Penulis
Anggita Firdatul Khasanah
1
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………..1
Daftar Isi…………………………………………………...2
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………….3
B. Rumusan Masalah…………………………………....3
BAB II Pembahasan
A. Cara Budidaya Cacing Tanah………………………..4
B. Cara Budidaya Jangkrik……………………………...7
C. Cara Budidaya Ulat Sutra……………………………11
D. Cara Budidaya Lebah Madu…………………………14
BAB III Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………..19
B. Saran…………………………………………………19
C.Daftar Pustaka………………………………………..20
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang :
Perkembangan usaha peternakan telah sampai pada upaya
perluasan jenis-jenis hewan yang diusahakan untuk diambil
hasilnya. Perluasan ini dibuktikan dengan munculnya istilah
baru, yaitu‘satwa harapan’. Berdasarkan perbedaan dari
definisi antara hewan dan ternak, dimana hewan adalah semua
binatang yang hidup di darat, baik yang dipelihara maupun
yang liar. Ternak adalah hewan piaraan yang kehidupannya
diatur dan diawasi oleh manusia serta dipelihara khusus untuk
diambil hasil dan jasanya bagi kepentingan hidup manusia.
Satwa harapan dapat didefinisikan sebagai binatang atau
satwa selain binatang yang dipelihara/diternakan tersebut dan
diharapkan apabila diusahakan dapat menghasilkan bahan dan
jasa seperti ternak. Berbagai jenis satwa harapan tersebut,
contohnya antara lain ; Cacing, jangkrik, lebah, ulat sutra,
burung, reptil.
B.Rumusan Masalah :
1. Bagaimana tahap pemeliharaan satwa harapan dari awal
sampai panen ( bisa dijual ) ?
2. Apa kegunaan / manfaat penjualan satwa harapan ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum memulai budidaya cacing tanah, hal pertama yang harus disiapkan adalah bak
dan media budidaya. Bak untuk budidaya cacing tanah umumnya bisa dibuat dari kotak
kayu yang diberi alas terpal atau bak berupa kolam cor. Keduanya sama-sama
bagusnya, tinggal sesuaikan saja dengan luas lahan budidaya yang dimiliki. Langkah-
langkah membuat bak dan media budidaya cacing tanah:
Buatlah bak budidaya dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 30 cm.
Setiap satu bak budidaya nantinya digunakan untuk menampung sekitar 1 ons (100-130
ekor) bibit cacing tanah.
Buat media budidaya dari campuran tanah gembur, kompos dan limbah sayur atau buah
dari pasar dengan perbandingan yang sama. Tambahkan sedikit air supaya agak basah,
lalu aduk agar tercampur rata dan diamkan selama 3-4 minggu.
Setelah itu tambahkan pupuk kandang halus dengan perbandingan 30% dan media
budidaya 70%. Bila perlu tambahkan juga 1% kapur untuk mengatur pH media budidaya.
PH yang baik adalah 6-7,2 dengan kelembaban 15-30% dan suhu normal 15-25 derajat
celcius.
Isi bak budidaya dengan media tanam sampai terisi setengah. Ratakan media budidaya
tetapi jangan dipadatkan.
2. TAHAP PEMILIHAN BIBIT DAN PEMBIAKAN :
Setelah bak dan media budidaya cacing tanah selesai dibuat,
maka selanjutnya pilih bibit cacing tanah yang akan dijadikan
indukan. Bibit cacing tanah yang akan kita gunakan adalah
yang berjenis “Lumbricus rubellus”. Bibit bisa didapat dengan
mencari sendiri atau membelinya di toko pakan ikan dan burung. Saat memilih bibit,
perhatikan beberapa hal seperti:
4
Pakan cacing tanah terbuat dari kotoran hewan halus. Jadi siapkan kotoran ayam, sapi,
atau kambing. Bebas, cari saja yang mudah didapat.
Buat bubur pakan dari air dan kotoran hewan halus dengan perbandingan sebanyak 1:1.
Taburkan bubur pakan secara merata pada 2/3 bagian dari bak budidaya.
Jika ingin hasil telur atau kokon yang melimpah, berikan pakan kotoran hewan dan
kompos hijau dengan perbandingan 30 : 70 atau campuran dedak, konsentrat dan air
dengan perbandingan 1/2 : 1/2 : 1.
Berikan pakan sekali sehari pada waktu pagi hari saja.
Masa untuk cacing siap berkembangbiak adalah pada umur 2-3 bulan. Satu ekor cacing
tanah umumnya bisa menghasilkan 4-7 ekor anakan cacing tanah. Rasio rata-rata
bertelurnya adalah 1-2 telur per 7-10 hari, atau dengan kata lain mencapai 1000 ekor
anakan/tahunnya.
Hindarkan wadah dari panas matahari langsung. Letakkan di tempat teduh agar media
tanam tidak cepat kering.
Hindarkan pula bak budidaya dari hujan dengan menutupnya menggunakan terpal atau
plastik, supaya air hujan tidak menggenangi media budidaya.
Atur dan kontrol kelembaban media budidaya. Berikan percikan air dengan
penyemprot/sprayer setiap hari.
Hindarkan bak budidaya dari gangguan predator, seperti semut, cicak, tikus, lintah,
kecoa, dan predator lainnya.
Tutup bagian atas bak budidaya dengan kasa/kawat halus supaya cacing tidak dimangsa
ayam atau burung.
Bila ingin mudah memanennya, pindahkan indukan siap menetas setelah 2 minggu masa
budidaya pertama. Sehingga saat sudah bertelur cacing tanaah bisa dipanen tanpa susah
mensortirnya lagi.
Cacing yang berusia 2,5-3,5 bulan sudah bisa dijadikan sebagai indukan/bibit.
Sebaliknya, untuk cacing yang sudah berumur 7 bulan ke atas adalah cacing tanah yang
tidak produktif, sehingga bisa dijual untuk pakan ternak.
Dalam pemanenannya, sebaiknya cacing tanah disortir menjadi dua jenis. Jenis unggul
merupakan hasil panen cacing tanah yang sudah mencapai ukuran 7-10 cm. Sedangkan
jenis menengah adalah cacing yang berukuran 4-6 cm. Sedangkan jenis unggul
biasanya dibuat menjadi tepung cacing tanah untuk dipakai sebagai bahan baku
kosmetik atau pelet dan pour.
7
2. Pembibitan jangkrik :
Bibit jangkrik yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidak sakit,
tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan umurnya sekitar 10-20 hari. Kalaupun
induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat
dibeli dari peternakan. Sedangkan
induk jantan diusahakan dari alam
bebas, karena lebih agresif.
Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90 % apabila
diberikan makanan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuan-
ramuan yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung,
ketan item, tepung ikan, kuning telur bebek, kalk dan kadang-kadang ditambah
dengan vitamin.
Jangkrik biasanya meletakkan telurnya dipasir atau tanah. Jadi didalam kandang
khusus peneluran disiapkan media pasir yang dimasukkan dipiring kecil.
Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur yang daya
tetasnya tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, maka telur
dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya kemudian kandang
bagiab dalam disemprot dengan larutan antibiotik (cotrymoxale).
Dalam satu kandang cukup dimasukkan 1-2 sendok teh telur dimana satu
sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000 butir telur. Selama
proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai
kelihatan keruh. Kelembaban telur harus dijaga dengan menyemprot telur
setiap hari dan telur harus dibulak-balik agar jangan sampai berjamur. Telur
akan menetas merata sekitar 4-6 hari.
8
3. Pemeliharaan Jangkrik :
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa dalam pengelolaan peternakan jangkrik ini
sanitasi merupakan masalah yang sangat penting. Untuk
menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat
pada bahan kandang, maka sebelum jangkrik dimasukkan
kedalam kandang, ada baiknya kandang dibersihkan
terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah.kondisi
kandang yang harus diusahakan sama dengan habitat
aslinya, yaitu lembab dan gelap, maka yang tidak kalah pentingnya adalah gizi
yang cukup agar tidak saling makan (kanibal).
5. Pemeliharaan Kandang :
Air dalam kaleng yang terdapat dikaki kandang, diganti setiap 2 hari sekali dan
kelembapan kandang harus diperhatikan serta diusahakan agar bahaya jangan sampai
masuk kedalam kandang.
9
6. Panen Jangkrik :
Peternak jangkrik dapat memperoleh 2 (dua) hasil utama yang
nilai ekonomisnya sama besar, yaitu: telur yang dapat dijual
untuk peternak lainnya dan jangkrik dewasa untuk pakan
burung dan ikan serta untuk tepung jangkrik.
Dijual untuk :
- Pakan Burung
1. Persiapan Kandang :
Tahap cara beternak yang pertama adalah persiapan. Dalam mempersiapkan peternakan
ulat sutera, terdapat tiga hal yang paling utama yakni tempat pemeliharaan, bibit, dan
pakan. Kandang ulat sutera berupa ruangan dengan rak didalamnya. Sebaiknya sediakan
dua ruang berbeda sebagai teknik beternak yang ditujukan untuk ulat sutera kecil dan ulat
sutera besar. Pastikan ruangan memiliki ventilasi dan jendela dan didesinfektan 2 atau 3
hari sebelum pemeliharaan ulat dimulai dengan
menggunakan larutan kaporit 0,5% atau formalin (2-
3%) yang disemprotkan secara merata.
2. Bibit :
Persiapan kedua dalam teknik budidaya ulat sutera
adalah penyediaan bibit. Pesanlah bibit selambat
lambatnya 10 hari sebelum pemeliharaan ulat dimulai serta lakukanlah inkubasi agar
penetasannya seragam. Sebarkan telur didalam sebuah kotak penetasan kemudian tutup
dengan kertas putih yang tipis. Setelah itu, simpan kotak didalam tempat sejuk yang
terhindari dari penyinaran matahari secara langsung, pada suhu berkisar 25° -28° C dan
kelembaban sekitar 75-85%. Setelah terlihat bintik biru pada telur, bungkus dengan kain
hitam selama 2 hari, dan telur pun siap untuk dikembang biakkan.
11
3. Pakan :
Hal yang tidak kalah penting dalam cara ternak ulat sutera adalah pakan. Hanya ada satu
jenis pakan yang dapat diberikan kepada ulat sutera yaitu daun murbei. Sebagai tips, daun
murbei yang baik diberikan kepada ulat sutera adalah jenis Morus alba, M. multicaulis,
M. cathayana dan BNK-3. Berikanlah daun murbei yang berumur kurang lebih 1 bulan
untuk ulat kecil dan berumur 2-3 bulan untuk ulat besar. Cara budidaya 1 boks ulat
sutera, dibutuhkan kira kira 400-500 kg daun murbei tanpa cabang untuk ulat kecil dan
1.000 – 1.200 kg daun murbei dengan cabang untuk ulat besar.
Lakukan hal yang sama dalam memelihara hingga ulat berada pada akhir instar ketiga.
Pada saat tersebut ulat sudah berukuran cukup besar dan harus dipindahkan ke ruangan
yang lebih luas dengan suhu 24-26° C dan kelembapan sekitar 70-75%. Pada instar
kelima, ulat akan mulai mengkokon. Ulat yang siap mengkokon dipindahkan kedalam
alat pengokonan yang dapat terbuat dari karton, plastik atau bambu. Pengkokonan
berlangsung selama sekitar 7 hari dan selanjutnya kokon siap dipanen dan dipasarkan
atau diolah sebagai benang bahan baku pembuatan kain sutera.
12
Langkah penyimpanan kokon dalam Cara berternak ulat sutra yaitu seperti berikut : dimasukkan
ke didalam kotak karton, kantong kain/kerta; diletakkan pada ruangan yang kering atau tidak
lembab; sepanjang penyimpanan, sekali-sekali dijemur lagi di cahaya matahari; lama
penyimpanan kokon bergantung pada langkah pengeringan, tingkat kekeringan dan area
penyimpanan dalam Cara berternak ulat sutra.
- Obat Medis
- Makanan
Lebah adalah sekelompok besar serangga yg dikenal karena hidupnya berkelompok meskipun
sebenarnya tdk semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dlm suku atau familia
Apidae (ordo Hymenoptera).
1. JENIS LEBAH
Lebah termasuk hewan yg masuk dlm kelas insekta famili Apini & genus Apis. Spesiesnya
bermacam-macam, yg banyak terdapat di Indonesia adalah A. cerana, A. Dorsata A. Florea. Jenis
unggul Lebah yg sering dibudidayakan adalah jenis A. mellifera. Menurut asal-usulnya lebah
dibagi 4 jenis berdasar penyebarannya:
1. Apis cerana, diduga berasal dari daratan Asia menyebar sampai Afghanistan, Cina
maupun Jepang.
2. Apis mellifera, banyak dijumpai di daratan Eropa, misalnya Prancis, Yunani & Italia
serta di daerah sekitar Mediterania.
3. Apis Dorsata, memiliki ukuran tubuh paling besar dgn daerah penyebaran sub tropis
& tropis Asia seperti Indonesia, Philipina & sekitarnya. Penyebarannya di Indonesia
merata mulai dari Sumatera sampai Irian.
4. Apis Florea merupakan spesies terkecil tersebar mulai dari Timur Tengah, India
sampai Indonesia. Di Indonesia orang menyebutnya dgn tawon
klanceng. [ Jenis Lebah/ Tawon ]
2. MANFAAT LEBAH
Produk yg dihasilkan Lebah adalah madu:
1. Madu sebagai produk utama berasal dari nektar bunga merupakan makanan yg sangat
berguna bagi pemeliharaan kesehatan, kosmetika & farmasi.
2. Royal jelly dimanfaatkan untuk stamina & penyembuhan penyakit, sebagai bahan
campuran kosmetika, bahan campuran obat-obatan.
3. Pollen (tepung sari) dimanfaatkan untuk campuran bahan obat-obatan/ kepentingan
farmasi.
4. Lilin lebah (malam) dimanfaatkan untuk industri farmasi & kosmetika sebagai
pelengkap bahan campuran.
5. Propolis (perekat lebah) untuk penyembuhan luka, penyakit kulit & membunuh virus
influensa.
14
3. PERSYARATAN LOKASI LEBAH
Suhu ideal yg cocok bagi Lebah adalah sekitar 26 derajat C, pada suhu ini Lebah dapat
beraktifitas normal. Suhu di atas 10 derajat C lebah masih beraktifitas. Di lereng
pegunungan/dataran tinggi yg bersuhu normal (25 derajat C) seperti Malang & Bandung lebah
madu masih ideal dibudidayakan. Lokasi yg disukai lebah adalah tempat terbuka, jauh dari
keramaian & banyak terdapat bunga sebagai pakannya.
15
o Perawatan Bibit & Calon Induk Lebah
1. Lebah yg baru dibeli dirawat khusus. Satu hari setelah dibeli, ratu
dikeluarkan & dimasukkan ke dlm stup yg telah disiapkan. Selama 6 hari lebah-
lebah tersebut tidak dapat diganggu karena masih pada masa adaptasi sehingga
lebih peka terhadap lingkungan yg tidak menguntungkan. Setelah itu baru dapat
dilaksanakan untuk perawatan & pemeliharaan rutin.
2. Sistem Pemuliabiakan :
Pemuliabiakan pada Lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya
pengembangan koloni.
3. Reproduksi & Perkawinan :
Dalam setiap koloni terdapat tiga jenis lebah masing-masing lebah
ratu,Lebah pekerja & Lebah jantan. Alat reproduksi Lebah pekerja berupa
kelamin betina yg tidak berkembang sehingga tidak berfungsi, sedangkan alat
reproduksi berkembang lebah ratu sempurna & berfungsi untuk reproduksi.
4. Proses Penetasan
Setelah kawin, Lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk mencari sel-sel yg masih kosong dlm
sisiran. Sebutir telur diletakkan di dasar sel. Tabung sel yg telah yg berisi telur akan diisi madu
& tepung sari oleh lebah pekerja & setelah penuh akan ditutup lapisan tipis yg nantinya dapat
ditembus oleh penghuni dewasa. Untuk mengeluarkan sebutir telur diperlukan waktu sekitar 0,5
menit, setelah mengeluarkan 30 butir telur, ratu akan istirahat 6 detik untuk makan. Jenis tabung
sel dlm sisiran adalah:
a. Sel calon ratu, berukuran paling besar, tak teratur & biasanya terletak di pinggir
sarang.
b. Sel calon pejantan, ditandai dgn tutup menonjol & terdapat titik hitam di tengahnya.
c. Sel calon pekerja, berukuran kecil, tutup rata & paling banyak jumlahnya.
Lebah madu merupakan serangga dgn 4 tingkatan kehidupan yaitu telur, larva, pupa & serangga
dewasa. Lama dlm setiap tingkatan punya perbedaan waktu yg bervariasi. Rata-rata waktu
perkembangan lebah:
1. Lebah ratu: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 1 hari, iatirahat 2
hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 3 hari, total waktu jadi lebah 15
hari.
2. Lebah pekerja: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 2 hari,
iatirahat 3 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu
jadi lebah 21 hari.
3. Lebah pejantan: menetas 3 hari, larva 6 hari, terbentuk benang penutup 3 hari,
iatirahat 4 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu
jadi lebah 24 hari. Selama dlm periode larva, larva-larva dlm tabung akan makan madu &
tepung sari sebanyak-banyaknya. Periode ini disebut masa aktif, kemudian larva menjadi
kepompong (pupa). Pada masa kepompong lebah tidak makan & minum, di masa ini
terjadi perubahan dlm tubuh pupa untuk menjadi lebah sempurna. Setelah sempurna
lebah akan keluar sel menjadi lebah muda sesuai asal selnya.
16
o Pemeliharaan Lebah
1. Sanitasi, Tindakan Preventif & Perawatan Lebah
Pada pengelolaan Lebah secara modern lebah ditempatkan pada kandang berupa
kotak yg biasa disebut stup. Di dlm stup terdapat ruang untuk beberapa frame
atau sisiran. dgn sistem ini peternak dapat harus rajin memeriksa, menjaga &
membersihkan bagian-bagian stup seperti membersihkan dasar stup dari kotoran
yg ada, mencegah semut/serangga masuk dgn memberi tatakan air di kaki stup &
mencegah masuknya binatang pengganggu.
2. Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan ini meliputi menyingkirkan Lebah & sisiran sarang abnormal serta
menjaga kebersihan stup.
3. Pemberian Pakan
Cara pemberian pakan Lebah adalah dgn menggembala Lebah ke tempat di
mana banyak bunga. Jadi disesuaikan dgn musim bunga yg ada. dlm
penggembalaan yg perlu diperhatikan adalah :
a. Perpindahan lokasi dilakukan malam hari saat lebah tidakaktif.
b. Bila jarak jauh perlu makanan tambahan (buatan).
c. Jarak antar lokasi penggembalaan minimum 3 km.
d. Luas areal, jenis tanaman yg berbunga & waktu musim bunga.
Tujuan utama dari penggembalaan ini adalah untuk menjaga kesinambungan produksi agar tidak
menurun secara drastis. Pemberian pakan tambahan di luar pakan pokok bertujuan untuk
mengatasi kekurangan pakan akibat musim paceklik/saat melakukan pemindahan stup saat
penggeembalaan. Pakan tambahan tidak dapat meningkatkan produksi, tetapi hanya berfungsi
untuk mempertahankan kehidupan Lebah. Pakan tambahan dapat dibuat dari bahan gula & air
dgn perbandingan 1:1 & adonan tepung dari campuran bahan ragi, tepung kedelai & susu kering
dgn perbandingan 1:3:1 ditambah madu secukupnya. [Pedoman Teknis Budidaya Lebah]
Penyakit Lebah
Di daerah tropis penyakit Lebah jarang terjadi dibandingkan dgn daerah sub tropis/daerah
beriklim salju. Iklim tropis merupakan penghalang terjalarnya penyakit Lebah. Kelalaian
kebersihan mendatangkan penyakit. Beberapa penyakit pada lebah & penyebabnya antara lain:
1. Foul Brood ; ada dua macam penyakit ini yaitu American Foul Brood
disebabkan oleh Bacillus larva & European Foul Brood. Penyebab: Streptococcus
pluton. Penyakit ini menyerang sisiran & tempayak lebah.
2. Chalk Brood
Penyebab: jamur Pericustis Apis. Jamur ini tumbuh pada tempayak &
menutupnya hingga mati.
3. Stone Brood
Penyebab: jamur Aspergillus flavus Link ex Fr & Aspergillus fumigatus Fress.
Tempayak yg diserang berubah menjadi seperti batu yg keras.
4. Addled Brood
Penyebab: telur ratu yg cacat dari dlm & kesalahan pada ratu.
17
Hama Lebah
Hama yg sering mengganggu lebah antara lain:
1. Burung, sebagai hewan yg juga pemakan serangga
menjadikan Lebahsebagai salah satu makanannya.
2. Kadal & Katak, gangguan yg ditimbulkan sama dgn yg dilakukan oleh
burung.
3. Semut, membangun sarang dlm stup & merampas makanan Lebah.
4. Kupu-kupu, telur kupu-kupu yg menetas dlm sisiran menjadi ulat yg dapat
merusak sisiran.
5. Tikus, merampas madu & merusak sisiran.
Pencegahan Serangan Penyakit & Hama Lebah
Upaya mencegah serangan penyakit & hama tindakan yg perlu adalah:
o Pembersihan stup setiap hari.
o Memperhatikan abnormalitas tempayak, sisiran & kondisi Lebah.
o Kaki-kaki stup harus diberi air untuk mencegah serangan semut.
o Pintu masuk dibuat seukuran Lebah. [ Hama dan Penyakit Lebah ]
6. PANEN LEBAH :
1. Hasil Utama Lebah
Madu merupakan hasil utama dari Lebah yg begitu banyak manfaatnya & bernilai
ekonomi tinggi.
2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan yg punya nilai & manfaat adalah royal jelly (susu ratu), pollen
(tepungsari), lilin lebah (malam) & propolis (perekat lebah).
3. Pengambilan madu
Panen madu dilaksanakan pada 1-2 minggu setelah musim bunga. Ciri-ciri madu siap
dipanen adalah sisiran telah tertutup oleh lapisan lilin tipis. Setelah itu sisiran diekstraksi
untuk diambil madunya.
Urutan proses panen:
o Mengambil & mencuci sisiran yg siap panen, lapisan penutup dikupas dgn pisau.
o Sisiran yg telah dikupas diekstraksi dlm ekstraktor madu.
o Hasil disaring & dilakukan penyortiran.
o Disimpan dlm suhu kamar untuk menghilangkan gelembung udara.
o Pengemasan madu dlm botol.
7. Manfaat :
1. Sebagai Penghasil Madu.
2. Perawatan Kecantikan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Bisnis Telur Jangkrik, Info Peluang No. 33, Edisi 1 Juli 1999
óóó-, Beternak Cacing Ala Samin, Info Agribisnis Trubus No.354, Edisi
Mei 1999
óóó-, Cacing Untuk Tangkar, Info Agribisnis Trubus No. 355, Edisi Juni ñ
1999.
óóó-, Langkah Demi Langkah Beternak Ulat Sutra Produktif, Info
Agribisnis Trubus-No. 356, Edisi Juli 1999.
Adihendro, Rahasia Beternak Ulat Sutra, Ardy Agency, Jakarta, 1999.
Arnett, Russ H., Jr. and Richard L. Jacques., Jr, Guide To Insects ( New
York : Simon ñ and Schuster Inc., 1981)
Serangga, Edisi 6, terjemahan Soetiyono Partosoedjono ( Yagyakarta;
Universitas-Gajah Mada Press, 1992 ).
Paimin B. Farry dan Pudjastuti L.E, Sukses Beternak Satwa Harapan,
Penebar Swadaya, Jakarta, 1999.
Budidaya Cacing,https://carajuki.com/budidaya-cacing/
Budidaya
Jangkrik,http://www.budidayaternakjangkrik.com/2014/03/panduan-
budidaya-jangkrik-bagi-pemula.htmly
Sumber : Proyek Pengembangan Satwa Harapan Ekonimi Masyarakat
Pedesaan,Bappenas. Bahan update dari sutanmuda.wordpress.com.
20
BAB III
Penutup
Kesimpulan :
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah
sebagai berikut :
1. pemeliharaan cacing tanah,jangkrik,lebah madu,
dan ulat sutra mendapatkan hasil yang dapat
dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh manusia.
2.cacing tanah, jangkrik,lebah madu, dan ulat sutra
adalah satwa harapan yang nilai ekonominya sangat
tinggi.
3.menambah wawasan untuk mengembangkan satwa
harapan.
4.cacing tanah, jangkrik,lebah madu, dan ulat sutra
juga mempunyai khasiat sebagai obat penyembuh
berbagai penyakit.
Saran :
Saran saya sebagai pembuat makalah ini
adalah supaya mengetahui macam macam hewan
satwa harapan yang harus di lestarikan dan di
jaga dari kepunahan. Dan mempunyai modal bibit
baru dan unggul dari hewan satwa harapan.
19