PROPOSAL
OLEH:
04371911045
DOSEN PEMBIMBING
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2021
ANALISIS PEMASARAN SELADA DI KELURAHAN LOTO, TERNATE
BARAT, KOTA TERNATE
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayuran
yang termasuk dalam famili Compositae (Sunarjono, 2014). Selada berasal dari
Asia Barat yang kemudian menyebar di Asia dan negara-negara beriklim sedang.
Negara yang mengembangkan selada diantaranya Jepang, Thailand, Taiwan,
Amerika Serikat serta Indonesia. Selada adalah tanaman sayuran yang biasanya
dapat dimakan secara mentah, hal ini dikarenakan selada memiliki kandungan
mineral yang cukup tinggi. Permintaan sayuran di Indonesia semakin meningkat
seiring dengan kesadaran masyarakat yang tinggi akan pola makan hidup yang
sehat karena selada memiliki kandungan gizi yang tinggi.
a. Klasifikasi Selada
Adapun klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Spesies : Lactuca sativa L.
b. Morfologi
1) Akar
Akar yang dimiliki oleh tanaman selada adalah akar tunggang dan serabut.
Akar tunggang tersebut tumbuh ke dalam tanah, sedangkan akar
serabutnya menempel pada batang selada kemudian mereka menyebar ke sekitar
tanaman ini tumbuh hingga sekitar 20–50 cm. Perakarannya juga bisa tumbuh
dengan baik pada tanah subur, mudah menyerap air dan gembur.
2) Batang
Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada yang
membentuk krop, batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat dan
terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Sedangkan selada
yang tidak membentuk krop (selada daun dan selada batang) memiliki
batang yang lebih panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap, kokoh, dan
kuat dengan ukuran diameter berkisar antara 5.6–7 cm (selada batang), 2–3 cm
(selada daun), serta 2–3 cm (selada kepala).
3) Daun
Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam,
bergantung pada varietasnya. Misalnya, jenis selada yang membentuk
krop memiliki bentuk daun bulat atau lonjong dengan ukuran daun lebar atau
besar, daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan ada yang
berwarna hijau agak gelap. Sedangkan jenis selada yang tidak membentuk
krop, daunnya berbentuk bulat panjang, berukuran besar, bagian tepi daun
bergerigi (keriting), dan daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang,
dan merah. Daun selada memiliki tangkai daun lebar dan tulang – tulang
daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan
renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak manis. Daun selada umumnya
memiliki ukuran panjang 20–25 cm dan lebar 15 cm atau lebih.
4) Bunga
Bunga pada tanaman selada adalah berwarna kuning yang tumbuh
dalam satu rangkaian secara lengkap. Bunga tersebut memiliki panjang
sekitar 80 cm bahkan lebih. Tanaman selada sendiri akan bisa tumbuh secara
cepat dan berbuah jika di tanam di daerah beriklim sedang atau subtropis.
5) Biji
Buah selada berbentuk polong, di dalam polong berisi biji–biji
yang berukuran sangat kecil. Biji yang dimiliki oleh selada termasuk ke
dalam biji berkeping dua yang berbentuk lonjong pipih, agak keras,
berbulu dan memiliki warna cokelat tua serta berukuran sangat kecil
sekitar 4 mm panjangnya sedangkan lebar sekitar 1 mm. Biji selada
termasuk biji tertutup, sehingga bisa digunakan untuk memperbanyak
tanaman atau untuk perkembangbiakan.
c. Tipe-tipe Tanaman Selada
Varietas selada dibagi dalam empat kelompok, yaitu tipe selada kepala
atau telur (Head lettuce), selada rapuh (Cutting lettuce atau Leaf lettuce),
selada daun (Cutting lettuce atau Leaf lettuce) dan selada batang (Asparagus
lettuce atau Stem lettuce), berikut ini merupakan penjelasan tipe-tipe selada :
1) Tipe Selada Kepala atau Selada Telur (Head lettuce)
Tipe selada kepala memiliki daun yang membentuk krop, yaitu daun–daun
yang saling merapat membentuk bulatan yang menyerupai kepala. Tipe
selada kepala memiliki berbentuk bulat, beberapa helaian daun bawah
tetap berlepasan, kropnya berukuran besar, pada varietas tertentu daunnya ada
yang berwarna hijau terang dan ada juga yang berwarna hijau keunguan (hijau
agak gelap). Daun halus, renyah, dan rasanya enak, sehingga disukai banyak
konsumen.
Batang tanaman sangat pendek terletak pada bagian yang dasar yang berada
di dalam tanah sehingga batang hampir tidak terlihat. Tipe selada kepala hanya
cocok ditana di dataran tinggi (pegunungan) yang berhawa sejuk. Apabila
ditanam di dataran rendah, tanaman tidak bisa membentuk krop karena untuk
pembentukan krop diperlukan suhu yang dingin.
2) Tipe Selada Rapuh (Cos lettuce atau Romaine lettuce)
Tipe selada rapuh juga membentuk krop seperti tipe selada kepala. Kro
pada tipe selada rapuh berbentuk lonjong dengan pertumbuhan meninggi.
Daun – daunnya lebih tegak dan kropnya berukuran besar dan kurang
padat, daun berwarna hijau muda sampai hijau tua atau hijau agak gelap.
Daun halus, tidak keriting, renyah, enak dan manis, sehingga disukai oleh
konsumen.
3) Tipe Selada Daun (Cutting lettuce atau Leaf lettuce)
Tipe selada daun memiliki ciri – ciri, tanaman tidak membentuk krop. Tipe
ini helaian daunnya lepas, tepi daun berombak, beberapa varietas daunnya
ada yang berwarna hijau dan ada juga yang berwarna merah tua (gelap),
daun lebar dan berukuran besar, daun halus, renyah, dan enak (agak manis),
sehingga disukai juga oleh konsumen selada daun lebih enak dimakan
mentah sebagai lalapan, selada daun juga banyak digunakan sebagai
hiasan untuk aneka masakan sekaligus untuk lalapan. Misalnya, dipakai
hiasan dalam makanan cumi – cumi goreng mentega, ikan bakar, dan
sebagainya.
4) Tipe Selada Batang (Asparagus lettuce atau Stem lettuce)
Tipe selada batang memiliki ciri–ciri, tanaman tidak membebtuk krop,
daunnya berukuran besar dan bulat panjang dengan ukuran panjang
mencapai 40 cm dan lebar sekitar 15 cm, daun berlepasan, tangkai daun
lebar, daun ada yang berwarna hijau tua dan ada yang berwarna hijau
muda (bergantung pada varietasnya), tulang–tulang daun menyirip.
Panjang batang tanaman berkisar antara 30–40 cm, berukuran besar dan
kokoh dengan garis tengah berkisar antara 5.6–7 cm, berwarna putih
kehijauan atau hijau muda keputihan, halus dan renyah.
2.2 Pengertian Pasar
pasar adalah sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk
melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Baik yang disebut sebagai pusat
perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun
sebutan lainnya.
Menurut kajian ilmu ekonomi, pengertian pasar merupakan suatu tempat
atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari
suatu barang atau jasa tertentu. Proses interaksi tersebut dapat menetapkan harga
keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan.
Sedangkan pengertian pasar menurut Management Study Guide, pasar
adalah suatu pengaturan di mana dua pihak atau lebih terlibat dalam pertukaran
barang, layanan, dan informasi disebut pasar. Idealnya pasar adalah tempat di
mana dua pihak atau lebih terlibat dalam pembelian dan penjualan. Dua pihak
yang terlibat dalam transaksi disebut penjual dan pembeli.
a) Struktur Pasar
Empat jenis struktur pasar tersebut didasarkan pada karakteristik pasar yang
meliputi jumlah dan ukuran distribusi para pembeli dan penjual, hambatan masuk,
serta tingkat diferensiasi produk. Terdapat beberapa struktur pasar anatara lain :
1. Pasar Persaingan Sempurna,
Pasar persaingan sempurna adalah sebuah struktur pasar di mana terdapat
banyak penjual atau perusahaan yang menghasilkan barang. Pasar persaingan
sempurna juga diartikan sebagai pasar yang mempunyai banyak perusahaan untuk
memberikan pelayanan kepada pembeli di pasar.
2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna,
Pasar persaingan tidak sempurna terdiri dari sedikit penjual namun banyak
pembeli. Pada pasar ini, para penjual dapat menentukan harga barang. Barang
yang diperjual belikan tersebut memiliki jenis yang berbeda atau terdapat berbagai
jenis barang.
Jenis-jenis Pasar Persaingan Tidak Sempurna :
1) Pasar Monopoli Pasar monopoli
Hanya terdapat satu penjual yang mendominasi dan berkuasa. Penjual di pasar
ini juga mampu menjadi penentu harga. Penguasa di pasar ini secara sengaja
menjual produk yang tidak memiliki pengganti, sehingga bisa dikatakan tidak ada
pihak yang menyaingi.
2) Pasar Oligopoli
Pada pasar ini terdapat beberapa penjual yang menguasai pasar. Dalam sistem
ini, kegiatan promosi masih diperlukan guna memperkenalkan produk dan
menyaingi penjual lain. Persaingan dalam pasar oligopoli terbilang cukup ketat.
3) Pasar Monopolistik
Pasar monopolistik terdiri dari penjual yang menjual produk identik, tapi
memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing baik dari segi kemasan, bentuk,
fungsi, manfaat, dan sebagainya. Jumlah penjualnya tidak terbatas dan dapat
dimasuki kompetitor baru.
a. Fungsi Penjualan
Tugas pokok pemasaran adalah mempertemukan permintaan dan
penawaran (pembeli atau penjual ). Hal ini dapat dilakukan secara langsung
atau tidak langsung (melalui perantara). Fungsi penjualan yaitu meliputi
sejumlah fungsi tambahan sebagai berikut :
a) Fungsi perencanaan dan pengembangan produk. Sebuah produk yang
memuaskan konsumen merupakan tujuan mendasar dari semua usaha
pemasaran. Perencanaan dan pengembangan produk dianggap sebagai
fungsi produksi, tapi hal itu penting pula bagi perusahaan.
b) Fungsi mencari kontak. Fungsi ini meliputi tindakan-tindakan
mencari dan membuat kontak dengan para pembeli.
c) Fungsi menciptakan permintaan. Fungsi ini meliputi semua usaha
yang dilakukan oleh para penjual untuk mendorong para pembeli
membeli produk-produk mereka. Termasuk pada tindakan yang
menjual secara individu, dengan undian dan juga mengadakan
reklame.
d) Fungsi melakukan negoisasi. Syarat serta kondisi penjualan harus
dirundingkan oleh para pembeli dan penjual. Termasuk merundingkan
kualitas, kuantitas, waktu, harga, pengiriman, cara pembayaran dan
sebagainya. e) Fungsi melakukan kontak. Fungsi ini mencakup
persetujuan akhir untuk melakukan penjualan dan transfer hak milik.
e) Fungsi melakukan kontak. Fungsi ini mencakup persetujuan akhir
untuk melakukan penjualan dan transfer hak miliki.
M = Hp – Hb
Dimana :
Laba merupakan sisa lebih dari hasil penjualan dikurangi dengan harga
pokok barang yang dijual dan biaya – biaya lainnya. Untuk mencapai laba yang
besar, maka manajemen dapat melakukan langkah – langkah seperti menekan
biaya penjualan yang ada, menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan
laba yang dikehendaki dan meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin
(Daniel,2002)
2.6 Harga
Harga adalah nilai tukar suatu barang yag dinyatakan dalam bentuk uang,
tetapi bukan saja harga barang – barang konsumsi, hal yang sma juga berlaku bagi
alat – alat produksi yang ditukar (s).
Menurut Sudiyono (2002) menyatakan bahwa pemasaran biaya menentukan
batas terendah dari harga. Perusahaan harus mempertimbangkan banyak factor
dalam menentukan kebijakan harganya, diantaranya: memilih tujuan penetapan
harga, menentukan permintaan, memeperkirakan biaya, menganalisis biaya, harga
dan penawaran pesaing, memilih metode penetapan harga dan memilih harga
akhir.Gitosudarmo, (1998) mengatakan bahwa ada tiga subyek yang menentukan
dalam pembentukan harga suatu produk, yaitu : produsen dengan dasar biaya –
biaya produksi yang telah dikeluarkan sehingga produk itu terwujud dan siap
dipasarkan. Konsumen dengan daya beli dan dasar – dasar kebutuhan serta
kesukaan, pemerintah dengan peraturan dan ketentuan harga sebagai pegendali
tata harga pasaran( price mechanism).
FS = hj × 100 %
Hs
Dimana :
Fs = bagian yang diterima petani
Hj = harga jual ditingkat petani (Rp/Kg)
Ho = harga jual ditingkat konsumen (Rp/Kg)
Ep = bp × 100 %
np
Dimana :
Ep = Efisiensi Pemasaran (%)
BP = Total Biaya Pemasaran (Rp/Kg)
NP = Total Nilai Produk yang dipasarkan (Rp/Kg)
Lembaga pemasaran adalah orang atau badan usaha dan lembaga yang
secara langsung terlibat didalam menyalurkan barang dari produsen ke konsumen.
Lembaga-lembaga pemasaran ini dapat berupa tengkulak, pedagang pengumpul,
pedagang besar,dan pedagang pengecer
Tanaman selada (lactuca sativa L) yang terkenal terdiri dari tiga jenis, yaitu
selada mentega, selada tutup, dan selada potong. Selada mentega atau selada telur
(Kropsla) berkrop bulat, tetapi kropos (lepas). Rasanya lunak dan enak. Oleh
karena itu, selada ini paling digemari. Keunggulan selada mentega dibandingkan
jenis lainnya adalah tidak mudah rusak sehingga dapat dikirim ke tempat yang
jauh. Selada tutup (ungu) kropnya bulat agak padat, dan rasanya renyah,
sedangkan selada potong (cut-lettuce) kropnya lonjong atau bulat panjang,
rasanya enak tetapi agak liat.
Namun, ada juga tanaman yang menyerupai selada baik syarat tumbuh
maupun cara tanam. Akan tetapi, rasanya agak pahit. Jenis selada yang dimaksud
adalah andewi (Cichorium endewi L). daun andewi yang terkenal ialah andewi
keriting. Jenis selada lainnya adalah selada air (Nasturtium officinale R. Br.),
tetapi jenis selada air ini masuk dalam famili Cruciferae (Brassicaceae).
Tumbuhnya menjalar seperti tanaman kangkung dan biasa di tanam di rawa rawa.
Selada atau daun sla adalah tumbuhan sayur yang biasa ditanam di daerah
beriklim sedang maupun daerah tropika. Kegunaan utama adalah sebagai salad.
Produksi selada dunia diperkirakan sekitar 3 juta ton yang ditanam pada lebih dari
300.000 ha lahan.
Petani
Usaha Selada
Pemasaran Selada
Pedagang Besar
PedagangPengumpul
Pedagang Pengecer
Margin Pemasaran
Efisiensi Saluran
Pemasaran
METODEOLOGI PENILITIAN
3
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Loto Kecamatan Ternate Barat Kota
Ternate pada bulan Oktober 2021 - 2021, dengan pertimbangan bahwa di
Kecamatan Ternate Barat merupakan salah satu penghasil Selada di Kota Ternate
Kp = He – (Hp + B)
Dimana :
Kp = Keuntungan pemasaran
He = Harga jual
Hp = Harga beli
B = Biaya pemasaran
3. Untuk mengetahui efisiensi saluran pemasaran digunakan rumus :
EP = BP
x 100% ( Erickson 1992)
NP