Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencerdaskan bangsa dan


mempunyai manfaat besar dalam mencetak generasi muda yang berpengetahuan,
berakhlak, serta berkompetensi, sehingga nantinya akan menjadi calon-calon
pemimpin bangsa yang berkompeten. Menurut Shoimin (2014:20) Pendidikan
merupakan hal yang terpenting dalam membangun peradaban bangsa. Pendidikan
adalah satu-satunya asset untuk membangun sumber daya manusia yang
berkualitas. Tentu Pendidikan mempunyai tujuan yang terarah pada peningkatan
kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai pengembangan
peserta didik. Produk atau pun lulusan yang berkualitas tentu tidak terlepas dari
peran pendidik dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik apabila komponen-


komponen dalam pembelajaran itu sendiri lengkap seperti halnya adanya guru
sebagai pendidik, siswa sebagai peserta didik. Tentu dalam proses pembelajaran
tidak hanya membutuhkan pendidik tetapi tentu memerlukan media penunjang
yang digunakan pada saat proses pembelajaran. Guru dituntut agar mampu
menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, inovatif dan
menyenangkan sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang berlaku saat ini.
Karakteristik kurikulum 2013 adalah menggunakan pendekatan saintifik serta
difokuskan pada kegiatan aktif siswa dengan suatu proses ilmiah yang bertujuan
membentuk perserta didik yang tidak hanya unggul dalam kompetensi
pengetahuan, tetapi juga unggul dalam sikap dan ketrampilan dalam bekerja
( Rahmawati, dkk, 2015 :20 ) .

1
2

Guru dituntut melaksanakan kegiatan belajar mengajar semenarik


mungkin sehingga siswa senang mengikuti pelajaran. Tapi pada kenyataannya
guru hanya menggunakan metode ceramah saja dalam pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode ceramah masih berpusat pada guru bukan pada
siswa, sehingga kurang memberikan kesempatan siswa untuk berinteraksi.
Motivasi siswa menjadi kurang dalam pelajaran tersebut sehingga hasil belajar
cenderung rendah. Agar kegiatan pembelajaran menjadi menarik perlu variasi
metode pembelajaran, selain itu penggunaan media pembelajaran yang bervariasi
juga akan meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan observasi di SMA Negeri 5 Kota Jambi dalam pembelajaran


Pencemaran lingkungan , guru menggunakan metode ceramah diselingi kegiatan
diskusi. Pelaksanaan metode pembelajaran ceramah tidak berjalan optimal, karena
sewaktu pembelajaran siswa kurang termotivasi mengikuti pelajaran dan siswa
ramai sendiri. Ketika melakukan diskusi tidak semua siswa ikut aktif dalam
kegiatan tersebut. Ada beberapa siswa yang bermain sendiri, tidak peduli dengan
tugasnya dan mereka mengandalkan teman yang lain untuk menyelesaikan tugas
tersebut. Berdasarkan data nilai ulangan harian materi pencemaran lingkungan
pada semester gasal tahun 2014/2015, rata-rata hasil belajar siswa kelas VII hanya
65,41 berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk mata
pelajaran Biologi di SMA Negeri 5 Kota Jambi adalah 75.

Salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan
motivasi, aktifitas dan hasil belajar siswa adalah penerapan pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
dengan membentuk siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil (Slavin,
2009). Pembelajaran kooperatif menciptakan kondisi lingkungan di dalam kelas
saling mendukung melalui belajar dengan kelompok kecil dan diskusi kelompok
dalam kelas. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran
siswa berpikir kritis, memecahkan masalah dan belajar bekerja sama dengan
3

anggota lain dalam satu kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran


yang dilakukan secara berkelompok, dimana dalam satu kelas dijadikan
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami
konsep yang difasilitasi oleh guru. ( Daryanto, 2014:35 ). Menurut Isjoni,
(2014:16) Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini
banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat
pada siswa ( student center ), terutama untuk mengatasi permasalahan yang
ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan
orang lain.

Pembelajaran kooperatif yang merangsang keaktifan siswa adalah model


pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Model pembelajaran NHT
adalah model pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan
bertanggung jawab penuh untuk memahami materi pelajaran baik secara
kelompok maupun individual (Kusumojanto, 2009). Pada proses pembelajaran
siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam
pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa dalam kelompok diberi nomor yang
berbeda. Setiap siswa diwajibkan untuk menyelesaikan soal yang sesuai dengan
nomor anggota mereka. Dengan pembelajaran semacam ini siswa dapat
melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh dan juga siswa yang pandai dapat
mengajari siswa yang kurang pandai sehingga dapat meminimalkan tingkat
kesulitan belajar biologi khususnya pada Pencemaran lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan : apakah


penerapan model NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan keaktifan
dan penguasaan konsep siswa pada materi pencemaran lingkungan siswa kelas X
MIA 5 SMA Negeri 5 Kota Jambi?
4

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan Siswa kelas X MIA 5 SMA N 5
Kota Jambi dengan Penerapan model Numbered Head Together (NHT) Siswa
kelas XI MIA pada materi Pencemaran Lingkungan.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas X MIA 5 SMA N 5
Kota Jambi dengan penerapan model Numbered Head Together (NHT) Pada
Materi Pencemaran Lingkungan.
1.4 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian dilaksanakan di SMA N 5 Kota Jambi Siswa Kelas X MIA 5 tahun
ajaran 2015/2016 pada pokok bahasan pencemaran lingkungan.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran cooperative
Numbered Head Together (NHT).
3. Aspek yang diamati adalah keaktifan dan pemahaman konsep siswa yang
dilakukan 2-3 siklus
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Peneliti
 Memperluas wawasan tentang hal-hal yang terkait pembelajaran
dengan model pembelajaran NHT
 Alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan dan
pemahaman konsep belajar biologi siswa SMA
2. Siswa
 Membantu siswa meningkatkan keaktifan saat proses pembelajaran
biologi khususnya pada materi pencemaran lingkungan.
5

 Membantu siswa meningkatkan pemahaman konsep pada pelajaran


biologi khusunya pada materi pencemaran lingkungan.
3. Guru
 Memperkaya guru untuk memilih dan memanfaatkan model
pembelajaran yang sesuai dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa
 Dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan guru dalam
pembelajaran biologi melalui model pembelajaran NHT
4. Sekolah
 Bahan pertimbangan untuk menerapkan model pembelajaran lain
dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
 Alternatif pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran.
1.6 Defenisi Operasional
1. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan
belajar dalam kelompok heterogen, saling membantu satu sama lain,
bekerjasama menyelesaikan masalah dan menyatukan pendapat untuk
memperoleh keberhasilan yang optimal, baik individual maupun kelompok.
2. Number Head Together (NHT) adalah suatu Model pembelajaran yang lebih
mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan
melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di
depan kelas.
3. keaktifan belajar adalah kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang
keberhasilan belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai