Anda di halaman 1dari 30

Sekolah Ramah Anak

A. Rencana Sesi
A. Pendahuluan
Permasalah pendidikan anak sekarang ini banyak tersandung
berbagai permasalahan yang menyangkut dengan masalah anak
dan lingkungan sekolah, sehingga baru-baru ini banyak sekali
bermunculan lembaga pendidikan baik untuk anak usia
prasekolah maupun sekolah dasar. Semua menawarkan berbagai
macam program ciri khasnya. Ada sekolah dengan kurikulum
internasional, kurikulum nasional plus, bilingual, sekolah alam,
sekolah Sekolah Ramah Anakma dan masih banyak lagi yang
menawarkan sesuatu yang dianggap idaman bagi anak.
Sebenarnya yang perlu kita kembangkan adalah bagaimana
menciptakan sekolah yang ramah anak sehingga peserta didik
akan merasa aman dan nyaman berada di sekolah dan orangtua
merasa tenang
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 C menyebutkan Setiap
orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasar,berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,seni danbudaya,
demi meningkatkan kualitas hidupnyadan demi kesejahteraan
umat manusia.Yang selanjutnya,ketentuan Konstitusi ini,secara
operasional diatur secara tegas pada Pasal 9 ayat (1) UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
disebutkan bahwa Setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan
tingkat kecerdasannya sesuai dengan minatdan bakatnya
Pasal 28B
(2)
Undang-Undang Dasar1945 menyebutkan
bahwa Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan berkembang serta berhakatas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.Ketentuan ini, secaraoperasional diatur dalam
Pasal 54 Undang-Undang Perlindungan Anak, yang menyatakan
Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari
tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah
atau teman-temanya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau
lembaga pendidikan lainnya. Pasal 70 Ayat (2) menyebutkan
Setiap
orang
dilarang
memperlakukan
anak
dengan
mengabaikan
pandangan
mereka
secara
diskriminatif,
termasuk labelisasi dan penyetaraan dalam pendidikan bagi
anak-anak yang menyandang cacat . Pemerintah telah
melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan hak anak untuk
pendidikan melalui Program Wajib Belajar 9 Tahun dan didorong
menjadi Program Pendidikan Menengah
Universal
atau

Program Wajib Belajar 12 Tahun.


B. Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, diharapkan peserta mampu
menjelaskan :
a. Memberikan gambaran tentang definisi Sekolah Ramah Anak
b. Indikator Sekolah Ramah Anak .
c. Tahapan Sekolah Ramah Anak
d. Kegiatan Sekolah Ramah Anak
C. Pokok Bahasan
a. Memberikan gambaran tentang definisi Sekolah Ramah Anak
b. Indikator Sekolah Ramah Anak .
c. Tahapan Sekolah Ramah Anak
d. Kegiata Sekolah Ramah Anak
D. Waktu
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk sesi ini adalah 100 menit
( 2 jp )
E. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
d. Simulasi
F. Alat dan Bahan
a. Infocus
b. Ppt
G. Strategi

STRATEGI

KEGIATAN

WAKTU

Tahap 1
Pendahulua
n

1. Pelatih menjelaskan tujuan dari sesi


ini
5 menit
2. Pelatih menjelaskan secara singkat
pokok pokok bahasan

Tahap 2
Definisi
Sekolah
Ramah
Anak
Tahap 3

Pelatih memberikan gambaran tentang 10 menit


definisi Sekolah Ramah Anak

Pelatih menjelaskan tentang Indikator 25 menit

ALAT
DAN
BAHA
N

Indikator
Sekolah
Ramah
Anak

Sekolah Ramah Anak Anak .

Tahap 4
Tahapan
Sekolah
Ramah
Anak

Pelatih Menjelaskan Tahapan Sekolah 25 menit


Ramah Anak

Tahap 5
Kegiatan
Sekolah
Ramah
Anak

Pelatih Menjelaskan
Ramah Anak

Tahap 6
Tanya
Jawab

Pelatih memberikan kesempata kepada


Peserta untuk bertanya

Kegiata

Sekolah 25 menit

10

H. Referensi
a. Deklarasi Umum mengenai Hak Asasi Manusia pada tahun
1948;
b. Konvensi Hak Anak oleh PBB tahun 1989;
c. Deklarasi Dakar Education For All (EFA) tahun 2000;
d. Deklarasi Millenium Development Goals (MDGs); dan
e. Deklarasi Word Fit for Children tahun 2002.
f. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Amandemen Pasal 28 dan Pasal 31, Pasal 34 ayat 2;
g. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak;
h. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
i. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan
Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan
Budaya;
j. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen;
k. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014

I.

Power Point

Note : Gambaran umum dan perkenalan

Note : Nara sumber hanya menyebutkan strategi kegiatan satu


persatu

Note : Tujuan
mempertegas

dan

Materi

relevan,

jadi

Nara

sumber

bisa

Note : Sampaikan tentang kejadian kejadian yang lain, seperti,


tindakan kekerasan antar anak, pelecehan dll.

Note : Sampaikan kekerasan yang dilakukan oleh teman sebaya


yang sering terjadi adalah perkelahian, penyebabnya dll

Note : Nara sumber hanya membacakan

Note ; Nara sumber hanya membacakan ketiga prinsip Sekolah


Ramah Anak

Note : Nara sumber hanya membacakan, karena penjelasannya ada


di halaman berikutnya

Note : Nara sumber hanya membacakan, karena penjelasannya ada


di halaman berikutnya

Note : Nara sumber hanya membacakan karena penjelasannya ada


di slide berikunya

Note : Slide ini penting maka Nara sumber harus mempertegas

Note ; Perjelas bagaimana konsep integrasi kegiatannya

Note : Perjelas bagaimana proses kegiatan supaya berjalan dengan


baik.

Note : Perjelas bagaimana cara melakukan monitoring dan evaluasi.

Note : Slide ini penting untuk disampaikan agar pemahaman


peserta jelas
tentang garapan Sekolah Ramah Anak.

Note : Slide ini hanya dibacakan, karena penjelasannya ada di slide


berikutnya

Note : Perjelas gambar ini dengan bagaimana bahayanya kalau


sekolah berada di pinggir jalan raya.

Note : Perjelas gambar ini dengan ilustrasi Nara sumber

Note : Perjelas gambar ini dengan ilustrasi Nara sumber

Note : Perjelas gambar ini dengan ilustrasi Nara sumber

Note : Perjelas gambar ini dengan ilustrasi Nara sumber

Note : Nara sumber harus menjelaskan konsep penataan LAB.

Note : Nara sumber harus menjelaskan konsep penataan LAB.

Note : Nara sumber hanya menerangkan fungsi , tidak membahas


bangunannya.

Note : Perjelas Tupoksi BK dan pemanfaatan ruangan

Note : Nara Sumber bisa memperjelas dengan pengalaman di


sekolah

Note : Kantin harus dijadikan bagian dari kegiatan sekolah

Note ; Nara Sumber supaya memperjelas bagaimana fungsi tong


sampah
organic dan non organic.

Note : Nara Sumber harus memperjelas tentang pentingnya toilet di


sekolah
dan bagaimana peranan BOS.

Note : Gambaran Toilet di sekolah yang tidak bersih.

Note ; Gambaran Toilet di sekolah yang warganya peduli

Note : Nara Sumber hanya membacakan karena penjelasannaya ada


di slie berikutnya

Note : Perjelas pentingya Kebijakan.

Note : Perjelas bagaimana peranan anak dalam mengembangkan


Sekolah
Ramah Anak

Note : Penanaman nilai nilai luhur bisa dengan konsep pembiasaan

Note : Penanaman nilai nilai luhur bisa dengan konsep pembiasaan

Note : Penanaman nilai nilai luhur bisa dengan konsep pembiasaan

Note : Perjelas Peranan Kepala Sekolah, Guru , dan TU

Note ; Pertajam fungsi CCTP

Note : Berikan contoh kegatan masyarakat


sekolah.
II.

yang bisa membantu

Bahan Bacaan
SEKOLAH RAMAH ANAK
SESI II

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 C menyebutkan Setiap
orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasar, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi,seni dan
budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia.Yang selanjutnya, ketentuan Konstitusi ini, secara
operasional diatur secara tegas pada Pasal 9 ayat (1) UndangUndang
Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
disebutkan bahwa Setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan
tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya
Pasal 28 B (2) Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan
bahwa Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Ketentuan ini, secara operasional diatur dalam Pasal
54 Undang-Undang Perlindungan Anak, yang menyatakan Anak
di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan
kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau
teman-temanya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau
lembaga pendidikan lainnya. Pasal 70 ayat (2) menyebutkan
Setiap orang dilarang memperlakukan anak dengan mengabaikan
pandangan mereka secara diskriminatif, termasuk labelisasi dan
penyetaraan dalam pendidikan bagi anak-anak yang menyandang
cacat. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

mewujudkan hak anak untuk pendidikan melalui Program Wajib


Belajar 9 Tahun dan didorong
menjadi Program Pendidikan
Menengah Universal atau Program Wajib Belajar 12 Tahun.
Menurut Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia tahun
2013, kekerasan terhadap anak dilingkungan sekolah mengenai
berbagai jenis kekerasan (lihat Tabel1.1).
Tabel1.1 Bentuk kekerasandiLingkunganSekolah
Jumlah
NO

JENIS KEKERASAN

Persentase(%)

Guru

Teman
sekelas

Tema
n Lain
Kelas

Guru

Teman
sekelas

Tema
n Lain
Kelas

Menjewer

326

226

134

31.8

22

13.1

Mencubit

379

504

316

36.9

49.1

30.8

70

261

175

6.8

25.4

17.1

Menendang

Memukul dengan tangan

118

297

191

11.5

28.9

18.6

Memukul dengan benda


Menghukum hingga jatuh
sakit, pingsan
Melukai dengan benda
berbahaya

107

208

112

10.4

20.3

10.9

29

23

19

2.8

2.2

1.9

11

36

23

1.1

3.5

2.2

32

49

32

3.1

4.8

3.1

176

172

130

17.2

16.8

12.7

357

357

254

34.8

34.8

24.8

133

298

212

13

29.0

20.7

226

264

183

22

25.7

17.8

56

151

108

5.5

14.7

10.5

19

25

13

1.9

2.4

1.3

6
7
8
9
10
11
12
13
14

Kekerasan fisik lain


Membandingkan dengan
saudara/anak lain
Membentak dengan suara
keras dan kasar
Menghina dihadapan
teman/orang lain
Menyebut "bodoh",
"pemalas", "nakal", dsb.
Mencap dengan sebutan
jelek/jahat
Kekerasan psikis lain

Sumber:KPAI,2013
Pelakukekerasan disekolah dilakukan oleh guru,teman kelas, dan
teman lain (lihatTabel1.2).
Tabel1.2 Dominasi tindak kekerasan diLingkungan Sekolah
JUMLAH
NO
DILAKUKAN OLEH
FREKUENSI
PESRSEN
1
Guru
2039
29,9
2
Teman Se- kelas
2871
42,1
3
Tman Lain Kelas
1902
27,39
Sumber:KPAI,2013

B. Pengertian
Didalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014
pasal 1.3. adalah Sekolah Ramah Anak Anak yang selanjutnya di
singkat SRA adalah satuan Pendidikan Formal, nonformal,, dan
informal yang aman, bersih, dan sehat, peduli dan berbudaya
lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak
hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasidan
perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama
dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan, dan
mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan
anak di pendidikan.
Sekolah Ramah Anak yang dimaksud dalam modul Pelatihan
ini adalah sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan
memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara
terencana dan bertanggung jawab. Prinsip utama adalah non
diskriminasi kepentingan, hak hidup serta penghargaan terhadap
anak.Sebagaimana dalam bunyi pasal 4 UU No.23/2002 tentang
perlindungan anak, menyebutkan bahwa anak mempunyai hak
untuk dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Disebutkan di atas
salah satunya adalah berpartisipasi yang dijabarkan sebagai hak
untuk berpendapat dan didengarkan suaranya. Sekolah Ramah
Anak adalah sekolah yang terbuka melibatkan anak untuk
berpartisipasi dalam segala kegiatan, kehidupan sosial, serta
mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak.
Anak adalah harapan orang tua. Mereka bekerja keras demi
masa depan anaknya. Mereka ingin segala sesuatu yang terbaik
untuk anaknya, termasuk dalam memilih pendidikan. Namun hal ini
terkadang justru menjadi beban yang berat bagi anak.Anak sering
menjadi pelampiasan obsesi mereka yang belum tercapai serta
mengejawantahkan mimpi-mimpi mereka. Sekolah Ramah Anak
dapat terwujud bila ada kerja sama yang sinergi antara keluarga,
masyarakat dan pihak sekolah. Ruang lingkup keluarga dan
masyarakat yang ideal, harmonis dan sehat dapat mendukung
perkembangan anak.
C. Indikator Sekolah Ramah Anak
a. Adanya kebijakan sekolah tentang Sekolah Ramah Anak.
b. Adanya Program dan Fasilitas Kesehatan di Satuan Pendidikan

c. Lingkungan dan infra struktur yang aman, nyaman, sehat, dan


bersih, serta aksesibel yang memenuhi SNI konstruksi dan
bangunan .
d. Adanaya Partisipasi Anak
e. Penanaman Nilai-Nilai Luhur dan Seni budaya
f. Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang terlatih
g. Adanya Program Keselamatan di Satuan Pendidikan
h. Adanya Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha di Satuan
Pendidikan
D. Tahapan Sekolah Ramah Anak
Satuan pendidikan dalam menerapkan Sekolah Ramah Anak
harus melaksanakan tahapan-tahapan yang meliputi:
a. Persiapan
1) Melakukan
konsultasi
anak
untuk
memetakan
pemenuhan hak-hak dan menyusun rekomendasi
dilakukan oleh guru Bimbingan dan Penyuluhan;
2) Pimpinan Satuan Pendidikan, Komite Sekolah, Orang
tua/wali,
dan
siswa
berkomitmen
untuk
mengembangkan Sekolah Ramah Anak. Komitmen ini
berbentuk kebijakan Sekolah Ramah Anak;
3) Pimpinan Satuan Pendidikan bersama Komite Sekolah,
dan
peserta
didik
untuk
membentuk
Tim
Pengembangan Sekolah Ramah Anak.
4) Tim ini bertugas untuk mengoordinasikan berbagai
upaya pengembangan Sekolah Ramah Anak;
a. sosialisasi pentingnya Sekolah Ramah Anak;
b. menyusun dan melaksanakan rencana Sekolah
Ramah Anak;
c. memantau proses pengembangan Sekolah Ramah
Anak ;
d. dan evaluasi Sekolah Ramah Anak;
5) Tim
Pengembangan
Sekolah
Ramah
Anak
mengidentifikasi potensi, kapasitas, kerentanan, dan
ancaman di satuan pendidikan untuk mengembangkan
Sekolah Ramah Anak;
b. Perencanaan
Tim Pengembangan Sekolah Ramah Anak menyusun
Rencana Aksi Tahunan untuk mewujudkan Sekolah Ramah
Anak yang terintegrasi dalam kebijakan, program, dan
kegiatan yang sudah ada, seperti Usaha Kesehatan
Sekolah, Sekolah Adiwiyata, Sekolah Aman Bencana, dan
lainnya sebagai komponen penting dalam perencanaan
pengembangan Sekolah Ramah Anak.

c. Pelaksanaan
Tim Pengembangan Sekolah Ramah Anak melaksanakan
Rencana Aksi Sekolah Ramah Anak Tahunan dengan
mengoptimalkan
semua
sumber daya pemerintah,
masyarakat, dan dunia usaha.
d. Pemantauan dan evaluasi
e. Kegiatan Menuju Sekolah Ramah Anak

E. Kegiatan Menuju Sekolah Ramah Anak


a. Penataan Fisik Sekolah
Keadaan fisik maupun non fisik sekolah berpengaruh besar
terhadap perkembangan anak. Sekolah yang ideal harus
memiliki infrastruktur dan sarana yang memadai, sebagai
syarat standar pelayanan minimal.Misalnya:
1) sekolah yang baik terletak tidak terlalu dekat dengan
jalan raya. karena di samping bising, polusi udara juga
berbahaya bagi anak-anak yang sedang bermain.
Kalaupun terpaksa dekat dengan jalan raya usahakan
untuk memiliki gerbang atau pagar
serta sistem
keamanan lainnya.
2) Penataan ruang belajar. Ruang belajar anak harus dibuat
senyaman mungkin. Selama ini yang kita tahu belajar di
sekolah adalah duduk tenang di bangku, mendengarkan
penjelasan guru, lalu mengerjakan tugas. Sebenarnya
ada hal yang jauh lebih menarik minat belajar anak
yaitu dengan mengubah posisi duduk disesuaikan
dengan kebutuhan proses belajar mengajar, menjadikan
kebun sekolah sebagai salah satu tempat belajar. Kita
bisa menata ruangan kelas sesuai dengan usia anak,
menyediakan air minum, dan membiasakan tugas kerja
kebersihan kelas sehingga kelas terasa lebih nyaman
dibandingkan di rumah. menghargai hasil karya anak
dengan menempelkan hasil karya di kelas, di halaman
kelas tersedia tong sampah yang organik dan non
organic atau sampah basah dan sampah kering, dan
demi keamanan setiap kelas alangkah baiknya jika di
setiap kelas dipasang CCTP sehingga keamanan kelas
bisa terpantau.Contoh penataan ruangan kelas :
Gambar 1
Tempat duduk dengan pola setengah lingkaran

3) Penataan ruang labolatorium


Ruangan laboratorium terorganisir dengan baik, meliputi
aspek
(1)
perencanaan,
(2)
penataan,
(3)
pengadministrasian, dan (4) pengamanan, perawatan
dan pengawasan. Adapaun komponen yang dikelola
terdiri dari:
a) Bangunan / ruangan laboratorium
b) Fasilitas umum laboratorium
c) Peralatan dan bahan
d) Ketenagaan laboratorium
e) Kegiatan laboratorium
4) Penataan ruang perpustakaan
Ruang perpustakaan merupakan sarana yang penting
dalam penyelenggaraan perpustakaan karena dalam
ruang ini segala aktivitas dan program perpustakaan
dirancang dan diselenggarakan. Perpustakaan bukan
hanya menyediakan ruang kemudian mengisi dengan

koleksi tetapi juga harus memperhatikan lokasi


perpustakaan, aspek penataan ruang, penataan perabot
dan perlengkapan, alur petugas dan penerangan.
Kosasih (2009:6) mengemukakan bahwa perpustakaan
pada umumnya memiliki empat macam ruangan
diantaranya
1) Ruang koleksi buku (rak-rak buku)
2) Ruang baca
3) Ruang pengolahan bahan pustaka dan ruang staf
4) Ruang sirkulasi
5) Penataan ruangan BK
Dalam perspektif pendidikan nasional, bimbingan dan
konseling merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan
dari sistem pendidikan di sekolah, yang bertujuan untuk
membantu para siswa agar dapat mengembangkan
dirinya secara optimal dan memperoleh kemandirian.
Agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan
efektif dan efisien maka perlu ditunjang oleh sarana dan
prasarana yang memadai. Salah satu sarana penting
yang dapat menunjang terhadap efektivitas dan
efisiensi layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah
adalah ketersediaan ruang Bimbingan dan Konseling
yang representatif, dalam arti dapat menampung
segenap aktivitas pelayanan. Bimbingan dan Konseling.
Dalam hal ini, Asosiasi Bimbingan dan Konseling
Indonesia (ABKIN ) telah merekomendasikan ruang
Bimbingan dan Konseling di sekolah yang dianggap
standar, dengan kriteria sebagai berikut:
Letak lokasi ruang Bimbingan dan Konseling mudah
diakses (strategis) oleh konseli tetapi tidak terlalu
terbuka sehingga prinsip-prinsip konfidensial tetap
terjaga.
Jumlah ruang bimbingan dan konseling disesuaikan
dengan kebutuhan jenis layanan dan jumlah ruangan
antar ruangan sebaiknya tidak tembus pandang Jenis
ruangan yang diperlukan meliputi: (a) ruang kerja; (b)
ruang administrasi/data; (c) ruang konseling individual;
(d) ruang bimbingan dan konseling kelompok; (e) ruang
terapi; (f) ruang relaksasi/desensitisasi; dan (g) ruang
tamu.
6) Penataan pojok gembira

Adalah tempat anak mengekspresikan diri, curhat, dan


bermain dengan teman sebaya. Lokasi dan desain area
bermain dengan perlindungan yang memadai dapat
digunakan semua anak, juga oleh anak penyandang
disabilitas
7) Penataan Kantin Sehat
Desain bangunan kantin penting diperhatikan untuk
mempermudah arus keluar masuk pembeli serta tata
letak yang sesuai dengan peruntukannya sehingga
tempat tersebut menjadi nyaman. Makanan jajanan
yang dijajakan dengan sarana penjaja konstruksinya
harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
melindungi makanan dari berbagai pencemaran. Lokasi
kantin harus cukup jauh dari sumber pencemaran atau
dapat menimbulkan pencemaran makanan jajanan
seperti
pembuangan
sampah
terbuka,
tempat
pengolahan limbah, rumah potong hewan, jalan yang
ramai dengan arus kecepatan tinggi.
Konstruksi bangunan kantin sekurang kurangnya harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Mudah dibersihkan
2) Ventilasi dan pencahayaan yang cukup
3) Tersedia tempat untuk:
a) Air bersih
b) Penyimpanan bahan makanan
c) Penyimpanan makanan jadi/siap disajikan
d) Penyimpanan peralatan
e) Tempat cuci (alat, tangan, bahan makanan)
f) Tempat sampah.
Kantin juga harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi
meliputi:
1) Air bersih
2) Tempat penampungan sampah
3) Saluran pembuangan air limbah
4) Jamban
5) Fasilitas pengendalian lalat dan tikus
8) Penataan Tempat Sampah
Lingkungan sekolah yang bersih akan membuat nyaman
anak didik berada di sekolah, oleh sebab itu penataan
tempat sampah hendaknya di diatur sedemikain rupa
sehingga tetap rapih dan bersih. Yang perlu diperhatikan
dalam penataan tempat sampah adalah pasilitas tong

sampah yang terbagi antara sampah organik dan non


organik serta dalam keadaan tertutup. Selain dari pada
itu di sekolah harus disediakan penampung sampah
atau bank sampah.
9) Penataan Toilet
Salah satu yang sangat penting dalam penataan fisik
sekolah adalah penataan Toilet, kurangnya kesadaran
akan toilet yang bersih tak hanya ditemukan di tempat
umum, tetapi juga di sekolah-sekolah. Hal ini
menyebabkan anak-anak rentan terserang penyakit .
Oleh sebab itu Toilet di sekolah harus diyakinkan
bahwa :
a) Air nya mengalir
b) Saluran air tidak terhambat
c) Bersih
d) Pintu berfungsi
e) Ada tempat untuk pegangan
b. Penataan Non pisik Sekolah
Kegiatan menuju Sekolah Ramah Anak tidak hanya menata
fisik tetapi juga non fisik, beberapa hal yang mesti ditata
untuk menuju Sekolah Ramah Anak diantaranya :
1) Penyusunan Kebijakan dan Tata tertib
Ada beberapa kebijakan yang harus dipersiapkan untuk
menuju Sekolah Ramah Anak anak , yaitu :
a) Memiliki kebijakan anti kekerasan terhadap peserta
didik
b) Kode Etik Penyelenggaraan Satuan Pendidikan
c) Penegakan Disiplin dengan Non Kekerasan
2) Mengembangkan Partisipasi Anak.
Anak hendaknya dilibatkan dalam :
a) Tim Pengembangan Sekolah Ramah Anak
b) Penyususnan Kebijakan dan Tata tertib
c) Pembelajaran
1) Proses Pembelajaran inklusif dan non
diskriminatif
2) Suasana belajar dan proses pembelajarann
mengembangkan keragaman karakter dan
potensi anak
3) Suasana belajar, proses pembelajaran dan
penilaian dilaksanakan tanpa diskriminasi
terhadap anak.
4) Proses pembelajaran dilaksanakan dengan
cara yang menyenangkan, penuh kasih sayang

dan bebas dari perlakuan diskriminasi terhadap


anak di dalam dan diluar kelas
5) Pengembangan minat dan bakat anak melalui
kegiatan esktrakurikuler dilaksanakan secara
individu maupun kelompok Peserta didik turut
serta dalam kehidupan budaya dan
d) Pengaduan
1) Tersedia Pojok Curhat untuk Anak di Ruang
Konseling.
2) Formulir Pengaduan mudah diakses oleh anak.
3) Melaksanakan mekanisme perlindungan
terhadap anakyang melakukan pengaduan
e) Evaluasi
1) Penilaian dan evaluasi pembelajaran
dilaksanakan berbasis proses dan
mengedepankan penilaian otentik
2) Penerapan ragam model penilaian dan evaluasi
perkembangan belajar peserta didik yang
mengukur kemampuan anak tanpa
membandingkan satu dengan yang lain
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan penilaian
3) Penanaman Nilai-Nilai Luhur dan Seni budaya
a. Menjamin, melindungi, dan memenuhi hak anak
untuk beragama
b. Pembiasaan salam dan berjabatan tangan ketika
ketemu guru dan teman.
c. Pembiasaan menghargai kelemahan dan kekurangan
orang lain.
d. Pembiasaan membuang sampah pada tempatnya.
e. Mengembangkan budaya baca dan menulis
f. Mengembangkan budaya gotong royong.
g. Pembiasaan bersikap jujur.
h. Menggunakan bahasa daerah minial satu hari dalam
satu minggu.
i. Memberi akses kepada anak untuk mendapatkan
informasi
dan
meningkatkan
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap mengenai nilai-nilai dan
budaya
j. Menghormati hak dan kewajiban orang dalam
membina anak untuk menjalankan haknya dengan
cara yang sesuai dengan perkembangan kemampuan
anak

k. Membentuk Komunitas
pembelajar
yang
berkomitmen akan budaya aman dan sehat.
l. Sadar akan risiko bencana alam, bencana sosial,
kekerasan dan ancaman lainnya terhadap anak
perempuan dan laki-laki
m. Memenuhi standar pelayanan minimal pendidikan di
daerah bencana
n. Materi
Pembelajaran
memuat
penghormatan
terhadap HAM
o. Materi
Pembelajaran
memuat
penghormatan
terhadap tradisi dan budaya bangsa
p. Materi Pembelajaran memuat penghormatan kepada
sesama
anak baik perempuan dan
laki-laki
termasuk anak
yang memerlukan perlindungan
khusus disabilitas
q. Menjamin ketersediaan informasi bagi semua pihak
dan memastikan komunikasi dan dialog
r. Memastikan kurikulum, materi pendidikan, dan buku
pelajaran memberikan gambaran yang adil, akurat,
informatif mengenai masyarakat dan budaya
pribumi.
s. Memastikan tersedianya waktu
untuk anak
beristirahat dan bersenang-senang
t. Mengaktifkan Sanggar budaya
4) Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang terlatih
a. Sikap guru terhadap anak
Secara kasat mata profil guru dapat dilihat dari cara
mereka berhadapan dengan anak. Guru sebagai
sahabat anak harus dapat menunjukkan perilaku adil
terhadap semua anak tanpa memandang status
sosial maupun keadaan fisik anak, baik anak normal
maupun berkebutuhan khusus serta menghormati
hak-hak anak. Kasih sayang terhadap semua anak,
menerapkan norma-norma agama dan budaya yang
berlaku
b. Metode Pembelajaran
Indikator seorang anak cocok terhadap pilihan
sekolah adalah sejauh mana anak merasa aman dan
nyaman berada di sekolah itu. Proses belajar
mengajar yang dikemas sedemikian rupa sehingga
anak merasa enjoy dalam mengikuti pelajaran, tanpa

rasa cemas, takut akan menjadikan anak lebih


kreatif. Sekolah Ramah Anak lebih menekankan
segala kegiatan berpusat pada anak. Guru berperan
sebagai orangtua dan
sahabat bagi anak yang
membantu segala hambatan dan kesulitan yang
dihadapi anak. Disamping itu guru juga berperan
sebagai motivator dan fasilitator bagi anak, bukan
sematamata orang yang memegang otoritas penuh
dalam kelas. Tugas guru adalah menerapkan metode
belajar inovatif dan variatif dengan didukung media
pembelajaran yang membantu daya serap anak,
memotivasi anak belajar berpartisipasi dan kooperatif
guna mengembangkan kompetensi belajar learning
by doing.
Program Keselamatan di Satuan Pendidikan
a. Mengenal pasti jenis bencana yang sering melanda di
lingkungan sekolah.
b. Menanamkan kesedaran kepada warga sekolah
apabila terjadi sesuatu atau melihat kejadian yang
kurang baik di sekolah harus lapor ke guru piket atau
ke satpam.
c. Memberikan arahan
tentang peraturan-peraturan
selama berada di lingkungan sekolah.
d. Membimbing warga sekolah menyelamatkan diri
apabila terjadi kebakaran atau bencana lain.
e. Membimbing warga sekolah menggunakan peralatan
ababila terjadi bencana.
f. Mengambil langkah-langkah keselamatan untuk
menghindari kecelakan bencana.
g. Memasang CCTP di setiap sudut sekolah.
5) Peran Serta orangtua ,Masyarakat ,dan Dunia Usaha di
Satuan Pendidikan
a. Adanya Partisipasi orangtua dalam membimbing
anak dengan cara menyediakan waktu 20 menit
sehari untuk berkomunikasi dan mendegarkan
ceriata anak selama di sekolah.
b. Adanya pertemuan yang rutin antara orangtua
dengan guru untuk membicarakan perkembangan
anak.
c. Adanya MoU dengan dunia usaha baik untuk proses
pembelajaran maupun meningkatkan kreatifitas
anak.

d. Keluarga bergabung dalam


komunitas yang
mendukung anak-anak mereka dalam mempelajari,
memantau,
dan
menyebarluaskan
penerapan
Sekolah Ramah Anak.
F. LATIHAN :
Instrumen Evaluasi ;
LEMBAR KERJA
SEKOLAH RAMAH ANAK
Buatlah Rencana Aksi Sekolah Ramah Anak Sesuai dengan
Kegiatan dan Tahun Pelaksanaan nya
Kerjakan Secara Berkelompok dan Presentasikan
No.

Kegiatan

1 Kebijakan SEKOLAH RAMAH ANAK


a.
b.
c.
d.
e.
f.
2 Program dan Fasilitas Kesehatan
di Satuan Pendidikan:
a.
b.
c.
d.
e.
3 Lingkungan dan infrastruktur
yang aman, nyaman, sehat, dan
bersih, serta aksesibel yang
memenuhi SNI konstruksi dan
bangunan:
a.
b.
c.
d.
e.
4 Partisipasi Anak
a.
b.
c.

Plaksanaan
Tahun Anggaran
2015 2016 2017 2018

No.

Kegiatan
d.

5 Penanaman Nilai-Nilai Luhur dan


Seni budaya:
6 Pendidikdan Tenaga Kependidikan
terlatih :
7 Program Keselamatan dari rumah
dan/atau ke sekolah:
8 Peran Serta Masyarakat dan Dunia
Usaha di Sekolah:

Plaksanaan
Tahun Anggaran
2015 2016 2017 2018

Anda mungkin juga menyukai