukan penggalian secara mendalam
terhadap satu topik yang telah ditentukan (berdasarkan tujuan dan maksud diadakan
wawancara tersebut) dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Penggalian dilakukan
untuk mengetahui pendapat mereka berdasarkan perspective responden dalam
memandang sebuah objek. Dalam hal ini metode wawancara mendalam yang
dilakukan dengan adanya daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
sebelumnya.Teknik wawancara ini dilakukan oleh seorang pewawancara dengan
mewawancarai satu orang secara tatap muka (face to face).
 Ciri-ciri pertanyaan In-depth interview
Ciri khusus atau Kekhasan dari wawancara-mendalam ini adalah keterlibatannya
dalam kehidupan responden atau informan. dalam pelaksanaan wawancara
mendalam, pertanyaan- pertanyaan yang akan dikemukakan kepada responden tidak
dapat dirumuskan secara pasti sebelumnya, melainkan pertanyaan-pertanyaan tersebut
akan banyak bergantung dari kemampuan dan pengalaman peneliti untuk
mengembangkan pertanyaan- pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban responden.
Kriteria Penulisan Pertanyaan
Menurut Kerlinger (1990) berdasarkan pengalaman penelitian telah dikembangkan
kriteria atau tata aturan penulisan pertanyaan. Terdapat 7 (tujuh) hal yang harus
diperhatikan dalam menyusun pertanyaan, sebagai berikut :
1. Apakah pertanyaan ini berkaitan dengan masalah penelitian dan sasaran-sasaran
penelitian ? Kecuali pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh informasi faktual dan
sosiologis, semua pertanyaan dalam pedoman wawancara harus mempunyai fungsi
tertentu dalam masalah penelitiannya.
2. Tepatkan tipe pertanyaan ini ? Ada informasi tertentu yang dapat diperoleh dengan
sebik-baiknya bila menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka–alasan perilaku,
itikad/niat, dan sikap. Sebaiknya informasi lain tertentu dapat diperoleh dengan lebih
cepat dan efisien bila kita menggunakan pertanyaan tertutup.
3. Apakah butir pertanyaan itu jelas dan tidak mengundang tafsir majemuk? Suatu
pertanyaan yang tidak ambigu adalah yang tidak memungkinkan atau mengundang
tafsir yang berlainan serta jawaban yang berbeda-beda sebagai hasil dari tafsir
majemuk itu.
4. Apakah pertanyaan itu menggiring responden untuk memberikan alternatif jawaban
tertentu? Pertanyaan semacam ini tidak menjamin adanya validitas (untuk penelitian
kualitatif disebut kredibilitas). Misalnya anda membuat pertanyaan: “Apakah anda
telah membaca tulisan-tulisan tentang situasi pendidikan di daerah ini ?”
5. Apakah pertanyaan ini menuntut pengetahuan dan informasi yang tidak dimiliki oleh
reponden ? Untuk menjaga agar tidak ada jawaban yang tidak valid karena kurangnya
informasi, akan bijaksana apabila kita menggunakan pertanyaan- pertanyaan saringan.
6. Apakah pertanyaan ini menuntut ihwal yang bersifat pribadi dan peka sehingga
responden mungkin menolak menjawabnya? Diperlukan teknik-teknik khusus untuk
memperoleh informasi yang bersifat pribadi, peka, atau kontroversial.
7. Apakah pertanyaan ini menyiratkan hal-hal yang dianggap baik atau buruk oleh
masyarakat? Orang cenderung untuk memberikan jawaban yang sesuai dengan yang
dipandang baik oleh umum, jawaban-jawaban yang menunjukkan atau mencerminkan
kesetujuan pada tindakan-tindakan atau hal-hal yang umumnya dinilai baik.
 Prinsip wawancara mendalam
Pewawancara harus mengenal dengan baik pokok persoalan, tempat dan alasan
pemberi informasi ketika mereka kurang bersedia, berpartisipasi dalam wawancara
Pewawancara harus menghindari menggunakan kata-kata emosional atau penuh
dengan nilai-nilai. Pewawancara harus mencoba menggunakan teknik-teknik untuk
membujuk responden.
Pewawancara harus tetap waspada terhadap informasi verbal dan perilaku non verbal,
serta hal-hal yang menimbulkan gangguan. Pewawancara dapat beristirahat untuk
membaca catatan-catatan atau memeriksa pedoman wawancaraa untuk memastikan
bahwa wawancara tetap pada fokusnya. Pewawancara harus mengulas catatan-catatan
di lapangan dan langsung membuat perbaikan waktu itu juga, apabila di prrlukan.
Ucapan terimakasih di sampaikan ke pada reponden pada akhir wawancara

2. Observasi data merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan
untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan
bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Seringkali informasi yang
disampaikan dalam Wawancara Mendalam dan FGD oleh informan bertolak belakang
dengan keadaan sesungguhnya. Untuk memastikan kebenaran informasi dapat dilakukan
metode observasi.

Prinsip Observasi
Hopkins (1993) menyebutkan ada lima prinsip dasar atau karakteristik kunci observasi,
yang secara singkat dapat dideskripsikan sebagai berikut ini.
 Perencanaan Bersama Perencanaan bersama ini bertujuan untuk membangun rasa
saling percaya dan menyepakati beberapa hal seperti fokus yang akan diamati,
pelajaran yang akan berlangsung, bagaimana sikap pengamat kepada siswa, dan
dimana pengamat akan duduk.
 Fokus Fokus pengamatan mungkin sangat luas atau umum, tetapi dapat pula angat
khusus atau spesifik. Fokus yang luas akan menyebabkan pengamat lebih banyak
mengandalkan pertimbangan yang bersifat subjektif dalam menafsirkan data.
 Membangun Kriteria Dengan kriteria seperti ini, pengamat dapat merekam data
yang memang relevan.
 Keterampilan Observasi Seorang pengamat yang baik memiliki minimal tiga
keterampilan, yaitu (1) dapat menahan diri untuk tidak cepat memutuskan dalam
menginter pretasikan satu peristiwa; (2) dapat menciptakan suasana yang memberi
dukungan dan menghindari terjadinya suasana yang menakutkan (3) menguasai
berbagai teknik untuk menemukan perstiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam.
 Balikan (Feedback) Hasil observasi dapat memanfaatkan jika ada balikan yang
tepat, yang disajikan dengan meperhatikan hal-hal berikut.

Ciri-ciri dari metode observasi adalah sebagai berikut:


 Terdapat proses pencatatan yang sistematis
 Terdapat kegiatan perekaman peristiwa, perilaku, dan benda-benda di lingkungan
sosial tempat studi berlangsung
 Digunakan untuk menemukan interaksi dalam situasi sosial yang sebenarnya.
3. Penelusuran data atau dokumen in-depth interview Pencarian mendalam pertama
merupakan teknik penelusuran data pada node-node secara vertikal dan sudah
terdefinisikan secara mendalam. Proses pemeriksaan akan bergerak turun jika node yang
diperiksa saat ini tidak sesuai dengan tujuan. Node tidak akan dikembangkan ke samping
walaupun node masih mempunyai beberapa node anak yang dapat dikembangkan.
penelusuran dimulai dengan identifikasi dokumen dan atau sumber, baru dari sini
dihasilkan informasi aktual.

Anda mungkin juga menyukai