Anda di halaman 1dari 23

“ Makalah Prakarya “

( Budidaya Satwa Harapan)

Nama : Anggita Firdatul Khasanah.


Kelas : IX-B.
No.Absen : 09 (Sembilan)

Tahun Ajaran 2016/2017


SMPN 1 CANDI,SIDOARJO
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya
berhasil menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Budidaya Satwa
Harapan". Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang
diberikan kepada saya sehingga saya dapat mengumpulkan bahan -
bahan materi makalah ini.
Makalah ini berisikan informasi tentang Cara membudidayakan
Satwa Harapan ( Cacing, Jangkrik, Ulat Sutra, Lebah ). Harapan saya
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca.
Saya sadar, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari
sempurna, karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik
lagi. Oleh karena itu saya mohon bantuan dari para pembaca.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Sidoarjo, 15 Februari 2017

Penulis
Anggita Firdatul Khasanah

1
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………..1
Daftar Isi…………………………………………………...2
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………….3
B. Rumusan Masalah…………………………………....3
BAB II Pembahasan
A. Cara Budidaya Cacing Tanah………………………..4
B. Cara Budidaya Jangkrik……………………………...7
C. Cara Budidaya Ulat Sutra……………………………11
D. Cara Budidaya Lebah Madu…………………………14
BAB III Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………..19
B. Saran…………………………………………………19
C.Daftar Pustaka………………………………………..20

2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang :
Perkembangan usaha peternakan telah sampai pada upaya
perluasan jenis-jenis hewan yang diusahakan untuk diambil
hasilnya. Perluasan ini dibuktikan dengan munculnya istilah
baru, yaitu‘satwa harapan’. Berdasarkan perbedaan dari
definisi antara hewan dan ternak, dimana hewan adalah semua
binatang yang hidup di darat, baik yang dipelihara maupun
yang liar. Ternak adalah hewan piaraan yang kehidupannya
diatur dan diawasi oleh manusia serta dipelihara khusus untuk
diambil hasil dan jasanya bagi kepentingan hidup manusia.
Satwa harapan dapat didefinisikan sebagai binatang atau
satwa selain binatang yang dipelihara/diternakan tersebut dan
diharapkan apabila diusahakan dapat menghasilkan bahan dan
jasa seperti ternak. Berbagai jenis satwa harapan tersebut,
contohnya antara lain ; Cacing, jangkrik, lebah, ulat sutra,
burung, reptil.

B.Rumusan Masalah :
1. Bagaimana tahap pemeliharaan satwa harapan dari awal
sampai panen ( bisa dijual ) ?
2. Apa kegunaan / manfaat penjualan satwa harapan ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

“ CARA BUDIDAYA CACING TANAH ”

1. TAHAP PEMBUATAN BAK DAN MEDIA BUDIDAYA CACING TANAH :

Sebelum memulai budidaya cacing tanah, hal pertama yang harus disiapkan adalah bak
dan media budidaya. Bak untuk budidaya cacing tanah umumnya bisa dibuat dari kotak
kayu yang diberi alas terpal atau bak berupa kolam cor. Keduanya sama-sama
bagusnya, tinggal sesuaikan saja dengan luas lahan budidaya yang dimiliki. Langkah-
langkah membuat bak dan media budidaya cacing tanah:

 Buatlah bak budidaya dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 30 cm.
 Setiap satu bak budidaya nantinya digunakan untuk menampung sekitar 1 ons (100-130
ekor) bibit cacing tanah.
 Buat media budidaya dari campuran tanah gembur, kompos dan limbah sayur atau buah
dari pasar dengan perbandingan yang sama. Tambahkan sedikit air supaya agak basah,
lalu aduk agar tercampur rata dan diamkan selama 3-4 minggu.
 Setelah itu tambahkan pupuk kandang halus dengan perbandingan 30% dan media
budidaya 70%. Bila perlu tambahkan juga 1% kapur untuk mengatur pH media budidaya.
PH yang baik adalah 6-7,2 dengan kelembaban 15-30% dan suhu normal 15-25 derajat
celcius.
 Isi bak budidaya dengan media tanam sampai terisi setengah. Ratakan media budidaya
tetapi jangan dipadatkan.
2. TAHAP PEMILIHAN BIBIT DAN PEMBIAKAN :
Setelah bak dan media budidaya cacing tanah selesai dibuat,
maka selanjutnya pilih bibit cacing tanah yang akan dijadikan
indukan. Bibit cacing tanah yang akan kita gunakan adalah
yang berjenis “Lumbricus rubellus”. Bibit bisa didapat dengan
mencari sendiri atau membelinya di toko pakan ikan dan burung. Saat memilih bibit,
perhatikan beberapa hal seperti:
4

 Pilih indukan bibit yang berukuran besar dan tanpa luka.


 Ambil dan pisahkan bibit sebanyak 1 ons (100-150 ekor).
 Masukkan perlahan semua bibit ke dalam bak budidaya secara merata.
 Semprot dengan sprayer pada media budidaya agar sedikit lembab.
 Tutup dengan plastik hitam atau daun pisang untuk menghindari penguapan sehingga
media tanam tidak cepat kering.

3. PEMBUATAN DAN PEMBERIAN PAKAN :


Cacing tanah umunya mempunyai daya makan yang cukup tinggi. Sehingga setiap satu
ekor cacing tanah bisa mengahabiskan makanan sebesar ukuran tubuhnya. Jadi untuk
satu bak budidaya yang berisi 1 ons cacing tanah juga harus disediakan pakan
sebanyak 1 ons. Pakan untuk cacaing tanah bisa diberikan dalam bentuk larutan atau
bubur. Cara membuatnya seperti ini:

 Pakan cacing tanah terbuat dari kotoran hewan halus. Jadi siapkan kotoran ayam, sapi,
atau kambing. Bebas, cari saja yang mudah didapat.
 Buat bubur pakan dari air dan kotoran hewan halus dengan perbandingan sebanyak 1:1.
 Taburkan bubur pakan secara merata pada 2/3 bagian dari bak budidaya.
 Jika ingin hasil telur atau kokon yang melimpah, berikan pakan kotoran hewan dan
kompos hijau dengan perbandingan 30 : 70 atau campuran dedak, konsentrat dan air
dengan perbandingan 1/2 : 1/2 : 1.
 Berikan pakan sekali sehari pada waktu pagi hari saja.

4. PERKEMBANGBIAKKAN CACING TANAH :


Pada dasarnya cacing tanah adalah hewan hermaphrodite (berkelamin ganda) tetapi
tidak bisa membuahi diri sendiri. Sehingga pembuahan dilakukan oleh bantuan cacing
lain. Setelah masa kawin selesai, maka akan muncul telur/kokon yang berbentuk butiran
sebesar pentol korek. Biasanya kokon diletakkan di tempat lembab, dan akan menetas
dalam 14-21 hari.

Masa untuk cacing siap berkembangbiak adalah pada umur 2-3 bulan. Satu ekor cacing
tanah umumnya bisa menghasilkan 4-7 ekor anakan cacing tanah. Rasio rata-rata
bertelurnya adalah 1-2 telur per 7-10 hari, atau dengan kata lain mencapai 1000 ekor
anakan/tahunnya.

5. PERAWATAN CACING TANAH :


Perawatan dan pemeliharaan cacing tanah sangatlah mudah. Tidak perlu terlalu
diperhatikan tetapi jangan lantas dibiarkan tanpa konrol. Lakukan kontrol ringan setiap
hari saat memberi pakan pada cacing tanah. Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam
merawat cacing tanah adalah sebagai berikut:

 Hindarkan wadah dari panas matahari langsung. Letakkan di tempat teduh agar media
tanam tidak cepat kering.
 Hindarkan pula bak budidaya dari hujan dengan menutupnya menggunakan terpal atau
plastik, supaya air hujan tidak menggenangi media budidaya.
 Atur dan kontrol kelembaban media budidaya. Berikan percikan air dengan
penyemprot/sprayer setiap hari.
 Hindarkan bak budidaya dari gangguan predator, seperti semut, cicak, tikus, lintah,
kecoa, dan predator lainnya.
 Tutup bagian atas bak budidaya dengan kasa/kawat halus supaya cacing tidak dimangsa
ayam atau burung.
 Bila ingin mudah memanennya, pindahkan indukan siap menetas setelah 2 minggu masa
budidaya pertama. Sehingga saat sudah bertelur cacing tanaah bisa dipanen tanpa susah
mensortirnya lagi.
 Cacing yang berusia 2,5-3,5 bulan sudah bisa dijadikan sebagai indukan/bibit.
 Sebaliknya, untuk cacing yang sudah berumur 7 bulan ke atas adalah cacing tanah yang
tidak produktif, sehingga bisa dijual untuk pakan ternak.

6. MASA PANEN CACING TANAH :


Cacing tanah umumnya siap di panen mulai dari umur 2,5 bulan sampai 7 bulan ke atas.
Cacing tanah umur 2,5-3,5 bulan bisa dijual sebagai bibit/indukan. Sedangkan cacing
tanah yang berumur 3,5-7 bulan bisa dijual sebagai bahan baku pakan ternak seperti
pelet lele, pakan ayam, ikan, dll. Sedangkan pada umur 7 bulan keatas dapat dijual untuk
bahan baku kosmetik.

Dalam pemanenannya, sebaiknya cacing tanah disortir menjadi dua jenis. Jenis unggul
merupakan hasil panen cacing tanah yang sudah mencapai ukuran 7-10 cm. Sedangkan
jenis menengah adalah cacing yang berukuran 4-6 cm. Sedangkan jenis unggul
biasanya dibuat menjadi tepung cacing tanah untuk dipakai sebagai bahan baku
kosmetik atau pelet dan pour.

7. Penjualan cacing tanah :


Cacing tanah (Lumbricus rubellus) merupakan salah satu jenis cacing yang meyimpan
banyak manfaat dan bernilai ekonomi tinggi. Salah satunya adalah, cacing tanah
memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Sehingga sangat cocok untuk pakan
hewan seerti burung dan ikan.
Selain itu, cacing tanah juga digunkan sebagai bahan obat dan juga kosmetik. Oleh
sebab itu, budidaya cacing tanah sangat potensial sebagai usaha sampingan yang
menjanjikan.

Kegunaan / Manfaat Cacing Tanah :


Dijual Untuk : -Pupuk Kompos - Pakan Ikan - Obat Tifus

“ CARA BUDIDAYA JANGKRIK ”

Usaha budidaya jangkrik sendiri minim kelemahan atau resikonya, karena


keberhasilannya bisa 90%. Keberhasilan dalam penetasan dan pembesaran
jangkrik juga sama-sama 90%, asalkan anda merawat jangkrik dengan sungguh-
sungguh dan dalam pemberian pakan jangkrik tidak mengalami keterlambatan.
tidak banyak bicara lau ni cara cara nya :

Pesyaratan lokasi untuk budidaya atau beternak jangkrik


1. Lokasi budidaya harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang
baik.
2. Lokasi jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar, jalan raya dan lain
sebagainya.
3. Tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan.
4. Bebas dari gangguan predator
5. Jauh dari kandang ayam

Cara budidaya atau beternak jangkrik :


1. Penyiapan Sarana dan Peralatan kandang
jangkrik :
Kandang jangkrik biasanya berbentuk persegi
panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100
cm sedangkan panjangnya 120-200 cm. Kotak
(kandang) dapat dibuat dari kayu dengan rangka
kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding
kandang dapat dibuat dari triplek. Kandang biasanya dibuat bersusun, dan
kandang paling bawah mempunyai minimal empat kaki penyangga. Untuk
menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga
lainnya, maka keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak
tanah atau juga vaseline (gemuk) yang dilumurkan ditiap kaki penyangga.

7
2. Pembibitan jangkrik :
Bibit jangkrik yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidak sakit,
tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan umurnya sekitar 10-20 hari. Kalaupun
induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat
dibeli dari peternakan. Sedangkan
induk jantan diusahakan dari alam
bebas, karena lebih agresif.

Adapun ciri-ciri indukan jangkrik ,


induk betina, dan induk jantan
yang adalah sebagai berikut:
1. Indukan betina jangkrik
sungutnya (antena) masih panjang
dan lengkap dengan kedua kaki
belakangnya masih lengkap sehingga bisa melompat dengan tangkas, gesit dan
kelihatan sehat. Badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap. Sebaiknya
pilihlah induk yang besar dangan memilih jangkrik yang mengeluarkan zat cair
dari mulut dan duburnya apabila dipegang.
2. Induk jantan Jangkrikselalu mengeluarkan suara mengerik dengan
permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang. Tidak mempunyai
ovipositor di ekor

Perawatan jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur 10


hari harus benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya, karena
pertumbuhannya sangat pesat. Sehingga kalau makanannya kurang, maka
anakan jangkrik akan menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain itu
perlu juga dikontrol kelembapan udara serta binatang pengganggu, yaitu,
semut, tikus, cicak, kecoa dan laba-laba. Untuk mengurangi sifat kanibal dari
jangkrik, maka makanan jangan sampai kurang. Makanan yang biasa diberikan
antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan serta diberikan bergantian
setiap hari.

Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90 % apabila
diberikan makanan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuan-
ramuan yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung,
ketan item, tepung ikan, kuning telur bebek, kalk dan kadang-kadang ditambah
dengan vitamin.

Jangkrik biasanya meletakkan telurnya dipasir atau tanah. Jadi didalam kandang
khusus peneluran disiapkan media pasir yang dimasukkan dipiring kecil.
Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur yang daya
tetasnya tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, maka telur
dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya kemudian kandang
bagiab dalam disemprot dengan larutan antibiotik (cotrymoxale).

Dalam satu kandang cukup dimasukkan 1-2 sendok teh telur dimana satu
sendok teh telur diperkirakan berkisar antara 1.500-2.000 butir telur. Selama
proses ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai
kelihatan keruh. Kelembaban telur harus dijaga dengan menyemprot telur
setiap hari dan telur harus dibulak-balik agar jangan sampai berjamur. Telur
akan menetas merata sekitar 4-6 hari.

8
3. Pemeliharaan Jangkrik :
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa dalam pengelolaan peternakan jangkrik ini
sanitasi merupakan masalah yang sangat penting. Untuk
menghindari adanya zat-zat atau racun yang terdapat
pada bahan kandang, maka sebelum jangkrik dimasukkan
kedalam kandang, ada baiknya kandang dibersihkan
terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah.kondisi
kandang yang harus diusahakan sama dengan habitat
aslinya, yaitu lembab dan gelap, maka yang tidak kalah pentingnya adalah gizi
yang cukup agar tidak saling makan (kanibal).

4. Pemberian Pakan jangkrik :

Anakan umur 1-10 hari diberikan Voor (makanan


ayam) yang dibuat darikacang kedelai, beras merah
dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah vase ini,
anakan dapat mulai diberi pakan sayur-sayuran
disamping jagung muda dan gambas. Sedangkan
untuk jangkrik yang sedang dijodohkan, diberi pakan antara lain : sawi, wortel,
jagung muda, kacang tanah, daun singkong serta ketimun karena kandungan
airnya tinggi. Bahkan ada juga yang menambah pakan untuk ternak yang
dijodohkan anatar lain : bekatul jagung, tepung ikan, ketan hitam, kuning telur
bebek, kalk dan beberapa vitamin yang dihaluskan dan dicampur menjadi satu.

5. Pemeliharaan Kandang :
Air dalam kaleng yang terdapat dikaki kandang, diganti setiap 2 hari sekali dan
kelembapan kandang harus diperhatikan serta diusahakan agar bahaya jangan sampai
masuk kedalam kandang.

Hama dan penyakit jangkrik


 Penyakit, Hama dan Penyebabnya Sampai sekarang belum ditemukan penyakit yang
serius menyerang jangkrik. Biasanya penyakit itu timbul karena jamur yang menempel
di daun. Sedangkan hama yang sering mengganggu jangkrik adalah semut atau serangga
kecil, tikus, cicak, katak dan ular.
 Pencegahan Serangan Hama dan Penyakit Untuk menghindari infeksi oleh jamur,
maka makanan dan daun tempat berlindung yang tercemar jamur harus dibuang. Hama
pengganggu jangkrik dapat diatasi dengan membuat dengan membuat kaleng yang
berisi air, minyak tanah atau mengoleskan gemuk pada kaki kandang.
 Pemberian Vaksinasi dan Obat Untuk saat ini karena hama dan penyakit dapat diatasi
secara prefentif, maka penyakit jangkrik dapat ditekan seminimum mungkin. Jadi
pemberian obat dan vaksinasi tidak diperlukan.

9
6. Panen Jangkrik :
Peternak jangkrik dapat memperoleh 2 (dua) hasil utama yang
nilai ekonomisnya sama besar, yaitu: telur yang dapat dijual
untuk peternak lainnya dan jangkrik dewasa untuk pakan
burung dan ikan serta untuk tepung jangkrik.

7. Kegunaan / Manfaat Jangkrik :

Dijual untuk :

- Pakan Burung

- Dijadikan Tepung Jangkrik

- Dijadikan Bahan Kosmetik

- Makanan ( Rempeyek jangkrik, Kerupuk Jangkrik, Sate Jangkrik )


10
“ CARA BUDIDAYA ULAT SUTRA ”

1. Persiapan Kandang :
Tahap cara beternak yang pertama adalah persiapan. Dalam mempersiapkan peternakan
ulat sutera, terdapat tiga hal yang paling utama yakni tempat pemeliharaan, bibit, dan
pakan. Kandang ulat sutera berupa ruangan dengan rak didalamnya. Sebaiknya sediakan
dua ruang berbeda sebagai teknik beternak yang ditujukan untuk ulat sutera kecil dan ulat
sutera besar. Pastikan ruangan memiliki ventilasi dan jendela dan didesinfektan 2 atau 3
hari sebelum pemeliharaan ulat dimulai dengan
menggunakan larutan kaporit 0,5% atau formalin (2-
3%) yang disemprotkan secara merata.

2. Bibit :
Persiapan kedua dalam teknik budidaya ulat sutera
adalah penyediaan bibit. Pesanlah bibit selambat
lambatnya 10 hari sebelum pemeliharaan ulat dimulai serta lakukanlah inkubasi agar
penetasannya seragam. Sebarkan telur didalam sebuah kotak penetasan kemudian tutup
dengan kertas putih yang tipis. Setelah itu, simpan kotak didalam tempat sejuk yang
terhindari dari penyinaran matahari secara langsung, pada suhu berkisar 25° -28° C dan
kelembaban sekitar 75-85%. Setelah terlihat bintik biru pada telur, bungkus dengan kain
hitam selama 2 hari, dan telur pun siap untuk dikembang biakkan.
11

3. Pakan :
Hal yang tidak kalah penting dalam cara ternak ulat sutera adalah pakan. Hanya ada satu
jenis pakan yang dapat diberikan kepada ulat sutera yaitu daun murbei. Sebagai tips, daun
murbei yang baik diberikan kepada ulat sutera adalah jenis Morus alba, M. multicaulis,
M. cathayana dan BNK-3.  Berikanlah daun murbei yang berumur kurang lebih 1 bulan
untuk ulat kecil dan berumur 2-3 bulan untuk ulat besar. Cara budidaya 1 boks ulat
sutera, dibutuhkan kira kira 400-500 kg daun murbei tanpa cabang untuk ulat kecil dan
1.000 – 1.200 kg daun murbei dengan cabang untuk ulat besar.

4. Siklus Hidup Ulat Sutera :


Siklus hidup ulat sutera dimulai dari telur yang menetas menjadi ulat kecil dan
berkembang menjadi ulat besar, lalu berubah menjadi pupa atau kepompong, dan
akhirnya menjadi ngengat yang akan menetaskan telur lagi. Terdapat lima fase atau instar
selama hidup ulat sutera dimana pada setiap akhir instar, ulat sutera akan mengalami
masa tidur atau istirahat, serta pergantian kulit. Pada instar 1 hingga instar 3, ulat sutera
disebut ulat sutera kecil, sementara pada instar 4 sampai 5 ulat sutera disebut ulat sutera
besar.

5. Proses Pemeliharaan Ulat Sutera :


Ulat yang baru menetas dari kotak inkubasi dipindahkan kedalam tempat pemeliharaan
untuk ulat kecil dan diberi makan secara teratur tiga kali sehari pada pagi, siang, dan sore
hari. Setelah kurang lebih 4 hari, ulat muda akan berada pada akhir instar pertama dan
kemudian akan mengalami masa tidur. Pada masa tidur, ulat ditaburi kapur dan tidak
perlu diberi makan, serta jangan lupa untuk membuka ventilasi dan jendela agar udara
mengalir dengan baik.Setelah itu, instar kedua pun dimulai. Ulat kembali diberi makan
hingga kembali mengalami masa istirahat pada akhir instar.

Lakukan hal yang sama dalam memelihara hingga ulat berada pada akhir instar ketiga.
Pada saat tersebut ulat sudah berukuran cukup besar dan harus dipindahkan ke ruangan
yang lebih luas dengan suhu 24-26° C dan kelembapan sekitar 70-75%. Pada instar
kelima, ulat akan mulai mengkokon.  Ulat yang siap mengkokon dipindahkan kedalam
alat pengokonan yang dapat terbuat dari karton, plastik atau bambu. Pengkokonan
berlangsung selama sekitar 7 hari dan selanjutnya kokon siap dipanen dan dipasarkan
atau diolah sebagai benang bahan baku pembuatan kain sutera.
12

6. Panen dan penanganan kokon


dalam Cara berternak ulat
sutra :
Panen dalam Cara berternak ulat sutra dikerjakan pada hari
ke-5 atau ke-6 sejak ulat mulai buat kokon. Menurut Cara
berternak ulat sutra sebelum saat panen, ulat yang tidak mengokon atau yang mati di ambil lalu
dibuang atau dibakar. Penanganan kokon dalam Cara berternak ulat sutra meliputi aktivitas
seperti berikut :P embersihan kokon dalam Cara berternak ulat sutra, yakni menyingkirkan
kotoran dan serat-serat pada lapisan luar kokon; seleksi kokon, yakni pemisahan kokon yang
baik dan kokon yang cacat/jelek; pengeringan kokon, yakni penanganan terhadap kokon buat
mematikan pupa dan kurangi kandungan air dan supaya bisa disimpan didalam waktu waktu
spesifik; penyimpanan kokon, dikerjakan seandainya kokon tidak segera dipintal/dijual atau
menanti proses pemintalan. 

Langkah penyimpanan kokon dalam Cara berternak ulat sutra yaitu seperti berikut : dimasukkan
ke didalam kotak karton, kantong kain/kerta; diletakkan pada ruangan yang kering atau tidak
lembab; sepanjang penyimpanan, sekali-sekali dijemur lagi di cahaya matahari; lama
penyimpanan kokon bergantung pada langkah pengeringan, tingkat kekeringan dan area
penyimpanan dalam Cara berternak ulat sutra. 

7. Penjualan Ulat Sutra :


Dijual untuk :

- Obat Medis

- Makanan

- Dijadikan Kain Sutra


13
“ CARA BUDIDAYA LEBAH ”

Lebah adalah sekelompok besar serangga yg dikenal karena hidupnya berkelompok meskipun
sebenarnya tdk semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dlm suku atau familia
Apidae (ordo Hymenoptera).
1. JENIS LEBAH
 Lebah termasuk hewan yg masuk dlm kelas insekta famili Apini & genus Apis. Spesiesnya
bermacam-macam, yg banyak terdapat di Indonesia adalah A. cerana, A. Dorsata A. Florea. Jenis
unggul Lebah yg sering dibudidayakan adalah jenis A. mellifera. Menurut asal-usulnya lebah
dibagi 4 jenis berdasar penyebarannya:
1. Apis cerana, diduga berasal dari daratan Asia menyebar sampai Afghanistan, Cina
maupun Jepang.
2. Apis mellifera, banyak dijumpai di daratan Eropa, misalnya Prancis, Yunani & Italia
serta di daerah sekitar Mediterania.
3. Apis Dorsata, memiliki ukuran tubuh paling besar dgn daerah penyebaran sub tropis
& tropis Asia seperti Indonesia, Philipina & sekitarnya. Penyebarannya di Indonesia
merata mulai dari Sumatera sampai Irian.
4. Apis Florea merupakan spesies terkecil tersebar mulai dari Timur Tengah, India
sampai Indonesia. Di Indonesia orang menyebutnya dgn tawon
klanceng. [ Jenis Lebah/ Tawon ]

2. MANFAAT LEBAH
Produk yg dihasilkan Lebah adalah madu:
1. Madu sebagai produk utama berasal dari nektar bunga merupakan makanan yg sangat
berguna bagi pemeliharaan kesehatan, kosmetika & farmasi.
2. Royal jelly dimanfaatkan untuk stamina & penyembuhan penyakit, sebagai bahan
campuran kosmetika, bahan campuran obat-obatan.
3. Pollen (tepung sari) dimanfaatkan untuk campuran bahan obat-obatan/ kepentingan
farmasi.
4. Lilin lebah (malam) dimanfaatkan untuk industri farmasi & kosmetika sebagai
pelengkap bahan campuran.
5. Propolis (perekat lebah) untuk penyembuhan luka, penyakit kulit & membunuh virus
influensa.
14
3. PERSYARATAN LOKASI LEBAH
Suhu ideal yg cocok bagi Lebah adalah sekitar 26 derajat C, pada suhu ini Lebah dapat
beraktifitas normal. Suhu di atas 10 derajat C lebah masih beraktifitas. Di lereng
pegunungan/dataran tinggi yg bersuhu normal (25 derajat C) seperti Malang & Bandung lebah
madu masih ideal dibudidayakan. Lokasi yg disukai lebah adalah tempat terbuka, jauh dari
keramaian & banyak terdapat bunga sebagai pakannya.

4. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA LEBAH


Dalam budidaya lebah madu yg perlu dipersiapkan yaitu: Lokasi budidaya, kandang lebah
modern (stup), pakaian kerja & peralatan Syarat yg utama yg harus yg dipenuhi dlmbudidaya
lebah adalah ada seekor ratu lebah & ribuan ekor lebah pekerja serta lebah jantan. dlm satu
koloni tidak boleh lebih dari satu ratu karena antar ratu akan saling bunuh untuk memimpin
koloni.
A. Penyiapan Sarana & Peralatan
1.Kandang Lebah
1. Suhu :
Perubahan suhu dlm stup hendaknya tidak terlalu cepat, oleh karena itu ketebalan
dinding perlu diperhatikan untuk menjaga agar suhu dlm stup tetap stabil. yg umum
digunakan adalah kayu empuk setebal 2,5 cm.
2. Ketahanan terhadap iklim :
Bahan yg dipakai harus tahan terhadap pengaruh hujan, panas, cuaca yg selalu berubah,
kokoh & tidak mudah hancur atau rusak.
3. Konstruksi :
Konstruksi kandang tradisional dgn menggunakan gelodok dari bambu, secara modern
menggunakan stup kotak yg lengkap dengan framenya.
Peralatan
o Peralatan yg digunakan dlm budidaya lebah terdiri dari: masker, pakaian kerja &
sarung tangan, pengasap, penyekat ratu, sangkar ratu, sapu & sikat, tempat makan,
pondamen sarang, alat-alat kecil, peralatan berternak ratu & lain-lain.
B. Pembibitan Lebah. 
1. Pemilihan Bibit & Calon Induk 
o Bibit lebah unggul yg di Indonesia ada dua jenis yaitu A. cerana (lokal) & A.
mellifera (impor). Ratu lebah merupakan inti dari pembentukan koloni lebah, oleh karena
itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dlm satu koloni lebah dapat produksi
maksimal. ratu A. cerana mampu bertelur 500- 900 butir per hari & ratu A. mellifera
mampu bertelur 1500 butir per hari. Untuk mendapatkan bibit unggul ini sekarang
tersedia tiga paket pembelian bibit lebah:
1. paket lebah ratu terdiri dari 1 ratu dgn 5 lebah pekerja.
2. paket lebah terdiri dari 1 ratu dgn 10.000 lebah pekerja.
3. paket keluarga inti terdiri dari 1 ratu & 10.000 lebah pekerja
lengkap dgn 3 sisiran sarang.

15
o Perawatan Bibit & Calon Induk Lebah
1. Lebah yg baru dibeli dirawat khusus. Satu hari setelah dibeli, ratu
dikeluarkan & dimasukkan ke dlm stup yg telah disiapkan. Selama 6 hari lebah-
lebah tersebut tidak dapat diganggu karena masih pada masa adaptasi sehingga
lebih peka terhadap lingkungan yg tidak menguntungkan. Setelah itu baru dapat
dilaksanakan untuk perawatan & pemeliharaan rutin.
2. Sistem Pemuliabiakan :
Pemuliabiakan pada Lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya
pengembangan koloni.
3. Reproduksi & Perkawinan :
Dalam setiap koloni terdapat tiga jenis lebah masing-masing lebah
ratu,Lebah pekerja & Lebah jantan. Alat reproduksi Lebah pekerja berupa
kelamin betina yg tidak berkembang sehingga tidak berfungsi, sedangkan alat
reproduksi berkembang lebah ratu sempurna & berfungsi untuk reproduksi.
4. Proses Penetasan
Setelah kawin, Lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk mencari sel-sel yg masih kosong dlm
sisiran. Sebutir telur diletakkan di dasar sel. Tabung sel yg telah yg berisi telur akan diisi madu
& tepung sari oleh lebah pekerja & setelah penuh akan ditutup lapisan tipis yg nantinya dapat
ditembus oleh penghuni dewasa. Untuk mengeluarkan sebutir telur diperlukan waktu sekitar 0,5
menit, setelah mengeluarkan 30 butir telur, ratu akan istirahat 6 detik untuk makan. Jenis tabung
sel dlm sisiran adalah:
a. Sel calon ratu, berukuran paling besar, tak teratur & biasanya terletak di pinggir
sarang.
b. Sel calon pejantan, ditandai dgn tutup menonjol & terdapat titik hitam di tengahnya.
c. Sel calon pekerja, berukuran kecil, tutup rata & paling banyak jumlahnya.
Lebah madu merupakan serangga dgn 4 tingkatan kehidupan yaitu telur, larva, pupa & serangga
dewasa. Lama dlm setiap tingkatan punya perbedaan waktu yg bervariasi. Rata-rata waktu
perkembangan lebah:
1. Lebah ratu: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 1 hari, iatirahat 2
hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 3 hari, total waktu jadi lebah 15
hari.
2. Lebah pekerja: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 2 hari,
iatirahat 3 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu
jadi lebah 21 hari.
3. Lebah pejantan: menetas 3 hari, larva 6 hari, terbentuk benang penutup 3 hari,
iatirahat 4 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu
jadi lebah 24 hari. Selama dlm periode larva, larva-larva dlm tabung akan makan madu &
tepung sari sebanyak-banyaknya. Periode ini disebut masa aktif, kemudian larva menjadi
kepompong (pupa). Pada masa kepompong lebah tidak makan & minum, di masa ini
terjadi perubahan dlm tubuh pupa untuk menjadi lebah sempurna. Setelah sempurna
lebah akan keluar sel menjadi lebah muda sesuai asal selnya.

16
o Pemeliharaan Lebah
1. Sanitasi, Tindakan Preventif & Perawatan Lebah
Pada pengelolaan Lebah secara modern lebah ditempatkan pada kandang berupa
kotak yg biasa disebut stup. Di dlm stup terdapat ruang untuk beberapa frame
atau sisiran. dgn sistem ini peternak dapat harus rajin memeriksa, menjaga &
membersihkan bagian-bagian stup seperti membersihkan dasar stup dari kotoran
yg ada, mencegah semut/serangga masuk dgn memberi tatakan air di kaki stup &
mencegah masuknya binatang pengganggu.
2. Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan ini meliputi menyingkirkan Lebah & sisiran sarang abnormal serta
menjaga kebersihan stup.
3. Pemberian Pakan
Cara pemberian pakan Lebah adalah dgn menggembala Lebah ke tempat di
mana banyak bunga. Jadi disesuaikan dgn musim bunga yg ada. dlm
penggembalaan yg perlu diperhatikan adalah :
a. Perpindahan lokasi dilakukan malam hari saat lebah tidakaktif.
b. Bila jarak jauh perlu makanan tambahan (buatan).
c. Jarak antar lokasi penggembalaan minimum 3 km.
d. Luas areal, jenis tanaman yg berbunga & waktu musim bunga.
Tujuan utama dari penggembalaan ini adalah untuk menjaga kesinambungan produksi agar tidak
menurun secara drastis. Pemberian pakan tambahan di luar pakan pokok bertujuan untuk
mengatasi kekurangan pakan akibat musim paceklik/saat melakukan pemindahan stup saat
penggeembalaan. Pakan tambahan tidak dapat meningkatkan produksi, tetapi hanya berfungsi
untuk mempertahankan kehidupan Lebah. Pakan tambahan dapat dibuat dari bahan gula & air
dgn perbandingan 1:1 & adonan tepung dari campuran bahan ragi, tepung kedelai & susu kering
dgn perbandingan 1:3:1 ditambah madu secukupnya. [Pedoman Teknis Budidaya Lebah]

5. HAMA & PENYAKIT LEBAH :

Penyakit Lebah 
Di daerah tropis penyakit Lebah jarang terjadi dibandingkan dgn daerah sub tropis/daerah
beriklim salju. Iklim tropis merupakan penghalang terjalarnya penyakit Lebah. Kelalaian
kebersihan mendatangkan penyakit. Beberapa penyakit pada lebah & penyebabnya antara lain:
1. Foul Brood ; ada dua macam penyakit ini yaitu American Foul Brood
disebabkan oleh Bacillus larva & European Foul Brood. Penyebab: Streptococcus
pluton. Penyakit ini menyerang sisiran & tempayak lebah.
2. Chalk Brood
Penyebab: jamur Pericustis Apis. Jamur ini tumbuh pada tempayak &
menutupnya hingga mati.
3. Stone Brood
Penyebab: jamur Aspergillus flavus Link ex Fr & Aspergillus fumigatus Fress.
Tempayak yg diserang berubah menjadi seperti batu yg keras.
4. Addled Brood
Penyebab: telur ratu yg cacat dari dlm & kesalahan pada ratu.

17
Hama Lebah
Hama yg sering mengganggu lebah antara lain:
1. Burung, sebagai hewan yg juga pemakan serangga
menjadikan Lebahsebagai salah satu makanannya.
2. Kadal & Katak, gangguan yg ditimbulkan sama dgn yg dilakukan oleh
burung.
3. Semut, membangun sarang dlm stup & merampas makanan Lebah.
4. Kupu-kupu, telur kupu-kupu yg menetas dlm sisiran menjadi ulat yg dapat
merusak sisiran.
5. Tikus, merampas madu & merusak sisiran.
Pencegahan Serangan Penyakit & Hama Lebah 
Upaya mencegah serangan penyakit & hama tindakan yg perlu adalah:
o Pembersihan stup setiap hari.
o Memperhatikan abnormalitas tempayak, sisiran & kondisi Lebah.
o Kaki-kaki stup harus diberi air untuk mencegah serangan semut.
o Pintu masuk dibuat seukuran Lebah. [ Hama dan Penyakit Lebah  ]
6. PANEN LEBAH :
1. Hasil Utama Lebah
Madu merupakan hasil utama dari Lebah yg begitu banyak manfaatnya & bernilai
ekonomi tinggi.
2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan yg punya nilai & manfaat adalah royal jelly (susu ratu), pollen
(tepungsari), lilin lebah (malam) & propolis (perekat lebah).
3. Pengambilan madu
Panen madu dilaksanakan pada 1-2 minggu setelah musim bunga. Ciri-ciri madu siap
dipanen adalah sisiran telah tertutup oleh lapisan lilin tipis. Setelah itu sisiran diekstraksi
untuk diambil madunya.
Urutan proses panen:
o Mengambil & mencuci sisiran yg siap panen, lapisan penutup dikupas dgn pisau.
o Sisiran yg telah dikupas diekstraksi dlm ekstraktor madu.
o Hasil disaring & dilakukan penyortiran.
o Disimpan dlm suhu kamar untuk menghilangkan gelembung udara.
o Pengemasan madu dlm botol.
7. Manfaat :
1. Sebagai Penghasil Madu.
2. Perawatan Kecantikan.

3. Mengobati berbagai macam penyakit.

4. Sebagai Obat Penyakit Luar dan Dalam.

18

DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, Bisnis Telur Jangkrik, Info Peluang No. 33, Edisi 1 Juli 1999
    óóó-, Beternak Cacing Ala Samin, Info Agribisnis Trubus No.354, Edisi
Mei 1999
    óóó-, Cacing Untuk Tangkar, Info Agribisnis Trubus No. 355, Edisi Juni ñ
1999.
    óóó-, Langkah Demi Langkah Beternak Ulat Sutra Produktif, Info
Agribisnis Trubus-No. 356, Edisi Juli 1999.
    Adihendro, Rahasia Beternak Ulat Sutra, Ardy Agency, Jakarta, 1999.
    Arnett, Russ H., Jr. and Richard L. Jacques., Jr, Guide To Insects ( New
York : Simon ñ and Schuster Inc., 1981)
       Serangga, Edisi 6, terjemahan Soetiyono Partosoedjono ( Yagyakarta;
Universitas-Gajah Mada Press, 1992 ).
    Paimin B. Farry dan Pudjastuti L.E, Sukses Beternak Satwa Harapan,
Penebar Swadaya, Jakarta, 1999.

Serangga, Edisi 6,Cara budidaya Lebah,rakyat biasa ( Yagyakarta;


Universitas-Gajah Mada Press, 1992 ).

Budidaya Ulat Sutera,http://berkahkhair.com/ulat-sutra/

Budidaya Lebah,http://budidaya petani.blogspot.co.id/2013/02/teknik-


budidaya-lebah.html

Budidaya Cacing,https://carajuki.com/budidaya-cacing/

Budidaya
Jangkrik,http://www.budidayaternakjangkrik.com/2014/03/panduan-
budidaya-jangkrik-bagi-pemula.htmly
Sumber : Proyek Pengembangan Satwa Harapan Ekonimi Masyarakat
Pedesaan,Bappenas. Bahan update dari sutanmuda.wordpress.com.

20

BAB III
Penutup

Kesimpulan :
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah
sebagai berikut :
1. pemeliharaan cacing tanah,jangkrik,lebah madu,
dan ulat sutra mendapatkan hasil yang dapat
dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh manusia.
2.cacing tanah, jangkrik,lebah madu, dan ulat sutra
adalah satwa harapan yang nilai ekonominya sangat
tinggi.
3.menambah wawasan untuk mengembangkan satwa
harapan.
4.cacing tanah, jangkrik,lebah madu, dan ulat sutra
juga mempunyai khasiat sebagai obat penyembuh
berbagai penyakit.

Saran :
Saran saya sebagai pembuat makalah ini
adalah supaya mengetahui macam macam hewan
satwa harapan yang harus di lestarikan dan di
jaga dari kepunahan. Dan mempunyai modal bibit
baru dan unggul dari hewan satwa harapan.
19

Anda mungkin juga menyukai