Anda di halaman 1dari 4

“Contoh Naskah Drama Anak Sekolah”

Judul : Si Yoyo

Panggil saja Yoyo, dia merupakan salah satu siswa kelas dua di salah
satu Madrasah Tsanawiyah di Kota Metropolitan. Yoyo merupakan
anak yang cukup familiar disekolahnya, ini bukan karena Yoyo
seorang bermodis ataupun orang tajir.
Ini karena yoyo merupakan anak yang paling pendiam, tak heran
Yoyo menjadi bahan bulian teman-temannya. Bukan yoyo tak bisa
melawan ejekan teman-temannya, namun Yoyo tidak mau ada
masalah lain yang nantinya menimpanya.
Kala itu hari masih pagi, Yoyo dengan mengenakan tas gendong
berwarna biru, dengan bergegas ke arah kelas. Namun, tak sengaja
menyenggol salah satu geng yang cukup badung di sekolannya.
Dialog Drama:
Saprudin : “Woooy. . . !! Maen serobot aja loh?”
(sambil menarik tas Yoyo)
Robby : “Hajar Aja Din, gak sopan tuh orang”
(sambil melotot)
Yoyo : “Maaf Din, gak sengaja”
(yoyo nunduk)
Lalu dari arah belakang Yoyo, ada salah satu anggota genk yang
meringkus kepala Yoyo dengan kantong plastik.
Aang : “Ayo.. ! Jangan nyantai saja, bawa Yoyo ke WC nanti Kepsek
dateng.”
Genk badung tersebut membawa Yoyo ke WC, hal tersebut tidak
diketahui oleh guru ataupu staf sekolah lainnya. Anak-anak pun tidak
berani ikut campur masalah dengan Genk badung tersebut. Yoyo
ditinggalkan di WC sekolah dan dihajar habis-habisan, sehingga
seluruh wajah Yoyo memar terkena pukulan.
Bel sekolah pun berbunyi tanda masuk sekolah, Yoyo pun bergegas
masuk ke kelas dengan wajah bonyok penuh memar.
Pak Guru : “Pagi Anak-anak, gimana kabar kalian hari ini?”
(Pak guru sambil mengeluarkan buku dalam tasnya)
Siswa : “Baik Pak” (dengan serentak)
Pak Guru :”Hmmm..! Tapi kayaknya ada yang lagi gak baik nih. Owh
ya, yo kena wajahmu memar-memar?
(heran)
Yoyo : “Anu Pak, tadi Yoyo klepeset”
Pak Guru :”Owh.. Ya, udah nanti kamu harus lebih hati-hati lagi..
Yoyo : “i..iya pak”
(jawab Yoyo)
Pada peristiwa yang Yoyo alami tersebut, tidak ada seorang pun yang
mau ngasih tahu dan tidak mau tahu apa yang menimpa Yoyo
tersebut. Pelajaran pertama pun berakhir, lanjut dengan pelajaran
kedua yaitu pelajaran Aqidah Ahlak.
Pada pelajaran tersebut Bu guru menerangkan bahwa tentang
hukuman orang yang berbohong, pada pelajaran tersebut Yoyo
merasa bersalah karena telah berbohong pada Pak Guru. Waktu
istirahat pun tiba, Yoyo pun bergegas ke ruang guru untuk menemui
Pak Nono.
Yoyo : ” Assalamualaikum Pak, maaf sebelumnya ganggu Bapak”
Pak Guru : “Gak lagi sibuk kok yo, ada apa ya yo. Tumben, gak
biasanya”
Yoyo : “Gini Pak, Saya minta maaf telah berbohong tadi. Sebenarnya
Saya habis digebukin anak geng badung”
Pak Guru : “Loh, emang ada masalah apa kalian?”
(heran)
Yoyo : “Yoyo gak sengaja menyeggol mereka pak”
Pak Guru : “Ya udah nanti saya panggil mereka yo. Kamu gak usah
takut lagi”
Yoyo :”Makasih ya Pak, Yoyot pamit dulu mau ke kelas”

Yoyo pun kembali ke kelas dengan tenang. Ke esokan harinya anak


genk badung dipanggil ke kantor sekolah, untuk dimintai pertanggung
jawabannya. Akhirnya, Yoyo pun mendapatkan pujian dari teman
sekelasnya karena Yoyo berani melaporkan kenakalan genk badung.
Wawan selaku teman sekelas Yoyo merasa kagum dengan Yoyo,
walaupun Yoyo seorang paling pendiam tapi dia berani melaporkan
genk badung. Saat pulang sekolah, tidak biasanya Yoyo pulang
bareng bersama wawan, sambil bercengkrama akrab.
Wawan : “Yo, gue salut sama lu. Berani ngelaporin tingkah jelek
genk badung itu”
Yoyo : “Sebetulnya, gue juga takut. Tapi, ini harus”
Wawan : “Iya yo, semoga mereka sadar”
Yoyo : “Itu yang gue harapkan wan”
Wawan : “Owh ya yo, nanti siang kita ngerjain PR matematika bereng
yuk. Soalnya, gue gak paham betul”
Yoyo : “Hayu, nanti kita belajarnya di rumah nenek gue aja, kan
deket rumah lu tuh”
Wawan : “Ok, sampai ketemu nanti ya”
Pada hari itu Yoyo sangat senang sekali karena seluruh teman
sekelasnya bangga padanya. Walaupun hal tersebut sangat susah
baginya, namun Yoyo harus berkata sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai