OLEH
NAMA: NURSUMIATI
NPM: 19021105
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ASAHAN
KISARAN
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang sudah sangat populer di
kalangan masyarakat Indonesia maupun dunia. Masyarakat dunia menyebutnya dengan
nama Yardlong Beans/Cow Peas. Plasma nutfah tanaman kacang panjang berasal dari
India dan Cina. Adapun yang menduga berasal dari kawasan Afrika. Plasma nutfah
kacang uci (Vigna umbellata) diketemukan tumbuh liar di daerah Himalaya india,
sedangkan plasma nutfah kacang tunggak (Vigna unguculata) merupakan asli dari
Afrika. Oleh karena itu, tanaman kacang panjang tipe merambat berasal dari daerah
tropis dan Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia (Zaevie dkk, 2014). Panen kacang
panjang dilakukan pada panen muda dengan ciriciri ukuran polong telah maksimal,
mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol (Djatmiko dkk.
2015).
Selain buahnya penting sebagai sayuran, daun muda kacang panjang juga sangat
bagus untuk dijadikan sayuran yang memiliki kandungan serat dan vitamin yang tinggi,
bijinya menjadi salah satu sumber protein nabati. Selain itu tanaman ini juga dapat
menyuburkan tanah karena pada akar kacang panjang terdapat bintil-bintil akar yang
berisi bakteri Rhizobium sp. yang dapat menambat nitrogen bebas dari udara dan
mengubahnya menjadi bentuk yang dibutuhkan tanaman (Haryanto, 2003 dalam
Hakim, 2014).
Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu komoditas sayuran
yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena mempunyai nilai ekonomi yang
cukup tinggi. Dalam upaya peningkatan gizi masyarakat, kacang panjang penting
sebagai sumber vitamin dan mineral. Biji kacang panjang mengandung karbohidrat
(70,00%), protein (17,30%), lemak (1,50%) dan air (12,20%), sehingga komoditi ini
juga merupakan sumber protein nabati (Haryanto, Suhartini, dan Rahayu, 2009).
Kacang panjang merupakan salah satu sayuran yang dibudidayakan petani dan
banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia, tetapi dalam kurun waktu lima tahun
terakhir produksi kacang panjang di Indonesia cenderung menurun. 2 Berdasarkan data,
produksi kacang panjang nasional tahun 2014 sampai 2018 yaitu 450.709 ton, 395.514
ton, 388.056 ton, 381.185 ton dan 370.190 ton (Badan Pusat Statistik dan Direktorat
Jenderal Hortikultura, 2018).
Produksi kacang panjang dapat ditingkatkan melalui upaya budidaya yang baik,
termasuk asfek pemeliharaan diantaranya yaitu pemupukan. Pemupukan dilakukan
bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Penggunaan pupuk kimia yang secara berlebihan
dapat menambah kemasaman tanah yang menyebabkan banyak mikroorganisme yang
mati. Penggunaan pupuk kimia terutama dengan takaran yang ditingkatkan bertujuan
untuk meningkatkan produksi tanaman, namun cenderung kurang memperdulikan
lingkungan. Penggunaan pupuk kimia atau anorganik yang terlalu banyak secara terus
menerus dapat menyebabkan unsur hara tanah semakin menurun. Kerasnya tanah
disebabkan oleh residu pupuk kimia yang berakibat tanah sulit terurai atau hancur
dibandingkan dengan pemberian bahan organik (Notohadiprawiro, Soekodarmodjo, dan
Sukana 2006).
1.2 Tujuan
BAB II ISI
Kacang panjang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah menjadi
sayur. Dalam upaya peningkatan gizi masyarakat, kacang panjang penting sebagai
sumber vitamin dan mineral. Menurut Haryanto dalam Hakim dkk (2014), biji kacang
panjang mengandung karbohidrat (70,00%), protein (17,30%), lemak (1,50%) dan air
(12,20%), sehingga komoditi ini juga merupakan sumber protein nabati. Selain penting
sebagai sayuran dan sumber protein nabati, tanaman ini juga dapat menyuburkan tanah.
Pada akar kacang panjang terdapat bintil-bintil akar yang berisi bakteri Rhizobium sp.
yang dapat menambat nitrogen bebas dari udara dan merubahnya menjadi bentuk yang
dibutuhkan tanaman.
Produksi kacang panjang dapat ditingkatkan melalui upaya budidaya yang baik,
termasuk asfek pemeliharaan diantaranya yaitu pemupukan. Pemupukan dilakukan
bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Penggunaan pupuk kimia yang secara berlebihan
dapat menambah kemasaman tanah yang menyebabkan banyak mikroorganisme yang
mati. Penggunaan pupuk kimia terutama dengan takaran yang ditingkatkan bertujuan
untuk meningkatkan produksi tanaman, namun cenderung kurang memperdulikan
lingkungan. Penggunaan pupuk kimia atau anorganik yang terlalu banyak secara terus
menerus dapat menyebabkan unsur hara tanah semakin menurun. Kerasnya tanah
disebabkan oleh residu pupuk kimia yang berakibat tanah sulit terurai atau hancur
dibandingkan dengan pemberian bahan organik (Notohadiprawiro, Soekodarmodjo, dan
Sukana 2006).
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminoceae
Genus : Vigna
Kerajaan: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Angiospermae
Ordo: Rosales
Famili: Papilionaceae
Genus: Vigna
Akar tanaman kacang panjang terdiri atas akar tunggang, akar cabang dan akar serabut.
Perakaran tanaman dapat mencapai kedalaman 60 cm. Akar tanaman kacang panjang
dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium spciri adanya 6 simbiosis tersebut yaitu
terdapat bitil-bintil akar di sekitar pangkal akar (Pitojo, 2006).
Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin.
Batang tumbuh keatas, membelit kearah kanan pada turus atau tegakan yang
didekatnya. Batang membentuk cabang sejak dari bawah batang (Pitojo, 2006).
Daun tanaman kacang panjang merupakan daun majemuk dan tersusun atas tiga
helaian. daunnya berbentuk lonjong, berseling, hampir segitiga, tepi daun rata, pangkal
membulat, ujung lancip dan memiliki tulang tulang daun yang menyirip, tangkai
silindris, dan panjang daun antara 9 cm -13 cm (Haryanto, 2007).
Bunga tanaman kacang panjang termasuk kedalam bunga sempurna dimana bunganya
terdiri atas tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, kepala putik dan
tanggakai bunga, mahkota bunga kacang panjang berjumlah empat helai. mahkota
bunga memiliki warna yang bervariasi yakni kuning- keningan, 7 ungu biru, putih
keunguan, dan putih tergantung varietas dari kacang panjang tersebut. (Cahyono, 2006).
Buah tanaman kacang berbentuk bulat panjang dan ramping. biasanya buah bunga di
sebut polong. polong kacang panjang memiliki ukuran yang bervariasi antara 30 cm-
100 cm, tergantung jenis dan varietasnya. polong kacang panjang memiliki biji yang
tersusun bersegmen- segme. banyak sedikitnya biji tergantung pada panjag polong
(Cahyono, 2006).
Biji kacang panjang mempunyai bentuk bulat memanjang dan agak pipih. ada juga biji
kacang panjang yang berbentuk melengkung, warna biji kacang panjang saat tua
bermacam macam contohnya yaitu warna kuning, coklat, kuning kemerah merahan,
putih, hitam merah, dan putih bercak-bercak merah tergantung pada Janis dan varietas
dari kacang panjang (Cahyono, 2006).
A. Persiapan Benih Salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan
usaha tani kacang panjang adalah mutu benih. Benih bersertifikat dapat diperoleh di
toko pertanian, selain itu benih dapat diperoleh dari polong kacang panjang yang sudah
masak pohon dengan ciri-ciri polongnya kering dipohon serta berasal dari tanaman
yang sehat dan berproduksi banyak. Karakterisktik benih yang bermutu tinggi adalah
sebagai berikut : 1. Daya tumbuh tinggi, lebih dari 80 %. 2. Tidak tercampur dengan
varietas lain atau dapat dikatakan tingkat kemurniannya tinggi, yakni antara 98 %-100
%. 3. Memilik kecepatan tumbuh (vigor) yang baik. 4. Biji berwarna mengkilat, tidak
keriput, bernas dan bebas dari gigitan serangga. 5. Tidak tercampur dengan kotoran,
gulma atau biji tanaman lain. Jumlah benih yang dibutuhkan per luas lahan sangat
ditentukan oleh varietas, tingkat kesuburan tanah, jarak tanam, dan jumlah benih per
lubang tanam.
B. Pengolahan Tanah Lahan yang akan ditanami kacang panjang sebaiknya diolah
dengan tahapan : 1. Cangkul lahan penanaman hingga gembur dengan kedalaman 20-30
cm. 2. Buat bedengan dengan ukuran lebar 1 meter, tinggi 20-30 cm dan panjang sesuai
dengan lahan yang tersedia. 3. Diantara bedengan dibuat saluran drainase dengan lebar
30 cm. 4. Untuk tanah yang mempunyai pH kurang dari 5,5 diperlukan tambahan
dolomite sekitar 1-1,5 ton/ha. Dibiarkan 2-3 minggu sebelum tanam. 5. Sebaiknya
dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang 10-15 ton/ha satu minggu sebelum
tanam. C. Penanaman Kacang panjang sebaiknya ditanam pada awal atau akhir musim
hujan pada musim kemarau dapat dilakukan penanaman dengan syarat kebutuhan
airnya tercukupi. Sebelum ditanam benih sebaiknya direndam dulu dalam air ± 2-4 jam.
Lubang tanam dibuat menggunakan tugal sedalam 4-5 cm dengan jarak antar lubang
tanam 25-30 cm dan jarak antar barisan 60-75 cm. Setiap lubang tanam diisi dua butir
benih, kemudian ditutup dengan tanah tipis tanpa dipadatkan. Benih biasanya
berkecambah setelah 5 hari. D. Pemeliharaan 1. Penyulaman Untuk mengganti benih
yang tidak tumbuh atau mati, dilakukan penyulaman. Kegiatan penyulaman selambat-
lambatnya dilakukan 1 minggu setelah penanaman. 2. Penyiraman Meskipun tanaman
kacang panjang dapat tumbuh dengan baik dilahan kering, tetapi kebutuhan airnya tetap
harus dipenuhi agar pertumbuhannya tidak terhambat. Setelah benih ditanam, maka sore
harinya dilakukan penyiraman. Selanjutnya penyiraman rutin dilakukan tiap pagi atau
sore hari. Penyiraman bisa dilakukan dengan mengunakan gembor atau mengalirkan air
melalui saluran disekitar bedengan. Penyiraman dilakukan secukupnya saja, sampai
tanah cukup lembab. 3. Pemasangan Ajir Setelah tanaman mulai tumbuh dan tinggi
mencapai 25 cm, dapat dipasang ajir di sebelah tanaman. Ajir/lanjaran dibuat dari
belahan bambu atau menggunakan kayu dengan panjang sekitar 2 meter. Pemasangan
ajir dimaksudkan sebagi tempat merambatnya tanaman. Pemasangan ajir dilakukan 10
hari setelah tanam yaitu diantara dua lubang tanam. Setiap lima lanjaran dipasangi
silang lanjaran. Kemudian diberi tali untuk merambatkan tanaman. Pemasangan tali
yang mengikat tanaman dengan lanjaran dilakukan dua kali, yaitu pada saat tinggi
tanaman 70 cm dan 150 cm.
Kegunaan Tanaman Kacang Panjang sebagai salah satu sayuran polong, kacang
panjang merupakan sumber protein nabati yang potensial. Menurut Haryanto dkk.
(2007), kacang panjang sangat penting sebagai sumber vitamin dan mineral. Kacang
panjang banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Selain itu, bijinya
banyak mengandung protein, lemak, dan karbohidrat. Setiap 100 g berat kacang
panjang mengandung protein 2,7g; lemak 1,3 g; hidrat arang 7,8 g; dan kalori sebesar
34 kg kalori.
10 Kacang panjang adalah sayuran multiguna. Bagian utama yang berguna untuk bahan
pangan yaitu buahnya. Sebagai bahan pangan, bagian yang dapat dikonsumsi dari
tanaman ini yaitu buah dan daun mudanya. Baik buah maupun daunnya banyak
mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh. Kacang-kacangan berperan penting dalam
penyediaan sumber protein nabati bagi manusia (Haryanto, 2007). Selain itu kacang
panjang yang masih muda dapat disayur atau dibuat lalapan. Daun kacang panjang juga
dapat dibuat sayur. Daun kacang panjang sangat baik bagi wanita yang menyusui
karena dapat memperbanyak air susu ibu (ASI) (Budi, 2003).
c. Meringankan Nyeri Haid Sayuran ini dapat meredakan nyeri serta kram selama haid.
Manfaat kacang panjang berasal dari kandungan mineral mangan yang berperan dalam
siklus reproduksi wanita. Selain itu, mood atau suasana hati juga dapat meningkat lebih
baik selama menstruasi.
f. Menjaga Imun Tubuh Kandungan vitamin B5 yang terdapat dalam sayuran kacang-
kacangan seperti kacang panjang ini mampu menjaga imun tubuh agar terhindar dari
bakteri penyakit. Menjaga kekebalan tubuh dapat menghindarkan Anda tertular
virus dan berbagai penyakit lainnya.
g. Mencegah Risiko Penyakit Stroke Stroke dapat terjadi bila supply darah ke otak tidak
lancar atau terhambat. Kondisi tersebut terjadi karena pasokan oksigen terhenti,
sehingga sel otak bisa berhenti berfungsi. Salah satu nutrisi yang dibutuhkan dari otak
adalah vitamin B6, yang bisa ditemukan dalam kacang panjang. Anda bisa
mengonsumsinya secara teratur untuk mendapatkan manfaat jangka panjang.
h. Mencegah Anemia Anemia dapat terjadi bila seseorang kekurangan hemoglobin atau
sel darah merah. efek samping yang dirasakan dapat berupa nyeri, pusing dan lemas
berkepanjangan. Salah satu penyebabnya adalah kekuarangan zat besi. Untuk mencegah
anemia, Anda bisa mengonsumsi sayuran kaya zat besi seperti kacang panjang.
Tujuannya untuk membantu pembentukan sel darah merah dalam tubuh.
Judul :
Nama Peneliti :
DOI :
DOI: https://doi.org/10.31293/af.v13i1.544
long bean, NPK Pelangi fertilizer and Nasa liquid organic fertilizer
Reviewer:
Nursumiati
Latar Belakang :
Kacang panjang merupakan salah satu tanaman sayuran sebagai sumber vitamin
dan mineral. Fungsinya sebagai pengatur metabolisme tubuh, meningkatkan kecerdasan
dan ketahanan tubuh memperlancar proses pencernaan karena kandungan seratnya yang
tinggi. Kacang panjang dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok merambat
dan tidak merambat. Kelompok kacang panjang yang banyak dibudidayakan adalah
jenis kacang panjang yang merambat, cirinya tanaman membelit pada ajir dan buahnya
panjang ± 40-70 cm berwarna hijau atau putih kehijauan (Anonim, 2012).
Tujuan Penelitian:
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013 di
Kampung Melapeh Baru, Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat,
Provinsi Kalimantan Timur.
2. Bahan dan Alat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian yaitu : benih kacang panjang
varietas unggul Nasional (Katrina), pupuk NPK pelangi, Pupuk Organik Cair Nasa,
Bestoxx 50c, Furadan 3G. Sedangkan alat yang digunakan adalah : cangkul,
parang, lingga, garu, ember, gembor, suprayer, meteran, tali rafia, timbangan,
pisau, kantong plastik kamera, alat tulis, spit (suntik), turus (kayu).
3. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan Analisis faktorial 4 x 4
yang terdiri dari 3 ulangan (Blok) dengan perlakuan sebagai berikut : Faktor
pertama adalah perlakuan pemberian Dosis pupuk NPK pelangi (P) terdiri dari 4
tahap yaitu :
P0 = kontrol (tanpa Pupuk NPK Pelangi)
P1 = Dosis Pupuk NPK Pelangi 1 ton/ha, (1 kg/petak)
P2 = Dosis Pupuk NPK Pelangi 3 ton/ha, (3kg/petak)
P3 = Dosis Pupuk NPK Pelangi 5 ton/ha, (5 kg/petak)
Faktor kedua adalah konsentrasi Pupuk Organik Cair Nasa (N) terdiri atas 4 tahap
yaitu :
N0 = Kontrol ( Tanpa Pupuk Organik Nasa )
N1 = Konsentrasi Pupuk Organik Cair Nasa (2 cc/liter air)
N2 = Konsentrasi Pupuk Organik Cair Nasa (4 cc/liter air)
N3 = Konsentrasi Pupuk Organik Cair Nasa (6 cc/liter air)
Pembahasan:
Hasil uji BNT taraf 5 % respon tanaman kacang panjang terhadap pemberian
pupuk NPK pelangi rata-rata panjang tanaman pada umur 15 hari setelah tanam
menunjukkan bahwa perlakuan 1 kg/petak (p1), 3 kg/petak (p2) dan 5 kg/petak (p3),
berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk NPK pelangi (p0), dan
diantara ketiga perlakuan (p1, p2, p3) tersebut berbeda tidak nyata. Tanaman paling
panjang dihasilkan pada perlakuan 3 kg/petak (p2), yaitu 57,7000 cm, sedangkan yang
paling pendek dihasilkan pada perlakuan tanpa pupuk NPK pelangi (p0), yaitu 42,2750
cm. Hasil Uji BNT taraf 5% respon tanaman kacang panjang terhadap pemberian POC
Nasa rata-rata panjang tanaman pada umur 15 hari setelah tanam menunjukan bahwa
perlakuan 2 cc/liter (n1) berbeda nyata dengan 4 cc/liter (n2) dan 6 cc/liter (n3) tetapi
berbeda tidak nyata dibandingkan tanpa perlakuan POC Nasa (n0). Tanaman paling
panjang dihasilkan pada perlakuan 6 cc/liter (n3). yaitu 60,5083 cm, sedangkan yang
paling pendek dihasilkan pada perlakuan tanpa POC Nasa (n0), yaitu 42,3500 cm. Hasil
sidik ragam menunjukkan bahwa respon pertumbuhan dan hasil berbeda sangat nyata.
Pemberian pupuk NPK pelangi 3 kg/petak (p2) menghasilkan panjang tanaman pada
umur 15 hari yaitu 57,000 cm dan pada umur 30 hari yaitu 115,000 cm. Hal ini
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK pelangi dapat meningkatkan unsur hara
yang diperlukan pertumbuhan panjang tanaman. Fungsi N yang terdapat di dalam
pupuk NPK pelangi dapat merangsang pertumbuhan tanaman secara generatif maupun
keseluruhan batang dan pembentukan zat hijau daun yang berguna dalam fotosintesis
(Anonim, 2013).
Hasil sidik ragam terhadap umur tanaman 80 % pada perlakuaan pupuk NPK
pelangi 5 kg/petak yaitu 49,9583 (hari), jumlah polong 11,1583 (buah), berat polong
374,6917 (g) , panjang polong 63,5167 (cm) dan hasil polong 4,9250 (kg). Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan pupuk NPK pelangi dapat mempercepat pembungaan
dan hasil kacang panjang. Fungsi P didalam pupuk NPK pelangi merangsang
pertumbuhan akar khususnya akar benih dan tanaman muda, membantu assimilasi dan
pernafasan serta mempercepat pembungaan, pemasakan buah dan biji serta menambah
daya tahan tanaman terhadap penyakit. Dan unsur K di dalam pupuk NPK pelangi
memperkuat tubuh tanaman sehingga tidak mudah rebah, daun cepat berbunga dan buah
tidak mudah gugur, serta menambah daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan
serangan hama dan penyakit serta meningkatkan kualitas panen (Anonim, 2013). Hasil
sidik ragam menunjukkan bahwa respon pertumbuhan dan hasil berbeda sangat nyata.
Pemberian POC Nasa 6 cc/liter air (n3) menghasilkan panjang tanaman pada umur 15
hari yaitu 60,5083 (cm) dan berbeda nyata pada perlakuan pemberian POC Nasa 4
cc/liter air (n2) umur 30 hari yaitu 115,7500 (cm). Hal ini menunujukkan bahwa
perlakuan pemberian POC Nasa dapat meningkatkan unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan kacang panjang. Selain itu faktor suhu dan cuaca juga mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kacang panjang. Dan suhu yang baik untuk pertumbuhan kacang
panjang yaitu dengan curah hujan 600/1500 mm/tahun dan mendapatkan sinar matahari
yang cukup. Unsur-unsur dan bahan yang terkandung di dalam POC Nasa dapat
menjadikan tanah yang keras berangsurangsur gembur, membantu perkembangan
mikroorganisme tanah yang berguna untuk tanaman (cacing tanah, penicilium
glaucum). Hasil sidik ragam terhadap umur tanaman 80% pada perlakuan POC Nasa 6
cc/liter yaitu 60,5083 (hari), jumlah polong 10,4750 (buah), berat polong 366,7250 (g),
panjang polong 67,4417 (cm) dan hasil polong 4,4833 (kg). Hal ini menunjukkan
pengunaan POC Nasa dapat mempercepat pembungaan dan hasil kacang panjang.
Fungsi berbagai unsur di dalam POC Nasa Memacu pertumbuhan tanaman akar,
merangsang pembungaan, pembuahan serta mengurangi kerontokan bunga serta buah
(mengandung hormon/zpt auksin, giberellin serta sitokinin) (Anonim,2013).
Hasil uji BNT taraf 5 % respon tanaman kacang panjang terhadap pemberian
pupuk NPK pelangi rata-rata hasil setelah panen menunjukkan bahwa perlakuan 1
kg/petak (p1), 3 kg/petak (p2) dan 5 kg/petak (p3), berbeda nyata dibandingkan dengan
perlakuan tanpa pupuk NPK pelangi (p0), dan diantara ketiga perlakuan (p1, p2, p3)
tersebut berbeda tidak nyata. Produksi polong paling tinggi dihasilkan pada perlakuan 5
kg/petak (p3), yaitu 4,9250 kg, sedangkan yang hasil polong paling rendah dihasilkan
pada tanpa perlakuan pupuk NPK pelangi (p0), yaitu 2,9167 kg . Sedangkan Hasil Uji
BNT taraf 5% respon tanaman kacang panjang terhadap pemberian POC Nasa dan
ratarata hasil polong menunjukan bahwa perlakuan 2 cc/liter (n1) berbeda nyata dengan
perlakuan pemberian 4 cc/liter (n2) dan 6 cc/liter (n3), tetapi berbeda tidak nyata
dibandingkan tanpa pemberian POC Nasa (n0), perlakuan (n2) dan (n3) berbeda tidak
nyata, hasil polong paling tinggi dihasilkan pada perlakuan 6 cc/liter (n3). yaitu 4,4833
kg, sedangkan yang paling rendah dihasilkan pada perlakuan tanpa POC Nasa (n0),
yaitu 3,6750 kg.
Hasil Penelitian:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) dosis pupuk NPK Pelangi (P)
terpengaruh secara signifikan pada panjang tanaman, usia 80 % bunga tanaman , jumlah
buah per tanaman, panjang buah per tanaman . Produksi tertinggi dicapai oleh 5 kg/plot
(p3) pengobatan dengan 4,9250 kg, dan setidaknya satu yang didapat oleh ada aplikasi
pupuk NPK Pelangi (p0) pengobatan dengan hanya 2,9167 kg ; ( 2 ) Nasa aplikasi
pupuk organik cair berpengaruh signifikan terhadap panjang tanaman, usia 80 % bunga
tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, panjang buah, dan
produksi per tanaman. Produksi tertinggi dicapai oleh 6 cc/liter-1 air (n3) pengobatan
dengan 4,4833 kg, dan setidaknya satu yang didapat oleh ada aplikasi pupuk organik
cair NASA (p0) pengobatan dengan hanya 2,9167, dan ( 3 ) interaksi antara kedua
faktor di atas juga dipengaruhi secara signifikan pada panjang tanaman, usia 80 %
bunga tanaman, bobot buah per tanaman, panjang buah per tanaman, produksi per
tanaman. Produksi tertinggi dicapai oleh 5 kg/plot dan 6 cc/liter-1 air (p3n3)
pengobatan dengan 5,6333 kg, dan setidaknya satu telah dicapai oleh ada aplikasi
pupuk NPK Pelangi dan Nasa pupuk organik cair (p0n0) pengobatan dengan hanya
2,4667 kg.
Judul :
Nama Jurnal :
Nama Peneliti :
Amalia Kusumawardhani
DOI :
DOI: https://doi.org/10.24831/jai.v31i1.1525
Reviewer:
Nursumiati
Latar Belakang :
Tujuan Penelitian:
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respon tanaman buah tomat serta
interaksinya dengan sistem budidaya hidroponik.
Metode Penelitian
Penelitian merupakan percobaan faktorial dengan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap dengan dua faktor. Faktor pertama adalah formula larutan hara, yang
terdiri dua faktor yaitu: F1:Formula Hydrogroup dan F2 : Formula Greentonik, Faktor
kedua adalah ukuran polibag yang terdiri tiga faktor, yaitu P1: Polybag ukuran 30 x 30
cm, P2: Polybag ukuran 30 x 40 cm dan P 2: ukuran 40 x 40 cm. Dari kedua faktor
tersebut akan didapatkan enam kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali
dengan 3 tanaman sampel.
Hasil Penelitian:
Dari data pengamatan diperoleh hasil bahwa tidak terjadi interaksi antara
perlakuan jenis nutrisi dan ukuran polybag pada parameter pertumbuhan seperti tinggi
tanaman, jumlah daun, diameter batang, saat berbunga, jumlah bunga, bobot basah dan
bobot kering. Akan tetapi pada perlakuan jenis nutrisi memberikan pengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, jumlah bunga, bobot basah dan
bobot kering batang dan daun. Sedangkan ukuran polybag memberikan pengaruh nyata
pada jumlah daun, bobot basah daun dan bobot kering batang dan daun. Tanaman
dengan perlakuan formula nutrisi hidrogoup memiliki tinggi tanaman dan jumlah daun
lebih tinggi, hal ini diduga karena nutrisi hidrogroup mempunyai komposisi unsur hara
makro dan mikro lebih lengkap dibandingkan dengan greentonik.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian Tidak terjadi interaksi antara perlakuan jenis nutrisi dan
ukuran polybag pada parameter pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun,
diameter batang, saat berbunga, jumlah bun
ga, bobot basah dan bobot kering. Perlakuan jenis nutrisi berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman (umur 49 dan 56 HST), jumlah daun (umur 49 dan 56HST),
diameter batang (umur 7-56 HST), jumlah bunga (umur 56 HST).
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian pemakain pupuk NPK pelangi dan POC Nasa
terhadap tanaman kacang panjang agar menunjukkan hasil yang nyata untuk
meningkatkan berat polong per tanaman, panjang polong dan hasil polong.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, I., (2013). Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis
L.) Varietas Kanton Melalui Pemberian Pupuk Petrobio Gr. Skripsi, Universitas Negeri
Gorontalo.
Haryanto, E., (2003). Budidaya Kacang Panjang, Penebar Swadaya. Jakarta.
Djatmiko., S, Rustianti & Sajadi. 2015. Pengaruh Berbagai Jenis dan Konsentrasi
Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Panjang (Vigna sinensis L.).
Jurnal Agroqua. Vol 13. No 2.
Asripah, 2007. Budidaya Kacang Panjang. Azka Press. Jakarta. 13-17 hal.
http://eprints.umm.ac.id/38773/3/BAB%20II.pdf
https://www.bps.go.id/publication/2020/08/28/5eb79ca777ce4ba7a2908a4d/statistik-
hortikultura-2019.
DAFTAR GAMBAR