3) Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis.
Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang
sengaja diadakan.
Sebagai alat evaluasi , observasi digunakan untuk:
a) Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.
b) Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.
c) Suatu tes essay / obyektif tidak dapat menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat
menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa dalam
mengumpulkan data
b. Sifat Observasi
Observasi yang baik dan tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:
1. Hanya dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran
2. Direncanakan secara sistematis
3. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan
4. Dapat diperika validitas, rehabilitas dan ketelitiaanya.
c. Kelebihan dan Kelemahan Observasi
Observasi sebagai alat penilain nontes, mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
1. Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak.
2. Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala atau
kejadian yang penting
3. Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari teknik lain,
misalnya wawancara atau angket
4. Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang diamati,
kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak langsung memegang peran.
Selain keuntungan diatas, observer juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
1. Observer tiidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang sangat dirahasiakan.
Apabila seseorang yang diamati sengaja merahasiakan kehidupannya maka tidak dapat diketahui
dengan observasi. Misalnya mengamati anak yang menyayi, dia kelihatan gembira, lincah . Tetapi
belum tentu hatinya gembira, dan bahagia. Mungkin sebaliknya, dia sedih dan duka tetapi
dirahasiakan.
2. Apabila si objek yang diobservasikan mengetahui kalau sedang diobservasi maka tidak mustahil
tingkah lakunya dibuat-buat, agar observer merasa senang.
3. Observer banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dapat dikontrol sebelumya.
2. Wawancara (interview/al-Hiwar)
Wawancara merupakan suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan
yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu
pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban
secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua
adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih
dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informasi-informasi yang diperlukan saja.
Wawancara adalah suatu tehnik penilain yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog) baik secara
langsung (face to pace relition) secara langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain
misalnya kepada orang tuannya atau kepada temanya. Keberhasilan wawancara sebagai alat penilaian
sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :
a. Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya
pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang yang diwawancarai
b. Keterampilan pewawancara
Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap hasil wawancara yang dilakukan,
karena guru perlu melatih diri agar meiliki keterampilan dalam melaksanakan wawancara.
c. Pedoman wawancara
Keberhasilan wawancara juga sangat dipengaruhi oleh pedoman yang dibuat oleh guru sebelum guru
melaksanakan wawancara harus membuat pedoman-pedoman secara terperinci, tentang pertanyaan
yang akan diajukan.
3. Angket (Questionnaire/Istifta)
Angket juga dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar. Berbeda
dengan wawancara di mana penilai berhadapan secara langsung dengan peserta didik atau dengan
pihak lainnya, maka dengan menggunakan angket, pengumpulan data sebagai bahan penilaian hasil
belajar yang jauh lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga. Hanya saja, jawaban-jawaban yang
diberikan acapkali tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya; apalagi jika pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dalam angket itu kurang tajam, sehingga memungkinkan bagi responden
untuk memberikan jawaban yang diperkirakan akan melegakan atau memberikan kepuasan kepada
pihak penilai.
Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada para orang tua
mereka. Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran
terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu
bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.
http://husnilmubaroq.blogspot.co.id/2014/12/teknik-tes-dan-teknik-non-tes-sebagai_31.html
mubaroq,h. 2014. Teknik tes dan teknik non tes