Anda di halaman 1dari 86

Budidaya Tanaman Salak

Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 1
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas


karunia– Nya penulis dapat menyelesaikan buku ini yang
berjudul ``Budidaya Tanaman Salak (Salacca zalacca Gaertner
Voss.) Di Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan``.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang


sebesar besarnya buat teman-teman penyuluh dan para
anggota kelompok tani salak di Kabupaten Tapanuli Selatan,
juga Dinas Pertanian dan Hortikultura dan Badan Pelaksana
Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tapanuli
Selatan juga Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tapanuli Selatan
Provinsi Sumatera Utara yang berusaha untuk
memperkenalkan serta mempromosikan buah salak
Kabupaten Tapanuli Selatan ke luar daerah kabupaten
maupun provinsi.

Terimakasih atas segala bantuan dan kerjasamanya .

Penulis berharap semoga hasil tulisan ini dapat bermanfaat


bagi semua pihak yang memerlukan.

Kabupaten Tapanuli Selatan, ..........

Penulis

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 2
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

DAFTAR ISI

BAB. 1 Pendahuluan..............................................................3
1.1. Latar Belakang................................................................3
1.2. Sejarah Singkat Salak......................................................5
1.3. Botani dan Morfologi.....................................................5
1.4. Jenis Tanaman Salak.......................................................8
1.5. Syarat Tumbuh...............................................................9
1.6. Manfaat Tanaman Salak.................................................9
1.7. Sentra Penanaman Salak...............................................10
BAB. II Syarat Pertumbuhan Salak.........................................11
2.1. Iklim...............................................................................11
2.2. Tanah.............................................................................11
2.3. Ketinggian Tempat.........................................................12
2.4. Pedoman Budidaya Salak...............................................12
BAB. III Pengendalian Hama Penyakit...................................35
3.1. Pengendalian Hama Tanaman Salak...............................35
3.2. Pengendalian Penyakit Tanaman Salak..........................38
3.3. Gulma.............................................................................39
BAB. IV Penanganan Panen dan Pasca Panen.......................41
4.1. Penanganan Panen.........................................................41
4.2. Penanganan Pasca Panen...............................................43
BAB. V Analisis Ekonomi Budidaya Tanaman........................53
5.1. Analisis Usaha Budidaya.................................................53
5.2. Analisis Agrobisnis..........................................................56

DAFTAR PUSTAKA..................................................................60

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 3
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

BUDIDAYA TANAMAN SALAK

(Salacca zalacca Gaertner Voss.)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salak (Salacca ) merupakan


tanaman asli daerah Asia Tenggara yang
sangat populer di Indonesia, dan
mempunyai prospek yang baik untuk
pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Produktivitas buah salak pada tahun 2001-2005 mencapai


25-26 ton/ha/tahun (Deptan, 2007). Salak Kabupaten Tapanuli
Selatan adalah salah satu jenis salak yang terus mengalami
peningkatan produksi. Komoditi ini sudah memiliki pasar yang
stabil dan memberikan kontribusi terhadap pendapatan
keluarga tani khususnya di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Permintaan terhadap salak dipengaruhi oleh beberapa


faktor yaitu: 1) semakin meningkatnya jumlah penduduk yang
berminat pada buah salak sebagai dampak keberhasilan
program penyuluhan dan program peningkatan gizi
masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah; (2) tingkat
harga salak di pasar yang relatif terjangkau oleh
berbagai kalangan

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 4
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

masyarakat; (3) tingkat harga buah-buahan lainnya; dan


(4) ketersediaannya sepanjang tahun.
Kelebihan salak Kabupaten Tapanuli Selatan
dibandingkan salak lain yaitu rasa buahnya yang manis dan
agak sedikit sepat dalam keadaan matang dan buahnya agak
besar, memiliki kandungan air yang cukup, berbuah sepanjang
tahun, masa simpan buah agak lama, bila dimakan dalam
jumlah banyak tidak menimbulkan rasa tidak enak di perut,
dan harga jual relatif lebih tinggi (Purnomo, 2001). Buah salak
segar dapat dibuat manisan, dikalengkan, sebagai
perlengkapan dekorasi, dan disajikan sebagai buah segar.
Buah segar yang diperdagangkan biasanya masih dalam
tandan atau telah dilepas. Helai daunnya dapat dijadikan atap,
dan kulit tangkai daunnya dapat dijadikan anyaman atau tikar
(Purnomo, 2001). Kandungan gizi dalam setiap 100 g buah
salak yang dapat dimakan terdapat 77 kalori, 74 g air, 20.9 g
karbohidrat, 1.8 g fosfor, 0.42 g zat besi, 0.4 protein, 0.2 g
vitamin C dan 0.004 g vitamin B (Rukmana 1999).

Permasalahan yang dijumpai dalam pengembangan


usahatani salak yaitu teknik budidaya yang dilakukan petani
belum mampu mendukung produktivitas tanaman dan
menghasilkan buah yang lebih berkualitas. Selain itu perlakuan
pasca panen yang masih sederhana serta pola distribusi buah
yang panjang dan tidak terorganisir sering merugikan petani
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 5
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

dan konsumen. Pada musim panen raya dimana produksi buah


yang melimpah, para petani umumnya menjual dengan harga
murah untuk menghindari kerugian akibat kerusakan. Keadaan
ini semakin membebani petani kita yang umumnya masih
tergolong kelas menengah ke bawah. Agar dapat mempelajari
dan menerapkan teknologi budidaya dan penanganan pasca
panen pada usahatani salak Kabupaten Tapanuli Selatan, maka
diperlukan identifikasi langsung masalah-masalah yang timbul
di lapang.

1.2. SEJARAH SINGKAT SALAK


Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah
yg disukai dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan.
Daerah asalnya tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand,
Malaysia dan Indonesia. Ada pula yg mengatakan bahwa
tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada
masa penjajahan biji-biji salak dibawa oleh para saudagar
hingga menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke
Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.

1.3. Botani dan Morfologi


Salak (Salacca zalacca Gaertner Voss.) termasuk famili
palmae, berduri dan bertunas banyak, tumbuh menjadi
rumpun yang rapat. Tinggi tanaman mencapai 1.5-5 m,
batang
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 6
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

pokoknya berbentuk stolon di dalam tanah, berbentuk silindris


dengan diameter 10-15 cm (Verheij dan Coronel, 1997). Akar
tanaman merupakan akar serabut, berbentuk silindris dengan
diameter 6-8 mm. Daerah penyebarannya tidak luas, dangkal
dan peka terhadap kekurangan air (Purnomo, 2001). Bentuk
daun menyirip, panjangnya mencapai 3-7 m. Pelepah, tangkai
dan anak daun berduri banyak, bentuknya panjang, tipis,
berwarna kelabu sampai kehitaman, anak daunnya berukuran
(20-70) cm x (2-7.5) cm (Verheij dan Coronel, 1997). Bunga
salak berbentuk majemuk, bertangkai dan tertutup oleh
seludang. Panjang seludang bunga jantan hingga 50-100 cm
sedangkan bunga betina 20-30 cm (Ashari, 1995).

Purnomo (2001) melaporkan bahwa bunga jantan


pada tanaman salak pondoh berwarna coklat kemerahan,
sekelompok bunga jantan terdiri dari 4-12 malai, satu malai
terdiri dari ribuan serbuk sari, panjang bunga jantan setiap
malai kira-kira 4-15 cm dan bunga jantan mekar selama 1-3
hari. Bunga betina berwarna hijau kekuningan, berbintik merah
dan mempunyai 3 petal. Panjang satu malai 7-10 cm dan
bunga mekar selama 1-3 hari. Tanda bunga yang siap
diserbuki adalah bunga berwarna merah dan mengeluarkan
aroma harum. Waktu penyerbukan yang baik adalah pada hari
ke -2 bunga mekar. Varietas salak yang sudah dibudidayakan
di Indonesia

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 7
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

yaitu salak pondoh hitam, salak pondoh merah, salak pondoh


kuning, dan salak pondoh super.
Salak pondoh hitam berbentuk bulat dan berukuran
kecil, daging buah berwarna putih kapur dengan kulit buah
berwarna hitam gelap dan rasanya sangat manis seperti buah
lengkeng. Salak pondoh merah bentuk buahnya agak lonjong,
berkulit warna merah kecokelat-cokelatan dan pada bagian
ujungnya berwarna kehitam kehitaman, berukuran lebih besar
dibanding salak pondoh hitam, setiap kilogram berisi 20-25
butir, bila matang beraroma buah apel. Salak pondoh kuning
berbentuk bulat mirip buah salak pondoh hitam, namun
ukurannya besar, tiap kilogram berisi 10-15 butir buah, kulit
buah berwarna coklat kekuningkuningan, daging buahnya
berwarna putih krem, rasa manis dan beraroma buah apel.
Salak pondoh super berbentuk bulat memanjang, buahnya
berukuran besar, tiap kilogram berisi 9-11 butir buah, kulit
buah berwarna kekuning-kuningan, daging buahnya tebal,
rasanya manis, renyah, dan masir (Hendratno, 2006).
Sedangkan salak Kabupaten Tapanuli Selatan belum
dibudidayakan dengan baik dan sebagian besar petani salak
masih merupakan warisan dari kepemilikan orang tua,
sehingga salak Kabupaten Tapanuli Selatan perlu
mendapatkan perhatian secara serius, baik dari segi budidaya
maupun pasca panen yang lebih baik.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 8
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

1.4. Jenis Tanaman Salak


Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca
dransfieldiana JP Mo-gea; S. magnifera JP Mogea; S. minuta;
S. multiflora & S. romosiana. Selain salak liar itu, masih dikenal
salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume yg
juga disebut S. wallichiana, C. Martus yg disebut rakum /
kumbar (populer di Thailand) sebagai pembuat masam segar
pada masakan. Kumbar ini tidak berduri, bunganya berumah 2
(dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae (palem-paleman),
monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat
seperti pada kelapa yg disebut lidi. Seluruh bagian daunnya
berduri tajam Batangnya pendek, lama-kelamaan meninggi
sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak mampu
membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding
dengan batangnya yg kecil). Banyak varietas salak yg bisa
tumbuh di Indonesi. Ada yg masih muda sudah terasa manis,
Varietas unggul yg telah dilepas oleh pemerintah untuk
dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang,
gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yg ada di
Indonesia ada 3 perbedaan yg menyolok, yakni: salak Jawa
Salacca zalacca (Gaertner) Voss yg berbiji 2-3 butir, salak Bali
Slacca amboinensis (Becc) Mogea yg berbiji 1- 2 butir, dan
salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yg
berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yg
tinggi.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 9
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

1.5. Syarat Tumbuh


Dinas Pertanian Kabupaten Sleman (1997)
mengemukakan bahwa tanaman salak akan tumbuh dengan
baik di daerah dengan curah hujan rata–rata mencapai 200-
400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100
mm sudah tergolong dalam bulan basah. Menurut Verheij dan
Coronel (1997) tipe tanah di sentra produksi antara lain
podzolik dan regosol. Tanaman salak dapat tumbuh secara
optimal pada suhu 20-30°C. Tanaman salak tidak menyukai
sinar matahari secara langsung, tetapi hanya membutuhkan
sinar matahari 50- 70%, sehingga tanaman salak memerlukan
pohon penaung. Tanaman salak yang tumbuh tanpa naungan
daunnya akan terbakar, pertumbuhannya sangat lambat, dan
produksi buahnya sedikit (Tjahjadi, 1996).

1.6. Manfaat Tanaman salak


Buah salak hanya dimakan segar atau dibuat manisan
dan asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat beserta
kulitnya, tanpa dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan
untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Buah matang
disajikan sebagai buah meja. Buah segar yg diperdagangkan
biasanya masih dlm tandan atau telah dilepas (petilan). Buah
salak yg dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk
dibuat manisan.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 10
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

1.7. Sentra Penanaman Salak


Tanaman salak banyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera
Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, NTB dan
Kalimantan Barat.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 11
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

BAB II
SYARAT PERTUMBUHAN SALAK

2.1. Iklim

Tanaman salak sesuai bila


ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd,
Babc & Cbc. A berarti jumlah bulan basah
tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10
bulan/tahun & C : 5-7 bulan/tahun.

Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan


rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata
bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dlm bulan basah.
Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau
kelembaban yg tinggi.
Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari
penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan
adanya tanaman peneduh. Suhu yg paling baik antara 20-30°C.
Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan
genangan air.

2.2. Tanah

Tanaman salak menyukai tanah yg subur, gembur dan


lembab. Derajat keasaman tanah (pH) yg cocok untuk
budidaya salak adalah 4,5 - 7,5. Kebun salak tidak
tahan dengan

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 12
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan


kelembaban tinggi.

2.3. Ketinggian Tempat

Tanaman salak tumbuh pada ketinggian tempat


100-500 m dpl.

2.4. Pedoman Budidaya Salak

2.4.1. Pembibitan
Salah satu faktor yg perlu diperhatikan dlm
mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit
unggul & bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman
tahunan, karena itu kesalahan dlm pemakaian bibit akan
berakibat buruk dlm pengusahaannya, walaupun diberi
perlakuan kultur teknis yg baik tidak akan memberikan hasil yg
diinginkan, sehingga modal yg dikeluarkan tidak akan kembali
karena adanya kerugian dlm usaha tani. Untuk menghindari
masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yg
baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau
dari anakan (vegetatif). Pembibitan secara generatif adalah
pembibitan dengan menggunakan biji yg baik diperoleh dari
pohon induk yg mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat
berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak &
seragam, pertumbuhan

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 13
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

tanaman baik, tahan terhadap serangan hama & penyakit serta


pengaruh lingkungan yg kurang menguntungkan.

Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif:

 dapat dikerjakan dengan mudah & murah


 diperoleh bibit yg banyak
 tanaman yg dihasilkan tumbuh lebih sehat & hidup lebih
lama

 untuk transportasi biji & penyimpanan benih lebih mudah


 tanaman yg dihasilkan mempunyai perakaran kuat
sehingga tahan rebah & kekeringan
 memungkinkan diadakan perbaikan sifat dlm bentuk

persilangan.

Kekurangan perbanyakan secara generatif:

1. kualitas buah yg dihasilkan tidak persis sama dengan


pohon induk karena mungkin terjadi penyerbukan silang
2. agak sulit diketahui apakah bibit yg dihasilkan jantan atau
betina.

2.4.2. Persyaratan Bibit


Untuk mendapatkan bibit yg baik harus dilakukan
seleksi terhadap biji yg akan dijadikan benih.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 14
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Syarat-syarat biji yg akan dijadikan benih :


 Biji berasal dari pohon induk yg memenuhi syarat.
 Buah yg akan diambil bijinya harus di petik pada waktu
cukup umur.

 Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %.


 Besar ukuran biji seragam & tidak cacat.
 Biji sehat tidak terserang hama & penyakit.
 Benih murni & tidak tercampur dengan kotoran lain.

2.4.3. Penyiapan Bibit


A. Bibit dari Biji :
 Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yg

masih melekat.
 Rendam dlm air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.

B. Bibit dari Anakan :

 Pilih anakan yg baik & berasal dari induk yg baik


 Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan
media tanah

2.4.4. Teknik Penyemaian Bibit


A. Bibit dari Biji:
 Biji salak yg telah direndam & dicuci, masukkan kedalam
kantong plastik yg sudah dilubangi (karung goni basah),
lalu

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 15
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

diletakkan di tempat teduh & lembab sampai kecambah


berumur 20-30 hari
 Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP & KCl,
masing-masing 5 gram, tiap 2-3 minggu sekali
 Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap
hari

B. Bibit dari anakan dengan pesemaian Bak Kayu :

 Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar &


panjang disesuaikan dengan kebutuhan
 Diisi dengan tanah subur & gembur setebal 15-20 cm

 Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm

 Arah pesemaian Utara Selatan & diberi naungan


menghadap ke Timur
 Benih direndam dlm larutan hormon seperti Atonik

selama 1 jam, konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air


 Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm

 Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah


dengan mata tunas berada dibawah

C. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian :
Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan adalah
polybag dengan ukuran 20 x 25 cm yg diisi dengan tanah
campur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Setelah
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 16
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

bibit atau kecambah berumur 20-30 hari baru bibit


dipindahkan ke polibag. Pembibitan dengan sistem
anakan, bambu diletakkan tepat di bawah anakan salak,
kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah
tumbuh & anakan dipisahkan dari induknya, kemudian
ditanam dlm polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1
bulan sekali sebanyak 1 sendok teh.

D. Pemindahan Bibit :
Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan
baru dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian
dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke
lapangan.

2.4.5. Pengolahan Lahan

A. Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan salak harus


memperhatikan faktor kemudahan transportasi & sumber
air.
B. Pembukaan Lahan :

o Membongkar tanaman yg tidak diperlukan & mematikan


alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar &
perdu dari areal tanam.

o Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah


yg terlalu besar.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 17
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

2.4.6. Teknik Penanaman


1. Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat dengan
ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2
m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x
50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap
lubang diberi pupuk kandang yg telah jadi sebanyak 10 kg.
2. Cara Penanaman : Biji ditanam langsung dlm lubang
sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai
tumbuh
3. Lain-lain : Untuk menghindari sinar matahari penuh,
tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti
tanaman kelapa, durian, lamptoro & sebagainya. Apabila
lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam
tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak
tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas
tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m,
durian 12 x 12 m & lamtoro 12 x 12 m.

2.4.7. Pemeliharaan Tanaman

Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara


dengan benar & teratur sehingga diperoleh produksi kebin yg
baik & produktif. Pemeliharaan ini dilakukan sampai
berakhirnya masa produksi tanaman salak.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 18
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

1. Penjarangan & Penyulaman : Untuk memperoleh buah yg


berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu
dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan
pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman dilakukan pada
tanaman muda atau yg baru ditanam, tetapi mati atau
pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya
terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan
penyulaman kita perlu tanaman cadangan (biasanya perlu
disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yg seumur
dengan tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat
untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan
dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan
sebagian tanah yg menutupi daerah perakarannya. Sewaktu
membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita
bungkus dengan plastik agar akar-akar di bagian dlm
terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.

2. Penyiangan : Penyiangan adalah membuang &


memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu
lainnya yg tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu
yg lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan
menjadi pesaing bagi tanaman salak dlm memperebutkan
unsur hara & air. Penyiangan pertama dilakukan pada saat
tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam,
penyiangan
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 19
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman


berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan
setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dlm satu tahun, dilakukan
pada awal & akhir musim penghujan.

3. Pembubunan : Sambil melakukan penyiangan, dilakukan


pula penggemburan & pembumbunan tanah ke pokok
tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos
kerja juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yg
digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau
bumbunan yg berfungsi untuk menguatkan akar & batang
tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai
merusak parit yg ada.

4. Perempalan & Pemangkasan : Daun-daun yg sudah tua &


tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yg terlalu
rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yg terlalu
banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat
tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan,
rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun
yg lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yg kurang
lancar diperbaiki. Pemangkasan juga membantu
penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian
vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian
generatif
secara seimbang. Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 20
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau


berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu
1 bulan 1 kali. Apabila dlm rumpun salak terdapat beberapa
anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang
tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan
1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada
1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu
produktivitas tanaman. Pemangkasan daun salak sebaiknya
sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya
memotong setengah atau sebagian daun, sebab bagian yg
disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi
tanaman. Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap
dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok
atau gergaji yg tajam. Pemangkasan yg dilaksanakan pada
waktu & cara yg tepat akan membantu tanaman tumbuh
baik & optimal.

5. Pemupukan : Semua bahan yg diberikan pada tanaman


dengan tujuan memberi tambahan unsur hara untuk
memperbaiki pertumbuhan & produksi tanaman disebut
pupuk. Ada pupuk yg diberikan melalui daerah perakaran
tanaman (pupuk akar). Pupuk yg diberikan dengan cara
penyemprotan lewat daun tanaman (pupuk daun). Jenis
pupuk ada 2 macam: pupuk organik & anorganik. Pupuk
organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 21
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

tanaman, tepung darah & sebagainya. Pupuk anorganik


adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super
Fosfat, Bay folan, Green Zit, & sebagainya. Pupuk organik
yg sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk
kandang. Umur tanaman :
o 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea
5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram.

o 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl

10 gram.
o 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl
15 gram.
o 36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20
gram.

6. Pengairan & Penyiraman : Air hujan adalah siraman alami


bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar
sesuai dengan yg dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian
besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi & aliran
permukaan. Sebagian kecil saja yg tertahan di daerah
perakaran, air yg tersisa ini sering tidak memenuhi
kebutuhan tanaman. dlm budidaya salak, selama
pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi, untuk
itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara & jumlah yg
sesuai.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 22
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Pemeliharaan Lain : Setelah ditanam di kebun kita buatkan


penopang dari bambu atau kayu untuk menjaga agar tanaman
tidak roboh.
2.4.8. Waktu tanam

Seperti telah dijelaskan di depan, bahwa waktu untuk


penanaman bibit salak yang baik adalah pada awal musim
penghujan, yaitu sekitar bulan November. Pada saat itu masih
tersedia cukup air yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembang biakkan salak. Selain itu, juga untuk menghemat
tenaga penyiraman, karena lingkungan tempat hidup tanaman
salak sudah basah oleh air hujan.

2.4.9. Jumlah bibit


Jika bibit salak yang merupakan hasil perbanyakan dari biji,, di
tiap lubang tanam diberi 2 rumpun, sebab kita tidak tahu jenis
kalamin dari tiap rumpun tanaman salak tersebut. Jadi untuk
persiapan agar tanaman salak dapat berbuah.
Namun, jika bibit tanaman salak berasal dari bibit cangkokan,
maka untuk setiap lubang tanam hanya diberi satu rumpun
bibit tanaman salak, karena jenis kelamin induknya sudah
diketahui sebelumnya.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 23
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Cara penanaman bibit salak:


a) Keluarka bibit dari kantong plastic/polybag.
b) Masukkan dalam lubang tanam yang telah tersedia.
c) Timbun dengan tanah yang sudah bercaampur dengan

pupuk.

d) Tambahkan ajir di sekeliling tanaman salak agar tidak


roboh oleh angin.
e) Pangkaslah sebagian daunnya kurang lebih sebanyak 75%,

dengan tujuan untuk mengurangi penguapan.

f) Hati-hati dalam menanam bibit salak, jangan sampai


akarnya rusak sebab tumbuhan tersebut akan mati.
g) Jangan mencampur jenis bibit salak pondoh yang satu
dengan yang lain. Jika dicampur akan menyebabkan
terjadinya perkawinan silang, sehingga yang didapat
adalah buah salak yang berbeda dari tanaman induknya
atau tidak seperti yang kita harapkan.

Pemeliharaan tanaman salak terdiri dari kegiatan-kegiatan


sebagai berikut :

1) Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan untuk mengganti bibit tanaman
salak yang sudah ditanam, biasanya terjadi karena beberapa
alas an, yaitu:

a. Bibit tanaman salak yang sudah ditanam mati.


Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 24
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

b. Bibit tanaman salak terhambat atau lambat


pertumbuhannya/tidak sama seperti yang lain.
c. Bibit tanaman salak tidak sesuai yang diingiinkan, misalnya
perbandingan antara salak yang jantan dan yang betina
tidak seimbang.
d. Tanaman dapat diketahui jenis kelaminnya setelah salak
tersebut berbunga.

Penggantian bibit atau penyulaman ini, sebaiknya dengan


menggunakan bibit yang sehat, umurnya sama, dan berbuah
banyak. Waktu penyulaman pada awal musim hujan agar kita
tidak repot menyiraminya dan cepat tumbuh pohon salaknya.
Cara pengambilan bibit untuk penyulaman dilakukan dengan
cara putar, yaitu dengan membongkar bibit bersama tanahnya,
lalu dibersihkan agar akar dapat tumbuh baik dan terbebas
dari rayap.
Tahap-tahap pembongkaran tanaman salak yang sudah
dewasa, yaitu:
a. Ikat pelepah tanaman salak dengan tali yang kuat.

b. Tanaman salak ditopang dengan bamboo agar tidak roboh.


c. Pembongkaran tanaman dilakukan dengan jarak dari
pangkal pohon sejauh 20 cm
d. Potong akar sebanyak 75%, dan sisakan sebanyak 25%

agar tanaman tidak mati.


Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 25
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

e. Isilah lubang galian dengan pupuk kandang atau pupuk


kompos, dengan perbandingan 1:1.
f. Bongkar dan pindahkan tanaman dengan hati-hati agar
tanaman salak tidak rusak.
g. Angkut dan masukkan pada tempat penanaman, jangan
lupa beri ajir atau penyangga agar tidak roboh.

2) Pemupukan

Pemupukan tanaman salak secara umum dilakukan sebanyak 2


(dua) kali dalam setahun yaitu pada awal musim hujan dan
akhir musim hujan atau pada bulan April dan September, atau
pada bulan Oktober/September dan Februari/Maret. Secara
khusus, waktu dan dosis pemberian pupuk pada tanaman
salak dapat dilakukan berdasarkan umur dan kondisi tanaman,
yaitu:
1) Saat tanaman berumur 0 – 36 bulan pemberian pupuk
dilakukan 3 bulan sekali menggunakan pupuk Urea/ZA
sebanyak 30 gram/rumpun, SP-36 sebanyak 20
gram/rumpun, dan KCl sebanyak 15 gram/rumpun.
Sedangkan pemberian pupuk organik dan kapur dolomit
dapat dilakukan 6 bulan sekali dengan takaran pupuk
organik sebanyak 5 – 10 kg/rumpun dan kapur sebanyak
0,25 – 1 kg/rumpun.
2) Saat tanaman salak berumur di atas 36 bulan dan

seterusnya dilakukan pemupukan 6 bulan sekali dengan


Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 26
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

pemberian pupuk organik sebanyak 5 – 10 kg/rumpun,


kapur dolomit sebanyak 0,25 – 1 kg/rumpun, Urea/ZA
sebanyak 70 gram/rumpun, SP-36 sebanyak 50
gram/rumpun, dan KCl sebanyak 30 gram/rumpun.

Cara pemberian atau aplikasi pupuk pada tanaman salak dapat


dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
a. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang parit yang dibuat
melingkari tanaman salak. Lubang parit dibuat sekitar
tanaman salak dengan jarak lubang parit dari tanaman
salak sekitar 50 – 100 cm, dengan lebar parit 20 cm dan
dalam 15 – 30 cm. Pupuk dibenamkan ke dalam lubang
parit tersebut dan kemudian tutup dengan tanah; atau
b. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang yang dibuat diantara
dua tanaman salak dalam satu larikan. Lubang dibuat
dengan panjang 100 cm, lebar 50 cm dan dalam 15 – 30
cm, sehingga jarak antara lubang pupuk dengan pangkal
tanaman adalah sekitar 75 cm. Pupuk dibenamkan ke
dalam lubang kemudian tutup dengan tanah.

3) Penjarangan Buah
Penjarangan buah adalah mengurangi jumlah buah yang
terdapat dalam setiap tandan dengan tujuannya untuk
menghasilkan buah dengan mutu dan jumlah yang optimal
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 27
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

sesuai target yang ditetapkan. Cara melakukan penjarangan


buah adalah: 1) penjarangan pertama saat dua bulan setelah
penyerbukan (ukuran buah sebesar kelereng), dengan cara
memilih buah yang abnormal, terserang hama dan penyakit
atau buah yang normal tapi posisinya terjepit, dengan cara
menusuk buah yang dipilih untuk dijarangkan; 2) penjarangan
kedua, sebulan setelah penjarangan pertama dengan cara
yang sama seperti penjarangan pertama, atau dengan
mencongkel buah yang dipilih; dan 3) bungkus tandan dengan
anyaman atau keranjang bambu.

4) Pemberian Pupuk

Seperti makhluk hidup yang lain, salak juga memerlukan


makanan yang berguna untuk pertumbuhan sampai
menghasilkan buah. Zat makanan tumbuhan berasal dari
dalam tanah, yang diambil oleh akar lewat pembuluh kayu di
bawa ke daun untuk fotosintesis, dan hasilnya kemudian
diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan oleh pembuluh tapis.
Tujuan pemberian pupuk adalah agar tumbuhan menjadi:

a. Tumbuh dengan baik dan subur, karena tersedianya unsur


hara di dalam tanah secara lengkap.
b. Sehat, tidak mengalami gangguan, baik hama ataupun
penyakit karena kekurangan salah satu unsur.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 28
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

c. Berproduksi dengan banyak. Produksi yang banyak dapat


terwujud jika tanaman salak dalam keadaan subur dan
sehat.
Macam-macam pupuk yang dapat dipakai untuk tanaman,

yaitu:
1. Pupuk alamiah: pupuk kandang dan pupuk kompos.

2. Pupuk buatan:Urea, NPK, TSP, KCL, ZA.


Sedangkan pupuk yang dipakai untuk tanaman salak adalah
pupuk kandang atau kompos dan NPK (pupuk buatan yang
terdiri dari unsur natrium, kalium dan fospat).

Tujuan pemberian pupuk kandang agar kesuburan tanah dan


struktur tanah tetap terjaga dengan ukuran 15 kg untuk tiap
rumpun tanaman salak selama setahun sekali. Sedangkan
pemakaian pupuk buatan atau organic yang berupa NPK
(Natrium kalium Fospat), dan campurkan antara urea, TSP dan
KCL, dengan perbandingan 1 : 1 : 1.

5) Penggemburan tanah
Penggemburan tanah adalah usaha untuk menjaga agar tanah
tetap gembur. Tanah yang gembur mempermudah akar untuk
bernapas dan dapat bergerak dengan leluasa untuk mencari
sumber air atau sumber makanan, sehingga tumbuhan salak
dapat tumbuh dengan subur. Selain itu, dapat merangsang
tumbuhnya tunas baru yang dapat menjadi tunas anakan
untuk
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 29
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

bibit tanaman salak yang baru. Penggemburan dilakukan pada


waktu pemberian pupuk. Penggemburan dilakukan dengan
hati-hati agar tidak merusak akar tanaman salak induk
maupun tunas anakan yang sudah mulai tumbuh.
Hasil penggemburan dapat diletakkan disekitar tanaman salak,
sehingga tanamannya menjadi lebih kokoh dan merangsang
tumbuhnya tunas baru. Jangan menimbun tanah terlalu tinggi
dan tanahnya jangan dipadatkan, sebab akar akan kesulitan
dalam mengambil makanan yang lebih luas dan mengalami
kesulitan dalam bernapas. Hal ini akan menyebabkan
beberapa masalah pada tumbuhan salak, antara lain:
a. Pertumbuhan yang terjadi sacara tidak sempurna.

b. Waktu berproduksi yang lebih lambat dibandingkan


dengan yang lain.
c. Bila berproduksi, didapatkan hasil yang sedikit dan mutu

tidak seperti yang diharapkan.

6) Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatan pembuangan rumput liar di
sekitar tanaman salak. Kegiatan ini dilakukan agar
pertumbuhan salak adalah saat pemberian pupuk yang
pertama, yaitu dilakukan sekitar 6 bulan pertama umur
tanaman. Untuk seterusnya, kegiatan penyiangan dilakukan
secara rutin tiap 4 bulan sekali.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 30
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Tujuan penyiangan bagi tanaman salak adalah untuk :


 Menjaga kestabilan tanah
 Menjaga kesuburan tanah
 Menambah kesuburan tanaman

 Menjaga pertumbuhan salak agar sempurna


 Mendapatkan hasil produksi berupa buah yang bermutu
dan berjumlah banyak.
7) Pengairan

Pengairan adalah kegiatan pemberian dan penyediaan air bagi


tanaman. Kebutuhan akan air yang terpenuhi akan membuat
tanaman menjadi tumbuh dan berproduksi dengan baik.
Tanaman salak memerlukan air yang cukup banyak, terutama
dimusim kemarau.
Pengaturan pemberian air pada tanaman salak dipengaruhi
oleh beberapa hal antara lain:

a. Jenis tanah
Jenis tanah tempat tumbuh salak berpasir, maka
kebutuhan akan air lebih banyak dibandingkan tanah liat,
karena tanah berpasir cepat basah dan cepat
menguap/kering.
b. Iklim
Pada musim hujan kebutuhan akan air sudah tercukupi,
sehingga tidak perlu penyiraman. Lainhalnya pada musim
kemarau, tanaman membutuhkan air yang banyak.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 31
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

c. Kesuburan tanah
Tanah yang subur adalah tanah yang banyak mengandung zat
organic, termasuk air, sehingga kebutuhan air untuk tanah
yang subur lebih sedikit dibandingkan tanah yang tandus atau
gersang.
d. Pancaran sinar matahari
Daerah yang pancaran sinar matahari diterima langsung dan
penuh, misalnya daerah dataran rendah, membutuhkan air
yang lebih banyak . Sedangkan daerah dataran
tinggi/pegunungan membutuhkan air yang lebih sedikit
karena pancaran sinar mataharinya agak berkurang jumlahnya.
e. Luas lahan dan tingkat pertumbuhan

Lahan yang luas membutuhkan air yang lebih banyak


dibandingkan lahan yang sempit. Selain itu, tingkat
pertumbuhan salak pondoh juga mempengaruhi kebutuhan
air, misalnya tanaman yang kecil tentunya memiliki kebutuhan
air lebih sedikit dibandingkan tanaman salak yang sudah
besar.
f. Pemangkasan
Kegiatan pemangkasan pada tanaman salak bertujuan

untuk :
 Mengatur banyaknya pelepah daun.

 Mengatur banyaknya tunas


 Agar lingkungan tidak terlalu lembab

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 32
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

 Pemangkasan ditujukan pada pelepah yang sudah tua dan


tunas anakan yang terlalu banyak. Waktu pemangkasan
yaitu pada saat tanaman salak sudah mulai berbunga dan
mulai berbuah, agar konsentrasi ditujukan untuk proses
pembuahan. Pelaksanaan pemangkasan secara rutin setiap
2 bulan sekali atau setelah panen, termasuk pemangkasan
tandan buah yang sudah kering.

8) Penyerbukan
Tanaman salak merupakan tanaman berumah dua (dioeceus)
dimana bunga jantan dan bunga betina berada pada pohon
yang berbeda. Keadaan tersebut menyebabkan tanaman tidak
dapat melakukan penyerbukan sendiri, melainkan
penyerbukan silang (allogami). Penyerbukan silang
memerlukan perantara. Penyerbukan pada salak pondoh
terjadi melalui perantara serangga atau melalui penyerbukan
buatan oleh manusia.

Penyerbukan dengan bantuan manusia dapat dilakukan


setelah kuncup-kuncup bunga betina dalam tongkol tampak
mekar berwarna merah muda. Seludang bunga dibersihkan
dengan memotongnya, hingga tampak tongkol bunganya.
Penyerbukan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca baik/tidak
hujan dan pada pagi atau sore hari. Agar serbuk sari bunga
jantan jatuh tepat ke kepala putik, tongkol bunga jantan
didekatkan di atas tongkol bunga betina, kemudian diketuk
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 33
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

atau ditepuk dengan jari. Untuk kuncup bunga jantan yang


belum mekar (belum tampak serbuk sarinya), ditekan dengan
kuku kemudian diketuk-ketuk di atas bunga betina sampai
merata pada seluruh tongkol. Satu tongkol bunga jantan dapat
dipakai untuk menyerbuk ± 10 tongkol bunga betina.
Tongkol bunga yang sudah diserbuk ditutup dengan daun,
kantong platik atau gelas/botol platik bekas. Pemberian tutup
atau kerudung bertujuan agar serbuk sari yang telah
menempel terlepas atau tercuci oleh air. Tutup tandan dibuka
3 – 5 hari setelah penyerbukan.
Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari di kepala
putik atau peristiwa perkawinan. Perkawinan ini akan diikuti
dengan pembuahan. Tanaman salak adalah tumbuhan yang
dapat melakukan penyerbukan sendiri, tanpa campur tangan
manusia. Namun, kadang-kadang dapat dibantu oleh angin
dan serangga, termasuk manusia ikut membantu penyerbukan
tanaman salak karena ingin mendapatkan hasil yang baik.
Tanaman salak mulai berbunga pada umur 2 tahun untuk bibit
dari tunas anakan dan 3 tahun untuk bibit dari biji. Tanaman
salak berbunga pada umur 3 tahun.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 34
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Tanda-tanda tanaman salak siap untuk penyerbukan adalah:


o Pecahnya seludang bunga betina,
o Berbau wangi, dan
o Berwarna merah.

Cara penyerbukan bunga tanaman salak adalah sebagai


berikut :
a. Oleskan bunga jantan pada bunga betina.

b. Usahakan benang sari bunga jantan menempel


pada bagian putik bunga betina.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 35
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

BAB . III
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT

3.1. Pengendalian Hama Tanaman Salak

Walaupun tanaman salak


termasuk tanaman yang tahan terhadap
hama penyakit, namun tetap saja ada
beberapa tanaman yang terkena serangan
hama dan penyakit. Jika kita ingin

bercocok tanam salak dengan baik dan tidak terserang hama


penyakit, kita perlu melakukan beberapa pencegahan, antara
lain:
a. Menjaga kebersihan kebun, baim dari sampah maupun

dari gulma/tanaman pengganggu.

b. Memberikan pupuk yang sesuai, baik jenis maupun


dosisnya agar tumbuh dengan sehat.
c. Menjaga kelembapan lokasi bertanam salak pondoh,

lakukan pemangkasan bila perlu.


d. Lakukan penyemprotan bila terdapat hama atau penyakit.
e. Menjaga kesuburan dan kegemburan tanah sehingga
pertukaran udara berlangsung dengan baik.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 36
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Kita perlu mengenal beberapa jenis hama dan penyakit yang


dapat menyerang tanaman salak. Jenis hama dan penyakit
yang sering merusak tanaman salak, yaitu:
1. Hama perusak akar tanaman salak

Hama ini berupa cacing tanah, yang mengakibatkan tanaman


menjadi pendek/kerdil, daun menguning, dan akhirnya mati.
Pengobatannya dengan memberikan Furadan 3 G, Curater 3 G,
dan Khriphos 25 EC.

2. Hama perusak batang tanaman salak


Hama ini berupa kumbang yang menyerang tanaman muda.
Mula-mula bagian daun, lalu masuk melalui pelepah ke dalam
batang. Akibat yang dialami tanaman salak adalah daunnya
menguning, kerdil, dan akhirnya mati. Penanggulangannya
dengan membasmi kumbang menggunakan insektisida
Thiodan, Decis, dan Superdice. Cara pemberantasan dilakukan
dengan penyemprotan pada bagian yang terkena serangan.

3. Kutu wol /putih (Cerataphis sp.) : Hama ini bersembunyi di


sela-sela buah.
4. Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp..)
5. Kumbang penggerek batang :
a. Menyerang ujung daun yg masih muda (paling muda),
kemudian akan masuk ke dlm batang. Hal ini tidak
menyebabkan kematian tanaman, tetapi akan tumbuh
anakan yg banyak di dlm batang tersebut.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 37
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

b. Pengendalian: dimatikan atau dengan cara


meneteskan larutan insektisida (Diazenon) dengan
dosis 2 cc per liter pada ujung daun yg terserang atau
dengan cara menyemprot. dlm hal ini diusahakan
insektisida dapat masuk ke dlm bekas lubang yg
digerek. Memasukkan kawat yg ujungnya lancip ke
dlm lubang yg dibuat kumbang hingga mengenai
hama.

6. Babi hutan, tupai, tikus & luwak


a. Pengendalian:
 untuk memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan
penembakan khusus, atau memagari kebun salak
dengan salak-salak jantan yg rapat. Akan lebih baik
lagi kalau memagari kebun salak dengan kawat
berduri;
 untuk memberantas Tikus, digunakan Zink phosphit,
klerat & lain-lain;
 untuk memberantas Luwak & Tupai, dapat digunakan
umpan buah pisang yg dimasuki Furadan 3 G.

Caranya: buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5 gram


Furadan dimasukkan ke dalamnya, kemudian buah pisang
tersebut dijahit & dijadikan umpan.

3.2. Pengendalian Penyakit Tanaman Salak

1. Penyakit jamur pada salak


Cendawan atau jamur adalah penyakit yang menyerang
bagian pangkal batang dan bagian buah. Penyakit ini muncul
pada musim hujan yang terus-menerus dan kebun tanaman
salak
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 38
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

yang lembap. Pemberantasannya dengan menyemprotkan


fungisida Dithane, Antracol, dan Velimex.
2. Cendawan Putih,

a. Gejala: busuknya buah. Buah yg terserang penyakit ini


kualitasnya jadi menurun, karena warna kulit salak jadi
tidak menarik.

b. Pengendalian: mengurangi kelembaban tanah, yaitu


mengurangi pohon-pohon pelindung.

3. Noda hitam

a. Penyebab: cendawan Pestalotia sp.

b. Gejala: adanya bercak-bercakhitam pada daun salak.

4. Busuk Merah (pink)

a. Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor.


b. Gejala: adanya pembusukan pada buah & batang.
c. Pengendalian: tanaman yg sakit & daun yg terserang
harus dipotong & dibakar di tempat tertentu.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 39
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

3.3. Gulma

Di beberapa tempat di Pulau Jawa, lahan salak dibangun di


bekas persawahan. Sehingga otomatis gulma yg merajai kebun
adalah gulma-gulma yg biasa terdapat di sawah. Karena lahan
sawah yg biasa tergenang air dikeringkan & dibumbun
tanahnya maka gulma yg mampu bertahan adalah gulma
berdaun sempit & tumbuh menjalar yg sedikit sekali terdapat
di sawah. Gulma yg berbatang kurus tegak, berdaun panjang
yg umumnya di persawahan kurang mampu bertahan. Itulah
sebabnya mengapa gulma di lahan bekas persawahan relatif
lebih sedikit. Pengendalian secara manual dengan dikored
atau dicangkul pun sudah memadai. Pemberantasan gulma
secara kimia di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan.
Untuk lahan yg tidak seberapa luas, para petani masih
menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan
dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup
luas, serta baru dibuka, gulma yg terdapat tentu banyak sekali
& sulit diberantas hanya dengan cara manual. Untuk situasi
seperti ini perlu menggunakan herbisida, sebab biaya tenaga
kerja relatif murah & hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan kimia
dlm membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida
memiliki pengruh negatif, sebab racun yg dikandungnya dapat
membahayakan mahluk hidup lain termasuk ternak & manusia.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 40
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Herbisida yg akan digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma


yg akan diberantas. Pilihan yg kurang tepat akan
memboroskan biaya. Gulma dari golongan rumput-rumputan
dapat dibasmi dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta
atau Diuron. Dari golongan teki-tekian dapat diberantas
dengan Goal. Alang- alang dapat dibasmi dengan Round-up
atau Sun-up. Sedangkan tanaman yg berdaun lebar dapat
diatasi dengan Fernimine. Ada juga herbisida yg dapat
memberantas beberapa jenis gulma.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 41
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

BAB IV
PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

4.1. Penanganan Panen

Panen adalah memetik buah yang


telah siap panen atau mencapai
kematangan yang optimal dengan
tujuan untuk memperoleh buah pada
standar mutu yang telah ditetapkan.
Buah yang

sudah siap panen mempunyai ciri-ciri sisik telah jarang, bulu-


bulu telah hilang dan warna kulit buah merah kehitaman atau
kuning tua berkilat, selain itu umur tanaman dan tekstur buah
perlu diperhatikan. Panen pertama dengan menggunakan
benih cangkokan vegetatif dimulai pada saat tanaman salak
pondoh berusia 2 – 3 tahun.

Pemetikan buah biasanya juga dilakukan setelah 7 - 8 bulan


sejak terjadinya penyerbukan. Untuk pemetikan buah tidak
dipilih satu per satu tapi dipotong bersama tandannya. Rata-
rata produksi buah salak per pohon per tahun adalah 10 kg.

Tanaman salak pondoh memiliki kemampuan berbunga


sepanjang tahun apabila pemeliharaan dilakukan secara
intensif. Musim panen raya terjadi pada musim hujan yaitu

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 42
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

bulan November-Januari, masa panen kecil terjadi pada bulan


Februari-April dan musim panen sedang terjadi pada bulan
Mei-Juli. Pada bulan Agustus-Oktober buah yang ada di kebun
sangat sedikit bahkan tidak ada.

Tanaman salak mulai berbuah setelah berumur 2 tahun jika


tanaman berasal dari cangkok dan 3-4 tahun jika tanaman
berasal dari biji. Buah salak termasuk buah non klimakterik
sehingga hanya dapat dipanen jika benar-benar telah matang
di pohon.Umur buah salak dari saat penyerbukan sampai buah
siap panen adalah 24-25 minggu atau sekitar 5-7 bulan setelah
penyerbukan dengan cara memotong tandan buah.

Adapun Ciri-ciri buah salak pondoh yang siap panen yaitu


permukaan kulit bersih mengkilap, susunan sisiknya tampak
lebih renggang, bila dipegang terasa lunak dan kulitnya tidak
kasar, duri-duri kecil di permukaan kulit buah sudah tidak
terlihat, dan mengeluarkan aroma salak. Sebagian besar petani
mengetahui kriteria panen buah salak pondoh dari tandan,
penampilan buah, dan aroma buah. Menurut Purnomo (2001),
Salak yang telah matang kulitnya tampak bersih, mengkilat
dan apabila dipegang tidak terasa kasar. Ujung kulit yang
menempelpada tongkol terasa lunak jika ditekan.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 43
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Peralatan yang digunakan untuk memanen salak pondoh yaitu


pisau, sabit, dan pahat yang tajam. Pemanenan dilakukan
dengan cara memotong tandan buah dengan pisau atau sabit
apabila buah dalam tandan matang keseluruhan. Jika buah
matang hanya sebagian maka panen dilakukan dengan cara
memuntir buah yang yang telah matang. Petani salak pondoh
menggunakan keranjang bambu untuk menampung buah
setelah panen.

Panen dilakukan pada pagi hari (pukul 08.00-10.00) saat buah


sudah tidakberembun. Jika panen dilakukan terlalu pagi dan
buah masih berembun makabuah akan mudah kotor dan bila
luka sangat rentan terserang penyakit. Bila panendilakukan
pada siang hari, buah akan mengalami penguapan sehingga
susut lebih banyak.

4.2. Penanganan Pasca Panen

Seperti buah-buahan lainnya, buah salak mudah rusak dan


tidak tahan lama. Kerusakan buah ditandai dengan bau busuk
dan daging buah menjadi lembek serta berwarna kecoklat-
coklatan. Setelah dipetik buah salak masih meneruskan proses
hidupnya berupa proses fisiologi. Sehingga buah salak tidak
dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan
penanganan pascapanen.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 44
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Pasca panen adalah pekerjaan yang dilakukan pada hasil


produk yang baru saja dipanen. Tujuan penanganan pasca
panen adalah melakukan pekerjaan meliputi pembersihan,
sortasi buah, pelabelan dan pengemasan berdasarkan ukuran
dan standar mutu yang telah ditentukan.

Terdapat empat standar kelas salak pondoh, yaitu: 1) Kelas A,


kelas mutu salak pondoh berukuran sangat besar dengan
jumlah 8 – 12 buah per kilogram; 2) Kelas B, kelas mutu salak
pondoh berukuran besar dengan jumlah 13 – 17 buah per
kilogram; 3) Kelas C, kelas mutu salak pondoh berukuran
sedang dengan jumlah 19 – 22 buah per kilogram; dan 4) Kelas
D, kelas mutu salak pondoh berukuran kecil dengan jumlah
lebih dari 25 buah per kilogram.

Pengemasan untuk buah salak segar memiliki beberapa


kriteria, antara lain: 1) harus berlubang untuk memberikan
sirkulasi udara; 2) kuat, agar buah salak terlindung tekanan
dari luar; dapat diangkut dengan mudah; dan 3) ukuran
pengemas harus disesuaikan dengan jumlah buah. Jenis
pengemasan yang dapat digunakan, antara lain keranjang
bambu, peti kayu, dan kardus karton. Buah salak pondoh
dapat tahan disimpan sampai maksimal 21 hari apabila buah
tidak luka, bebas dari serangan hama atau penyakit dan
sirkulasi udara tempat penyimpanan berjalan baik.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 45
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Pengolahan bertujuan untuk meningkatkan kualitas barang


yang bersangkutan baik dalam rangka memperkuat daya
tahan barang tersebut maupun dalam rangka peningkatan
nilainya. Terdapat beberapa hasil olahan salak pondoh, antara
lain: manisan salak, sirup salak, dodol salak, dan keripik salak.

Penanganan pasca panen merupakan serangkaian kegiatan


yang dilakukan terhadap suatu jenis komoditas buah setelah
selesai panen untuk mengurangi kerusakan dan
mempertahankan kualitas serta umur simpan buah tersebut.

Tahap penanganan pasca panen secara umum meliputi


pembersihan, penyortiran dan pengkelasan, pengemasan,
penyimpanan, dan pengangkutan.

1. Pembersihan

Buah yang telah dipanen dibersihkan dari serasah dan sisa-sisa


seludang yang masih melekat atau tangkai tandan yang terlalu
panjang, serta dari sisa-sisa duri. Pembersihan dilakukan
menggunakan sikat atau kuas dengan gerakan searahsusunan
sisik.Kebersihan salak berpengaruh terhadap masa simpan
buah salak (Siregar, 2007).

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 46
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

2. Penyortiran dan pengkelasan

Sortasi dilakukan cukup ketat untuk menghindari


tercampurnya kualitas buah. Sortasi bertujuan untuk
menghindarkan kerusakan akibat kontak atausentuhan antara
buah yang sehat dengan buah yang berpenyakit atau busuk,
sertauntuk memisahkan antara buah yang harus
dipertahankan dalam satu tandan buahdan yang perlu dilepas
dari tandan.

Menurut Siregar(2007) ,Sortasi bertujuan untuk memilih buah


yang baik, tidak cacat, dandipisahkan dari buah yang busuk,
pecah, tergores, atau tertusuk. Selain itu jugaberguna untuk
membersihkan buah salak dari kotoran, sisa-sisa duri, tangkai,
danranting.

Standar mutu salak Indonesia tercantum pada Standar


Nasional Indonesia(SNI) 01-3167-1992. Salak dibagi dalam 2
(dua) kelas mutu, yaitu mutu I danmutu II (Tabel 2). Ukuran
berat dibagi atas ukuran besar untuk salak yangberbobot 61
gram atau lebih per buah, ukuran sedang berbobot 33 – 60
g/buah,dan ukuran kecil berbobot 32 g atau kurang per buah.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 47
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Tabel 1. Kelas Mutu Salak Berdasarkan SNI 0- 3167-1992

Kriteria Kelas Mutu


Mutu I Mutu II
Ketuaan Seragam tua Kurang seragam
Kekerasan Keras Keras
Kerusakan kulit buah Utuh Kurang utuh
Ukuran Seragam Seragam
Busuk 1% > 1%
Kotoran Bebas Bebas
Sumber: Deputi Menegristek, 2000

3. Pengemasan

Buah salak biasanya dikemas dalam keranjang bambu, peti


kayu, kardus(kotak karton gelombang) atau kemasan
tradisional khas sentra produksi, sepertisalak Kabupaten
Tapanuli Selatan yang dikemas dalam karung anyaman
pandan. Beberapa jeniskemasan salak pondoh untuk tujuan
pasar lokal yang umum digunakan yaitukeranjang dari
anyaman bambu sedangkan untuk tujuan pasar swalayan
dikemas dengan polyetylene atau bungkus plastik (Siregar,
2007).

Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi buah salak dari


kerusakan,mempermudah dalam penyusunan, baik dalam
pengangkutan maupun dalamgudang penyimpanan, dan
untuk mempermudah. Jenis kemasan ada duajenis yaitu
kemasan transportasi dan kemasan konsumen.
Kemasan
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 48
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

transportasiyaitu kemasan dengan kapasitas besar yang


digunakan oleh pedagang selamamenuju tempat penjualan.
Kemasan konsumen yaitu kemasan dengan kapasitaskecil
untuk pemilihan, pengemasan, dan penimbangan produk yang
dibeli oleh konsumen.

Pengemasan dengan keranjang bambu memiliki kelemahan


yaitu anyamanbambu mudah lepas sehingga tidak cukup
untuk melindungi buah, mudah berubahbentuk karena
konstruksinya lemah, banyak buah memar akibat benturan
sesamabuah dan daya simpan buah rendah.

Kendala yang sering dijumpai dalam pengemasan yaitu sering


terjadi pencampuran buah yang berbeda tingkat
kematangannya maupun kualitasnya. Buah yang matang
apabila dicampur dengan buah yang tidak terlalu matang akan
mempercepat proses pematangan, karena buah yang matang
menghasilkan etilen.

4. Penyimpanan

Kegiatan penyimpanan biasanya dilakukan oleh pedagang


pengumpul, pedagang pemasok, dan pedagang
pengecer.Produk yang telah dikemas di dalam karung atau
keranjang kemudian disimpandalam gudang penyimpanan

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 49
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

atau disimpan di dalam rumah karena menunggupembeli


selama 1-2 hari.

Ada pula Penyimpanan yang bertujuan untuk memperpanjang


daya gunanya dan dalam keadaan tertentu memperbaiki
mutunya, menghindarkan banjirnya produk ke pasar,
meningkatkan keuntungan produsen, membantu pemasaran
yang teratur, pengendalian laju transpirasi dan repirasi, serta
infeksi penyakit (Pantastico, 1986).

5. Pengangkutan

Komoditas hortikultura memiliki sifat meruah dan sulit


diangkut sehinggabiaya pengangkutan mahal (Harjadi, 1989).
Faktor utama dalam sistempengangkutan ialah bahwa sistem
itu harus mampu mendistribusikan buah-buahandan sayuran
dalam lingkungan yang terkendali secara cepat dari daerah-
daerahpenghasil utamanya ke konsumen. Pemilihan kendaraan
angkutan bergantungpada taksiran umur komoditi, waktu dan
jarak ke pasar, nilai komoditi, biayapengangkutan, dan
tersedianya cara-cara pengangkutan itu (Pantastico, 1986)

Pengangkutan buah untuk tujuan luar kota dilakukan pada


pagi hari (pukul 03.00–06.00) untuk menghindari panas
matahari karena selama pengangkutanmenggunakan mobil
pick-up produk hanya ditutup dengan terpal. Sinar
mataharidapat
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 50
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

menyebabkan kulit buah salak segar cepat mengering


sehingga kulit lengket pada daging buah dan sukar dikupas
serta masa simpan pendek.Pengangkutan pada sore atau
malam hari menggunakan truk dilakukan apabilakondisi cuaca
cerah dan menuju kota–kota besar.

6. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya


individu ataukelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan denganmenciptakan, menawarkan dan
secara bebas mempertukarkan produk yangbernilai dengan
pihak lain (Kotler, 2002).

Menurut Limbong dan Sitorus (1987) lembaga pemasaran


yang ada diIndonesia berasal dari petani kemudian disalurkan
lewat tengkulak, Koperasi UnitDesa (KUD) maupun pedagang
besar dan biasanya produk-produk pertanian yangdipasarkan
berasal dari banyak produsen (petani).

7. Kehilangan Hasil

Kehilangan pasca panen adalah perubahan kuantitas dan


kualitas produksetelah panen yang mengurangi kegunaan
yang diharapkan atau menurunkan nilai produk tersebut.
Kehilangan pasca panen dapat disebabkan cara panen yang
tidaktepat,

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 51
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

penanganan pasca panen yang kurang baik, transportasi yang


buruk,kemasan yang kurang sesuai dan patogen (Kays,
1991).Kehilangan pasca panen yang terjadi pada buah-buahan
dan sayur-sayuran segar dalam pertanian di daerah tropika
mencapai jumlah yang besar. Infeksimelalui luka yang terjadi
selama atau sesudah pemanenan merupakan sumberkerugian
utama melalui pembusukan (Pantastico, 1986).

Salak mengalami kerusakan mekanis sebesar 6.5% setelah


diangkut dari Yogyakarta ke Malang. Sedangkan kerusakan
tingkat petani pada saat panen di mencapai 4-5%, kerusakan
ini disebabkan karena buah yang sudahterserang penyakit
pada saat sebelum dipanen, buah tergores alat panen dan
buah busuk karena terlalu matang di pohon (Siregar, 2007).

8. Harga

Harga salak yang fluktuatif dipengaruhi oleh tingkat produksi


dankualitas buah. Pada saatmusim panen raya harga salak
cenderung turun, namun pada musim panen sedang(Februari-
April) dan panen kecil (Mei-Juli) harga salak lebih tinggi. Harga
salakpondoh bervariasi pada masing-masing pelaku
pemasaran. Harga di tingkat petanipaling murah sebab jumlah
petani lebih banyak dibanding jumlah pedagangsehingga
harga pada umumnya ditetapkan oleh pedagang.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 52
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

BAB. V

ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

5.1. Analisis Usaha Budidaya

Prakiraan anilisis budidaya salak


dengan luas lahan 1 ha selama masa
produksi 5 tahun di daerah Jawa Barat
tahun 1999.

a. Biaya produksi

Bibit :

Bibit salak 2.000 pohon/ha @ Rp 15.000,- Rp. 30.000.000,-

Pupuk :

Pupuk kandang 20 ton @ Rp. 150.000,- Rp. 3.000.000,-

Urea tahun ke-1, 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,-

Urea tahun ke-2, 150 kg Rp. 225.000,-

Urea tahun ke-3, 150 kg Rp. 225.000,-

Urea tahun ke-4, 100 kg Rp. 150.000,-

Urea tahun ke-5, 100 kg Rp. 150.000,-

TSP tahun ke-1, 150 kg @ Rp.1.800,- Rp. 270.000,-

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 53
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

TSP tahun ke-2, 150 kg Rp. 270.000,-

TSP tahun ke-3, 150 kg Rp. 270.000,-

TSP tahun ke-4, 100 kg Rp. 180.000,-

TSP tahun ke-5, 100 kg Rp. 180.000,-

KCl tahun ke-1, 150 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 247.500,-

KCl tahun ke-2, 150 kg Rp. 247.500,-

KCl tahun ke-3, 150 kg Rp. 247.500,-

KCl tahun ke-4, 100 kg Rp. 165.000,-

KCl tahun ke-5, 100 kg Rp. 165.000,-

Obat dan pestisida : tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 500.000,-

Peralatan Rp. 600.000,-

Tenaga kerja :

Penanaman Rp. 700.000,-

Pengolahan tanah Rp. 1.400.000,-

Penyulaman Rp. 105.000,-

Penyiangan: tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 315.000,-

Pemangkasan tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 210.000,-

Pemberantasan hama/penyakit tahun ke-1 s.d. th ke-5


Rp. 210.000,-

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 54
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Pemupukan tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp. 420.000,-

Panen dan pascapanen tahun ke-2 Rp. 525.000,-

Panen dan pascapanen tahun ke-3 Rp. 700.000,-

Panen dan pascapanen tahun ke-4 Rp. 700.000,-

Panen dan pascapanen tahun ke-5 Rp. 875.000,-

Jumlah biaya produksi selama 5 tahun Rp.

43.477.500,- Pendapatan :

Produksi tahun ke-2 rata-rata 1 kg/pohon @ Rp. 4.250,-


Rp. 8.500.000,-

Produksi tahun ke-3 rata-rata 1,5 kg/pohon Rp. 12.750.000,-

Produksi tahun ke-4 rata-rata 1,5 kg/pohon Rp. 12.750.000,-

Produksi tahun ke-2 rata-rata 2 kg/pohon Rp. 17.000,000,-

Jumlah pendapatan selama 5 tahun Rp. 51.000.000,-

Keuntungan :

Keuntungan dalam 5 tahun Rp. 7.522.500,-

Keuntungan rata-rata per tahun Rp. 1.504.500,-

Parameter kelayakan usaha : 1. B/C ratio = 1,17

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 55
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

5.2. Analisis Agrobisnis

Sebagai tanaman asli Indonesia salak mempunyai masa depan


yang cerah untuk dikembangkan baik untuk memenuhi
pasaran lokal ataupun pasaran luar negeri. Di Indonesia
produksi buah ini mengalami peningkatan yang tajam dari
tahun 1983- 1987. Bila di tahun 1983 produksinya hanya
52.014 ton dan menurun sedikit di tahun 1984 menjadi 46.456
ton, maka tahun-tahun berikutnya produksi buah salak
melonjak dengan sangat pesat. Produksi tahun 1987 tiga kali
lipat lebih banyak dari produksi tahun 1983. Akan tetapi,
produksi pada tahun 1988 dan tahun 1989 mengalami
penurunan. Data pada tabel di bawah ini.

5.2.1. STANDAR PRODUKSI


A. Ruang Lingkup

Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, cara


pengambilan contoh dan cara pengemasan salak.

B. Diskripsi

Salak adalah buah dari tanaman salak (Salacca adulia Reinw)


dalam keadaan cukup tua, utuh, segar dan bersih. Standar
mutu salak di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional
Indonesia SNI 01-3167-1992.

C. Klasifikasi dan Standar Mutu

Jenis mutu salak dalam tiga ukuran, yaitu ukuran besar, sedang
dan kecil. Berdasarkan berat, masing-masing digolongkan
menjadi dua jenis mutu yaitu Mutu I dan Mutu II, ukuran besar,
berat 61 gram atau lebih per buah, ukuran sedang,
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 56
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

berat 33 – 60 gram per buah dan ukuran kecil, berat 32 gram


atau kurang per buah.

Tingkat Ketuaan: mutu I seragam tua, mutu II tidak terlalu


matang, cara uji organoleptik

Kekerasan: mutu I keras, mutu II keras, cara uji organoleptik

Kerusakan Kulit Buah: mutu I kulit buah utuh, mutu II utuh ,


cara uji Organoleptik

Ukuran: mutu I seragam, mutu II seragam, cara uji SP-SMP-


310- 1981

Busuk (bobot/bobot) : mutu I 1%, mutu II 1 %, cara uji SP-


SMP- 311-1981

Kotoran: mutu I bebas, mutu II bebas, cara uji organoleptik

D. Pengambilan Contoh

1) Salak Dalam Kemasan

Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti


terlihat d bawah ini. Dari setiap kemasan diambil contoh
sebanyak 2 kg dari bagian atas,tengah dan bawah. Contoh
tersebut diacak bertingkat (stratified random sampling) sampai
diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisa.

 Jumlah kemasan dalam partai (lot): s/d100, contoh yang


diambil 5.

 Jumlah kemasan dalam partai (lot): 101-300 contoh yang


diambil 7.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 57
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

 Jumlah kemasan dalam partai (lot): 301-500 contoh yang


diambil 9.

 Jumlah kemasan dalam partai (lot): 501-1000 contoh yang


diambil 10.

 Jumlah kemasan dalam partai (lot) >1000 contoh yang


diambil min 15.

2) Salak dalam Curah (in bulk)

Contoh diambil secara acak sesuai dengqan jumlah berat total


seperti terlihat di bawah ini. Contoh-contoh tersebut yang
diambil bagian atas, tengah, bawah serta berbagai sudut
dicampur, kemudian diacak bertingkat (stratified random
sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisa.

 Jumlah berat lot (kg): <>

 Jumlah berat lot (kg): 201–500, contoh yang diambil 20.

 Jumlah berat lot (kg): 501–1000, contoh yang diambil 30.

 Jumlah berat lot (kg): 1.001–5.000, contoh yang diambil 60.

 Jumlah berat lot (kg): > 5.000, contoh yang diambil min.
100.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 58
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

E. Pengemasan

Salak dikemas dalam besek, keranjang bambu, peti kayu


ataupun kemasan lain yang sesuai dengan berat bersih
maksimum 40 kg. Daun kering, kertas atau bahan lain dapat
dipakai sebagai penyekat. Isi dari kemasan tidak melebihi
tutupnya Dibagian luar keranjang/kemasan diberi label yang
bertuliskan antara lain :

 Nama barang
 Jenis mutu
 Nama/kode perusahaan/eksportir
 Golongan ukuran
 Berat bersih
 Produksi Indonesia
 Negara/tempat tujuan
 Daerah asal

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 59
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

DAFTAR PUSTAKA

Adnany, Z. 2008. Sistem Tataniaga Komoditi Salak Pondoh di


Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Skripsi.
Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Asmara, A., Suhandi, dan N. Ichwan. 2008. Buku Panduan


Budidaya Salah Pondoh Terpadu Dengan Teknologi Pupuk
Organik. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya
(P4S) Antanan. Bogor.

Deputi Menegristek. 2000. Salak. http://www.ristek..go.id/. [10


Februari 2008].

Harsoyo, Y. 1999. Analisis Efisiensi Produksi dan Pemasaran


Komoditi Salak Pondoh Di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Tesis. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

Harjadi, S. S. 1989. Dasar – Dasar Hortikultura. Fakultas


Pertanian IPB. Bogor. 500 hal.

Purnomo, H. 2010. Budidaya Salak Pondoh. Penerbit Aneka


Ilmu. Semarang.

Pantastico, Er. B. 1986. Fisiologi Pascapanen. Gajah Mada


University Press. Yogyakarta. 409 hal.

Purnomo, H. 2001. Budidaya Salak Pondoh. Aneka Ilmu.


Semarang. 70 hal.

Redaksi Agromedia. 2007. Budidaya Salak. Agromedia Pustaka.


Jakarta.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 60
Budidaya Tanaman Salak
Salacca Zalacca Gaertner Voss.

Sari, Oktafianti Kumara.2008. Studi Budidaya Dan Penanganan


Pasca Panen Salak Pondoh (Salacca zalacca Gaertner Voss.) Di
Wilayah Kabupaten Sleman. Skripsi. Program Studi
Hortikultura.Institut Pertanian Bogor. Bogor. 83 hal.

Santoso, H.B. 1990. Salak Pondoh. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Satuhu, S. 2004. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Sunarjono, H. 2005. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Sulastri, S. 1986. Studi Morfologi Kromosom Buah Salak.


Laporan Penelitian. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

Solihin. 2001. Kajian Faktor-Faktor Penentu Produktivitas Salak


Pondoh di Wilayah Sleman. Tesis. Program Studi Ilmu Tanah
Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Siregar, W. L. S. 2007. Perancangan Kemasan Transportasi Buah


Salak (Salacaaedulis) Berbahan Baku Pelepah Salak. Tesis.
Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 151
hal.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu


Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan | 61

Anda mungkin juga menyukai