Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah

ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas

bagaimana “Mengidentifikasi Dan Menganalisi Masalah-Masalah Belajar”. 

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada

makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran

serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat

kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 

Banjarmasin, Oktober 2016

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................. 2

BAB IIPEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MASALAH BELAJAR.................................................... 3
B. MASALAH-MASALAH DALAM BELAJAR.......................................... 4
1. Sikap Terhadap Belajar........................................................................... 4
2. Motivasi Belajar...................................................................................... 5
3. Konsentrasi Belajar................................................................................. 5
4. Mengolah Bahan Belajar......................................................................... 6
C. FAKTOR KEMUNCULAN MASALAH................................................... 6
D. CIRI-CIRI ANAK YANG BERMASALAH DALAM BELAJAR ......... 12
1. Susah diatur dan diajak bekerjasama...................................................... 12
2. Kurang terbukanya kepada orang tua saat orang tua bertanya kepada
anak,
.................................................................................................................
.................................................................................................................
12
.................................................................................................................
3. Menanggapi negative ............................................................................. 13
4. Menarik diri............................................................................................. 13
5. Menolak kenyataan ................................................................................ 13
6. Menjadi pelawak .................................................................................... 14
7. Cari perhatian ......................................................................................... 14

ii
8. Suka cari alasan ...................................................................................... 14
9. Menghindari tanggung jawab.................................................................. 14
10. Perkembangan Bahasa yang Lambat....................................................... 14
11. Rendahnya Koordinasi Motorik.............................................................. 15
12. Gangguan Pemusatan Perhatian.............................................................. 15
13. Usia Sekolah............................................................................................ 15

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN............................................................................................. 19
B. SARAN.......................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belajar merupakan salah satu usaha sadar manusia dalam mendidik dalam

upaya meningkatkan kemampuan kemudian diiringi oleh perubahan dan

peningkatan kualitas dan kuantitas pengetahuan manusia itu sendiri. Belajar

adalah salah satu aktivitas siswa yang terjadi di dalam lingkungan belajar.

Belajar diperoleh melalui lembaga pendidikan formal dan nonformal. Salah satu

lembaga pendidikan formal yang umum di Indonesia yaitu sekolah dimana di

dalamnya terjadi kegiatan belajar dan mengajar yang melibatkan interaksi

antara guru dan siswa. Tujuan belajar siswa sendiri adalah untuk mencapai atau

memperoleh pengetahuan yang tercantum melalui hasil belajar yang optimal

sesuai dengan kecerdasan intelektual yang dimilikinya.

Biasanya kemampuan siswa dalam belajar seringkali dikaitkan dengan

kemampuan intelektualnya. Pengukuran kemampuan intelektual ini ditunjukkan

oleh hasil tes IQ (Intelligence Quotient) atau kecerdasan intelektual. Siswa

dengan IQ > 110 tergolong kedalam siswa dengan kemampuan diatas rata-rata,

siswa dengan rentang IQ 90-109 tergolong kedalam rata-rata normal, dan IQ <

90 tergolong kedalam rata-rata rendah atau siswa dengan kemampuan rendah.

Ada siswa dengan kecerdasan intelektual diatas rata-rata/rata-rata tinggi

namun tidak menunjukkan prestasi yang memuaskan yang sesuai dengan

1
kemampuannya yang diharapkan dalam belajar. Kemudian ada siswa yang

mendapatkan kesempatan yang baik dalam belajar, dengan kemampuan yang

cukup baik, namun tidak menunjukkan prestasi yang cukup baik dalam belajar.

Dan ada pula siswa yang sangat bersungguh-sungguh dalam belajar dengan

kemampuan yang kurang dan prestasi belajarnya tetap saja kurang.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hambatan dan masalah dalam proses

belajar siswa itu sendiri, baik dalam prosesnya di sekolah maupun di rumah.

Oleh karena itu, guru selaku pendidik dituntut untuk selalu dapat memberikan

dorongan/motivasi kepada siswanya yang kurang bersemangat dalam belajar

dan meberikan solusi terhadap permasalahan belajar yang dihadapi siswanya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian masalah belajar ?

