Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PPKN

“ BIOGRAFI SULTAN HASANUDDIN ”

Kelas : VIII – C

Disusun Oleh :

1. Arini Durrotul Fauzia


2. Kharisma Dwi Aulia
3. Sheilla Uffatir Nada

TAHUN PELAJARAN 2022-2023


SMP NEGERI 2 JABON
Jl. Permisan No.01 Telp. (0343)850886 Jabon – Sidoarjo 61276

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatNya-lah maka kami bisa menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan makalah tentang “Biografi Sultan


Hasanuddin”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk
mempelajari berbagai sejarah tentang cikal bakal Bangsa Indonesia dan bisa mengetahui
perjuangan dari rakyat-nya itu sendiri.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritikdan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Dengan ini, kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh
rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat untuksemua pihak. Amin.

Sidoarjo, 13 Februari 2023

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perjuangan panjang bangsa Indonesia hingga menjadi sebuah negara yang merdeka,

erat kaitannya dengan perjuangan para pahlawan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

tahun (2011), "pahlawan" adalah sebuah kata benda. Secara etimologi kata "pahlawan"

berasal dari bahasa Sansekerta "phala", yang bermakna hasil atau buah. Pahlawan berarti

orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran.

Di Indonesia, Pahlawan memiliki banyak kategori, yakni pahlawan perang, pahlawan

nasional, pahlawan kemerdekaan, Pahlawan Revolusi, Pahlawan Proklamasi. Salah satu

kategori pahlawan yang paling banyak adalah Pahlawan Nasional. Menurut Kementerian

Sosial Republik Indonesia, Pahlawan Nasional ialah pemberian gelar terhadap salah satu

penduduk Indonesia yang semasa hidupnya melakukan tindak kepahlawanan dan berjasa

bagi kepentingan bangsa dan Negara. Gelar Pahlawan Nasional ditetapkan oleh presiden

sejak dilakukan pemberian gelar ini pada tahun 1959 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2009.

Indonesia memiliki banyak Pahlawan Nasional yang dapat diteladani nilai-nilai

sejarah kepahlawanannya, salah satunya sejarah kepahlawanan Sultan Hasanudin yang

berasal dari Sulawesi Selatan. Sultan Hasanudin merupakan satu-satunya pejuang di

Sulawesi Selatan yang dijuluki Sang Ayam Jantan dari timur oleh penjajah Belanda. Sultan

Hasanudin, tercatat sebagai Pahlawan Nasional sejak 6 November 1973. Dengan karakter

tegas, berani, rendah hati, dan kepintarannya dalam berniaga, Kerajaan Goa mengalami

masa-masa kejayaan di bawah pimpinannya. (Sagimun, 1985:119).

3
Sultan Hasanuddin mulai memerintah Kesultanan Gowa pada 1653 dengan gelar I

Mallombasi Daeng Mattawang Muhammad Baqir Karaeng Bonto Mangngape Sultan

Hasanuddin Tuminanga ri Balla'pangkana. Sultan Hasanuddin mendapatkan julukan Ayam

Jantan dari Timur atau De Haav van de Oesten. Julukan itu diberikan Belanda kepada

Sultan Hasanuddin karena keberaniannya melawan penjajah. Dia lahir di Gowa pada 12

Januari 1631 dengan nama asli Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang

Karaeng Bonto Mangape.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang Sultan Hasanuddin ?

2. Bagaimana Perjuangan beliau ?

3. Bagaimana akhir perjuangan beliau ?

C. Tujuan Penelitian

1. Agar mengetahui latar belakang Sultan Hasanuddin

2. Agar mengetahui Perjuangan beliau

3. Agar mengetahui akhir perjuangan beliau

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Sultan Hasanuddin lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 dan

meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun, adalah Raja

Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi

Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama

Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya

saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja. dia diangkat menjadi Sultan ke 6 Kerajaan

Gowa dalam usia 24 tahun (tahun 1655).

Sementara itu belanda memberinya gelar de Haav van de Oesten alias Ayam Jantan

dari Timur karena kegigihannya dan keberaniannya dalam melawan Kolonial belanda. Sultan

Hasanuddin lahir di Makassar, merupakan putera kedua dari Sultan Malikussaid, Raja Gowa

ke-15. Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa, ketika Belanda yang diwakili

Kompeni sedang berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah. Gowa merupakan

kerajaan besar di wilayah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan. Pada tahun

1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Kompeni berusaha menundukkan

5
kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Gowa. Di lain pihak, setelah

Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil

di Indonesia bagian timur untuk melawan Kompeni.

Peperangan antara VOC dan Kerajaan Gowa (Sultan Hasanuddin) dimulai pada tahun

1660. Saat itu Belanda dibantu oleh Kerajaan Bone yang merupakan kerajaan taklukan dari

Kerajaan Gowa. Pada peperangan tersebut, Panglima Bone, Tobala akhirnya tewas tetapi Aru

Palaka berhasil meloloskan diri dan perang tersebut berakhir dengan perdamaian. Akan

tetapi, perjanjian dama tersebut tidak berlangsung lama karena Sultan Hasanuddin yang

merasa dirugikan kemudian menyerang dan merompak dua kapal Belanda , yaitu de Walvis

dan Leeuwin. Belanda pun marah besar.

Lalu Belanda mengirimkan armada perangnya yang besar yang dipimpin oleh

Cornelis Speelman. Aru palaka, penguasa Kerajaan Bone juga ikut menyerang Kerajaan

Gowa. Sultan Hasanuddin akhirnya terdesak dan akhirnya sepakat untuk menandatangani

perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667. Pada tanggal 12 April 1668, Sultan

Hasanuddin kembali melakukan serangan terhadap Belanda. Namun karena Belanda sudah

kuat maka Benteng Sombaopu yang merupakan pertahanan terakhir Kerajaan Gowa berhasil

dikuasai Belanda. Hingga akhir hidupnya, Sultan Hasanuddin tetap tidak mau bekerjasama

dengan Belanda. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan

wafat pada tanggal 12 Juni 1670. Untuk Menghormati jasa-jasanya, Pemerintah

menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepadanya dengan SK Presiden Ri No

087/TK/1973.

6
B. Perjuangan Sultan Hasanuddin

Usia ratusan tahun ini tidak terlepas dari perjalanan sejarah Kerajaan Makassar (Gowa-

Tallo). HUT Kota Makassar didasarkan pada masuknya Islam pada di awal abad ke-17.

Di abad ini, sejumlah peristiwa sejarah terjadi. Tidak hanya proses masuknya Islam tetapi

juga perlawanan rakyat Makassar dalam melawan penjajah, khususnya VOC yang ingin

mengambil alih kekuatan perdagangan Kerajaan Makassar.

Kemasyhuran Kota Makassar sebagai pusat perdagangan kala itu tidak terlepas dari

strategi dan berbagai upaya yang dilakukan oleh Kerajaan Gowa. Ekonomi yang tumbuh

subur di Kota Makassar menjadikan kota ini menjadi sasaran bagi bangsa asing seperti

Portugis dan Belanda untuk melakukan perniagaan.

Dikutip dari jurnal Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya berjudul

"Perlawanan Sultan Hasanuddin Terhadap VOC 1660-1669 M yang terbit tahun 2022"

disebutkan bahwa mulanya Belanda datang ke Kota Makassar untuk berdagang setelah

mendapat persetujuan dari Raja Gowa ke XIV I Mangarrangi Daeng Manrabia Sultan

Alauddin. Kedatangan Belanda saat itu disetujui dengan satu syarat, yakni hanya untuk

berdagang.

Syarat ini diberikan karena Raja Gowa mengetahui bahwa Belanda adalah musuh besar

orang Portugis yang terlebih dahulu datang ke Makassar untuk berdagang.

Namun, setelah berhasil berdagang di Makassar, Belanda justru semakin berambisi untuk

menguasai perdagangan di Makassar. Mereka menganggap para pedagang Eropa lainnya

sebagai saingan dan tidak ingin jika mereka berkeliaran di Makassar.

7
Belanda bahkan memonopoli perdagangan di wilayah Timur Indonesia. Setelah mengusir

bangsa Portugis dan Spanyol dari Maluku, Belanda juga menghalau perahu-perahu dagang

Makassar di dekat perairan Ambon agar dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah.

Selain itu, VOC juga mendesak Raja I Mangarrangi Daeng Manrabia Sultan Alauddin

untuk tidak lagi menjual beras kepada bangsa Portugis di Malaka. Karena tuntutannya tak

diindahkan oleh Raja Gowa, VOC pun merasa murka, sejak saat itu berbagai pertempuran

antara VOC dengan Kerajaan Gowa terus terjadi.

C. Perlawanan Rakyat Makassar di Bawah Pimpinan Sultan Hasanuddin

Pertempuran VOC dengan Kerajaan Gowa terus berlangsung hingga masa kepemimpinan

Sultan Hasanuddin yang diangkat menjadi Raja Gowa pada tahun 1653.

Saat memimpin Kerajaan Gowa, Sultan Hasanuddin tetap menjalankan serta

melanjutkan kebijaksanaan pendahulunya yakni Sultan Alaudin dan almarhum ayahnya

Sultan Malikussaid, untuk tidak mengakui hak monopoli perdagangan VOC.

Hal ini membuat hubungan antara Kerajaan Gowa dan VOC semakin memanas. VOC

yang menganggap Kerajaan Gowa sebagai musuh yang sangat berbahaya dan terus berusaha

menghancurkannya.

Ancaman VOC bagi wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa yang semakin kuat mau tidak

mau memaksa rakyat pribumi untuk ikut melakukan perlawanan. Sepanjang tahun 1660-

1670, berbagai perlawanan terhadap VOC dilakukan oleh Sultan Hasanuddin bersama rakyat

Makassar (Gowa-Tallo).

Berikut ini beberapa peristiwa yang menggambarkan perlawanan terhadap VOC yang

dilakukan oleh Sultan Hasanuddin bersama rakyat Makassar:

1. Peristiwa Tahun 1660

8
Pada tanggal 12 Juni 1660, terjadi pertempuran antara Belanda dengan pasukan

meriam dari Benteng Panakkukang. Dalam waktu dua hari, Belanda berhasil menduduki

Benteng Panakkukang.

Sultan Hasanuddin tidak tinggal diam, dan berhasil mengambil alih benteng tersebut

melalui sebuah perjanjian yang sebenarnya sangat merugikan pihak Kerajaan Gowa.

Akhirnya, Sultan Hasanuddin yang didampingi oleh Karaeng Karunrung yang terkenal sangat

benci dan tidak mau berkompromi dengan VOC memutuskan untuk tidak menuruti isi

perjanjian itu.

Karena situasi terus memanas, akhirnya pertempuran antara VOC dan Kerajaan Gowa

kembali pecah. Situasi diperparah setelah Arung Palakka pergi ke Batavia meminta bantuan

dan dilindungi VOC.

Belanda melancarkan beberapa serangan kepada Kerajaan Gowa. Usai menerima

sejumlah serangan, Sultan Hasanuddin pun bertekad untuk melakukan serangan balasan.

Pasukan VOC dengan perlengkapan dan persenjataannya lebih unggul mampu

bertahan dari serangan Kerajaan Gowa. Meskipun demikian, serangan yang dilakukan oleh

Sultan Hasanuddin tetap membuahkan hasil. Sembilan orang tentara Belanda tewas dalam

pertempuran itu dan dimakamkan di dekat Benteng Panakukang.

2. Peristiwa De Walvis Tahun 1662

Pada 1662, Sultan Hasanuddin bersama pasukannya kembali melakukan perlawanan

terhadap Belanda setelah sebuah kapal VOC yang bernama De Walvis masuk ke perairan

yang dikuasai oleh Kesultanan Gowa. Kapal itu dikejar oleh armada Kesultanan Gowa

hingga akhirnya kandas pada sebuah Tanah Gosong di tepi laut Somba Opu.

Dalam perlawanan tersebut, armada Kesultanan Gowa berhasil menyita 16 buah

meriam dari kapal tersebut. Belanda lalu menuntut agar meriam itu dikembalikan, tetapi

9
Sultan Hasanuddin menolaknya dengan alasan kapal itu melanggar dan memasuki wilayah

perairan Kesultanan Gowa.

3. Peristiwa De Leeuwin

Pada suatu malam, tanggal 24 Desember 1664, kapal VOC "De Leeuwin" memasuki

perairan Kerajaan Gowa, kapal tersebut membawa Arung Palakka dengan beberapa orang

dari Buton ke Batavia. Kapal tersebut lalu dikejar oleh armada Kesultanan Gowa hingga

akhirnya kandas di pulau Dayang-dayangan di sebelah Selatan Benteng Panakukang.

Sebanyak 40 orang dari total seluruh anak buah kapal Belanda mati tenggelam.

Sementara itu, 162 orang lainnya yang masih hidup ditawan dan dibawa ke Somba Opu.

VOC pun menuduh bahwa Sultan Hasanuddin merebut sebuah peti yang berisi uang perak

sebanyak 1.425 ringgit Belanda yang dimuat dalam kapal tersebut.

VOC juga berulang kali menuntut dan meminta uang itu dikembalikan. Namun Sultan

Hasanuddin menolaknya dan mengatakan bahwa semua barang sitaan yang berasal dari

musuh adalah hak milik Kesultanan Gowa. Selain itu, Kapal VOC yang ditahan itu juga telah

melanggar perairan Kesultanan Gowa.

D. Akhir Perjuangan Sultan Hasanuddin

Sejarah Sulsel Menjadi Bagian Indonesia

Selain merujuk pada sejarah perang Makassar, terdapat 3 peristiwa sejarah lainnya

yang turut menjadi dasar hari jadi Sulsel. Yakni tanggal 19 yang digunakan merujuk pada

keputusan untuk menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tercatat pada tanggal 19 Agustus 1945, para tokoh dari Sulsel dengan semangat dan

antusias, melepas segala atribut kerajaan dan ikut terlibat dalam Rapat Panitia Persiapan

Kemerdekaan Republik Indonesia (PPKI).

10
Sementara bulan Oktober yang ditetapkan sebagai hari jadi Sulsel merujuk pada dua

peristiwa sejarah. Yakni kesepakatan para Raja di Kawasan Sulawesi Selatan pada tanggal 15

Oktober 1945 untuk mendukung Dr Ratulangi menjadi gubernur pertama Provinsi Sulawesi.

Serta peristiwa sejarah kedua yakni Rekonsiliasi Raja-Raja bersaudara yang terlibat

dalam Perang Makassar. Rekonsiliasi tersebut berlangsung pada bulan Oktober tahun 1674.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Sultan Hasanuddin mulai memerintah Kesultanan Gowa pada 1653 dengan

gelar I Mallombasi Daeng Mattawang Muhammad Baqir Karaeng Bonto Mangngape

Sultan Hasanuddin Tuminanga ri Balla'pangkana. Sultan Hasanuddin mendapatkan

julukan Ayam Jantan dari Timur atau De Haav van de Oesten. Julukan itu diberikan

Belanda kepada Sultan Hasanuddin karena keberaniannya melawan penjajah. Dia

lahir di Gowa pada 12 Januari 1631 dengan nama asli Muhammad Bakir I

Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape.

2. Saran

Melihat perjuangan beliau yang sangat gigih dan keras patunya bangsa Indonesia

lebih berusaha dan lebih maju untuk memerangi kebodohan dan menjunjung tinggi

kejujuran pada era globalisasi saat ini

11
Daftar Pustaka

https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6356345/sejarah-hari-jadi-sulsel-

akhir-perjuangan-sultan-hasanuddin-di-perang-makassar

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/06/170000279/biografi-

sultan-hasanuddin-ayam-jantan-dari-timur-yang-tak-pernah-tunduk?

page=all

12

Anda mungkin juga menyukai