Anda di halaman 1dari 26

EFISIENSI PEMASARAN SELADA DI KELURAHAN LOTO,

KECAMATAN TERNATE BARAT, KOTA TERNATE

PROPOSAL

OLEH:

NUR MARINI DJASMIN

04371911045

DOSEN PEMBIMBING

IBU MARDIYANI SIDAYAT, SP ., MA

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2021
ANALISIS PEMASARAN SELADA DI KELURAHAN LOTO, TERNATE
BARAT, KOTA TERNATE

Nur Marini Djasmin


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Khairun Kota Ternate

ABSTRAK

Kata Kunci: Kelembagaan, Fungsi, Saluran dan Efisiensi Pemasaran Selada

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi
hortikultura yang memiliki prospek yang cerah dan bernilai ekonomis tinggi.
Permintaan akan selada terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk di Indonesia dan meningkatnya kesadaran penduduk akan kebutuhan
gizi. Masyarakat sangat menyukai sayuran ini karena memiliki rasa yang enak
serta kandungan gizi yang baik. Diketahui bahwa dalam 100 g berat segar selada
mengandung protein 1,2 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 2,9 g, kalsium 22,0 g, fosfor
25 mg, zat besi 0,5 g, vitamin A 0,04 mg, vit B 8,0 mg, vit C 8,0 mg, dan air
94,8% (Rukmana, 1994).

Selada di Ternate dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, hotel,


restoran, dan rumah-rumah makan kecil, yang mempunyai daya serap
produksi selada yang cukup tinggi dan itu dapat menguntungkan bagi petani.
Kelurahan Loto Kecamatan Ternate Barat Kota ternate rmerupakan salah satu
desa yang mengembangkan selada dan merupakan sentra produksi selada di Kota
Ternate. Sektor pertanian pada selada dapat dikatakan sebagai proses
pemasaran yang merupakan faktor penting dalam menjalankan sebuah usaha.
Kualitas produk yang baik harus di dukung dengan strategi pemasaran
yang baik pula, agar konsumen mengetahui bahwa produk yang di
tawarkan layak untuk di konsumsi. Harga yang rendah ditingkat petani akan
menyebabkan menurunnya minat petani untuk meningkatkan produksinya dan
harga yang tinggi di tingkat konsumen menyebabkan konsumen akan
mengurangi Konsumsi.

Kelurahan Loto merupakan salah satu Kelurahan yang terletak di


Kecamatan Ternate Barat, Kota Ternate. Permasalahan yang sering dihadapi
oleh petani Selada di Kelurahan Loto Kecamatan Ternate Barat Kota Ternate,
adalah dalam proses pemasaran hasil produksi. Pada umumnya pemasaran
selada di Kelurahan Loto Kecamatan Ternate Barat Kota Ternate, petani
bekerjasama melalui lembaga pemasaran atau pedagang perantara untuk
memasarkan hasil produksi. Pada dasarnya tingginya biaya pemasaran
menyebabkan banyak petani yang bergantung pada lembaga pemasaran
yang mampu memberikan fasilitas seperti transportasi dan kebutuhan yang
diperlukan petani dalam memasarkan hasil. Hal ini menyebabkan banyak petani
bergantung kepada lembaga pemasaran yang menyebabkan perbedaan
marjin pemasaran antara petani dan lembaga-lembaga pemasaran terlibat
dalam pemasaran hasil,dan masih belum jelas peran dari masing-masing
lembaga pemasaran serta bagaimana saluran pemasaran terjadi didaerah
penelitian, penerapan fungsi –fungsi pemasaran dan efisiensi pemasaran yang
ada.Meskipun selada memiliki nilai ekonomis dan potensi pasar yang sangat
bagus. Melihat fenomena diatas, penulis tertarik untuk meneliti pemasaran
jagung manis di Kelurahan Loto dan diharapkan dari analisis dan hasil
pembahasan yang diperoleh nanti, selada yang dikembangkan petani bisa
menambah income petani serta meningkat dari segi produktivitas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini, yaitu :
 Bagaimana saluran pemasaran Selada di Desa Loto Kecamatan Ternate
Barat Kota Ternate?
 Bagaimana tingkat efisiensi saluran pemasaran Selada di Desa Loto
Kecamatan Ternate Barat Kota Ternate?.

1.3 Tujuan Penilitian


 Untuk mengetahui saluran pemasaran Selada di Desa Loto Kecamatan
Ternate Barat Kota Ternate.
 Untuk mengetahui tingkat efisiensi saluran pemasaran Selada di Desa
Desa Loto Kecamatan Ternate Barat Kota Ternate.
1.4 Manfaat Penilitian
 Sebagai referensi bagi petani khususnya dalam melakukan pemasaran
selada.
 Sebagai sumber informasi dan referensi ilmiah bagi perkembangan dan
pengetahui khususnya mengenai pemasaran komoditas selada.
 Sebagai bahan masukan dan perkembangan bagi lembaga pemasaran
melakukan fungsi pemasaran dengan tepat agar tercapai efisiensi
pemasaran yang saling menguntungkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Selada

Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayuran
yang termasuk dalam famili Compositae (Sunarjono, 2014). Selada berasal dari
Asia Barat yang kemudian menyebar di Asia dan negara-negara beriklim sedang.
Negara yang mengembangkan selada diantaranya Jepang, Thailand, Taiwan,
Amerika Serikat serta Indonesia. Selada adalah tanaman sayuran yang biasanya
dapat dimakan secara mentah, hal ini dikarenakan selada memiliki kandungan
mineral yang cukup tinggi. Permintaan sayuran di Indonesia semakin meningkat
seiring dengan kesadaran masyarakat yang tinggi akan pola makan hidup yang
sehat karena selada memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Selada merupakan sayuran yang populer karena memiliki warna, tekstur,


serta aroma yang menyegarkan tampilan makanan. Tanaman ini merupakan
tanaman setahun yang dapat di budidayakan di daerah lembab, dingin, dataran
rendah maupun dataran tinggi. Daun selada memiliki bentuk, ukuran dan warna
yang beragam tergantung varietasnya. Tinggi tanaman selada daun berkisar antara
30-40 cm dan tinggi tanaman selada berkisar antara 20-30 cm. Selada memiliki
sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut menempel pada batang dan
tumbuh menyebar ke semua arah pada kedalaman 20-50 cm atau lebih (Novriani,
2014).

a. Klasifikasi Selada
Adapun klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Spesies : Lactuca sativa L.

b. Morfologi
1) Akar
Akar yang dimiliki oleh tanaman selada adalah akar tunggang dan serabut.
Akar tunggang tersebut tumbuh ke dalam tanah, sedangkan akar
serabutnya menempel pada batang selada kemudian mereka menyebar ke sekitar
tanaman ini tumbuh hingga sekitar 20–50 cm. Perakarannya juga bisa tumbuh
dengan baik pada tanah subur, mudah menyerap air dan gembur.
2) Batang
Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada yang
membentuk krop, batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat dan
terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Sedangkan selada
yang tidak membentuk krop (selada daun dan selada batang) memiliki
batang yang lebih panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap, kokoh, dan
kuat dengan ukuran diameter berkisar antara 5.6–7 cm (selada batang), 2–3 cm
(selada daun), serta 2–3 cm (selada kepala).
3) Daun
Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam,
bergantung pada varietasnya. Misalnya, jenis selada yang membentuk
krop memiliki bentuk daun bulat atau lonjong dengan ukuran daun lebar atau
besar, daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan ada yang
berwarna hijau agak gelap. Sedangkan jenis selada yang tidak membentuk
krop, daunnya berbentuk bulat panjang, berukuran besar, bagian tepi daun
bergerigi (keriting), dan daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang,
dan merah. Daun selada memiliki tangkai daun lebar dan tulang – tulang
daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan
renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak manis. Daun selada umumnya
memiliki ukuran panjang 20–25 cm dan lebar 15 cm atau lebih.

4) Bunga
Bunga pada tanaman selada adalah berwarna kuning yang tumbuh
dalam satu rangkaian secara lengkap. Bunga tersebut memiliki panjang
sekitar 80 cm bahkan lebih. Tanaman selada sendiri akan bisa tumbuh secara
cepat dan berbuah jika di tanam di daerah beriklim sedang atau subtropis.
5) Biji
Buah selada berbentuk polong, di dalam polong berisi biji–biji
yang berukuran sangat kecil. Biji yang dimiliki oleh selada termasuk ke
dalam biji berkeping dua yang berbentuk lonjong pipih, agak keras,
berbulu dan memiliki warna cokelat tua serta berukuran sangat kecil
sekitar 4 mm panjangnya sedangkan lebar sekitar 1 mm. Biji selada
termasuk biji tertutup, sehingga bisa digunakan untuk memperbanyak
tanaman atau untuk perkembangbiakan.
c. Tipe-tipe Tanaman Selada
Varietas selada dibagi dalam empat kelompok, yaitu tipe selada kepala
atau telur (Head lettuce), selada rapuh (Cutting lettuce atau Leaf lettuce),
selada daun (Cutting lettuce atau Leaf lettuce) dan selada batang (Asparagus
lettuce atau Stem lettuce), berikut ini merupakan penjelasan tipe-tipe selada :
1) Tipe Selada Kepala atau Selada Telur (Head lettuce)
Tipe selada kepala memiliki daun yang membentuk krop, yaitu daun–daun
yang saling merapat membentuk bulatan yang menyerupai kepala. Tipe
selada kepala memiliki berbentuk bulat, beberapa helaian daun bawah
tetap berlepasan, kropnya berukuran besar, pada varietas tertentu daunnya ada
yang berwarna hijau terang dan ada juga yang berwarna hijau keunguan (hijau
agak gelap). Daun halus, renyah, dan rasanya enak, sehingga disukai banyak
konsumen.
Batang tanaman sangat pendek terletak pada bagian yang dasar yang berada
di dalam tanah sehingga batang hampir tidak terlihat. Tipe selada kepala hanya
cocok ditana di dataran tinggi (pegunungan) yang berhawa sejuk. Apabila
ditanam di dataran rendah, tanaman tidak bisa membentuk krop karena untuk
pembentukan krop diperlukan suhu yang dingin.
2) Tipe Selada Rapuh (Cos lettuce atau Romaine lettuce)
Tipe selada rapuh juga membentuk krop seperti tipe selada kepala. Kro
pada tipe selada rapuh berbentuk lonjong dengan pertumbuhan meninggi.
Daun – daunnya lebih tegak dan kropnya berukuran besar dan kurang
padat, daun berwarna hijau muda sampai hijau tua atau hijau agak gelap.
Daun halus, tidak keriting, renyah, enak dan manis, sehingga disukai oleh
konsumen.
3) Tipe Selada Daun (Cutting lettuce atau Leaf lettuce)
Tipe selada daun memiliki ciri – ciri, tanaman tidak membentuk krop. Tipe
ini helaian daunnya lepas, tepi daun berombak, beberapa varietas daunnya
ada yang berwarna hijau dan ada juga yang berwarna merah tua (gelap),
daun lebar dan berukuran besar, daun halus, renyah, dan enak (agak manis),
sehingga disukai juga oleh konsumen selada daun lebih enak dimakan
mentah sebagai lalapan, selada daun juga banyak digunakan sebagai
hiasan untuk aneka masakan sekaligus untuk lalapan. Misalnya, dipakai
hiasan dalam makanan cumi – cumi goreng mentega, ikan bakar, dan
sebagainya.
4) Tipe Selada Batang (Asparagus lettuce atau Stem lettuce)
Tipe selada batang memiliki ciri–ciri, tanaman tidak membebtuk krop,
daunnya berukuran besar dan bulat panjang dengan ukuran panjang
mencapai 40 cm dan lebar sekitar 15 cm, daun berlepasan, tangkai daun
lebar, daun ada yang berwarna hijau tua dan ada yang berwarna hijau
muda (bergantung pada varietasnya), tulang–tulang daun menyirip.
Panjang batang tanaman berkisar antara 30–40 cm, berukuran besar dan
kokoh dengan garis tengah berkisar antara 5.6–7 cm, berwarna putih
kehijauan atau hijau muda keputihan, halus dan renyah.
2.2 Pengertian Pasar
pasar adalah sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk
melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Baik yang disebut sebagai pusat
perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun
sebutan lainnya.
Menurut kajian ilmu ekonomi, pengertian pasar merupakan suatu tempat
atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari
suatu barang atau jasa tertentu. Proses interaksi tersebut dapat menetapkan harga
keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan.
Sedangkan pengertian pasar menurut Management Study Guide, pasar
adalah suatu pengaturan di mana dua pihak atau lebih terlibat dalam pertukaran
barang, layanan, dan informasi disebut pasar. Idealnya pasar adalah tempat di
mana dua pihak atau lebih terlibat dalam pembelian dan penjualan. Dua pihak
yang terlibat dalam transaksi disebut penjual dan pembeli.
a) Struktur Pasar
Empat jenis struktur pasar tersebut didasarkan pada karakteristik pasar yang
meliputi jumlah dan ukuran distribusi para pembeli dan penjual, hambatan masuk,
serta tingkat diferensiasi produk. Terdapat beberapa struktur pasar anatara lain :
1. Pasar Persaingan Sempurna,
Pasar persaingan sempurna adalah sebuah struktur pasar di mana terdapat
banyak penjual atau perusahaan yang menghasilkan barang. Pasar persaingan
sempurna juga diartikan sebagai pasar yang mempunyai banyak perusahaan untuk
memberikan pelayanan kepada pembeli di pasar.
2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna,
Pasar persaingan tidak sempurna terdiri dari sedikit penjual namun banyak
pembeli. Pada pasar ini, para penjual dapat menentukan harga barang. Barang
yang diperjual belikan tersebut memiliki jenis yang berbeda atau terdapat berbagai
jenis barang.
Jenis-jenis Pasar Persaingan Tidak Sempurna :
1) Pasar Monopoli Pasar monopoli
Hanya terdapat satu penjual yang mendominasi dan berkuasa. Penjual di pasar
ini juga mampu menjadi penentu harga. Penguasa di pasar ini secara sengaja
menjual produk yang tidak memiliki pengganti, sehingga bisa dikatakan tidak ada
pihak yang menyaingi.
2) Pasar Oligopoli
Pada pasar ini terdapat beberapa penjual yang menguasai pasar. Dalam sistem
ini, kegiatan promosi masih diperlukan guna memperkenalkan produk dan
menyaingi penjual lain. Persaingan dalam pasar oligopoli terbilang cukup ketat.
3) Pasar Monopolistik
Pasar monopolistik terdiri dari penjual yang menjual produk identik, tapi
memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing baik dari segi kemasan, bentuk,
fungsi, manfaat, dan sebagainya. Jumlah penjualnya tidak terbatas dan dapat
dimasuki kompetitor baru.

2.3 Pengertian Pemasaran

Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial


yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai
dengan orang lain. Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang
dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang kepada tangan konsumen
( Kotler 2004). Apabila pemasaran melakukan pekerjaan dengan baik untuk
mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan
harga yang tepat, mendistribusikan dan mempromosikannya secara efektif, maka
akan sangat mudah menjual barang-barang tersebut (Soekartawi 2002).

Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi


perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya.
Konsep pemasaran tersebut diketahui dengan menggunakan tiga faktor dasar
yaitu:

1. Saluran penjualan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada


konsumen/pasar.
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan
perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu
sendiri.
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus
dikoordinasikan dandiintegrasikan secara organisasi.

Konsep pemasaran menurut (Swastha dan Irawan,2005) adalah


mendefinisikan konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu perusahaan
memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume
penjualan, karena dengantercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan
berarti kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan
dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya
berbeda.

2.4 Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari


kegiatankegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan, baik kepada pembeli potensial (yasinta, 2008). Terdapat tiga fungsi
pemasaran yang di kemukakan oleh yasinta 2008, yaitu :

1. Fungsi pertukaran, dimana terdiri dari fungsi pembelian dan fungsi


penjualan.
2. Fungsi fisis, yaitu fungsi pengangkutan, fungsi penyimpanan, dan
fungsi pemrosesan.
3. Fungsi penyediaan sarana, meliputi informasi pasar, penanggunan
resiko, pengumpulan, komunikasi, standarisasi, penyortiran, dan
pembiayaan.

Produk harus dijual dan dibeli sekurangnya sekali dalam proses


pemasaran. Fungsi pertukaran yaitu melibatkan kegiatan yang menyangkut
pengalihan hak kepemilikan dari satu pihak kepihak lainnya dalam sistem
pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses ini ialah pedagang,
distributor dan agen yang memperoleh komisi karena mempertemukan penjual
dan pembeli.

Menurut (Yasinta,2008). Fungsi pertukaran dalam fungsi pemasaran


terdiri atas 2 bagian yaitu :

a. Fungsi Penjualan
Tugas pokok pemasaran adalah mempertemukan permintaan dan
penawaran (pembeli atau penjual ). Hal ini dapat dilakukan secara langsung
atau tidak langsung (melalui perantara). Fungsi penjualan yaitu meliputi
sejumlah fungsi tambahan sebagai berikut :
a) Fungsi perencanaan dan pengembangan produk. Sebuah produk yang
memuaskan konsumen merupakan tujuan mendasar dari semua usaha
pemasaran. Perencanaan dan pengembangan produk dianggap sebagai
fungsi produksi, tapi hal itu penting pula bagi perusahaan.
b) Fungsi mencari kontak. Fungsi ini meliputi tindakan-tindakan
mencari dan membuat kontak dengan para pembeli.
c) Fungsi menciptakan permintaan. Fungsi ini meliputi semua usaha
yang dilakukan oleh para penjual untuk mendorong para pembeli
membeli produk-produk mereka. Termasuk pada tindakan yang
menjual secara individu, dengan undian dan juga mengadakan
reklame.
d) Fungsi melakukan negoisasi. Syarat serta kondisi penjualan harus
dirundingkan oleh para pembeli dan penjual. Termasuk merundingkan
kualitas, kuantitas, waktu, harga, pengiriman, cara pembayaran dan
sebagainya. e) Fungsi melakukan kontak. Fungsi ini mencakup
persetujuan akhir untuk melakukan penjualan dan transfer hak milik.
e) Fungsi melakukan kontak. Fungsi ini mencakup persetujuan akhir
untuk melakukan penjualan dan transfer hak miliki.

2.5 Marjin Pemasaran

Menurut Purnamasari (2010) marjin pemasaran merupakan perbedaan harga


yang diterima oleh petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen. Untuk
menganilisis pemasaran data harga yang digunakan adalah harga di tingkat petani
(produsen) dan harga di tingkat konsumen.

Marjin pemasaran (marketing marjin) adalah harga yang dibiayai oleh


konsumen dikurangi harga yang diterima oleh produsen. Tinggi-rendahnya marjin
pemasaran dipakai untuk mengukur efisiensi system pemasaran (tergantung dari
fungsi pemasaran yang dilaksanakan). Semakin besar marjin pemasaran maka
makin tidak efisien sistem pemasaran tersebut (Sa’id dan Intan,2001). Tingkat
harga yang harus dibayarkan oleh kosumen dan yang akan diterima oleh produsen
sangat tergantung pada bentuk dan struktur pasar yang berlaku, baik pasar
bersaing (penjual dan pembeli banyak), pasar monopsoni (pembeli tunggal), pasar
oligopsoni (pembeli sedikit), pasar monopoli (penjual tunggal), maupun pasar
oligopili (penjual sedikit). Panjangnya rantai pemasaran seringkali juga
menimbulkan pemasaran yang kurang efisien. Marjin pemasaran menjadi tinggi
akibat bagian yang diterima petani produsen (farmer’s share) menjadi kecil. Hal
ini sangat tidak menggairahkan produsen untuk berproduksi (Hanafie, 2010).

Defenisi marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang diterutama petani


dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen untuk produksi yang sama. Marjin
pemasaran termasuk semua biaya yang dikeluarkan dalam proses pemindahan
barang mulai dari petani produsen hingga ke konsumen akhir, serta keuntungan
yang diperoleh lembaga pemasaran. Besar kecilnya marjin pemasaran dipengaruhi
oleh biaya pemasaran, keuntungan lembaga pemasaran serta jumlah permintaan
dan penawaran menurut (Hanafiah dan Saefuddin, 1986) marjin tata niaga adalah
suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan perbedaan harga yang dibayar
kepada penjual pertama (Hp ) dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir (Hb),
adapun rumus marjin pemasaran sebagi berikut: 28

M = Hp – Hb

Dimana :

M = Marjin Pemasaran (Rp)

Hp = Harga jual di tingkat produsen (Rp/kg)

Hb = Harga beli di tingkat konsumen akhir (Rp/kg)

Marjin tataniaga ( pemasaran) adalah selisih antara harga yang dibayarkan


oleh konsumen dengan harga yang diterima produsen. Marjin ini akan diterima
oleh lembaga niaga yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut, maka panjang
tata niaga ( semakin banyak lembaga niaga yang terlibat) maka semakin besar
marjin tata niaga (Daniel, 2002)

Laba merupakan sisa lebih dari hasil penjualan dikurangi dengan harga
pokok barang yang dijual dan biaya – biaya lainnya. Untuk mencapai laba yang
besar, maka manajemen dapat melakukan langkah – langkah seperti menekan
biaya penjualan yang ada, menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan
laba yang dikehendaki dan meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin
(Daniel,2002)

2.6 Harga

Harga adalah nilai tukar suatu barang yag dinyatakan dalam bentuk uang,
tetapi bukan saja harga barang – barang konsumsi, hal yang sma juga berlaku bagi
alat – alat produksi yang ditukar (s).
Menurut Sudiyono (2002) menyatakan bahwa pemasaran biaya menentukan
batas terendah dari harga. Perusahaan harus mempertimbangkan banyak factor
dalam menentukan kebijakan harganya, diantaranya: memilih tujuan penetapan
harga, menentukan permintaan, memeperkirakan biaya, menganalisis biaya, harga
dan penawaran pesaing, memilih metode penetapan harga dan memilih harga
akhir.Gitosudarmo, (1998) mengatakan bahwa ada tiga subyek yang menentukan
dalam pembentukan harga suatu produk, yaitu : produsen dengan dasar biaya –
biaya produksi yang telah dikeluarkan sehingga produk itu terwujud dan siap
dipasarkan. Konsumen dengan daya beli dan dasar – dasar kebutuhan serta
kesukaan, pemerintah dengan peraturan dan ketentuan harga sebagai pegendali
tata harga pasaran( price mechanism).

Harga sesuatu produk merupakan ukuran terhadap besar kecilnya nilai


kepuasaan seseorang terhadap produk yang dibelinya. Konsumen berani
membayar suatu produk dengan harga yang mahal apabila tingkat kepuasan yang
diharapkannya terhadap produk yang akan dibelinya itu tinggi
(Gitosudarmo,2009). Sedangkan menurut kotler (2004) bahwa tinggi atau
rendahnya harga suatu produk akan tergantung pada faktor- faktor sebagi berikut:

a) Permintaan merupakan apabila permintaan konsumen terhadap


produk tinggi biasanya merupakan indikator bahwa daya beli
konsumen tinggi. Dengan kondisi demikian maka harga akan dapat
ditetapkan secara maksimal
b) Biaya merupakan penepatan biaya secara minimal sebatas tungkat
biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan termasuk
memperhatikan juga kondisi perekonomiannya
c) Persaingan merupakan faktor ini dapat menyebabkan tingkat harga
berada diantara dua ekstrem yaitu pada tingkat eksterm terendah
( eksterm minimal ) dan pada tingkat harga tertinggi (eksterm
maximal ). Jika pada suatu kondisi daya beli
masyarakat tetap tinggi, tetapi perusahaan dihadapkan pada persaingan
maka perusahaan tersebut harus menyesuaikan terhadap kondisi persaingan yang
dihadapi.

Untuk mengetahui bagian harga yang diterima petani bawang


merah ,rumus yang digunakan sebagai berikut :

FS = hj × 100 %
Hs

Dimana :
Fs = bagian yang diterima petani
Hj = harga jual ditingkat petani (Rp/Kg)
Ho = harga jual ditingkat konsumen (Rp/Kg)

2.7 Efisiensi Pemasaran

Pengertian efisiensi tataniaga (pemasaran) yang dimaksudkan oleh


pengusaha swasta berbeda dengan yang dimaksud oleh konsumen. Perbedaan ini
timbul karena adanya perbedaan kepentingan antara pengusaha dan konsumen.
Pengusaha menganggap suatu sistem tata niaga efisien apabila penjualan
produknya dapat mendatangkan keuntungan tinggi baginya. Sebaliknya konsumen
menganggap sistem pemasaran efisien apabila konsumen mudah mendapatkan
barang yang diinginkan dengan harga rendah (Hanafiah dan Saefuddin, 2006).

Efisiensi pemasaran adalah nisbah antara biaya pemasaran dengan nilai


produk yang dinyatakan dengan persen. (Nainggolan, 2017).Efisiensi pemasaran
berdasarkan kelembagaan, yaitu: tinggi rendahnya efisiensi pemasaran
berdasarkan kelembagaan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya biaya pemasaran dan
31 volume/kapasitas penjualan komoditi/produk (kapasisitas permintaan
konsumen) apabila harga jual komoditi/produk konstan.

Efisiensi pemasaran dapat ditingkatkan dengan memperkecil biaya


pemasaran, meningkatkan volume penjualan apabila harga komoditi/produk
konstan. Efisiensi pemasaran berdasarkan rantai pemasaran, yaitu tinggi
rendahnya efisiensi pemasaran berdasarkan rantai pemasaran dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya jumlah biaya pemasaran dari beberapa lembaga pemasaran dan
volume/kapasitas penjualan komoditi/produk (kapasitas permintaan konsumen)
apabila harga jual komoditi/produk konstan. Efisiensi pemasaran berdasarkan
rantai pemasaran dapat ditingkatkan dengan memperkecil jumlah biaya pemasaran
dari beberapa lembaga pemasaran dan meningkatkan volume penjualan apabila
harga jual komoditi/produk konstan (Thomas, 2012)

Untuk mengetahui tingkat efisiensi dari marjin pemasaran pada setiap


lembaga pemasaran yang terlibat menggunakan rumus sebagai berikut :

Ep = bp × 100 %
np
Dimana :
Ep = Efisiensi Pemasaran (%)
BP = Total Biaya Pemasaran (Rp/Kg)
NP = Total Nilai Produk yang dipasarkan (Rp/Kg)

2.8 Saluran dan Lembaga Pemasaran

Masalah pemilihan saluran dan lembaga pemasaran adalah suatu masalah


yang sangat penting sebab kesalahan dalam pemilihan ini dapat memperlambat
bahkan dapat memacetkan usaha penyaluran barang dari produsen kepada
konsumen. Saluran pemasaran merupakan suatu jalur dari lembaga-lembaga
penyalur yang mempunyai kegiatan menyalurkan barang dari produsen ke
konsumen. Penyalur ini secara aktif akan mengusahakan perpindahan bukan
hanya secara fisik tapi dalam arti agar barang-barang tersebut dapat dibeli
konsumen menurut Stanton dalam Nurlaila (2009).

Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang


menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa, dan komoditi dari produsen
kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau
individu lainnya. Lembaga pemasaran ini timbul karena adanya keinginan
konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat, dan
bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini adalah
menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen
secara maksimal. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran
ini berupa marjin pemasaran menurut Sudiyono dalam Widyaningsih, dkk (2010).

Lembaga pemasaran adalah orang atau badan usaha dan lembaga yang
secara langsung terlibat didalam menyalurkan barang dari produsen ke konsumen.
Lembaga-lembaga pemasaran ini dapat berupa tengkulak, pedagang pengumpul,
pedagang besar,dan pedagang pengecer

1. Tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung


berhubungan dengan petani, tengkulak melakukan transaksi dengan
petani baik secara tunai, maupun dengan kontrak pembelian.
2. Pedagang pengumpul, yaitu membeli komoditi pertanian dari
tengkulak biasanya relatif kecil.
3. Pedagang besar, yaitu melakukan proses pengumpulan komoditi dari
pedagang pengumpul, juga melakukan proses distribusi ke agen
penjualan ataupun pengecer.
4. Pedagang pengecer merupakan lembaga pemasaran yang berhadapan
langsung dengan konsumen (Sudiyono, 2002)

2.9 Komoditas Selada

Tanaman selada (lactuca sativa L) yang terkenal terdiri dari tiga jenis, yaitu
selada mentega, selada tutup, dan selada potong. Selada mentega atau selada telur
(Kropsla) berkrop bulat, tetapi kropos (lepas). Rasanya lunak dan enak. Oleh
karena itu, selada ini paling digemari. Keunggulan selada mentega dibandingkan
jenis lainnya adalah tidak mudah rusak sehingga dapat dikirim ke tempat yang
jauh. Selada tutup (ungu) kropnya bulat agak padat, dan rasanya renyah,
sedangkan selada potong (cut-lettuce) kropnya lonjong atau bulat panjang,
rasanya enak tetapi agak liat.
Namun, ada juga tanaman yang menyerupai selada baik syarat tumbuh
maupun cara tanam. Akan tetapi, rasanya agak pahit. Jenis selada yang dimaksud
adalah andewi (Cichorium endewi L). daun andewi yang terkenal ialah andewi
keriting. Jenis selada lainnya adalah selada air (Nasturtium officinale R. Br.),
tetapi jenis selada air ini masuk dalam famili Cruciferae (Brassicaceae).
Tumbuhnya menjalar seperti tanaman kangkung dan biasa di tanam di rawa rawa.

Tanaman selada (Lactuca sativa L) adalah tanaman yang dimanfaatkan


daunnya sebagai sayur lalapan yang berumur semusim dan tergolong kedalam
famili composite. Menurut jenisnya daun selada ada yang dapat membentuk krop
dan ada pula yang tidak. Jenis yang tidak membentuk krop daun-daunya
berbentuk "rosette". Daun selada pada umumnya berwarna hijau terang sampai
putih kekuningan. Selada lebih sering dikonsumsi mentah atau sebagai lalapan.

2.10 Kerangka Pemikiran

Tanaman yang termasuk dalam famili Compositae ialah selada. Selada


merupakan tanaman semusim, bunganya mengumpul dalam tandan membentuk
sebuah rangkaian. Selada biasanya disajikan sebagai sayuran penyegar. Daunnya
mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C yang berguna untuk kesehatan
tubuh.

Selada atau daun sla adalah tumbuhan sayur yang biasa ditanam di daerah
beriklim sedang maupun daerah tropika. Kegunaan utama adalah sebagai salad.
Produksi selada dunia diperkirakan sekitar 3 juta ton yang ditanam pada lebih dari
300.000 ha lahan.

Letak geografis Kecamatan Ternate Barat , khususnya Desa Loto yang


didukung oleh cuaca/iklim yang cocok untuk membudidayakan tanaman selada
karena daerah ini termaksud dataran rendah. Hasil produksi selada di Kecamatan
Ternate Barat desa Loto yang cukup besar memungkinkan selada dipasarkan tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga antar wilayah.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis efisiensi pemasaran selada
pada pasar lokal dan antar wilayah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi
saluran pemasaran yang diterapkan, aktifitas yang dilakukan tiap pelaku dalam
sistem menganalisis efesiensi selada pada saluran efisiensi pemasaran lokal dan
antar wilayah.

Hasil produksi disalurkan melalui usaha/budidaya selada kemudian saluran


dan lembaga perantara yaitu antara lain : pedagang pengumpul, pedagang besar,
pedagang pengecer antar wilayah. Tiap lembaga perantara akan melakukan
aktifitas yang berbeda satu sama lain. Dengan adanya pemasaran selada maka
akan terbentuk harga selada. Harga selada yang diterima produsen dan pedagang
atas jasa lembaga-lembaga pemasaran maka tiap lembaga akan mengambil
keuntungan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan tersebut secara keseluruhan maka
bagan kerangka penelitian yaitu :

Petani

Usaha Selada

Pemasaran Selada

Saluran dan Lembaga Harga Selada


Pemasaran:

 Pedagang Besar
 PedagangPengumpul
 Pedagang Pengecer

Margin Pemasaran

Efisiensi Saluran
Pemasaran

Gambar 1. Kerangka pikir Operasional Penelitian Efisiensi Pemasaran Komoditas


Selada di Desa Loto Kecamatan Ternate Barat Kota Ternate.
BAB III

METODEOLOGI PENILITIAN

3
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Loto Kecamatan Ternate Barat Kota
Ternate pada bulan Oktober 2021 - 2021, dengan pertimbangan bahwa di
Kecamatan Ternate Barat merupakan salah satu penghasil Selada di Kota Ternate

3.2 Teknik Penentuan Sampel


Penentuan sampel petani dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
Simple Random Sampling ( acak sederhana) yaitu cara pemilihan sampel dimana
anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random. Semua anggota dari
populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih dan jika sudah dipilih
tidak dapat dipilih lagi. Pengambilan sampel bisa menggunakan lotere atau
bilangan random (Kounter, 2007).
Jumlah keseluruhan petani Selada di Desa Loto berjumlah 142 orang petani
dan pedagang, maka jumlah sampel yang dipilih sebanyak 20% dari populasi. Hal
ini sesuai pendapat singarimbun (1995), yang menyatakan bahwa apabila jumlah
populasi lebih dari 100 orang, maka 20 – 25% populasi tersebut dapat dijadikan
sampel, jadi jumlah responden yang akan di teliti sebanyak 28 orang di Desa Loto.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap obyek yang diteliti dengan cara mencatat secara sistematis
terhadap gejala – gejala yang terkait dengan penelitian .
2. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis
mempelajari sikap – sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa
orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang
diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
3. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
kepada responden yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu.
4. Dokumentasi adalah salah satu cara yang dilaukan untuk menyediakan
gambar-gambar yang terjadi pada lokasi penelitian dengan menggunakan
bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber.

3.4 Teknik Analisis Data


Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriftif kuantitatif.
Analisis deskriftif kuantitatif merupakan metode analisis data yang banyak
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta
penampilan dari hasilnya. Untuk menggunakan atau mendiskripsikan mengenai
saluran pemasaran yang ada di lokasi penelitian.
1. Saluran pemasaran
Untuk mengetahui saluran pemasaran bawang merah baik dalam keadaan
kering, dilakukan dengan menelusuri secara langsung banyaknya yang terlihat
dalam memasarkan bawang merah,mulai dari petani (produsen) sampai konsumen
akhir.
2. Keuntungan pemasaran
Untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari kegiatan
pemasaran dihitung dengan menggunakan rumus(hamid,1972) sebagai berikut:

Kp = He – (Hp + B)
Dimana :
Kp = Keuntungan pemasaran
He = Harga jual
Hp = Harga beli
B = Biaya pemasaran
3. Untuk mengetahui efisiensi saluran pemasaran digunakan rumus :

EP = BP
x 100% ( Erickson 1992)
NP

Jika : Ep yang nilainya terkecil = paling efisien


Dimana :
EP= Efisiensi pemasaran(%)
BP= Total biaya pemasaran ( Rp/L)
NP= Total nilai produk yang dipasarkan(Rp/L).
4. Marjin Pemasaran
Untuk mengetahui Marjin Pemasaran digunakan rumus :
MP = HBK – HJP
Dimana :
MP = Marjin Pemasaran
HBK = Harga beli Konsumen
HJP = Harga Jual Produsen
3.5 Defenisi Operasional
1. Petani adalah orang yang membudidayakan Selada di Desa Loto Kecamatan
Ternate Barat Kota Ternate
2. Pedagang merupakan pembeli tetap bawang merah di Desa Loto Kecamatan
Ternate Barat Kota Ternate
3. Efisiensi sebagai indikator yang digunakan untuk mengetahui kinerja
pemasaran Selada di Desa Loto Kecamatan Ternate Barat Kota Ternate
4. Pemasaran sebagai faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan
akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya.
5. Saluran pemasaran sebagai perantara yang melaksanakan pekerjaan tertentu
dalam membawa produk dan hak semakin mendekat pada pembeli akhir
membentuk tingkat saluran
6. Pedagang besar adalah badan usaha yang mengumpulkan hasil pertanian
Selada dari petani dan pedagang pengumpul untuk di jual kembali 43 ke
berbagai perusahaan yang ada di Kecamatan Ternate Barat Kota Ternate.
7. Pedagang pengumpul adalah badan atau pribadi yang kegiatan usahanya
mengumpulkan hasil pertanian untuk dijual kembali ke lembaga pemasaran
lain nya di Kecamatan Kecamatan Ternate Barat Kota Ternate.

Anda mungkin juga menyukai