Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERBEDAAN ELEMEN BERKOMUNIKASI, BERSOSIALISASI DAN


MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP PADA FASE B DAN C
DALAM CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PROGRAM
KEBUTUHAN KHUSUS PENGEMBANGAN DIRI DAN GERAK
(Kemendikbudristek Perubahan SK No 008/H/Kr 2022)

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Mata Kuliah Pengembangan
Diri dan Gerak Anak Tunadaksa

Dosen Pengampu:
Dr. N. Dede Khoeriah, M.A.

Disusun oleh:
Refi Mariska 40132102211016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang senantiasa melimpah dalam setiap langkah
perjalanan penulis. Dalam kesempatan ini, penulis dengan rendah hati
menyampaikan makalah berjudul "Perbedaan Elemen Berkomunikasi,
Bersosialisasi Dan Mengembangkan Kecakapan Hidup Pada Fase B Dan C
Mengenai Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Program Kebutuhan Khusus
Pengembangan Diri Dan Gerak (Kemendikbudristek Perubahan Sk No 008/H/Kr
2022)”.

Dalam pembuatan makalah ini, penyusun mendapatkan banyak bantuan baik


secara materi maupun non materi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penyusun
ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Dimulai dari:
1. Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Diri dan Gerak
Tunadaksa Ibu Dr. N. Dede Khoeriah, MA. dan Bapak Tirta
Ardiansyah, S.Pd. yang telah memberikan ilmu dasar sebagai panduan
dalam penyusunan makalah ini.
2. Kedua orangtua kami yang senantiasa mendukung dari awal hingga
selesainya makalah ini, serta
3. Serta kepada teman-teman A1/4 yang senantiasa memberikan support
satu sama lain.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna dan masih
terdapat keterbatasan dalam penyusunan ini. Untuk itu, penulis menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.

Bandung, Juni 2023

Refi Mariska

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 1

BAB II: PEMBAHASAN.................................................................................. 2

A. Capaian Pembelajaran ............................................................................ 3


B. Fase Capaian Pembelajaran..................................................................... 4
C. Rasionalisasi Mata Pelajaran Program Kebutuhan Khusus Pengembangan
Diri Dan Gerak Untuk Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Dengan
Hambatan Fisik/Tunadaksa ..................................................................... 7
D. Karakteristik Mata Pelajaran Program Kebutuhan Khusus
Pengembangan Diri dan Gerak .............................................................. 8
E. Perbedaan Isi Elemen 3 Pada Fase B dan C ............................................ 11

BAB III: PENUTUP.......................................................................................... 14

A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia


yang memiliki peran krusial dalam pembentukan dan pengembangan potensi
individu. Capaian pembelajaran merupakan tolok ukur untuk mengevaluasi sejauh
mana tujuan pendidikan telah tercapai. Dalam konteks ini, penting untuk
menganalisis capaian pembelajaran guna memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan.

Terdapat berbagai faktor yang dapat memengaruhi capaian pembelajaran.


Faktor-faktor internal seperti kemampuan kognitif siswa, motivasi belajar, dan gaya
belajar dapat berperan dalam keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Di sisi lain, faktor eksternal seperti kualitas pengajaran, metode
pembelajaran, lingkungan belajar, dan dukungan sosial juga memiliki pengaruh
yang signifikan.

Melalui analisis capaian pembelajaran, kita dapat memperoleh pemahaman


yang lebih dalam tentang sejauh mana efektivitas metode dan strategi pembelajaran
yang diterapkan di dalam institusi pendidikan. Hal ini akan memberikan informasi
yang berharga bagi para pendidik dalam melakukan penyesuaian dan perbaikan
terhadap pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Dalam lingkungan pendidikan, penting untuk mengukur capaian


pembelajaran untuk memastikan bahwa kurikulum yang diterapkan efektif dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian, analisis
capaian pembelajaran menjadi instrumen penting dalam peningkatan kualitas
pendidikan dan pengembangan sistem pendidikan yang lebih baik.

1
Dalam konteks ini, penelitian mengenai analisis perbedaan capaian
pembelajaran pada fase B dan C memiliki relevansi yang tinggi. Melalui analisis
ini, kita dapat mengidentifikasi perbedaan dalam capaian pembelajaran pada dua
tahap penting dalam kurikulum, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang perbedaan ini, kita dapat
merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan
capaian pembelajaran siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Capaian Pembelajaran?
2. Apa itu Fase dalam Capaian Pembelajaran?
3. Bagaimana Perbedaan Elemen 3 dalam fase B dan C?

C. Tujuan
1. Apa itu Capaian Pembelajaran?
2. Apa itu Fase dalam Capaian Pembelajaran?
3. Bagaimana Perbedaan Elemen 3 dalam fase B dan C?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada setiap fase perkembangan. Capaian Pembelajaran
mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi.
Capaian Pembelajaran untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) terdiri atas
satu fase, yaitu fase Fondasi.
Capaian Pembelajaran untuk pendidikan dasar dan menengah terdiri dari 6
fase, yaitu fase A hingga fase F, yang meliputi seluruh mata pelajaran di jenjang
pendidikan dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK,
SDLB, SMPLB, SMALB, Paket A, Paket B, dan Paket C), sesuai dengan
pembagian berikut:
Fase dan Jenjang/Kelas
• Fase A: Kelas 1-2 SD/MI/SDLB/Paket A
• Fase B: Kelas 3-4 SD/MI/SDLB/Paket A
• Fase C: Kelas 5-6 SD/MI/SDLB/Paket A
• Fase D: Kelas 7-9 SMP/MTs/SMPLB/Paket B
• Fase E: Kelas 10 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK
• Fase F: Kelas 11-12 SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK
Peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat
menggunakan CP Pendidikan Khusus. Sementara itu, peserta didik berkebutuhan
khusus tanpa hambatan intelektual dapat menggunakan CP umum dengan
menerapkan prinsip-prinsip modifikasi kurikulum.1

1
Pusat Informasi Guru Kemendikbud, Pengertian Capaian Pembelajaran, diakses dari
https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/14150208845081-Pengertian-
Capaian-Pembelajaran-CP- pada tanggal 06 Juni 2023 pukul 3:38 WIB

3
B. Fase Capaian Pembelajaran
Di Kurikulum Merdeka, capaian pembelajaran dirumuskan ke dalam enam
fase dengan jangka waktu sesuai tingkat kompetensi peserta didik. Berbeda dengan
kurikulum sebelumnya yang jangka waktunya per tahun. Lalu, apa itu fase dalam
Kurikulum Merdeka? Istilah fase berbeda dengan kelas. Fase menunjukkan tingkat
kompetensi setiap peserta didik terhadap suatu pembelajaran. Dalam satu kelas,
bisa jadi fase capaian pembelajaran peserta didiknya berbeda-beda. Adapun contoh
fase Kurikulum Merdeka adalah peserta didik A berada di kelas 3 yang termasuk
fase B. Ternyata, tingkat kompetensi peserta didik tersebut berada di fase A. Maka,
guru yang bersangkutan harus memberikan materi sesuai pemahaman peserta didik
A, yaitu materi fase A.
Fase Pondasi
Fase Pondasi adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD). Capaian pembelajaran pada fase ini lebih difokuskan pada capaian
perkembangan. Mengingat, pembelajaran di jenjang PAUD tidak berbasis mata
pelajaran layaknya di jenjang pendidikan dasar dan menengah, namun lebih
mengarah pada integrasi enam aspek, yaitu perkembangan kognitif, sosial, emosi,
fisik, motorik, dan seni. Sementara itu, lingkup capaian pembelajaran di fase
Pondasi ini memuat tiga elemen stimulasi yang menggabungkan lima aspek
perkembangan anak dan bidang lain yang bisa mendukung tumbuh kembang anak
sesuai tuntutan pendidikan abad ke-21. Adapun tiga elemen stimulasi yang
dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Nilai agama dan budi pekerti
Elemen ini mencakup nilai agama dan akhlak yang baik. Nilai agama
merupakan nilai dasar yang harus ditanamkan sejak dini sebagai upaya
untuk membentuk budi pekerti yang baik.
2. Jati diri
Jati diri berkaitan dengan identitas diri sebagai seorang individu dan
identitas bangsa sebagai warga negara. Sejak dini, anak sudah harus
dikenalkan dengan identitas diri dan bangsanya, yaitu berlandaskan pada
Pancasila. Agar kelak anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.

4
3. Literasi dan sains
Kemampuan literasi dan analisis sains harus ditumbuhkan sejak anak mulai
mengenal huruf dan angka. Hal itu bisa memberikan stimulasi di masa-masa
pra membaca, sehingga bisa membentuk anak yang kreatif dan solutif di
kemudian hari.
Fase Kurikulum Merdeka SD
Fase pada tingkat SD dibagi menjadi tiga, yaitu fase A, fase B, dan fase C.
Setiap fase berlaku untuk 2 tingkat kelas karena banyak sekolah yang menerapkan
sistem kelas multi usia dengan cakupan 2 kelas saja. Adapun fase SD Kurikulum
Merdeka adalah sebagai berikut.
Fase A Kurikulum Merdeka
Fase A adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Sekolah Dasar atau
sederajat kelas 1 dan 2. Secara substansi, fase A ini berbeda dengan fase Pondasi.
Jika pembelajaran pada fase Pondasi belum berbasis mata pelajaran, maka
pembelajaran pada fase A sudah berbasis mata pelajaran namun masih bersifat
tematik. Rumusan capaian pembelajaran juga mengacu pada fase, tidak lagi
menurut kelas seperti kurikulum sebelumnya.
Fase B Kurikulum Merdeka
Fase B adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Sekolah Dasar atau
sederajat kelas 3 dan 4. Itu artinya, semua siswa yang berada di kelas 3 dan 4 berada
pada fase yang sama. Sama seperti fase A, rumusan capaian pembelajarannya juga
mengacu pada fase, tidak lagi menurut kelas seperti kurikulum sebelumnya.
Fase C Kurikulum Merdeka
Fase C adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Sekolah Dasar atau
sederajat kelas 5 dan 6. Dengan adanya fase semacam ini, setiap guru tidak bisa
memaksakan peserta didik untuk memahami kompetensi yang belum dikuasainya.
Fase Kurikulum Merdeka SMP
Berdasarkan aturan pada Kurikulum Merdeka, jenjang SMP atau sederajat
termasuk dalam fase D. Fase D Kurikulum Merdeka ini berlaku untuk kelas 7, 8,
dan 9. Namun demikian, struktur kurikulum serta beban belajar dibagi ke dalam 2
kelompok, yaitu kelompok kelas 7-8 serta kelompok kelas 9. Kedua kelompok

5
memiliki mata pelajaran yang sama, hanya saja alokasi waktu beberapa mata
pelajarannya berbeda. Misalnya, pada kelas 7 dan 8 alokasi waktu untuk IPA adalah
144 JP pertahun, sedangkan kelas 9 hanya 128 JP pertahun.
Fase Kurikulum Merdeka SMA/SMK/sederajat
Tingkat SMA/SMK/sederajat dibagi ke dalam dua fase, yaitu sebagai
berikut.
Fase E Kurikulum Merdeka
Fase E Kurikulum Merdeka adalah fase yang diperuntukkan bagi kelas 10,
baik di tingkat SMA, SMK, atau sederajat. Di fase ini, peserta didik dituntut untuk
bisa mengenali potensi serta bakatnya sebelum masuk ke tingkat kelas yang lebih
tinggi. Hal itu ditunjukkan dengan kewajiban setiap peserta didik untuk memilih
minimal satu mata pelajaran Seni dan Prakarya.
Fase F Kurikulum Merdeka
Fase F Kurikulum Merdeka adalah fase yang diperuntukkan bagi kelas 11
dan 12, baik di tingkat SMA, SMK, atau sederajat. Di fase ini, peserta didik bisa
memilih mata pelajaran yang disukai, sesuai dengan minat dan bakatnya. Adapun
kelompok mata pelajaran yang bisa dipilih meliputi kelompok mata pelajaran
umum, kelompok MIPA, kelompok IPS, kelompok Bahasa dan Budaya, dan
kelompok Vokasi dan Prakarya.
Lalu, bagaimana dengan fase Kurikulum Merdeka SLB? Fase yang berlaku
pada SLB sesuai dengan tingkatan pada sekolah biasa.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembagian fase
Kurikulum Merdeka mengacu pada tingkat kompetensi peserta didik, bukan
mengacu pada tingkatan kelas seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya.2

