Anda di halaman 1dari 6

CARA BUDIDAYA CACING TANAH

1. Tempat budidaya cacing

Hal pertama yang harus anda persiapkan adalah tempat ternak cacing. Kandang cacing ini harus
bebas dari kemungkinan hama atau predator seperti semut, cicak, ayam, atau hewan lain yang dapat
memangsa cacing. 

Untuk tempat ternak cacing tanah sendiri, bisa kita lakukan di berbagai tempat seperti di bak semen
(sistem jedingan), rak kayu, box kayu dsb. Berikut ini beberapa contoh tempat budidaya cacing
yang bisa anda jadikan referensi wadah ternak cacing:

 Garasi rumah, untuk meletakan kotak atau rak yang berisi bibit cacing

 Bekas kolam ikan yang sudah tidak terpakai

 Barang bekas yang ada untuk tempat ternak cacing

 Pekarangan rumah anda untuk lahan budidaya cacing

2. Media Ternak Cacing

Setelah kita memiliki tempat untuk budidaya, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan media
untuk cacing. Media untuk hidup cacing ini yang nantinya juga sekaligus juga harus menyediakan
makanan mereka. 

Ada banyak media tempat cacing yang bisa anda buat, yang jelas media budidaya harus gembur dan
banyak bahan organik.

Anda bisa menggunakan log jamur atau limbah hasil budidaya jamur, tanah organik (tanah plus
serbuk gergaji, ataupun batang pisang yang dicacah), campuran kompos dengan beberapa bahan
organik (limbah pertanian atau pasar).

Bagaimana cara membuatnya media ternak cacing? Pertama-tama, masukkan bahan-bahan tersebut
hingga mencapai ketinggian 15 cm. Masukkan juga air secukupnya agar media hidup cacing tanah
ini basah dan gembur.

Setelah itu, aduk semua bahan tersebut sampai tercampur merata, agar terjadi proses fermentasi.

Setelah empat minggu, campurkan kotoran hewan ke dalamnya dengan perbandingan 70% media
hidup dan 30% kotoran hewan. Kapur bisa ditambahkan sebanyak 1% dari media hidup untuk
mendapatkan pH netral. 
Media sudah dianggap cocok apabila pH nya mencapai 6,0 – 7,2 ; tingkat kelembaban 15 – 30 %
dan suhu antara 15 – 25ºc.

Kemudian masukkan cacing tanah ke dalamnya. Cacing yang dimasukkan seberat media hidup yang
telah disediakan. 

3. Makanan dan Nutrisi Cacing

Setelah cacing kita masukkan ke dalam media budidaya, jangan lupa untuk memberinya pakan.
Pakan cacing bisa berupa limbah organik rumah tangga (sisa nasi, sisa sayur dsb), limbah home
industry (kulit buah, sisa dapur rumah makan dsb), limbah peternakan (kotoran kambing, sapi, dan
ayam) atau daun gugur yang dibuat menjadi kompos.

Banyaknya pakan yang diberikan sama jumlahnya dengan berat cacing yang anda masukkan, jika
berat cacing 2 kg, maka pakan yang diberikan juga sebaiknya 2 kg. 

Berikan pakan berupa bubur atau bubuk. Buat pakan dengan perbandingan 1 pakan : 1 air. Bubur
pakan ditaburkan secara merata di atas 1/3 bagian permukaan media hidup cacing tanah.

4. Perawatan Cacing

Pakan yang kita berikan tadi sebaiknya diberikan setiap hari untuk jumlah pakan 2 kg yang kita
berikan, atau bisa juga kita berikan 2 kg per minggunya.

Perhatikan apakah cacing kekurangan air atau kekurangan pakan, usahakan agar media budidaya
selalu lembab dan kebutuhan pakan selalu terpenuhi.

5. Hama Cacing dan Cara Penanganannya

Sebagaimana yang sudah disebutkan di atas, ada banyak hama yang bisa memangsa cacing seperti
semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah,
dan kutu. 

Untuk itu, lubang tempat pemeliharaan harus selalu tertutup. Bahan yang baik digunakan sebagai
penutup adalah kawat kasa. Karena kawat kasa juga menjamin berlangsungnya proses pergantian
udara tetap berjalan dengan baik. Selain itu, untuk mencegah serangan semut, di sekitar kotak
pemeliharaan diberi air secukupnya (dirambang).

6. Panen Cacing

Panen cacing biasanya dilakukan pada bulan ke 2,5 sampai 4. Sebaiknya, jangan dipanen secara
keseluruhan agar proses regenerasi terus berjalan.

Panen bisa mulai dilakukan setelah kita melihat banyaknya kascing (kotoran cacing) dan kokon
(kumpulan telur cacing). Sebagian cacing dewasa hendaknya disisakan untuk digunakan menjadi
bibit. 

Bagaimana cara memanen cacing? Salah satunya dengan menggunakan petromaks, lampu neon,
atau bohlam. Cahaya yang dihasilkan oleh akan lampu mengundang cacing berkumpul di bagian
atas media. 

Setelah itu, cacing tinggal diambil dan dipisahkan dari medianya. Cara lain adalah membalikkan
kotak pemeliharaan, dan memisahkannya dari media hidup cacing.

Setelah cacing dipanen, sebagian cacing dewasa dan kokon (telur cacing) masing-masing
dimasukkan ke dalam media hidup yang baru secara terpisah. 

Telur-telur cacing tanah ini akan segera menetas dalam tempo 14-21 hari. Setelah itu, pemeliharaan
dilakukan seperti awal budidaya.
CARA BUDIDAYA IKAN KOI

Ikan koi mulai dikenal luas karena orang-orang Jepang hobi memelihara ikan ini dan
memasarkannya ke negara-negara lain. Orang-orang Jepang percaya bahwa ikan ini membawa
keberuntungan bagi pemiliknya. Ikan ini konon merupakan simbol persahabatan yang abadi dan
cinta yang tulus. Ikan koi termasuk jenis ikan mas atau karper yang memiliki nama ilmiah Cyprinus
caprio. Usaha budidaya ikan koi berkembang di Blitar berkat Presiden Soekarno yang diberi hadiah
ikan koi oleh pemimpin Cina. Ikan koi  populer di Indonesia sejak tahun 1960-an.

Pangsa pasar koi semakin besar seiring berjalannya waktu walaupun dahulu keberadaan ikan ini
kurang diminati. Ikan koi impor semakin mahal harganya sehingga harga ikan koi lokal menjadi
lebih bersaing.  Untuk berhasil dalam memelihara ikan koi maka Anda harus memperhatikan
beberapa langkah ini agar Anda tidak mengalami kerugian karena telah mengeluarkan biaya untuk
memelihara ikan ini.

1. Pilihlah Indukan Berkualitas

Indukan berperan penting dalam budidaya ikan koi. Indukan dengan gen yang bagus akan
menghasilkan keturunan yang bagus pula. Jika sulit menemukan indukan yang baik, Anda bisa
meminjamnya dari para pecinta ikan koi yang memelihara ikan ini dalam waktu lama. Pecinta koi
biasanya mengoleksi ikan koi yang berkualitas untuk dipelihara sendiri maupun untuk keperluan
kontes. Para pecinta koi ini sebagian besar tidak punya keterampilan atau waktu untuk
mengawinkan ikannya. Perkawinan dapat menjaga ikan tetap sehat.

Hal seperti ini dimanfaatkan oleh para pembudidaya dengan melakukan kerja sama dengan para
pemilik ikan. Para pemilik ikan diuntungkan karena ikannya bisa dikawinkan sedangkan
pembudidaya senang karena bisa mendapatkan keturunan berkualitas. Sebagai imbalan biasanya
pemilik memberi izin kepada pembudidaya memilih satu atau dua ekor ikan hasil perkawinan.

Indukan ikan koi yang sehat harus memiliki ciri-ciri yaitu:

1. Umur ikan sudah lebih dari 2 tahun.


2. Jenis ikan yang dipelihara sama atau mendekati, misalnya kohaku dengan kohaku.
3. Bentuk tubuh ideal dan memiliki lekukan dari atas tampak seperti torpedo.
4. Gaya berenang ikan cukup tenang dan seimbang (tidak terlalu lambat atau terlalu cepat).
5. Ikan berwarna cemerlang dan kontras.
6. Ikan wajib sehat dan gerakannya gesit atau tidak banyak diam di dasar kolam.
7. Indukan jantan dan betina telah sama-sama matang untuk dikawinkan.
Indukan betina dan jantan sebaiknya dipelihara di kolam yang berbeda agar saat dikawinkan
indukan tidak perlu mengalami pemberokan (puasa untuk dikawinkan) lagi. Umumnya
pemeliharaan kolam indukan sama dengan pemeliharaan kolam pembesaran.

2. Pembuatan Kolam Untuk Tempat Tinggal dan Perkawinan

Kolam merupakan faktor utama untuk kesuksesan seseorang dalam melakukan budidaya ikan
apapun. Bentuk kolam dan terbuat dari apapun kolam tersebut baik kolam tanah, kolam terpal,
ataupun kolam beton juga harus diperhatikan. Ada juga yang melakukan budidaya ikan koi dalam
aquarium karena ikan koi cukup mudah untuk dirawat. Menurut pembudidaya ikan koi, kolam
terpal kurang baik untuk tempat tinggal ikan koi. Idealnya kolam pemijahan memiliki ukuran 3×6
meter yang kedalamannya 60 cm sedangkan ketinggian airnya 40 cm.

Untuk hasil maksimal, Anda sebaiknya menggunakan kolam plesteran. Kolam harus mendapatkan
sinar matahari yang cukup dan memiliki saluran air yang keluar masuk sehingga sirkulasi air selalu
terjaga. Pada saluran air, sebaiknya dipasang saringan yang halus supaya anakan ikan koi tidak ikut
hanyut bersama air yang keluar serta dapat mengurangi hama yang ada di sekitarnya. Kolam yang
telah dibuat sebaiknya dibiarkan terlebih dahulu selama beberapa hari hingga benar-benar kering.

Untuk menghindari bahan kimia yang ada pada semen yang ada di kolam tersebut. Setelah kering
baru Anda bisa memasukkan air. Air juga harus diendapkan selama kurang lebih 24 jam barulah
setelah itu Anda bisa memasukkan indukan ikan koi

Anda harus sediakan kakaban untuk tempat menaruh telur ikan koi. Lalu bagaimana cara membuat
kakaban? Caranya mudah saja. Berikut ini adalah cara-cara membuat kakaban untuk budidaya ikan
koi:

1. Siapkan ijuk, bilah bambu dan paku dengan panjang 120 cm dan lebar 40 cm.
2. Tata ijuk serapi mungkin lalu jepit dengan bambu dan paku. Jumlah ijuk bisa disesuaikan
dengan besarnya induk betina.
3. Sebagai catatan untuk induk betina yang beratnya 1 kg, pemberian ijuk baiknya 4-6 buah.
Ijuk ini dapat dipasang setelah kolam diisi air.
4. Selain ijuk, untuk tempat meletakkan telur bisa dengan Hydrilla. Selanjutnya Anda bisa
menyediakan tempat untuk ikan koi anakan.
5. Tempat yang banyak dibutuhkan untuk membedakan anakan ikan koi sampai ikan yang
berumur 3 bulanan atau sampai panjangnya 15 cm.
6. Untuk membuat kolam, pemeliharaan bisa disesuaikan dengan kondisi lahan. Umumnya
untuk menampung anakan ikan koi 250 hingga 300 ekor dibutuhkan kolam dengan ukuran
3×4 dan kedalaman kolam 40 cm.

3. Perhatikan dengan Seksama Tahap Pemijahan

Tahap pemijahan menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam budidaya ikan koi. Tahap ini
harus benar-benar maksimal dalam pengurusannya atau pemeliharaannya. Untuk meminimalisasi
kegagalan dalam proses pemijahan, Anda sebaiknya menyediakan pejantan lebih dari satu karena
mungkin salah satu pejantan sedang tidak sehat. Sediakan indukan jantan 3 hingga 5 ekor.

Setelah semuanya siap, masukkan induk betina ke kolam pemijahan terlebih dahulu sekitar jam 4
sore, biarkan ikan tersebut beradaptasi dengan kolam pemijahan. Setelah 3-5 jam, barulah
masukkan induk jantan, biasanya pemijahan akan berlangsung pada tengah malam. Indukan betina
akan berenang mengelilingi kolam sedangkan yang jantan akan mengikuti di belakang dan sesekali
menempelkan badannya pada betina. Berikut ini adalah cara budidaya ikan koin yang harus
diperhatikan dalam tahap pemijahan.

1. Pada proses utama, betina akan mengeluarkan telur diikuti dengan pejantan mengeluarkan
sperma. Biasanya telur yang telah dibuahi menempel pada kakaban atau tanaman air dan
perkawinan selesai pada pagi hari.
2. Secepat mungkin pisahkan induk dari kolam pemijahan agar telur-telur selamat dari
kemungkinan dimangsa oleh induknya sendiri.
3. Untuk proses penetasan larva dibutuhkan ketelitian yang akurat terhadap suhu air, jika suhu
air terlalu dingin, larva akan lama untuk menetas dan telur akan membusuk jika suhu air
terlalu panas.
4. Untuk menetaskan telur-telur yang telah terbuahi, suhu air sekitar 27-30 derajat celcius.
Kakaban harus terendam air agar telur dapat menetas dengan baik.
5. Telur akan menetas kurang lebih selama 48 jam dan jangan langsung memberi makanan
pada tahap ini karena larva yang baru menetas masih memiliki cadangan makanan untuk
bertahan 3-5 hari.
6. Setelah 5 hari persediaan makanan habis, berikan pakan hidup seperti kutu air yang telah
disaring. Pakan hidup ini lebih baik ketimbang pakan kuning telur yang direbus karena air
akan lebih terjaga kebersihannya sedangkan jika kuning telur maka air kolam akan berbau
amis dan kotor.
7. Selain itu, pakan hidup lebih dibutuhkan oleh ikan koi. Pemberian kutu air ini bisa diganti
dengan cacing sutera ketika ikan koi panjangnya sudah 1,5 cm. Sedangkan pemberian
cacing sutra tidak diberikan lagi ketika ikan sudah berumur 3 minggu.

Teknik Penting Lainnya untuk Berkembagan Ikan Koi

Berikut ini adalah cara budidaya ikan koi dan perawatannya yang benar:

1. Jaga Kualitas Air

Jagalah selalu kualitas air kolam agar ikan koi yang Anda pelihara sehat. Perhatikan juga suhu dan
tingkat kekeruhan air. Jangan sampai air ikan koi menjadi keruh karena ikan koi menjadi tidak
nyaman. Walau sudah menggunakan sistem filter pada kolam ikan koi, terkadang air kolam bisa
menjadi keruh karena kotoran yang dikeluarkan oleh ikan-ikan yang ada di kolam.

2. Mengganti Air Seminggu Sekali 

Sebaiknya Anda mengganti sekitar 10% air kolam dalam waktu seminggu sekali. Jangan pernah
ganti keseluruhan air karena ikan membutuhkan waktu untuk adaptasi. Adaptasi dengan pergantian
air dapat membuat ikan stress sehingga lebih baik jangan menguras air kolam seutuhnya. Kondisi
air juga bisa memengaruhi warna koi hingga 20%. Ingatlah bahwa warna ikan memengaruhi
kualitas dan harga pasaran ikan tersebut.

3. Pembatasan Jumlah Ikan Dalam Kolam 

Ikan koi membutuhkan ruang gerak yang cukup lega agar tumbuh besar dengan secepatnya. Jumlah
ikan yang tidak sesuai dengan kapasitas kolam (ikan terlalu banyak) dapat menghambat
pertumbuhan ikan koi. Anda harus memperhatikan jumlah ikan yang Anda miliki dengan besaran
kolam yang ada.

Seperti beberapa jenis ikan hias air tawar lainnya, ikan koi juga membutuhkan kualitas air yang
baik. Anda harus mempersiapkan air jernih yang bebas dari kontaminasi apapun termasuk zat-zat
kimia. Bagi Anda yang baru selesai membuat kolam dengan menggunakan semen, Anda tidak boleh
langsung memasukkan koi ke dalam kolam tersebut.

4. Perhatikan Kadar Keasaman Kolam Air 

Kolam semen baru masih meninggalkan bau semen yang tidak bisa diterima oleh ikan koi, ikan
mungkin akan mabuk. Untuk menghilangkan bau semen dengan cepat biasanya para peternak koi
menggunakan pelepah pisang. Anda juga harus menjaga kadar keasaman air kolam pada level 6,5
hingga 8,5 agar ikan koi selalu sehat.

Jadi, budidaya ikan koi bisa dilakukan oleh siapa saja. Hanya setiap pekerjaan memang
membutuhkan keterampilan dan ketekunan agar sukses. Bagaimanapun, budidaya ikan koi bisa
menjadi bisnis yang bagus di masa depan mengingat prospek dan harga jualnya yang lumayan. Jadi,
Anda mungkin bisa segera menjalankan cara-cara budidaya ikan koi di atas.

Anda mungkin juga menyukai