Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REPORT

(Dr.Irwandy,m,P.d)

NOM : LIDYA CRISTINE SILALAHI (2183331002)

NAULI NAMI HUTAGALUNG (2181131013)

RUTH MELATI PANJAITAN (2181131005)

CLASSE : REGULER A (2018)

COURS : CURICULUM

UNIVERSITÉ DE MEDAN
FACULTÉ DES LANGYES ET DES ARTS
2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................
KRITIKAL BUKU..................................................................................................
A. Identitas buku ........................................................................
B. Ringkasan buku .....................................................................
C. Kelebihan buku .....................................................................
D. Kelemahan buku ...................................................................
E. Identitas buku .........................................................................
F. Ringkasan buku ........................................................................
G. Kelebihan buku ........................................................................
H. Kelemahan buku ......................................................................
KESIMPULAN.......................................................................................................
SARAN...................................................................................................................
REFERENSI.........................................................................................................
Kata pengantar

puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan critical book riview tentang
kurikulum dan pembelajaran ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Bapak Muhammad Arifin, S.Pd,M.Pd. selaku Dosen mata
kuliah Kurikulum dan Pembalajran yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap critical book riview ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam critical book riview ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap ada kritik, saran dan usulan demi perbaikan critical book riview yang akan
kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga critical book riview ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang disusun dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan critical book riview ini di waktu yang akan datang.

Medan, oktober 2016


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum dalam pendidikan formal memiliki fungsi sebagai acuan atau pedoman
dalam kegiatan pendidikan. Selain itu memiliki peran yang sangat strategis dan menentukan
pencapaian tujuan pendidikan diantaranya ada peran konservatif, kreatif serta kritis dan
evaluatif.
kurikulum baik pada tahap kurikulum sebagai ide, rencana, pengalaman
maupun kurikulum sebagai hasil dalam pengembangannya harusmengacu atau
menggunakan landasan yang kuat dan kokoh, agar kurikulm tersebut berfungsi serta
berperan sesuai dengan tuntutan pendidikan yang ingin dihasilkan seperti tercantum dalam
rumusan tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan dalam UU no. 20 tahun 2003.
Namun dalam pengkajiannya bisa ditinjau melalui sudut pandang dimensi yang telah
dikemukakan oleh para ahli diantaranya menurut R. Ibrahim (2005) yang mengelompokkan
kurikulum menjadi tiga dimensi, yaitu kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai
sistem, daan kurikulum sebagai bidang studi. Adapun Hamid Hasan (1988) yang
mengelompokan kurikulum menjadi empat dimensi dimana satu dimensi dengan dimensi
lainnya saling berhubungan. Kemudian purwadi (2003) yang memilah pengertian kurikulum
menjadi enam bagian.
KRITIKAL BUKU
A. Identitas buku 1
Judul buku : kurikulum dan pembelajaran
Penulis : Tim Pengembang MKDP Kurikulum Dan Pembelajaran
Penerbit : PT. Rajagrafindo persada
Tahun terbit : Maret 2016 ( cetakan kelima )
Jumlah halaman : xvi, 306 halaman

B. Identitas buku 2
Judul buku : kurikulum dan pembelajaran KTSP
Penulis :PROF.DR.H.WINA SANJAYA,M.PD
Penerbit : Kencana Prenada Media Group
Tahun terbit : 2011, cetakan ke-lima
Jumlah halaman : xviii, 382 halaman
BAB III

RINGKASAN BUKU

RINGKASAN BUKU I
Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir ( pelari) Dan curere(tempat
berpacu) dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga. Saat itu kurikulum diartikan
sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai start sampai finish. Terdapat
juga beberapa pendapat para ahli tentang pengertian kurikulum. Pengertian kurikulum
senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan.
Dengan beragamnya pendapat para ahli mengenai kurikulum, maka secara teoritis kita agak
sulit menentukan satu pengertian yang dapat merangkum semua pendapat. Namun dalam
pengkajiannya bisa ditinjau melalui sudut pandang dimensi yang telah dikemukakan oleh
para ahli diantaranya menurut R. Ibrahim (2005) yang mengelompokkan kurikulum menjadi
tiga dimensi, yaitu kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem, daan kurikulum
sebagai bidang studi. Adapun Hamid Hasan (1988) yang mengelompokan kurikulum menjadi
empat dimensi dimana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Kemudian
purwadi (2003) yang memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian.
Kurikulum dalam pendidikan formal memiliki fungsi sebagai acuan atau pedoman
dalam kegiatan pendidikan. Selain itu memiliki peran yang sangat strategis dan menentukan
pencapaian tujuan pendidikan diantaranya ada peran konservatif, kreatif serta kritis dan
evaluatif.
kurikulum baik pada tahap kurikulum sebagai ide, rencana, pengalaman maupun
kurikulum sebagai hasil dalam pengembangannya harus mengacu atau menggunakan
landasan yang kuat dan kokoh, agar kurikulm tersebut berfungsi serta berperan sesuai
dengan tuntutan pendidikan yang ingin dihasilkan seperti tercantum dalam rumusan tujuan
pendidikan nasional yang telah digariskan dalam UU no. 20 tahun 2003.
Pada prinsipnya ada 4 landasan pokok yang harus dijadikan dasar dalam setiap
pengembangan kurikulum, yaitu :
Landasan filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang realitas, hakikat manusia, hakikat
pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada perumusan tujuan pendidikan,
pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi serta peranan peserta didik
dan peranan pendidik.
Landasan psikologis, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan
titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Ada dua jenis psikologi perkembangan yang
menjadi acuan yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan
mempelajari proses dan karakteristik perkembangan peserta didik sebagai subjek
pendidikan., sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik dalam
situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaru besar dalam
pengembangan kurikulum, yaitu teori belajar kognitif, behavioristik, dan humanistik.
Landasan sosial budaya, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi dan
antrofologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Karakteristik sosial
budaya dimana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang akan
dikembangkan.
Landasan ilmiah dan teknologi, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset
atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari
berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware maupun software sehingga
pendidikan yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen pengembangan
kurikulum yaitu : Komponen tujuan, Komponen struktur program ,Komponen strategi,Dan
komponen evaluasi.
Masing-masing komponen tersebut berkaitan erat, saling menunjang dan merupakan
kesatuan yang tak dapat dilepas satu dengan yang lainnya. Apabila satu komponen saja
memiliki kelemahan, maka akan berpengaruh dan menjadi lemah pula komponen-
komponen lainnya, yang pada akhirnya akan menyebabkan lemahnya kurikulum itu.
Komponen tujuan misalnya, yang diantaranya memuat berbagai “kemampuan” yang
diharapkan dapat memiliki lulusannya, harus ditunjang oleh “kesesuaian” materi (bahan)
pelajaran, proses belajar mengajar (PBM) dan evaluasi yang dapat mengukur keberhasilan
tujuan tersebut.
Sesuatu yang sifatnya sangat penting dan mendasar terlahir dari dan menjadi suatu
kepercayaan, itu disebut dengan prinsip. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam
menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam
fase perencanaan kurikulum (curriculum planning), yang pada dasarnya prinsip-prinsip
tersebut merupakan ciri dari hakikat kurikulum itu sendiri.
Setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu : data empiris
(empirical data), data ekstern ( experiment data), cerita/legenda yang hidup di masyarakat
(folklore of curriculum), dan akal sehat (common case). Data empiris dan data eksperimen
merupakan data yang dianggap paling terpercaya dibanding legenda dan pertimbangan akal
sehat. Sesuai dengan sumber datanya, maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu
bisa di klasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip yaitu : anggapan kebenaran utuh atau
menyeluruh (whole truth), anggapan kebenaran parsial(partial truth), dan anggapan
kebenaran yang masih memerlukan pembuktian (Hypothesis).
Pada dasarnya kesemua jenis tipe prinsip itu bisa digunakan. Tipe prisip mana
yang mendapatkan penekanan dalam penggunaannya, sampai bergantung pada
perspektif para pengembang kurkulum tentang kurikulum itu sendiri.
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum bisa di bedakan dua kategori yaitu prinsip
umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap
pengembangan kurikulum dimanapun. Prinsip umum pengembangan kurikulum meliputi
prinsip relevansi, fleksibel, kontinyuitas, praktis, atau efisien dan efektifitas.
Prinsip khusus artinya prinsip yang harus berlaku di tempat tertentu dan situasi
tertentu. Prinsip khusus ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk
mengembangkan komponen tujuan, prinsip untuk mengembangkan media dan alat,serta
prinsip untuk menentukan penilaian. Dimana prinsip pengembangan satu komponen
dengan komponen lainnya akan berbeda.
Topik ini memberikan kita sebagai calon guru sekaligus orang yang berpotensi
mengembangkan kurikulum, hal ini sangat berguna menciptakan suatu kurikulum yang
baik dan efisiens yang akan menyempurnakan kegiatan belajar mengajar baik itu di
institusi formal maupun non formal.
Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka
mendesain (designing), menerapkan (implementation,dan mengevaluasi(evaluation) suatu
kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum perlu dilakukan dengan berlandaskan pada
teori yang tepat agar kurikulum yang berhasil bisa efektif. Banyak model pengembangan
kurikulum yang telah ada dan masing-masing dari model pengembangan kurikulum memiliki
karakteristik yang sama, yang mengacu berbasis pada tujuan yang akan dicapai dalam
kurikulum tersebut, seperti alternatif yang menekankan pada kebutuhan mata pelajaran,
peserta didik, penguasaan kompetensi suatu pekerjaan, kebutuhan masyarakat atau
permasalahan sosial. Salah satu aspek yang perlu di pahami dalam pengembangan
kurikulum adalah aspek yang berkaitan dengan organisasi kurikulum.
Sebenarnya tidak ada model pengembangan kurikulum dan organisasi kurikulum
yang sangat ideal bagi peserta didik, karena pada dasarnya setiap peserta didik adalah
individu yang beragam dan tidak sama satu dengan yang lainnya. Maka dari itu, untuk
memili model pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kemampuan anak,
namun perlu ditekankan pula, perlua adanya pemerataan fasilitas pendidikan diseluruh
indonesia, demi menyukseskan tujuan kurikulum yang telah direncanakan, sehingga tidak
ada daerah yang terlalu maju ataupun terlalu tertinggal.
Evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian, karena evaluasi kurikulum
menggunakan penelitian yang sistematik,menerapkan prosedur ilmiah dan metode
penelitian. Evaluasi kurikulum penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi, dan kebutuhan pasar.
Hal yang harus di pelajari saat ini adalah pentingnya belajar konsep tentang sesuatu.
Konsep yang dimaksud disini tidak lain dari kategori-kategori yang kita berikan dari stimulus
atau rangsangan yang ada dilingkungan kita. Sebagian konsep yang dimiliki individu
merupakan hasil dari proses belajar yang mana proses hasil dari proses belajar ini akan
menjadi pondasi( building blocks).
Pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara belajar dengan
lingkungan belajarnya, baik itu dengan pendidik, teman-temannya,tutor, media
pembelajaran, atau sumber-sumber belajar yang lain. Pembelajaran dapat di pahami
melalui pendekatan filsafati, pendekatan psikologi, dan pendekatan sistem. Dalam
pendekatan filsafati kita dapat memahami makna pembelajaran melalui aliran idealisme,
realisme, pragmatisme, konstruktif, eksistensialisme dan pancasila. Dalam pendekatan
psikologi kita dapat mamahami makna pembelajaran melalui aliran behaviorisme, kognitif
dan humanisme. Perbedaan makna pembelajaran menurut berbagai pendekatan dan aliran
tersebut akan berimplikasi terhadap strategi dan model pembelajarannya.
Suatu perubahan termasuk perubahan dibidang pendidikan dapat dikatakan sebagai
bentuk inovasi apabila perubahan tersebut dilakukan dengan sengaja, untuk memperbaiki
keadaan sebelumnya agar lebih menguntungkan demi upaya meningkatkan kehidupan yang
lebih baik. Inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru,
atau berupa praktik-praktik tertentu atau berupa produk dari suatu hasil olah fikir dan olah
teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk
memecahkan persoalan yang timbul, dan memperbaiki suatu keadaan tertentu, atau proses
tertentu yang terjadi di masyarakat.
RINGKASAN BUKU II

Kurikulum adalah sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang
harus dicapai, yaitu isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi
dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan
informasi tentangpencapaian tujuan, serta implementasi dokumen yang dirancang dalam
bentuk nyata.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar yang meliputi guru, dan siswa yang saling bertukar informasi. Kurikulum
dan pembelajaran merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Karena kedua hal
tersebut sebagai suatu rencana atau program.
Hal yang ditunjukkan apa yang dideskripsikan kurikulum harus memberikan petunjuk
dalam proses pembelajaran didalam kelas merupakan masukan yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam penyempurnaan kurikulum berada dalam satu lingkaran besar yang
bergerak secara terus-menerus dan tanpa ujung.
Persoalan kurikulum bukan hanya persoalan buku ajar akan tetapi banyak persoalan
lainnya termasuk persoalan arah dan tujuan pendidikan, persoalan materi pelajaran, serta
persoalan-persoalan lainnya yang terkait dengan hal itu. Dalam konsep kurikulum sebagai
mata pelajaran biasanya erat kaitannya dengan usaha untuk memperoleh ijazah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat membawa dampak
terhadap berbagai aspek kehidupab, termasuk terjadinya pergeseran fungsi sekolah sebagai
suatu institusi pendidikan.
Konsep suatu kurikulum sebagai suatu program atau rencana pembelajaran,
tampaknya diikuti oleh para ahli kurikulum dewasa ini, seperti Donald E.Orlosky dan
B.othanel smith (1978) dan Pater F. Olivia (1982), yang menyatakan bahwa kurikulum pada
dasarnya adalah suatu perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan
sekolah.
Setelah dikaji dari berbagai konsep kurikulum, maka dalam bahasan ini kurikulum
dapat diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang
harus dicapai, isis materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan
cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk megumpulkan informasi
tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk
nyata. Dengan demikian, pengembangan kurikulum meliputi penyusunan dokumen,
implementasi dokumen serta evaluasi dokumen telah disusun.
Dalam sistem pendidikan, kurikulum merupakan komponen yang sangat penting,
sebab di dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi
juga pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa serta bagaimana mengorganisir
pengalaman itu sendiri. Sebagai salah satu komponen dalam pendidikan, paling tidak
kurikulum memiliki tiga peran yaitu : peran konservatif, peran kreatif, serta peran kritis dan
evaluatif ( Hamalik, 1990)
Fungsi kurikulum bagi guru, siswa , kepala sekolah, pengawas, orang tua dan
masyarakat. Bagi guru : kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
Bagi kepala sekolah : kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan program
sekolah.
Bagi pengawas : kurikulum berfungsi sebagai panduan dalam melaksanakan supervisi.
Bagi siswa itu sendiri : kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.
Kurikulum harus memiliki fungsi yang disebabkan oelh kehidupan masyarakat tidak
bersifat statis, akan tetapi dinamis, artinya : kehidupan masyarakat selalu berubah dan
berkembang sesuai perkembangan zaman.
Kurikulum merupakan rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide dan gagasan yang
dirumuskan oleh pengembangan kurikulum. Komponen-komponen yang membentuk sistem
kurikulum selanjutnya melahirkan sistem pengajaran, dan sistem pengejaran itulah yang
menjadi pedoman guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar didalam kelas. Dengan
demikian maka dapat dikatakan sistem pengajaran merupakan pengembangan dari sitem