2
Quipper, Fase Capaian Pembelajaran, diakses dari https://www.quipper.com/id/blog/info-
guru/fase-kurikulum-merdeka/ pada tanggal 06 Juni 2023 pukul 03:46

6
C. Rasionalisasi Mata Pelajaran Program Kebutuhan Khusus
Pengembangan Diri Dan Gerak Untuk Peserta Didik Berkebutuhan
Khusus Dengan Hambatan Fisik/Tunadaksa
Program kebutuhan khusus merupakan suatu layanan intervensi dan/atau
pengembangan yang dilakukan sebagai bentuk kompensasi atau penguatan akibat
hambatan yang dialami anak berkebutuhan khusus dengan tujuan meminimalkan
hambatan dan peningkatan akses dalam mengikuti pendidikan dan pembelajaran
yang lebih optimal. Tujuan program kebutuhan khusus pengembangan diri dan
gerak adalah memfasilitasi peserta didik yang mengalami hambatan pada salah satu
atau beberapa aspek tertentu yang dialihkan dan/atau digantikan dengan anggota
tubuh yang lain, agar (a) gerak otot serasi, seimbang, sehat dan kuat sehingga
mampu melakukan gerakan sesuai dengan fungsinya. (b) mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan mampu mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.
(c) memiliki pengetahuan, sikap, nilai dan kemampuan senso-motorik agar mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Peserta didik dengan hambatan gerak
jenis cerebral palsy mengalami kerusakan pada pyramidal tract dan extrapyramidal
yang berfungsi mengatur sistem motorik, sehingga mengalami kekakuan, gangguan
keseimbangan, gerakan tidak dapat dikendalikan, dan susah berpindah tempat.
Peserta didik dengan kondisi tersebut jika tidak segera mendapatkan penanganan
secara khusus, akan mengalami\hambatan dalam tumbuh kembang baik secara fisik,
psikis, maupun sosial. Pada proses pembelajaran mata pelajaran program kebutuhan
khususn pengembangan diri dan gerak, peserta didik diajarkan untuk
mengembangkan diri dengan berbagai kompetensi dan materi agar peserta didik
mampu merawat dan mengurus diri, berkomunikasi dan bersosialisasi, cara
menyelamatkan diri dan dilatih untuk melakukan berbagai gerak serta dibimbing
untuk mengembangkan keterampilan hidupnya, mampu berpartisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat, serta mampu menerapkan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Pengembangan gerak
diberikan agar peserta didik memiliki kemampuan gerak kontrol kepala, gerak
anggota tubuh, gerak keseimbangan, kemampuan melakukan gerak pernafasan,
gerakan berpindah tempat, gerak koordinasi, kemampuan menggunakan alat bantu

7
gerak khusus untuk memenuhi kebutuhannya. Keterampilan hidup (life skills)
adalah kemampuan untuk beradaptasi dan menunjukkan perilaku positif yang pada
akhirnya memampukan individu untuk dapat menghadapi tuntutan dan tantangan
kehidupan sehari-hari dengan efektif. Bisa bekerjasama dengan para tenaga ahli
seperti Fisioterapi. Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistik
atau menyeluruh, karena itu pemberian stimulus perlu dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran. Peserta didik yang mengalami hambatan gerak dalam melakukan
aktivitas hidup sehari-hari, seperti: berjalan, berlari, makan minum, mandi,
berpakaian, dan sebagainya. Di sekolah sebagian peserta didik mengalami kesulitan
dalam belajar yang menggunakan gerakan seperti: menulis, menggambar, berolah
raga, dan lain sebagainya. Anak dengan hambatan gerak mengalami gangguan
motorik yang dapat diakibatkan oleh berbagai sebab, antara lain akibat penyakit
Polio, Cerebral Palsy, Muscle Dystrophy, dan amputasi.
Implikasi layanan Pengembangan Diri dan Gerak yang mengutamakan
prinsip fleksibilitas merupakan upaya untuk memberikan layanan pembelajaran
yang berdiferensiasi dan berpihak pada peserta didik. Orientasi pada peserta didik
dapat dilakukan apabila guru menyusun program berdasarkan hasil asesmen. Guru
dapat menyesuaikan capaian pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik
dengan mengambil capaian pembelajaran sesuai fasenya, fase sebelumnya, atau
fase selanjutnya. Keberagaman kemampuan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
(PDBK) dengan hambatan gerak yang disertai dengan hambatan lain dapat
melengkapi program Pengembangan Diri dan Gerak dengan program kebutuhan
khusus lainnya.

D. Karakteristik Mata Pelajaran Program Kebutuhan Khusus


Pengembangan Diri dan Gerak
Karakteristik mata pelajaran program kebutuhan khususpengembangan diri dan
gerak bagi peserta didik dengan hambatan gerak mencakup beberapa hal sebagai
berikut:

8
a. pelaksanaan Program Khusus Pengembangan Diri dan Gerak dilakukan
berdasarkan hasil asesmen, yaitu profil peserta didik yang memuat
kemampuan, hambatan, dan kebutuhan.
b. pengembangan diri dan gerak dilaksanakan secara individual sesuai dengan
spesifikasi, klasifikasi dan derajat kekuatan otot serta kemampuan gerak
peserta didik.
c. pengembangan Diri:
1) merawat dan mengurus diri;
2) menyelamatkan diri;
3) berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain dalam
4) kehidupan sehari-hari;
5) mengembangkan keterampilan hidup.
d. pengembangan Gerak:
1) melakukan gerak kontrol kepala, melakukan gerak anggota
2) tubuh (tangan, kaki, badan);
3) melakukan gerak pernapasan;
4) melakukan gerak pindah diri; melakukan gerak koordinasi (motorik
kasar dan motorik halus), koordinasi mata dan tangan, koordinasi mata
dan kaki) serta keseimbangan tubuh;
5) menggerakan dan menggunakan alat bantu yang dipakai, alat bantu
gerak dan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Program pengembangan diri dan gerak mencakup beberapa hal yang berhubungan
dengan kepentingan peserta didik sehari-hari dan tidak lepas dari keterampilan
pengembangan diri dan gerak untuk ADL (Activity of Daily Living). Kemampuan
merawat, mengurus, dan menyelamatkan diri merupakan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan
atau tanpa bantuan orang lain. Mata Pelajaran program kebutuhan khusus
Pengembangan diri dan gerak bagi peserta didik dengan hambatan gerak adalah
serangkaian kegiatan pengembangan atau latihan yang dilakukan oleh guru yang
profesional secara terencana dan terprogram terhadap individu yang mengalami
gangguan pada otot, sendi, dan atau tulang secara individu.

9
Tabel 1.1. Elemen 3
No. Elemen Deskripsi
3 Berkomunikasi, Berkomunikasi dan bersosialisasi, Melakukan kontak mata,
bersosialisasi dan terlibat dalam percakapan sederhana, menyampaikan dan
mengembangkan menerima pesan lisan sederhana, memahami keterampilan
kecakapan hidup komunikasi non-verbal (mengangguk, menggeleng dll),
berbicara menggunakan kata-kata positif dan singkat,
menyampaikan dan menerima pesan lisan, mengenal
simbol-simbol bahasa sederhana, memahami kosakata
sopan dan santun, membaca buku.

Mengenal keluarga inti, mengenal guru dan teman di


Sekolah, mengenal saudara dari ayah dan ibu, mengetahui
alamat tempat tinggal, mengenal tetangga terdekat,
memahami tugas sebagai murid di Sekolah, menerima
tamu, melakukan tanya jawab, bermain peran, bercerita
kepada orang tua, melakukan diskusi sederhana, membeli
barang sesuai kebutuhan, menelpon dan menerima telepon,
berkomunikasi melalui video call, berkomunikasi
menggunakan nada suara yang ramah, menjaga sikap tubuh
tetap sopan, menyampaikan dan menerima pesan suara
(voice note), melakukan komunikasi tertulis (SMS, Chat,
WA), menulis pesan/surat sederhana analog/digital, menulis
dan mengirimkan email, bercerita kepada teman dan guru,
menyampaikan informasi dengan jelas, mengkombinasikan
komunikasi verbal dan nonverbal, mendengarkan dengan
aktif, mengajukan pertanyaan dengan singkat,
menyampaikan hal yang berupa fakta.

Bersosialisasi dengan lingkungan setempat, menghindari


gosip dan topik kontroversi, memberikan umpan balik,
melakukan diplomasi, berkomunikasi dengan tidak
menyinggung SARA, mengontrol emosi ketika
berkomunikasi, memahami cara berkomunikasi di media
sosial dengan bijak.

Mengembangkan kecakapan hidup, Mampu menjaga


bagian-bagian tubuh, mampu pergi dan pulang sekolah
dengan atau tanpa diantar, mengikuti kegiatan sekolah
secara mandiri, memahami pentingnya menjaga dan
merawat alat bantu gerak, belanja ke warung/toko dengan
atau tanpa didampingi, membereskan alat-alat tulis,
bepergian bersama keluarga, membereskan tempat tidur,

10
membersihkan meja makan, membersihkan meja belajar,
membaca buku/koran/majalah analog/digital, mencuci
pakaian, melipat pakaian, menyetrika pakaian, merapikan
peralatan memasak, memasak masakan sederhana,
menggunakan gawai dengan bijak, merawat hewan
peliharaan dan merawat tanaman.

E. Perbedaan Isi Capaian Pembelajaran Elemen 3 Pada Fase B dan C


Tabel 1.2. Elemen 3 Fase B
Alur Tujuan
Elemen dan Capaian
Tujuan Pembelajaran Pembelajaran per
Pembelajaran
Elemen
Berkomunikasi, 1. Melakukan tanya jawab 1. Memahami
Bersosialisasi dan 2. Bermain peran keterampilan
Mengembangkan 3. Memahami keterampilan komunikasi non-
Kecakapan Hidup komunikasi non-verbal verbal
Pada akhir fase B, peserta (mengangguk, meggeleng, (mengangguk,
didik mampu melakukan dll) menggeleng, dll),
tanya jawab, bermain 4. Berbicara menggunakan melakukan tanya
peran, memahami katakata positif dan singkat jawab, bermain
keterampilan komunikasi 5. Menyampaikan dan peran
nonverbal (mengangguk, menerima pesan lisan 2. Menyampaikan dan
menggeleng dll), mampu 6. Membeli barang sesuai menerima pesan
berbicara. menggunakan kebutuhan lisan yang positif
kata-kata positif dan 7. Mengenal saudara dari ayah dan singkat kepada
singkat, menyampaikan dan ibu orang tua
dan menerima pesan lisan, 8. Bercerita kepada orang tua 3. Mengenal saudara
membeli barang sesuai 9. Bepergian bersama keluarga dari ayah dan ibu
kebutuhan, mampu 10. Mengikuti kegiatan sekolah serta bepergian
mengenal saudara dari secara mandiri bersama keluarga
ayah dan ibu, bercerita 11. Membereskan tempat tidur 4. Mengikuti kegiatan
kepada orang tua, dan kamar tidur dengan atau sekolah, membeli
bepergian bersama tanpa bantuan barang kebutuhan,
keluarga, mengikuti membereskan
kegiatan sekolah secara tempat tidur dan
mandiri, membereskan kamar tidur dengan
tempat tidur dan kamar atau tanpa bantuan
tidur dengan atau tanpa
bantuan.

11
Tabel 1.3 Elemen 3 Fase C
Alur Tujuan
Elemen dan Capaian
Tujuan Capaian Pembelajaran Pembelajaran per
Pembelajaran
Elemen
Berkomunikasi, 1. Melakukan diskusi 1. Melakukan diskusi
Bersosialisasi dan sederhana, sederhana,
Mengembangkan 2. Mampu berkomunikasi 2. Menyampaikan dan
Kecakapan Hidup secara langsung dan menerima pesan
Peserta didik mampu berkomunikasi dengan suara (voice note)
melakukan diskusi menggunakan alat seperti 3. Memahami bahasa
sederhana, mampu telefon, dan sikap sopan
berkomunikasi secara 3. Memahami kosakata sopan santun dalam
langsung dan dan santun, berkomunikasi dan
berkomunikasi dengan 4. Berkomunikasi dengan berinteraksi sosial
menggunakan alat seperti menggunakan bahasa yang 4. Menulis pesan
telefon, memahami sopan dan santun. melalui tulis tangan
kosakata sopan dan 5. Mampu melakukan (via sms, wa dsb.)
santun, Berkomunikasi komunikasi tertulis melalui
5. Membaca cerita
dengan menggunakan tulisan tangan, short
sederhana.
bahasa yang sopan dan message service, chat
6. Mengenal tetangga
santun. Mampu whatsapp, dan media
terdekat dan orang-
melakukan komunikasi komunikasi tertulis lainnya
orang di sekitarnya
tertulis melalui tulisan serta
7. memahami tugas
tangan, Short Message 6. Mampu membaca cerita
sebagai murid di
Service, Chat Whatsapp, sederhana.
sekolah,
dan media komunikasi 7. Mampu mengenal tetangga
menggunakan
tertulis lainnya serta terdekat dan orang-orang di
gawai dengan bijak,
mampu membaca cerita sekitarnya
8. membersihkan meja
sederhana. Mampu 8. Memahami tugas sebagai
mengenal tetangga murid di sekolah, makan dan meja
terdekat dan orang-orang menggunakan gawai, belajar serta
di sekitarnya memahami dengan bijak, peralatan lainnya di
tugas sebagai murid di 9. Membersihkan meja makan rumah dengan atau
sekolah, menggunakan dan meja belajar serta tanpa bantuan.
gawai, dengan bijak, peralatan lainnya di rumah
membersihkan meja dengan atau tanpa bantuan.
makan dan meja belajar
serta peralatan lainnya di
rumah dengan atau tanpa
bantuan.

1.4. Tabel Perbedaan Fase B dan C


Elemen
Perbedaan
Fase B Fase C
1. Melakukan tanya 1. Melakukan diskusi Elemen fase b masih
jawab sederhana, ditahap cp yang sederhana
2. Bermain peran tahap atas sebagai dasar

12
3. Memahami 2. Mampu berkomunikasi pengetahuan bagi peserta
keterampilan secara langsung dan didik tunadaksa yang
komunikasi non-verbal berkomunikasi dengan disesuaikan dengan usia
(mengangguk, menggunakan alat mentalnya
meggeleng, dll) seperti telefon, .
4. Berbicara 3. Memahami kosakata Sedangkan untuk elemen
menggunakan katakata sopan dan santun, fase c tahap cp nya sudah
positif dan singkat 4. Berkomunikasi dengan mulai berkembang lebih
5. Menyampaikan dan menggunakan bahasa kompleks dari fase b
menerima pesan lisan yang sopan dan santun.
6. Membeli barang sesuai 5. Mampu melakukan Seperti halnya pada poin
kebutuhan komunikasi tertulis pertama
7. Mengenal saudara dari melalui tulisan tangan, Fase b
ayah dan ibu Short Message Service, Melakukan tanya jawab
8. Bercerita kepada orang Chat Whatsapp, dan Fase c
tua media komunikasi Diharapkan sudah mampu
9. Bepergian bersama tertulis lainnya serta untuk berdiskusi sederhana
keluarga 6. Mampu membaca Begitupun untuk poin
10. Mengikuti kegiatan cerita sederhana. seterusnya.
sekolah secara mandiri 7. Mampu mengenal
11. Membereskan tempat tetangga terdekat dan
tidur dan kamar tidur orang-orang di
dengan atau tanpa sekitarnya
bantuan 8. Memahami tugas
sebagai murid di
sekolah, menggunakan
gawai, dengan bijak,
9. Membersihkan meja
makan dan meja belajar
serta peralatan lainnya
di rumah dengan atau
tanpa bantuan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulannya


bahwasannya:

1) pada Fase B: Pada fase ini, peserta didik tunadaksa mengalami peningkatan
dalam pengembangan diri dan gerak. Mereka mampu mengembangkan
keterampilan motorik kasar dan halus mereka dengan baik. Peserta didik
tunadaksa juga mampu meningkatkan kepercayaan diri, kemandirian, dan
kemampuan sosial mereka.
2) Fase C: Fase ini melibatkan pengembangan diri dan gerak peserta didik
tunadaksa yang lebih lanjut. Pada fase ini, mereka mampu menguasai
keterampilan motorik kasar dan halus dengan lebih baik. Peserta didik
tunadaksa juga dapat mengembangkan keterampilan komunikasi dan
kolaborasi mereka dengan baik. Mereka dapat berpartisipasi dalam aktivitas
fisik, olahraga, dan kegiatan sehari-hari dengan tingkat kemandirian yang
lebih tinggi.

Secara keseluruhan, program khusus pengembangan diri dan gerak untuk


peserta didik tunadaksa pada fase B dan C telah membantu mereka mencapai
kemajuan signifikan dalam pengembangan fisik, kognitif, dan sosial. Peserta didik
tunadaksa dapat meningkatkan keterampilan motorik mereka dan mengembangkan
kemandirian serta kepercayaan diri dalam berbagai aktivitas. Penting untuk terus
memberikan dukungan dan bimbingan kepada peserta didik tunadaksa agar mereka
terus berkembang dan mencapai potensi maksimal mereka.

B. Saran

Berikut adalah beberapa saran terkait dengan capaian pembelajaran fase B dan C
pada program khusus pengembangan diri dan gerak peserta didik tunadaksa:

14
1) Penyesuaian Program: Pastikan program pengembangan diri dan gerak
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan individu peserta didik
tunadaksa. Setiap peserta didik memiliki tingkat kemampuan yang berbeda,
sehingga penting untuk menyesuaikan program agar dapat memberikan
tantangan yang sesuai namun tetap dapat diakses oleh semua peserta didik.
2) Pemantauan Progres: Lakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala
terhadap capaian pembelajaran peserta didik tunadaksa. Dengan
pemantauan yang teratur, dapat diidentifikasi area di mana peserta didik
telah membuat kemajuan dan di mana mereka masih membutuhkan
dukungan tambahan.
3) Penggunaan Metode Pembelajaran yang Variatif: Gunakan berbagai metode
pembelajaran yang kreatif dan interaktif. Hal ini akan membantu peserta
didik tunadaksa tetap tertarik dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Misalnya, menggunakan permainan, aktivitas kelompok, atau media visual
yang menarik.
4) Kolaborasi dengan Orang Tua dan Tenaga Kesehatan: Melibatkan orang tua
dan tenaga kesehatan yang terlibat dalam perawatan dan pendidikan peserta
didik tunadaksa adalah langkah yang penting. Kolaborasi yang erat dengan
mereka dapat membantu dalam memahami kebutuhan khusus dan
memberikan dukungan yang tepat untuk pengembangan diri dan gerak
peserta didik.
5) Dukungan Emosional: Selain pengembangan fisik, penting juga untuk
memberikan dukungan emosional kepada peserta didik tunadaksa. Buat
lingkungan yang inklusif dan penuh kehangatan, dan dorong mereka untuk
saling mendukung dan menghargai satu sama lain. Hal ini akan membantu
peserta didik merasa aman dan percaya diri dalam mengembangkan diri dan
gerak mereka.
6) Program yang Berkelanjutan: Pastikan bahwa program pengembangan diri
dan gerak tidak berhenti setelah fase B dan C. Perlu adanya kesinambungan
dalam pembelajaran dan pengembangan peserta didik tunadaksa. Terus

15
berikan dukungan dan kesempatan bagi mereka untuk terus berkembang dan
mencapai potensi maksimal mereka.

Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan peserta didik tunadaksa dapat


mencapai capaian pembelajaran yang optimal dalam pengembangan diri dan gerak
mereka.

16
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 008/H/KR/2022 Tentang


Capaian Pembelajaran PAUD SD SMP SMA SMK Pada Kurikulum Merdeka.

Pusat Informasi Guru Kemendikbud, Pengertian Capaian Pembelajaran, diakses


dari diakses dari laman https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id/hc/en-
us/articles/14150208845081-Pengertian-Capaian-Pembelajaran-CP- pada
tanggal 06 Juni 2023 pukul 3:38 WIB

Quipper, Fase Capaian Pembelajaran, diakses dari


https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/fase-kurikulum-merdeka/ pada
tanggal 06 Juni 2023 pukul 03:46

17

Anda mungkin juga menyukai