2. Apa saja masalah-masalah dalam belajar ?

3. Apa saja faktor-faktor kemunculan masalah ?

4. Bagaimana ciri-ciri anak yang bermasalah dalam belajar ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASALAH BELAJAR

Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat

masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang

melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang

mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan.

Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang

tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang

lain, ingin atau perlu dihilangkan.

Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan

suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya”. “Belajar adalah proses perubahan

pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini

terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya” ( Anita E,

Wool Folk, 1995: 196 ).

3
Menurut (Garry dan Kingsley, 1970: 15 ) “Belajar adalah proses tingkah

laku (dalam arti luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan”.

Sedangkan menurut Gagne (1984: 77) bahwa “belajar adalah suatu proses

dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.

Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan

atau didefinisikan sebagai berikut.“Masalah belajar adalah suatu kondisi

tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran proses yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan”. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan

dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan

lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar

ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya,

tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-

rata normal, pandai atau cerdas.

B. MASALAH-MASALAH DALAM BELAJAR

1. Sikap Terhadap Belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu

yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang

sesuatu mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau

mengabaika. Siswa memperoleh kesempatan belajar.Meskipun demikian,

siswa dapat menerima, menolak,atau mengabaikan kesempatan belajar

4
tersebut sebagai Ilustrasi. Seorang siswa yang tidak lulus ujian matematika

menolak ikut ulangan di kelas lain. Sikap menerima, menolak, atau

mengabaikan suatu kesempatan belajar merupakan urusan pribadi siswa.

Akibat penerimaan, penolakan,atau pengabaian kesempatan belajar tersebut

akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian. Oleh karena itu, ada

baiknya siswa mempertimbangkan masak-masak akibat sikap terhadap

belajar.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong

terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi

lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan

melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi

rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu di perkuat

terus menerus. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat. Pada

tempatnya diciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

3. Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian

pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan dasar

belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada

pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar

mengajar dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istrahat.

Dalam pengajaran klasikal, menurut Rooijakker, kekuatan perhatian selama

5
tiga puluh menit telah menurun. Dia menyarankan agar guru memberikan

istrahat selingan selama beberapa menit. Dengan selingan istrahat tersebut,

proses belajar siswa akan meningkat kembali.

4. Mengolah Bahan Belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemapuan siswa untuk menerima

isi dan cara pemeroleh ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi

bahan belajar merupakan nilai-nilai dari suatu ilmu pengetahuan, nilai

agama, nilai kesusilaan, serta nilai kesenian. Kemampuan siswa dalam

mengolah bahan pelajaran menjadi makin baik jika siwa berperan aktif

selama proses belajar.

C. FAKTOR KEMUNCULAN MASALAH

Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan.

Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan.

Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu, baik yang berasal dari siswa sendiri

maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa ;

dalam arti kemampuan baik berpikir atau tingkah laku Intelektual, motivasi,

minat dan kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani, kedua lingkungan ;

yaitu sarana dan prasarana, kompeternsi guru, kreativitas guru, sumber-sumber

belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan.

6
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Walsiman (2007:158), hasil

belajar yang dicapai oleh peserta didik, yang mempengaruhi baik internal

maupun eksternal, sebagai berikut :

1. Faktor Internal ; Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.

Faktor internal ini meliputi, kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, dan ketekunan sikap.

2. Faktor eksternal ; faktor yang berasal dari peserta didik yang memengaruhi

hail belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat, keluarga berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit terhadap

ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang

terhadap anaknya serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik

dari orang tua dalam kehidupan sehari-hariberpengaruh dalam hasil belajar

peserta didik

Selanjutnya dikemukakan oleh Wasliman (2007:159) bahwa sekolah

merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin

tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajar disekolah, maka semakin

tinggi pula hasil belajar siswa.

Kualitas pengajar disekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagaiman

dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2006:50), bahwa guru adala komponen yang

sangat menentukan dalam implementasi suau strategi pembelajaran.

Berdasarkan pendapat ini dapat ditegaskan bahwa suatu fakor eksternal yang

7
sangat berperan memengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Guru dalam

proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Peran guru, apalagi

untuk siswa pada usia sekolah dasar, tak mungkin dapat diganti oleh perangkat

lain seperti televisi, radio, dan komputer. Sebab, siswa adalah organisme yang

dapat berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa.

Menurut Dunkin dalam Wina Sanjaya (2006:51), terdapat sejumlah aspek

yang dapat memengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari faktor guru

yaitu :

1. Teacher Formative Experience, meliputi jenis kelamin serta semua

pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka. Yang

termasuk ke dalam aspek ini diantaranya tempat asal kelahiran guru

termasuk suku, latar belakang budaya, dan adat istiadat

2. Teacher Training Experience, meliputi pengalaman yang berhubungan

dengan akivitas dan latar belakang pendidikan guru, misalnya pengalaman

latihan profesional, tingkat pendidikan, dan pengalaman jabatan

3. Teacher Properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat

yang dimiliki guru terhadap siswa, kemampuan terhadap profesinya, sikap

guru terhadap siswa, kemampuan dan intelegensi guru, motivasi dan

kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran termasuk didalam

kemampuan dalam merencanakan dan evaluasi pembelajaran maupun

kemampuan dalam penguasaan materi

8
Demikian, semakin jelaslah bahwa keberhasilan belajar siswa merupakan

hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang

mempengaruhi. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh

faktor-faktor tersebut. Ruseffendi (1991:7) mengidentifikasi faktor-faktor yang

memengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu : Kecerdasan,

kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian

materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru dan kondisi

masyarakat.

Dari kesepuluh faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan siswa

belajar, terdapat faktor yang dapat dikatakan hampir sepenuhnya tergantung

pada siswa. Faktor-faktor itu adalah kecerdasan anak, kesiapan anak, dan bakat

anak. Faktor yang sebagian penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung pada

guru, yaitu : kemampuan (kompetensi), suasana belajar dan kepribadian guru.

Kiranya dapat dikatakan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar tergantung

pada faktor dari dalam siswa dan faktor dari luar siswa. Hal ini sejalan dengan

yang dikatakan oleh Sudjana (1989:39), bahwa hasil belajar yang dicapai oleh

siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor lingkungan. Faktor yang

datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor

kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

1. Kecerdasan Anak

9
Kemampuan inteligensi seseorang sangat memengaruhi terhadap cepat

dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu

permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk

menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikan

dan untuk meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran

yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari faktor lainnya.

Kemampuan merupakan potensi dasar bagi pencapaian hasil belajar

yang dibawa sejak lahir. Alferd Binnet membagi inteligensi ke dalam tiga

aspek kemampuan, yaitu : direction, adaptation, dan cristicism. Pertama,

direction artinya kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah

yang dipecahkan. Kedua, adaptation artinya kemampuan untuk

mengadakan adaptasi terhadap suatu masalah yang dihadapinya secara

fleksibel didalam menghadapi masalah. Ketiga, cristicism artinya

kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang

dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri.

2. Kesiapan atau kematangan

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan dimana

individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam

proses belajar, kematangan atu kesiapan ini sangat menentukan

keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajar

akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan

10
individu, karena kematangan ini erat hubungannya dengan masalah minat

dan kebutuhan anak

3. Bakat Anak

Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan

potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki

bakat dalam arti berpotensi untuk prestasi sampai tingkat tertentu.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka bakat akan dapat memengaruhi

tinggi rendahnya prestasi belajar.

4. Kemauan Belajar

Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah membuat

anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar. Keenggahan

siswa untuk belajar mungkin disebabkan karena ia belum mengerti bahwa

belajar sangat penting untuk kehidupannya kelak. Kemauan belajar yang

tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya

berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan

belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar.

5. Minat

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa yang

menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya

lebih banyak daripada siswa yang lainnya. Kemudian karena pemusatan

11
perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa

tadi untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya mencapai prestasi yang

diinginkan.

6. Model Penyajian Materi Pelajaran

Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada model

penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak

membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa tentunya

berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.

D. CIRI-CIRI ANAK YANG BERMASALAH DALAM BELAJAR

1. Susah diatur dan diajak bekerjasama

Hal yang paling nampak adalah anak akan membangkang, ankan

semaunya sendiri, mulai mengatur tidak mau ini dan itu. Pada fase ini anak

sangat ingin memegang kontrol mulai ada pemberontakan dari dalam

dirinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah memahminya dan kita

sebaiknya menanggapinya dengan kondisi emosi yang tenang.

2. Kurang terbukanya kepada orang tua saat orang tua bertanya kepada anak,

Gimana sekolahnya? Anak menjawab “biasa saja” (menjawab dengan

malas), namun anehnya ada temannya yang terbuka kepada orang tuanya,

aneh bukan ? ini adalah ciri ke 2 , pada saat ini dikatakan figure orang tua

tergantikan dengan orang lain (teman , pacar , ataupun ketua gengnya, dan

12
lain-lain) saat ini terjadi kita sebagai orang tua hendaknya mewasdiri dan

mulai mengganti pendekatan kita.

3. Menanggapi negatif

Saat anak mulai sering berkomentar “biarin aja dia memang jelek

kok” tanda harga diri anak yang terluka. Harga diri yng rendah salah satu

cara untuk naik ketempat yang lebih tinggi mencari pijakan. Sama saat

harga diri kita rendah maka cara paling mudah untuk menaikan harga diri

kita adalah dengan mencela orang lain. Harga diri adalah kunci sukses

dimasa depan anak

4. Menarik diri

Saat anak terbiasa dan sering menyendiri asyik dengan dunianya

sendiri dan dia tidak ingin ada orang lain tahu tentang dirinya (menarik

diri). Pada kondisi ini orang tua sebaiknya segera melakukan upaya

pendekatan kepada sang anak. Setiap manusia ingin dimengerti, bagaimana

cara mengerti kondisi ini biasanya anak merasa ingin diterima apa adanya

dimengerti –semengertinya dab sedalam-dalamnya.

5. Menolak kenyataan

Pernah mendengar qoute seperti “aku ini bukan orang pintar, aku ini

bodoh “,aku ga bisa, aku ini tolol“ ini hampir sama dengan nomer 4 yaitu

kasus harga diri dan biasanya kasus ini ( menolak kenyataan ) berasal dari

proses disiplin yang salah. Contoh : masak gitu aja gak bisa sih “ kan

mama sudah kasih contoh berulang-ulang”.

13
6. Menjadi pelawak

Suatu kejadian disekolah ketika teman-temannya tertawa karena

ulahnya dan anak tersebut merasa senang, tetapi jika berulang-ulang

mungkin itu masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau kembali

ketempat duduk dan mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan

dan penerima dari teman-temannya maka kita sebagai orang tua tidak

mendapatkan rasa diterima dirumah

7. Cari perhatian

Suka menjadi pusat perhatian, bicara terlalu banyak mementingkan

tampilan fisik, tampilan berlebihan, sangat demonstratif, dan bersikap sok

jago.

8. Suka cari alasan

Suka membntah yang penting asal bedan dan jika perlu berbohong

9. Menghindari tanggung jawab

Sulit bangun tidur sendiri, suka menunda pekerjaan tidak tepat janji.

10. Perkembangan Bahasa yang Lambat

Anak-anak dengan kesulitan belajar pada umumnya memiliki riwayat

perkembangan bahasa dan berbicara yang lebih lambat dibanding anak

seusianya. Kosa kata yang dimilikinya cenderung terbatas dan lebih sedikit

dibanding anak sebayanya, sehingga sering mengalami kesulitan bahkan

kurang tepat dalam mengekspresikan apa yang diinginkannya. Tidak jarang

mereka juga mengalami kesulitan dalam memahami instruksi yang paling

14
sederhana sekalipun, ataupun memahami beberapa perintah yang diberikan

sekaligus.

11. Rendahnya Koordinasi Motorik

Ada beberapa indikasi ketidakterampilan motorik kasar seperti

canggung dalam melompat, mudah jatuh ketika berlari maupun tidak bisa

memanjat, dll. Juga ketidakterampilan dalam koordinasi motorik halusnya

seperti mengalami kesulitan dalam mengikat tali sepatu, memasukkan

kancing baju, kurang terampil dalam menggunakan gunting maupun pensil,

dll. Demikian pula dalam mengikuti dan mengenali arah.

12. Gangguan Pemusatan Perhatian

Rendahnya pemusatan perhatian anak sering nampak dengan

mudahnya anak beralih pada satu kegiatan satu ke kegiatan lainnya, sukar

menyelesaikan tugas yang sederhana sekalipun karena rentang

perhatiannya yang pendek, membutuhkan banyak perhatian dan dukungan

dari lingkungan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.

Kontrol dan pengorganisasian diri yang buruk sering membuat mereka

nampak kurang sabaran (impulsif), mau menangnya sendiri, semau gue dan

sulit mengikuti aturan maupun rutinitas, sehingga nampak tidak mampu

bertanggung jawab dibanding anak-anak sebayanya.

13. Usia Sekolah

Pada usia sekolah gambaran kesulitan sekolah ini semakin nyata.

Gambaran yang tampak dapat dikelompokkan pada beberapa ciri:

15
Kekurangan persepsi visual. Kekurangan pada bagian ini dapat

dikenali karena anak nampak bermasalah untuk mempelajari abjad dan

sering terbalik melihat huruf-huruf tertentu seperti b/d, p/q, m/w maupun

angka seperti 2, 3, 4, 5, 7, 9. Konsep membaca, mengeja, dikte dan

menghitung mereka nampak lebih lambat dibading anak lain. Ketika diajar

membaca mereka cepat bosan, sering menguap dan mengatakan matanya

perih untuk melihat huruf.

Kekurangan persepsi visual motor. Lambatnya anak menyalin tulisan

dari papan tulis ke bukunya merupakan ciri khas kekurangan pada persepsi

visual motor. Akhirnya anak sering ketinggalan dalam mengerjakan tugas

dibanding temannya dan prestasi sekolahnya nampak memburuk. Buruknya

kualitas tulisan, cenderung tidak rapi dan keluar dari garis, sukar mengikuti

garis ketika menggunting merupakan ciri lainnya pada kekurangan bagian

ini.

Kekurangan persepsi auditor. Sukar untuk membedakan beberapa

huruf yang hampir memiliki kesamaan bunyi seperti b/p, d/t, v/f, lambat

dalam menangkap pembiacaraan dalam kecepatan yang normal meskipun

dapat memahaminya bila diberikan pengulangan dengan kecepatan yang

lebih lambat atau sukar mengenali suara yang umum atau bahkan seringkali

didengarnya merupakan ciri pada kurangnya persepsi auditori ini.

Rendahnya kemampuan mengingat. Mereka biasanya mengalami

kesulitan untuk mempertahankan apa yang dilihat dan didengarnya dalam

16
waktu yang cukup lama, rendah ingatan jangka panjangnya, yang

seringkali bertahan hanyalah ingatan jangka pendeknya, itu pun sering

terlupakan ketika ditanyakan kembali di lain hari. Pada akhirnya

pengetahuan yang mereka miliki pada umumnya menjadi sangat terbatas.

Ini sering sangat menjengkelkan bagi para guru dan orangtua karena apa

yang barusan diterangkan dan mampu dihapalkan sudah dilupakannya,

yang kemarin diajarkan hari ini sudah tidak mampu diingatnya.

Lambatnya pemahaman konsep. Gambaran tampak pada bagian ini

adalah anak tidak mampu ''membaca'' situasi sosial, tidak memahami

bahasa tubuh maupun humor. Berhubungan dengan konsep waktu mereka

juga biasanya sukar membedakan arti kemarin, tadi, besok,

sebelum/sesudah maupun konsep "cepat"

Kekurangan hubungan spasial dan kesadaran tubuh. Gerakan anak

yang nampak canggung, mudah terantuk dan jatuh, sukar memahami

konsep kiri-kanan, atas-bawah, pertama-terakhir, depan-belakang

meruapakan ciri yang paling khas pada aspek ini. Mereka juga sering

tersesat dan kebingungan dalam lingkungan yang justru mereka kenal

seperti rumah atau sekolah. Sangat ceroboh sehingga sering kehilangan

barang seperti pensil, buku, dll. serta sangat berantakan dan tidak tertata

rapi merupakan ciri lain yang bisa diamati.

Pada umumnya anak-anak dengan kesulitan belajar ini memiliki taraf

kecerdasan normal, bahkan sering di atas normal. Mereka hanya

17
memerlukan cara pembelajaran yang berbeda (learning difference) sesuai

dengan perbedaan fungsi otak dan kekurangan yang dimilikinya.

Memeriksakan anak ke seorang ahli perkembangan anak secara

multidispliner (dokter anak, psikiater, psikolog, pedagog, dll) merupakan

cara untuk melihat kekurangan yang mereka tunjukkan, sehingga dapat

mengenali pula gaya belajar anak

18
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Masalah-Masalah Dalam Belajar

a. Sikap Terhadap Belajar

b. Motivasi Belajar

c. Konsentrasi Belajar

d. Mengolah Bahan Belajar

2. Faktor Kemunculan Masalah

Yang mempengaruhi baik internal maupun eksternal, sebagai berikut :

a. Faktor Internal ; Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.

Faktor internal ini meliputi, kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, dan ketekunan sikap.

b. Faktor eksternal ; faktor yang berasal dari peserta didik yang

memengaruhi hail belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat,

keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang

morat-marit terhadap ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian

orang tua yang kurang terhadap anaknya serta kebiasaan sehari-hari

berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-

hariberpengaruh dalam hasil belajar peserta didik

19
3. Ciri-ciri anak yang bermasalah dalam belajar

a. Susah diatur dan diajak bekerjasama

b. Kurang terbukanya kepada orang tua saat orang tua bertanya kepada

anak,

c. Menanggapi negatif

d. Menarik diri

e. Menolak kenyataan

f. Menjadi pelawak

g. Cari perhatian

h. Suka cari alasan

i. Menghindari tanggung jawab

j. Perkembangan Bahasa yang Lambat

k. Rendahnya Koordinasi Motorik

l. Gangguan Pemusatan Perhatian

m. Usia Sekolah

B. SARAN

Dari pembahasan diatas, maka diharapkan kepada para guru agar lebih

menyelenggarakan pembelajaran yang optimal terhadap anak didiknya dan

memberikan pemahaman yang lebih luas tentang arti belajar itu sendiri. Selain

itu diharapkan juga kepada guru selaku pendidik untuk tidak hanya

20
memfokuskan fungsinya selaku pengajar dan fasilitator, tetapi juga perannya

selaku motivator sehingga sukses dalam proses pembelajaran.

21
DAFTAR PUSTAKA

Buku belajar dan pembelajar Dr Dimyanti, Drs. Mudjiono, Penerbit : RINEKA


CIPTA

Buku Belajar dan Pembelajaran , Dr. Ahmad Susanto, M.Pd, Penerbit : Prenadamedia
Group

Dimyati, Mudjiono.1994.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Dirjen Dikti.

( www.pendidikankarakter.com )

http://www.sekolahdasar.net/2008/05/mengenali-kesulitan-belajar-pada-
anak.html#ixzz4MGrIeBL7

22

Anda mungkin juga menyukai