Anda di halaman 1dari 10

STUDI KASUS PROSES PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPA

DI SMP NEGERI 6 BANDA ACEH TAHUN 2019/2020

Ramsyiah
Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan IPA PPs Unsyiah, Banda
Aceh 23111
Email: ramsyiah20@gmail.com

Abstrak
Penelitian studi kasus bertujuan untuk melihat aktivitas guru dan siswa dalam
proses pembelajaran terhadap pembelajaran IPA di SMPN 6 Banda Aceh.
Populasi penelitian ini adalah siswa SMPN 6 Banda Aceh tahun pelajaran
2019/2020. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII-7 dan VIII-8 yang
berjumlah 62 siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis
penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara
dan dokumentasi. Berdasarkan analisis data hasil studi kasus yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA
dapat dikategorikan baik dengan perolehan rata-rata persentase 76,81 % % untuk
aktivitas di Kelas dan Tanggapan siswa bernilai positif sebesar 79,81%. Hal ini
dipengaruhi oleh kurangnya minat dan motivasi sebagian siswa terhadapa mata
pelajaran IPA.
Kata Kunci: studi kasus, aktivitas proses pembelajaran, wawancara.

Abstrack
This case study aims to see the teachers’ and students’activities in learning
process
of science in SMPN 6 Banda Aceh. The population of this study is the students of
SMPN 6 Banda Aceh in the academic year 2019/2020. For this purpose, 62
students of class VIII-7 and VII-8 participated in this study. The method used in
this study is descriptive qualitative. The data were collected by observation,
interview and documentation. The result shows analysis of the studies that have
been conducted, it can be concluded that the activities of students in learning
science can be categorized well with the acquisition of an average percentage of
76.81% for class activities and positive student responses of 79.81%. This is
influenced by the lack of interest and motivation of some students towards natural
science subjects.
Keywords: case study, learning process activity, interview.
PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 (SMPN 6) Banda Aceh merupakan
salah satu sekolah berkareditasi A di kota Banda Aceh. Sekolah ini juga tergolong
rintisan penerapan kurikulum 2013 dari sejak diberlakukannya kurikulum tersebut
hingga sekarang. Salah satu mata pelajaran yang wajib ditempuh siswa pada
satuan pendidikan SMP dan sederajat adalah ilmu pengetahuan alam atau IPA
terpadu yang memuat 3 mata pelajaran yaitu fisika kimia dan biologi (Yanda,
Asrul, & Yurneti, 2013). Sarana dan prasarana yang tersedia di SMPN 6 kota
Banda Aceh, diantaranya Laboratorium IPA, perpustakaan, LCD serta sarana
lainnya yang mempuni dan menunjang kegiatan pembelajaran.
Wawancara dengan salah satu guru IPA, tanggal 31 Oktober 2019
menegaskan bahwa saat proses pembelajaran, siswa diarahkan berdiskusi
kelompok kecil dan melakukan tugas proyek analisis. Observasi pada tanggal 23
dan 24 Oktober 2019 di kelas VIII-7 dan VIII-8 menunjukkan aktivitas siswa
selama pembelajaran IPA terkesan menarik. Guru IPA menggunakan tahapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran, dan menggunakan media pembelajaran
yang menarik pula sehingga siswa mudah memahami.
Beberapa siswa fokus dan aktif berpendapat saat media slide PPT yang
ditampilkan oleh guru ataupun gambar hasil diskusi oleh kelompok siswa lain saat
persentasi. Beberapa siswa juga aktif bertanya apabila belum memahami materi,
namun beberapa diantaranya yang tidak aktif serta melakukan kegiatan lain
seperti diskusi dengan temannya di luar pembelajaran. Siswa mempersentasikan
materi pesawat sederhana jenis tuas dengan media picture and picture yang dibuat
oleh kelompoknya, sesuai dengan pendekatan saintifik bermuara pada tingkat
menciptakan (Atsnan & Gazali, 2013). Siswa mampu mempersentasikan hasil
tugas proyeknya di depan kelas. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada lembar
sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pada materi pesawat sederhana jenis tuas ini sebanyak 20% dari
keseluruhan rata-rata siswa kedua kelas yang menjawab saat guru bertanya, begitu
juga saat siswa lain saat sedang menjelaskan hasil diskusi kelompoknya, beberapa
lainnya aktif merespon namun lain diantaranya sibuk dengan kegiatan sendiri.
Kondisi ini dinyatakan oleh Guru IPA yang bersangkutan karena diakibatkan
kurangnya motivasi belajar siswa dan mungkin juga siswa jenuh dengan
banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari, sementara siswa tidak semua
siswa meminati IPA dan menyukai mata pelajaran lain sehingga berdampak pada
kurangnya motivasi mengikuti proses pembelajaran IPA.
Lemahnya motivasi belajar atau tiadanya motivasi berdampak pada
lemahnya kegiatan pembelajaran (Dimyati & Mudjiono, 2006). Selanjutnya akan
terlihat pada mutu prestasi yang rendah, seharusnya mutu prestasi belajar pada
siswa perlu diperkuat berkelanjutan agar siswa, memiliki motivasi belajar yang
kuat kemudian, tingkat prestasi atau penguasaan belajar yang diraihnya dapat
optimal. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan memungkinkan
memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, dapat disimpulkan bahwa semakin
termotivasinya seorang siswa untuk belajar, semakin tinggi usaha dan berupaya
ahar memahami pembelajaran maka akan semakin tinggi prestasi belajar yang
diperolehnya.
Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA pernah
dikaji lebih lanjut, didapatkan bahwa hasil data menunjukkan interprestasi tingkat
reliabilitas tinggi besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA
adalah sebesar 48,1% (Hamdu & Agustina, 2011). Hasil penelitian lain
menunjukan, terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan hasil
belajar IPA diperoleh koefisien korelasi R sebesar 0,768 dan sumbangan variabel
kontribusi sebesar 72,1% (Tegeh, dkk. 2019).
Untuk itu studi kasus pembelajaran IPA berikut ini bertujuan mengetahui
keadaan, karakteristik, aktivitas serta faktor-faktor pendukung dan penghambat
selama proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung di SMP Negeri 6 Banda
Aceh.

METODE PENELITIAN
Metode Studi
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, untuk
mengetahui keadaan, karakteristik, aktivitas serta faktor-faktor pendukung dan
penghambat selama proses kegiatan pembelajaran. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Lokasi Studi
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Banda dengan akreditas A.
Pada tanggal 23 Oktober s.d 31 Oktober 2019.
Prosedur Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa
sumber data yaitu:
Observasi Aktivitas Siswa dan Guru
Observasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk memperoleh
informasi tentang fokus penelitian. Fokus pengamatan dapat berupa peristiwa,
perilaku dan ekspresi orang-orang dalam keadaan dimana mereka berada.
(Arikunto, 2007). Lembar observasi pengamatan ini digunakan untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Kemudian data dianalisis
dengan tujuan untuk tahap selanjutnya yakni penerapan dari pengolahan data yang
disajikan baik secara numerik maupun dalam bentuk kesimpulan tunggal.
Wawancara
Observasi yang dilakukan dengan mewawancarai guru mata pelajaran,
guna mengetahui tanggapan selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Keseharian siswa baik antusiasme, aktivitas, serta motivasi dan lain sebagainya
lebih diketahui oleh guru yang bersangkutan karena sesuai dengan pengalaman
yang di lalui sehari-harinya.
Angket Tanggapan Siswa
Lembar angket merupakan sebuah susunan yang berisi pertanyaan-
pertanyaan bertujuan untuk mengetahui respon sesuai dengan ketentuan
diinginkan (Arikunto, 2010). Tanggapan siswa yang diperoleh merupakan, data
yang ditafsirkan untuk penilaian terhadap proses pembelajaran IPA serta
observasi tentang aktivitas guru, yang nantinya kedua data tersebut masing-
masing akan dianalisis untuk dapat ditarik kesimpulannya. Hasil pengamatan
nantinya akan diinterpretasikan dalam bentuk persentase.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dihasilkan melalui hasil wawancara, observasi dan juga angket
dideskripsikan kedalam bentuk tulisan.
Observasi Aktivitas Guru dan Siswa.
Aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung diamati dengan
menggunakan lembar observasi. Data hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru
dianalisis dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
Σ skor nilai yang diperoleh
Nilai = x 100%
Σ skor maksimal

Tabel 1. Pendeskripsian Nilai Aktifitas Siswa

Nilai Rentang Kriteria


80 – 100 Sangat Aktif
66 – 79 Aktif
56 – 65 Cukup
46 – 55 Kurang
0 – 45 Sangat Kurang
(Sumber: Sudijono, 2010)

Data yang diperoleh (terlampir) selama observasi dari kedua kelas adalah 71,81
%, 79,09 %, 77,27 % dan 79,09 % maka dapat diambil rata-rata mengenai tingkat
aktivitas siswa sebesar 76,81 % .
Wawancara Guru Mata Pelajaran IPA
Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran IPA, yang
bersangkutan menyatakan kurangnya motivasi beberapa siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran karena peminatan dan kejenuhan terhadap banyak mata
pelajaran yang harus dikuasai.
Lembar Angket Tanggapan Siswa
Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA diinput melalui lembar angket, Data
hasil tanggapan siswa tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus persentase
sebagai berikut:
Σ skor nilai yang diperoleh
Nilai = x 100%
Σ skor maksimal
Tabel 2. Bobot Tanggapan Siswa

Nilai Rentang Kriteria


68%-100% Baik Sekali
34%-67% Baik
0-33% Cukup
(Sumber: Rohaenitasari, 2013)

Data yang diperoleh (terlampir) dari kedua kelas 79,46 % dan 79,95 % dengan
rata-rata keduanya 79,71.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kriteria keberhasilan proses pembelajaran berangkat dari minat dalam diri
dan selanjutnya keberhasilan dalam belajar salah satunya ditandai dengan
berubahnya tingkah laku pada masing-masing individu menjadi lebih baik didapat
dari hasil berinteraksi dengan lingkungannya (Fauzannur,2018). Perubahan yang
diharapkan terjadi setelah proses pembelajaran bukan hanya dari segi pengetahuan
saja, namun keterampilan, kecakapan, sikap, minat, penyesuaian diri, watak dan
lain sebagainya juga mengalami peningkatan (Sardiman, 2003).
Kegiatan pembelajaran di sekolah yang terorganisir dan terencana
bertujuan untuk mencapai peningkatan hal- hal yang tersebut di atas, dengan
ketentuan seorang guru dapat mengelolah kelas dengan baik dan para peserta
didik dapat memacu diri agar mengalami perubahan pada tingkat pemahaman dan
hal lain tersebut. Peran seorang guru untuk mengarahkan dan menyampaikan
segala jenis pemahaman dan pengetahuannya kepada peserta didik, agar
dihasilkan generasi penerus yang bertakwa, cerdas dan terampil, sehingga dapat
menyongsong masa depan yang cerah (Wahida, dkk., 2014), untuk melihat
bagaimana suatu kegiatan pembelajaran berlangsung perlu dilakukannya observasi
pra tindakan.
Dari hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 6 Banda Aceh dengan
sampel kelas VIII-7 dan VIII-8 dan durasi 4 kali pertemuan, penulis mendapat
gambaran tentang kondisi proses pembelajaran yang berlangsung. Sarana dan
Prasarana yang tersedia terbilang sudah cukup baik mendukung kegiatan
pembelajaran termasuk dengan mata pelajaran IPA seperti ruang kelas,
laboratorium, media proyektor dan lain sebagainya. Penggunaan media belajar,
serta dibentuknya kelompok kecil disetiap kelas adalah metode pembelajaran yang
dilakukan salah satu guru IPA di sekolah tersebut.
Sesuai dengan observasi pengamatan yang dilakukan, SMPN 6 Banda
Aceh sudah secara menyeluruh mengaplikasikan langkah pembelajaran
Kurikulum 2013 dengan pendekatan secara saintifik yang bermuara pada proses
penciptaan. Seperti saat observasi, media picture and picture pada materi pesawat
sederhana jenis tuas yang yang dibuat sendiri oleh setiap kelompok siswanya
untuk menjelaskan bagian-bagian materinya setelah saling beriskusi. Proses
diskusi juga menjadikan siswa aktif serta dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilan berbicara di depan kelas. Berdasarkan pengamatan penulis saat
melakukan observasi, beberapa siswa tidak mengikuti proses pembelajaran seperti
seharusnya. Persentasi rata-rata yang didapat terhadap penilaian aktivitas siswa
sebesar 76,81% dengan kategori secara keseluruhan siswa kedua kelas aktif.
Terkait hal tersebut, penulis melakukan wawancara dengan guru mata
pelajaran IPA yang mengajar di kelas tersebut, ditegaskan olehnya bahwa
beberapa peserta didik memang kurang memiliki motivasi belajar sehingga
berdampak pada kurang peminatan mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Hal lain seperti terlalu banyaknya materi yang harus dikuasai peserta didik,
menjadi salah satu alasannya sementara siswa mempunyai peminatan mata
pelajaran tertentu selain IPA. Kurangnya motivasi belajar ini juga terlihat pada
tidak ada usaha tambahan dari siswa untuk mempelajari lebih lanjut pembelajaran
yang belum dipahami dan guru tidak mungkin terus menjelaskan materi yang
sama berulang kali sementara kredit waktu pembelajaran tidak tersedia banyak,
guru juga menegaskan tambahan belajar di luar dari waktu sekolah sangat penting,
salah satunya seperti mengikuti bimbingan belajar dan pengawasan orang tua di
rumah juga menjadi penunjang keaktifan dan keikutsertaan siswa pada proses
pembelajaran.
Tanggapan siswa terhadap proses pembalajaran IPA juga menjadi
perhatian penulis, dengan menggunakan lembar angket, diperoleh hasil bahwa
sebesar 79,71% rata-rata dari kedua kelas berasumsi pembelajaran IPA yang
berlangsung tergolong kedalam kategori baik sekali. Di akhir pertemuan materi
pesawat sederhana, peserta didik mengikuti ulangan harian dan lebih dari 85%
lulus KKM (Terlampir) esuai dengan pernyataan bahwa salah satu tingkat
keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari muara seluruh aktivitas
(Aulia, 2014). Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang penulis lakukan bahwa
memang lebih banyak yang mengikuti secara positif proses pembelajaran,
sebagian lainnya yang masih kurang memiliki motivasi untuk belajar IPA dan
asumsi ini dikuatkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan saat wawancara.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi kasus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPA di SMP Negeri 6 Banda Aceh yang dibelajarkan dengan media
Picture and Picture dan metode kelompok kecil dapat dikategorikan baik. Dengan
persentasi keaktifan siswa sebesar 76,81 % dan persentasi tanggapan siswa
terhadap pembelajaran IPA sebesar 79,71 %, dan berdasarkan keterangan guru
sebagian siswa memang masih kurang motivasi belajarnya hal ini dibuktikan
dengan sebagian besar siswa lulus KKM tanpa remedial pada saat ulangan harian
materi pesawat sederhana.

UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kekuatan semangat
dan motivasi dalam menyelesaikan tugas ini. Tanpa mengurangi rasa hormat,
ucapan terima kasih, penulis ucapkan kepada lembaga SMP Negeri 6 Banda Aceh
terkhusus ibu Syarifah Azmar, S.Pd M,Pd yang telah memfasilitasi kegiatan ini,
penulis juga memberikan ucapan terima kasih kepada bapak Dr. Abdul Gani,
M.Si. dan bapak Dr. Supriatno, M.Si. yang telah membimbing selama ini.
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, A. 2014. Strategi, Masalah, Dan Upaya Menyinergikan Dalam


Pembelajaran IPS Terpadu Pada Kelas VIII SMP Negeri 2 Magelang
Tahun Ajaran 2014/2015. Indonesian Journal Of History Education, 3(2):
23-26.
Damopoli, I., Lefaan, P., & Manga M. 2016. Hubungan Motivasi Belajar dengan
Hasil Belajar Biologi Siswa Di SMP 21 Rendani Manokwari. Jurnal
unipa.
Fauzannur. 2018. Studi Kasus Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Kimia Di
SMAN 7 Banda Aceh Tahun 2017/2018. Prosiding Seminar Nasional
Mipa IV.
Munawwarah, I. 2017. Studi Kasus Analisis Proses Pembelajaran Mata Pelajaran
IPA Di SMA Negeri 4 Banda Aceh Tahun 2016/2017. Prosiding Seminar
Nasional Mipa III.
Rahayu, P, Mulyani, S, dan Miswadi, S, S. (2012). Pengembangan Pembelajaran
Ipa Terpadu Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Base
Melalui Lesson Study. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1 (1), 63-70
Rahmiyati, R. (2008). The Effectiveness of Laboratory Use In Madrasah Aliyah
In Yogyakarta. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan. 1, 88-100.
Rohaenitasari, W. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMA Melalui
Praktikum Dalam Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Pada Materi
Stoikiometri. Jurnal Pendidikan Indonesia, 4(3): 34
Saminan. (2015), Internalisasi Budaya Sekolah Islami Di Aceh, Jurnal Ilmiah
Peradeun, 3(2), 147-164.
Sardiman, A.M. 2003. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sari, M, F, (2016), Pengaruh Sarana Prasarana dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (Kkpi)
Jurusan Teknik Audio Video, Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro,
1(2), 115-125.
Sudijono, A. 2010. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Suraiya, C, (2015), Pelaksanaan Pendidikan Islami Di Kota Banda Aceh: Studi
terhadap implementasi Qanun No. 5 Tahun 2008, Jurnal Ilmiah
DIDAKTIKA, 16(1), 1-22.
Suranto. (2015), Pengaruh Motivasi, Suasana Lingkungan Dan Sarana Prasarana
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus Pada Sma Khusus
Putri Sma Islam Diponegoro Surakarta), Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial,
25(2): 11-19.
Susilo dan Amirullah, G, (2018), Pengelolaan DAN Pemanfaatan Laboratorium
Sekolah bagi Guru Muhammadiyah di Jakarta Timur, Jurnal SOLMA,
7(1), 127-137.
Suyatno, (2013), Sekolah Islam Terpadu; Filsafat, Ideologi, dan Tren Baru
Pendidikan Islam di Indonesia, Jurnal Pendidikan Islam, 2,(2), 355-377.
Tyasning, D.M., Haryono dan Nurhayati, N.D. (2012). Penerapan Model
Pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) Dilengkapi LKS Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Materi Minyak Bumi Pada
Siswa Kelas X-4 SMA Batik 1 Surakarta . Jurnal Pendidikan Kimia.1(1) :
26-33.
Wahida, L, M, P., Alibasyah, & Minarni R, Z. 2014. Penerapan Metode Diskusi
Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Mata
Pelajaran IPA Kelas IV SDN 4 Kombo Kecamatan Dampal Selatan
Kabupaten Tolitoli. Jurnal Kreatif Tadulako Online. 5(10): 134-144.

Anda mungkin juga menyukai