Evaluasi hasil belajar dapat dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur baik
berupa tes maupun non tes. Sumadi Suryabrata dalam bukunya Pengembangan Tes
Hasil Belajar mengemukakan lima tahap dalam merencanakan dan menyusun tes
sehingga menjadi tes yang baik dan dapat dibakukan sebagai berikut:
b. Penulisan soal
Dalam penulisan soal, ada beberapa prinsip yang perlu dicermati dalam
menyusun atau menulis soal (tes) hasil belajar:
tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning
out comes) yang telah ditetapkan sesuai tujuan instrusional sehingga
memudahkan bagi guru/dosen dalam menyusun butir-butir soal tes hasil
belajar.
butir-butir soal tes hasil belajar harus merupakan sampel yang refresentatif
dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan sehingga dapat
dianggap mewakili seluruh ferfomance yang telah diperoleh peserta didik
selama mengikuti pelajaran.
bentuk soal tes harus bervariasi sehingga cocok untuk mengukur hasil
belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan tes itu sendiri.
tes hasil belajar didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh
hasil yang dinginkan.
tes hasil belar harus dapat memiliki reabilitas yang dapat diandalkan.
tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur
keberhasilan belajar peserta didik, harus dapat dijadikan alat untuk
mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar peserta
didik dan cara mengajar guru/dosen itu sendiri.
c. Penelaahan soal
Setelah butir soal tes hasil belajar selesai ditulis, maka butir soal tersebut harus
diuji validitas rasionalnya yaitu kesesuaian butir soal dengan materi pengajaran,
tujuan evaluasi dan tehnik penulisan soal yang baik.
d. Pengujian butir-butir soal secara empirik
e. Administrasi tes bentuk akhir untuk tujuan-tujuan pembakuan.
b. Tes hasil belajar berbentuk tes obyektif yang dikenal dengan jawaban pendek
(short answer test). Dari kedua bentuk tes tersebut dalam pelaksanaannya dapat
diselenggarakan secara tertulis (tes tulis), secara lisan (tes lisan) dan dengan tes
perbuatan. Dalam melaksanakan tes tulis, soal-soal tes dituangkan dalam bentuk
tertulis dengan jawaban tes juga tertulis. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan tes tulis yaitu:
- Agar dalam mengerjakan soal tes peserta tes mendapat ketenangan harus jauh
dari keramaian dan hiruk pikuk.
- Ruangan tes sebaiknya cukup longgar.
- Tersedia meja dan kursi untuk testee (peserta tes).
- Testee mulai mengerjakan soal secara bersamaan.
- Sebelum berlangsungnya tes, hendaknya ditentukan tata tertib mengikuti tes
(sanksi yang dikenakan bagi pelaku testee yang curang.
- Daftar hadir disiapkan sebagai bukti mengikuti tes.
- Menyiapkan berita acara pelaksanaan tes, untuk mencegah timbulnya kesulitan
dikemudian hari
Selanjutnya dalam pelaksanaan tes lisan soal tes diajukan secara lisan dan dan
dijawab secara lisan pula. Berikut ini dipaparkan tehnik pelaksanaan tes lisan:
- Pertama, seyogyanya tester sudah melakukan inventarisasi berbagai jenis soal
sebelu tes lisan dilaksanakan.
- Kedua setiap butir soal yang telah ditetapkan untuk diajuakan dalam tes lisan
diketahui jawabannya oleh tester.
- Ketiga, menentukan skor atau nilia hasil tes lisan saat masing-masing tester
selesai dites.
- Keempat, tes hasil belajar yang dilakukan secara lisan hendaknya jangan
menyimpang atau berubah arah dari evaluasi menjadi diskusi.
- Kelima, menegakkan prinsip obyektifitas dan prinsip keadilan.
- Keenam, tes lisan harus berlangsung secara wajar jangan sampai menimbulkan
rasa takut, gugup atau panik dikalangan tester.
- Ketujuh, menentukan waktu bagi setiap peserta tes sehingga tercipta
keseimbangan alokasi waktu antara testee yang satu dengan testee yang lain.
- Kedelapan, membuat pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, meskipun inti
persoalan yang ditanyakan sama.
- Kesembilan, diusahakan agar tes lisan itu berlangsung secara individual (satu
demi satu).
Adapun tes perbuatan dilaksanakan dengan pemberian perintah atau tugas yang
harus dilaksanakan oleh testee untuk mengukur taraf kompetensi yang bersifat
keterampilan. Dimana penilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas akhir
yang dicapai oleh testee setelah melaksanakan tugas tersebut. Dari tehnik pelaksanaan
evaluasi hasil belajar tersebut dibawa untuk memperoleh hasil prestasi belajar (nilai)
peserta didik secara obyektif hendaknya seorang tester mengikuti petunjuk-petunjuk teori
sebagai mana telah dipaparkan.
Menurut Sunarya (2002) Sekalipun tidak selalu sama, namun pada umumnya para
pakar dalam bidang evaluasi pendidikan merinci kegiatan evaluasi ke dalam enam
langkah pokok :
e. Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau
patokan untuk memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi. Misalnya
apakah yang akan dipergunakan Penilaian Beracuan Patokan (PAP) ataukah akan
dipergunakan Penilaian beracuan kelompok atau Norma (PAN)
f. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan
seberapa kali evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).
2. Menghimpun data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data
adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil
belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes), atau melakukan
pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen
tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau questionnaire (apabila
evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik nontes).
3. Melakukan verifikasi data
Menurut Mahendra, Winaya, Paramartha, dan Asta (2014: 36-37) Data yang
telah berhasil dihimpun harus disaring lebihn dahulu sebelum diolah lebih lanjut.
Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data.
Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang “baik” (yaitu data
yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau
sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data
yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta
diolah).
4. Mengolah dan menganalisis data
Mengolah dan menganilisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk
memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan
evaluasi. Untuk keperluan itu maka data hasil evaluasi perlu disusun dan diatur
demikian rupa sehingga “dapat berbicara”. Dalam mengolah dan menganalisis data
hasil evaluasi itu dapat dipergunakan teknik statistik.