Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Evaluasi
Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam waktu yang telah ditentukan.

Dalam makalah ini penulis sampaikan informasi mengenai materi “Penilaian,


pengukuran, serta evaluasi” dengan menggunakan literatur dari buku dan internet.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Biologi
2. Teman-teman prodi pendidikan biologi

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam pemberian informasi tentang
nyeri punggung. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk
masa sekarang dan masa yang akan datang.

Jambi, Januari 2016

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan konsep pengukuran ?
2. Apakah pengertian dan konsep penilaian ?
3. Apakah pengertian dan konsep evaluasi ?
4. Apakah pengertian dan konsep alat evaluasi serta tes?

1.3. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dan konsep pengukuran
2. Mahasiswa dapat memahami pengertian dan konsep penilaian
3. Mahasiswa dapat memahami pengertian dan konsep evaluasi
4. Mahasiswa dapat memahami pengertian dan konsep alat evaluasi serta tes
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Konsep Pengukuran

Secara etimologis, pengukuran merupakan terjemahan dari “measurement”.


sedangkan secara terminologis pengukuran diartikan sebagai suatu usaha untuk mengetahui
sesuatu sebagaimana adanya. ini mengandung pengertian bahwa sesuatu yang diukur tidak
boleh dibandingkan dengan sesuatu lainnya. (Suardi.2015:14-15)
jika pengertian ini ditarik ke setting belajar dan pembelajaran, maka dapat
dikemukakan pengertian pengukuran adalah suatu upaya atau aktivitas yang dimaksudkan
untuk mengetahui belajar pembelajaran sebagaimana adanya, meliputi hasil belajar
pembelajaran.
Menurut Tim pengembang ilmu pendidikan FIP- UPI (2007-107), berpendapat bahwa
tanpa pengukuran tidak akan ada evaluasi. pengukuran tidak dapat dilepaskan dari pengertian
kuantitas atau jumlah. jumlah ini akan menunjukkan besarnya objek,orang, ataupun
peristiwa-peristiwa yang dilukiskan dalam unit-unit ukuran tertentu, seperti misalnya menit,
derajat, meter dan sebagainya. hasil pengukuran selalu dinyatakan dalam bentuk bilangan.
Sedangkan menurut Djaali dan Muljono (2007:1), pengukuran merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dalam arti memberi angka terhadap sesuatu yang
disebut obyek pengukuran/ obyek ukur.

 Skala Pengukuran
1. Skala Nominal
merupakan pengelompokkan kejadian kedalam kelas atau katagori, sehingga yang
masuk katagori adalah sama dalam hal atribut atau sifatnya. perbedaan kelas atau
katagori sama sekali tidak menunjukkan tingkatan yang satu lebih rendah dari yang
lain. contohnya adalah pemberian label “1” dan “2” untuk variabel jenis kelamin
dimana laki-laki diberi label “1” sedangkan jenis kelamin perempuan diberi label “2”.
penggunaan skala ini sebenarnya bukan kegiatan pengukuran, namun lebih pada
pengelompokkan, pemberian nama dan menghitung fakta-fakta dari obyek yang di
ukur

2. Skala Ordinal
Pengukuran dengan skala ini berasumsi bahwa nilai suatu variabel dapat diurut
berdasarkan tingkatan atribut atau sifat yang dimiliki oleh variabel yang ada pada
unit observasi. skala ini merupakan hasil pengelompokkan data dalam bentuk
urutan rangking. sebagai contoh rangking individu berdasarkan hasil tes mereka.

3. Skala interval
Skala ini menunjukkan tingkatan karakter individu dalam satu variabel.
pengukuran interval meliputi penetapan angka pada obyek dengan cara tertentu,
sehingga perbedaan angka yang sama mewakili perbedaan yang sama pula dalam
tingkatan atribut yang diukur. selain membedakan, hasil pengukuran ini juga
menunjukkan tinggi rendah, besar kecil dan sebagainya. contoh : seorang anak
yang mendapat nilai 2 bekerja sama dengan anak yang mendapat nilai 3 belum
tentu mempunyai kemampuan yang sama dengan anak yang mendapat nilai 8.

4. skala rasio
Skala ini merupakan jenis pengukuran yang paling halus memiliki ciri-ciri
yang tidak dimiliki oleh skala lainnya. skala ini juga menunjukkan adanya
tingkatan atribut variabel, yakni dengan membandingkan nilainya. contoh :
pengukuran terhadap besarnya gaji pegawai, pengukuran tinggi bangunan, dan
sebagainya.

 Pengukuran dalam bidang pendidikan


Obyek –obyek pengukuran dalam pendidikan adalah :
1. Prestasi
Dapat diukur dengan menggunakan tes. dilihat dari aspek standarisasi,
ada dua macam tes yaitu tes baku dan tes buatan guru. Tes baku adalah tes
yang sudah diuji dilapangan dengan maksud mendapatkan reliabilitas dan
validitas. contoh tes baku adalah tes TOEFL, Standford achievement test,
low test of basic skills dan sebagainya. selain tes baku ada pula tes non
baku yang disebut tes buatan guru, yaitu tes yang dibuat oleh seseorang
atau kelompok untuk digunakan sesaat dan hanya berlaku intern serta
hanya untuk mengukur satu jenis kemampuan. tes ini biasanya tidak
dilakukan pengujian dilapangan tetapi langsung dipakai. contoh nya tes
buatan guru, instruktur pelatihan dan sebagainya
2. sikap
Diukur dengan menggunakan instrumen skala sikap seperti yang
dikembangkan Likert, semantik diferensial dan sebagainya
3. Motivasi
Diukur dengan menggunakan instrumen skala yang dikembangkan dari
teori-teori motivasi.
4. Intelegensi
Diukur dengan menggunakan tes intelegensi seperti tes standford binet,
tes intelegensi multiple, tes wechsler.
5. Bakat
Diukur dengan menggunakan tes bakat seperti tes bakat seni, tes bakat
mekanik, tes bakat olahraga dan sebagainya.
6. Kecerdasan Emosional
Diukur dengan menggunakan insturmen yang dikembangkan dari
teori-teori emosional
7. Minat
Diukur dengan menggunakan instrumen minat yang dikembangkan
dari teori-teori minat
8. Kepribadian
Diukur dengan menggunakan tes kepribadian, seperti Q-Sort,
Minnesota Multiphasic Personality Inventori (MMPI), California
Psychological Inventory (CPI) dan lain-lain
Contoh Pengukuran, terlihat dari hasil belajar siswa dibawah ini

Nama Siswa Skor


Ani Ahmed 85
Budi Gunawan 60
Tari Armeni 55
Gito Sutowo 86
Indri Sarina tamrin 73

* Skor pada tabel tersebut merupakan hasil kegiatan pengukuran.

2.2. Pengertian dan Konsep Alat Evaluasi serta Tes


2.2.1. Alat Evaluasi
Menurut Arikunto (2001.25-26) Dalam pengertian umum, alat adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang
melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien.
Kata “alat” biasa disebut juga dengan istilah “instrumen”. Dengan demikian
alat evaluasi dikenal pula dengan instrumen evaluasi.

Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu


yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam
menggunakan alat evaluasi,elevator menggunakan cara atau teknik yang
disebut teknik evaluasi. Teknik evaluasi terdiri atas teknik non tes dan teknik
tes

a. Teknik Non tes :

- Skala bertingkat (rating scale)


menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu
hasil pertimbangan. biasanya angka-angka yang digunakan diterakan pada
skala dengan jarak yang sama. meletakannya secara bertingkat dari yang
rendah ke yang tinggi. Contoh :

Skor siswa yang mendapat nilai 9 digambarkan ditempat yang lebih ke kanan
dalam skala.

Kecendrungan seseorang terhadap jenis kesenian tertentu dapat dibuat juga


dengan skala ini yang bertujuan agar pencatatannya objektif

 Kuesioner
Sering dikenal sebagai angket. pada dasarnya kuesioner adalah
sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur.

Macam-macam kuesioner :

1. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab :


- Kuesioner langsung, jika dikirimkan dan diisi langsung oleh
orang yang dimintai jawaban tentang dirinya
- Kuesioner tidak langsung, jika dikirim dan diisi oleh bukan orang
yang diminta keterangannya. Biasanya digunakan untuk mencari
informasi bawahan, saudara, tetangga dan sebagainya.

2. Ditinjau dari segi cara menjawab


- Kuesioner tertutup, disusun dengan menyediakan pilihan jawaban
lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada
jawaban yang dipilih
Contoh :
Pekerjaan anda sekarang adalah :

Pelajar / Petani Pegawai Lain-lain


Mahasiswa

- Kuesioner terbuka, disusun sedemikian rupa sehingga pengisi


bebas mengemukakan pendapatnya.
Contoh :

Untuk menjadikan mahasiswa berfikir kreatif, dosen juga harus


merencanakan pembelajaran yang kreatif.
Bagaimana pendapat saudara?
Jawab : ........................................................................................

 Daftar cocok (check list), adalah deretan pertanyaan (biasanya singkat-


singkat) dimana koresnponden tinggal membubuhkan tanda ceklis (√)
ditempat yang telah disediakan
contoh :
Berilah tanda ceklis (√) ditempat yang sudah disediakan

Pertanyaan/Pendapat Penting Biasa Tidak penting


Sarapan pagi
Olahraga
Minum susu
Begadang
Minum kopu
 Wawancara (interview), adalah suatu metode yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dengan jalan tanya jawab sepihak. ada 2 jenis
wawancara :
1. Bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan
yang telah dibuat oleh subjek evaluasi
2. terpimpin, yaitu wawancara dilakukan oleh subjek evaluasi dengan
cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun
terlebih dahulu. jadi dalam hal ini responden pada waktu menjawab
pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapka oleh
penanya. pertanyaan itu terkadang bersifat sebagai yang
memimpin, mengarahkan dan penjawab sudah dipimpin oleh
sebuah daftar cocok sehingga dalam menuliskan jawaban ia hanya
tinggal membubuhkan tanda ditempat yang sesuai.

 Pengamatan (Observation), adalah suatu teknik yang dilakukan dengan


cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis. ada 2 macam observasi :
1. Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh
pengamat, tetapi dalam hal ini, pengamat memasuki dan mengikuti
kegiatan kelompok yang sedang diamati.
contoh : untuk mengamati kehidupan mahasiswa penyewa kamar,
pengamat menjadi mahasiswa dan menyewa kamar
2. Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang
diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut
katagorinya. Pada observasi ini, pengamat berada diluar kelompok
3. Observsasi ekperimental, terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi
dalam kelompok. Dalam hal ini, ia dapat mengendalikan unsur-
unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu
dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi

 Riwayat hidup, adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama


dalam amsa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka
subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang
kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai.

b. Teknik tes
Menurut Bukhori dalam Arikunto (2001:32), tes adalah suatu
percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil
pelajaran tertentu pada seseorang atau sekelompok orang.
Dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat pengumpul informasi,
tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat resmi
karena penuh dengan batasan-batasan.
Ada 3 macam tes :
1. Tes diagnostik
Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan
tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat

2. Tes formatif
Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam
kedudukannya seperti ini, tes formatif dapat dipandang sebagai tes
diagnostik pada akhir pelajaran (post test)

Manfaat bagi siswa :


- Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai
bahan program secara menyeluruh
- Merupakan penguatan bagi siswa.
- Usaha perbaikan
- Sebagai diagnosis

Manfaat bagi guru :


- Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah
dapat diterima oleh siswa
- Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum
menjadi milik siswa.
- Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang
akan diberikan

Manfaat bagi program


- Dapat diketahui apakah program yang telah diberi merupakan
program yang tepat sesuai kecakapan anak
- Dapat mengetahui apakah program membutuhkan pengetahuan-
pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan
- Dapat mengetahui apakah diperlukan alat, sarana dan prasarana
untuk mempertinggi hasil
- Dapat mengetahui apakah metode, pendekatan dan alat evaluasi
sudah tepat

3. Tes sumatif
Tes ini diberikan setelah berkhirnya pemberian sekelompok
program atau sebuah program yang sudah besar. Tes ini dapat
disamakan dengan ujian semester.
Manfaat tes sumatif :
- Untuk menentukan nilai
- Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidak mengikuti
kelompok dan menerima program berikutnya
- Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan
bergunaka bagi orang tua siswa, pihak bimbingan dan penyuluhan
disekolah serta pihak-pihak lain apabila siswa tersebut pindah ke
sekolah lain

 Ciri-ciri tes yang baik :


1. Validitas, berarti tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak
diukur.
Contoh : Untuk mengukur besarnya partisipasi siswa dalam proses
belajar mengajar, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada
waktu ulangan, tetapi dilihat melalui kehadiran, terpusatnya
perhatian pada pelajaran serta ketepatan menjawab pertanyaaan
yang diajukan.

2. Reliabilitas, berarti tes tersebut dikatakan dapat dipercaya jika


memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali.
Contoh : jika kepada para siswa diberikan tes yang sama pada
waktu berlainan, maka setiap siswa tetap berada dalam urutan
rangking yang sama dalam kelompok. walaupun tes pada hasil
kedua menunjukkan kenaikan, hal itu karena adanya “pengalaman”
yang diperoleh saat mengerjakan tes yang pertama

3. Objektivitas, berarti dalam tes tersebut tidak ada faktor subjektif


yang mempengaruhi. Tes yang dilakukan hanya sekali atau dua kali
tidak dapat memberikan hasil objektif tentang keadaan seorang
siswa. faktor kebetulan akan sangat mengganggu haslnya.
Contoh : misalnya ada seorang anak yang sebetulnya pandai, tetapi
pada waktu guru mengadakan tes, ia sedang dalam kondisi jelek
karena merawat ibu nya yang sakit semalaman, maka ada
kemungkinan nilainya jelek pula

4. Praktikabilitas, berarti tes tersebut bersifat praktis dan mudah


pengadministrasianya (mudah dilaksanakan, diperiksa dan
dilengkapi petunjuk)

5. Ekonomis, berarti pelaksanaan tes tidak membutuhkan biaya yang


mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.

Anda mungkin juga menyukai