Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEKNIK OKULASI DURIAN

( Durio zibethinus )

OLEH :

MIKA

NISN : 0023505221

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA

DINAS PENDIDIDKAN DAN KEBUDAYAAN

SMK NEGERI 1 SEBATIK BARAT

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

TAHUN 2020/2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Teknik Okulasi Durian ( Durio zibethinus )

Nama : MIKA

NISN : 0023505221

Kompotensi keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan

Setelah diperiksa dan diteliti ulang oleh pembimbing, maka makalah ini
sudah layak untuk diseminarkan.

Sebatik Barat, Maret 2021

Disetujui:

Ketua jurusan, Pembimbing Makalah,

Suriani Bakri, S.TP Kardiansyah, S.P

NIP. 19800615 201101 2 003 NIP. -

Mengetahui:

Plt Kepala Sekolah,

Sujud, S.Pd.

NIP. 19660615200312 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji Dan Syukur Penulis Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “ Teknik okulasi durian ( Durio zibethinus )”.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyususn makalah ini,
maka penulis mengucapkan banyak terima kasih,

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena


itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Sebatik Barat, Maret, 2021

penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi dan morfologi durian...........................................................3
2.2 Perbanyakan tanaman durian secara vegetatif.......................................6
2.3 Teknik okulasi durian.............................................................................7
a. Pengertian okulasi.............................................................................7
b. Batang bawah untuk okulasi.............................................................8
c. Batang atas untuk okulasi.................................................................10
d. Tahap okulasi....................................................................................11
2.4 Kelebihan dan kekurangan okulasi........................................................14
a. kelebihan Okulasi..............................................................................14
b. Kekurangan Okulasi..........................................................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................16
3.2 Saran.......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Durian ( Durio zibethinus ) adalah tanaman tumbuhan tropis yang


berasal dari wilayah Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa
dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan
berlekuk-lekuk tajam dan menyerupai duri. Sebutan populernya adalah raja
dari segala buah (King Of Fruit). Durian adalah buah yang kontroversi ,
banyak orang yang menyukainya, namun Sebagian yang lain malah muak
dengan aromanya. (Musang kingunggul 2018).

Durian merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki


prospek untuk menjadi komoditas unggulan, baik untuk tujuan ekspor
maupun kebutuhan dalam negeri. Permintaan dan harga jual yang cukup
tinggi, seharusnya diikuti juga dengan tingginya produktivitas buah durian.

Di Indonesia, tanaman durian terdapat diseluruh pelosok Jawa dan


Sumatera. Sedangkan di Kalimantan dan irian jaya umumnya hanya terdapat
di hutan, disepanjang aliran sungai. Durian merupakan tanaman spesifik
tropis yang ternilai ekonomis cukup tinggi untuk meningkatkan pendapatan
petani, devisa negara, dan kebutuhan agribisnis. Pertanaman durian yang ada
saat ini umumnya berasal dari benih yang kualitasnya beragam. Penyediaan
bibit varietas unggul sangat diperlukan untuk menunjang perluasan
pertanaman durian sehingga produksi durian Indonesia bisa bersaing dengan
durian dari luar negeri (Sobisa, 2002) .

Penyediaan bibit yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang


menentukan keberhasilan budidaya durian. Perbanyakan tanaman secara
vegetatif merupakan alternatif untuk mendapatkan bibit berkualitas.

1
Perbanykan secara generatif pada umumnya memerlukan waktu yang cukup
lama, namun kelebihan perbanyakan dari benih adalah secara umum batang
pohon hasil benih lebih kokoh, sehat dan berumur Panjang.

Perbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagian tanaman


seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi, dan akar. Prinsipnya adalah
merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar
berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun
sekaligus. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara
mencangkok, okulasi, stek, dan kultur jaringan. Perkembangan vegetatif
tanaman dapat terjadi secara alamiah terjadi melalui pembelahan sel, spora,
tunas, rhizome, dan geragih. Para petani memanfaatkan perkembangbiakan
vegetatif buatan untuk menghasilkan tanaman baru yang cepat berproduksi
dengan sifat dan kualitas yang sama dengan induknya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengetahui klasifikasi dan morfologi tanaman durian


2. Bagaimana mengetahui tahap okulasi pada tanaman durian
3. Bagaimana mengetahui kelebihan dan kekurangan menggunakan
perbanyakan sistem okulasi pada tanaman durian

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui klasifikasi dan morfologi tanaman durian


2. Untuk mengetahui tahapan okulasi pada tanaman durian
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan menggunakan perbanyakan
sistem okulasi pada tanaman durian

1.4 Manfaat

1. Dapat mengetahui klasifikasi dan morfologi tanaman durian


2. Dapat mengetahui tahap okulasi pada tanaman durian
3. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan menggunakan perbanyakan
sistem okulasi pada tanaman durian

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Dan Morfologi Durian

Tanaman durian ( Durio zibethinus ). merupakan tanaman yang sudah


telah lama di kenal masyarakat pada umumnya, Tanaman durian ini salah
satu jenis tanaman buah yang dapat tumbuh dengan baik tropis, terutama di
Indonesia. Tanaman ini memiliki habitat aslinya tumbuh di hutan belantara
yang memiliki iklim panas. Pengembangan tanaman ini dapat dilakukan
dengan baik pada ketinggian 800 m dan juga pada suhu 25-32 celcius, serta
memiliki kelemahan udara sekitar 50-80% ( Fredikurniawan,29 Maret
2021 )

Tanaman durian mempunyai tanaman botani Durio zibethinus.

1. Klasifikasi Tanaman Durian


Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Sub kingdom : Tracheobionta
Super devisi : Spermatophyta
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Dileniidae
Ordo : Malvales
Famili : Bombaceae
Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus

3
2. Morfologi Tanaman Durian
a). Akar
Durian mempunyai sistem perakaran yang terdiri dari beberapa
bagian yaitu akar primer ( Tunggal ), Akar sekunder dan akar tersier yang
strukturnya kuat. Jenis perakaran yang dimiliki tanaman durian sangat
baik untuk mencegah erosi yang terjadi pada lereng. Akar primer durian
fungsinya adalah untuk menopang tanaman durian agar dapat berdiri
kokoh.
Sementara akar sekunder yaitu akar yang tumbuhnya di daerah
perbatasan bawah tanah fungsinya untuk membantu menopang tanaman
agar tetap kokoh berdiri . Akar tersier adalah akar yang tumbuhnya dari
perakaran serabut dan memiliki ukuran yang kecil jika dibandingkan
dengan akar primer dan sekunder.
Akar tersier ini berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan air
dan unsur hara di dalam tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
Tanaman.
b). Batang
Tanaman durian mempunyai batang bentuknya silindris dan
panjangnya bisa mencapai ukuran 45m atau lebih. Batang tanaman
durian arah tumbuhnya tegak lurus ke atas. Tanaman ini mempunyai
banyak cabang yang tumbuhnya lebih condong ke atas dan tumbuhnya
mendatar. Batang tanaman durian mempunyai kulit dengan tekstur yang
kasar dan berwarna cokelat. Kulit tersebut mengalami pengelupasan
secara terus – menerus dan tidak beraturan.

c). Daun

Durian mempunyai daun berbentuk lonjong atau lenset dengan


ujung daun lancip dan pangkal daunnya membulat. Daun durian
mempunyai Panjang hingga 10cm atau lebih dan lebarnya 4cm. Namun,
tidak semua daun mempunyai ukuran daun yang sama tergantung dari

4
variestasnya. Daun tanaman durian tersusun berselang-seling dan
memiliki tangkai daun yang pendek. Duan durian mempunyai warna
hijau terang di bagian atasnya dan berwarna emas atau perak di bagian
bawahnya. Daun tersebut mempunyai pertualangan yang menyirip,
sementara ibu tulang daunnya (Costa) tumbuh memanjang dari pangkal
daun hingga ke hujung daun. Costa tersebut kemudian tumbuh kearah
luar daun membentuk urat -urat daun.

d). Bunga

Bunga tanaman durian berbentuk seperti mangkuk dengan mahkota


bunga berwarna merah atau kuning keemasan. Tanaman durian
mempunyai dua kelaminan yaitu jantan dan betina sehingga bunga durian
disebut bunga sempurna. Bunga durian tergolong sebagai bunga tunggal
namun tumbuhnya berkelompok. Bunga tersebut tumbuh pada cabang
primer atau cabang sekunder. Bunga tersebut letaknya bergantungan dan
mempunyai tangkai yang Panjang. Bunga durian ini mengalami
penyerbukan silang yang dibentuk oleh hewan nocturnal seperti
kelelawar atau kumbang.

e). Buah

Buah durian berukuran besar yang permukaannya dikelilingi duri


yang tajam dan keras. Buah durian mempunyai ketebalan berkisar antara
1,5-2cm atau lebih karena dipengaruhi varietasnya. Buah durian
berbentuk bulat dan lonjong yang berwarna hijau kekuningan hingga
kecokelatan. Di dalamnya terdapat daging buah tersebut teksturnya
lembek, tebal namun juga ada yang tipis tergantung dengan varietasnya.
Bau durian sangat khas dan cenderung berbau tajam. Daging buah ini
rasanya sangat manis dan lembut. Di bagian dalam terdapat 1-7 ruang
yang tiap ruangnya berisi 1-6 buah durian.

5
f). Biji

Biji durian terdapat dalam daging buah dengan bentuk bulat sampai
lonjong. Biji tersebut memiliki serat – serat halus di bagian ujungnya. Di
dalam biji durian memiliki beberapa lapisan yang terdiri dari epidermis
atau lapisan luar yang tipis dan dermis yang merupakan bagian dalam biji
yang tebal. Biji durian berwarna cokelat kekuningan dengan kulit
mengkilat, sementara bagian dalamnya berwarna putih. Dalam Bahasa
jawa, biji durian disebut dengan pongge. Biji durian bisa dikonsumsi
caranya adalah dengan cara merebus biji durian hingga matang.

2.2 Perbanyakan Tanaman Durian Secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman durian dapat di lakukan seacra generatif


(dari biji) dan dapat di lakukan secara vegetatif (stek, cangkok, okulasi dan
sambung). Perbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagian
tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar. Prinsipnya
adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian bagian tersebut agar
berkembang terjadi secara alami atau dibuat oleh manusia. Para petani
memanfaatkan pembiakan vegetatif buatan untuk menghasilkan tanaman
baru yang cepat berproduksi dengan sifat dan kualitas yang sama dengan
induknya. Namun perbanyakan vegetatif buatan dikenal oleh para petani
hanya mampu menghasilkan tanaman dalam jumlah yang terbatas.
Pada pembiakan vegetatif satu tumbuhan induk dapat
menghasilkan beberapa individu baru dalam waktu yang cukup singkat.
Tanaman yang dikembangkan secara vegetatif bersifat melestarikan sifat
hasil tanaman induk. Adapun kekurangan dari pembiakan vegetatif adalah
merusak tanaman yang berfungsi sebagai tanaman induk, jumlah biji yang
diperoleh terbatas, perakaran tanaman hasil pembiakan vegetatif kurang,
dan umur tanaman lebih pendek (Rociman dan Harjadi, 1997).
Keunggulan perbanyakan vegetatif, khususnya sambung pucuk (Tip
grafiting) pada tanaman durian adalah karena dapat dilakukan lebih awal,
yaitu pada semaian batang bawah yang baru berumur 2 bulan, dengan

6
tingkat keberhasilan sambungan tinggi yaitu sekitar 80% sehingga akan
diperoleh bibit bermutu dalam waktu yang singkat, dan dalam jumlah yang
dikehendaki.
Pada prinsipnya, perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu secara generatif dengan menggunakan bagian tanaman (akar,
batang dan daun). Perbanyakan vegetatif itu sendiri dapat berupa Stek,
Anakan, Okulasi, Sambungan, penyusuan, dan Kultur Jaringan. Okulasi
Sambungan dan Penyusun serta Modifikasinya: Stekon (stek okulasi),
Stebung (stek sambung), mempunyai keunggulan lain, karena dapat
menggabungkan dua sifat yang diinginkan dari dua individu tanaman yang
berbeda, sehingga disebut juga sebagai cara perbanyakan vegetatif dengan
perbaikan.

2.3 Teknik Okulasi pada Tanaman Durian

1. Okulasi

Okulasi adalah salah satu cara meningkatkan mutu tumbuhan dengan


cara menempelkan sepotong kulit pohon yang bermata tunas dari batang
atas pada suatu irisan dari kulit pohon lain dari batang bawah sehingga
tumbuh Bersatu menjadi tanaman yang baru, Okulasi juga sering disebut
dengan menempel. Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi
mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan dengan stek dan cangkok.
Mempunyai mutu lebih baik dari pada induknya. Bisa dikatakan demikian
karena okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakaran yang
baik digunakan sebagai batang bawah sedangkan tanaman yang
mempunyai buah lezat diambil mata tunasnya untuk ditempelkan pada
batang bawah di kenal dengan sebutan batang atas (mlusmays, multiply,
2010).
Untuk membuat bibit durian berupa okulasi atau sambung
(grafting) perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Mempunyai sendiri pohon induk untuk batang bawah, sehingga tidak
dari orang lain.

7
b. Mempunyai pengetahuan tentang cara meng-okulasi dan
menyambung.
c. Mempunyai pengetahuan tentang berbagai macam hama dan penyakit
serta cara menanganinya.
d. Cukup mempunyai alat-alat yang diperlukan, yaitu pisau tempel /
gunting pangkas, dan alat-alat pertanian lainnya.
e. Cukup tersedianya pupuk kandang dan pupuk buatan
f. Mempunyai pengetahuan tentang tandadan menyeleksi semi yang baik
durian merupakan tanaman tahunan (perennial),

Mengetahui perbanyakan dilakukan secara vegetatif, yaitu


penyambungan tanaman. Pedoman pemilihan bibit berkualitas antara lain :

a. Bibit harus bebas dari penyakit sistematik citrus vein phloem


degeneration (CVPD)
b. Bibit harus bersertifikat atau berlebel oleh balai pengawasan dan
sertifikasi benih
c. Bibit harus dari perbanyakan vegetatif dengan penyambungan tanaman
dengan batang bawah pilihan.
d. Tinggi bibit sebaiknya sudah mencapai tinggi 60-80cm dan mempuyai
sistem percabangan yang menyebar.
e. Bibit sehat, pertumbuhan vigor, batang kokoh, daun lebat, berwarna
hijau tua, permukaan kulit mulus halus serta berwarna kecoklatan.
2. Batang Bawah Untuk Okulasi
Menurut (sholiha, 1990) bahwa apabila umur batang bawah yang
dipergunakan dalam okulasi tidak optimum (terlalu tua atau terlalu muda).
Maka akan kurang menguntungkan pada bibit sambungan.

Batang seukuran pensil menjadi patokan dasar batang bawah siap


diokulasi, walaupun diameter yang lebih kecil memberikan hasil yang
sama, bahkan dengan cara okulasi tertentu, pertumbuhan lebih cepat
(Sukarmin, 1998). Umur batang bawah untuk dapat diokulasi sangat
beragam tergantung pada jenis tanaman. Ada yang ma sih berumur 9 bulan

8
sudah bisa diokulasi, tetapi ada juga yang lebih dari 4 tahun baru bisa
diokulasi. Tetapi yang umum tanaman dapat diokulasi lebih kurang
berumur 1 tahun atau cabangnya sudah mencapai sebesar ibu jari
(Wudianto, 2001).

Tanaman yang dijadikan sebagai batang bawah pada umumnya


mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Sistem perakaran harus cukup kuat, serta mampu berdaptasi pada keadaan
tanah yang kurang mendukung serta tahan terhadap penyakit akar dan
batang.
b. Berkecepatan tumbuh sesuai dengan batang atas yang digunakan, sehinnga
dapat hidup Bersama secara ideal dan dalam waktu tertentu.
Pertumbuhan kuat dan sehat serta dapat tumbuh sesuai dengan batang atas
(compatible).
c. Batang dan akar cukup kuat sehingga mampu menahan batang atas
terutama pada jenis tanaman berbuah lebat.
d. Tidak mengurangi kuantitas maupun kualitas buah pada tanaman yang
berbentuk sebagai hasil sambungan.

Menurut Joesoef (1993), batang bawah mempunyai ciri:

a. Perakaran yang kuat dalam serta tahan terhadap penyakit akar dan
batang.
b. Pertumbuhan kuat dan sehat serta dapat tumbuh seusai dengan batang
atas (compatible).
c. Toleran terhadap penyakit virus Tristeza.
d. Buah dan biji banyak.

Persyaratan batang bawah:

a. Mempunyai pertumbuhan yang subur dan sehat


b. Bebas hama dan penyakit
c. Mempunyai tipe perakaran yang kuat
d. Sudah berumur 6-8 bulan

9
3. Batang Atas Untuk Okulasi (Entres)
Batang atas dari bibit okulasi sebenarnya hanya berupa mata dari
tanaman yang kita kehendaki. batang atas (entres) berasal dari durian varietas
kini berumur 17-18 tahun. Agar okulasi memuaskan tentu saja mata ini harus
diambil dari pohon induk yang subur dan dari cabang yang tidak terserang
hama-penyakit. Sebab penyakit dapat ditularkan oleh mata yang ditempelkan.
Bentuk mata yang baik adalah bulat dan besar-besar. Mata demikian dapat
diperoleh dari cabang yang telah berumur lebih-kurang 1 tahun. Jika cabang
yang diambil matanya masih terlalu muda biasanya mata sulit untuk dilepas.
Tanda cabang yang memenuhi syarat adalah berwarna hijau kelabu atau
kecoklatan (Wudianto, 2001).
Entres harus segera digunakan untuk okulasi maupun untuk sambung,
karena penundaan okulasi dan penyambungan lebih dari satu hari
pengambilan entres akan menurunkan presentase bibit jadi dan
memperlambat pertumbuhan (Mahfodin, 2000).
Tanaman yang dijadikan sebagai batang atas harus mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut:
a. Berasal dari pohon yang sehat, terutama bebas dari penyakit yang
disebabkan oleh bakteri dan virus.
b. Berasal dari pohon yang sifat-sifatnya sesuai dengan sifat yang diinginkan.
c. Tidak mengurangi kualitas batang bawah, pada tanaman yang terbentuk
sebagai hasil sambungan.

Persyaratan batang atas adalah :

a. Produksi tinggi dan kualitas buah yang baik


b. Rasanya yang enak dan disukai masyarakat
c. Tahan terhadap hama dan penyakit
d. Pohon induk sudah berumur 8-10 tahun dan sudah berproduksi.

10
4. Tahap Okulasi
a. Persiapan Batang Bawah
Supaya okulasi berhasil dengan baik dicari tanaman yang kulitnya
mudah dikupas dari kayunya, yaitu tanaman yang masih aktif dalam
pembelahan diri dari kambium.
Bentuk irisan batang bawah bergantung pada cara okulasi kita pilih.
Misalnya kita melakukan irisan dengan membentuk huruf T. Irisan ini kita
buat pada bagian kulit yang halus, kurang lebih pada batang 20cm diatas
permukaan tanah dalam membuat irisan kita harus hati-hati, irisan tidak
boleh terlalu tebal dalam kedalam yang baik adalah setebal kulit batang.
Jika irisan terlalu dalam dan melukai bagian kayunya dapat mengakibatkan
kegagalan.

Ciri batang bawah yang baik untuk diokulasi adalah sebagai berikut:

1) Sistem perakaran harus cukup kuat, serta mampu beradaptasi pada


keadaan tanah yang kurang mendukung.
2) Berkecepatan tumbuh sesuai dengan batang atas yang dipergunakan
sehingga dapat hidup Bersama secara ideal dan dalam waktu tertentu.
3) Batang dan akar cukup kuat sehingga mampu menahan batang atas.
b. Persiapan Batang Atas
Selai batang bawah kita juga harus memperhatikan batang atas dan
tanaman yang ranting yang dijadikan batang atas harus mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut:
1) Berasal dari pohon yang yang sehat terutama bebas dari penyakit yang
disebabkan bakteri dan virus.
2) Berasal dari pohon yang sifatnya sesuai dengan sifat yang diinginkan.
3) Tidak mengurangi kualitas batang bawah, pada tanaman yang terbentuk
sebagai sambungan.
c. Pengambilan Mata Tunas

11
Untuk mata tunas harus diambil dari ranting pohon yang sudah
terpilih dan memenuhi beberapa persyaratan. Ranting yang diambil tidak
menunjukkan gejala-gejala menguning dan mutasi. Mengambil ranting itu
jangan diwaktu siang hari, sebab keadaan ranting waktu itu kurang baik
(Joesoef, 1993).
Pengambilan mata tunas dapat dilakukan dengan 3 cara, dengan
demikian dapat diperoleh mata tempel yang sesuai dengan cara yang
digunakan. Tiga macam bentuk pengambilan mata tunas yaitu segi empat,
sayatan, dan bulat. Bentuk segi empat diperoleh dengan mengiris secara
horizontal 1,5cm diatas dan dibawah mata, kemudian ujung-ujung irisan
kita hubungkan sehingga membentuk segi empat (Wudianto, 2001).
d. Penyisipan Mata Tunas
Langkah ini harus kita lakukan secara hati-hati. Pokok keberhasilan
dari okulasi adalah pada saat menyisipkan mata tunas. Mata tunas yang
kita peroleh kita sisipkan dibawah kulit batang pokok yang telah diiris.
Dalam penyisipan mata tunas jangan sampai ada kotoran yang menempel
pada kambium. Ranting mata tempel yang berbentuk bulat mempunyai
mutu yang lebih baik dibandingkan dengan bentuknya segitiga relatif
masih pipih. Untuk mencegah berkembangnya cendawan, perlu dilakukan
beberapa perlakuan, yakni: setelah ranting mata tempel diambil dari pohon
induk, untuk menghindari penguapan, yang berlebihan, daun pada ranting
mata tempel perlu dibuang.
e. Pengikatan Tempelan
Adapun pada bibit okulasi, potongan batang bagian bawah
merupakan batang dari bawah keatas sering disebut dengan sistem genting.
Yang perlu diperhatikan dalam pengikatan adalah bagian mata tempelan
ini adalah jangan diikat terlalu keras sehingga dapat mengakibatkan
kerusakan pada mata tempelan. Mata ini bisa saja tidak diikat, tetapi
bahayanya jika hujan akan membusuk.
f. Pembukaan Sayatan

12
Setelah kurang lebih dua minggu dari waktu pengikatan, kini tiba
saatnya melakukan pemeriksaan berhasil tidaknya pengokulasian. Ikatan
kita buka, lalu mata tempelannya dilihat. Apabila warna mata tempelan itu
telah menjadi hijau kemerahan atau hitam, ini berarti pengokulasian kita
tidak berhasil atau mata tempelannya tidak berhasil. Tetapi jika mata
tempelan masih kelihatan hijau segar dan sudah melekat dengan batang
pokok, ini pertanda bahwa okulasi kita berhasil (Wudianto, 2001).
Semua pekerjaan tersebut diatas harus dilakukan dalam waktu yang
secepat-cepatnya. Sebab jika tidak mata tempel dan batang bawah yang
sudah dikelupas kulitnya akan menjadi kering dan tempelan itu akan gagal
atau tidak jadi (Joesoef, 1993).
g. Pemotongan Batang Pokok
Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup,
selanjutnya adalah memotong batang pokok. Pemotongan batang pokok
ada tig acara, kita tinggal memilih dari ketiga cara tersebut.
1) Batang pokok langsung dipotong 1 cm diatas mata tempelan,
dengan bentuk potongan miring ke belakang sehingga air hujan
atau air siraman dapat jatuh ke bawah dan tidak akan mangkal pada
tempelannya.
2) Batang pokok dipotong 10 cm diatas mata tempelannya, dengan
tujuan agar apabila tunas telah tumbuh tinggi dapat dipergunakan
untuk mengikat batang agar dapat tumbuh tegak lurus. Apabila
tunas telah tumbuh sampai 30 cm, maka batang pokok ini akan kita
potong dengan ketinggian 1 cm diatas mata tempelan.
3) Pada pemotongan ketiga tidak dilakukan sekaligus. Kedalam
pemotongan cukup setengah dari diameter batang pokok, kemudian
batang pokok direbahkan. (Wudianto, 2001).
Menurut Joesoef (1993). Perlakuan dan pemeliharaan selanjutnya
setelah ditempel adalah sebagai berikut :

13
a. Setelah tempelan itu jadi, batang bawah pada ketinggian 10
cm diatas tempat penempelan disayat ± 2/3 bagian,
kemudian dipatahkan sehingga terkulai (menggantung).
b. Dengan cara demikian tunas akan cepat tumbuh dari mata
tempel dan enam bulan setelah ditempel sudah dapat
dipindahkan ke dalam keranjang atau 9 bulan sesudah
ditempel sudah dapat menjadi bibit berupa stump.
c. Tunas-tunas yang tumbuh dibawah tempelan pada batang
bawah dibuang, sehingga tunas dari mata tempel dapat
dengan leluasa tumbuh.
d. Tunas dari mata tempel dibiarkan tumbuh lurus ke atas dan
tidak bercabang sampai setinggi ± 60 cm.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Okulasi

1. Kelebihan Okulasi
Keuntungan-keuntungan pembiakan vegetatif antara lain adalah
bahan-bahan heterozigot dapat dilestarikam tanpa pengubahan
pembiakan vegetatif lebih baik dibandingkan pembiakan secara
generatif. Karena pada pembiakan vegetatif sauatu tumbuhan induk
dapat menghasilkan beberapa individu baru dalam waktu yang cukup
singkat, banyak tanaman yang dikembangkan secara vegetatif dapat
melestarikan sifat hasil yang dimiliki oleh tanaman induk.
Keuntungan okulasi atau mengenten, tanaman dapat berproduksi
lebih cepat, hasil produksi dapat sesuai dengan keinginan tergantung
kualitas batang atas yang digunakan. Sebagai mana contoh, anda
memiliki pohon manga manis tetapi tidak berbuah lebat dan pohon
manga lebat tetapi tidak terlalu manis.
Keuntungan dari memperbanyak dengan cara okulasi ialah, bahwa
kita dapat membuat bibit dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu
yang relatif singkat (Prastowo, 2006).

Keuntungan melakukan okulasi sebagai berikut :

14
a. Tanaman memiliki sifat yang baru yang lebih unggul.
b. Penyiapan benih relatif lebih singkat.
c. Proses pembuahan dan perkembangbiakan lebih cepat.
d. Produktivitas yang dihasilkan benih tinggi dibandingkan dengan
perbanyakan dengan biji.
e. Pertumbuhan tanaman lebih seargam
f. Proses penangganan hama dan penyakit lebih mudah.
Keuntungan bibit okulasi :
a. Cepat berbunga dan berbuah
b. Bentuk tanaman Rendah
c. Mudah perawatannya
d. Mudah untuk dipanen
e. Memiliki keturunan sama dengan induknya.
2. Kekurangan Okulasi
Kekurangan dan kerugian dari pembiakan vegetatif adalah
biasanya tanaman yang berfungsi sebagai tanaman induk mudah rusak.
Jumlah biji yang diperoleh terbatas, perakaran tanaman hasil biakan
vegetatif kurang, dan umur tanaman lebih pendek.
1. Dibutuhkan keahlian dan pengalaman mengenai okulasi.
2. Terkadang tidak ada kecocokan antara mata tunas yang ditempel
dengan tanaman penerima sehingga tidak tumbuh.
3. Peluang kegagalan dalam penempelan cukup besar, dibandingkan
dengan perbanyakan menggunakan biji.
4. Terkadang hasil okulasi tidak normal seperti yang diharapkan.
5. Umur hidup tanaman hasil okulasi relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan tumbuhan yang berkembang biak secara
generatif.

15
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
1. Supaya okulasi berhasil dengan baik dicari tanaman yang sudah
berproduksi buah yang baik .
2. Waktu untuk melakukan okulasi yang paling baik adalah pada saat
kulit batang bawah maupun batang atas mudah dikelupas dari kulitnya.
3. Tanaman dapat diokulasi lebih kurang berumur 1 tahun atau sudah
berproduksi buah yang baik.
4. Batang atas dari bibit okulasi sebenarnya hanya berupa mata dari
tanaman yang kita kehendaki.
5. Keuntungan dari memperbanyak dengan cara okulasi dan sambungan
ialah, bahwa kita dapat membuat bibit dalam jumlah yang banyak dan
dalam waktu yang relatif singkat.
6. Kekurangan dan kerugian dari pembiakan vegetatif adalah biasanya
tanaman yang berfungsi sebagai tanaman induk mudah rusak.
B. Saran
Sebaiknya jika melakukan okulasi kita harus lebih memperhatikan
kesterilan alat-alat yang digunakan agar tidak memberikan dampak negatif
untuk tanaman. Selain pemilihan batang bawah dan batang atas juga
merupakan yang utama sangat berpengaruh pada hasil yang kita inginkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Josoef, 1993. Penuntun Berkebun Jeruk. Penerbit Bharata: Jakarta.


http://jual.bibit durian-musang-king unggul. Word pres.com. Diakses tanggal
29/03/2021.
http:// fredikurniawan / keunggulan dan kelemahan sambung pucuk okulasi,
Diunduh tanggal 5 April 2021
http://Sobisa, 2002 dalam blog spot.co.id / 2011/05,budidaya-tanaman-buah-
durian. html?=1, Diunduh tanggal 29 Maret 2021
http:// blogspot.com/2013/12/normal-false-en-us-x-none-html?m=1 Diunduh
tanggal 1 April 2021

17
18

Anda mungkin juga menyukai