Alhamdulillah, Puji dan Syukur kehadirat Allh SWT, atas selesainya Modul Ajar
Pengukuran Dalam Kegiatan Ilmiah ini, Modul Ajar ini disusun sebagai modul utama peserta
didik dalam proses pembelajaran secara Luring/ tatap muka di sekolah ataupun xecara Daring.
Modul Ajar ini dibuat dengan menggunakan Bahasa yang mudah dicerna oleh siswa tetapi tidak
menghilangkan substansi dan keilmiahan dari sebuah Modul Ajar.
Melalui modul ajar ini diharapkan, memberikan kontribusi dalam membentuk peserta
didik yang mempunyai kompetensi abad 21 dalam era industry 4.0. Lebih lanjut dengan
memanfaatkan modul ini, akan membiasakan peserta didik bernalar kritis dalam menghadapi
permasalahan, bekerja mandiri, mampu berkolaborasi serta kreatif dalam menemukan solusi
permasalahan kehidupan.
Terima Kasih Tidak Terhingga Kepada pihak-pihak yang tidak dapat di sebutkan satu-
satu, yang paling utama adalah,
1. Kepala SMAN 1 Balongpanggang yang memberikan kesempatan dan mendukung guru-
guru untuk mengembangkan dan menggunakan bahan ajar yang ada.
2. Pengawas Pembina SMAN 1 Balongpanggang sebagai pembimbing utama yang selalu
memberikan pengetahuan dan pengalaman nya dalam penyusunan bahan ajar.
3. Fasilitator/ Pelatih ahli yang dengan sabar membimbing dalam menyelesaikan modul ajar
ini
4. Guru-Guru SMAN 1 Balongpanggang Yang selalu kompak dalam proses pembuatan
modul ajar ini.
Akhirnya, tegur sapa, saran, dan kritik dari kalangan akademisi dan pengguna bahan ajar
ini sangat penulis harapkan demi kemajuan di bidang Pendidikan
Gresik,
Penulis
Tujuan dan Karakteristik Mata Pelajaran
1. Membentuk sikap religius melalui fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam
serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa;
2. Memupuk integritas dan sikap, jujur, adil, bertanggung jawab, menghormati martabat
individu, kelompok, dan komunitas, serta berkebhinekaan global;
3. Memperdalam pemahaman tentang prinsip-prinsip fisis alam semesta yang konsisten
sehingga memiliki kemampuan berfikir kritis dilengkapi dengan keterampilan penalaran
kuantitatif;
4. Memiliki sikap ilmiah, mengembangkan rasa ingin tahu, pengalaman untuk dapat
merumuskan masalah secara kreatif, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan,
merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan
data, serta mengomunikasikan hasil percobaan baik lisan maupun tulisan secara mandiri;
dan
5. Memahami kekuatan dan keterbatasan diri untuk mendukung pembelajaran dan
pengembangan diri, memiliki keinginan dalam mengembangkan pengalaman belajar, dan
menjadi pemelajar sepanjang hayat.
Cara Menggunakan Modul Ajar
1. Modul ajar ini dirancang untuk membantu guru pengajar kelas 10 SMA (Fase E) yang berada di
2. Di dalam modul ajar ini ada beberapa aktivitas yang saling berkaitan, dengan beberapa formatif
asesmen sebagai diagnostik asesmendan asesmen sumatif sebagai ujung dari proses pembelajaran.
Disarankan agar modul ajar ini dilakukan pada semester 1, sesuai dari urutan di alur tujuan
pembelajaran.
3. Waktu yang direkomendasikanuntuk pelaksanaan modul ajar ini adalah 5 kali tatap muka dengan
durasi 10 JP. Sebaiknya ada jeda waktu antar aktivitas agar di satu sisi para guru mempunyai waktu
yang cukup untuk melakukan persiapan materi untuk memantik diskusi dan refleksi peserta didik.
Selain itu peserta didik juga mempunyai waktu untuk berpikir, melakukan aktivitas refleksi, dan
Tahun : 2021-2022
Fase : E
Kelas : X ( Sepuluh )
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu :
Pertemuan ke-1:
1. Menyebutkan macam-macam alat ukur
2. Mengelompokkan alat ukur berdasarkan besaran-besaran fisis terkait.
3. Membedakan alat ukur yang memiliki besaran yang sama.
4. Menentukan dimensi dari suatu besaran turunan.
Pertemuan ke-2 :
5. Menjelaskan cara mengukur menggunakan alat ukur panjang
6. Melakukan pengukuran dengan alat ukur panjang
Pertemuan ke-3 :
2. PEMAHAMAN BERMAKNA
Memahami langkah-langkah metode ilmiah dan alat ukur sehingga mampu
menggunakannya untuk melakukan pengukuran secara benar dalam kehidupan sehari-hari
dengan menerapkan tingkat ketelitian alat ukur
3. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Mengapa perlu belajar tentang alat ukur dan cara menggunkannya dengan benar ?
2. Mengapa Setiap alat ukur mempunyai skala dan tingkat ketelitian yang berbeda-beda ?
3. Bagaimana cara menuliskan ukuran virus atau ukuran massa bumi agar mudah dibaca ?
4. Mengapa dalam mengukur suatu benda tidak boleh hanya satu kali tetapi harus
dilakukan berulang ?
4. PERSIAPAN PEMBELAJARAN
A. Persiapan oleh Guru
a. Menyiapkan modul ajar
b. Menyiapkan sumber belajar yang relevan
c. Menyiapkan Instrumen Asesmen dan Penilaian
B. Persiapan oleh Siswa
a. Memahami apa yang dimaksud pembelajaran berbasis projek
b. Menyiapkan Buku dan sumber belajar penunjang pembelajaran
5. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
(Subbab: 1.1. Macam-macam Alat Ukur dan 1.2. Besaran, Satuan, dan Dimensi)
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan ( 2 JP )
Tahapan/
Moda Aktivitas Pembelajaran Sumber Belajar Kata Kunci
Langkah
lisan. internet
tentang
4. Guru mengajak peserta didik untuk
Tahapan/
Moda Aktivitas Pembelajaran Sumber Belajar Kata Kunci
Langkah
Daring/ Aplikasi
1. Guru menuntun peserta didik untuk
asinkronus Konsep mengerjakan Aktivitas 1.2
dan bersama-sama dalam kelompok
PTM/sinkro diskusi kecil beranggotakan dua
nus
sampai tiga orang.
Tahapan/
Moda Aktivitas Pembelajaran Sumber Belajar Kata Kunci
Langkah
a. Komponen-komponen dari
jangka sorong dan mikrometer
sekrup.
Tahapan/
Moda Aktivitas Pembelajaran Sumber Belajar Kata Kunci
Langkah
PTM dan Apersepsi 1. Guru mengarahkan peserta didik Sumber Belajar • Aturan
Daring/asin untuk melihat kembali tabel Utama : Angka
kronus jawaban Aktivitas 1.4. Minta Buku Siswa Penting
Tahapan/
Moda Aktivitas Pembelajaran Sumber Belajar Kata Kunci
Langkah
• Mendapatkan nilai
ketidakpastian untuk
pengukuran berulang.
Peserta didik dapat mengerjakan Ayo Refleksi (peserta didik menuliskan pengalaman belajarnya) dan
Ayo Cek Pemahaman dan praktikum pengukuran kimia dan biologi yang ada pada Pengayaan.
Ayo Refleksi
Gali pengalaman-pengalaman menarik yang lalui peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Beri
penekanan dalam pembentukan dimensi Profil Pelajar Pancasila.
1. Kesalahan pengukuran yang disebutkan pada paragraf ketiga, kalimat ketiga termasuk
dalam kesalahan pengukuran akibat ....
Kesalahan acak
Kesalahan sistematik
Kesalahan paralaks
Keterbatasan keterampilan pengamat
3. Pada paragraf ketiga, kalimat ketiga disebutkan bahwa kesalahan akibat faktor karatan
menyebabkan keseimbangan berubah melewati batas toleransi selisih sebesar 20 gram
untuk timbangan 5 kilogram, artinya persentase ketidakpastian relatifnya adalah....
0,25 %
0,40 %
2,50 %
4,00%
Cara pengerjaan: 20/5000 × 100% = 4/1000 × 100% = 0,4 %
5. Kalian adalah seorang pedagang sukses. Kalian telah memahami konsep pengukuran
dalam fisika. Bagaimana Kalian harus bersikap terkait pengukuran? Jelaskan alasan
Kalian.
Guru perlu melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan pada
Bab 1 tentang pengukuran. Guru disarankan untuk membuat catatan mengenai hal-hal
yang menjadi kendala selama proses pembelajaran, miskonsepsi yang terjadi, hal-hal yang
perlu dikembangkan kembali dalam proses pembelajaran mengenai Bab 1 tentang
pengukuran, sehingga kendala tersebut dapat teratasi dan kekurangan-kekurangan yang ada
dapat diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya
6. ASESMEN
a. Asesmen Diagnostik Kognitif
Jawablah pertanyaan berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran, Pengukuran tunggal, dan pengukuran berulang ?
2. Perhatikan Tabel berikut
Waktu pengamatan Tinggi tanaman
1 Hari ke-1 0
2 Hari ke-2 2
3 Hari ke-3 3,4
4 Hari ke-4 5
a. Menurut kamu, garfik apa yang sebaiknya digunakan ( Lingkaran, Batang, Garis) ?
Berikan alasannya
b. Prediksi kamu kira-kira berapa tinggi tanaman pada hari ke-5 ? Berikan alasannya
3. Jelaskan apa yang dimaksud keaneka ragaman hayati? Apakah ada faktor pengaruh
lingkungan yang mempengaruhinya? Jelaskan
4. Sekarang ini sering terjadi bencana (tanah longsor, puting beliung, banjir, dll) Menurut kamu
apakah penyebabnya?
5. Apakah ada peranan manusia dalam peristiwa bencana alam (no.4) tersebut
6. Jelaskan yang dimaksud Respirasi dan fotosintesis ?
7. Tuliskan persamaan reaksi kimia dalam peristiwa respirasi dan fotosintesis tersebut
8. Jika kalian membakar sampah, zat apa sajakah yang dihasilkan? Menurut kamu Apa
pengaruhnya bagi lingkungan dan manusia ?
9. Jika Kendaraan bermotor semakin banyak, zat apa sajakah yang dihasilkan? Menurut kamu
Apa pengaruhnya bagi lingkungan dan manusia ?
10. Menurut kamu, apa penyebab kebakaran hutan ? apakah ada peranan manusia dalam
peristiwa tersebut? Jelaskan
d. ASESMEN FORMATIF
No Pernyataan STS TS S SS
Suasana hati saat ini sedang bersemangat
1
mengikuti Proses Belajar
Saya sangat termotivasi mengikuti proses
2
pembelajaran dengan metode ini
Saya mudah memahami materi yang
3 disampaikan dengan metode
pembelajaran ini
Materi dan soal yang dibahas sesuai
4 dengan tujuan pembelajaran yang harus
saya capai
Urutan materi yang disampaikan mudah
5
saya pahami
Tugas dan soal yang harus dikerjakan
6
sangat menyulitkan
SARAN :
▪ Penilaian Diri ( Dalam Diskusi Kelompok )
N
Pernyataan STS TS S SS
o
Selama diskusi, saya ikut serta mengusulkan
1
ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap anggota mendapatkan
2
kesempatan untuk berbicara.
Selama diskusi saya selalu memaksakan agar ide
3
gagasan saya diterima dalam kelompok
Saya senang jika ide gagasan saya dimanfaatkan/
4
diterima oleh kelompok diskusi
Dalam kelompok saya ada anggota yang dominan
5
ketika diskusi kelompojk
Saya ikut serta dalam membuat kesimpulan hasil
6
diskusi kelompok.
SARAN :
1 Menyiapkan alat dan 5: Menyiapkan alat dan bahan dengan rapi dan lengkap serta
bahan mengembalikannya dalam keadaan lengkap dan baik
4: Menyiapkan alat dengan rapi dan lengkap serta
mengembalikannya dengan lengkap namun keadaannya
kurang baik
3: Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan rapi,
namun tidak mengembalikannya dalam keadaan lengkap
dan baik
2: Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap namun tidak
rapi serta mengembalikannya dalam keadaan tidank
lengakap dan dalam keadaaan kurang baik
1: Tidak menyiapkan alat dan bahan praktikum
2. Mengkalibrasi alat yang 5: Mengkalibrasi dengan baik mikrometer dan jangka
digunakan sorong,tepat,mengecek semua alat lain yang digunakan
4; Mengkalibrasi dengan baik mikrometer dan jangka
sorong,tepat,mengecek sebagian alat yang digunakan
3: Mengkalibrasi mikrometer dan jangka sorong,kurang
tepat,mengecek sebagian alat yang digunakan
2: Mengaklibrasi salah satu dari mikrometer dan jangka
sorong,tidak mengecek alat yang lain
1: tidak mengkalibrasi alat yang digunakan
3 Cara menggunakan 5: Menggunakan Jangka Sorong sesuai urutan semua langkah
Jangka Sorong penggunaan dengan benar dan lancar
4: Menggunakan Jangka Sorong sesuai urutan semua langkah
penggunaan dengan benar tetapi kurang lancar
3: Menggunakan Jangka Sorong dengan benar tetapi tidak sesuai
urutan langkah langkah penggunaan
2: Menggunakan Jangka Sorong dengan kurang benar dan tidak
sesuai urutan atau ada langkah yang tidak dilakukan
1: Belum mampu menggunakan Jangka Sorong secara benar
No. Aspek yang dinilai Rubrik penilaian
1. Perhatikan alat ukur panjang pada tabel di bawah ini, kemudian kerjakan soal yang ada di kolom
sebelahnya
2. Perhatikan kumpulan alat ukur yang sejenis pada tabel di bawah ini
ALAT UKUR
(a) (c)
(b) (d)
2. Berdasarkan gambar di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini :
a. Apa nama kumpulan alat ukur di atas? dan digunakan untuk mengukur besaran apa ?
b. Tentukan skala terkecil yang dimiliki alat ukur ( d )
c. Manakah alat yang paling teliti ? berapa tingkat ketelitiannya ?
d. Tentukan hasil yang ditunjukkan oleh alat ukur ( b ) dalam satuan m/s
e. Tuliskan hasil pengukuran oleh alat ukur ( a ) lengkap beserta nilai ralatnya
Pengukuran tidak terlepas dari kehidupan kita, termasuk ketika Kalian belajar tentang mahkluk
hidup. Petani lele harus mengukur panjang dan diameter lele yang tepat ketika melakukan
pemanenan agar petani lele tidak rugi karena pembeli lele biasanya pedagang lalapan lele yang
memilih ukuran lele tidak terlalu besar untuk mendapatkan untung yang besar. Begitu pula
petani mutiara yang mengukur diameter mutiara sebagai salah satu pertimbangan harga
mutiara. Semakin lama proses pembentukan mutiara maka semakin besar mutiaranya dan
semakin mahal harganya. ( Aktivitas 1.8 )
Pada kerja ilmiah kali ini Kalian akan melakukan pengukuran massa, volume, dan suhu pada
pelarutan garam dapur dalam air. Pengukuran ini dapat digunakan untuk menentukan nilai
kalor pelarutan suatu zat yang mudah larut dalam air yaitu salah satunya garam dapur (NaCl).
Kalor pelarutan merupakan kalor yang diserap atau dilepaskan oleh 1 mol zat ketika larut
dalam pelarutnya (air) yang diukur pada tekanan konstan. Adapun persamaan termokimia
untuk pelarutan 1 mol padatan garam dapur (NaCl) adalah:
1 NaCl (s) + H2O (l) → Na+ (aq) + Cl– (aq) ∆H0S = +3,9 kJ/mol
Sumber: htps://chem.libretexts.org/Bookshelves/Physical_and_heoretical_Chemistry_Textbook_Maps/
Supplemental_Modules_(Physical_and_Theoretical_Chemistry)/Thermodynamics/Energies_and_
Potentials/Enthalpy/Enthalpy_Change_of_Solution
Alat untuk mengukur kalor pelarutan disebut kalorimeter. Penetapan Kalor pelarutan dilakukan
dengan melakukan pengukuran suhu. Hubungan antara kalor dengan suhu dinyatakan oleh
persamaan:
Q = mcΔT
dengan
Q = jumlah kalor yang diberikan (joule)
m = massa benda (g)
Cair = Kalor Jenis Air (4,2 J/g oC
∆T = perubahan suhu (oC)
Mari kita bekerja menggunakan Aktivitas 1.9. Dalam kerja ilmiah kali ini Kalian hanya
mengukur massa garam dapur, volume air, dan suhu saat garam dapur yang berbeda-beda
massanya dilarutkan dalam air.
8. LAMPIRAN
Lembar Kerja Peserta Didik
Aktivitas 1.1
Ayo Amati
Sumber: (a) Rumushitung.com (2013) (b) Canvasgarment.com/WikiHow (2017) (c) Pexels.com/Alla Eddine Taleb (2020)
(d) Pexels.com/Polina Tankilevitch (2020)
Pexels.com/Willquezada (2020) (f)Kemendikbudristek/Wahyu Noveriyanto (2021) (g) Kemendikbudristek/Wahyu
Noveriyanto (2021) (h) Teknik-otomotif.co.id/
Maryanto (2019) (i) klikhijau.com/Flickr (2018) (j) Pexels.com/Paul Noll (k) Pixabay.com/Emilian Robert Vicol (2010) (l)
Kemendikbudristek/Wahyu Noveriyanto (2021)
Setelah Kalian mengamati Gambar 1.4, buatlah dan isilah tabel pada buku latihan Kalian seperti tabel
berikut ini.
Kunci Jawaban
1. Kalian sudah mendapatkan pengetahuan mengenai besaran, satuan, dan dimensi. Perhatikan
kembali Gambar 1.4. Kemudian, isilah tabel berikut ini.
2. Perhatikanlah Gambar 1.3 (a) dan Gambar 1.3 (b). Alat ukur pada kedua gambar tersebut
mengukur besaran yang sama. Lihat pula tabel pada soal nomor 1, terdapat alat ukur yang
memiliki dimensi yang sama. Jelaskan pendapatmu, mengapa harus ada kedua alat ukur
yang berbeda untuk besaran yang sama?
Kunci Jawaban
Besaran Satuan
Jenis Satuan
No Nama AlatUkur yang pada Dimensi
Besaran* dalam SI
Diukur Alat
besaran
(a) NeracaO’haus massa pokok gram kilogram [M]
besaran
(b) Meteran panjang pokok cm m [L]
besaran
(c) Stopwatch waktu pokok sekon sekon [T]
besaran
(d) Termometer suhu pokok Celcius Kelvin [θ]
besaran
(g) Jangkasorong panjang pokok cm m [L]
besaran [L]
(h) Speedometer kelajuan turunan km/jam m/s [T]
Besaran Satuan
Jenis Satuan
No Nama AlatUkur yang pada Dimensi
Besaran* dalam SI
Diukur Alat
besaran [M]
(i) Tensimeter tekanan turunan mmHg Pa [L][T]2
besaran
(j) Gelas berukuran volume turunan mL m3 [L]3
besaran
(k) Mikrometersekrup panjang pokok mm m [L]
besaran [M]
(l) Tire pressuregauge tekanan turunan psi Pa [L][T]2
Aktivitas 1.3
Untuk memilih alat ukur apa yang digunakan dalam kegiatan pengukuran, Kalian perlu
mempertimbangkan besaran apa yang diukur. Pada kasus ini, Kalian harus memilih alat ukur panjang
apa yang cocok digunakan untuk mengukur diameter baut. Sebelum mempertimbangkannya, Kalian
perlu mengetahui cara mengukur menggunakan alat ukur panjang berikut.
A. Jangka Sorong
Perhatikan kembali Gambar 1.6, pada alat ukur jangka sorong terdapat dua skala. Skala yang
letaknya di atas (komponen nomor 4) disebut skala utama. Skala utama merupakan skala yang
bernilai cm pada alat ukur tersebut. Sementara skala yang letaknya di bawah (komponen
nomor 6) disebut skala nonius. Skala nonius merupakan skala mm.
Kalian sudah mengetahui perbedaan skala utama dan skala nonius, amatilah jangka sorong
pada Gambar 1.6, kemudian tentukanlah nilai skala terkecil dari skala utama dan skala nonius
Karena adanya kemungkinan terjadinya ketidaktelitian, maka terdapat nilai yang menyatakan
kemungkinan error dari pengukuran, yaitu nilai ketidakpastian. Nilai ketidakpastian untuk sekali
pengukuran dapat ditentukan dengan cara:
Untuk alat ukur yang memiliki skala nonius, ketidakpastiannya adalah skala terkecil noniusnya.
Tentukanlah nilai ketidakpastian untuk pengukuran tunggal menggunakan jangka sorong.
Tuliskanlah langkah-langkah untuk mengukur benda dan cara membaca hasil pengukuran
jangka sorong.
Membaca pengukuran Perhatikan Gambar 1.7 di samping. Diameter sebuah benda diukur
dengan menggunakan jangka sorong.
Cara penulisan hasil pengukuran beserta nilai ketidakpastian dari sebuah pengukuran adalah
sebagai berikut.
x ± ∆x )
Tuliskanlah hasil pengukuran jangka sorong sesuai dengan aturan cara penulisan hasil
pengukuran di atas.
B. Mikrometer Sekrup
Kalian sudah mengetahui perbedaan skala utama dan skala nonius, amatilah jangka
sorong pada Gambar 1.6, kemudian tentukanlah nilai skala terkecil dari skala utama dan
skala nonius
3. Nilai ketidakpastian untuk sekali pengukuran
Karena adanya kemungkinan terjadinya ketidaktelitian, maka terdapat nilai yang
menyatakan kemungkinan error dari pengukuran, yaitu nilai ketidakpastian. Nilai
ketidakpastian untuk sekali pengukuran dapat ditentukan sama seperti jangka sorong.
5. Membaca pengukuran.
Diameter benda diukur dengan menggunakan mikrometer sekrup.
Tuliskanlah hasil pengukuran mikrometer sekrup sesuai dengan aturan cara penulisan
hasil pengukuran di atas.
Kalian dapat mencoba untuk membandingkan penggunaan alat ukur panjang untuk
mengukur panjang dari beberapa benda yang ada di sekitar Kalian, misalnya botol dan
buku tulis.
Kunci Jawaban
A. Jangka Sorong
(1) Rahang dalam – mengukur tebal dan diameter luar benda.
(2) Rahang luar – mengukur diameter dalam benda.
(3) Pengukur kedalaman (Depth probe) – mengukur kedalaman benda.
(4) Skala utama cm – mengukur skala utama (satuan cm).
(5) Skala utama inci – mengukur skala utama (satuan inci).
(6) Skala nonius inci – mengukur skala nonius (satuan inci).
(7) Skala onius 0,1 mm – mengukur skala nonius (satuan inci).
(8) Pengunci – mengunci alat ukur.
3. NST skala utama 0,1 mm, NST skala nonius 0,01 cm.
4. 0,01 cm.
5. Cara menggunakan jangka sorong
(1) Menjepit benda diantara rahang tetap dan geser.
(2) Mengunci hasil pengukuran.
(3) Menetapkan nol skala nonius sebagai acuan pengukurannya.
(4) Lihat satu ukuran skala utama yang berada tepat pada nol skala
nonius, hasil pembacaan merupakan nilai skala utama.
6. skala nonius yang berimpit/segaris dengan skala utama merupakannilai
skala nonius.
7. menjumlahkan nilai skala utama dengan 0,01 × nilai skala nonius.5. SU
= 2,00 cm, SN = 1 × 0,01 = 0,01 cm, HP = 2,01 cm.
6. Hasil pengukuran = ( 7,25 0,01 ) cm.
B. Mikrometer Sekrup
1. (1) Landasan (Anvil) – sebagai penahan benda.
(2) Poros (Spindle) – menjepit benda yang diukur.
(3) Bingkai (Frame) – penghubung landasan dengan komponen lainnya.
(4) Kunci (Lock) – mengunci poros agar tidak bergeser.
(5) Selubung dalam (Sleeve) – lintasan selubung luar dan tempat skalautama,
dan skala utama – mengukur skala utama.
(6) Skala nonius - mengukur skala nonius.
(7) Selubung luar (Thimble) – tempat skala nonius yang dapat berputardan bergeser
(8) Roda bergerigi (Ratchet) – membatasi pergeseran poros (spindle)berlebih terhadap benda.
2. NST skala utama 0,5 mm, NST skala nonius 0,01 mm. 3. 0,01 mm.
3. Cara menggunakan mikrometer sekrup
Menjepit benda di antara landasan (anvil) dan poros (spindle), sertamenguncinya.
Lihat satu ukuran skala utama yang berada tepat di sampingselubung luar, hasil
pembacaan merupakan nilai skala utama.
skala nonius yang berimpit/segaris dengan skala utama merupakannilai skala
nonius.
4. SU = 7,00 mm, SN = 25 × 0,01 mm, HP = 7,25 mm.
6. Hasil pengukuran = ( 7,25 0,01 ) mm.
Aktivitas 1.4
Ayo Bandingkan
1. Kalian akan mengukur satu benda yang sama, dengan menggunakan tiga alat ukur yang berbeda.
Menurut pendapat Kalian, apakah hasil pengukurannya akan sama atau berbeda? Jelaskanlah
alasannya.
2. Salinlah dan isi tabel dengan hasil pengukuran ketiga alat tersebut pada buku latihan Kalian.
3. Berdasarkan aktivitas yang dilakukan, adakah besaran yang diukur dengan alat ukur yang tidak
sesuai? Besaran apa saja yang diukur dengan alat ukur yang tidak sesuai? Jelaskan mengapa alat
ukurnya tidak sesuai?
4. Berdasarkan hasil perbandingan hasil pengukuran yang Kalian dapatkan, alat ukur apa yang
cocok dan tidak cocok untuk mengukur diameter baut? Seberapa teliti pengukurannya? Jelaskan
alasannya.
Kunci Jawaban
Aktivitas 1.6
Ayo Cari
Kalian telah mengetahui bahwa pada setiap pengukuran tentu ada faktor kesalahan. Mari bersama-sama
mencari apa saja faktor kesalahan tersebut?
Carilah informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan pengukuran.
Aktivitas 1.7
Menentukan Massa Jenis Material Baut
Pada Gambar 1.1, Kalian telah membaca ulasan berita mengenai kecelakaan akibat patahnya baut ban
truk. Baut yang dipakaikan pada ban truk yang selalu mengangkut muatan berat, haruslah merupakan
baut yang tidak mudah patah, tidak mudah berkarat, dan tidak mudah memuai.
Ayo Praktekkan
1. Carilah informasi material yang digunakan pada baut ban beserta massa jenisnya
Baut yang bisa direkomendasikan untuk digunakan pada ban truk adalah .................................
Coba amati Gambar 1.11., terdapat beragam baut yang ditampilkan dalam berbagai warna. Warna
tersebut menunjukkan jenis material bautnya. Terdapat macam-macam jenis baut yang memiliki
warna berbeda dalam beragam ukuran. Baut yang berkualitas tentu memiliki nilai ekonomis yang
lebih tinggi dibandingkan baut dengan kualitas biasa, sehingga terdapat kemungkinan untuk adanya
pemalsuan. Kali ini Kalian akan berlatih bagaimana cara mengetahui material baut.
Kalian perlu menyediakan tiga sampel baut berbeda warna dan ukuran. Untuk memastikan jenis
materialnya, Kalian dapat melakukan percobaan sederhana. Ikutilah langkah-langkah berikut ini.
Observasi
2. Amatilah Gambar 1.11. Berdasarkan pengamatan Kalian pada baut, Besaran turunan isika apa yang
dapat digunakan untuk mengetahui jenis baut? Cari tahu persamaan besaran turunan yang dapat
digunakan untuk mengetahui jenis baut tersebut.
3. Untuk mendapatkan besaran isika yang disebutkan pada nomor 1, besaran-besaran apa saja yang
harus diukur?
4. Dengan mempertimbangkan wujud baut tersebut, alat ukur apa yang dapat digunakan untuk
mengukur besaran-besaran yang disebutkan pada nomor 2? Jelaskan bagaimana Kalian
mengukurnya?
(Kalian dapat memilih alat ukur yang ada pada tabel pada Aktivitas 1.2 sebagai referensi)
Klasifikasi
Dalam praktikum ini, Kalian perlu mengetahui hubungan sebab-akibat yang terjadi ketika Kalian
memberikan perlakuan kepada ketiga baut. Hubungan sebab akibat itu biasa disebut dengan
variabel.
5. Apa yang diubah-ubah (variabel bebas) pada praktikum ini?
6. Dalam praktikum, terdapat besaran yang nilainya harus sama ketika pengukuran dilakukan pada
ketiga baut tersebut (variabel kontrol). Besaran apakah itu?
Interpretasi
7. Besaran apa saja yang ikut berubah karena adanya variabel bebas? (Besaran ini kemudian kita sebut
sebagai variabel terikat).
Hipotesis
8. Bagaimana hubungan antara variabel bebas dan variabel bebas tersebut? (dengan hubungan
kesebandingan: berbanding lurus dan berbanding terbalik).
9. Prediksikan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada praktikum ini.
Merencanakan Eksperimen
10. Variabel apa saja yang diamati untuk membuktikan hipotesismu?
11. Jika ketiga jenis baut berbeda, tentukanlah variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol
dalam praktikum ini.
Memproses dan Menganalisis Informasi
Sistematika Penulisan Laporan Praktikum
I. Judul Praktikum : ..........................
II. Tujuan Praktikum : ..........................
III. Pendahuluan
Paragraf pertama berisi deskripsi kasus tentang menentukan jenis material baut.
Paragraf kedua berisi penjelasan singkat mengenai massa jenis.
IV. Alat dan Bahan
V. Prosedur Praktikum
VI. Tabel Pengamatan
Buatlah tabel berikut sebanyak tiga tabel untuk tiga jenis baut yang berbeda.
Langkah Kerja:
D. Kesimpulan
Ayo Refleksi
Setelah Kalian mempelajari bab pengukuran. Peranan, manfaat, atau pembelajaran apa yang dapat
diambil? Tuliskan pada buku latihan Kalian
Menurut dia, ada banyak hal yang menyebabkan timbangan pedagang tidak sesuai dengan standar
nasional, di antaranya cara pemakaian yang tidak tepat dan lain-lain. Tentu ada juga yang sengaja diakali.
“Tapi mayoritas yang dibawa ke sini karena faktor alam, yaitu karatan, sehingga keseimbangan berubah
melewati batas toleransi selisih sebesar 20 gram untuk timbangan 5 kilogram,” ujarnya.
Sementara itu, Komarudin, salah satu petugas tera, menyebut ciri-ciri timbangan yang diakali
pedagang. Menurut dia, bila pedagang buah atau pedagang sembako selalu meletakkan batu kiloan di atas
timbangan, patut dicurigai timbangan tersebut telah diakali.
Sementara itu, Sukron, pedagang di Pasar Kamal, meminta tera ulang tidak dilakukan sekali dalam
satu tahun. Sebab, kerusakan timbangan selalu membuat dia tekor. “Kalau bisa, ada petugas tera di tiap
kecamatan. Jadi, kapan pun rusak, timbangan bisa langsung diperbaiki,” ucapnya. Soal biaya tera, Sukron
mengatakan tidak mahal. Untuk timbangan 5 kilogram hanya dikenai biaya Rp6.500 per unit.
Sumber: htps://nasional.tempo.co/read/715491/inilah-cara-mengenali-timbangan-yang-dicurangi-pedagang
Jawablah Berdasarkan bacaan di atas
1. Kesalahan pengukuran yang disebutkan pada paragraf ketiga, kalimat ketiga termasuk dalam
kesalahan pengukuran akibat . .
Kesalahan acak
Kesalahan sistematik
Kesalahan paralaks
Keterbatasan keterampilan pengamat
Alasan: ___________________________________________________________________________
2. Kesalahan pengukuran yang disebutkan pada paragraf ketiga, kalimat pertama termasuk dalam
kesalahan pengukuran akibat..
Kesalahan acak
Kesalahan sistematik
Kesalahan paralaks
Keterbatasan keterampilan pengamat
Alasan: __________________________________________________________________________
3. Pada paragraf ketiga, kalimat ketiga disebutkan bahwa kesalahan akibat faktor karatan menyebabkan
keseimbangan berubah melewati batas toleransi selisih sebesar 20 gram untuk timbangan 5
kilogram, artinya persentase ketidakpastian relatifnya adalah..
0,25%
0,40%
2,50%
4,00%
Cara pengerjaan: __________________________________________________________________
__________________________________________________________________
4. Seseorang membeli telur sebanyak 5 kg dengan harga per kilogramnya adalah Rp24.000,00. Telur
tersebut ditimbang dengan menggunakan timbangan yang berkarat seperti yang dijelaskan pada soal
nomor 2. Maka kerugian yang ditanggung pembeli akibat kesalahan pengukuran tersebut adalah..
Rp300
Rp480
Rp3.000
Rp4.800
Cara pengerjaan: __________________________________________________________________
__________________________________________________________________
5. Kalian adalah seorang pedagang sukses. Kalian telah memahami konsep pengukuran dalam fisika.
Bagaimana Kalian harus bersikap terkait pengukuran? Jelaskan alasan Kalian.
Sikap : __________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Alasan : __________________________________________________________________
__________________________________________________________________
BAHAN BACAAN
Pada 8 Desember 2020 silam, sebuah truk mengalami patah baut roda belakang di daerah jalan
lintas Sumatera, Medan (Gambar 1.1). Banyak faktor yang dapat menyebabkan patah baut pada
ban belakang, seperti muatan pada truk melebihi kapasitas maksimum, ukuran mur dan baut tidak
sesuai, penggunaan baut dengan material bahan yang tidak sesuai, dan lain-lain.
Bagaimana cara memastikan ukuran baut sudah sesuai dengan murnya? Bagaimana cara
memastikan bahan material mur dan baut sudah benar?Kalian akan menelusurinya pada bab ini.
Tuliskanlah pada buku latihan dan tanyakanlah pada guru pertanyaan lainnya yang timbul
pada benak Kalian?
1.1. Macam-macam Alat Ukur
Coba Kalian amati Gambar 1.3. Tentu Kalian tidak asing bukan dengan aktivitas tersebut? Apapun
bidang pekerjaannya, aktivitas yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas
dari kegiatan pengukuran, sehingga penting bagi Kalian untuk dapat memahami tentang prinsip-
prinsip pengukuran.
Gambar 1.3. Kegiatan pengukuran yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
Sumber: (a) Kursrupiah.net/Procal.co (2018) (b) Kursrupiah.net/Susilo Wahid Nugroho (2018) (c) Dekoruma.com/Di Studio (2019)
Kalian pernah melakukan pengukuran dan mengamati orang lain di sekitar Kalian melakukan
pengukuran setiap hari, namun pahamkah Kalian, apa itu pengukuran? Ketika Kalian sedang
mengukur suatu benda yang ukurannya tidak diketahui dengan menggunakan alat ukur, berarti
Kalian sedang membandingkan ukuran suatu benda yang belum diketahui ukurannya dengan alat
yang dianggap sebagai ukuran standar.
Terdapat banyak sekali alat ukur yang dapat Kalian jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Alat ukur
yang tersebut digunakan bergantung dengan apa yang diukur dari benda yang ingin diketahui
ukurannya. Seberapa luas wawasan Kalian mengenai alat ukur dan penggunaannya? Mari uji
wawasan Kalian dengan Aktivitas 1.1.
Tabel 1.2. Besaran, Satuan SI, dan Dimensi dari Beberapa Besaran Turunan
1.2.3. Dimensi
Dimensi merupakan cara suatu besaran turunan disusun berdasarkan besaran pokoknya. Suatu
besaran turunan dapat dinyatakan dalam susunan beberapa besaran pokok yang dapat diketahui
dengan cara melakukan analisis dimensi. Dimensi dari besaran pokok berupa lambang yang ditulis
dengan kurung siku dan huruf kapital tertentu seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Bagaimana pengetahuan mengenai konsep besaran, satuan, dan dimensi ini digunakan? Mari
kerjakan Aktivitas 1.2.
Baut dan mur berfungsi untuk menyatukan dua komponen alat secara tidak permanen, sehingga
ketika dua komponen alat perlu dipisahkan, kedua komponen tersebut dapat dipisahkan dengan
mudah tanpa mengalami kerusakan. Biasanya, sebelum dipasangkan pada komponen
alat, baut dan mur ini diukur terlebih dahulu dipastikan
ukurannya sesuai dengan komponen-komponen alatnya
agar komponen alat tidak mengalami kerusakan saat
digunakan. Alat ukur apa yang dapat digunakan
mengukur baut dan mur? Bagaimana cara
mengukurnya? Mari telusuri bersama pada Aktivitas 1.3
Jika hasil pengukuran diolah dalam persamaan misal contohnya adalah persamaan luas permukaan
baut, maka dihasilkan nilai desimal yang begitu panjang. Untuk itu, terdapat beberapa aturan
pembulatan dan cara penulisan hasil pengolahan data yang disepakati untuk membulatkan hasil
pengolahan, yaitu aturan angka penting.
Contoh kasusnya adalah sebagai berikut. Misalnya mencari luas permukaan tutup botol
berdiameter 3,12 cm diukur dengan jangka sorong.
b. Kemudian, tentukan jumlah angka penting dari hasil pengukuran diameter tutup botol.
c. Setelah itu, lakukan pembulatan nilai luas permukaan tutup botol sampai sejumlah angka
penting, yaitu tiga angka penting.
d. Coba lakukan kembali aturan pembulatan tersebut yang serupa pada luas permukaan tutup
yang telah Kalian hitung sebelumnya. Tuliskan langkah-langkahnya pada buku latihan Kalian.
e. Untuk memudahkan Kalian dalam menuliskan hasil pengolahan data yang angkanya sangat
kecil atau sangat besar, digunakanlah aturan penulisan notasi ilmiah. Contoh kasusnya adalah
sebagai berikut. Nilai luas permukaan tutup botol yang diukur pada contoh sebelumnya
dikonversikan dalam satuan m2, sehingga nilainya dinyatakan sebagai berikut.
f. Hasil tersebut dituliskan dalam aturan notasi ilmiah.
Kalian sudah mengetahui bahwa untuk membulatkan hasil pengolahan data tidak boleh dilakukan
secara sembarangan. Kalian juga sudah mengetahui contoh sederhananya. Untuk uraian aturan
lebih terperinci, lakukanlah Aktivitas 1.5 untuk mengetahui aturan mengolah data dalam kegiatan
ilmiah
Biasanya pengolahan data hasil pengukuran menghasilkan banyak angka di belakang desimal.
Bagaimana aturan membulatkan angka hasil pengolahan data?
Langkah pertama, menentukan nilai ketidakpastian relatifnya dengan cara sebagai berikut.
Langkah kedua, cocokkan persentase ketidakpastian relatif yang didapatkan dengan aturan sebagai
berikut.
Hasil pengolahan data dapat dituliskan dengan cara yang ditunjukkan oleh persamaan 1.2 dengan ̅
merupakan rata-rata nilai besaran yang diukur secara berulang.
Kalian sudah membaca uraian materi mengenai nilai ketidakpastian untuk pengukuran berulang,
perhatikanlah contoh pengolahan data berikut.
Kalian sudah mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pengukuran
sampai mengolah data. Mari kita selesaikan kasus yang disajikan oleh berita pada awal bab dengan
melakukan Aktivitas 1.7.
GLOSARIUM
Besaran adalah segala sesuatu yang memiliki satuan yang dapat diterapkan pengukuran
dan perhitungan dengan dinyatakan dalam angka terhadapnya. Pada dasarnya, besaran
merupakan segala benda atau sesuatu yang dapat diukur. Jadi esuatu dapat dikatakan
sebagai besaran jika memiliki tiga syarat berikut: Dapat diukur atau dihitung, Dapat
dinyatakan dengan angka-angka, atau mempunyai nilai, dan Mempunyai satuan
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu dan tidak
bergantung pada besaran lain. Ada 7 besaran pokok yang ditetapkan,
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari beberapa besaran pokok. Contoh
besaran turunan adalah volume sebuah balok adalah panjang x lebar x tinggi.
Satuan adalah pembanding yang digunakan dalam pengukuran suatu besaran
Dimensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian dimensi adalah
ukuran yang berupa panjang, lebar, tinggi, luas, volume, dll. Sedangkan dimensi dalam
fisika adalah cara penulisan besaran yang menunjukkan besaran pokok
penyusunnya. Dimensi dalam pengukuran tidak mempertimbangkan nilai numerik
(kuantitas)
Angka penting atau significant figures adalah angka hasil pengukuran yang terdiri dari
angka pasti (eksak) dan angka taksiran. Angka pasti diperoleh dari penghitungan skala alat
ukur, sedangkan angka taksiran diperoleh dari setengah skala terkecil. Dalam penulisn
angka penting memiliki sejumlah aturan yang harus dipenuhi.
Notasi ilmiah adalah cara penulisan nomor yang mengakomodasi nilai-nilai terlalu besar
atau kecil untuk dengan mudah ditulis dalam notasi desimal standar. Notasi ilmiah
memiliki sejumlah sifat yang berguna dan umumnya digunakan dalam kalkulator oleh para
ilmuwan, matematikawan, dokter, dan insinyur.Dalam notasi ilmiah, semua nomor ditulis
seperti ini:
("a dikali 10 pangkat b"), dengan pangkat b sebagai bilangan bulat, dan koefisien a
adalah bilangan riil, disebut significand atau mantissa (istilah "mantissa" dapat menyebabkan
kebingungan karena juga dapat merujuk ke bagian pecahan dari logaritma). Jika nomor itu
negatif, pangkatnya memakai tanda minus (seperti pada notasi desimal biasa)
Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat pengukuran yang biasa digunakan
untuk mengukur bermacam benda berukuran sangat tipis. Alat ukur ini sering
muncul dalam pelajaran fisika.
Alat satu ini akan sangat membantu untuk mengukur benda yang membutuhkan
tingkat ketelitian tinggi, mengingat tingkat ketelitian penggaris hanya mencapai 0,1
cm atau 1 mm. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, mikrometer sekrup adalaah
instrument untuk melakukan pengukuran linier dari suatu dimensi seperti diameter,
ketebalan, dan panjang suatu benda. Skala terkecil dari mikrometer sekrup dapat
mencapai 0,01 mm.
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja. Pengukuran
tunggal umumnya dilakukan apabila besaran yang diukurnya tidak berubah-ubah sehingga
hasil diukur dianggap akurat. Contohnya pengukuran tunggal yaitu mengukur pensil.
Pengukuran tunggal juga dilakukan apabila kesempatan untuk melakukan pengukuran
hanya sekali saja sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pengukuran berulang.
Ketidakpastian pada pengukuran tunggal ditentukan dari setengah skala terkecil dari alat
ukur yang digunakan. Secara matematis, dapat ditulis:
∆x = ½ x skala terkecil
Kekurangan dalam pengukuran tunggal yaitu pengukuran tunggal memberikan hasil yang
kurang teliti dikarenakan hanya melakukan pengukuran sekali saja.
Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan secara berulang. Biasanya jenis
pengukuran berulang dipakai untuk mengukur sesuatu yang sering kali hasilnya berbeda
apabila diukur pada bagian yang berbeda. Semisal mengukur kelereng. Di dalam
pengukuran berulang, nilai suatu kepastian bisa diperoleh dari simpangan baku nilai rata-
rata yang diperoleh dari pengukuran.
Pada pengukuran berulang nilai x ditentukan dari nilai rata-rata sampel. Misal suatu
besaran fisis yang diukur N kali pada kondisi yang sama, dan diperoleh hasil-hasil
pengukuran X1, X2, X3, . . ., XN, maka nilai rata-ratanya dicari dengan persamaan berikut:
Banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam percobaan berulang mengikuti aturan
berikut:
a. Ketidakpastian relatif sekitar 10% berhak atas 2 angka.
b. Ketidakpastian relatif sekitar 1% berhak atas 3 angka.
c. Ketidakpastian relatif sekitar 0,1% berhak atas 4 angka.
Kelebihan Pengukuran Berulang: Kelebihan pengukuran berulang jika dibandingkan
pengukuran tunggal yaitu pengukuran berulang hasilnya lebih mendekati niai sebenarnya.
Ketidakpastian dalam pengukuran berulang lebih kecil jika dibandingkan dengan
ketidakpastian pengukuran tunggal.
Kesalahan pengukuran atau error adalah perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai
yang terukur.
Kesalahan dalam pengukuran dapat digolongkan menjadi kesalahan umum, kesalahan
sistematis, dan kesalahan acak. Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan
keterbatasan pada pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan sistematik merupakan
kesalahan yang disebabkan oleh alat yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat
yang memengaruhi kinerja alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol,
kesalahan komponen alat atau kerusakan alat, kesalahan paralaks, perubahan suhu, dan
kelembaban. Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya
fluktuasifluktuasi halus pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan
karena adanya gerak brown molekul udara, fluktuasi tegangan listrik, landasan bergetar,
bising, dan radiasi.
Ketidakpastian pengukuran
Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran menyebabkan hasil pengukuran tidak bisa
dipastikan sempurna. Dengan kata lain, terdapat suatu ketidakpastian dalam pengukuran.
Dalam penyusunan laporan hasil praktikum fisika, hasil pengukuran yang kalian lakukan
harus dituliskan sebagai:
Keterangan:
x = hasil pengamatan
x൦ = pendekatan terhadap nilai benar.
Δx = nilai ketidakpastian.
Arti dari penulisan tersebut adalah hasil pengukuran (x) yang benar berada di antara x –
Δx dan x + Δx. Penentuan x൦ dan Δx tergantung pada pengukuran tunggal atau
pengukuran ganda atau berulang.
DAFTAR PUSTAKA
Ayuk Ratna Puspaningsih, A.R dkk, Pengukuran dalam Kegiatan Kerja Ilmiah, KEMENTERIAN
PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2021
https://id.wikipedia.org/wiki/Notasi_ilmiah
https://kuliah.unpatti.ac.id/mod/page/view.php?id=58#:~:text=Error%20atau%20kesalaha
n%20adalah%20perbedaan,suhu%2C%20dan%20lain%2Dlain.
http://walpaperhd99.blogspot.com/2019/02/pengertian-pengukuran-kesalahan-
ketidakpastian-pengukuran.html
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5510988/mengenal-besaran-turunan-dan-
bedanya-dengan-besaran-pokok
https://www.inews.id/news/nasional/pengertian-besaran-pokok-dan-7-macamnya-dalam-
pelajaran-fisika
https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/18/174723169/perbedaan-besaran-dan-satuan
https://www.wardayacollege.com/fisika/pengukuran/pengukuran/angka-penting/
https://www.suara.com/tekno/2021/09/26/185244/mikrometer-sekrup-pengertian-cara-
menggunakan-dan-cara-membaca
https://www.temukanpengertian.com/2013/09/pengertian-pengukuran-tunggal.html
https://www.temukanpengertian.com/2013/09/pengertian-pengukuran-berulang.html