Anda di halaman 1dari 22

TEKNIK PERSILANGAN PADA TANAMAN

SALAK (Salacca zalacca (Gaert) Voss.)

PAPER

OLEH:
JHIVAN AMRESTA SURBAKTI
190301105
AGROTEKNOLOGI IIB

LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
TEKNIK PERSILANGAN PADA TANAMAN
SALAK (Salacca zalacca (Gaert) Voss.)

PAPER

OLEH:
JHIVAN AMRESTA SURBAKTI
190301105
AGROTEKNOLOGI IIB

Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
diLaboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Diperiksa Oleh,
Asisten Korektor I, Asisten Korektor II,

(IFTITA FITRI) ( NIDA HAYANI )


NIM:17030113 NIM:160301031

LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan jurnal ini tepat

pada waktunya.

Adapun judul dari Paper ini adalah “Teknik Persilangan Pada

Tanaman Salak (Salacca zalacca (Gaert).Voss)” yang merupakan salah

satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian diLaboratorium

Dasar Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga berterima kasih kepada Ir. Eva Sartini Bayu, MP;

Ir.Revandy Iskandar Muda Damanik,MSi,M.Sc,pH.D;Dr.Khairun isa MP,MP

Dr.Diana Sofia Hanafiah SP,MP;Ir.Hot Setiado,MS;Dr.Emmy Harso

Kardhinata M.Sc;Lutfhi Aziz Mahmud Siregar,SP,M..Sc,Ph.d,selaku dosen

mata kuliah Dasar Pemuliaan Tanaman serta Abang dan Kakak asisten

Laboratorium yang telah membantu menyelesaikan Paper ini.

Penulis juga menyadari bahwa Paper ini masih jauh dari kata

sempurna.Oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dalam menyelesaikan Paper ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.Semoga Paper ini

bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Medan, Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Kegunaan Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Salak (Salacca zalacca)
Syarat Tumbuh Tanaman Salak (Salacca zalacca)
Iklim
Tanah

Teknik Persilangan Pada Tanaman Salak (Salacca zalacca (Gaert.)Voss)


Pengertian Teknik Persilangan
Jenis Jenis Persilangan
Tujuan Persilangan Pada Tanaman Salak
Teknik Persilangan Pada Tanaman Salak

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salak termasuk kedalam keluarga Palmae, tanaman salak merupakan

tanaman asli dari Indonesia. Hampir semua daerah di Indonesia dapat

ditumbuhi salak, baik yang telah dibudidayakan maupun yang masih

tumbuh liar. Selain di Indonesia,salak juga dapat tumbuh diberbagai negara

antara lain yaitu, Malaysia, Filiphina, Brunei, dan Thailand

(Widyastuti,2000).

Salak merupakan buah musiman yang cukup produktif yang dapat

menghasilkan buah sepanjanng tahun dan sangat melimpah.Buah salak

dalam satu tandan memiliki tingkat kematangan dan ukuran yang tidak

seragam. Buah salak yang sudah siap panen berumur antara 6-7 bulan dan

memiliki cirri yaitu sudah masak, rasanya manis, beraroma salak dan

masir.Selain itu ciri salak yang sudah masak adalah warna kulit buah coklat

kehitaman,mempunyai sisik yang jarang dan bulu bulu pada kulit buah

sudah berkurang (Tim Karya Mandiri,2010).

Jenis kelamin menjadi salah satu studi genetik yang menarik pada

tanaman dioecious. Jenis kelamin betina menjamin keberlangsungan hidup

suatu individu, dan juga penting dalam memperbaiki sifat genetik melalui

hibridisasi dan seleksi. Tanaman salak merupakan tanaman asli tropik yang

banyak ditemukan di Indonesia, selain juga Malaysia, dan Thailand. Sampai

saat ini, lebih dari 20 spesies yang sudah diidentifikasi. Dilihat dari aspek

pembungaan tanaman salak terdiri dari monoecious, dioecious, dan

hermaprodit. Tanaman salak monoecious memiliki bunga jantan dan bunga


betina dalam satu tanaman, tanaman salak dioecious memiliki bunga jantan

dan betina tidak pada satu tanaman, sedangkan salak hermaprodit hanya

memiliki satu bunga yang memiliki benang sari dan putik (Soetomo, 2001).

Budidaya tanaman salak dioecious seperti Salak Pondoh sangat

ditentukan oleh rasio antara tanaman betina dan jantan. Hal ini tentunya

merupakan satu permasalahan dalam budidaya tanaman salak. Menurut

Schuliling dan Mogea (1992), rasio tanaman betina dan jantan di lapangan

adalah 4 : 1. Menurut Fajriani et al., (2009), ketersediaan bibit salak dalam

jumlah yang banyak untuk penanaman pada lahan penanaman baru petani

umumnya menggunakan bibit yang berasal dari biji. Penentuan kelamin

tanaman yang berasal dari biji dapat dipastikan setelah tanaman berumur 3

atau 4 tahun. Menurut Yang et al., (2005), identifikasi kelamin tanaman

dioecious sangat penting, karena tanaman ini bernilai ekonomi untuk

menghasilkan biji dan buah.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui teknik

persilangan pada tanaman salak (Salacca zalacca (Gaert.)Voss).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu

syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Dasar

Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara dan semoga paper ini bermanfaat bagi pihak

yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Salak

Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai

dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Buah salak yang

mempunyai nama latin Salacca zalacca merupakan salah satu buah tropis

yang yang memiliki kandungan gizi cukup tinggi. Salak termasuk buah non

klimaterik sehingga hanya dapat dipanen jika benar -benar telah matang di

pohon, yang ditandai dengan sisik yang telah jarang, warna kulit buah

merah kehitaman atau kuning tua, bulu-bulu di kulit telah hilang, bila

dipetik mudah terlepas dari tangkai dan beraroma salak. Klasifikasi

tanaman salak adaah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan)

Genus : Salacca

Spesies : Salacca zalacca

(Tim Karya Mandiri,2010)

Tanaman salak berakar serabut menjalar mendatar dibawah

permukaan tanah.Daerah penyebarannya tidak luas, dangkal, dan mudah

rusak bila kekurangan air.Sebaliknya dit anah yang tergenang air, akar akar

tanaman salak akan sulit sekali bernafas dan lama kelamaan akan

membusuk.Karena itu,tanaman ini akan tumbuh baik ditanah yang gembur

dan lembap.Perkembangan akarnya dipengaruhi oelh cara pengolahan tanah,


pemupukan, tekstur tanah, sifat fisik dan kimia tanah, lapisan bawah tanah,

dan faktor lainnya (Kaputra,2012).

Batang tanaman salak pendek dan hamper tidak kelihatan karena

selain ruas ruasnya padat juga tertutup pelepah daun yang tersusun

rapat.Pada tanaman yang sudah tua,batangnya akan melata atau menjulur ke

samping dan dapat bertunas.Pada umumnya tunas itu dibiarkan hidup

menjadi pokok baru. Pokok pokok baru itulah yang akan diman faatkan

sebagai bibit cangkokan (Tik Karya Mandiri,2010).

Daun salak tersusun roset,pelepah bersirip terputus putus dan

panjangnya sekitar 2,5-7 meter.Bentuknya seperti pedang, pangkal daun

menyipt dan cembung. Pada bagian bawah dan tepi tangkai daun berduri

tajam. Besarnya bervariasi tergantung varietasnya dan daunnya berwarna

hijau (Kusomo,2000).

Bunga salak berukuran kecil kecil dan tumbuh rapat menjadi satu

rangkaian dipunggung ketiak daun. Pada waktu bunga masih muda

dilindungi oleh selubung berbentuk bulat lonjong seperti perahu. Bunga ini

berbentu radial simetris, mempunyai tiga daun kelopak dan tiga daun

mahkota atau struktur yang tidak dapat dibedakan antara kelopak atau

mahkota.Bunga salak tersusun atas dua kuntum, yaitu kuntum bunga besar

dan kuntum bunga kecil. Keduanya bersatu dalam satu dasar kelopak bunga

yang memiliki satu putik dengan satu bakal biji (Etikawati,2001).

Pada umumnya buah salak berbentuk bulat atau bulat telur terbalik

dengan bagian ujung runcing dan terangkai rapat dalam tandan buah yang

muncul dari ketiak pelepah daun. Kulit buah salak tersusun seperti sisik
sisik berwarna coklat kehitaman. Daging buah tidak berserat, berwarna

putih kekuningan, kuning kecoklatan, atau merah tergantung variasinya.

Rasa buah manis, manis agak asam, manis agak sepat, atau manis

bercampur asem dan sepet. Dalam satu buah salak mengandung 1-3

biji.Bijinya berwarna coklat berbentuk persegi dan berkeping

satu.Lembaganya tidak tahan dalam lingkungan yang kering sehingga biji

salak yang akan dikecambahkan harus langsung dibungkus plastik atau

kertas lembap (Hanafiah,2005).

Syarat Tumbuh Tanaman Salak

Iklim

Tanaman salak akan tumbuh dengan baik bila ditanam didaerah

dengan curah hujan rata rata mencapai 200-400 mm/bulan.Curah hujan rata

rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah (Verheji

dan Coronl,2000).

Kecepatan tumbuh tanaman salak dibatasi oleh suhu maksimum.

Suhu optimal atau suhu rata rata harian yang baik untuk tanaman salak

berkisar antara 20-30° C. Bila suhu lebih dari 35°C maka pertumbuhan

tanaman akan terhambat. Suhu lebih dari 40°C merupakan suhu yang k ritis

untuk tanaman salak. Bila tanaman salak berada cukup lama pada suhu

kritis maka tanaman dapat mati. Salak merupakan tumbuhan daerah tropis,

karena itu juga salak kurang toleran dengan kisaran suhu harian yang

rendah (Dwi,2006).

Tanaman salak tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang

tinggi secara langsung. Untuk itu areal penanaman salak juga ditanam
pohon pelindung. Pohon pelindung sangat diperlukan terutama pada

tanaman yang masih muda dan belum bereproduksi. Pada tanaman yang

sudah bereproduksi, pohon pelindung dapat dikurangi dengan jalan

pemangkasan (Suprayitna,2000).

Tanaman salak memerlukan curah hujan rata rata 200-400 mm per

bulan.Tanaman ini tidak menyukai penyinaran penuh, intensitas sinar yang

dibutuhkan sekisar 50-70%, sehingga perlu tumbuhan penanung. Salak

tumbuh baik dengan keadaan iklim basah dengan temperature optimal 20 -

30°C. Salak tumbuh baik dari dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl

dan dapat berbuah sepanjang bulan Oktober dan Januari

(Sastroprodjo,2001).

Tanah

Salak dapat tumbuh subur di dataran rendah tropic. Tanaman salak

dapat tumbuh baik pada tanah gembur dari daratan rendah sampai

ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Produksi yang baik diperoleh

dari tanaman salak yang ditanam lebih rendah dari 300 meter mdpl. Batas

toleran ketinggian yang masih memungkinkan adalah 900 meter diatas

permukaan laut.Apabila diatas 900 mdpl maka salak akan sulit untuk

tumbuh dan berbuah (Kaputra,2012).

Temperatur atau suhu tanah adalah suatu sifat yang sangat penting,

secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap

kelembapan, aerasi, struktur, aktivitas mikroba, dan enzimatik. Temp eratur

tanah sangat mempengaruhi aktivitas mikroba tanah. Aktivitas sangat

terbatas pada temperatur dibawah 10°C, laju optimum biota tanah yang
menguntungkan pada temperatur 18-30°C, seperti bakteri pengikat pada

tanah berdrainase baik (Hanafiah,2005).

Tanah yang netral sangat bagus untuk salak umumnya pH tanah yang

digunakan sekitar 6,0-7,0. Walaupun begitu, tanaman salak masih

mempunyai toleransi terhadap tanah yang agak masam dan basa. Salak

masih toleran pada skala pH 4,5-5,5 atau keasaman sedang, juga masih

toleran pada pH antara 7,5-8,5 atau agak basa (Suprayitna,2000).

Lahan yang kurang baik pun sebenarnya dapat ditanami salak.

Penambahan pupu organic seperti kompos, OST, pupuk kandang, dan

sebagainya akan membantu memperbaiki struktur tanah menjadi gembur.

Sedangkan unsur hara yang kurang dapat ditambahkan dengan pupuk

anorganik yang mengandung unsure hara yang lebih tinggi dibandingkan

pupuk organic (Dwi,2006).


Teknik Persilangan Pada Tanaman Salak (Salacca zalacca (Gaert.)Voss)

Pengertian Teknik Persilangan

Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua

yang berbeda susunan genetiknya. Pada tanaman menyerbuk sendiri

hibridisasi merupakan langkah awal pada program pemuliaan setelah

dilakukan pemilihan tetua. Umumnya program pemuliaan tanaman

menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua homozigot

yang berbeda genotipenya. Pada tanaman menyerbuk silang, hibridisasi

biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua atau pengujian ketegaran

hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida. Selain itu, hibridisasi

juga dimaksugkan untuk memperluas keragaman (Sujiprihati,2008).

Tujuan utama melakukan persilangan adalah (1) Menggabugkan

semua sifat baik kedalam satu genotype baru (2) Memperluas keragaman

genetic (3) Memanfaatkan vigor hibrida (4) Menguji potensi tetua (uji

turunan). Dari keempat tujuan tersebut ini dapat disimpulkan bahwa

hibridisasi memiliki peranan penting dalam pemuliaan tanaman, terutama

dalam hal memperluas keragaman. Selektif akan efekt if apabila populasi

yang diseleksi mempunyai keragman genetic yang luas (Syukur,2009).

Jenis Jenis Persilangan

Berdasarkan pengelompokkan tanaman yang digunakan dalam

persilangan,hibridisasi dibedakan menjadi empat, yaitu (1) Hibridisasi

intravarietas, yaitu persilangan yang dilakukan antara tanaman yang

varietasnya sama (2) Hibridisasi intervarietas, yaitu persilangan yang


dilakukan antara tanaman yang berbeda varietas dalam spesies yang sama

(3) Persilangan antara tanaman dari dua spesies yang berbeda da lam genus

yang sama (4) Hibridisasi intergenetik, yaitu persilangan yang dilakukan

antar tanaman dari genus yang berbeda (Yunianti,2007).

Tujuan Persilangan Pada Salak

Cara perkembangbiakan tanaman secara seksual dibagi menjadi dua

yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Penyerbukan sendiri

yaitu penyatuan sel telur dan sel sperma yang berasal dari satu tanaman.

Penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genetik dan susunan morfologi

bunga. Sifat genetik yang dimaksud yaitu kemampuan sel kelamin tanaman

tersebut untuk dapat bergabung sendiri. Morfologi bunga dikaitkan dengan

susunan bunga yang dapat menghalangi masuknya tepungsari tanaman lain

ke sel telur. Penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi oleh

penyatuan sel telur suatu tanaman dengan sel sperma tanaman lain.

Penyerbukan ini terjadi karena terhalangnya tepungsari sendiri untuk dapat

membuahi sel telur. Penyerbukan umumnya terjadi karena bantuan angin

atau serangga (Yunianti, 2007).

Keturunan dari persilangan merupakan populasi yang mengandung

keragaman genetik, sehingga seleksi dapat dilakukan. Keberhasilan

persilangan tergantung pada ketepatan dalam memilih tetua yang akan

dikombinasikan dan seleksi pada generasi yang sedang bersegregasi.

Persilangan diharapkan dapat dihasilkan tanaman yang memiliki sifat-sifat


seperti yang dikehendaki, jika pemilihan tetua tepat. Sifat -sifat tersebut

dapat secara kualitatif maupun kuantitatif ( Dewi, 2004).

Perkawinan silang antara dua jenis tanaman unggul dan berbeda

sifatnya dapat memiliki sifat yang berbeda dari induknya, kadang-kadang

dapat menghasilkan keturunan yang mengandung sifat -sifat baru yang

lebih baik atau lebih menguntungkan daripada sifat yang dimiliki

induknya. Semua keturunan dapat menunjukkan berbagai variasi,

contohnya dalam percabangan, pembungaan, kemampuan bereproduksi,

resistensi terhadap berbagai serangan hama dan penyakit, dan sebagainya

(Darjanto,2004).

Persilangan yang menghasilkan buah disebut kompatibel,

sedangkan yang tidak menghasilkan buah disebut inkompatibel. Tingkat

inkompatibilitas dari suatu kombinasi persilangan dapat diketahui

berdasarkan pada klasifikasi kompatibilitas suatu persilangan yaitu : a.

Kompatibel, jika hasil persilangan menghasilkan buah diatas 20%. b.

Kompatibilitas sebagian, jika hasil persilangan menghasilkan buah

diantara 10-20%. c. Inkompatibel penuh, jika hasil persilangan

menghasilkan buah dibawah 10%( Haryanti, 2004).

Tenik Persilangan Pada Tanaman Salak

Bagan prosedur pemuliaan adalah pemilihan calon

tetua,pelaksanaan hibridisasi, biji hasil persilangan disemai dan ditanam

dalam satu populasi, seleksi dilakukan secara individu, dan individu

terpilih diperbanyak secara klonal (pencangkokan) (Kristanto,2004).


Semua tanaman salak yang dievaluasi berasal dari perbanyakan

generative (biji),yang mana keragaman genetic dalam suatu tanaman dalam

suatu populasi beragam. Sehubungan dengan itu maka cara seleksi yang

dilakukan adalah per individu tanaman dengan metode “seleksi massa

positif”,yaitu memilih tanaman yang mempunyai karakter karakter terbaik

dari suatu populasi tanaman dan membiarkan tanaman yang tidak

terseleksi untuk tetap tumbuh (Kusomo,2000).

Setelah menentukan tetua jantan dan tetua betina serta pemilihan

calon tetua varietas selesai dilakukan, maka menentukan waktu yang tepat

untuk persilangan yaitu setelah bunga jantan mencapai masa anthesis, dan

bunga betina mencapai masa reseptif. Sebelum melakukan persilangan,

hendaknya calon tetua betina diberi sungkup sebelum bunga mencapai

masa reseptifnya, hal ini bertujuan agar bunga betina tidak tercemar oleh

serbuk sari bunga lain (Soetomo,2001).

Setelah diketahui bunga jantan telah mencapai masa anthesis dan

bunga betina telah mencapai masa reseptif maka siao dilakukan proses

hibridisasi.Kepala sari dapat diambil biasanya dengan menggunakan alat

penjepit atau pensil. Pengambilan dilakukan sebelum tepung sari luruh,

Makin kecil bunga yang akan diambil kepada sarinya, diperlukan alat yang

semakin kecil atau lancip. Perlengkapan lain yang diperlukan antara lain:

gunting kecil, kantung kertas, dan label. Gunting digunakan untuk

memotong ujung bunga agar dapat mengambil kepala sarinya. Sedangkan

label dipakai untuk member nomor atau catatan lain yang diperlukan

dalam proses pemuliaan selanjutnya (Dewi,2004)


KESIMPULAN

1. Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua

yang berbeda susunan genetikmya.

2. Jenis jenis persilangan antara lain intravarietas, intervarietas,

interspesifik,, dan intergenetik.

3. Tujuan dilakukan persilangan tanaman salak adalah untuk

memperluas keragaman genetic dan menghasilkan turunan yang

dikehendaki.

4. Proses persilangan tanaman salak diawali dengan pemilihan tetua,

menentukan waktu persilangan, bunga betina ditutup sungkup agar

tidak tercemar bunga jantan lain, kemudian tepung putik diambil

menggunakan pinset atau benda lancip lainnya dan diletakkan

dikepala sari lalu dibungkus kertas pembungkus dan diberi label.


DAFTAR PUSTAKA

Darjanto,B.2004.Salak Pondok.Yogyakarta.Kanisius.
Dewi.2004. Budidaya Salak Bali. Kanisius Anggota IKAPI. Yogyakarta.
Dewi.2004. Budidaya Salak Bali. Kanisius Anggota IKAPI. Yogyakarta.
Dwi,K.2006.Varietas Salak.Jakarta:Penebar Swadaya.
Dwi,K.2006.Varietas Salak.Jakarta:Penebar Swadaya.
Etikawati.2001.Studi Morfologi dan Antomi Salak.Yogyakarta:Kanisius.
Hanafiah.2005.Anatomi Tumbuhan Berbiji.ITB.Bandung.
Hanafiah.2005.Anatomi Tumbuhan Berbiji.ITB.Bandung.
Haryanti.2004.Spesies dan Varietas.Jakarta.Penebar Swadaya.
Kaputra.2012.Salak dan Perkembangbiakannya.Malang.Malang Press.
Kristanto.2004.Salak dan Jenisnya.Jakarta:Penebar Swadaya.
Kusomo.2000.Pengetahuan Dasar dan Teknik Penyerbukan
Silang.Jakarta:Gramedia.
Kusomo.2000.Pengetahuan Dasar dan Teknik Penyerbukan
Silang.Jakarta:Gramedia.
Sastroprodjo.2001. Fruits. IBPGR Scretariat Home .
Sujiprihati.2008. Pemuliaan tanaman. Bagian Genetika dan Pemuliaan
Tanaman. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB. Bogor. 356
hal.
Suprayitna.2000.Agribisnis Komoditas Salak.Jakarta:Bumi Aksara.
Suprayitna.2000.Agribisnis Komoditas Salak.Jakarta:Bumi Aksara.
Soetomo.2001.Teknik Bertanam Salak. Bandung:Sinar Baru Algensindo.
Soetomo.2001.Teknik Bertanam Salak. Bandung:Sinar Baru Algensindo.
Syukur.2009. Teknik pemuliaan tanaman. Bagian Genetika dan Pemuliaan
Tanaman. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB. Bogor. 284
hal.
Tim Karya Mandiri.2010. Teknik Budidaya Tanaman Salak. Jakarta: Sistim
Informasi Manajemen Pembangunan di Pedesaan, BAPPENAS.
Tim Karya Mandiri.2010. Teknik Budidaya Tanaman Salak. Jakarta: Sistim
Informasi Manajemen Pembangunan di Pedesaan, BAPPENAS.
Tim Karya Mandiri.2010. Teknik Budidaya Tanaman Salak. Jakarta: Sistim
Informasi Manajemen Pembangunan di Pedesaan, BAPPENAS.
Verheji and Coranl.2000. Bertanam Pohon Buah-buahan.Yogyakarta:
Penerbit Kanisius
Widyastuti.2000.Mengenal Buah Unggul Indonesia.Jakarta:Penebar
Swadaya.
Yang,Borojevic,S. 1990. Principles and Methods of Plant Breeding.
Elseivier. Amsterdam.
Yunianti, R. 2007. Analisis Genetik Pewarisan Sifat Ketahanan Cabai
{Capsicum annuum L.) terhadap Phytophthora capsici Leonian.
Disertasi. Sekolah Pascasarjana, IPB. Bogor. 125 hal.

Yunianti, R. 2007. Analisis Genetik Pewarisan Sifat Ketahanan Cabai


{Capsicum annuum L.) terhadap Phytophthora capsici Leonian.
Disertasi. Sekolah Pascasarjana, IPB. Bogor. 125 hal.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai