Anda di halaman 1dari 28

Pengembangan

Instrumen Evaluasi
Jenis Non Tes
Lusiana Nurfitriani 41154030210007
Hari Rival Herdiana 41154030210008
Pengertian Instrumen Non-Tes
Instrument non-tes adalah intrumen selain tes prestasi belajar. Alat yang dapat digunakan adalah lembar
pengamatan atau observasi dan istrumen tes sikap, minat dsb. Instrumen non-tes biasanya digunakan untuk
mengevaluasi hasil belajar, aspek sikomotorik atau keterampilan, sikap atau nilai, yaitu untuk menggali
informasi atau mengumpulkan data yang berkaitan dengan penilaian, pendapat atau opini terhadap sesuatu
yang berkaitan dengan keterampilan, perilaku, sikap atau nilai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen evaluasi adalah jumlah butir pernyataan dari suatu
instrumen, karena semakinbanyak jumlah butir pernyataan (unsur yang dievaluasi) maka semakin baik
kualitasnya. Pada prinsipnya prosedur penulisan sal untuk instrument non-tes adaah sama dengan prosedur
penulisan tes pada tes prestasi belajar, yaitu menyusun kisi-kisi tes, menuliskan butir soal berdasarkan kisi-
kisiya, telaah, validasi butir, uji coba butir, perbaikan butir berdasarkan hasil uji coba.
Namun, sebelum menyusun kisi-kisi tes terdapat perbedaan dalam menentukan validitas isi diperoleh melalui
kurikulum dan buku pelajaran, tetapi untuk non-tes validitas isi atau konstruknya diperoleh melalui “teori”.
Menurut kamus besar Indonesia, 1990 : 932, Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan
mengenai suatu peristiwa atau kejadian dsb…
Jenis-Jenis Instrumen
Non-Tes
01 Pengamatan (Observasi)
Pengamatan merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya dilakuan
oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku peseta didik yang
sesuai dengan kompetensi yang hendak diukur. Observasi dilakukan
selama pembelajaran berlangsung dan atau diluar kegiatan
pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif
dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai dan dapat
dilakukan baik secara formal maupun informal.
Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, menilai perilaku atau budi
pekerti peserta didik misalnya keaatan pada ajaran agama, toleransi,
disiplin, tanggung jawab, kasih sayang, gotong royong, kesetia kawaan,
hormat menghormati, sopan santun dan jujur, dan melihat proses
kegiatan pembelajaran baik individu maupun kelompok.
Tujuan Observasi
Tujuannya observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:

1. Observasi partisipatif (participant observation) dan nonpartisipatif (non-participant observation). Observasi


partisipatif adalah observasi dimana orang yang mengobservasi (observer) ikut ambil bagian alam kegiatan
yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi nonpartisipatif, observer tidak mengambil
bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objeknya, Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-olah
sebagai penonton belaka.
2. Observasi sistematis dan observasi nonsitematis. Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum
dilakukan, observer sudah mengatur struktur yang berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati.
Sedangkan observasi non sistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori yang akan
diamati.
3. Observasi Experimental dan observasi nonexperimental. Observasi eksperimental adalah observasi yang
dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan,
gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja diadakan. Sedangkan observasi noneksperimental adalah
observasi yang dilakukan dalam situasi yang wajar. Pada observasi eksperimental, tingkah laku diharapkan
muncul karena peserta didik dikenai perlakuan, maka observer perlu persiapan yang benar-benar matang,
sedangkan pada observasi noneksperimental pelaksanaannya lebih sederhana.
Sifat dan Langkah-langkah
Observasi
Observasi yang baik dan tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:
• Hanya dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran
• Direncanakan secara sistematis
• Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan
• Dapat diperika validitas, rehabilitas dan ketelitiaanya
Langkah–langkah menyusun observasi:
1. Merumuskan tujuan
2. Merumuskan kegiatan
3. Menyusun langkah-Langkah
4. Menyusun kisi-kisi
5. Menyusun panduan observasi
6. Menyusun alat penilaian
Wawancara (Interview)

Secara umum wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan


yang dilaksanakan dengan tanya jawab baik secara lisan, sepihak, berhadapan
muka, maupun dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Wawancara
dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama,wawancara bebas yaitu si penjawab
(responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai
dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua
adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan
pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada
informasi-informasi yang diperlukan saja.
Kelebihan dan Kekurangan Wawancara
Kekurangan Kelebihan
1. Keberhasilan wawancara dapat dipengaruhi oleh 1. Wawancara dapat memberikan keterangan keadan
kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai. pribadi hal ini tergantung pada hubungan baik antara
2. Kelancaran wawancara dapat dipengaruhi oleh pewawancara dengan objek.
keadaan sekitar pelaksaan wawancara. 2. Wawancara dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan
3. Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik mudah dalam pelaksaannya/
dan sempurna dari pewawancara. 3. Wawancara dapat dilaksanakan serempak dengan
4. Adanya pengaruh subjektif dari pewawancara dapat observasi. Data tentang keadaan individu lebih banyak
mempengaruhi hasil wawancara diperoleh dan lebih tepat dibandingkan dengan
observasi dan angket.
4. Wawancara dapat menimbulkan hubungan yang baik
antara si pewawancara dengan objek.
Langkah-Langkah Wawancara
1. Perumusan tujuan
2. Perumusan kegiatan atau
aspek-aspek yang dinilai
3. Penyusunan kisi-kisi
4. Penyusunan pedoman
wawancara
Contoh:
5. Lembaran penilaian
“Bagaimana cara kamu menghitung
luas dari gambar trapezium ini? ”
“Mengapa kamu menggunakan cara
tersebut?”
“Dari mana kamu mengetahui cara
tersebut?”
03 Skala Sikap (Attitude Scale)
Untuk menilai sikap seseorang terhadap objek tertentu dapat dapat dilakukan dengan melihat
respons yang teramati dalam menghadapi objek yang bersangkutan. Menurut Eagly dan
Chaiken (1993: 10) dapat dibedakan menjadi tiga yaitu respons kognitif, respons afektif,
respons tingkah laku. Respons kognitif merupakan representasi apa yang diketahui, dipahami,
dan dipercayai oleh individu pemilik sikap. Respons afektif merupakan perasaan yang
menyangkut aspek emosional. Respons tingkah laku merupakan kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang.

Komponen Sikap
1. Kognisi,yaitu berkenaan dengan pengetahuan peserta didik tentang objek

2. Afeksi,yaitu berkenaan dengan perasaan peserta didik terhadap objek

3. Konasi, yaitu berkenaan dengan kecenderungan berperilaku peserta didik terhadap objek
Model Skala Sikap
1. Menggunakan bilangan untuk menunjukkan tingkat-tingkat dari objek sikap
yang di nilai, seperti 1, 2, 3, 4 dan seterusnya.

2. Menggunakan frekuensi terjadinya atau timbulnya sikap itu, seperti: selalu,


sering kali, kadang-kadang, pernah, dan tidak pernah.

3. Menggunakan istilah-istilah yang bersifat kualitatif, seperti bagus sekali,


baik, sedang, dan kurang. Ada juga istilah-istilah lain seperti: sangat setuju,
setuju, ragu-ragu (tidak punya pendapat), tidak setuju, dan sangat tidak
setuju.

4. Menggunakan istlah-istilah yang menunjukkan status/kedudukan, seperti


sangat rendah, di bawa rata-rata, di atas rata-rata, dan sangat tinggi.

5. Menggunakan kode bilangan atau huruf, seperti selalu (diberi kode 5),
kadang-kadan (4), jarang (3), jarang sekali (2), dan tidak pernah (1).
Contoh sikap peserta didik terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia

No Pernyataan SS S TT TS STS

1 Saya mempersiapkan diri untuk menerima


pelajaran bahasa indonesia di kelas
2 Saya berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran bahasa indonesia
3 Saya suka menggunakan bahasa indonesia yang
baik dan benar
4 Saya senang mengerjakan tugas pelajaran
bahasa indonesia di rumah
5 Saya tertarik artikel yang berhubungan dengan
budaya indonesia
6 dst

Menggunakan kode bilangan atau huruf, seperti selalu (diberi kode 5), kadang-kadan (4),
jarang (3), jarang sekali (2), dan tidak pernah (1).
04 Daftar Cek (Check List)
Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati.
Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap-tiap kejadian yang
betapapun kecilnya, tetapi dianggap penting. Ada bermacam-macam aspek perbuatan
yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek, kemudian tinggal memberikan tanda
centang pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan hasil penilaiannya. Daftar cek
banyak manfaatnya, anatara lain membantu guru untuk mengingat-ingat apa yang harus
diamati, dan dapat memberikan informasi kepada stakeholder.
Contoh daftar cek tentang keaktifan peserta didik dalam diskusi kelompok pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

No Nama siswa S B C K S Keterangan :


B K
1 Nano ✓ SB = sangat baik
Waryono
2 Elin Roslina ✓ B = baik
3 Arie Aprialdi ✓
N C = cukup
4 Angga ✓
Zalindra
K = kurang
5 Ardi Maulana ✓
SK = sangat kurang
05 Skala Penilaian (Rating Scale)

Dalam daftar cek, penilaian hanya dapat mencatat ada tidaknya variabel tingkah laku tertentu,
sedangkan dalam skala penilaian fenomena-fenomena yang akan dinilai itu disusun dalam tingkatan-
tingkatan yang telah ditentukan. Jadi, tidak hanya mengukur secara mutlak ada atau tidak adanya
variabel tertentu, tetapi lebih jauh mengukur bagaimana intensitas gejala yang ingin diukur.
Pencatatan melalui daftar cek termasuk pencatatan yang kasar. Fenomena-fenomena hanya dicatat ada
tau tidak ada. Hal ini agak kurang realistik. Perilaku manusia, baik yang berwujud sikap jiwa,
aktivitas, maupun prestasi belajar timbul dalam dalam tingkatan-tingkatan tertentu. Oleh karena itu,
untuk mengukur hal-hal tersebut ada baiknya digunakan penilaian.
Kelemahan skala penilaian

1. Ada kemungkinan terjadinya halo effects, yaitu kelemahan yang akan timbul jika dalam
pencatatan observasi terpikat oleh kesan-kesan umum yang baik pada peserta didik
sementara ia tidak menyeldiki kesan-kesan umum itu. Misalnya, seorang guru terkesan oleh
sopan santun dari peserta didik sehingga memberikan nilai yang tinggi pada segi-segi yang
lain, padahal mungkin peserta didik tersebut tidak demikian adanya. Bisa juga guru
terkesan dengan model berpakaian atau penampilan umum peserta didik. Begitu juga
sebaliknya, seorang guru mungkin memberikan nilai yang rendah, karena peserta didik
kurang span dan tidak berpakaian rapi.
2. Generosity effects, yaitu kelemahan yang akan muncul bila ada keinginan untuk berbuat
bak. Misalnya, seorang guru dalam keadaan ragu-ragu, maka ia cenderung akan
memberikan nilai yang tinggi.
3. Carry-over effects, yaitu kelemahan akan muncul jika guru tidak dapat memisahkan satu
fenomena yang lain. Jika fenomena yang muncul dinilai baik, maka fenomen yang lain
akan dinilai baik pula.
06 Angket (Quetioner)
Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi , pendapat dan
paham dalam hubungan kausal. Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam
implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan wawancara dilaksanakan
secara lisan.

Bentuk angket
Bentuk angket berstruktur, yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban.
Bentuk angket berstruktur terdiri dari tiga,yaitu : bentuk jawaban tertutup, bentuk jawab tertutup,
bentuk jawaban bergambar.
Bentuk angket tak berstruktur, yaitu bentuk angket yang memberikan jawaban secara terbuka.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelemahan
● Ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain
● Hanya diperuntukkan bagi yang dapat melihat saja
● Responden hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada

Kelebihan
● Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau
penilai dan waktu relatif lama,sehingga objektivitas dapat terjamin
● Informasi atau data terkumpul lebih mudah karna itemnya homogeny
● Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar yang dijadikan
sampel
07 Studi Kasus (Case Study)
Studi kasus adalah studi yang mendalam dan komprehensif tentang peserta didik,kelas atau
sekolah yang memiliki kasus tertentu. Untuk itu, guru harus menjawab tiga pertanyaan inti dalam
studi kasus,yaitu :
• Mengapa kasus tersebut bisa terjadi ?
• Apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kasus tersebut ?
• Bagaimana pengaruh tingkah laku seseorang terhadap lingkungan ?
Studi kasus sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan dan penelitian. Studi ini menyangkut
integrasi dan penggunaan data yang komprehensif tentang peserta didik sebagai suatu dasar
untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut. Dalam
melakukan studi kasus,guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari sebagai sumber
dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul data.
Kelebihan dan Kelemahan Study kasus (case study)

Kelebihan
● Dapat mempelajari seseorang secara mendalam dan komprehensif
● Karakter dapat diketahui selengkap-lengkapnya
kelemahan
● Hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan
● Hanya berlaku untuk peserta didik
08 Catatan Insidental (Anecdotal Reords)

