A. Subjek Evaluasi
Yang dimaksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan
evaluasi. Siapa yang dapat disebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh
Contoh:
sebagai subjeknya dapat meminta petugas yang ditunjuk, dengan didahului oleh
alat ukur yang sudah distandarisasikan maka subjeknya adalah ahli-ahli psikologi.
Disamping alatnya yang harus bersifat rahasia, maka subjek evaluasi haruslah
seorang yang betul-betul ahli karena jawaban dan tingkah laku orang yang dites
evaluasi, ada pandangan lain yang disebut subjek evaluasi adalah siswa, yakni orang
dievaluasi. Dalam hal ini yang dipandang sebagai objek misalnya : prestasi matematika,
Yang dimaksud dengan objek atau sasaran evaluasi adalah hal-hal yang menjadi pusat
perhatian untuk dievaluasi. Apapun yang ditentukan oleh evaluator atau penilai untuk
dievaluasi, itulah yang disebut dengan objek evaluasi. Pada waktu evaluator ingin menilai
berat badan siswa, yang menjadi objek evaluasi adalah berat badan siswa, sedang angka yang
menunnjukan beberapa berat badan siswa dimaksud, misalnya 34 kilogram, 40 kilogram dan
sebagainya adalah hasil evaluasi. Jika evaluastor ingin menilai keterampilan siswa dalam
menggunakan termometer, maka yang menjadi objek evaluasi adalah benar tidaknya gerakan
tangan siswa ketika memegang alat, kemampuan siswa untuk menentukan berapa lama
termometer diletakan di bagian badann, kemudian juga kemampuan siswa dalam membaca
skala yang ada pada termometer. Gambaran tentang benar salanya menggunakan termometer
Agar diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang mutu dan kebenaran kinerja
transformasi, maka yang dijadikan objek evaluasi adalah semua aspek yang terkait dengan
kinerja transformasi, yaitu: (1) masukan mentah, (2) masukan instrumental, (3) masukan
lingkungan (4) proses transformasi itu sendiri dan (5) keluaran, yaitu hasil dari transformasi.
aktif belajar
Dalam evaluasi, kinerja berstatus sebagai objek evaluasi-kinerja siswa dicermati dan
Aspek-aspek yang menjadi objek evaluasi berkenaan dengan siswa sebagai masukan mentah,
Objek atau sasaran penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat
masih menggunakan diagram tentang transformasi maka sasaran penilaian untuk unsur-
unsurnya meliputi, input, transformasi dan output Input. Untuk dapat mengikuti program
dalam suatu lembaga/sekolah institusi maka calon siswa harus memiliki kemampuan yang
sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut tes kemampuan
Kepribadian
Kepribadian adalah suatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakan
bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu. Informasi tentang kepribadian sangat
diperlukan. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau
personality test.
Sikap-sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau
keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude tes. Oleh karen tes ini berupa
Intelegensi
Untuk mengetahui tingkat intelegensi ini digunakan tes intelegensi yang sudah
banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes buatan binet dan
simo yang dikenal dengan tes Binet-Simon. Dari hasil tes akan diketahui IQ orang tersebut.
IQ bukanlan intelegensi. IQ berbeda dengan intelegensi karena IQ hanyalah angka yang
Transformasi
Telah dijelaskan bahwa banyak unsur yang terdapat dalam transformasi yang
semuanya dapat menjadi sasaran atau objek penilaian demi diperolehnya hasil pendidikan
yang diharapkan. Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain:
a) Kurikulum/materi
c) Sarana pendidikan
d) Sistem administrasi
Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapai ini disebut tes
pencapaian atau achievement test. Kecenderungan yang ada sampai saat ini di sekolah adalah
bahwa guru hanya menilai prestasi belajar aspek kognitif atau kecerdasan saja. Alatnya
adalah tes tertulis. Aspek psikomotorik, apalagi efektif, sangat langka dijamah oleh guru.
Akibatnya, dapat kita saksikan, yakni para lulusannya hanya menguasai teori tetapi tidak
pengetahuan yang sudah mereka kuasai. Lemahnya pembelajaran dan evaluasi terhadap
aspek afektif ini, jika kita mau instrospeksi, telah berakitab merosotnya ahklak para lulusan.
atau foto dikatakan baik apabila sesuai dengan aslinya (bukan lebih baik dari
aslinya seperti dikatakan oleh iklan foto). Gambar pemotretan hasil evalauasi
tersebut di dalam kegiatan evaluasi dikenal dengan data evaluasi. Data evaluasi
yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Agar dapat diperoleh data
yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Jika
diinginkan dapat diperoleh data yang valid. Dengan kata lain, instrumen evaluasi
dipersyarakan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid.
Dalam pembicaraaan ini akan dikemukakan adanya dua jenis validitas. Validitas
pertama menyangkut soal cara keseluruhan yang akan di bahas pada bagian awala
bab ini. Sesudah selesai, disusul pembahasan validitas kedua. Yaktni validitas
menyangkut butir soal atau item dan validitas faktor yang menyangkut bagian
materi.
. Macam-Macam Validitas
Di dalam buku Encyclopedia Of Educational Evaluation, yang ditulis oleh
Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan disebutkan:
A test is valid if it measures what it purpose to measure. Atau jika
diartikan lebih kurang demikian: sebuah tes dikatakan valid apabila tes
tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa indonesia “Valid”
disebut sebagai istilah “Sahih”
Sebenarnya pembicaraan validitas ini bukan ditekankan pada tes itu
mobil, bukan pengetahuan tersebut dalam hal yang berkaitan dengan mobil.
Tes yang mengukur pengetahuan tentang mobiil bukanlah tes yang sahih
untuk mekanik.
Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari
hasil pengalaman, hal yang pertama dakan diperoleh validitas logis (logical
validity) dan hal yang kedua diperoleh validitas empiris (empirical validity)
bahwa orang tersebut memang jujur. Contoh lain, seorang dapat dikatakan
banyak menghasilkan ide-ide baru yang diakui berbeda dari hal-hal yang
sudah ada. Dari penjelasan dan contoh tersebut diketahui bahwa validitas
dua yaitu yang sudah tersedia dan yang belum tersedia tetapi akan terjadi
dengan kriterium yang sudah tersedia, yang sudah ada, disebut memiliki
validitas empiris juga, yang juga ada dua macama, maka secara
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
isi sebuah tes akan dibicarakan secara lebih mendalam pada waktu
kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah
psikologis maka butir soal pada tes merupakan perintah agar siswa
yaitu suatu rekaan yang dibuat oleh para ahli ilmu jiwa yang dengan
suatu cara tertentu merinci isi jiwa atas bebrapa aspek seperti: ingatan,
x2 = kuadrat dari y
Indeks korelasi antara X dan Y inilah indeks validitas soal yang dicari.
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:
r N XY −( X)(Y )
=
xy
√{N X 2 ( X )2 }{N Y −(Y )2
2 }
Dimana:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dan variabel yang
dikorelasikan