PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
terhadap bahan ajar, berupa suatu tugas atau persoalan yang harus
diselesaikan aleh seorang siswa atau sekelompok siswa.
Cronbach (Reynolds,et al.2010:4) membagi tes kedalam dua
kelompok, yakni :
1. Tes performansi maksimal (maximum performance test) adalah
kemampuan terbaik yang mampu diperlihatkan oleh peserta tes (testee)
sebagai jawaban terhadap butir-butir tes. Oleh karena itu, istilah
performansi maksimal identik dengan kemampuan seorang anak dalam
ranah kognitif. Suatu tes kemampuan tentu dirancang untuk
mengungkapkan kemampuan maksimal individu.
Tujuan ini membawa konsekuensi bahwa dalam pengkontruksian
tes jenis ini harus memiliki stimulus-stimulus berupa pertanyaan yang
terstruktur secara jelas. Pertanyaan dan arah jawaban yang dikehendaki
oleh tes harus benar-benar dapat dipahami oleh peserta tes sebelum
menjawab atau memberikan respon. Karena jawaban peserta tes berkaitan
dengan kemampuan kognitifnya maka jawaban yang diberikan oleh
peserta tes dapat dikatakan sebagai jawaban yang “benar” atau “salah”
dan diberi skor yang sepadan.
2. Jawaban tipikal (typical response) adalah kemampuan yang ditampakkan
oleh seorang peserta tes sebagai refleksi dari kepribadiannya sendiri
sebagai indikator perilaku yamg diperlihatkan dan merupakan
kecenderungan umum dirinya dalam menghadapi situasi tertentu.
Jawaban pada tes ini sangat sedikit hubungannya dengan kemampuan
kognitif dan menjadi ciri khas (tipikal) masing-masing orang. Oleh karena
itu, jawaban berupa kemampuan tipikal tidak dapat dikatakan sebagai
suatu hal yang salah. Diantara contoh tes yang dirancang untuk
mengungkap kemampuan tipikal adalah tes kepribadian, skala sikap, dan
berbagai skala yang disusun untuk mengungkap aspek-aspek afektif
dalam kepribadian.
4
2. Pengukuran
Pengukuran (measurement) merupakan cabang ilmu statistika
terapan yang bertujuan untuk membangun dasar-dasar pengembangan tes
yang lebih baik sehingga dapat mengasilkan tes yang berfungsi secara
optimal, valid dan realibel. Dasar-dasar pengembangan tes tersebut dibangun
diatas model-model matematika yang secara berkesinambungan dan terus
diuji kelayakannya melalui ilmu psikometri.
Istilah pengukuran terkait ilmu psikometri, Lahoylahoy (2012)
mendefinisikan pengukuran sebagai suatu proses untuk membuat kuantifikasi
prestasi individu, kepribadiannya, sikapnya, kebiasaanya, dan kecakapannya.
Kuantifikasi tersebutt dilandasi oleh fenomena yang dapat diamati. Dalam
hubungan ini, Azwar (2010:3) dalam Kusaeri dan Suprananto (2012:4)
mendefinisikan ukuran sebagai suatu prosedur pemberian angka (kuantifikasi)
terhadap atribut atau variabel sepanjang garis kontinum. Terlihat bahwa
definisi oleh Lahoylahoy lebih terkait dengn pendidikan, sedangkan definisi
oleh azwar lebih bersifat umum. Dalam hubungan ini, Guilford
(1954)menyatakan bahwa pengukuran adalah proses penetapan ukuran
terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran dilaksanakan
untuk menjawab pertanyaan how much? Pengukuran dapat menggunakan tes
dan non tes. Pengukuran pendidikan dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Sedangakan menurut Reynolds,et.al.(2010:3) mendefinisikan pengukuran
sebagai sekumpulan aturan untuk menetapkan suatu bilangan yang mewakili
objek, sifat atau karakteristik, atribut atau tingkah laku.
5
b. Hasil pengukuran bersifat kuantitatif atau berupa angka. Suatu proses
pengukuran akan dinyatakan selesai apabila hasilnya telah diwujudkan
dalam bentuk angka, disertai oleh satuan ukuran yang sesuai.
c. Hasil pengukuran bersifat deskriptif, yaitu hanya sebatas memberikan
angka yang tidak diinterpretasikan lebih jauh.
3. Pengujian
Terkait dengan pengertian tes, sebelumnya perlu diklarifikasi dulu
bahwa ada tes sebagai alat atau perangkat, dan ada tes atau testing (pengujian)
yang bermakna metode atau cara. Pengujian merupakan bagian dari
pengukuran yang biasanya dilanjutkan dengan kegiatan penilaian. Secara
sederhana, pengujian bermakna melaksanakan ujian atau suatu cara untuk
meraih nilai tertentu pada sebuah tes.
Dari segi bentuknya, pengujian dapat dimaknai sebagai sederet
pertanyaan atau masalah yang dirancang untuk menetapkan tingkat
pengetahuan, kecerdasan, atau kecakapan seseorang. Makna ini lebih dekat
kepada tes sebagai alat atau perangkat.
4. Penilaian (Asesmen)
Banyak pemaknaan atau mendefinisikan tentang asesmen atau
penilaian. Penilaian biasanya dimulai dengan kegiatan pengukuran. Penilaian
adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan,
menganalisi, serta menginterpretasikan informasi yang dapat digunakan untuk
membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau objek. Menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan (demikian juga pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar
Penilaiaan Pendidikan), Asesmen pendidikan adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta
didik. Hal ini dinyatakan secara lebih tegas di dalam Rancangan Peniaian
Hasil Belajar (Depdiknas, 2008) yang menyatakan bahwa penilaian (asesmen)
6
adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan. Terlihat bahwa penilaian yang ideal adalah
penilaian yang menyangkut proses maupun hasil belajar. Penilaian seperti
halnya tes juga dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan how well does the
individual perform?
Di pihak lain ada yang mendefinisikan asesmen atau penilaian
sebagai istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan
untuk menilai unjuk kerja (performance) individu peserta didik atau
kelompok. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk
menunjukkan pencapaian belajar peserta didik (Departemen Pendidikan
Nasional, 2003).
Departemen of Education of the States, Territories and
Commonwealth of Australia memaknai penilaian sebagai bukti-bukti yang
digunakan oleh pebelajar (learner) dan para guru untuk menentukan apakah
para pebelajar tersebut terlibat dalam pembelajaran, kemana tujuan mereka
akan pergi (tujuan pembelajaran), dan bagaimana jalan yang terbaik untuk
mencapai tujuan tersebut.
Ciri-ciri asesmen antara lain :
a) Dilaksanakan secara formal oleh para guru disekolah.
b) Merupakan suatu proses atau upaya pengumpulan dan pengolahan
informasi termasuk membuat dokumentasi hasil belajar peserta didik.
c) Berkaitan dengan evaluasi tentang seberapa positif minat peserta didik
terhadap sekolah, serta evaluasi terhadap perkembagan dan pertumbuhan
anak di sekolah.
Baehr dan Bayerlein juga menyatakan bahwa asesmen yang berkualitas harus
memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut.
7
c) Suatu proses yang dapat memperbaiki setiap tataran kinerja siswa.
d) Umpan baliknya bergantung kepada kedua belah pihak, baik kepada asesor
maupun kepada siswa yang dinilai.
e) Perbaikan yang dilandasi oleh umpan balik dari asesmen adalah lebih
efektif jika siswa yang dinilai memerlukan penilaian tersebut.
f) Memerlukan kesepakatan mengenai kriteria penilaian.
g) Memerlukan analisis dari hasil observasi.
5. Evaluasi
Evaluasi berasal dari akar kata bahasa Inggris value yang berarti nilai,
jadi istilah evaluasi sinonim dengan penilaian. Pengertian evaluasi menurut
beberapa ahli sebagai berikut :
a) Evaluasi menurut Firman (2000:18) merupakan penilaian terhadap data
yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.
b) Menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang
nilai berdasarkan hasil pengukuran. Calengosi (1995) juga menyatakan
bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes
maupun non tes.
c) Arikunto (2003:2) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program
pendidikan.
d) Purwanto (2002:58) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi
program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai
sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian
nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang
sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang
sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan
demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk
8
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan
pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002:55).
Evaluasi dimaknai sebagai penilaian yang sistematik tentang manfaat
atau kegunaan suatu objek. Dalam melaksanakan evaluasi terdapat
pertimbangan (judgment) untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit
banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi dengan demikian memerlukan
data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang multi-dimensi, dan
antara lain mencakup dimensi kemampuan, kreativitas, sikap, minat,
keterampilan, dan lain-lain. Evaluasi juga dimaknaisebagai suatu proses
pengumpulan, analisis, dan penafsiran yang sistematis untuk menetapkan
sampai sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran seperti yang
dintakan dalam kurikulum.
Karakteristik evaluasi diantaranya :
a) Perbandingan antara hasil penilaian dengan suatu norma atau kriteria.
b) Hasilnya bersifat kualitatif.
c) Hasilnya dinyatakan secara evaluatif.
9
d. Evaluasi sumatif (summative evaluation) ditujukan untuk
mengevaluasi prestasi siswa diakhir pembelajaran. Evaluasi jenis ini
didesain utnuk menentukan sebarapa jauh tujuan pembelajaran telah
dicapai.
10
Asesmen Suatu prosedur Pengumpulan Deskripsi
sistematis dan bukti untuk bersifat kualitatif
mencakup kegiatan menunjukkan
mengumpulkan, pencapaian
menganalisi, serta belajar belajar
menginterpretasikan peserta didik.
informasi yang dapat
digunakan untuk
membuat kesimpulan
tentang karakteristik
seseorang atau objek
dengan ukuran baik
atau buruk.
Evaluasi Suatu proses penilaian Pengambilan Keputusan atau
untuk mengambil keputusan Justifikasi
keputusan yang terhadap hasil
menggunakan penilaian dan
seperangkat hasil pengukuran lulus
pengukuran, penilaian atau tidak.
dan berpedoman
kepada tujuan yang
telah ditetapkan.
11
2.3 Peran dan Fungsi Tes, Pengukuran, Asesmen, Evaluasi dan Pengujian
dalam Pembelajaran
1. Peran dan Fungsi Tes
a. Memperoleh umpan balik terhadap hasil pembelajaran. Hasil pengukuran
dari suatu tes dapat digunakan sebagai umpan balik, baik dari guru
maupun siswa peserta tes, ataupun pihak sekolah. Bagi guru, hasil tes
memberikan indikasi efektivitas pembelajarannya sehingga berdasarkan
hasil tes guru dapat memperbaiki proses pembelajaran serta memahami
sampai sejauh kemampuan para siswanya menafsirkan dan menguasai
bahan ajar. Bagi siswa, hasil tes memberikan indikasi sejauh mana tingkat
pembelajarannya, apakah perlu perbaikan atau peningkatan. Bagi sekolah,
hasil tes dari sejumlah bidang studi memberikan indikasi seberapa efektif
pembelajaran yang berlangsung disekolah tersebut.
b. Memperbaiki kurikulum dan program pendidikan. Memang biasanya
sekolah tinggal melaksankan kurikulum yang digariskan oleh pemerintah,
tetapi dengan laporan setiap sekolah tentang efektivitas pembelajaran
berdasarkan kurikulum yang ditetapkan, pihak pemerintah juga akan tahu
apakah kurikulum yang diberlakukan perlu diperbaiki atau tidak.
c. Meningkatkan motivasi siswa. Hasil tes akan meningkatkan motivasi
siswa untuk belajar, jika masih belum memenuhu kriteria ketuntasan
minimalakan mencoba bangkit agar mencapai atau bahkan melebihi.
d. Melaksanakan diagnosisi dan remedial. Hasil tes dapat dipergunakan
untuk mengukur kekuatan dan kelemahan siswa dalam bidang studi
tertentu sehingga siswa dapat memperbaiki penguasaan atau kemampuan
siswa. Sementara itu, guru memperbaiki program pembelajarannya,
misalnya memperbaiki metode mengajarnya dengan metode pengajaran
yang variatif, atau menambah wawasan pengetahuannya tentang aspek
bidang pengetahuan tertentu.
e. Melakukan penempatan
f. Melakukan seleksi
g. Mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan.
12
2. Peran dan Fungsi Pengukuran
a. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui
kekuatan dan klemahannya dalam pencampaian kompetensi.
b. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang
dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
c. Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan,
kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
d. Sebagai masukan bagi guru untuk merancang kegiatan belajar.
e. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah
tentang evektifitas pendidikan.
f. Menggabarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu
kompotensi.
g. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta
didik mehami dirinya membuat keputusan tentang langka berikutnya, baik
untuk pemilihan program,pengembangan kepribadian, maupun untuk
penjurusan (bimbingan)
13
d. Mendeskripsikankecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata
pelajaran yang ditempuhnya.
e. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah,
yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para
siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.
f. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta
strategi pelaksanaanya.
g. Memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi
pemerintah, masyarakat dan para orang tua siswa.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tes dalam dunia pendidikan dipandang sebagai salah satu alat
pengukuran.Oleh karena itu,dalam penyusunan tes melibatkan aturan-aturan
(seperti petunjuk pelaksanaan dan kriteria penskoran) untuk menetapkan bilangan-
bilangan yang menggambarkan kemampuan seseorang.
Pengukuran (measurement) merupakan cabang ilmu statistika terapan
yang bertujuan untuk membangun dasar-dasar pengembangan tes yang lebih baik
sehingga dapat mengasilkan tes yang berfungsi secara optimal,valid dan realibel.
Asesmen atau penilaian sebagai istilah umum yang mencakup semua
metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja (performance) individu
peserta didik atau kelompok.
Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang biasanya dilanjutkan
dengan kegiatan penilaian. Secara sederhana, pengujian bermakna melaksanakan
ujian atau suatu cara untuk meraih nilai tertentu pada sebuah tes.
Evaluasi adalah suatu kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah dirancang telah tercapai atau belum, berharga atau tidak
berharga, efisien atau tidak.
3.2 Saran
15