Catatan Insidental adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa-peristiwa sepintas yang dialami
peserta didik secara perserorangan. Catatan ini merupakan pelengkap dalam rangka penilaian guru
terhadap peserta didiknya,terutama yang berkenan dengan tingkah laku peserta didik. Catatan tersebut
biasanya berbunyi :
a) Tanggal 23 Februari 2008, Gita menangis sendiri di belakang sekolah tanpa sebab.
b) Tanggal 5 Maret 2008, Gita mengambil mistar teman sebangkunya dan tidak
mengembalikannya
c) Tanggal 21 April 2008, Gita berkelahi dengan Galih, karena Gita berkata, “Galih
anak pungut”
d) Tanggal 14 Mei 2008, Gita berkelahi dengan Gina, karena menuduh Gina mencuri
uang Gita.
09 Sasiometri
Sosiometri adalah suatu prosedur untuk merangkum,menyusun dan sampai batas tertentu dapat
mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman sebayanya serta
hubungan antara mereka. Seperti diketahui, di sekolah banyak peserta didik kurang mampu
menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Hal ini dapat dilihat ketika mereka dapat
istirahat,bermain atau mengerjakan tugas kelompok. Fenoma tersebut menunjukan adanya
kekurangan peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kondisi seperti ini
perlu diketahui dan dipelajari oleh guru dan dicarikan upaya untuk memperbaikinya,karena dapat
mengganggu proses belajarnya.
Salah satu cara untuk mengetahui kemampuan social peserta didik adalah sosiometri. Terdapat
beberapa langkah dalam menggunakan sosiometri,yaitu :
1. Memberikan “petunjuk” atau pertanyaan-pertanyaan
2. Mengumpulkan jawaban yang sejujurnya dari semua peserta didik
3. Jawaban-jawaban tersebut dimasukkan ke dalam tabel
4. Pilihan-pilihan yang tertera dalam table digambarkan pada sebuah sosiogram.
10 Investori Kepribadian
Investori kepribadian hamper serupa dengan tes kepribadian. Bedanya,
pada inventori jawaban peserta didik adalah benar selama dia
menyatakan yang sesungguhnya. Walaupun demikian, dipergunakan
pula skala-skala tertentu untuk kuantifikasi jawaban sehingga dapat
dibandingkan dengan kelompoknya. Aspek-aspek kepribadian yang
biasanya dapat diketahui melalui inventori ini, seperti sikap,minat,sifa
kepemimoinan dan dominasi.
Dalam pedoman Penilaian Depdiknas ( 2006 ) dikemukakan bahwa
keterkaitan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotor dalam
penilaian dapat divisualkan.
Teknik Penghagan
Evaluasi Non-Tes
Depdiknas (2003) mengemukakan “ penghargaan, ganjaran, hadiah, imbalan,
merupakan rangsangan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka
memperkuat suatu respon tertentu yang dipandang baik, tepat atau sesuai dengan
norma yang diharapkan”. Menurut teori behavioristik, pemberian penghargaan dapat
memberikan dampak yang positif bagi peserta didik dalam belajarnya, yaitu:
1. Menimbulakn respon yang positif
2. Menciptakan kebiasaan yang relatif kokoh didalam dirinya
3. Menimbulkan perasaan senang dalam melakukan suatu pekerjaan
4. Menimbulkan antusiasme, semangat untuk terus melakukan belajar
5. Semakain percaya diri
Pemberian penghargaan terhadap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
bertujuan untuk meningkatkan perhatian, motivasi, semangat, dan kemudahan
belajar, serta memodifikasi tingkahlaku peserta didik yang kurang positif menjadi
tingkah laku yang produktif. Agar pemberian penghargaan tersebut efektif, maka
guru hendaknya menunjukan sikap yang ramah, suara yang lembut, bahasa yang
santun, kegembiraan atau kepuasan terhadap prestasi peserta didik.
Dalam pemberian penghargaan, ada dua teknik yang dapat digunakan guru, yaitu:
Verbal dan non verbal (Depdiknas, 2003: 29).
1. Teknik verbal, yaitu pemberian penghargaan yang berupa pujian, dukungan,
dorongan, atau pengakuan, seperti: kata bagus, benar, betul, tepat, baik dan lain
sebagainya.
2. Teknik non verbal, yaitu pemberian penghargaan melalui:
a) Gestur tubuh, yaitu mimik dengan gerakan tubuh (senyuman, anggukan,
acungan ibu jari, dan tepukan tangan.
b) Cara mendekati, yaitu guru mendekati peserta didik untuk menunjukan
perhatian atau kesenangnaya terhadap pekerjaan atau penampilan peserta didik.
c) Sentuhan, seperti : menepuk-nepuk bahu, menjabat tangan, dan mengelus
kepala, dengan memperhatikan: usia anak, budaya dan norma agama.
d) Kegiatan yang menyenangkan, yaiu memberi kesempatan kepada perta didik
untuk melakukan kegiatan yang disenanginya sebagai penghargaan atas
prestasi belajar yang baik.
e) Simbol atau benda, seperti komentar tertulis secara positif pada buku peserta
didik, piagam.
Simpulan

Teknik non-tes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh


gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian
siswa yang tidak dapat dinilai secara kuantitatif seperti dalam teknik
tes. Dengan kata lain penilaian non test behubungan dengan
penampilan yang dapat diamati dibandingkan dengan pengetahuan
dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati oleh indera.
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai