MANAJEMEN OPERASI
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2021
ii
DAFTAR ISI
BAB 2
KONSEP DASAR MANAJEMEN OPERASI
1) Aktivitas Manajemen
Manajemen adalah siklus kegiatan merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan melakukan
perbaikan. Pengertian umum manajemen mengandung
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan,
dan mengendalikan lebih tepat jika digunakan dalam
konteks organisasi secara menyeluruh.
2) Konsep IPO
Input-Proses-Output (IPO) menjadi inti dari aktivitas
manajemen. Setiap proses pasti memiliki input dan output.
Input dapat berupa material, bahan baku, komponen, bahan
bakar, uang, tenaga kerja, jam orang, waktu atau sumber
daya lainnya. Output merupakan hasil dari proses yang
dicirikan dengan adanya nilai yang bertambah dari input
yang diterima. Proses dikatakan baik jika mampu memberi
nilai tambah pada input yang diterima. Terlepas hasil
aktivitas evaluasi terhadap proses menyatakan baik atau
tidak, adanya indikator proses dapat menjadi pemicu
aktivitas perbaikan. Hasilnya diharapkan setiap proses dapat
menjadilebih baik, lebih cepat, lebih murah dan/atau lebih
aman.
3) Indikator Proses
Indikator proses diturunkan dari tipikal kebutuhan
industri, yaitu sebagai berikut.
6
Tabel 2.1
Ruang Lingkup Produksi/Operasi Manajemen Produksi
a. Perencanaan produksi
c. Perencanaan kapasitas
c. Proses Intermediate
Dalam kenyataannya, kedua proses produksi di atas
tidak sepenuhnya berlaku. Kedua hal tersebut merupakan
campuran dari keduanya. Hal ini disebabkan macam barang
yang dikerjakan berbeda, tetapi macamnya tidak terlalu
banyak dan jumlah barang setiap macamnya banyak. Proses
produksi yang memiliki unsur continous dan ada pula unsur
intermittent, proses ini disebut sebagai proses intermediate.
Arus barang biasanya campuran, tetapi untuk beberapa
kelompok barang sebagian arusnya sama.
Manajemen produksi lebih merupakan kegiatan untuk
mengatur dan mengoordinasikan penggunaan sumber daya
seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber
daya laut, sumber daya alat, dan sumber daya dana serta
bahan secara efektif dan efesien untuk menciptakan dan
menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Produksi
14
a. Tahap Inform
Pada tahap awal ini, adanya unit-unit kecil di
perusahaan yang mulai mencoba membangun program-
program kecil (software) berbasis internet. Contohnya,
pengembangan homepage yang menampilkan profil
perusahaan di internet, atau membangun website yang isinya
produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada
pelanggannya, atau sebuah situs yang berisi berita-berita
mutakhir di bidang tertentu yang berkaitan dengan tugas
sebuah unit perusahaan, dan lain-lain. Hal-hal kecil ini
muncul dari ide salah satu atau sekelompok orang di unit
perusahaan karena yang bersangkutan memiliki pemahaman
dan pengalaman di bidang internet.
Berbagai proyek kecil ini biasanya bersifat jangka
pendek dan tidak membutuhkan biaya besar. Karena sifatnya
yang lebih sekadar menyebarkan informasi sehubungan
dengan aktivitas terkait di dalam sebuah unit perusahaan,
aplikasi-aplikasi tersebut bersifat mandiri dan bebas. Artinya,
tidak diintegrasikan dengan perangkat lunak aplikasi lainnya
yang ada di perusahaan. Berhasil tidaknya proyek e-business
juga masih berdasarkan analisis atau kajian efisiensi yang
dicapai.
1) Dengan adanya website profil perusahaan, tidak
perlu lagi dilakukan pencetakan dokumen dalam
jumlah yang banyak karena para pelanggan dan
mitra bisnis dapat melihatnya melalui internet.
Dengan adanya email, biaya pengiriman dokumen dan
kurir dapat ditekan atau dengan dikembangkannya
document management sehingga mampu memangkas
biaya overhead kantor dan sebagainya.
2)
20
b. Tahap Automate
Tahap berikutnya adalah mencoba untuk
mengintegrasikan beberapa unit di perusahaan yang telah
mengimplementasikan konsep kecil e-business, antara lain
sebagai berikut.
1) Hal-hal yang menjadi dasar penggabungan modul-
modul ini adalah sebuah rangkaian proses yang saling
berhubungan. Contohnya, proses pengajuan anggaran
21
c. Tahap Intergrate
d. Tahap Reinvent
Tahap terakhir di dalam evolusi dapat secara
efektif di- implementasikan jika ada perubahan paradigma
mendasar dari manajemen perusahaan, terutama yang
berkaitan dengan cara melihat bisnis yang ada.
2. Loyalitas Baru
Dampak dari situasi ini pada karyawan adalah munculnya
loyalitas bentuk baru: dari perusahaan ke proyek. Di perusahaan
tradisional, kesepakatan atau komitmen dibuat antara individu
dan perusahaan. Organisasi baru yang lebih ramping tadi harus
bekerja sama dengan berbagai unit usaha dari perusahaan lain
dalam proyek- proyek yang menjadi target bersama. Akibatnya,
ikatan emosi antara karyawan dengan perusahaannya lebih
renggang, dan hubungan dengan profesinya/teman sesama proyek
menjadi lebih erat. Implikasi dari hal itu para profesional akan
bekerja keras dan mempertahankan mutu yang tinggi, tetapi
mereka juga memperoleh kepuasan kerja dan identitas diri dari
bidang yang mereka geluti,dan tidak lagi terlalu menggantungkan
diri pada ikatan dengan perusahaaan.
3. Manajemen Proyek
Mamaknai kata proyek di sini menunjuk pada sifat pekerjaan.
Pada prinsipnya, suatu pekerjaan akan dikatakan proyek jika
memiliki karakteristik berikut:
a. memiliki keluaran (output) spesifik,
b. melibatkan banyak pihak dan bidang keahlian,
c. dibatasi oleh waktu (ada saat awal dan ada saat akhir),
d. merupakan kegiatan yang “kompleks” penuh faktor
ketidak-pastian dan risiko, dan mempunyai siklus hidup
(life cycle).
Merujuk pada karakteristik di atas, manajemen proyek dalam
pengertian awam selalu dikaitkan dengan manajemen terhadap
25
1. LATAR BELAKANG
Menurut Downey & Erickson (1987) adalah semua kegiatan bisnis
yang terlibat pada aliran sistem komoditi dari masukan usaha tani, usaha
tani, pemrosesan, penyebaran, penyimpanan, pemasaran komoditi
tersebut sampai pada konsumen akhir. Agribisnis merupakan suatu
sistem yang terdiri dari beberapa subsistem/sektor pengadaan dan
penyaluran sarana produksi (input), proses produksi (kegiatan
pengolahan komoditas primer menjadi produk olahan) dan proses
output. Subsistem pengolahan/produksi disebut juga agroindustri yang
terdiri dari agroindustry hulu yaitu penghasil input pertanian dan
agroindustri hilir yaitu industri pengolahan hasil pertanian primer dan
bahkan lebih luas lagi mencakup industri sekunder dan tersier yaitu
mengolah lebih lanjut dari produk olahan hasil pertanian primer. Salah
satu contoh perusahan dalam sector produksi yaitu PT SINAR SOSRO.
28
industri yaitu yang menawarkan produk makanan dan minuman. Hal ini
dapat dilihat dari semakin beragamnya jenis minuman ringan, seperti
jenis minuman dengan rasa teh, buah-buahan, dan jenis minuman
bersoda, juga banyak merek-merek minuman ringan yang dijual
dipasaran seperti Fresh Tea, Lipton Ice Tea, Tekita, Teh Tjong Dji, Green
Tea, Teh Kotak, Sprite, Fanta, dan Coca cola. Demi memenuhi kebutuhan
konsumen yang beragam. Salah satu produk minuman dengan rasa
teh yang telah lama dikenal di Indonesia adalah Teh Botol Sosro, yang di
produksi oleh PT. Sinar Sosro.
perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat tersebut
jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang.
Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di
kantor, dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara
ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa
langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara
sebelumnya. Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap
minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol, dan pada tahun 1974
didirikan PT SINAR SOSRO yang merupakan pabrik teh siap minum
dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia. Bisnis SOSRO
sampai dengan saat ini sudah dijalankan oleh tiga Generasi SOSRODJOJO
yakni :
• Generasi Pertama (Pendiri Grup Sosro) : Bapak Sosrodjojo (Alm.)
• Generasi Kedua:
➢ Bapak Soemarsono Sosrodjojo (Alm.)
➢ Bapak Soegiharto Sosrodjojo
➢ Bapak Soetjipto Sosrodjojo
➢ Bapak Surjanto Sosrodjojo
Sejak awal tahun 1990, bisnis ini telah mulai dikelola oleh cucu
Bapak Sosrodjojo atau dapat juga disebut dengan Generasi Ketiga.
Pengembangan bisnis minuman teh selanjutnya dilakukan oleh dua
perusahaan :
PT. SINAR SOSRO, perusahan yang memproduksi Teh Siap Minum
Dalam Kemasan. Produk-produknya adalah Tehbotol Sosro, Fruit Tea
Sosro, Joy Tea Green Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air Minum Prim-A. PT.
GUNUNG SLAMAT, perusahaan yang memproduksi Teh Kering Siap Saji.
Produk-produknya adalah Teh Celup Sosro, Teh Cap Botol, Teh Poci, Teh
Terompet, Teh Sadel, Teh Sepatu dan Teh Berko, PT. GUNUNG SLAMAT
mendapatkan penghargaan sebagai Top Brand Award 2008 untuk
kategori Teh Celup.
32
a. Bahan baku
• Teh kering: Teh kering yang digunakan untuk produksi
TBS adalah Teh SPRR atau lebih dikenal dengan jasmine
tea. Teh SPRR yang digunakan di PT. Sinar Sosro berasal
dari PT. Gunung Slamet Slawi, yang merupakan bagian
grup Sosro.
• Gula: berfungsi untuk memberikan rasa manis pada
produk yang dihasilkan (TBS). Gula pasir yang digunakan
sebagai bahan baku pembuatan proses produksi
merupakan gula pasir terbaik yang diimpor dari Thailand
karena gula tersebut memiliki keunggulan dibandingkan
dengan gula lokal terutama dalam hal warna dan
kesadahannya.
• Air: Air yang digunakan oleh PT. Sinar Sosro berasal dari
air bawah tanah. Kebutuhan akan air di sekitar lingkup
perusahaan terlebih dahulu dilakukan pengolahan dalam
unit pengolahan air (WT) agar diperoleh air yang standar.
34
b. Bahan Pengemas
• Crown cork: Crown cork terbuat dari logam dan
didalamnya dilapisi dengan PVC. Crown cork berfungsi
sebagai penutup botol agar produk aman dari pengaruh
udara luar dan dapat juga digunakan sebagai identitas
suatu produk. Crown cork dikemas dalam kardus dengan
jumlah 10000 tiap kardus. Setiap pallet terdapat 45
kardus crown cork, dengan 5 tumpukan untuk setiap
palletnya. Penumpukan crown cork di dalam gudang
disusun berdasarkan sistem FIFO. Masuk dan keluarnya
crown cork dari gudang dilakukan menggunakan forklift.
Crown cork ini disuplai dari PT. Indonesia Multi Colour
Printing (IMCP) dan PT. ATP.
• Botol: Botol merupakan bahan pengemas yang langsung
kontak dengan produk. Botol yang digunakan terbuat
dari bahan kaca yang tahan panas. Volume kemasan
dalam botol untuk masing-masing produk berbeda.
Volume untuk produk TBS adalah sebesar 220 ml.
Sebelum botol digunakan untuk proses produksi, botol
disimpan dalam gudang peti botol (PB). Supplier untuk
botol TBS yaitu PT. Mulia Industrindo dan PT. Iglass.
• Krat: krat terbuat dari plastik berwarna merah. Krat
merupakan bahan pengemas yang tidak langsung kontak
dengan produk, melainkan hanya berfungsi melindungi
botol supaya tidak pecah ketika pengangkutan. Krat
digunakan untuk memuat botol-botol baik botol kosong
maupun botol isi. Satu krat memuat 24 botol. Selama krat
masih dalam keadaan baik, krat tersebut masih terus
dipakai.
2.4 Pengawasan
Pengawasan pada saat produksi PT. Sinar Sosro dilakukan
oleh Departemen Quality Control yang melakukan pengawasan
secara langsung terhadap analisa kimia, analisa mikrobiologi,
incoming material, proses produksi dan pengolahan limbah yang
bertujuan untuk memastikan sistem mutu dan pelaksanaan
operasional unit produksi telah memenuhi standar mutu yang
telah ditetapkan. Pengawasan mutu melalui pemeriksaan di unit
produksi terhadap 3 unit, yaitu:
1) Unit Water Treatment
Pada unit water treatment yang dianalisa setiap awal
shift, dilakukan pengujian terhadap standar mutu air
meliputi kadar chlorine, kesadahan dan tingkat kekeruhan.
2) Unit Boiler
Pemeriksaan pada unit Boiler meliputi pH, kadar gula,
sulfit, silica, conductivity dan kadar besi.
3) Unit Kitchen
Pada unit kitchen, dilakukan pemeriksaan mutu
meliputi kesadahan sirup gula dan Teh Cair manis (TCM),
kadar tanin Teh Cair Pahit (TCP) dan Teh Cair Manis (TCM),
serta pH Teh Cair Manis (TCM)
2.5 Evaluasi
Evaluasi pada saat produksi PT. Sinar Sosro dilakukan oleh
Departemen Produksi dan PEM (Production Engineering
Maintenance) yang membawahi karyawan produksi, sparepart,
dan bengkel. Departemen ini bertugas untuk memastikan
pelaksanaan operasional produksi secara efisien dan memenuhi
target produksi yang ditetapkan.
2.6 Pengendalian
Pengendalian produksi PT. Sinar Sosro sama dengan
pengawasan yaitu dilakukan oleh Departemen Quality Control
yang melakukan pengawasan secara langsung terhadap analisa
kimia, analisa mikrobiologi, incoming material, proses produksi
dan pengolahan limbah. Pengendalian produksi disini dimulai dari
pemilihan bahan baku dari input-input PT. Sinar Sosro yang telah
disebutkan di atas dan dilakukan oleh Departemen Quality
Control, selanjutkan dilakukan proses produksi hingga proses
37
Sumber:
Ridwan, Nurhabi. (2016). Manajemen Produksi PT. SINAR SOSRO. Diakses pada tanggal 9 September 2021,
melalui https://nurhabliridwan.blogspot.com/2016/09/manajemen-produksi-pt-sinar-sosro.html?m=1.