kurikulum yang digunakan.
Dari uraian di atas maka jelas bahwa kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang
tidak terpisahkan walapun keduanya memiliki posisi yang berbeda.
Walaupun antara kurikulum dan pengajaran merupakan dua sisi yang tidak terpisahkan,
namun dalam suatu proses pengajaran dan pembelajaran, dapat terjadi berbagai
kemungkinan hubungan antara keduanya.
Kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan
pelajaran yang harus dipelajari serta bagaiman cara mempelajarinya. Ada dua hal yang
harus di pertimbangkan dalam menentukan isi pengembangan kurikulum, yaitu rentangan
kegiatan, dan tujuan kelembagaan yang berhubungan dengan misi dan visi sekolah.yaitu :
Rentangan kegiatan, dan tujuan kelembagaan. Agar kurikulum berfungsi sebagai pedoman,
maka sejumlah prinsip dalam proses pengembangannya. Yaitu : Prinsip relevansi, prinsip
fleksibilitas, prinsip kontinuitas, efektifitas, efisiensi. Ada tiga landasan pengembangan
kurikulum, yakni landasan filosofis, psikologis dan landasan sosiologis-teknologis.
Ada beberapa desain kurikulum yaitu : Desain kurikulum disiplin Ilmu, Disiplin kurikulum
berorientasi pada masyarakat, Desain kurikulum berorientasi pada siswa, desain kurikulum
teknologis.
Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses
tertentu. Yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum dalam bahasan ini
bisamencakup keduanya, tergantung pada konteks pendekatan dan model pengembangan
kurikulum itu sendiri.
Ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dlam pengmbangan kurikulum. Pertama,
pendekatan top down atau pendekatan administratif, yaitu pendekatan grass root, atau
pengembangan kurikulum yang diawali oleh inisiatif dari bawah lalu disebarluaskan pada
tingkat atau skala yang lebih luas, dengan istilah singkat sering dinamakna pengembang
kurikulum dari bawah ke atas.
Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa model yang dapat digunakan. Setiap
model memiliki kekhasan tertentu baik dilihat dari keluasan pengembangan kurikulumnya
itu sendiri maupun dilihat dari tahapan pengembangannya sesuai dengan pendekatannya.
Pertama adalah model tyler, kedua model taba, ketiga model oliva,keempat model
beauchamp, kelima model wheeler, keenam model nicholls, dan yang terakhir model
dynamic.
Kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan dan isi bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar. Ini berarti kurikulum adalah konsep yang bertujuan. Setiap rencana harus
memiliki tujuan agar dapat ditentukan apa yang harus dicapai, serta apa yang harus dicapai,
serta apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun
dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Karakteristik KTSP adalah dilihat
dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, KTSP adalah
kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu, KTSP adalah kurikulum yang
mengakses kepentingan daerah, KTSP merupakan kurikulum teknologis.
Tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan
pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi ) kepada lembaga pendidikan.
Pengembangan KTSP didasarkan pada dua landasan pokok, yakni landasan empiris dan
landasan formal.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu : berpusat
pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, dan
lingkungannya. Beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan,teknologi dan seni. Relavan dengan kebutuhan kehidupan. Menyeluruh dan
berkesinambungan. Belajar sepanjang hayat. Seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daera
Pengembangan Dokumen satu KTSP ada 4 bab, yakni pendahuluan, tujuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender pendidikan.
Faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran yaitu : faktor guru, faktor siswa,
faktor sarana dan prasarana, dan faktor lingkungan.
Konsep dasar mengajar yaitu : mengajar sebagai proses menyampaikan materi
pelajaran, dan mengajar sebagai proses mengatur lingkungan. Prinsip dalam mengejar
sebagi imlementasi kurikulum yaitu: berorientasi pada tujuan, aktivitas, individualitas,
integritas, interaktif, menyenangkan,menantang,dan memotivasi.
Motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah
kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Fungsi motivasi dalam proses pembelajaran
adalah untuk mendorong siswa utuk beraktivitas, dan motivasi berfungsi sebagai pengarah.
Hasil belajar setiap individu bisa dipengaruhi oleh pengamatan dan perhatian yang
bersangkutan, pengamatan adalah proses pemanfaatan dan penggunaan alat indra yang
dimiliki individu untuk mengenal lingkungan. Perhatian adalah aktivitas mental seseorang
dalam memberikan makna terhadap suatu rangsangan.
Proses pembelajaran adalah suatu sistem. Dengan demikian pencapaian standar
proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dapat dimulai dari menganalisis setiap
komponen yang dapat membentuk dan memengaruhi proses pembelajaran. Oleh sebab itu,
untuk mencapai standar proses pendidikan sebaiknya dimulai dengan menganalisis
komponen guru. Seperti : meningkatkan profesional guru, dan Optimalisasi peranan guru
dalam proses pembelajaran.
Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan
untuk mencapai sesuatu ; sedangkan metode adalaha cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan sesuatu strategi. Strategi pembelajaran yang ditetapkan oleh guru akan
tergantung pada pendekatanyang digunakan sedangkan bagaiman menjalankan strategi itu
dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran.
Beberapa jenis strategi pilihan yaitu: Strategi pembelajran ekspositori (SPE), Strategi
pembelajaran inkuiri, dan Strategi pembelajaran kooperatif.
Perbaikan kurikulum dilakukan bukan hanya membuka kemungkinan penambahan isi
kurikulum sesuai dengan kebutuhan lingkungan masyarakat lokal, akan tetapi juga inovasi
pelaksanaan proses pembelajaran dengan memperkenalkan penggunaan pendekatan cara
belajar aktif (CBSA), pendekatan keterampilan proses, contekstual teaching and
learning dan lain sebagainya.
Evaluasi merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan formal.
Ada dua karakteristik evaluasi yaitu :pertama, evaluasi merupakan suatu proses .kedua,
evaluasi berhubungan dengan pemberian nilaiatau arti. Evaluasi befungsi menjadi alat yang
penting sebagai umpan balik bagi siswa, menjadi alat yang penting untuk mengetahui
bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan, evaluasi
dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum, evaluasi berguna
untuk para pengembangan kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasan tujuan
khusus yang ingin dicapai, evaluasi berfungsi sebagai umoan balik untuk semua pihak yang
berkepentingan dengan pendidikan sekolah. Jenis jenis evaluasi yaitu : tes, dan non tes.
Penilain fortofolio memiliki manfaat diantaranya : dapat memberikan gambaran yang
utuh tentang perkembangan siswa, penilaian yang autentik, teknik penilaian yang dapat
mendorong siswa pada pencapaian hasil yang lebih baik dan lebih sempurna, dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa, dapat mendorong para orangtua siswa utnuk aktif
terlibat dalam proses pembelajaran siswa.
Tahapan pelaksanaan portofolio adalah : menentukan tujuan portofolio, menetukan
isi fortofolio, menetukan kriteria dan format penilaian, pengamatan dan penentuan bahan
portofolio, dan menyusun dokumen.
BAB IV

PEMBAHASAN

KELEBIHAN BUKU I
1. Penulisan buku dengan format yang terstruktur dan rapi.
2. Buku ini disusun dengan bahasa yang mudah dipahami.
3. Buku ini disusun menggunakan dua bahasa yaitu bahasa indonesia dan bahasa inggris.
4. Buku ini dilengkapi dengan istilah, Beberapa istilah di tulis dengan cetak miring.
5. Buku ini dilengkapi dengan daftar gambar dan daftar table.
6. Buku ini dilengkapi dengan rangkuman.
7. Buku ini di lengkapai latihan pada setiap babnya.
8. Buku ini juga memaparkan kompetensi yang ingin dicapai pada setiap babnya.
9. Cover yang menarik

KELEBIHAN BUKU II
1. Penulisan buku dengan format yang terstruktur dan rapi.
2. Buku ini disusun dengan bahasa yang mudah dipahami (komunikatif).
3. Buku ini dilengkapi dengan istilah, Beberapa istilah tersebut di tulis dengan cetak miring.
4. Buku ini dilengkapi dengan daftar gambar dan daftar table.
5. Cover yang menarik

KEKURANGAN BUKU I
Kekurangan dari buku kurikulum dan pembelajaran yang disusun oleh Tim
pengembangan MKDP kurikulum dan pembelajaran adalah : Kualitas kertas buku yang
digunakan kurang bagus saehingga mudah cacat dan robek

KELEMAHAN BUKU I
1. Kualitas kertas buku yang digunakan kurang bagus saehingga mudah cacat dan robek.
2. Buku ini tidak dilengkapi dengan rangkuman.
3. Buku ini tidak dilengkapai latihan pada setiap babnya.
4. Buku ini juga tidak memaparkan kompetensi yang ingin dicapai pada setiap babnya.
BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN
Pada pendidikan formal belajar merupakan tugas yang dibebankan kepada guru
selaku tenaga profesioanal yang dipersiapkan untuk itu. Pembelajaran disekolah semakin
berkembang dari yang bersifat tradisional sampai ke sistem modern. Kegiatan pembelajaran
bukan lagi sekedar kegiatan mengajar yang sekedar menyiapkan pengajaran dan
melaksanakan prosedur secara tatap muka, melainkan lebih kompleks lagi dan dilaksankan
dengan pola-pola pembelajaran yang bervariasi. Dengan demikian kurikulum tidak hanya
terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar.
Yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya.
Buku kurikulum dan pembelajaran ini memberikan apa yang dibutuhkan bagi
kegiatan pembelajaran kompleks. Didalamnya terdapat hal-hal terbaru dalam dunia
pendidikan diindonesia. Diantaranya adalah model jaringan kurikulum yang dikeluarkan oleh
pusat kurikulum yang dikeluarkan oleh pusat kurikulum (puskur), balitbang depdiknas,
pedoman penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yg dikeluarkan oleh
badan standar nasional pendidikan (BSNP), pengembangan silabus dan penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).

SARAN
Buku ini layak dibaca karena didalamnya memuat ilmu pendidikan dan menjelaskan
latar pengembangan kurikulum itu sendiri. Dimulai dari dasar, landasan, desain, proses, dan
prinsip serta model pengembangan kurikulum. Dan pada bagian selanjutnya pembahasan
bertumpu pada hakikat pembelajaran.
Setelah saya membaca buku, meriview, membandingkan dan merangkumnya saya
dapat memahami isi buku ini. Menurut pandangan saya kedua buku ini cukup baik untuk
dijadikan bahan ajar mata kuliah kurikulum dan pembelajaran.
Selain itu dalam pembahasan teori belajar terdapat kejanggalan, dimana teori
belajar humanistik merupakan bagian dari teori kognitif. Padahal kedua teori tersebut
sangatlah berbeda dalam pemahaman terhadap belajar.
Saya senang bisa mempelajari buku ini semoga Critical book riview dan
perbandingan buku yang saya tulis terhadap buku kurikulum dan pembelajaran yang ditulis
oleh tim pengembangan MKDP kurikulum dan pembelajaran dan buku yang di tulis oleh
prof. Dr. Wina Sanjaya , M. Pd., dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Buku ini adalah pilihan yang tepat untuk menjadikan buku ini salah satu referensi
wajib dalam proses pembelajran terkait dengan kurikulum serta pengembangannya.
Menurut saya buku ini disarankan untuk dibaca oleh mahasiswa pendidikan, dosen,
para guru, dan para pengambil kibijakan praktisi di pendidiikan dan pemerhati pendidikan
dalam merumuskan sebuah kurikulum pada suatu lembaga pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Tim pengembangan MKDP kurikulum dan pembelajaran.2016,kurikulum dan pembelajaran, PT.


Rajagrafindo persada.
Prof. Dr. H. Sanjaya Wina. M.Pd.2011.kurikulum dan pembelajaran, Kencana Prenada Media
Group

Anda mungkin juga menyukai