Anda di halaman 1dari 25

MODUL AJAR FISIKA

PENGUKURAN

Nama : Iman Nurzaman, S.Pd., M.Si.P. (imannurzaman03@guru.sma.belajar.id)


Sekolah : SMAN 19 Garut
Dimensi : Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
Bernalar Kritis, Kreatif, dan Gotong Royong
Fase :E
Alokasi Waktu : 8 x 2 JP

CAPAIAN PEMBELAJARAN :
Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan untuk responsif terhadap isu-isu global
dan berperan aktif dalam memberikan penyelesaian masalah. Kemampuan tersebut antara lain
mengamati, mempertanyakan dan memprediksi, merencanakan dan melakukan penyelidikan,
memproses dan menganalisis data dan informasi, mengevaluasi dan refleksi,
mengkomunikasikan hasil dalam bentuk projek sederhana atau simulasi visual menggunakan
aplikasi teknologi yang tersedia terkait dengan energi alternatif, pemanasan global,
pencemaran lingkungan, teknologi, nano bioteknologi, kimia dalam kehidupan sehari-hari,
pemanfaatan limbah dan bahan alam, pandemi akibat infeksi virus. Semua upaya tersebut
diarahkan pada pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development
Goals/SDGs). Melalui pengembangan sejumlah pengetahuan tersebut dibangun pula berakhlak
mulia dan sikap ilmiah seperti jujur, obyektif, bernalar kritis, kreatif, mandiri, inovatif, bergotong
royong berkebhinekaan global.

Elemen Pemahaman Elemen Keterampilan


Peserta didik mampu mendeskripsikan 1. Mengamati,
gejala alam dalam cakupan keterampilan 2. Mempertanyakan dan memprediksi
proses dalam pengukuran, perubahan 3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
iklim dan pemanasan global, pencemaran 4. Memproses, menganalisis data dan informasi
lingkungan, energi alternatif, dan 5. Mencipta
pemanfaatannya. 6. Mengevaluasi dan refleksi

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 1


7. Mengomunikasikan hasil

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 2


TUJUAN PEMBELAJARAN
TP KRITERIA ASESMEN
KETERCAPAIAN TP
(EVIDEN)
Memahami Pada akhir pembelajaran dari Awal:
konsep modul ini, peserta didik Dapat dilakukan melalui diskusi, tanya jawab, kuesioner,
pengukuran menunjukkan kemampuan: dan lain sebagainya untuk mengecek pengetahuan dan
dan
1. Menjelaskan makna keterampilan prasyarat sebagai gambaran pemahaman/
penerapannya
dalam besaran (pokok dan pengalaman peserta didik dalam hal pengukuran.
kehidupan turunan), satuan, dan
sehari-hari. dimensi. Proses:
2. Mengidentifikasi alat Cek pemahaman dan praktik peserta didik dalam
ukur yang sesuai dengan melaksanakan pembelajaran yang berkenaan dengan
besaran dan objek yang pengukuran, dan berikan pembimbingan pada peserta
diukur. didik pada hal-hal yang perlu pembimbingan serta
3. Mempraktikkan kegiatan pembiasaan dalam pengukuran yang melatih
pengukuran dengan sikap sesuai Profil Pelajar Pancasila berkenaan dengan:
benar, aman, dan ● akhlak mulia dalam hal integritas, yang meliputi:
menentukan hasil - keadilan, menempatkan sesuatu sesuai tempat dan
dengan tepat pada kondisinya, serta kejujuran, menyampaikan fakta
pengukuran panjang, yang benar
waktu, temperatur, - penghargaan terhadap waktu, berdisiplin
massa, sudut, dan arus - penghargaan terhadap alam sekitar/lingkungan
listrik beserta nilai ● bernalar kritis,
ketidakpastian ● kreatif, dan
pengukuran tunggalnya. ● gotong royong
4. Mengomunikasikan Catatan:
hasil percobaan Saat proses pembelajaran, bila guru mengajar sendiri
pengukuran (panjang, (tidak dalam bentuk team-teaching) hendaknya asesmen
waktu, temperatur, fokus pada bagaimana pemahaman, praktik, dan sikap
massa, sudut, dan arus peserta didik dapat di-cek/dipetakan dan ditingkatkan
listrik) atau hasil studi saat itu juga.
kasus tentang
ketidaktepatan Akhir
pengukuran dan Pemastian ketercapaian Pemahaman Peserta didik (dapat
akibatnya dengan penugasan menyusun penjelasan, membuat
5. Menunjukkan sikap infografis, rekaman, video, dsb) berkenan dengan
semangat integritas, pengukuran (besaran, nilai, satuan, kesesuan alat dan
penghargaan terhadap objek yg diukur).
waktu dan alam sekitar, Pemastian ketercapaian peserta didik dalam praktik
serta partisipasi dalam pengukuran (panjang, waktu, temperatur, massa, sudut,
kegiatan bernalar kritis, dan arus listrik) secara benar dan aman.
kreatif, dan gotong Pendokumentasian hasil pengamatan guru terhadap
royong dari proses serta perkembangan sikap peserta didik.
hasil belajar tentang
pengukuran

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 3


LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah-langkah pembelajaran pada topik pengukuran berikut ini dirancang per tema atau sub
topik, tidak kaku harus dilaksanakan secara lengkap dalam satu pertemuan. Setelah guru
melakukan asesmen awal kepada peserta didik, atau peserta didik telah menguasai sub-topik,
guru dapat menyesuaikan kegiatan pembelajaran dari kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
Upayakan mengawali tiap pertemuan dengan doa dan kegiatan pembiasaan melakukan
pengukuran, misalnya pengukuran waktu pembelajaran dimulai, suhu ruang kelas, dan lainnya.
Di akhir pertemuan dilakukan penguatan dan refleksi kegiatan pembelajaran. Contoh
pertanyaan refleksi:
a. Apakah saya hadir tepat waktu?
b. Apakah saya memahami materi pembelajaran hari ini?
c. Hal apa yang telah saya pelajari dari pembelajaran hari ini?
d. Bagian mana dari pembelajaran ini yang paling saya sukai?
e. Apakah saya merasa telah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik?
f. Apakah saya mengalami kesulitan untuk mengikuti pembelajaran?
g. Apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki cara belajar saya?
h. Apakah saat belajar saya mendapat bantuan dari orang lain?
i. Apakah saya membantu orang lain?
j. Apa yang telah atau dapat saya berikan pada lingkungan setelah pembelajaran hari ini?

Asesmen Awal
1. Peserta didik mengamati dua buah obyek/gambar misalnya gambar dua meja, lalu ditanya,
“Apa saja yang dapat dibandingkan dari kedua obyek tersebut?”

Jawaban yang muncul bisa panjangnya, luasnya, warnanya, dan lain sebagainya.
Peserta didik mengamati contoh hasil ukuran meja, seperti panjang meja 120 cm dan
tinggi meja 65 cm. Peserta didik ditanya,
“Manakah dari hasil ukur tersebut yang disebut besaran dan satuan?”

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 4


“Apa perbedaan dan persamaan dari panjang dan tinggi?”
Bila jawaban peserta didik belum benar, langkah pembelajaran dimulai dari penguatan
prasyarat. Bila sudah benar, langkah pembelajaran bisa dimulai dari sub topik ke-1.
Bila terdapat keragaman kemampuan, pembelajaran dapat dilakukan melalui:
o Alternatif 1, kelas dibagi dua kelompok atau lebih, masing-masing mengikuti
kegiatan pembelajaran sesuai kemampuan sub-topiknya.
o Alternatif 2, kelas dibagi dua kelompok atau lebih, kelompok yang belum siap
diberikan kegiatan tambahan di luar pembelajaran.

Penguatan Pengetahuan Prasyarat – Besaran dan Satuan


1. [Kegiatan pembiasaan]Peserta didik menyebutkan waktu pembelajaran dimulai.
2. Peserta didik bermain peran tentang menulis catatan pesanan belanja dan tentang desain
produk yang akan dicetak suatu pabrik lalu mengkomunikasikan hasilnya.
3. Peserta didik diajak bernalar kritis dengan saling mengamati dan menganalisis
jawabannya sesuai pertanyaan berikut:
a. Apakah pesanan akan dilakukan dengan baik?
b. Apa yang akan membuatnya berhasil atau tidak berhasil?
4. Peserta didik diminta mengamati secara sekilas, lalu menyebutkan di antara tiga garis
hijau berikut mana yang paling panjang, kemudian di antara kedua garis merah berikut,
manakah yang lebih panjang.

5. Peserta didik mengkomunikasikan gagasannya lalu mendiskusikan tentang pentingnya


ukuran.
6. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, mendiskusikan bagaimana caranya
melakukan pengukuran sebagai pemberian nilai numerik ke sifat fisik suatu objek lalu
diajak berpikir kreatif dan bergotong royong mencari solusi atas tugas, yaitu
mengamati gambar yang telah disediakan di laboratorium, kemudian menggambarnya
ulang sepersis mungkin di karton yang telah dipasang di dalam kelas. Misalnya,

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 5


7. Peserta didik mendiskusikan pentingnya satuan dan apa saja kriteria satuan.
8. Peserta didik diberi pertanyaan apa yang bisa diukur dari benda yang sebelumnya
dibahas, misalnya meja, digiring untuk dapat menyebutkan panjang, tinggi, lebar, dan
tebalnya sehingga dapat memunculkan pemahaman adanya kesamaan jenis dari yang
diukur. Besaran sejenis tersebut diwakili oleh satu besaran pokok dengan dimensinya.
9. Peserta didik mendiskusikan data besaran pokok dan satuan SI yang disampaikan guru.
No. Besaran Pokok Satuan Singkatan satuan Dimensi
1 Panjang meter m [L]
2 Massa kilogram kg [M]
3 Waktu sekon s [T]
4 Suhu kelvin K []
5 Kuat arus listrik ampere A [I]
6 Intensitas cahaya candela Cd [J]
7 Jumlah zat mole mol [N]
8 Sudut datar (bidang) radian rad Tanpa
9 Sudut ruang steradian sterad dimensi
10. Peserta didik membaca artikel berita yang di dalamnya terdapat hasil pengukuran lalu
membedakan mana yang termasuk besaran, nilai, dan satuan. Contoh sumber berita:

https://infopublik.id/kategori/nusantara/643825/bupati-maluku-tenggara-instruksikan-
pupr-survey-jembatan-ambruk-di-reyamru
11. Peserta didik menyimpulkan pengertian pengukuran, besaran, dan satuan

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 6


Sub Topik ke-1 Dimensi pada Pengukuran
1. Peserta didik mengamati langsung contoh pengukuran atau gambar-gambar yang
ditampilkan oleh guru, misalnya:
- Ukuran volume pompa bensin - Menimbang cabai di pasar

Sumber: liputan6.com Sumber: epaper.mediaindonesia.com

- Timbangan balita di Posyandu - Membaca jam

Sumber: jawapos.com
Sumber: jamkuno.blogspot.com
2. Peserta didik menyampaikan aktivitas pengukuran lainnya dalam kehidupan sehari-
hari, misal:
- membaca kelajuan pada speedometer
- melihat persentase daya baterai pada handphone
- melakukan pengukuran dengan penggaris
3. Peserta didik mengerjakan tugas secara berkelompok:
- membaca bacaan materi tentang besaran, satuan, dan dimensi
- menuliskan nama-nama alat ukur berikut rincian penggunaannya pada tabel dengan
format:
No. Nama Alat Besaran yang Satuan pada Satuan Dimensi
Ukur diukur alat dalam SI

- mengelompokkan alat ukur berdasarkan kesamaan besaran yang diukur


- menyusun dimensi besaran turunan dari dimensi besaran pokoknya

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 7


4. Peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya, dan yang tidak
presentasi memberi tanggapan atau bertanya setelah presentasi dilaksanakan.
5. Peserta didik mengamati contoh analisis dimensi suatu besaran turunan
6. Peserta didik mengerjakan latihan mengidentifikasi besaran berdasarkan analisis
dimensi

Sub Topik ke-2 Resolusi, Ketidakpastian, dan Kesalahan pada Pengukuran


1. Peserta didik mengamati hasil pembelajaran pada pertemuan sebelumnya yang
ditampilkan oleh guru, diajak bernalar kritis mendiskusikan:
a. Adakah alat ukur yang besarannya sama?
b. Mengapa ada beberapa alat ukur berbeda untuk besaran yang sama?
2. Peserta didik mendiskusikan aktivitas pengukuran lainnya dalam kehidupan sehari-
hari, misal: mistar dan rol meter yang sama-sama merupakan alat ukur panjang,
kemudian tire pressuremeter, tensimeter, pressure gauge merupakan tiga alat ukur
yang mengukur tekanan.
3. Peserta didik mengerjakan tugas secara berkelompok:
a. Melakukan pengukuran menggunakan berbagai jenis alat ukur panjang
1) Mengukur objek yang sama dengan mistar berbeda

2) Mengukur objek berbeda dengan mistar yang sama

b. Mendiskusikan perbedaan resolusi, ketidakpastian, dan galat dari penggunaan alat


ukur (kesalahan umum, sistematis, dan acak)
c. Membaca referensi cara menggunakan alat ukur panjang lainnya

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 8


1) Jangka Sorong

Sumber gambar: belajarsesuatu.id

- bagian-bagian dari jangka sorong


- satuan jangka sorong
- nilai skala terkecil jangka sorong
- langkah-langkah mengukur menggunakan jangka sorong
2) Mikrometer Sekrup

Sumber gambar: detik.com

- bagian-bagian dari mikrometer sekrup


- satuan mikrometer sekrup
- nilai skala terkecil mikrometer sekrup
- langkah-langkah mengukur menggunakan mikrometer sekrup
4. Peserta didik menyimak demonstrasi pengukuran yang ditunjukkan oleh guru
5. Peserta didik melakukan pengukuran pada beberapa contoh objek lalu menuliskannya
pada tabel seperti berikut.
No. Benda Besaran Alat Resolusi Hasil ukur beserta Galat
yang yang ukur (Nilai skala satuan dan
diukur diukur terkecil) ketidakpastiannya

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 9


6. Peserta didik mendiskusikan alternatif alat ukur panjang seperti laser distance meter
(meteran laser).

Gambar meteran laser


Sumber: alatproyek.com
7. Peserta didik mengkomunikasikan dan mendiskusikan hasil pengamatannya.
8. Peserta didik menyimak penguatan resolusi, ketidakpastian, dan jenis galat dari
penggunaan alat ukur dari guru.
10. Peserta didik bekerja sama untuk menggunakan alat ukur yang tersedia, melakukan
kegiatan pengukuran besaran:
a. Massa
b. Waktu
c. Temperatur
d. Sudut
e. Arus listrik
11. Peserta didik mendiskusikan galat yang mungkin muncul dalam pengukuran massa,
waktu, temperatur, sudut, dan arus listrik
12. Peserta didik berpikir kreatif untuk mendiskusikan alternatif alat ukur dalam
pengukuran besaran massa, waktu, temperatur, sudut, dan arus listrik.
No. Besaran Alat Benda Hasil ukur beserta Galat Alternatif
yang diukur ukur yang satuan dan alat ukur
diukur ketidakpastiannya

13. Peserta didik mengkomunikasikan langkah-langkah penggunaan alat ukur beserta hasil
diskusinya.
14. Peserta didik diajak bernalar kritis bagaimana penggunaan alat ukur lain seperti
timbangan duduk, thermogun dan pengukuran pada smartphone termasuk pengukuran
besaran lainnya seperti intensitas bunyi.

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 10


15. Peserta didik menyimak penguatan materi dari guru tentang cara melakukan
pengukuran massa, waktu, temperatur, sudut, dan arus listrik.

Sub Topik ke-3 Angka Penting dan Notasi Ilmiah


1. Peserta didik mengamati berbagai contoh data ukuran, seperti jarak Bumi ke Matahari,
usia yang harus dicantumkan dalam suatu formulir.

2. Peserta didik diajak bernalar kritis mendiskusikan seberapa banyak angka yang perlu
diperhitungkan dalam penggunaan data, perlukah kita menuliskan umur misalnya 16
tahun 2 bulan 3 minggu 4 hari 5 jam 34 detik?
3. Peserta didik menyimak penguatan konsep angka penting.
4. Peserta didik diajak bernalar kritis mendiskusikan bagaimana penulisan angka
penting untuk besaran yang diperoleh dari hasil operasi.
5. Peserta didik menyimak penguatan operasi angka penting, aturan pembulatan, dan
notasi ilmiah.
6. Peserta didik bekerja sama mengerjakan latihan penerapan konsep angka penting,
pembulatan, dan notasi ilmiah.
7. Peserta didik mengkomunikasikan hasil pengerjaannya dan mendiskusikan
kemungkinan jawaban lain.
8. Peserta didik menjelaskan ringkasan bahasan yang telah dipelajari sebelumnya, tentang
angka penting, pembulatan, dan notasi ilmiah.
9. Peserta didik mengamati contoh-contoh hasil ukur beserta satuannya serta diajak
bernalar kritis tentang fungsi awalan satuan yang digunakannya. Misalnya, kilo pada
5 kg, nano pada 420 nm.
10. Peserta didik mendiskusikan penggunaan awalan satuan
Skala Kecil Skala Besar
Pangkat Pangkat
Awalan Simbol sepuluh Awalan Simbol sepuluh
desi d 10-1 deka da 101
centi c 10-2 hekto h 102

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 11


Skala Kecil Skala Besar
Pangkat Pangkat
Awalan Simbol sepuluh Awalan Simbol sepuluh
milli m 10-3 kilo k 103
micro  10-6 mega M 106
nano n 10-9 giga G 109
pico p 10-12 tera T 1012
femto f 10-15 peta P 1015
atto a 10-18 exa E 1018
zepto z 10-21 zetta Z 1021
yocto y 10-24 yotta Y 1024

11. Peserta didik bekerja sama mencari contoh-contoh lain penggunaan awalan satuan lalu
mengerjakan latihan konversi satuan besaran berdimensi sama, seperti:
a. panjang, dari nm ke km
b. panjang, dari kaki ke mil
c. massa, dari gram ke pound
d. massa, dari ons ke gram
e. kecepatan, dari m/s ke km/jam
f. luas, dari cm2 ke m2
g. volum, dari mL ke m3
h. massa jenis, dari g/cm3 ke kg/m3
i. tahun cahaya ke m,
j. dan lainnya
12. Peserta didik mendiskusikan hasil kelompok

Sub Topik ke-4 Pengukuran Berulang


1. Peserta didik diajak mereviu pembelajaran tentang pengukuran selama ini, guru
menggiring hingga peserta didik mengingat makna istilah ketidakpastian dan galat pada
pengukuran.
2. Peserta didik diajak bernalar kritis mendiskusikan:
a. Apakah pengukuran yang dilakukan pasti benar?
b. Apa yang perlu dilakukan agar dapat memastikan pengukuran yang dilakukan
memiliki galat yang tidak terlalu besar?

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 12


c. Apa yang dapat terjadi bila pengukuran dilakukan berulang?
d. Bagaimana bila yang hendak diukur tidak ada alat ukurnya?
3. Peserta didik menyimak demonstrasi guru dalam menentukan hasil ukur rata-rata dan
ketidakpastian dari suatu pengukuran berulang dan pengukuran tak langsung.
4. Peserta didik secara berkelompok bekerja sama:
a. Meringkas bacaan tentang cara penentuan hasil ukur rata-rata dan
ketidakpastian pengukuran berulang,
b. Meringkas bacaan tentang cara penentuan hasil ukur dan ketidakpastian dari
pengukuran tak langsung,
c. Mengamati beberapa data, kemudian menganalisis dan membandingkan akurasi
dan presisi data-data tersebut
d. Menentukan hasil ukur rata-rata beserta nilai ketidakpastian berulangnya
5. Peserta didik mengkomunikasikan hasil pengerjaannya dan mendiskusikan
kemungkinan jawaban lain.
6. Peserta didik menyimak penguatan dari guru tentang makna akurasi dan presisi serta
hasil ukur berikut ketidakpastian dari pengukuran berulang dan pengukuran tak
langsung.

Penugasan Mandiri
1. Peserta didik membaca artikel berita tentang konsep massa jenis. Misalnya:

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/03/140000823/kenapa-kapal-laut-dapat-
terapung-di-permukaan-air-?page=all
2. Peserta didik mengidentifikasi besaran apa saja yang dibahas dalam artikel berita yang
dibaca.

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 13


3. Peserta didik secara berkelompok bekerja sama merancang percobaan pengukuran
massa jenis benda dengan bentuk yang tak beraturan.
Contoh Format Rancangan Percobaan

Tujuan …
Teori Dasar tentang Massa Jenis …

Alat dan Bahan …

Prosedur …

Pelaporan Deskripsi disertai foto atau infografis, atau bentuk


lain
Nama Siswa (Nama Siswa) : (Tanda tangan)
Disetujui oleh Guru (Nama Guru) : (Tanda tangan); Tgl/bln/thn

4. Peserta didik mengkomunikasikan hasil percobaannya kemudian mendiskusikan hal-


hal yang perlu diperhatikan

ASESMEN PEMBELAJARAN
1. Asesmen Proses: penilaian sikap, unjuk kerja, portofolio

a. Rubrik Pengamatan Sikap sesuai Profil Pelajar Pancasila


No. Dimensi Profil Indikator
Sikap
1 Akhlak Mulia Adil dan jujur menyampaikan data atau informasi
Disiplin waktu
Menghargai orang lain
Peduli pada lingkungan dan alam sekitar
2 Bernalar Kritis Mengajukan pertanyaan
Mengidentifikasi atau mengklarifikasi informasi atau
gagasan
Mengolah informasi dan gagasan
Merefleksi pemikirannya sendiri
3 Kreatif Memperkaya gagasan yang ada
Menghasilkan karya atau tindakan yang mengandung
kebaruan
Luwes dalam berpikir
Mencari alternatif solusi
4 Bergotong Bekerja sama
royong Berkomunikasi positif
Tanggap terhadap keadaan
Mau berbagi hal-hal positif
Catatan: Pengamatan sikap ini terintegrasi dalam setiap pembelajaran agar dapat terus
dilatihkan dan dikembangkan

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 14


b. Rubrik Penilaian Unjuk Kerja
Skor
Aspek
1 poin 2 poin 3 poin
Presentasi Mampu Mampu Mampu
mempresentasikan mempresentasikan mempresentasikan
hasil praktik dengan hasil praktik dengan hasil praktik dengan
benar secara benar secara benar secara
substantif, bahasa substantif, bahasa substantif, bahasa
sulit dimengerti, mudah dimengerti, mudah dimengerti,
dan disampaikan dan disampaikan dan disampaikan
tidak percaya diri. kurang percaya diri. secara percaya diri.
Aktivitas Hadir, namun Hadir dan terlibat Hadir dan terlibat
kurang terlibat aktif cukup aktif dalam aktif dalam kegiatan
dalam kegiatan kegiatan
Penggunaan alat Melakukan Melakukan dengan Menyiapkan,
dan bahan setidaknya satu hal baik setidaknya dua menggunakan, dan
dari: Menyiapkan, hal: Menyiapkan membereskan alat
atau menggunakan, atau menggunakan dan bahan dengan
atau membereskan atau membereskan baik
alat dan bahan alat dan bahan

c. Rubrik Penilaian Portofolio


Skor
Aspek
1 poin 2 poin 3 poin
Melakukan
Melakukan
setidaknya satu hal
setidaknya dua hal Pengerjaan lengkap,
dari:
Kualitas dari: Pengerjaan pengisian benar,
Pengerjaan lengkap,
pengerjaan lengkap, pengisian dikumpulkan tepat
pengisian benar,
benar, dikumpulkan waktu
dikumpulkan tepat
tepat waktu
waktu
Tulisan refleksi Refleksi mencakup Refleksi mencakup Refleksi mencakup
satu dari: dua dari: minimal tiga dari:
konsep yang konsep yang konsep yang
dipelajari, dipelajari, dipelajari,
kemampuan yang kemampuan yang kemampuan yang
dikuasai, proses dikuasai, proses dikuasai, proses
yang dilalui, dan yang dilalui, dan yang dilalui, dan
pandangan pribadi pandangan pribadi pandangan pribadi

2. Asesmen Akhir berdasar Laporan Tugas Mandiri


Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Tercapai Keterangan
()
1. Menjelaskan makna besaran (pokok dan
turunan), satuan, dan dimensi.
2. Mengidentifikasi alat ukur yang sesuai dengan

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 15


Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Tercapai Keterangan
()
besaran dan objek yang diukur.
3. Mempraktikkan pengukuran dengan benar,
aman, dan menentukan hasil dengan tepat pada
pengukuran panjang, waktu, temperatur,
massa, sudut, dan arus listrik beserta nilai
ketidakpastian pengukuran tunggalnya.
4. Mengomunikasikan hasil percobaan
pengukuran (panjang, waktu, temperatur,
massa, sudut, dan arus listrik) atau hasil studi
kasus tentang ketidaktepatan pengukuran dan
akibatnya
5. Menunjukkan sikap semangat integritas,
penghargaan terhadap waktu dan alam sekitar,
serta partisipasi dalam kegiatan bernalar kritis,
kreatif, dan gotong royong dari proses serta
hasil belajar tentang pengukuran

3. Asesmen Sumatif
Untuk asesmen sumatif, dikembangkan indikator yang sesuai dengan ketercapaian tujuan
pembelajaran.
1) Membedakan besaran, nilai, dan satuan
2) Mengklasifikasikan macam-macam alat ukur berdasarkan besarannya
3) Mengidentifikasi besaran-besaran turunan sejenis berdasarkan analisis dimensi
4) Menentukan hasil pengukuran beserta nilai ketidakpastian pengukuran tunggalnya
5) Menuliskan hasil pengolahan data dengan aturan angka penting dan notasi ilmiah
6) Mengkonversi satuan besaran berdimensi sama
7) Menuliskan hasil pengolahan data beserta nilai ketidakpastian pengukuran berulang

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 16


LAMPIRAN
MATERI
1. Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang hendak diukur (besaran)
dengan suatu patokan yang bernilai tetap (satuan). Dari informasi peristiwa sebuah pensil
yang dibandingkan dengan skala pada penggaris hingga diketahui panjangnya 12 cm, dapat
diketahui:
𝑝𝑒𝑛𝑠𝑖𝑙 = 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 = 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 = 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛12
= 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑐𝑚 = 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
a. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan memiliki nilai atau dapat dinyatakan
dengan angka.
b. Besaran Pokok
No. Besaran Pokok Satuan Singkatan Dimensi Contoh alat ukur
satuan
1 Panjang meter m [L] Penggaris, jangka sorong
2 Massa kilogram kg [M] Neraca tiga lengan,
timbangan
3 Waktu sekon s [T] Stopwatch, jam tangan
4 Suhu kelvin K [] Termometer raksa,
thermogun
5 Kuat arus listrik ampere A [I] Amperemeter
6 Intensitas cahaya candela Cd [J] Lux meter
7 Jumlah zat mole mol [N] Menggunakan pengukuran
tak langsung melalui
perbandingan massa zat
dan massa molar zat
8 Sudut datar radian rad Tanpa Busur derajat (protaktor)
(bidang) dimensi
9 Sudut ruang steradian sterad Menggunakan pengukuran
tak langsung melalui
perbandingan luas
permukaan bola dan
kuadrat jari-jari
c. Satuan adalah sesuatu yang bernilai tetap yang dijadikan pembanding/patokan/acuan
dalam pengukuran
d. Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
e. Dimensi adalah simbol yang digunakan untuk menguji kesetaraan besaran fisis,
kebenaran suatu persamaan, dan penurunan persamaan.
f. Contoh penentuan dimensi untuk besaran turunan
- dimensi kecepatan
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛
𝑣= =(m/s) ➔ L/T = LT-1
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

- dimensi percepatan
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑎= = (m/s)/s = m/s2 ➔L/T2 = LT-2
𝑠𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

- dimensi gaya
𝐹 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 . 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = kg . (m/s2) ➔ M . (L/T2) = MLT-2

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 17


- dimensi momentum
𝑝 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 . 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = kg . (m/s) ➔ M . (L/T) = MLT-1
- dimensi usaha
𝑊 = 𝑔𝑎𝑦𝑎 . 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 = kg . (m/s2).m = kg . m2/s2 ➔ ML2T-2
- dimensi daya
𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎
𝑃= = kg . (m2/s2)/s = kg . m2/s3 ➔ (ML2T--2)/T = ML2T-3
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

2. Langkah Pengukuran kegiatan ilmiah


a. Menentukan objek atau benda yang akan diukur
b. Menentukan besaran yang akan diukur
c. Menentukan alat ukur sesuai dengan objek, besaran, dan resolusinya. Resolusi adalah nilai
skala terkecil yang dapat ditunjukkan alat ukur. Keterbatasan alat ukur ini memungkinkan
terjadinya ketidak-akuratan hasil ukur, yang kita istilahkan dengan ketidakpastian.
d. Merencanakan teknik pengukuran, termasuk memperhatikan aspek-aspek yang dapat
mengganggu pengukuran, seperti keamanan, pengaruh medan magnet luar, temperatur
lingkungan, gesekan, pemanasan alat ukur, dan lain sebagainya.
e. Melakukan pengukuran, dengan mengupayakan menghindari kesalahan (galat = error) yang
mungkin terjadi dalam pengukuran, yaitu:
- kesalahan umum, seperti kesalahan pembacaan skala, penggunaan alat yang kurang tepat;
- kesalahan sistematis, seperti kesalahan skala (kalibrasi), kesalahan titik nol, kesalahan
komponen, gesekan, dan kesalahan paralaks;
- kesalahan acak, yang mungkin terjadi akibat kondisi lingkungan yang tak menentu dan
mengganggu pengukuran.

Contoh kesalahan paralaks pada pengukuran volum zat cair.


Sumber: glossary.periodni.com

Upaya untuk mengantisipasinya di antaranya adalah:


- memilih alat ukur yang tepat pada kondisi yang sesuai;
- melakukan kalibrasi alat ukur;
- menambahkan faktor koreksi
- melakukan pengukuran berulang, sehingga dapat teramati apakah pengukuran yang
dilakukan akurat dan presisi atau tidak;

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 18


Gambar ilustrasi perbedaan akurasi dan presisi
Sumber: profesorku.com
f. Menuliskan hasil pengukuran
g. Mengolah data hasil pengukuran
h. Melaporkan hasil sesuai kaidah angka penting, notasi ilmiah, dan ketidakpastiannya.

3. Angka Penting
Angka penting adalah semua angka hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan satu
angka taksiran yang disesuaikan dengan ketelitian alat ukur.
3.1. Aturan angka penting:
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting. Contoh: 245 memiliki 3 angka penting
b. Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol merupakan angka penting. Contoh:
202 memiliki 3 angka penting
c. Semua angka nol di belakang angka bukan nol bukan angka penting kecuali diberi
tanda. Angka nol yang bukan angka penting tapi tetap ditulis berperan sebagai penjaga
nilai bilangan. Contoh: 5000 memiliki 1 angka penting, yaitu angka 5; angka nol di
belakangnya tetap ditulis sebagai keterangan nilai ribuan.
d. Angka nol di depan angka bukan nol bukan angka penting. Contoh: 0,03 memiliki 1
angka penting.
e. Angka di belakang tanda khusus (garis bawah) bukanlah angka penting, sehingga harus
dibulatkan.

3.2. Aturan pembulatan


a. angka di atas 5 dibulatkan ke atas (angka di depannya ditambah 1)
b. angka di bawah 5 dibulatkan ke bawah (angka yang dibulatkan menjadi hilang atau
berubah menjadi nol)
c. angka 5 dibulatkan ke atas jika angka di depannya bilangan ganjil dan dibulatkan ke
baah jika angka di depannya bilangan genap

3.3. Operasi Angka Penting


a. Penjumlahan atau pengurangan
Angka penting hasil operasi hanya memiliki satu angka taksir, yaitu yang lebih depan
Contoh:
5,31 s (3 angka penting)
4,2 s + (2 angka penting)
9,5 s (2 angka penting)
b. Perkalian atau pembagian
- Angka penting hasil operasi sama dengan angka penting yang paling sedikit dari
yang dioperasikan
Contoh:
5,31 m (3 angka penting)
4,2 m × (2 angka penting)

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 19


22,302 m2 ≈ 22 m2(2 angka penting)

- Angka penting hasil operasi dengan bilangan eksak sama dengan angka penting yang
dioperasikan
Contoh: Sebuah buku tebalnya 2,51 cm, berapakah tebalnya tiga buku?
2,51 cm (3 angka penting)
3 × (angka eksak)
7,53 cm (3 angka penting)

c. Akar dan pangkat


Angka penting hasil operasi sama dengan angka penting yang dioperasikan.
Contoh:
√55 (2 angka penting) = 7,41619 ≈ 7,4 (2 angka penting)

4. Notasi Ilmiah
Notasi Ilmiah adalah cara penulisan untuk mengatasi kesulitan penulisan bilangan yang
sangat besar atau sangat kecil dan pengoperasiannya.
4.1 Penulisan Notasi Ilmiah
a x 10 m dengan 1 ≤ a < 10,
a. Pindahkan koma sehingga a adalah bilangan dengan hanya 1 angka di depan koma.
b. Nilai m sama dengan banyaknya angka yang dilewati saat memindahkan koma
c. Jika koma pindah ke kiri m adalah positif, jika pindah ke kanan maka m negatif
d. 10 m dapat diganti awalan yang sesuai
Skala Kecil Skala Besar
Pangkat Pangkat
Awalan Simbol sepuluh Awalan Simbol sepuluh
-1
desi d 10 deka da 101
-2
centi c 10 hekto h 102
milli m 10-3 kilo k 103
micro  10 -6
mega M 106
-9
nano n 10 giga G 109
pico p 10-12 tera T 1012
-15
femto f 10 peta P 1015
atto a 10-18 exa E 1018
-21
zepto z 10 zetta Z 1021
yocto y 10-24 yotta Y 1024

Contoh:
3,1
0,00031 m = 10000 𝑚 = 3,1 × 10−4 𝑚 = 3,1 × 10−1 × 10−3 𝑚 = 3,1 × 10−1 𝑚𝑚

4.2. Operasi Notasi Ilmiah


a. Penjumlahan dan pengurangan hanya boleh dilakukan bila nilai pangkat sama
a x 10 m + b x 10 m = (a + b) x 10 m
b. Perkalian
a x 10 m x b x 10 n = a x b x 10 m + n
c. Pembagian
𝑎×10𝑚 𝑎
= 𝑏 × 10𝑚−𝑛
𝑏×10𝑛

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 20


𝑚
d. Akar √𝑎 × 10𝑚 = √𝑎 × 10 2
e. Pangkat (𝑎 × 10𝑚 )𝑛 = 𝑎𝑛 × 10𝑚×𝑛

5. Pelaporan Hasil Ukur untuk Kegiatan Ilmiah


Secara umum melaporkan hasil pengukuran dinyatakan sebagai berikut.

Ketentuan :
a. Δx untuk pengukuran tunggal (pengukuran yang dilakukan sekali saja) adalah:
Δx = ½ nilai skala terkecil.
Contoh sebuah benda diukur dengan menggunakan mistar (skala terkecilnya 0,1 cm) adalah
2,45 cm. Maka pelaporan untuk pengukuran ini adalah:
X = 2,45 ± (½×0,1) cm
X = 2,45 ± (0,05) cm
Catatan: untuk alat ukur digital, Δx = nilai skala terkecil
b. Pada saat pengukuran tidak langsung yang melibatkan kegiatan operasi hitung hasil – hasil
pengukuran yang memuat ketidakpastian, berlaku:
Z = X + Y, maka ΔZ = ΔX + ΔY
Z = X - Y, maka ΔZ = ΔX + ΔY
𝛥𝑧 𝛥𝑥 𝛥𝑦
Z = XnYm, maka = |𝑛 | | 𝑥 | + | 𝑚 | | 𝑦 |
𝑧

Contoh:
X = 200,00 0,02
Y = 50,00 0,01
Hitunglah
1) X + Y,
2) X – Y, dan

3)
Pembahasan
1) Z = X + Y
= 200,00 + 50,00
= 250,00
ΔZ = ΔX + ΔY
ΔZ = 0,02 + 0,01
ΔZ = 0,03

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 21


Maka Z = 250,00 0,03
2) Z = X - Y
= 200,00 - 50,00
= 150,00
ΔZ = ΔX + ΔY
ΔZ = 0,02 + 0,01
ΔZ = 0,03
Maka Z = 150,00 0,03

3) Z = = X3 Y-2 maka n = 3 dan m = -2

200,003
Z= = = 255,56
150,002

𝛥𝑧 𝛥𝑥 𝛥𝑦
= |𝑛| | | + |𝑚| | |
𝑧 𝑥 𝑦
𝛥𝑧 0,02 50
= |3| | | + |2| | |
255,56 200 0,01
𝛥𝑧 0,02 0,01
= |3| | | + |2| | |
255,56 200 50
𝛥𝑧
= 0,0007
255,56
Δz = 0,0007 x 255,56
Δz = 0,178892≈ 0,18
Z = 255,56 0,18

c. Untuk pengukuran berulang (pengukuran yang dilakukan lebih dari sekali) penulisan hasil
ukurnya dinyatakan sebagai berikut
X = (̅x ± Δx)[X]
dengan
Σxi x1 + x2 + x3 + ⋯ + xn
x̅ = =
N N
Untuk pengukuran berulang kurang dari 5 kali
Σ(xi − x̅)
Δx =
N
Untuk pengukuran berulang 5 kali atau lebih
Σ(xi − x̅)2
Δx = √
N(N − 1)
x̅ = rata − rata nilai pengukuran
i = nomor data (1, 2, 3, …, n)

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 22


xi = nilai data ke-i
N = banyak data

Contoh:
i xi (cm) xi − x̅ (xi − x̅)2

1 0,0001
2,35 0,01
2 0,0004
2,32 -0,02
3 0
2,34 0
4 0,0004
2,36 0,02
5 0,0004
2,32 -0,02
N=5 Σ𝑥𝑖 = 11,69 Σ(xi − x̅)2 = 0,0013

Nilai rata-rata
Σxi 11,69
x̅ = = = 2,338 ≈ 2,34 (menyesuaikan dengan digit angka terkecil pada data)
N 5

Ketidakpastiannya
Σ(xi − x̅)2
Δx = √
N(N − 1)

0,0013
Δx = √
5(5 − 1)
Δx = 0,008062 ≈ 0,01 (menyesuaikan dengan digit angka terkecil pada rata-rata hasil ukur)

d. Ketidakpastian Relatif
𝛥𝑥
Ketidakpastian Relatif berhubungan dengan ketelitian pengukuran. Jika ketidakpastian
̅
𝑥

relatif semakin kecil, maka makin tinggi ketelitian pengukuran tersebut.


𝛥𝑥
Ketidakpastian relatif = × 100%
𝑥̅

Banyaknya angka penting pada hasil pengukuran ditentukan oleh ketidakpastian relatifnya.
- Sekitar 10% maka berhak 2 angka penting
- Sekitar 1% maka berhak 3 angka penting
- Sekitar 0,1% maka berhak 4 angka penting

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 23


MEDIA TAMBAHAN
Alternatif virtual lab yang digunakan dalam aktivitas eksperimen dan demonstrasi
a) Jangka Sorong
● http://amrita.olabs.edu.in/?sub=1&brch=5&sim=16&cnt=4

● https://edugameapp.com/Caliper_Simulator/
● https://www.stefanelli.eng.br/en/virtual-vernier-caliper-simulator-05-millimeter/
b) Mikrometer Sekrup
● http://amrita.olabs.edu.in/?sub=1&brch=5&sim=156&cnt=4

● https://www.stefanelli.eng.br/en/virtual-micrometer-thousandth-millimeter-
simulator/
c) Neraca tiga lengan
● https://gizmos.explorelearning.com/index.cfm?method=cResource.dspView&Res
ourceID=385
● https://www.thephysicsaviary.com/Physics/Programs/Games/ReadtheTripleBeam/
index.html
d) Termometer
● https://junior.edumedia-sciences.com/en/media/101-thermometer
● https://www.mathsisfun.com/measure/thermometer.html
e) Stopwatch
● https://www.online-stopwatch.com/analog-stopwatch/full-screen/
f) Multimeter (alat ukur listrik)
● https://www.edumedia-sciences.com/en/media/552-multimeter

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 24


DAFTAR PUSTAKA
Giancolli, D. C. (2008). Physics for Scientists & Engineers with Modern Physics, 4th
Edition. US : Pearson Education, Inc.
Halliday, D., Resnick, R., Walker, J. (2004). Fundamentals of Physics 7th Edition. New
York : John Wiley & Sons Inc.
Hewitt, Paul G. (2015). Conceptual Physics. Twelfth Edition. US : Pearson Education,
Inc.
Laboratorium Fisika Dasar ITB. (n.d.). Modul 1 Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian.
Diakses 12 Juli 2022, dari https://lfd.itb.ac.id/?page_id=366
Lang, H. (2009). Head First Physics. CA: O’Reilly Media, Inc.
Ni Ketut Lasmi. (2022). Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Paken Pandiangan. (2014). Modul UT PEFI4101 – Fisika Dasar 1. Diakses 19 Juni 2022
dari: https://pustaka.ut.ac.id/lib/pefi4101-fisika-dasar-1/#tab-id-3
Riska. (2019). E-Modul Fisika – Pengukuran. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA –
Kemendikbud.
Sang, D., Jones, G., Chadha, G., & Woodside, R. (2010). Cambridge International AS and
A Level Coursebook. Second Edition Physics. UK: Cambridge University Press.
Saroji. (2020). Modul Pembelajaran SMA – Besaran dan Pengukuran. Jakarta: Direktorat
SMA – Kemendikbud.
Tipler, P. A. (2001). Fisika Jilid 2. Alih Bahasa: Bambang Soegijono. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Modul Ajar Fisika – Fase E – Kelas X – Pengukuran 25

Anda mungkin juga menyukai