Anda di halaman 1dari 19

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

(Analisis Usaha Tani Tanaman Pala di Kota Ternate)

KELOMPOK IV :

NUR MARINI DJASMIN 04371911045


NIA KOMALADEWI DINININGSIH 04371911005
RINI AMIN 04371911021

DOSEN PEMBIMBING

IBU FATMAWATI KADDAS, SP ., M.Si

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya bisa selesaikan laporan ini
mengenai “ Analisis Usaha Tani Tanaman Pala di Kota Ternate ”

Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sehingga saya bisa melakukan perbaikan laporan ini sehingga menjadi laporan
yang baik dan benar.

Akhir kata kami meminta semoga laporan ini bisa memberi manfaat ataupun inpirasi pada
pembaca.

Ternate, September 2021

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB I ............................................................................................................................................

PENDAHULUAN..........................................................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................


1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT..............................................................................................

BAB II............................................................................................................................................

PEMBAHASAN.............................................................................................................................

2.1 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................


2.2 SEJARAH TANAMAN PALA.........................................................................................
2.3 EKOFISIOLOGI DAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN PALA....................
2.4 PANEN DAN PASCA PANEN…………………………………………………
....................................................................................................................................
2.5 PENGOLAHAN TANAMAN PALA..............................................................................

BAB III.........................................................................................................................................

PENUTUP....................................................................................................................................

3.1 KESIMPULAN................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia adalah salah satu negara penghasil pala (Myristica fragrans
Houtt) terbesar di dunia selain Grenada, India, Sri Lanka, dan Papua Nugini.
Dalam perekonomian nasional dan daerah, kontribusi komoditas pala dala
penciptaan lapangan kerja di bidang perkebunan, perdagangan dan industri serta
peningkatan pendapatan petani sangat penting. Tanaman pala (Myristica fragrans
Houtt) merupakan komoditas rempah asli Indonesia yang berasal dari kepulauan
Maluku. Kemudian berkembang kepulau-pulau lainnya yang ada di Indonesia.
selanjutnya menyebar luas ke negara-negara sekitar yaitu India, Srilangka, dan
Malaysia. Tanaman pala di Indonesia dikenal sebagai tanaman rempah sejak abad
ke-18 dan sebagian besar diusahakan oleh perkebunan rakyat (98%) dan lainnya
(2%) oleh perkebunan besar. Indonesia menjadi produsen pala terbesar di dunia
yaitu sebesar 70%. Negara produsen lainnya adalah Grenada sebesar 20%,
kemudian selebihnya India, Srilangka dan Malaysia (Ruhnayat, 2015).
Keragaman varietas dan spesies pala dapat dievaluasi dengan mengamati
keragaman morfologi dan fenotipe di lapangan. Penelitian yang dilakukan 
bertujuan mengevaluasi keragaman fenotipik diantara aksesi pala dan
mengevaluasi pengelompokan intra dan inter spesies pala dari Maluku Utara.
Populasi pohon pala yang berumur minimal 15 tahun dari Tidore dan Patani
Halmahera Tengah, Maluku Utara digunakan dalam penelitian. Aksesi yang
digunakan terdiri atas spesies Myristica fragrans, Myristica fatua, Myristica
argentea, Myristica succedanea, dan sejumlah aksesi yang tidak diketahui nama
speciesnya. Hasil evaluasi menunjukkan aksesi pala dari Patani dan Tidore
menunjukkan variasi yang tinggi dalam bentuk buah, warna buah tua dan bentuk
biji. Hanya aksesi pala asal Tidore yang menunjukkan variasi dalam bobot fuli.
Dendogram yang dibuat berdasarkan karakter fenotipe menjelaskan aksesi pala
yang dianalisis kedalam empat group pada indeks kesamaan 70%. Group pertama
terdiri atas dua aksesi M. fatua dan satu aksesi pala yang tidak diketahui
spesiesnya dari Tidore serta satu aksesi M. fragrans. Group kedua terdiri atas dua
aksesi M. argentea dan dua aksesi pala yang tidak diketahui spesiesnya dari

1
Tidore serta satu aksesi M. succedanea dari Patani. Group ketiga terdiri atas tiga
aksesi M. argentea dan enam aksesi pala yang tidak diketahui spesiesnya dari
Patani. Group keempat terdiri atas dua aksesi M. fragrans dari Tidore.
Berdasarkan penanda morfologi dan agronomi spesies pala yang dikarakterisasi
di Maluku Utara berkerabat agak jauh yang menunjukkan aksesi dalam populasi
beragam.
Menurut Badan Pusat Statistik Nasional, produksi tanaman pala pada
tahun 2019 sebanyak 40.70 Ton dan Tahun 2020 sebanyak 40.50 Ton. Sedangkan
menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara, produksi tanaman Pala
pada tahun 2018 sebanyak 6.704.00 Ton.
Lokasi Peneletian yang kami lakukan di Kecamatan Foramadiahi Rt. 03
Kota Ternate hari Senin tanggal 20 September 2021 pukul 16:50 WIT - Selesai
mengenai Tanaman Perkebunan jenis Pala.
1.1.1 Gambaran Pendapatan Tanaman Pala di Kecamatan Foramadiahi
Ibu Nurningsih memiliki luas lahan 1Ha tanaman Pala dengan pohon
sebanyak 80. Dalam satu kali panen ibu Nurningsih bisa meraih 9 karung dengan
1 karung beratnya 1kg setelah di kalkulasikan ibu Nurningsih satu kali panen bisa
mencapai 180kg Pala. Harga jual 1kg Pala seharga Rp. 150.000 sedangkan untuk
Fuli nya sendiri dengan berat 1kg seharga Rp. 250.000 dengan tambahan biaya
tenaga kerja sebanyak 5 orang, ibu Nurningsih mengeluarkan biaya Rp.500.000
untuk per-1 orang tenaga kerja dibayar Rp.100.000 dalam satu hari panen.
Sedangkan Pak Udin, memilki luasan lahan sebanyak 1Ha dengan 50
pohon Pala. Dalam satu kali panen pak Udin bisa meraih keuntungan yang sangat
besar tergantung kualitas buahnya, buah Pala yang lebat bisa mencapai Rp.
20.000.000 sedangkan buah Pala yang kurang lebat bisa mencapai Rp. 7.000.000.
pupuk Urea yang digunakan pak Udin dalam setiap pemakaian sebanyak 3
karung dengan berat 1 karung 50kg, harga pupuk Urea 1 karung seharga Rp.
200.000 . Harga jual buah Pala berbeda, jika buah Pala yang masih mantah 1kg
bisa mencapai harga Rp. 40.000 – 45.000 sedangkan buah Pala yang sudah kering
dijual dengan harga 1kg Rp. 150.000 untuk Fuli nya sendiri yang sudah kering
dijual seharga Rp. 250.000/kg. Pak Udin mengeluarkan biaya kembali untuk
membayar tenaga kerja sebanyak 5 orang dalam satu kali panen dengan harga Rp.
120.000/orang.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas dapat di buat beberapa rumusan masalah yaitu antar
lain:

 Identifikasi Hasil dari Analisis Usaha Tani Tanaman Pala di Kota


Ternate.

1.3 TUJUAN & MANFAAT


Laporan ini bertujuan untuk menganalisis usaha tani tanaman Pala di Kota
Ternate. Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan
masukan serta bahan informasi untuk pengembangan budidaya pala ke
berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang terlibat terutama petani, serta
pelaku lainnya dalam upaya pembangunan pertanian Pala untuk
meningkatkan pendapatannya.

3
BAB II
PEMABAHASAN

2.1 SEJARAH TANAMAN PALA


Pala diperkenalkan di Eropa oleh pedagang Arab yang mengirimnya ke
Venesia untuk kemudian dihidangkan di meja-meja para bangsawan Eropa.  Pada
abad ke-14 harga pala sangat fantastis. Di Jerman disebutkan bahwa 1 pon pala,
dihargai setinggi "Seven Fat Oxen", atau "Tujuh Sapi Jantan Dewasa yang
Gemuk". Kemudian, awal mula perburuan pala oleh orang-orang Eropa terjadi
saat adanya embargo perdagangan yang dilakukan oleh Kekaisaran Turki
Usmani. Pada 1453, Kekaisaran Turki Usmani menyerang dan mengalahkan
Konstantinopel (kini Istanbul). 
Kemudian mereka mengembargo perdagangan yang melewati daerah
baru kekuasaannya di mana selama ratusan tahun sebelumya, para pedagang Arab
melewatinya untuk mengirim pala ke Venesia. Embargo inilah yang
menghentikan suplai Pala ke Eropa. Hal ini pedagang dan orang-orang Eropa
mencari sendiri asal-usul buah pala yang selama ini sering disebut sebagai Fabled
Land, atau negeri dongeng, melalui rute ke timur. Pada 1511, Alfonso de
Albuquerque menyerang pulau-pulau di kepulauan Maluku, termasuk di
dalamnya Banda. Dia membangun benteng-benteng untuk mengkonsolidasikan
monopoli atas perdagangan Pala hingga seabad kemudian.
Lalu, pada 1605, Belanda datang untuk menyingkirkan Portugis setelah
menaklukkan Ambon untuk memonopoli perdagangan pala dan bunga pala.
Belanda mencoba memonopoli pala melalui Perusahaan Dagang Hindia Belanda
atau yang dikenal dengan nama Verenigde Oost - Indische Compagnie (VOC)
membangun pos perdagangan di Banda. VOC juga membuat perjanjian dengan
warga Banda yang mengharuskan warga menjual pala dan bunga pala hanya

4
kepada VOC secara eksklusif. Tetapi warga Banda masih tetap menjual hasil
buminya kepada pedagang dari Jawa, Makassar, dan Inggris.

2.2 EKOFISIOLOGI DAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN PALA


- Ekofisiologi Tanaman Pala
Indonesia adalah salah satu negara penghasil pala (Myristica fragrans Houtt)
terbesar di dunia selain Grenada, India, Sri Lanka, dan Papua Nugini. Dalam
perekonomian nasional dan daerah, kontribusi komoditas pala dala penciptaan lapangan
kerja di bidang perkebunan, perdagangan dan industri serta peningkatan pendapatan
petani sangat penting. Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan komoditas
rempah asli Indonesia yang berasal dari kepulauan Maluku. Kemudian berkembang
kepulau-pulau lainnya yang ada di Indonesia. selanjutnya menyebar luas ke negara-
negara sekitar yaitu India, Srilangka, dan Malaysia. Tanaman pala di Indonesia dikenal
sebagai tanaman rempah sejak abad ke-18 dan sebagian besar diusahakan oleh
perkebunan rakyat (98%) dan lainnya (2%) oleh perkebunan besar. Indonesia menjadi
produsen pala terbesar di dunia yaitu sebesar 70%. Negara produsen lainnya adalah
Grenada sebesar 20%, kemudian selebihnya India, Srilangka dan Malaysia (Ruhnayat,
2015).
- Budidaya Tanaman Perkebunan Pala
1. Menyiapkan lahan untuk menanam

2. Buat lubang tanam

3. Proses pemupukan dasar

4. Menyiapkan bibit buah pala

 5. Penanaman bibit pala

6. Pembuatan drainase dan pengairan

5
7. Proses pemupukan susulan

8. Tips perawatan bibit pala

a. Penyiraman

b. Penyiangan

c. Penggemburan tanah.

d. Pemupukan dasar ulang

9. Pencegahan hama dan penyakit

10. Proses panen

11. Perawatan setelah panen

2.3 PANEN DAN PASCA PANEN

Panen dan Pasca Panen

Tanaman pala mulai menghasilkan pada umur 6 - 10 tahun. Kriteria panen ditandai
dengan merekahnya buah, berarti buah sudah cukup tua. Umur produktif (produksi
maksimal 25 - 60 tahun), produksi konversi antara 1.500  - 2.000 buah/ pohon/ tahun, 8
kg. buah kering atau 1,6 kg fully. Perbandingan biji dengan fully 4 : 1

Pasca Panen

 Pemisahan biji dan daging buah, keringakan dan dijemur 10 - 15 hari.


 Fully dilepaskan dari biji kemudian dihamparkan di atas tampir (dikering
anginkan).
 Panaskan atau layukan kemudian dipipihkan dan dijemur 2 atau 3 hari.
 Dari daging buah dapat dijadikan manisan, asinan, sirup atau zeam.
 Dari biji pala dapat diambil minyaknya untuk bahan industri, obat-obatan dengan
kadar minyak sekitar 8 -10%.

6
 Dari keseluruhan bagian pala yang memiliki khasiat tadi, sekitar 60% kebutuhan
pala yang berupa biji pala dan fuli kering di dunia dipenuhi oleh Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, produksi pala terus meningkat rata-rata
22% per tahun. Kenaikan produksi ini disebabkan 90% lahan merupakan
perkebunan rakyat dan peranan ekspor pala yang cukup besar bagi petani. (Ir.
Dradjat, MS dalam buku Meraup Laba dari Pala)

2.4 PENGOLAHAN TANAMAN PALA


Pengolahan Buah Pala sebagai Rempah :
1. Pengeringan Fuli
Fuli dilepas dari bijinya kemudian dihamparkan pada alas yang bersih lalu
dijemur. Sebaiknya pengeringan dilakukan di atas rak yang diangkat sehingga
jaraknya sekitar 1 meter di atas tanah untuk menghindarkan cemaran dari kotoran
hewan maupun debu. Penjemuran membutuhkan waktu sekitar 2–3 hari kalau cuaca
cerah. Pada keadaan cuaca yang kurang baik, pengeringan akan tertunda dan akan
menghasilkan fuli dengan mutu yang kurang baik karena berjamur dan warnanya
kusam.
2. Pengolahan Biji Pala
Untuk biji pala, setelah kering dilakukan pengupasan tempurung dengan cara
dipukul secara hati-hati dengan posisi tegak di atas matanya agar biji tidak rusak.
Cara lain adalah dengan menggunakan mesin pemecah (cracker). Dari 100 kg biji
utuh rata-rata dalam pembuatan bubuk pala, bahan yang digunakan adalah pala kering
sempurna. Bahan tersebut kemudian digiling halus dengan ukuran sekitar 50-60 mesh
dan dikemas dalam wadah yang kering.
3. Minyak Biji dan Fuli Pala
Biji pala terdiri dari dua bagian utama yaitu 30–45% minyak dan 45–60% bahan
padat termasuk selulosa. Minyak terdiri atas dua jenis yaitu minyak atsiri (essential

7
oil) sebanyak 5–15% dari berat biji keseluruhan, dan lemak (fixed oil) yang disebut
nutmeg butter sebanyak 24-40% dari berat biji.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi Peneletian yang kami lakukan di Kecamatan Foramadiahi Rt. 03
Kota Ternate hari Senin tanggal 20 September 2021 pukul 16:50 WIT - Selesai
mengenai Tanaman Perkebunan jenis Pala.

3.2 Metode Pengambilan Sampel


3.3 Metode Analisis Data (Primer dan Sekunder)
- Sekunder
Menurut Badan Pusat Statistik Nasional, produksi tanaman pala pada
tahun 2019 sebanyak 40.70 Ton dan Tahun 2020 sebanyak 40.50 Ton. Sedangkan
menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara, produksi tanaman Pala
pada tahun 2018 sebanyak 6.704.00 Ton.
- Primer
KOUSIONER PENILITIAN

(PETANI)

8
A. IDENTITAS RESPONDED
1. Nama : Bapak Udin
2. Alamat : Kec. Foramadiahi
3. Umur : 36
4. Pengalaman Berusahatani : Tahun ini
5. Tingkat Pendidikan Terakhir : SMA
6. Jumlah Tanggungan Keluarga :4

B. JENIS-JENIS BIAYA PEMELIHARAAN DAN PEMASARAN


1. Biaya Variabel

No Jenis Biaya Variabel Jumlah Harga (Rp) Nilai (Rp)


1. Pemeliharaann Panen :
 Pupuk Urea 3 200.000 600.000
Karung 120.000 600.000
 Gaji Karyawan
5 Orang
Pemasaran :
2.  Transportasi 50.000 50.000
1 10.000 10.000
 Bahan bakar Solar
bensin 1 liter
120.000 600.000
 Tenaga Kerja
5 Orang 5.000 25.000

 Wadah Karung 5
Karung

2. Jenis Biaya yang digunakan (Biaya Tetap)

No Nama Alat Jumlah Harga Baru Harga Lama Umur Nilai


(Rp) (Rp) Ekonomis Penyusutan
(Rp) (Rp)

9
1. Karung 5
2. Parang 2
3. Bambu (Dibo- 5
Dibo)
4. Pisau 5

Total

Rumusan untuk nilai penyusutan: Harga baru – Harga lama

X Jumlah

Umur ekonomis

3. Tenaga Kerja

No Nama Jenis Kelamin Pendidikan Status Pekerja Upah (Rp)


1. Ilham Laki-laki SMA Buruh Tani 120.000
2. Saipul Laki-laki SMP Buruh Tani 120.000
3. Fikri Laki-laki SMP Buruh Tani 120.000
4. Rizki Laki-laki SMA Buruh Tani 120.000
5. Dahlan Laki-laki SMA Buruh Tani 120.000

4. Hasil Produksi

No Uraian Jumlah (Kg) Harga (Rp) Penerimaan


(Rp)

10
1. Biji Pala 200kg 105.000 21.000.000
2. Fuli Pala 150kg 250.000 37.500.000

Total 58.500.000

5. Keuntungan Pendapatan

No Uraian Nilai
1. Penerimaan

2. Total Biaya

Pendapatan

KOUSIONER PENILITIAN

(PETANI)

A. IDENTITAS RESPONDED

1. Nama : Nurningsih
2. Alamat : Kec, Foramadiahi
3. Umur :
4. Pengalaman Berusahatani : Tahun
5. Tingkat Pendidikan Terakhir :
6. Jumlah Tanggungan Keluarga :

B. JENIS-JENIS BIAYA PEMELIHARAAN DAN PEMASARAN

1. Biaya Variabel

11
No Jenis Biaya Variabel Jumlah Harga (Rp) Nilai (Rp)
1. Pemeliharaann Panen :
 Gaji Karyawan 5 Orang 100.000 500.000

Pemasaran :
 Transportasi 1 50.000 50.000
 Bahan bakar Solar 1liter 10.000 10.000
2. bensin 5 orang 100.000 500.000
 Tenaga Kerja
5 5.000 25.000
 Wadah karung
Karung

2. Jenis Biaya yang digunakan (Biaya Tetap)

No Nama Alat Jumlah Harga Baru Harga Lama Umur Nilai


(Rp) (Rp) Ekonomis Penyusutan
(Rp) (Rp)

12
1. Parang 2
2. Karung 9
3. Tali 20
4. Pisau 5
5. Bambu 5

Total

Rumusan untuk nilai penyusutan: Harga baru – Harga lama

X Jumlah

Umur ekonomis

3. Tenaga Kerja

No Nama Jenis Kelamin Pendidikan Status Pekerja Upah (Rp)


1. Usman Laki-Laki SMP Buruh Tani 100.000
2. Fauzan Laki-Laki SMP Buruh Tani 100.000
3. Husen Laki-Laki SMA Buruh Tani 100.000
4. Jaelani Laki-Laki SMA Buruh Tani 100.000
5. Aman Laki-Laki SMP Buruh Tani 100.000

4. Hasil Produksi (1 tahun)

No Uraian Jumlah (Kg) Harga (Rp) Penerimaan


(Rp)

13
1. Biji Pala 180kg 105.000 18.900.000
2. Fuli Pala 100kg 250.000 25.000.000

Total 43.900.000

5. Keuntungan Pendapatan

No Uraian Nilai
1. Penerimaan

2. Total Biaya

Pendapatan

BAB IV
PENUTUP

14
4.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat penyusun simpulkan bahwa :
Indonesia adalah salah satu negara penghasil pala (Myristica fragrans
Houtt) terbesar di dunia selain Grenada, India, Sri Lanka, dan Papua Nugini.
Dalam perekonomian nasional dan daerah, kontribusi komoditas pala dala
penciptaan lapangan kerja di bidang perkebunan, perdagangan dan industri serta
peningkatan pendapatan petani sangat penting. Tanaman pala (Myristica fragrans
Houtt) merupakan komoditas rempah asli Indonesia yang berasal dari kepulauan
Maluku. Kemudian berkembang kepulau-pulau lainnya yang ada di Indonesia.
selanjutnya menyebar luas ke negara-negara sekitar yaitu India, Srilangka, dan
Malaysia. Tanaman pala di Indonesia dikenal sebagai tanaman rempah sejak abad
ke-18 dan sebagian besar diusahakan oleh perkebunan rakyat (98%) dan lainnya
(2%) oleh perkebunan besar. Indonesia menjadi produsen pala terbesar di dunia
yaitu sebesar 70%. Negara produsen lainnya adalah Grenada sebesar 20%,
kemudian selebihnya India, Srilangka dan Malaysia (Ruhnayat, 2015).
Dua responden dari Petani Pala di Kecamatan Foramadiahi Kota Ternate
yaitu Ibu Nurningsih dengan Pak Udin sama-sama memiliki luasan lahan
tanaman Pala seluas 1Ha dengan 80 pohon Pala untuk ibu Nurningsih sedangkan
untuk pak Udin memiliki 50 pohon Pala. Keduanya memiliki nilai harga jual
yang berbeda, ibu Nurningsih menjual buah Palanya dengan harga Rp.
150.000/kg untuk Fuli nya sendiri dijual dengan harga Rp. 250.000. Pak Udin
sendiri menjual buah Pala dengan 2 cara yaitu harga jual buah Pala mantah
seharga Rp. 40.000 – 45.000/kg buah Pala yang sudah kering seharga Rp.
150.000/kg dan untuk Fuli nya sendiri dijual seharga Rp.250.000/kg.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/82686/Pengolahan-Buah-Pala-sebagai-
Rempah/#:~:text=Fuli%20dilepas%20dari%20bijinya%20kemudian,airnya%20tinggal
%2010%2D12%25. (diakses pada hari Senin, 20 September 2021 pukul 21:00 WIT)
https://www.bps.go.id/ Badan Pusat Statistik (diakses pada hari Kamis, 23 September
2021 pukul 12:00 WIT)
https://caritahu.kontan.co.id/news/sejarah-pala-buah-berwarna-kekuningan-yang-
menarik-penjajah-datang-ke-indonesia?page=all (diakses pada hari Minggu, 26
September 2021 pukul 20:30)

16

Anda mungkin juga menyukai