Anda di halaman 1dari 18

DASAR DASAR AGRONOMI

HASIL BUDIDAYA KANGKUNG

OLEH :
KELOMPOK 9
NUR MARINI DJASMIN 04371911045
PUTRI MAHARANI EFENDY 04371911041
WULANDARI PUSPITA DEVI 04371911044
JULANDINI WAHID 04371911030
NURAINI R SOHY 04371911003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah ini
mengenai “Hasil Penilitian Budidaya Kangkung”

Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan kerja sama dari
kami sendiri sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua anggota kelompok karena sudah ikut
berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah
yang baik dan benar.

Akhir kata kami meminta semoga makalah ini bisa memberi manfaat ataupun inpirasi pada
pembaca.

Ternate, Maret 2020

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang 1 .............................................................................. 1
1.2. Tujuan .............................................................................................. 3
1.3. Manfaat Praktikum ........................................................................... 3
BAB II 4
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 4
2.1 Klasifikasi Tanaman Kangkung ........................................................ 4
2.2 Morfologi Tanaman Kangkung ......................................................... 4
2.3 Syarat Tumbuh ................................................................................... 6
BAB III
BAHAN DAN METODE .................................................................................... 7
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................. 7
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 7
3.3 Kegiatan Praktikum ............................................................................ 7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 8
Hasil .......................................................................................................... 8
Pembahasan ............................................................................................... 8
BAB V
PENUTUP ............................................................................................................ 13
a. Kesimpulan ......................................................................................... 13
b. Saran .................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya.
Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal
dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, China Selatan,
Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa
khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke
kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari.
Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat banyak
ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk dijual ke pasar. Bagian
tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya
sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan
gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral
terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan. 
Ada dua bentuk kangkung. Kangkung mempunyai daun yang licin dan berbentuk
mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini memiliki batang yang menjalar dengan
daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal daun. Tumbuhan ini bewarna
hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih, yang menghasilkan kantung yang
mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis daun lebar dan daun tirus.
Kangkung (Ipomoea reptans) termasuk ke dalam kingdom plantae, divisi
spermatophyte, kelas dicotyledone dan famili convolvulaceae [Ware dan MacCollum,
1980]. Kangkung memiliki dua varietas yaitu kangkung merah yang dicirikan
berbunga ungu atau merah jingga atau lembayung disebut juga sebagai kangkung air
dan kangkung berbunga putih yang disebut dengan kangkung darat.
Kangkung darat ynag merupakan salah satu jenis tanaman kangkung yang saat ini
tergolong tanaman sayuran daun yang memiliki kegunaan selain sumber vitamin A
dan mineral serta unsur gizi lainnya yang berguna bagi kesehatan tubuh, juga dapat

1
berfungsi untuk menenagkan syaraf atau berkhasiat sebagai obat tidur [Rukmana,
1994].
Kangkung yang tumbuh di perairan memiliki tangkai daun panjang, daun lebar dan
berwarna hijau tua segar dang bunga berwarna ungu. Buah kangkung memiliki
diameter 7-9 mm halus, berwarna kecokelatan dan berisi 2-4 biji [Westphal, 1994].
Sementara, kangkung darat banyak tumbuh di lahan kering atau tegalan. Daun agak
kecil dengan ujung daun meruncing.warna bunga putih hingga merah muda, warna
batang putih kehijauan hingga keunguan [Palada dan Chang, 2003].
Tanaman ini dapat tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu
sejak dari benih. Kangkung termasuk tipe sayuran dataran rendah yang
pertumbuhannya kurang optimal bila ditanam di dataran lebih dari 700 m dpl
[Westphal, 1994]. Di dataran rendah tropika sekitar khatulistiwa kangkung dapat
dipanen sesudah 25 hari dan dapat menghasilkan lebih dari 20 ton/ha daun segar.
Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari setahun
[Rukmana, 1994]. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan
beriklim dingin. Suhu tumbuh yang optimal yaitu pada 25-30 °C [Palada dan Chang,
2003]. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara
500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan, pertumbuhan tanaman kangkung sangat cepat
dan subur.
Kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang
cukup. Di tempat yang terlindungi tanaman kangkung akan tumbuh memanjang
(tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan
kemarau panjang dengan kelembaban 60%. Apabila ditanam di tempat yang agak
terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas. Begitu sebaliknya, apabila kangkung
ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras.
Kangkung darat juga tumbuh optimal pada tanah yang banyak mengandung bahan
organic, tinggi kandungan air dengan pH 5.3-6.0 [Westphal, 1994].
Menurut Palada dan Chang (2003), kangkung dapat dipanen pada umur 30-45 hari
setelah tanam tergantung varietas dan tipe tanaman. Palada dan Chang (2003) juga
menyatakan kangkung dapat dipanen sekali dengan mencabut tanaman hingga ke
akarnya atau beberapa kali dengan memotong sepanjang 15-25 cm pada bagian

2
batang. Pemanenan yang sering dilakukan akan mengahambat pembungan dan
menstimulasi pertumbuhan tunas samping. Tanaman yang tidak dipanen menyebabkan
tunas samping berkembang menjadi daun yang panjang.

I.2. Tujuan
Melihat pertumbuhan tanaman kangkung terhadap pengaruh jarak tanah.

I.3. Manfaat praktikum


Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa mengetahui cara membudidayakan
tanaman kangkung darat di daerah perladangan dengan baik .

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi tanaman kangkung

Tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantea ( tumbuhan )

Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh )

Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )

Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )

Kelas :  Magnoliapsida ( berkeping dua / dikotil )

Sub kelas : Asteridae

Ordo :  Solanales

Familia : Convolvulaceae  ( suku kankung – kangkungan )

Genus :  Ipomea

Spesies : Ipomea reptans  Poir

2.1. Morfologi Tanaman Kangkung


Morfologi tanaman kangkung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah, biji.
Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabang akarnya
menyebar ke semua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60-100 cm dan
melebar secara mendatar pada radius ±150 cm, terutama pada jenis kangkung air
(Rukmana, 2007). Menurut Mangoting, (1994) bahwa batang kangkung bulat dan
berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air, dari buku-bukunya mudah sekali keluar
akar.
Daun kangkung memiliki tangkai daun yang melekat pada buku-buku batang dan di
ketiak daunnnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru.

4
Bentuk daun umumnya runcing, permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua dan
permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Bunga pada tanaman kangkung
memiliki bentuk terompet. Buah kangkung berbentuk bulat yang didalamnya berisi tiga
butir biji, warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda, berukuran kecil sekitar
10 mm dan umur buah kangkung tidak lama sekitar 3-5 hari (Nazaruddin, 1994).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di
ketiakdaunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk
daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua,
dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya
tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat.
Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga
berwarna putih atau merah lembayung (Maria, 2009).
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk
buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau
ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung
tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau
kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji
kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif (Maria, 2009).

2.2. Syarat Tumbuh


1. Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkungdarat (Ipomea
reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin.
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-
5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat
cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan
demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga
kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun
(Aditya, 2009). Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau
mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi)
tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung

5
sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di
tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai
konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m
tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C (Aditya, 2009).

2. Media Tanam
Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur, gembur banyak
mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman
kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah
membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang
air. Tanaman kangkung (Ipomea reptans) membutuhkan tanah datar bagi
pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).

3. Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai
dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun
kangkong air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran
rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur
aduk (Anggara, 2009).

6
BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini kami mulai pada Hari minggu, 8 maret 2020 jam 09.35 sd 11.10 . Yang
bertempat di lahan Pertanian Universitas Khairun Ternate, Kelurahan Fitu Ternate
Selatan.

3.2. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum yaitu parang yang digunakan untuk
memotong rumput rumput liar tanaman penggangu lainnya di sekitar bedengan dan
cangkul unuk membuat bedengan kemudian alat pengngukur sepanjang ± 4 meter .

3.3. Kegiatan Pratikum


1. Pembersihan dan Pembagian lahan
Sebelum melakukan budidaya kangkung terlebih dahulu melakukan pembersihan
lahan dari gulma- gulma atau tanaman pengganggu. Setelah lahan dibersihkan
selanjutnya dilakukannya pengukuran lahan dengan ukuran 2 x 1 Meter.
2. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan dibersikan, tujuan dari pengolahan ini
adalah untuk membalikkan tanah sehingga patogen yang berbahya atau yang
merugikan mati terkena sinar matahari. Pengolahan dilakukan secara manual dengan
menggunakan cangkul.
3. Pengkuran jarak Tanam
Pengukuran jarak tanam dengan menggunakan meteran dengan jarak tanam 20 x 20
cm, 15 x 15 cm, dan 10 x 10 cm dari bedengan 2 x 1 meter yang dibagi jadi 3.
Pengukuran jarak tanam ini mempermudah dalam penanamannya nanti. Setelah
diukur jumlah titik tanam sebanyak 42 buah.
4. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan sistem tugal dengan kedalaman lubang 2-3 cm. Setiap
lubang ditanam 2 benih kangkung dengan demikinan populasi tanam dalam satu
petakan atau bedengan sebanyak 84 tanaman.
5. Pemeliharaan
a) Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan sore harinya, agar
ketersediaan air untuk tanaman tersedia sehingga tidak menghambat dalam
pertumbuhannya. Namun penyiraman juga tergantung cuaca jika hujan tidak
dilakukan penyiraman.

7
b) Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila ada tanaman penganggu yang tumbuh
disekitar tanaman kangkung. Penyiangan dilakukan tergantung pada
pertumbuhan tanaman penganggu yang ada disekitar tanaman. Penyiangan
ini bertujuan agar tidak terjadinya kompetisi antara tanaman kangkung dan
gulma baik dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.
c) Pemupukan
Pemupukan disini menggunakan Pupuk Kandang yang di taburkan di tanah
dengan menggunakan cangkul kemudian di ratakan dan dicampurkan
ditanah.
6. Parameter Pengukuran
Adapun parameter yang di amati yaitu pertumbuhan tanaman kangkung, Tinggi
Tanaman, jumlah daun, tinggi daun, dan lebar daun.
7. Pemanenan
Panen dilakukan setelah tanaman berumur ±30 hari, panen dilakukan dengan dua
tahap. Tahap pertama dengan menggunting tanaman yang telah layak ditanam
kemudian diukur berapa tinggi tanaman, dan berat basah dari hasil tanaman tersebut.
Sedangkan

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Dalam pratikum budidaya kangkung ini didapat hasil pengamatan atau pengukuran
tanaman sebagai berikut :

Tabel 1. Pengamatan Minggu Pertama


Hari/Tanggal : Senin 09 Maret 2020

Parameter
Perlakuan T. Tanaman RataRata T. Daun Jumlah Daun Lebar Daun
JT = 20 x 20 4 cm 3 cm 4 0,3 cm
JT = 15 x 15 4,4 cm 1 cm 4 0,3 cm
JT = 10 x 10 5 cm 3 cm 4 0,3 cm

Tadinya kami akan melakukan pengamatan untuk 3 minggu kedepannya namun


hal itu terhalangi dengan kemuculannya virus Covid-19 ini sehingga membuat kami
terhenti untuk melakukan pengamatan lebih lanjut untuk hasil budidaya tanaman
kangkung kami ini. Maka dari itu kami meminta maaf karena tidak bisa melakukan
pengamatan sampai selesai.

4.2. Pembahasan
Dalam pratikum ini tanaman yang dibudidaya yaitu kangkung untuk setiap
kelompok, dengan penggunaan pupuk kandang, dan jarak tanah berbeda-beda pada
satu bedengan yang di bagi menjadi tiga dengan ukuran jarak tanah yang berbeda
beda. Pada bagian ini penggunaan pupuk kandang sebanyak 4 kali, taburan pupuk
kandang dengan menggunakan alas cangkul, jarak tanam 5 cm dan jarak antar tanaman
30 cm, 20 cm, dan 10 cm untuk masing masing jarak tanam.
Kangkung darat merupakan tanaman yang sangat memerlukan air untuk membantu
pertumbuhannya. Jika tanaman kangkung kekurangan air maka pertumbuhannya akan
lambat dan batangnya akan keras. Jadi untuk mendapatkan hasil produksi yang baik

9
perlunya perawatan tanaman seperti penyiraman sehingga ketersediaan air untuk
tanaman kangkung cukup dan pertumbuhannya akan lebih bagus.
Kangkung meupakan tanaman yang kuat sehingga mampu bersaing untuk
mendapatkan nutrisi. Tanaman tidak cukup hanya mengandalkan unsur hara dari
dalam tanah saja. Oleh karena itu, tanaman perlu diberi unsur hara tambahan dari luar
berupa pupuk. Pemberian pupuk dari luar juga akan menjamin setiap tanaman
mendapat kadar hara yang sama.
Namun, pada praktikum ini tanaman kangkung tidak mendapatkan unsur hara dari
luar sehingga terjadi kurangnya keseimbangan mendapatkan unsur hara. Untuk dapat
tumbuh dan berproduksi optimal, tanaman sayuran membutuhkan hara esensial selain
radiasi surya, air, dan CO2. Unsur hara esensial adalah nutrisi yang berperan penting
sebagai sumber unsur hara bagi tanaman. Ketersediaan masing-masing unsur tersebut
di dalam tanah berbeda antar tanaman.
Adapun jenis hama yang meyerang tanaman kangkung darat seperti ulat dan
wereng. Dengan penyerangan hama ini dapat menurunkan kualitas produksi tanaman
karena serangan dari ulat ini menyebabkan daun-daun kangkung perlubang dan habis
dimakannya. Sedangkan hama wereng menyebabkan tanaman menjadi layu.

10
Beberapa Dokumentasi yang kami Ambil selama proses pratikum :

Praktikum ini kami mulai pada Hari minggu, 8 maret 2020 jam 09.35 sd 11.10

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020


Gambar 1. Proses pembuatan Bedengan ( Tanaman Kangkung )

pada minggu pertama pada hari Senin 16 Maret 2020 jam 09.07 setelah kami selesai siram.

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020


Gambar 2. Pengkuruan Tanaman Kangkung Kelompok 9

11
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2020
Gambar 3. Hasil dari seminngu di tanam

Sumber Dokumentasi Pribadi


Gambar 4. Setelah 3 minggu

12
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat diambil kesimpulan yaitu dalam membudidaya
tanaman kangkung darat perlunnya ketersediaan air karena kangkung merupakan
tanaman yang sangat memerlukan air. Jika tanaman kekurangan air akan
menyebabkan penurunan kualitas hasil panen karena batanngnya yang keras dan
banyak mengandung getah.

B. Saran
Untuk membudidaya tanaman kangkung perlunnya ketersediaan air , karena air
sangat berperan penting dalam membantu pertumbuhan tanaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2012. Skripsi pada: [http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/


123456789/47279/D11lsw_BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=6].
Diakses pada Selasa, 11 Desember 2012 pukul 16.45 wib.
Maryam, A. 2009. Skripsi: “Pengaruh Jenis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Panen Tanaman Sayuran di Dalam Nethouse”. Terhubung berkala pada
[http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/ 123456789/11276/A09ama.pdf?
sequence=2]. Diakses pada Selasa, 11 Desember 2012 pukul 12.15 wib. Program
Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian. IPB: Bogor.
Palada, M. C. and L. C. Chang. 2003. Suggestes cultural practices for kangkong.
www.avrdc.org/pdf/seeds/kangkong.pdf. Diakses pada Senin, 10 Desember pukul
13.00 wib].
Rukmana, R. 1994. Bertanam Kangkung. Kanisius. Yogyakarta.
Westphal, E. 1994. Ipomoea aquatic Forsskal, p. 181-184 In: J. S. Siemonsma and K.
Piluek (Eds). Plant Resources of Sounth-East Asia and Vegetables 8. PROSEA
Foundation. Bogor.
Aditya. 2009 http://akubesertakamu.blogspot.com/2011/03/respon-pertumbuhan-dan-
produksi-tanaman.html diakses tanggal 1 Mei 2015

Maria.2009 http://tipspetani.blogspot.com/2013/10/cara-budidaya-tanaman-
kangkung_23.html diakses tanggan 1 Mei 2015 Anonim., 1960. Principles of Plants
Breeding. University of California, USA.

Ashari. S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.

Sunanjono. 2004. Teknik budidaya tanaman Sayur-Kangkung. PT Alex Media


Komputindo. Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai