PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Makmur,filsafat administrasi, Jakarta:Bumi Aksara, 2008,h.17-18
1
tugas pokok dan fungsi sekolah.2 Senyatanya, fungsi admistrasi tersebut dijalankan oleh
sumberdaya manusia atau personil yang ada dalam setiap organisasi. Itu artinya, peran
SDM sangat menenntukan pelaksanaan administrasi pada setiap organisasi. Dalam buku
Sondang P.Siagian, dijelaskanya bahwa fungsi administasi, yaitu : (1) planning
(perencanaan), (2) organizing (pengorgnisasian), (3) commanding (pemberian komanda),
(4) coordinating (koordinasi), (5) controlling (pengawasan).3
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengetian fungsi administrasi pendidikan?
b. Apa saja fungsi dari administrasi pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui arti dari fungsi administrasi pendidikan
2. Mengetahui fungsi dari administrasi pendidikan
2
Oteng sutina, administrasi pendidikan, Bandung: Angkasa, 1985, h.25.
3
Sondang P siagian, filsafat administrasi, Jakarta: Gunung Agung, 1986,h.103
4
Ibid, h.26
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERENCANAAN PENDIDIKAN
1. Pengertian perencanaan
Secara umum, dilihat dari fungsi-fungsi administrasi dalam institusi pendidikan dimulai
dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, pengevaluasian dan
pengambilan keputusan. Semua proses kegiatan tersebut dilaksanakan oleh administrator
bersama staf untuk mencapai tujuan pendidikan. Itu artinya perencanaan pendidikan
merupakan tindakan awal yang dilakukan para administrator didalam menjalankan tugas
pokok dan fungsi sekolah untuk menjapai tujuan pendidikan di sekolah. Perencanaan
adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang
akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetukan.5
Dalam kaitan ini, dapat dipahami pula bahwa perencanaan adalah persiapan yang
cerdas bagi pelaksanaan perbuatan. Ia juga memneri arti kepada perbuatan, karena jika
maksud-maksud dan tujuan-tujuan dipahami dengan jelas maka alasan-alasan bagi
program-program dan kegiatan-kegiatan menjadi terang. Dua pertanyaan yang sangat
pokok yang harus dijawab oleh perencanaan ialah: apa yang dicapai dan bagaimana
mencapainya.6
Sedangkan rencana adalah suatu keputusan, karena suatu rencana merupakan satu
keputusan maka kegunaaanya baru akan terlihat setelah dilaksanakan oleh administrator
atau pimpinan. Rencana saja belum berarti banyak meskipun berhasil dibuatnya suatu
rencana yang baik sudah merupakan bagian penting dari proses administrasi dan
manajemen secara keseluruhan.7 Suatu definisi tentang perencanaan yang diberikan oleh
Anderson dan Bowman berbunyi: “perencanaan adalah proses mempersiapkan
seperangkat putusan bagi perbuatan di masa datang”.
5
Ibid, h.108.
6
Oteng sutisna, op.cit, h.162
7
Sodang P Siagian, op.cit, h.108
3
Di dalam setiap perencanaan ada dua faktor yang harus diperhatikan, yaitu faktor
tujuan dan faktor sarana, baik sarana personil maupun material. Langkah-langkah dalam
perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut.
Perencanaan berurusan dengan masa depan. Karena tidak bisa diketahui secara pasti
atau dengan tepat apa isi masa depan itu, pada umumnya suatu rencana tidak berjalan
persis seperti diharapkan. Dalam perencanaan perhatian diarahkan kepada suatu sasaran
yang bergerak dalam kondisi lingkungan yang berubah. Karenanya sering terjadi, bahwa
sebelum sasaran yang telah ditetapkan itu tercapai suatu penyusuaian harus dibuat
terhadap rncana semula atau rencana lama itu ditinggalkan seluruhnya.
8
Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, Bandung : 2013, h.13.
4
4. Perlunya Partisipasi Staf dalam Perencanaan
Para administrator sekolah sebaiknya menahan diri dalam kebiasan mereka untuk
selalu mengatakan kepada para staf sekolahnya apa yang harus mereka lakukan dan
bagaimana melakukanya, dan sebaliknya mengutamakan fungsi kepemimpinan kearah
pengembangan sumbangan yang nyata dalam formulasi tujuan-tujuan dan pengembangan
rencana-rencana. Administrator hendaknya bukan sekedar orang yang mengetahui
tentang bagaimana melaksanakan semua pekerjaan dalam sekolah dengan baik.
6. Perencanaan Pendidikan
7. Proses Perencanaan
Untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan dan memungkinkan evaluasi yang kontiniu
terhadap masalah-masalah proses perencanaan itu sendiri, tahap-tahap yang terlibat di
dalamnya, menurut Banghart dan Trull, ialah sebagai berikut:
1. Formulasi masalah perencanaan pendidikan
a. Menguraikan ruang lingkup masalah pendidikan.
b. Mempelajari “apa yang pernah ada”
c. Menentukan “apa yang ada” lawan “apa yang seharusnya
ada”.
5
d. Sumber-sumber dan kendala-kendala.
e. Menentapkan bagian-bagian dari perencanaan
pendidikan dan prioritas.
2. Analisa bidang-bidang masalah perencanaan
a. Mempelajari bidang dan sytem sub-bidang masalah.
b. Mengumpulkan data.
c. Mengolah data.
d. Membuat ramalan.
3. Formulasi rencana-rencana
a. Mengidentifikasi kecondongan-kecondongan.
b. Menetapkan maksud dan tujuan.
c. Mendesain rencana-rencana.
4. Evaluasi rencana-rencana dari memilih rencana
a. Merancang melalui simulasi.
b. Menilai rencana-rencana.
c. Memilih suatu rencana.
5. Elaborasi rencana
a. Formulasi masalah.
b. Melaporkan hasil-hasil.
6. Implementasi rencana
a. Persiapan program.
b. Persetujuan program, justifikasi keabsahan.
c. Mengordinasi unit-unit operasional.
Perencanaan pendidikan bisa memiliki beberapa dimensi : makro, meso, dan mikro.
Perencanaan pendidikan yang komprehensif terutama diperlukan bagi perencanaan di
tingkat makro yang merupakan perencanaan jangka panjang. Perencanaan makro adalah
6
perencanaan dengan ruang lingkup nasional. Perencanaan ini menetapkan kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang akan diikuti, tujuan –tujuan yang hendak di capai, cara bertindak yang
perlu untuk mecapai tujuan-tujuan itu, serta bagian–bagian dan prioritas–prioritas
perencanaan semuanya secara nasional.
Masalah –masalah pendidikan yang hendak di pecahkan ialah mengenai hal – hal
berikut :
7
Perencanaan meso ialah perencanaan ditingkat daerah. Perencaan ini merupakan
penjabaran dari perencanaan tingkat nasional yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi daerah. Perencanaan mikro ialah perencanaan yang merupakan penjabaran lebih
terperinci lagi dari perencanaan meso, perhatian tertuju pada pengembangan pendidikan
di tingkat lembaga pendidikan itu sendiri.
B. PENGORGANISASIAN PENDIDIKAN
1. Pengertian organisasi
9
Oteng Sutisna, op.cit. h.174.
8
manajemngen kepada tingkat yang sempurna. Berpikir, pada asas nya adalah
mengkordinasi fakta dan pikiran dengan maksud untuk berbuat sesuatu.
Unsur pertama, dan nyata menyebabkan kesatuan terdapat dalam pikiran pada
anggota organisasi sebagai tujuan – tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tidak akan
menjadi efektif dalam organisasi dengan sekedar ditulis diatas kertas.
Unsur kedua, yang jelas menjadi salah satu kekutaan yang mempersatukan, ialah
kewenangan yaitu hak dan kekuasan untuk melakukan sesuatu atas dasar kedudukan
yang ditempati seseorang.
10
Eka Prihatin, op.cit, h.14
11
Ibid, h.14
9
C. KOMUNIKASI ORGANISASI PENDIDIKAN
1. Pengertian komunikasi
1. Proses komunikasi
D. KEORGANISASIAN PENDIDIKAN
12
James L. Gibson , dkk, organization : behavior, structure, process, Chicago: IRWIN,1997, h.408
13
Oteng Sutisna, op.cit, h.190
14
Janne Widthney dan Richards M.Hodgetts, OrganizationalCommunication, A Managerial
Perspectives, New York: Harper Collins Publisher, 1991, h.5.
15
Eka Prihatin, op.cit, h.14.
10
merupakan ujian akhir tentang kesanggupannya. Dengan kata lain, mencapai koordinasi
adalah salah satu fungsi pokok setiap administrator. Akan tetapi koordinasi hendaknya
tidak dipandang sebagai suatu kegiatan yang terpisah dan berdiri sendiri, karena ia hanya
sebagian saja dari seluruh aspek administrasi. Perencanaan, organisasi, komunikasi,
pengawasan dan penilaian, semuanya hendak membantu kepada koordinasi.
Tanpa koordinasi sulit untuk mengharapkan bahwa pengaturan kegiatan dengan tertib
dari dua orang atau lebih dalam mengejar suatu tujuan bersama akan dicapai. Fungsi
koordinasi dalam organisasi barangkali bisa dilukiskan paling baik dengan cara suara dari
berbagai instrument dalam suatu orkes simfoni dirangkaikan sehingga menghasilkan suatu
pagelaran melodi, harmonis dan ritmis.
Dengan adanya koordinasi yang baik, semua bagian dari personil dapat bekerja
sama menuju ke satu arah tujuan yang telah ditetapkan. Koordinasi ini perlu untuk
mengatasi batas-batas personil seperti untuk mengatasi kemungkinan adanya duplikasi
dalam tugas, perebutan hak dan tanggung jawab, ketidak seimbangan dalam berat–
ringannya pekerjaan, kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas dan kewajiban.16
Dengan begitu, koordinasi dalam organisasi pendidikan harus ditata oleh administrator
utama yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan tata usaha. Semua komponen
tersebut menjadi kunci melakukan kesamaan pandangan dan tindakan untuk mencapai
tujuan.
16
Eka Prihatin, op.cit, h. 14
17
Oteng Sutisne, op.cit, h.200.
11
E. PENGAWASAN PENDIDIKAN
1. Pengertian Pengawasan Pendidikan
Mengawasi ialah proses dengan mana administrasi melihat apakah yang terjadi itu
sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Jika tidak maka penyesuaian yang perlu
dibuatnya.18 Jadi pengawasan ialah fungsi administrative dalam mana selihat tiap
administrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang dikehendaki.
Dilihat sebagai proses, tindakan pengawasan terdiri atas 3 langkah universal berikut :
(1) mengukur pernyatan; (2) membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan
dan menetapkan perbedaannya jika ada; dan (3) memperbaiki penyimpangan dengan
tindakan pembetulan. Dikatakan dengan cara yang sedikit berbeda. Pengawasan terdiri
atas; (1) menyelidiki apa yang sedang dilakukan; (2) membandingkan hasil–hasil dengan
harapan-harapan, yang akan membawa kepada; (3) menyetujui hasil-hasil itu atau tidak
menyetujuinya; dalam hal terakhir perbaikan yang perlu hendaknya diambil.
18
Ibid, h.203.
19
Eka Prihatin, op.cit, h.16.
12
Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau
supervisi. Supervisi sebagai administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas untuk
menentukan kondisi-kondisi yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan
pendidikan.20
Dalam konteks ini pengawasan di sekolah dapat dilakukan secara periodic dan
juga incidental terhadap seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran, kesiswaan, pembinaan
personil, dan hubungan masyarakat.
1. Kepegawaian
Kepengawaian merupakan fungsi yang tidak kalah penting dimana fungsi ini
sudah di jalankan sejak penyusunan, perencanaan, dan pengorganisasian. Dalam
hal ini prinsip the right man in the right place selalu diperhatikan.
2. Pembiayaan
Setiap kebutuhan organisasi, baik personil maupun material, semua memerlukan
adanya biaya. Itulah sebabnya maka masalah pembiayaan kini harus sudah mulai
dipikirkan sejak pembuatan planning sampai dengan pelaksanaan. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan itu ialah:
a. Perencanaan tentang berapa biaya yang diperlukan
b. Darimana dan bagaimana biaya itu dapat diperoleh/diusahakan.
c. Bagaimana penggunaanna.
d. Siapa yang akan melaksanakan.
e. Bagimana pembukuan dan penanggung jawabannya.
f. Bagaimana pengawasan, dll.
Dalam konteks ini pengawasan pembiayaan menjadi sangat kritis untuk
memastikan jangan sampai ada penyimpangan disekolah. Karena itu,
pencatatan sumber biaya, penggunaan biaya, dan pelaporan pembiayaan
sesuai rencana menjadi sangat penting sekali dalam mencapai keberhasilan
sekolah menjalankan program kerja untuk menghasilkan kinerja, kepuasan
kerja dan kualitas organisasi.
20
Ibid, h.16.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
14