Anda di halaman 1dari 17

Model pembelajaran

Trefinger

Hari Rival Herdiana 41154030210008


Apa itu Model Pembelajaran
Treffinger?
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Joice setiap model mengarahkan kita
untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan dalam
suatu pembelajaran. Model pembelajaran erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning
style) dan gaya mengajar guru (teaching style). Sementara itu, kemampuan berpikir kreatif merupakan
suatu cara berpikir yang dapat mengemukakan berbagai macam alternatif gagasan untuk memecahkan
suatu permasalahan yang dihadapi. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan
pemecahan masalah siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran yang dirancang
sedemikian hingga dapat meningkatkan kemampuan-kemampuan tersebut. Salah satu model yang
dapat diterapkan adalah model pembelajaran treffinger.
Donald J. Treffinger
Model treffinger merupakan salah satu model yang
menangani masalah kreativitas secara langsung dan
memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai
keterpaduan. Model ini dikenalkan oleh Donald J.
Treffinger pada tahun 1980 yang merupakan seorang
presiden di Center of Creative Learning.
Treffinger Menurut
para ahli
Pramoto (2005) Shoimin (2014) Huda (2013)
model pembelajaran treffinger treffinger adalah model yang berupaya
adalah model pembelajaran yang model treffinger untuk untuk mengajak siswa berpikir kreatif
melibatkan dua ranah yaitu mendorong belajar kreatif dalam memecahkan masalah dengan
kognitif dan afektif menggambarkan susunan tiga memperhatikan fakta-fakta penting
tahap yang mulai dengan unsur- yang ada di lingkungan sekitar lalu
unsur dasar dan menanjak ke memunculkan berbagai gagasan dan
fungsi-fungsi berpikir yang memilih solusi yang tepat untuk
lebih majemuk. diimplementasikan secara nyata.
Kesimpulan dari Para Ahli

Treffinger adalah model pembelajaran yang mengajak peserta


didik berpikir kreatif dalam penyelesaian masalah dengan
melihat fakta-fakta yang ada di lingkungan sekitar, membantu
peserta didik menguasai konsep, kemudian memunculkan
gagasan baru dan memilih solusi yang tepat untuk diterapkan.
Model ini lebih menekankan pada aspek kognitif dan afektif
peserta didik dalam pembelajaran.
Menurut Treffinger (2002) model pembelajaran ini
terdiri dari tiga komponen yaitu understanding
challenge (memahami tantangan), generating ideas
(membangkitkan gagasan-gagasan atau ide-ide) dan
preparing for action (mempersiapkan tindakan) yang
dirinci ke dalam enam tahapan yaitu tahap
menentukan tujuan, menggali data, merumuskan
masalah, membangkitkan gagasan, mengembangkan
solusi, dan tahap membangun penerimaan.

Sintaks Pembelajaran Treffinger


Understanding Challenge (memahami
tantangan)
01. • Menentukan tujuan, yaitu guru menginformasikan kompetensi yang harus
dicapai dalam pembelajaran.
• Merumuskan masalah, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi permasalahan.

02. Generating ideas (membangkitkan gagasan)


guru memberi waktu dan kesempatan pada peserta didik untuk mengungkapkan gagasan dan
juga membimbing peserta didik untuk menyepakati alternatif pemecahan yang akan diuji.

Preparing for action (mempersiapkan tindakan)


03. Mengembangkan solusi, dalam tahapan ini guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
Langkah-Langkah Model
Trefinger menurut
Munandar

● Tahap I (Basic Tools)


● Tahap II (Practice with process)
● Tahap III (Working with real problems)
Tahap 1 Basic tools
Kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan
Basic tool atau teknik kreativitas meliputi
meliputi kelancaran (dapat dilihat dari gaya
keterampilan berpikir divergen dan teknik-teknik
bicaranya yang tidak terputus-putus), kelenturan
kreatif. Adapun kegiatan pembelajaran pada tahap I (dilihat dari banyaknya idea atau gagasan yang
ini yaitu : berbeda yang disampaikan peserta didik),
• Siswa membentuk kelompok dengan anggota 3-
orisinalitas (dapat dilihat dari keaslian ide atau
5 siswa dengan tingkat kemampuan akademik gagasan yang disampaikan, bahwa pendapat yang
yang heterogen.
disampaikan berasal dari individu itu sendiri),
• Guru memberikan suatu masalah terbuka
pemerincian pengenalan dan ingatan (dapat dilihat
tentang materi yang diajarkan.
dari ketelitian, mengenal dan daya ingat peserta
• Guru membimbing siswa melakukan diskusi
didik). Sedangkan kemampuan afektif yang
untuk menyampaikan gagasan tentang materi
dikembangkan meliputi rasa ingin tahu (dapat
yang diajarkan.
dilihat dari keaktifan peserta didik dalam
• Guru memberikan penilaian pada masing-
bertanya), dan keberanian mengambil resiko.
masing kelompok.
Tahap II (Practice with process)
Pratice with process, yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang telah
dipelajari pada tahap I dalam situasi praktis. Pada tahap II ini hanya merupakan satu tahap dalam proses
gerak kearah belajar kreatif dan bukan merupakan tujuan akhir tersendiri. Kegiatan pembelajaran pada
tahap II dalam penelitian ini, yaitu :
● Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk berdiskusi dengan memberikan analog atau
perumpamaan.
● Guru meminta siswa membuat contoh tentang materi yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tahap kedua ini, lebih memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan penyelesaian
masalah dan keterbukaan terhadap perbedaan. Kemampuan kognitif yaitu meliputi penerapan
(penggunaan apa yang tersedia dalam menyelesaikan masalah yang diberikan), analisis (mendeskripsikan
segala masalah yang ada), sintesis (keterampilan memandukan hal yang didapat dengan pengetahuan
sebelumnya), evaluasi (penilaian terhadap jawaban teman dan diri sendiri sehingga menghasilkan
jawaban yang paling tepat) dan lain-lain.
Tahap III (Working with real problems)
• Siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan bersama kelompok yang
berkaitan dengan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
• Guru melibatkan pemikiran siswa dalam tantangan nyata yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
• Guru memberi tugas sebagai pemecahan masalah secara kreatif
terhadap suatu materi.

Working with real problems, yaitu menerapkan keterampilan yang


dipelajari pada dua tahap pertama terhadap tantangan pada dunia nyata.
Di sini siswa menggunakan kemampuannya dengan cara-cara yang
bermakna bagi kehidapnnya. Siswa tidak hanya belajar keterampilan
berpikir kreatif, tetapi juga bagaimana menggunakan informasi ini
dalam kehidupan mereka.
Working with real problems
Pada tahap ketiga ini, memusatkan pada bagaimana anak dapat mengelola dirinya sendiri
dan kemempuannya sehubungan dengan keterlibatannya dalam tantangan-tantangan yang
ada dihadapannya. Kemampuan afektif pada tingkat ini meliputi pembribadian nilai
(berkaitan dengan pengevaluasian diri dan ide-ide sebelumnya), pengikatan diri terhadap
hidup produktif (berusaha untuk tetap menghasilkan ide baru dalam setiap kegiatan
penyelesaian masalah), dan lain-lain. Sedangkan kemampuan kognitif yang dapat
dikembangkan meliputi pengajuan pertanyaan secara mandiri (pertanyaan yang timbul
dari pemikiran sendiri), pengarahan diri (mampu menentukan sendiri langkah-langkah
menyelesaikan masalah tanpa terpengaruh penyelesaian dari teman), pengelolaan sumber
menggunakan segala yang ada disekitar untuk memperoleh jawaban yang diinginkan), dan
pengembangan produk (mengembangkan ide yang ada sebelumnya sehingga diperoleh ide
baru), dan lain sebagainya.
Karakteristik Model Pembelajaran Treffinger

Pembelajaran sebagai proses belajar yang digunakan karakteristik dari model pembelajaran treffinger ini secara
untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta rinci adalah :
didik, serta dapat meningkatkan pengetahuan dan • Model pembelajaran Treffinger dapat membantu siswa
pemahaman yang baik terhadap materi pelajaran. untuk berfikir kreatif dalam memecahkan masalah.
Pembelajaran yang berlangsung dalam proses • Membantu siswa dalam menguasai konsep konsep
kegiatan belajar mengajar tergantung bagaimana materi yang diajarkan.
pendidik mengemas pembelajaran tersebut. • Memberikan kepada siswa untuk menunjukkan
Menghadapi perkembangan zaman yang semakin potensi-potensi kemampuan yang dimilikinya termasuk
pesat pada abad 21, maka pembelajaran harus kemampuan kreatif dan pemecahan masalah.
dirancang agar dapat mencapai kompetensi abad 21. • Model pembelajaran Treffinger ini merupakan model
Salah satu dari unsur pembelajaran abad 21 adalah pembelajaran yang bersifat developmental dan lebih
kemampuan berpikir kreatif atau yang dikenal dengan mengutamakan segi proses,
istilah creative thinking.
Model pembelajaran yang diterapkan tidak dapat menjamin sepenuhnya
Kelebihan dan keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran
tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Adapun
Kekurangan Model model pembelajaran treffinger memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai
pembelajaran berikut
Treffinger
Kelebihan
1. Memberikan kesempatan peserta didik untuk memahami konsep-konsep dengan cara
menyelesaikan suatu permasalahan.
2. Membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran.
3. Mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik karena diberikan masalah pada
awal pembelajaran dan memberi keleluasaan kepada peserta didik untuk mencari arah
penyelesaiannya sendiri.
4. Melibatkan secara bertahap kemampuan berfikir konvergen dan divergen dalam
pemecahan masalah.
5. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mendefinisikan masalah,
mengumpulkan data, menganalisis data, membangun hipotesis, dan percobaan untuk
memcahkan suatu permasalahan.
6. Membuat peserta didik menerapkan pengetahuan yang sudah dimilikinya ke dalam
situasi baru.
Kekurangan
1. Perbedaan level pemahaman dan kecerdasan peserta didik dalam menghadapi
masalah.
2. Ketidaksiapan peserta didik untuk menghadapi masalah baru yang dijumpai di
lapangan.
3. Model ini mungkin tidak terlalu cocok diterapkan untuk anak taman kanak-
kanak atau kelas awal-awal sekolah dasar.
4. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan peserta didik
melakukan tahap-tahap tersebut.
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai