Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

“RANAH OBYEK EVALUASI HASIL BELAJAR”

KELOMPOK 5 :

1. ENDAH KARTIKA SARI (A1C414032)

2. GUSTIANA (A1C414041)

3. HUSMAYANI MUNY PUTRI (A1C414036)

4. ROSIMA NOVIANTI M.S (A1C414017)

5. TASYA AGUSTINA (A1C414020)

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Dra. Hj. ASNI JOHARI, M.Si

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Evaluasi Proses
dan Hasil Belajar Biologi dalam waktu yang telah ditentukan.

Dalam makalah ini penulis sampaikan informasi mengenai materi “Ranah Obyek
Evaluasi Hasil Belajar” dengan menggunakan literatur dari buku dan internet.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Biologi
2. Teman-teman prodi pendidikan biologi

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam pemberian informasi tentang ranah
obyek evaluasi hasil belajar. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

Jambi, Februari 2016

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................Error! Bookmark not defined.
1.1.Latar Belakang..............................................................Error! Bookmark not defined.
1.2.Rumusan Masalah.........................................................Error! Bookmark not defined.
1.3.Tujuan............................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................Error! Bookmark not defined.
2.1. Ranah Obyek Evaluasi Hasil Belajar............................Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Ranah Kognitif .............................................................................................................

2.1.2 Ranah Afektif ................................................................................................................

2.1.3 Ranah Psikomotor ...................................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................Error! Bookmark not defined.


3.1. Kesimpulan...................................................................Error! Bookmark not defined.
3.2. Saran.............................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu program yang melibatkan sejumlah komponen yang
bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Seperti yang
telah diketahui bahwa evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan
atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai.Evaluasi
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam pelaksanaan program tersebut
dapat mencapai tujuan yang efektif dan efesien.
Evaluasi meliputi proses pengukuran dan penilaian.Penilaian sendiri pengambilan
keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan kriteria tertentu, dimana pengambilan
keputusan tersebut belum dapat dilakukan hanya atas dasar hasil pengukuran saja.Hasil
pengukuran hanya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan ketika sudah dibandingkan
dengan kriteria tertentu.Di dalam evaluasi terdapat subjek evaluasi dan sasaran atau objek
yang menjadi titik pusat pengamatan.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dalam mengevaluasi
hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip tersebut dalam melaksanakan evaluasi
hasil belajar makan evaluator dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap
peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah
diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan
pengalamannya (aspek psikomotorik).Ketiga aspek atau ranah itu erat sekali dan bahkan
tidak mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar.Dalam
konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga aspek atau ranah itulah yang harus dijadikan
sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar, dimana ketiga aspek tersebut menjadi
obyek penilai.

Dalam makalah ini akan membahas mengenai ranah obyek evaluasi hasil belajar.
Agar dalam mengevaluasi guru mengetahui pedoman dasar dari evaluasi hasil belajar itu
sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja ranah obyek evaluasi hasil belajar?

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja ranah obyek evaluasi hasil belajar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ranah Obyek Evaluasi Belajar
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah peningkatan kemampuan yang
diperoleh peserta didik tidak hanya dari guru selama belajar tetapi juga dari apa dan siapa
saja (lingkungan) selama peserta didik dalam keadaan bangun.Pada tahun 1935, beliau
menyatakan bahwa pendidikan/pengajaran bertujuan mengembangkan cipta, rasa, dan karsa
peserta didik.B.S. Bloom pada tahun 1956, menjabarkan tujuan pendidikan seperti itu lebih
rinci yang terkenal dengan Taksonomi Tujuan Pendidikan.
Ada 3 ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke 2 yang
selanjutnya disebut taksonomi, yaitu:
a. Ranah Kognitif (cognitive domain)
b. Ranah Afektif (affective domain )
c. Ranah Psikomotor (psychomotor domain) (Arikunto, 1995:117)
Jika disejajarkan dengan pendapat Ki Hajar, maka Taksonomi Bloom disajikan dalam tabel
sebagai berikut:

Ranah B.S.Bloom Ki Hajar Dewantara


Proses berpikir Kognitif Cipta
Sikap hidup Afektif Rasa
Keterampilan fisik Psikomotor Karsa
Penilaian berarti pengukuran keberhasilan seseorang dalam proses maupun
keberhasilan pembelajaran.Yang diukur tidak hanya materi yang dikuasai tetapi juga dampat
materi itu terhadap jenjang proses berpikir, jenjang pengembangan kepribadian, dan jenjang
kemampuan keterampilan.

2.1.1 Ranah Kognitif


Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk didalamnya
kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan
kemampuan mengevaluasi. Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis perilaku
yaitu sebagai berikut:
1. Pengetahuan /Hafalan/Ingatan (Knowledge)
Mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan
dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, pengertian, kaidah, teori,
prinsip, atau metode.Pengetahuan merupakan proses berpikir yang paling rendah.
Menurut Mosaja (2013), Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang
pengetahuan adalah dapat menghafal kosa kata, menerjemahkan dan menuliskannya
secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang
diberikan oleh guru Pendidikan Bahasa Inggris di sekolah
2. Pemahaman (comprehension)
Mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang telah
dipelajari.Pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.Dengan kata lain,
memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai
segi.Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat
memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-
katanya sendiri.Pemahaman merupakan jenjang kemapuan berfikir yang setingkat
lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Menurut Mosaja (2013), Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada
jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan
Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung
dalam surat al-‘Ashar secara lancar dan jelas.
3. Penerapan (application)
Mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi
masalah yang nyata dan baru.Misalnya, menggunakan prinsip. Penerapan ini
merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi dari pemahaman.
Menurut Mosaja (2013), Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang
penerapan misalnya: Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep
kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
4. Analisis (analysis)
Mencakup kemampuan merinci satu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga
struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik atau dengan kata lain adalah
kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara
bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Misalnya,
mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. Jenjang analisis adalah
setingkat lebih tinggi dari penerapan.
Menurut Mosaja (2013), Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan
dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa dirumah,
disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai
bagian dari ajaran Islam.
5. Sintesis (sytensis)
Mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya, kemampuan
menyusun suatu program kerja. Sintesis juga meruapakan kemampuan berfikir yang
merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses
yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma
menjadi suatu pola yang berstruktur pola baru. Jenjang sintesi kedudukannya
setingkat lebih tinggi dari analisis.
Menurut Mosaja (2013), Salah satu hasil belajar kognitif dari jenjang sintesis ini
adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan
sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
6. Evaluasi (evaluation)
Mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan
kriteria tertentu.Misalnya, kemampuan menilai hasil karangan. Evaluasi merupakan
jenjang berfikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam Taksonomi
Bloom.Evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu kondisi, nilai atau ide.
Menurut Mosaja (2013), Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi
adalah: peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat
dipetik oleh seseorang yang berlaku disiplin dan dapat menunjukkan mudharat atau
akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang yang bersifat malas atau tidak
disiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa
kedisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang waji dilaksanakan dalam sehari-
hari

2.1.2 Ranah afektif


Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.Tipe hasil
belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman-teman sekelas, kebiasaan
belajar dan hubungan sosial.Ranah afektif (Krathwohl dan Bloom, dkk) terdiri dari lima
perilaku-perilaku yaitu sebagai berikut:
1. Penerimaan (receiving atau attending)
Mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal
tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan. Receiving
atau attending juga sering diberi pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan
suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka
bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka, dan mereka
mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau mengidentifikasi diri dengan nilai
itu.
Contoh hasil belajar afektif jenjang receiving lain, misalnya: peserta didik bahwa
disiplin wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus disingkirkan jauh-
jauh.
2. Partisipasi (responding atau menanggapi)
Mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu
kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
Partisipasi sendiri merupakan kemauan menanggapi yang dimiliki seseorang untuk
mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi
terhadapnya salah satu cara. Jenjang partisipasi lebih tinggi dari penerimaan.
3. Penilaian dan penentuan sikap (valving)
Mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.
Misalnya menerima suatu pendapat orang lain. Menilai atau mengahargai merupakan
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila
kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesesalan.
Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau
menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai
konsep atau fenomena yang baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu
mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti
bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu mulai di camkan
(internalized) dalam dirinya.Jenjang ini lebih tinggi dari partisipasi dan penerimaan.
4. Organisasi (organization)
Mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan
pegangan hidup. Misalnya, menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan
pedoman bertindak secara bertanggung jawab. Mengatur atau mengorganisasikan
merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk
didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lain.
5. Pembentukan pola hidup
Mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai
kehidupan pribadi. Misalnya kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan
tindakan yang berdisiplin. (Dimyati dan Mudjiono, 2013:29).

2.1.3 Ranah psikomotor


Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.Hasil belajar
psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami
sesuatu) dan hasil belajar afektif.Ranah psikomotor (Simson) terdiri dari tujuh jenis
perilaku, yaitu sebagai berikut:
1. Persepsi
Mencakup kemampuan memilah-milahkan (mendeskriminasikan) hal-hal secara
khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. Misalnya, pemilahan
warna, angka 6 (enam) dan sembilan (9), huruf b dan d.
2. Kesiapan
Mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan dimana akan terjadi suatu
gerakan atau rangkaian gerakan.Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani.
Misalnya, posisi start lomba tari.
3. Gerakan terbimbing
Mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan.
Misalnya, meniru gerakan tari, membuat lingkaran diatas pola.
4. Gerakan yang terbiasa
Mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. Misalnya,
melakukan lompat tinggi dengan tepat.
5. Gerakan kompleks
Mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari
banyak tahap, secara lancar, efesien, dan tepat. Misalnya, bongkar pasang peralatan
secara tepat.
6. Penyesuaian pola gerakan
Mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik
dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya, keterampilan bertanding.
7. Kreativitas
Mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas dasar prakarsa
sendiri. Misalnya, kemampuan membuat tari kreasi baru. (Dimyati dan Mudjiono,
2013:30)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Menurut Bloom obyek evaluasi belajar atau penilaian dibagi menjadi 3 ranah yaitu
sebagai berikut:
- Ranah kognitif, yang meliputi:
a. Pengetahuan
b. Pemahaman
c. Penerapan
d. Analisis
e. Sintesis
f. Evaluasi
- Ranah afektif, yang meliputi:
a. Penerimaan
b. Partisipasi
c. Penilaian atau penentuan sikap
d. Organisasi
e. Pembentukan pola hidup
- Ranah psikomotor, yang meliputi:
a. Persepsi
b. Kesiapan
c. Gerakan terbimbing
d. Gerakan yang terbiasa
e. Gerakan kompleks
f. Penyesuaian pola gerakan
g. Kreativitas
3.2. Saran
Sebagai seorang calon guru, sudah seharusnya kita mengetahui ranah obyek
evaluasi hasil belajar. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam kegiatan evaluasi ini.
Sehingga evaluasi hasil belajar siswa benar-benar terlaksana seperti yang telah ditetapkan
lembaga pendidikan. Namun, sebaiknya dilakukan perbaikan-perbaikan materi dalam
makalah ini dimasa depan agar data yang diberikan semakin valid.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, 1995.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Bumi Aksara:Jakarta
Dimyati, Mudjiono.2013.Belajar dan Pembelajaran .Jakarta:Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai