Anda di halaman 1dari 7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis
1. Kajian Penelitian Pendukung
Penelitian yang dilakukan oleh Linawati seorang guru kelas Madrasah Ibtidaiyah
dimana Linawati melakukan penelitian ini pada siswa kelas IV di sekolah MI Darul
Ulum Ngaliyan Semarang dengan subtema Macam-Macam Sumber Energi, dan
dari penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa dengan penerapan metode
pembelajaran Project Based Learning pada kelasnya tersebut, mampu meningkatkan
aktivitas belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan diperolehnya persentase aktivitas
pembelajaran siswa yang lebih tinggi setelah diterapkannya model pembelajaran
Project Based Learning.
2. Kajian Teori
2.1 Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola atau suatu desain
yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan
pada diri siswa dalam proses digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial (Trianto, 2011: 51).
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial. Adapun Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000: 10)
mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar. Menurut Khabibah (dalam Trianto, 2006: 27), bahwa untuk
melihat tingkat kelayakan suatu model pembelajaran untuk aspek validitas
dibutuhkan ahi dan praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang
dikembangkan. Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan efektivitas diperlukan
suatu perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Sehingga untuk melihat kedua

aspek ini perlu dikembangkan suatu perangkat pembelajaran untuk suatu topik
tertentu yang sesuai dengan mode pembelajaran yang dikembangkan. Arends
(2001: 24), menyelesaikan enam model pengajaran yang sering dan praktis
digunakan guru dalam mengajar yaitu presentasi, pengajaran langsung,
pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah,
dan diskusi kelas. Dengan menguasai beberapa model pembelajaran, maka
seorang guru dan dosen akan merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak kita capai
dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan.
2.2 Project Based Learning
Menurut Thomas, dkk (1999) dalam Wena (2010) Project-based learning adalah
sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan
belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks .
Sedangkan DIRJEN DIKTI (dalam hand out Cholisin :2006) memberikan
pengertian bahwa Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah
dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran.
Dan menurut Hayati, dkk (2013) Project Based Learning memiliki empat
karakteristik, yaitu :
a. Kemandirian dalam berpikir dan belajar.
b. Kesadaran akan tanggung jawab sosial;
c. Bersikap dan berfikir dalam perspektif ilmiah, tetapi dalam penerapan praktis
d. Menghubungkan, baik proses maupun produk melalui pengalaman.
Project-based learning berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama
(central) dari suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah
dan tugas-tugas bermakna lainya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom
mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk
karya siswa bernilai, dan realistik (Okudan. Gul E. dan Sarah E. Rzasa, 2004).
model project-based learning lebih menekankan pada kegiatan belajar yang relatif
berdurasi panjang, holistik-interdisipliner, perpusat pada siswa, dan terintegrasi
dengan praktik dan isu-isu dunia nyata. Dalam project-based learning siswa

belajar dalam situasi problem yang nyata, yang dapat melahirkan pengetahuan
yang bersifat permanen dan mengorganisir proyek-proyek dalam pembelajaran
(Thomas, 2000).
2.3Aktifitas Belajar Siswa

Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 23) berarti giat. Aktivitas
siswa pada saat proses pembelajaran perlu diperhatikan oleh guru, agar proses
belajar mengajar yang ditempuh mendapatkan hasil yang maksimal. Maka guru
perlu mencari cara untuk meningkatkan keaktifan siswa.
Menurut Hilgrad dan Bower (Fudiyartanto,2002), belajar (to learn) memiliki arti :
1. To gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or sturdy
2. To fix in the mind or memory; memorize.
3. To acquire trough experience
4. To become in forme of the find out.
Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan
atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai
pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan.
Salah satu ciri dari aktivitas belajar menurut para ahli pendidikan dan
psikologi adalah adanya perubahan tingkah laku yang biasanya berupa
penguasaan terhadap ilmu pengetahuan yang baru dipelajarinya, atau penguasaan
terhadap keterampilan dan perubahan yang berupa sikap yang dicapai dengan cara
latihan maupun pengalaman.
Dengan demikian, Aktifitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Melakukan
Instalasi Jaringan Berbasis Luas memiliki arti adanya aktivitas atau kegiatan dan
penguasaan tentang bagimana melakukan instalasi jaringan berbasis luas melalui
berbagai pengalaman yang didapatkan dari praktek secara langsung pada objek
pekerjaan kemudian mengingat langkah-langkah yang telah dilakukannya dan
menguasai prosedurnya setelah mencobanya.
Ravi Ranga Rao dan Digumarti Bhaskara Rao dalam bukunya Methods of
Teaacher Training (2004: 309) mengemukakan :Principle of Active Responding :
The student learns that if he should actively respond as he learn. The learner has
to construst the response. It is anintegral part of learning. (Prinsip aktif respon :

Siswa dikatakan belajar bahwa jika ia aktif dalam merespon saat ia belajar.
Seorang Pelajar harus membangun respon karena ini merupakan bagian integral
dari pembelajaran)
Aktifitas siswa dalam belajar mata pelajaran melakukan instalasi jaringan
berbasis luas menuntut siswa untuk tidak pasif, akan tetapi aktif mengikuti
petunjuk yang diberikan oleh guru karena siswa memiliki posisi sebagai bagian
integral dari proses pembelajaran. Langkah demi langkah dalam memahami
materi pembelajaran merupakan bagian dari pengalaman yang relevan dan jika
mengalami kendala maka diberikan kesempatan untuk berdialog baik dengan guru
maupun dengan siswa lainnya.
2.4Kreatifitas dalam Pembelajaran Melakukan Instalasi Perangkat Jaringan
Berbasis Luas

Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan


akan perwujudan diri (aktualisasi diri) dan merupakan kebutuhan paling tinggi
bagi manusia (Maslow, dalam Munandar, 2009). Pada dasarnya, setiap orang
dilahirkan di dunia dengan memiliki potensi kreatif. Kreativitas dapat
diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat (Munandar, 2009).
Kreativitas meliputi baik ciri-ciri aptitude seperti kelancaran (fluency), keluwesan
(flexibility), dan keaslian (originality) dalam pemikiran, maupun ciri-ciri non
aptitude, seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin
mencari pengalaman-pengalaman baru, serta kreativitas adalah kemampuan untuk
mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan
kemampuan operasional anak kreatif (Hurlock, 2004). Jadi kreativitas dalam
Pembelajaran Melakukan Instalasi Perangkat Jaringan Berbasis Luas dapat diartikan

sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam pembelajaran ini baik
berupa kemampuan mengembangkan kemampuan formasi yang diperoleh dari
guru dalam proses belajar mengajar pengetahuan sehingga dapat membuat
kombinasi yang baru dalam belajarnya. Adapun ciri-ciri dari kreativitas:
(1) Kelancaran berpikir (fluency of thinkin), yaitu kemampuan untuk
menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat.
Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas;

(2) Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi


sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat
melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif
atau arah yang berbeda-beda, serta mampu
menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang
kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat
meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang
baru. (3) Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan
gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek,
gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik; (3) Originalitas
(originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau
kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
2.5Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895) berarti : a)
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
guru, b) kemampuan yang sungguh-sungguh ada atau dapat diamati (actual
ability) dan yang dapat diukur langsung dengan tes tertentu. Menurut Sumadi
Suryabrata (2006: 297), prestasi dapat pula didefinisikan sebagai berikut : nilai
merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai
kemajuan/prestasi belajar siswa selama masa tertentu. Jadi, prestasi adalah hasil
usaha siswa selama masa tertentu melakukan kegiatan. Menurut pendapat
Hutabarat (1995: 11-12), hasil belajar dibagi menjadi empat golongan yaitu : a)
Pengetahuan, yaitu dalam bentuk bahan informasi, fakta, gagasan, keyakinan,
prosedur, hukum, kaidah, standar, dan konsep lainya. b) Kemampuan, yaitu dalam
bentuk kemampuan untuk menganalisis, mereproduksi, mencipta, mengatur,
merangkum, membuat generalisasi, berfikir rasional dan menyesuaikan. c)
Kebiasaaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan perilaku dan
keterampilan dalam menggunakan semua kemampuan. d) Sikap, yaitu dalam
bentuk apresiasi, minat, pertimbangan dan selera. Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha siswa yang dapat dicapai

berupa penguasan pengetahuan, kemampuan kebiasaan dan keterampilan serta


sikap setelah mengikuti proses pembelajaran yang dapat dibuktikan dengan hasil
tes. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang dibutuhkan siswa untuk
mengetahui kemampuan yang diperolehnya dari suatu kegiatan yang disebut
belajar.
B. Kerangka Berpikir
Siswa dapat dikatakan belajar apabila terjadi proses perubahan tingkah laku.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai
dengan baik. untuk mengetahui tercapainya tujuan dari sebuah proses pembelajaran maka
perlu dilakukan evaluasi atau penilaian pada akhir proses pembelajaran. Dalam mencapai
tujuan tersebut maka diperlukan sebuah model pembelajaran yang tepat dan efektif.
Model pembelajaran Project Based Learning adalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa
untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam rangka
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Dalam pembelajaran Instalasi Jaringan Berbasis Luas yang merupakan mata
pelajaran produktif pada program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan dimana pada
mata pelajaran ini akan memberikan kepada siswa, kompetensi/keahlian yang akan
digunakannya di dunia kerja dan dunia usaha maka pemilihan model pembelajaran yang
tepat untuk menunjang pengembangan kemampuan mutlak diperlukan.
Siswa pada model pembelajaran ini dituntut untuk kreatif, dimana akan disajikan
pembelajaran yang sesuai dengan dunia nyata, siswa akan terlibat lansung dan harus
terampil dalam memecahkan permasalahan yang sering terjadi pada instalasi jaringan
berbasis luas, dan tentu dalam hal ini siswa tidak dibenarkan untuk pasif, siswa harus
aktif untuk menentukan langkah-langkah yang benar dan sesuai prosedur, dan jika siswa
telah menyelesaikan proses pembelajaran secara aktif, kreatif dan terampil maka
pengalaman belajar akan diperoleh yang memudahkan siswa untuk mengingat langkahlangkah prosedural, sehingga jika dilakukan evaluasi pada proses pembelajaran maka
siswa dapat menyelesaikannya dengan baik, hal ini tentu akan linear dengan peningkatan
prestasi belajar siswa

Secara skematis kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :

MENINGKATNYA :
HASIL YANG
DIHARAPKA
N

1. Keaktifan belajar siswa


2. Kreatifitas belajar siswa
3. Prestasi belajar siswa

TINDAKAN SEBELUM
PENERAPAN TINDAKAN
RENDAHNYA :
MODEL
PEMBELAJARAN Keaktifan siswa
PROJECT
Kreatifitas siswa
Prestasi siswa
BASED
LEARNING

Gambar 1. Skema Kerangka Befikir Penelitian Tindakan Kelas

C. Hipotesis
Merujuk pada kajian teoritis di atas maka dapat diambil rumusan hipotesis yaitu proses
pembelajaran dengan metode Project Based Learning dapat meningkatkan keaktifan,
kreatifitas dan prestasi belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai