LAPORAN
OLEH :
FARELNICHOLAS
190301250
AGRONOMI 2019
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan
Adapun judul dari laporan ini adalah “Produksi Benih Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.) yang merupakan salah satu syarat untuk dapat
Utara, Medan.
kuliah Produksi dan Teknologi Benih yaitu : Dr. Ir. Haryati, MP.,
Dr. Khairunisa Lubis, SP., MP., Dr. Diana Sofia Hanafiah, SP., MP serta orang
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang saran yang membangun
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
Kegunaan Penulisan ................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Cabai (Capsicum annum L............................................. 4
Syarat Tumbuh ......................................................................................... 5
Iklim ............................................................................................. 5
Tanah............................................................................................ 6
Produksi Benih ......................................................................................... 7
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan .................................................................. 10
Alat dan Bahan Percobaan ........................................................................ 10
Prosedur Praktikum .................................................................................. 10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ........................................................................................................ 12
Pembahasan ............................................................................................. 23
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman
hortikultura dari jenis sayuran yang memiliki buah kecil dengan rasa yang pedas.
Cabai jenis ini dibudidayakan oleh para petani karena banyak dibutuhkan
masyarakat, tidak hanya dalam skala rumah tangga, tetapi juga digunakan dalam
skala industri, dan dieksport ke luar negeri. Tanaman ini mempunyai banyak
manfaat terutama pada buahnya, yaitu sebagai bumbu masak, bahan campuran
industri makanan, dan sebagai bahan kosmetik. Selain buahnya, bagian lain dari
tanaman ini seperti batang, daun, dan akarnya juga dapat digunakan sebagai obat
Produksi tanaman cabai rawit ini dari tahun ke tahun terus meningkat,
tahun 2009 produksinya sebesar 591.294 ton, sedangkan pada tahun 2010
produksinya sebesar 521.704 ton. Setahun terahir ini produksi tanaman cabai
rawit mengalami penurunan sebanyak 69.590 ton. Selain itu cabai rawit harganya
di pasaran seringkali lebih tinggi dari pada cabai jenis lainnya. Hal ini
dikarenakan tidak sedikit petani yang mengalami gagal panen. Terjadinya gagal
tanah dan hama yang berkembang di tengah udara lembab sehingga membuat
bunga, daun dan tanaman cabai rusak akhirnya mengakibatkan kegagalan panen
(Umah, 2012).
tanaman hortikultura dari famili solanaceae yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Secara umum buah cabai rawit mengandung zat gizi antara lain lemak, protein,
2
karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, B2, C dan senyawa alkaloid
mengelola plasma nutfah dan sumber daya alam, komponen pelepasan varietas,
benih, komponen pengguna benih, dan komponen pasar serta pemanfaatan hasil
penting berkaitan dengan penyediaan benih bermutu dengan kondisi enam tepat,
antara faktor genetik dengan lingkungan tumbuh dimana benih dihasilkan. Untuk
memperoleh benih dengan mutu awal yang tinggi, lingkungan tanaman termasuk
menghasilkan benih dengan vigor yang tinggi. Mutu fisiologis dan fisik yang
tinggi dapat diperoleh dengan penanganan pra dan pascapanen yang baik, meliputi
Tujuan Penulisan
mandiri.
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
hanya terdiri dari akar serabut saja, biasanya diakar terdapat bintil yang
memiliki akar tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah
berfungsi sebagai tempat keluarnya cabang, tunas, daun, bunga, dan buah.
Kulit batangnya tipis sampai agak tebal. Pada stadium tanaman muda
lonjong dan oval dengan ujung meruncing, tergantung pada jenis dan
varietasnya permukaan bawah berbulu, lebar 0,5-5 cm, panjang 1-10 cm,
bunga terdapat kelamin jantan dan kelamin betina. Bunga cabai tersusun
atas tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota, alat kelamin
jantan dan kelamin betina, letak bunga mengantung dan biasa tumbuh
pada ketiak daun ada yang tunggal atau bergerombol dalam tandan,
biasanya dalam satu tandan terdapat 2 – 3 bunga, warna bunga cabai bermacam-
macam ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu, yang memiliki 6
dan panjang tangkainya 1 - 2 cm. Mahkota bunga akan gugur pada saat
buah mulai terbentuk, kelopak bunga tertinggal dan melekat dipangkal calon
Bentuk buah tanaman cabai rawit bervariasi mulai dari pendek dan
bulat sampai panjang dan langsing. Warna buah muda umumnya hijau
menjadi merah tua atau merah muda. Daging buah umumnya lunak dan
diameter 0,5 cm – 1,5 cm. Biji tanaman ini berwarna kuning padi dan
Syarat Tumbuh
Iklim
Peranan cahaya begitu penting sehingga kehadirannya sangat diperlukan
yang tinggi dalam waktu yang cukup lama, masa pembungaan tanaman cabai akan
terjadi lebih cepat dan proses pematangan buah juga berlangsung lebih singkat.
prioda panen buah. Tanaman cabai rawit akan tumbuh maksimum dibawah cahaya
dengan kisaran panjang gelombang 400 – 700 nm. Pada tanaman cabai rawit,
pertumbuhan cabai rawit akan sangat baik kalau ditanam di daerah dengan curah
hujan dan panas yang cukup. Penanaman pada tempat yang berbeda akan
menghasilkan buah yang berbeda. Faktor lokasi penanaman ini sangat berperan
dalam produksi buah. Daerah penanaman yang paling cocok adalah pada
ketinggian 0- 500 m dpl, suhu rata- rata 19 - 30°C, dan curah hujan 1000 - 3000
yang tinggi serta iklim yang basah, karena pada keadaan tersebut tanaman mudah
terserang penyakit, terutama oleh cendawan (fungi). Kelembaban udara yang baik
yang telalu rendah dengan suhu udara yang tinggi akan menghambat pertumbuhan
Tanah
berpasir atau liat berpasir, dengan struktur gembur. Selain itu, tanah harus mudah
mengikat air, memiliki solum yang dalam (minimal 1m), memiliki daya menahan
air yang cukup baik, tahan terhadap erosi dan memiliki kandungan bahan organic
dengan nilai pH 5,5 – 6,5. Jika pH tanah kurang dari 5,5, tanah harus diberi kapur
diserap oleh akar tanaman, sehingga terjadi kekurangan beberapa unsur makanan
Karena sifat adaptasinya paling luas diantara jenis cabai, maka sebagian
besar cabai rawit bisa ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi. Namun,
cabai rawit yang ditanam di dataran tinggi akan mengalami umur panen dan masa
panen yang lebih lama, tetapi hasil panennya masih relatif sama dibandingkan
dengan jika kultivar yang sama ditanam di dataran rendah (Umah, 2012).
Produksi Benih
telah memiliki ketahanan lingkungan tertentu pada lahan tersebut. Untuk areal
genetisnya, tetapi dalam beberapa program sertifikasi satu musim tanam pun
diterima. Melakukan pengolahan tanah dan roguing secara intensif, sistim tanam
tandur jajar, dan persemaian pada areal yang bebas voluntir sangat efektif untuk
dengan penanganan pasca panen, khususnya untuk produksi benih. Beberapa hal
1. Lakukan pada sentra produksi, pilih lahan yang subur dan cukup irigasi.
bermasalah dan irigasi tidak tersedia (tidak memadai) serta bukan endemik
hama penyakit.
2. Tanam pada saat yang tepat, penanaman lebih awal dan terlambat
Lakukan pengendalian hama penyakit tepat waktu, tepat dosis dan tepat
insektisida.
4. Lakukan panen tepat waktu dan jangan ditunda serta penanganan pasca
memerlukan keterampilan teknik yang tinggi dan investasi finansial yang cukup
besar. Selama proses produksi benih, perhatian yang ketat harus diberikan
benih lainnya. Produksi benih harus dilakukan di bawah kondisi yang terbaik dan
pengelolaan optimal terhadap tanah dan tanaman serta penggunaan benih unggul
bermutu. Mutu benih dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor genetik,
lingkungan dan status benih (kondisi fisik dan fisiologi benih). Genetik
Setiap varietas memiliki identitas genetika yang berbeda. Faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap mutu benih berkaitan dengan kondisi dan perlakuan selama
prapanen, pascapanen, maupun saat pemasaran benih. Faktor kondisi fisik dan
tingkat kerusakan mekanis, tingkat kesehatan, ukuran dan berat jenis, komposisi
kimia, struktur, tingkat kadar air dan dormansi benih (Wirawan, 2002).
terjadi dan benih yang dihasilkan memiliki kemurnian yang tinggi. Kegiatan
persyaratann isolasinya, (2) menggunakan sumber benih yang tepat kelas atau
No.3 , Lubuk Pakam pada bulan November sampai dengan Desember 2021 dengan
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah timbangan analitik
sebagai alat untuk menimbang buah dan biji, kamera untuk mengambil foto
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman cabai
rawit (Capsicum frutescens L.), air untuk menyiram tanaman, kertas millimeter
pengamatan.
Prosedur Praktikum
disekitar rumah
9. Ditimbang bobot basah dan kering biji cabai rawit (Capsicum frutescens
L.)
10. Dikecambahkan biji cabai rawit (Capsicum frutescens L.) tiap interval.
Tiap satu sampel di satu interval diambil perwakilan lima biji untuk
dikecambahkan.
11. Diamati perkecambahan biji cabai rawit (Capsicum frutescens L.) tiap
Hasil
Data Pengamatan
1. Interval ke-1
Hari/Tanggal
Keterangan Gambar
Pengamatan
5 November Tanaman muncul bakal
2021 bunga.
Persentase Perkecambahan
= 10 x 100%
10
= 10
14
Keterangan:
2. Interval ke-2
Hari/Tanggal
Keterangan Gambar
Pengamatan
5 November Tanaman muncul bakal
2021 bunga.
Persentase Perkecambahan
= 10 x 100%
10
= 100
Keterangan:
3. Interval Ke-3
Hari/Tanggal
Keterangan Gambar
Pengamatan
6 November Tanaman muncul bakal
2021 bunga.
Persentase Perkecambahan
= 10 x 100%
10
= 100
Keterangan:
4. Interval Ke-4
Hari/Tanggal
Keterangan Gambar
Pengamatan
6 November Tanaman muncul bakal
2021 bunga.
Persentase Perkecambahan
= 1 0 x 100%
10
= 100
Keterangan:
5. Interval ke-5
Hari/Tanggal
Keterangan Gambar
Pengamatan
6 November Tanaman muncul bakal
2021 bunga.
Persentase Perkecambahan
= 1 0 x 100%
10
= 100
Keterangan:
6. Interval Ke-6
Hari/Tanggal
Keterangan Gambar
Pengamatan
7 November Tanaman muncul bakal
2021 bunga.
Persentase Perkecambahan
= 1 0 x 100%
10
= 100
Keterangan:
Pembahasan
interval pertama, muncul bakal bunga pada tanggal 5 November 2021, lalu 6 hari
setelahnya bunga mekar, lalu 8 hari setelah nya muncul bakal buah, 7 hari
setelahnya dipanen dan didapatkan bobot basah buah 0,44 g, bobot basah biji 0,07
g, bobot kering biji 0,03g, kadar air biji 4%, persentase perkecambahan 100% .
Hal ini sesuai dengan literatur Rukmana (2004) yang menyatakan bahwa Bentuk
buah
24
tanaman cabai rawit bervariasi mulai dari pendek dan bulat sampai panjang dan
interval kedua, muncul bakal bunga pada tanggal 5 November 2021, lalu 5 hari
setelahnya bunga mekar, lalu 6 hari setelah nya muncul bakal buah, 14 hari
setelahnya dipanen dan didapatkan bobot basah buah 0,69g, bobot basah biji 0,09
g, bobot kering biji 0,05g, kadar air biji 4%, persentase perkecambahan 100%. Hal
ini sesuai dengan literatur Prajnanta (2007) yang menyatakan bahwa Buah
memiliki keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna dan rasa buah. Buah
kerucut.
interval ketiga, muncul bakal bunga pada tanggal 6 November 2021, lalu 6 hari
setelahnya bunga mekar, lalu 5 hari setelah nya muncul bakal buah, 21 hari
setelahnya dipanen dan didapatkan bobot basah buah 0,70g, bobot basah biji 0,12
g, bobot kering biji 0,06g, kadar air biji, 6% persentase perkecambahan 100% .
Hal ini sesuai dengan literatur Mayun (2016) yang menyatakan bahwa Proses
produksi benih perlu diupayakan agar kemunduran genetis tidak terjadi dan benih
interval keempat, muncul bakal bunga pada tanggal 6 November 2021, lalu 7 hari
25
setelahnya bunga mekar, lalu 8 hari setelah nya muncul bakal buah, 28 hari
setelahnya dipanen dan didapatkan bobot basah buah 0,95g, bobot basah biji
0,15g, bobot kering biji 0,09g, kadar air biji 6% , persentase perkecambahan
100% . Hal ini sesuai dengan literatur Julianti (2005) yang menyatakan bahwa Biji
cabai dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama apabila kandungan air dan
kelembaban ruang penyimpanan maka biji cabai akan semakin lama umur
simpannya
interval kelima, muncul bakal bunga pada tanggal 6 November 2021, lalu 6 hari
setelahnya bunga mekar, lalu hari 7 setelah nya muncul bakal buah, 35 hari
setelahnya dipanen dan didapatkan bobot basah buah 1,03 g, bobot basah biji
0,17g, bobot kering biji 0,10g, kadar air biji 7% , persentase perkecambahan
100% . Hal ini sesuai dengan literatur Tao (1985) yang menyatakan bahwa Buah
cabai dari setiap varietas cabai mempunyai perbedaan dalam jumlah dan bobot per
interval keenam, muncul bakal bunga pada tanggal 7 November 2021, lalu 5 hari
setelahnya bunga mekar, lalu 7 hari setelah nya muncul bakal buah, setelah 35
hari setelahnya dipanen dan didapatkan bobot basah buah 1,49 g, bobot basah biji
0,19g, bobot kering biji 0,12g, dan kadar air biji 7% , persentase perkecambahan
100%. Hal ini sesuai dengan literatur Nurfalach (2010) yang memyatakan bahwa
Umur panen cabai tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan
KESIMPULAN
1. Pada interval pertama, muncul bakal bunga pada 5 November 2021, bunga
2021, 7 hari setelahnya dipanen dan didapatkan bobot basah buah 0,44 g,
bobot basah biji 0,07 g, bobot kering biji 0,03g, kadar air biji 4% ,
2. Pada interval kedua, muncul bakal bunga pada 5 November 2021, bunga
2021, 14 hari setelahnya dipanen dan didapatkan bobot basah buah 0,69g,
bobot basah biji 0,09 g, bobot kering biji 0,05g, kadar air biji 4% ,
3. Pada interval ketiga, muncul bakal bunga pada 6 November 2021, bunga
2021, 21 hari setelahnya dipanen dan didapatkan bobot basah buah 0,70g,
bobot basah biji 0,12 g, bobot kering biji 0,06g, kadar air biji 6% ,
4. Pada interval keempat, muncul bakal bunga pada 6 November 2021, bunga
2021, 28 hari setelahnya dipanen dan didapatkan bobot basah buah 0,95g,
bobot basah biji 0,15g, bobot kering biji 0,09g, kadar air biji 6% % ,
5. Pada interval kelima, muncul bakal bunga pada 6 November 2021, bunga
2021, 35 hari setelahnya dipanen dan didapatkan bobot basah buah 1,03 g,
27
bobot basah biji 0,17g, bobot kering biji 0,10 g, kadar air biji 7%,,
6. Pada interval keenam, muncul bakal bunga pada 7 November 2021, bunga
2021, 35 hari setelahnya dipanen dan didapatkan bobot basah buah 1,49 g,
bobot basah biji 0,19g, bobot kering biji 0,12g, kadar air biji 7%,
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S., 1995, Hortikultura Aspek Budaya cetakan 1, Universitas Indonesia
Press, Jakarta
Balitbang, 2003. Teknologi Produksi Benih Mendukung Program Kemandirian
Benih Kedelai Di Daerah Sentra Produksi. Agroinovasi Edisi 3-9 April
2013 No.3501 Tahun XLIII
Mayun, I.A. 2016. Kajian Produksi Benih Bermutu (Padi,Jagung,Kedelai).
Universitas Udayana. Bali.
Purnomo. 2003. Bertanam Cabai Rawit Dalam Pot. Tim Lentera. Jakarta.
Putri, I. 2019. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L.) Yang Diberi Trichokompos Jerami Padi. Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru
Rukmana, R. 2004. Usaha Tani Cabai Rawit. Kanisius. Jakarta. 90
hal.Nawangsih, A. A. Imdad, P. H, Wahyudi. A. 2003. Penebar Swadaya.
Jakarta. 84 hal.
Rukmana, R. H. 2002. Usaha Tani Cabai Rawit. Kanisius. Yogyakarta. 117 hal.
Sapian, T. 2003. Bertanam Cabai Di Polibag. Penebar Swadaya. Jakarta
Setiadi, 2005. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta. 68 hal.
Sudirman, U. 2012. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Daya Simpan
Benih Kedelai ( Glycine max (L.) Merr. ). Berita Biologi 11 (3) 401-410.
Tjandra, E., 2011, Panen Cabai Rawit Di Polybag, Cahaya Atma Pustaka,
Yogyakarta
Umah, F.K. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati (Biofertilizer) dan Media
Tanam Yang Berbeda Pada Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) di Polybag. Universitas Airlangga.
Surabaya.
Wirawan, B dan Wahyuni, S. 2002. Memproduksi Benih Bersertifikasi ( Padi,
Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau). Penebar Swadaya.
Jakarta. 120 Hal.
Wiryanta, W. T. Bernardinus. 2005. Bertanam Cabai Pada Musim Hujan.
Agromedia Pustaka. Jakarta. 79 hal.