Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN SAYUR DAN BUAH

OLEH

NAMA: NURSUMIATI

NPM: 19021105

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ASAHAN

KISARAN
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Berkat


rahmat dan karunia-Nya, Alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan dan menyusun
makalah ini, dalam rangka memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Budidaya Tanaman
Sayur Dan Buah.

Penyusun sudah berusaha dengan segala kemampuan untuk menyusun makalah


ini dengan baik. Dalam penyusunan makalah penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, tetapi penyusun tidak akan menyerah begitu saja,
penyusun akan terus berusaha mempersembahkan yang terbaik. Maka dari itu penyusun
sangatlah mengharapkan bimbingan, serta kritik dan saran yang bersifat membangun
guna penyempurnaan makalah ini.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat, penyusun mengucapkan terima kasih


kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam kelancaran penyusunan makalah
ini, dan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi pembaca.

Kisaran, April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................


i

DAFTAR ISI .............................................................................................................


ii

BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................................


1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................


2
1.2 Tujuan .........................................................................................................................
2
BAB II.ISI (Nama Tanaman Dan Nama Latin Serta Gambar Utuh)..........................
2
2.1 Nama Umum, Nama Lokal, Nama Asing .................................................................
3
2.2 Sejarah Tanaman (Asal Usul), Daerah Penyebaran, Dan Sentra Produktif ........
3
2.3 Habitat Tananam Dan Syrat Tumbuh Tanaman ....................................................
4
2.4 Botani Tanaman (Klasifikasi Tanaman, Deskripsi Tanaman) ..............................
4
2.5 Morfologi Tanaman (Akar, Batang, Daun, Bunga, Buah, Biji) .............................
5
2.6 Penggolongan Tanaman .............................................................................................
5
2.7 Teknis Budidaya Tanaman, Panen Dan Pasca Panen .............................................
6
2.8 Kegunaan Dan Khasiat Tanaman .............................................................................
6...........................................................................................................................................
BAB III PERKEMBANGAN TERBARU (REVIEW JURNAL 1) ............................
7
BAB IV PERKEMBANGAN TERBARU (REVIEW JURNAL 2) ............................
8
BAB V PENUTUP ........................................................................................................
9
5.1 KESIMPULAN ...........................................................................................................
10
5.2 SARAN ........................................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
12
LAMPIRAN (PPT Dan Draft Original 2 Jurnal) ..........................................................
13

BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang sudah sangat populer di
kalangan masyarakat Indonesia maupun dunia. Masyarakat dunia menyebutnya dengan
nama Yardlong Beans/Cow Peas. Plasma nutfah tanaman kacang panjang berasal dari
India dan Cina. Adapun yang menduga berasal dari kawasan Afrika. Plasma nutfah
kacang uci (Vigna umbellata) diketemukan tumbuh liar di daerah Himalaya india,
sedangkan plasma nutfah kacang tunggak (Vigna unguculata) merupakan asli dari
Afrika. Oleh karena itu, tanaman kacang panjang tipe merambat berasal dari daerah
tropis dan Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia (Zaevie dkk, 2014). Panen kacang
panjang dilakukan pada panen muda dengan ciriciri ukuran polong telah maksimal,
mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol (Djatmiko dkk.
2015).

Selain buahnya penting sebagai sayuran, daun muda kacang panjang juga sangat
bagus untuk dijadikan sayuran yang memiliki kandungan serat dan vitamin yang tinggi,
bijinya menjadi salah satu sumber protein nabati. Selain itu tanaman ini juga dapat
menyuburkan tanah karena pada akar kacang panjang terdapat bintil-bintil akar yang
berisi bakteri Rhizobium sp. yang dapat menambat nitrogen bebas dari udara dan
mengubahnya menjadi bentuk yang dibutuhkan tanaman (Haryanto, 2003 dalam
Hakim, 2014).

Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu komoditas sayuran
yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena mempunyai nilai ekonomi yang
cukup tinggi. Dalam upaya peningkatan gizi masyarakat, kacang panjang penting
sebagai sumber vitamin dan mineral. Biji kacang panjang mengandung karbohidrat
(70,00%), protein (17,30%), lemak (1,50%) dan air (12,20%), sehingga komoditi ini
juga merupakan sumber protein nabati (Haryanto, Suhartini, dan Rahayu, 2009).

Indonesia merupakan sentra penanaman kacang panjang yang mempunyai


keanekaragaman genetik yang luas. Tanaman kacang panjang dapat tumbuh di
Indonesia pada dataran rendah dan dataran tinggi (Pitojo, 2006).

Namun produktivitasnya tergolong rendah yaitu sebesar 6,98 ton/ha (Badan


Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura, 2018).

Kacang panjang merupakan salah satu sayuran yang dibudidayakan petani dan
banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia, tetapi dalam kurun waktu lima tahun
terakhir produksi kacang panjang di Indonesia cenderung menurun. 2 Berdasarkan data,
produksi kacang panjang nasional tahun 2014 sampai 2018 yaitu 450.709 ton, 395.514
ton, 388.056 ton, 381.185 ton dan 370.190 ton (Badan Pusat Statistik dan Direktorat
Jenderal Hortikultura, 2018).
Produksi kacang panjang dapat ditingkatkan melalui upaya budidaya yang baik,
termasuk asfek pemeliharaan diantaranya yaitu pemupukan. Pemupukan dilakukan
bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Penggunaan pupuk kimia yang secara berlebihan
dapat menambah kemasaman tanah yang menyebabkan banyak mikroorganisme yang
mati. Penggunaan pupuk kimia terutama dengan takaran yang ditingkatkan bertujuan
untuk meningkatkan produksi tanaman, namun cenderung kurang memperdulikan
lingkungan. Penggunaan pupuk kimia atau anorganik yang terlalu banyak secara terus
menerus dapat menyebabkan unsur hara tanah semakin menurun. Kerasnya tanah
disebabkan oleh residu pupuk kimia yang berakibat tanah sulit terurai atau hancur
dibandingkan dengan pemberian bahan organik (Notohadiprawiro, Soekodarmodjo, dan
Sukana 2006).

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejarah umum tanaman kacang


panjang, habitat, botani, morfologi, penggolongan dan teknis budidaya tnaman kacang
panjang.

BAB II ISI

Nama Tanaman : Kacang Panjang

Nama Latin : (Vigna Sinensis L.)


2.1 Nama Umum, Nama Lokal, Nama Asing

Nama Umum: Kacang Panjang

Nama Lokal: Kacang Lanjaran

Nama Asing: Asparagus Bean (Fahrudin, 2008)

2.2 Sejarah Tanaman Daerah Penyebaran, Dan Sentra Produktif


Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang sudah sangat populer di
kalangan masyarakat Indonesia maupun dunia. Masyarakat dunia menyebutnya dengan
nama Yardlong Beans/Cow Peas. Plasma nutfah tanaman kacang panjang berasal dari
India dan Cina. Adapun yang menduga berasal dari kawasan Afrika. Plasma nutfah
kacang uci (Vigna umbellata) diketemukan tumbuh liar di daerah Himalaya india,
sedangkan plasma nutfah kacang tunggak (Vigna unguculata) merupakan asli dari
Afrika. Oleh karena itu, tanaman kacang panjang tipe merambat berasal dari daerah
tropis dan Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia (Zaevie dkk, 2014). Panen kacang
panjang dilakukan pada panen muda dengan ciriciri ukuran polong telah maksimal,
mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol (Djatmiko dkk.
2015).

Kacang panjang merupakan tanaman sayuran semusim yang banyak


dimanfaatkan oleh masyarakat di Indonesia dan merupakan salah satu jenis sayuran
yang dijual sehari-hari. Pendayagunaan kacang panjang sangat beragam, yakni
dihidangkan untuk berbagai masakan mulai dari bentuk mentah sampai masak. Bagian
tanaman kacang panjang yang dapat dikonsumsi adalah bagian daun dan polong.
Polong kacang panjang banyak mengandung vitamin A, B, dan C serta protein (Rizki
dkk, 2015). Tanaman kacang panjang (Vigna Sinensis L.) merupakan salah satu
komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena mempunyai 5
nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Kacang panjang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah menjadi
sayur. Dalam upaya peningkatan gizi masyarakat, kacang panjang penting sebagai
sumber vitamin dan mineral. Menurut Haryanto dalam Hakim dkk (2014), biji kacang
panjang mengandung karbohidrat (70,00%), protein (17,30%), lemak (1,50%) dan air
(12,20%), sehingga komoditi ini juga merupakan sumber protein nabati. Selain penting
sebagai sayuran dan sumber protein nabati, tanaman ini juga dapat menyuburkan tanah.
Pada akar kacang panjang terdapat bintil-bintil akar yang berisi bakteri Rhizobium sp.
yang dapat menambat nitrogen bebas dari udara dan merubahnya menjadi bentuk yang
dibutuhkan tanaman.

Indonesia merupakan sentra penanaman kacang panjang yang mempunyai


keanekaragaman genetik yang luas. Tanaman kacang panjang dapat tumbuh di
Indonesia pada dataran rendah dan dataran tinggi (Pitojo, 2006). Namun
produktivitasnya tergolong rendah yaitu sebesar 6,98 ton/ha (Badan Pusat Statistik dan
Direktorat Jenderal Hortikultura, 2018). Kacang panjang merupakan salah satu sayuran
yang dibudidayakan petani dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia, tetapi
dalam kurun waktu lima tahun terakhir produksi kacang panjang di Indonesia
cenderung menurun. 2 Berdasarkan data, produksi kacang panjang nasional tahun 2014
sampai 2018 yaitu 450.709 ton, 395.514 ton, 388.056 ton, 381.185 ton dan 370.190 ton
(Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura, 2018).

Produksi kacang panjang dapat ditingkatkan melalui upaya budidaya yang baik,
termasuk asfek pemeliharaan diantaranya yaitu pemupukan. Pemupukan dilakukan
bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Penggunaan pupuk kimia yang secara berlebihan
dapat menambah kemasaman tanah yang menyebabkan banyak mikroorganisme yang
mati. Penggunaan pupuk kimia terutama dengan takaran yang ditingkatkan bertujuan
untuk meningkatkan produksi tanaman, namun cenderung kurang memperdulikan
lingkungan. Penggunaan pupuk kimia atau anorganik yang terlalu banyak secara terus
menerus dapat menyebabkan unsur hara tanah semakin menurun. Kerasnya tanah
disebabkan oleh residu pupuk kimia yang berakibat tanah sulit terurai atau hancur
dibandingkan dengan pemberian bahan organik (Notohadiprawiro, Soekodarmodjo, dan
Sukana 2006).

2.3 Habitat Tananam Dan Syarat Tumbuh Tanaman

Klasifikasi kacang panjang secara lengkap menurut Asripah (2004) ialah


sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosales

Famili : Leguminoceae

Genus : Vigna

Spesies : Vigna sinensis


Kacang panjang dapat ditaman setiap saat dan dapat tumbuh dengan baik pada
ketinggian 0-800 m dpl. Jenis tanah yang cocok untuk pertumbuhannya adalah latosol
(lempung berpasir), regosol dan alluvial dengan pH 5,5 – 6,5. Suhu udara yang
dibutuhkan adalah 18-32º C dengan suhu optimal 25 ºC. Tanaman ini membutuhkan
banyak sinar matahari dan curah hujan berkisar antara 600-2.000 mm/tahun. Waktu
tanam yang baik adalah awal atau akhir musim hujan. Syarat tumbuh tumbuh kacang
panjang antara lain : Ketinggian tempat : 0 – 1500 mdpl,Suhu udara 18 – 32o C,
optimum 25o C, Curah Hujan 600 – 2000 mm/tahun, Tekstur tanah liat berpasir, pH
tanah 5,5 – 6,5 dengan Persiapan benih, benih unggul bermutu dan kebutuhan benih 15
– 20 kg/ ha.

2.4 Botani Tanaman (Klasifikasi Tanaman, Deskripsi Tanaman)

Menurut Haryanto (2007), tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai


berikut:

Kerajaan: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Kelas: Angiospermae

Sub kelas: Dicotyledonae

Ordo: Rosales

Famili: Papilionaceae

Genus: Vigna

Spesies: Vigna sinensis (L.)

Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim


dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna
hijau dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 68 cm,
lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip,
tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau.

2.5 Morfologi Tanaman (Akar, Batang, Daun, Bunga, Buah, Biji)

a. Akar Kacang Panjang

Akar tanaman kacang panjang terdiri atas akar tunggang, akar cabang dan akar serabut.
Perakaran tanaman dapat mencapai kedalaman 60 cm. Akar tanaman kacang panjang
dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium spciri adanya 6 simbiosis tersebut yaitu
terdapat bitil-bintil akar di sekitar pangkal akar (Pitojo, 2006).

b.Batang Kacang Panjang

Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin.
Batang tumbuh keatas, membelit kearah kanan pada turus atau tegakan yang
didekatnya. Batang membentuk cabang sejak dari bawah batang (Pitojo, 2006).

c.Daun Kacang Panjang

Daun tanaman kacang panjang merupakan daun majemuk dan tersusun atas tiga
helaian. daunnya berbentuk lonjong, berseling, hampir segitiga, tepi daun rata, pangkal
membulat, ujung lancip dan memiliki tulang tulang daun yang menyirip, tangkai
silindris, dan panjang daun antara 9 cm -13 cm (Haryanto, 2007).

d. Bunga Kacang Panjang

Bunga tanaman kacang panjang termasuk kedalam bunga sempurna dimana bunganya
terdiri atas tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, kepala putik dan
tanggakai bunga, mahkota bunga kacang panjang berjumlah empat helai. mahkota
bunga memiliki warna yang bervariasi yakni kuning- keningan, 7 ungu biru, putih
keunguan, dan putih tergantung varietas dari kacang panjang tersebut. (Cahyono, 2006).

e. Buah kacang panjang

Buah tanaman kacang berbentuk bulat panjang dan ramping. biasanya buah bunga di
sebut polong. polong kacang panjang memiliki ukuran yang bervariasi antara 30 cm-
100 cm, tergantung jenis dan varietasnya. polong kacang panjang memiliki biji yang
tersusun bersegmen- segme. banyak sedikitnya biji tergantung pada panjag polong
(Cahyono, 2006).

f. Biji Kacang Panjang

Biji kacang panjang mempunyai bentuk bulat memanjang dan agak pipih. ada juga biji
kacang panjang yang berbentuk melengkung, warna biji kacang panjang saat tua
bermacam macam contohnya yaitu warna kuning, coklat, kuning kemerah merahan,
putih, hitam merah, dan putih bercak-bercak merah tergantung pada Janis dan varietas
dari kacang panjang (Cahyono, 2006).

2.6 Penggolongan Tanaman

2.7 Teknis Budidaya Tanaman, Panen Dan Pasca Panen

A. Persiapan Benih Salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan
usaha tani kacang panjang adalah mutu benih. Benih bersertifikat dapat diperoleh di
toko pertanian, selain itu benih dapat diperoleh dari polong kacang panjang yang sudah
masak pohon dengan ciri-ciri polongnya kering dipohon serta berasal dari tanaman
yang sehat dan berproduksi banyak. Karakterisktik benih yang bermutu tinggi adalah
sebagai berikut : 1. Daya tumbuh tinggi, lebih dari 80 %. 2. Tidak tercampur dengan
varietas lain atau dapat dikatakan tingkat kemurniannya tinggi, yakni antara 98 %-100
%. 3. Memilik kecepatan tumbuh (vigor) yang baik. 4. Biji berwarna mengkilat, tidak
keriput, bernas dan bebas dari gigitan serangga. 5. Tidak tercampur dengan kotoran,
gulma atau biji tanaman lain. Jumlah benih yang dibutuhkan per luas lahan sangat
ditentukan oleh varietas, tingkat kesuburan tanah, jarak tanam, dan jumlah benih per
lubang tanam.

B. Pengolahan Tanah Lahan yang akan ditanami kacang panjang sebaiknya diolah
dengan tahapan : 1. Cangkul lahan penanaman hingga gembur dengan kedalaman 20-30
cm. 2. Buat bedengan dengan ukuran lebar 1 meter, tinggi 20-30 cm dan panjang sesuai
dengan lahan yang tersedia. 3. Diantara bedengan dibuat saluran drainase dengan lebar
30 cm. 4. Untuk tanah yang mempunyai pH kurang dari 5,5 diperlukan tambahan
dolomite sekitar 1-1,5 ton/ha. Dibiarkan 2-3 minggu sebelum tanam. 5. Sebaiknya
dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang 10-15 ton/ha satu minggu sebelum
tanam. C. Penanaman Kacang panjang sebaiknya ditanam pada awal atau akhir musim
hujan pada musim kemarau dapat dilakukan penanaman dengan syarat kebutuhan
airnya tercukupi. Sebelum ditanam benih sebaiknya direndam dulu dalam air ± 2-4 jam.
Lubang tanam dibuat menggunakan tugal sedalam 4-5 cm dengan jarak antar lubang
tanam 25-30 cm dan jarak antar barisan 60-75 cm. Setiap lubang tanam diisi dua butir
benih, kemudian ditutup dengan tanah tipis tanpa dipadatkan. Benih biasanya
berkecambah setelah 5 hari. D. Pemeliharaan 1. Penyulaman Untuk mengganti benih
yang tidak tumbuh atau mati, dilakukan penyulaman. Kegiatan penyulaman selambat-
lambatnya dilakukan 1 minggu setelah penanaman. 2. Penyiraman Meskipun tanaman
kacang panjang dapat tumbuh dengan baik dilahan kering, tetapi kebutuhan airnya tetap
harus dipenuhi agar pertumbuhannya tidak terhambat. Setelah benih ditanam, maka sore
harinya dilakukan penyiraman. Selanjutnya penyiraman rutin dilakukan tiap pagi atau
sore hari. Penyiraman bisa dilakukan dengan mengunakan gembor atau mengalirkan air
melalui saluran disekitar bedengan. Penyiraman dilakukan secukupnya saja, sampai
tanah cukup lembab. 3. Pemasangan Ajir Setelah tanaman mulai tumbuh dan tinggi
mencapai 25 cm, dapat dipasang ajir di sebelah tanaman. Ajir/lanjaran dibuat dari
belahan bambu atau menggunakan kayu dengan panjang sekitar 2 meter. Pemasangan
ajir dimaksudkan sebagi tempat merambatnya tanaman. Pemasangan ajir dilakukan 10
hari setelah tanam yaitu diantara dua lubang tanam. Setiap lima lanjaran dipasangi
silang lanjaran. Kemudian diberi tali untuk merambatkan tanaman. Pemasangan tali
yang mengikat tanaman dengan lanjaran dilakukan dua kali, yaitu pada saat tinggi
tanaman 70 cm dan 150 cm.

4. Penyiangan Pengendalian gulma dilakukan dengan melakukan penyiangan.


Penyiangan dapat dilakukan secara manual dengan mencabuti rumput yang tumbuh.
Bersamaan dengan penyiangan bisa juga dilakukan pendangiran yang berfungsi untuk
menggemburkan tanah. Selain sacara manul penyiangan dapat juga dilakukan dengan
menggunakan herbisida, dengan dosis 1-2 ml per liter air. 5. Pemangkasan Apabila
daun terlalu subur atau banyak cabang yang kurang produktif harus dilakukan
pemangkasan. Dengan tujuan agar pertumbuhan generative dapat berjalan dengan baik.
Pemangkasan dilakuan pada saat tanaman belum berbunga atau sekitar umur 3-4
minggu dengan memotong pucuk sekitar 2-3 ruas menggunakan pisau tajam atau
gunting setek. 6. Pemupukan Selain pupuk dasar, tanaman membutuhkan pupuk
anorganik untuk pertumbuhannya. Pemberian pupuk anorganik dilakukan dua kali yaitu
pada saat umur satu minggu dan tiga minggu setelah tanam. Jenis pupuk yang diberikan
adalah urea 100 kg/ha, TSP 200 kg/ha, KCl 100 kg/ha. Dosis pupuk dibagi dua kali
pemberian. Pupuk diberikan dalam larikan yang berada diantara dua sisi barisan
tanaman kemudian ditutup kembali dengan tanah. Selain itu dapat pula diberikan pupuk
daun. Dilakukan pada saat menjelang berbunga sekitar 4 minggu setelah tanam. 7.
Penanggulangan hama dan penyakit Beberapa hama dan penyakit yang biasa
menyerang tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut : a. Ulat grayak (Prodenis
sp). Ulat ini menyerang daun tanaman sehingga menjadi berlubang-lubang. Pada
serangan yang parah menyebabkan daun hanya tersisa tulangnya saja. b. Lalat kacang
(Ophiomya phaseoli Tryon). Gejalanya terdapat bintikbintik putih sekitar tulang daun,
pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan,
pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak. Tanaman tua yang
terserang lalat kacang akan menjadi layu dan pertumbuhannya terhambat. Sementara
tanaman yang baru tumbuh dapat mati. c. Ulat penggerek polong (Maruca testulalis).
Ulat ini menyerang polong tanaman sehingga polong berlubang. Kadang-kadang
ditemukan ulat bersarang di dalam polong tanaman. d. Kutu daun (Aphis cracivora
Koch), Gejalanya pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman.
Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. e. Penyakit
bercak daun (Cercospora sp). Penyakit ini menyerang daun dengan gejala berupa
bercak-bercak kuning bulat pada daun. Pada serangan yang parah akan mengakibatkan
daun rontok. f. Penyakit layu fusarium (Fusarium oxysporum). Gejalanya adalah bagian
tulang daun pada mulanya menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun dan
akhirnya daun menjadi layu. Warna kuning ini juga dapat menjalar ke helai daun.
Pengendalain dapat dilakukan dengan cara tanam awal dan serempak, sanitasi
lingkungan, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan kacang-kacangan, penggunan
mulsa jerami, penggunaan musuh alami baik parasitoid, predator maupun
entomopatogen dan pengendalian kimiawi dengan menggunakan insectisida untuk
hama dan fungisida untuk penyakit. E. Panen dan pasca panen Kacang panjang dapat
mulai dipanen setelah umur 50-60 hari tergantung pada varietas, musim dan tinggi
rendahnya daerah penanaman. Ciri kacang panjang yang sudah siap panen yaitu
polongnya tersisi penuh, polong mudah dipatahkan, warna polong hijau merata sampai
hijau keputihan. Pemanenan dilakukan dengan cara dipetik, yaitu dengan memutar
bagian pangkal polong hinga polong terlepas seluruhnya. Panen polong muda jangan
sampai terlambat karena akan menyebabkan polong berserat dan liat. Pemanenan
sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan selang waktu 3 hari, panen sebaiknya
dilakukan pada pagi hari. Pemanenan dihentikan setelah tanaman berumur sekitar 3-4
bulan. Produksi kacang panjang bisa mencapai 15-30 ton/ha.

2.8 Kegunaan Dan Khasiat Tanaman

Kegunaan Tanaman Kacang Panjang sebagai salah satu sayuran polong, kacang
panjang merupakan sumber protein nabati yang potensial. Menurut Haryanto dkk.
(2007), kacang panjang sangat penting sebagai sumber vitamin dan mineral. Kacang
panjang banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Selain itu, bijinya
banyak mengandung protein, lemak, dan karbohidrat. Setiap 100 g berat kacang
panjang mengandung protein 2,7g; lemak 1,3 g; hidrat arang 7,8 g; dan kalori sebesar
34 kg kalori.

10 Kacang panjang adalah sayuran multiguna. Bagian utama yang berguna untuk bahan
pangan yaitu buahnya. Sebagai bahan pangan, bagian yang dapat dikonsumsi dari
tanaman ini yaitu buah dan daun mudanya. Baik buah maupun daunnya banyak
mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh. Kacang-kacangan berperan penting dalam
penyediaan sumber protein nabati bagi manusia (Haryanto, 2007). Selain itu kacang
panjang yang masih muda dapat disayur atau dibuat lalapan. Daun kacang panjang juga
dapat dibuat sayur. Daun kacang panjang sangat baik bagi wanita yang menyusui
karena dapat memperbanyak air susu ibu (ASI) (Budi, 2003).

a. Mengatasi Depresi Memenuhi kebutuhan asam folat harian dapat membantu


mengatasi depresi, sekaligus mencegah kelebihan homosistein dalam tubuh.Terlalu
banyak homosistein dapat menghentikan darah serta nutrisi lainnya untuk mencapai
otak. Alhasil, itu bisa mengganggu produksi hormon serotonin, dopamin, dan
norepinefrin yang mengatur suasana hati, tidur, dan nafsu makan.

b. Meningkatkan Kesehatan Tulang Mengonsumsi vitamin K secara berkala dapat


meningkatkan kesehatan tulang, tujuannya agar penyerapan kalsium dapat meningkat
serta mengurangi ekskresi kalsium melalui urin.

c. Meringankan Nyeri Haid Sayuran ini dapat meredakan nyeri serta kram selama haid.
Manfaat kacang panjang berasal dari kandungan mineral mangan yang berperan dalam
siklus reproduksi wanita. Selain itu, mood atau suasana hati juga dapat meningkat lebih
baik selama menstruasi.

d. Menyehatkan Kulit Kandungan vitamin C di dalam kacang panjang dapat menjaga


kesehatan kulit dari dalam, seperti mencerahkan wajah, serta memperlambat
penuaan. Selain itu, vitamin C dalam kacang panjang juga berperan untuk mencegah
masalah kulit dan mencegah kanker kulit.

e. Meningkatkan Kesehatan Jantung Manfaat kacang panjang lainnya mampu menekan


kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Kolestrol yang rendah dapat menghindarkan Anda
dari risiko penyakit jantung, serta mencegah peradangan dalam pembuluh darah. Selain
itu, dalam 100 gram kacang panjang mencakup 12% AKG.

f. Menjaga Imun Tubuh Kandungan vitamin B5 yang terdapat dalam sayuran kacang-
kacangan seperti kacang panjang ini mampu menjaga imun tubuh agar terhindar dari
bakteri penyakit. Menjaga kekebalan tubuh dapat menghindarkan Anda tertular
virus dan berbagai penyakit lainnya.

g. Mencegah Risiko Penyakit Stroke Stroke dapat terjadi bila supply darah ke otak tidak
lancar atau terhambat. Kondisi tersebut terjadi karena pasokan oksigen terhenti,
sehingga sel otak bisa berhenti berfungsi. Salah satu nutrisi yang dibutuhkan dari otak
adalah vitamin B6, yang bisa ditemukan dalam kacang panjang. Anda bisa
mengonsumsinya secara teratur untuk mendapatkan manfaat jangka panjang.

h. Mencegah Anemia Anemia dapat terjadi bila seseorang kekurangan hemoglobin atau
sel darah merah. efek samping yang dirasakan dapat berupa nyeri, pusing dan lemas
berkepanjangan. Salah satu penyebabnya adalah kekuarangan zat besi. Untuk mencegah
anemia, Anda bisa mengonsumsi sayuran kaya zat besi seperti kacang panjang.
Tujuannya untuk membantu pembentukan sel darah merah dalam tubuh.

i. Mencegah Terkena Osteoporosis Osteoporosis terjadi akibat pengeroposan tulang.


Tidak hanya pada orang tua, usia produktif pun berpotensi mengalaminya. Adapun
penyebab utama osteoporosis adalah kurangnya kalsium serta magnesium dalam tubuh.
Magnesium dibutuhkan tubuh untuk mengubah vitamin D menjadi zat aktif. Manfaat
kacang panjang salah satunya memberikan nutrisi, sehingga penyerapan kalsium dapat
berjalan efektif dan mencegah osteoporosis jangka panjang.

BAB III PERKEMBANGAN TERBARU (REVIEW JURNAL 1)

Judul :

RESPON TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) TERHADAP


PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI DAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA
Nama Jurnal :

Jurnal Ilmu Pertanian Dan Kehutanan

Nama Peneliti :

Bastianus Zaevie , Marisi Napitupulu , dan Puji Astuti

DOI :

DOI: https://doi.org/10.31293/af.v13i1.544

long bean, NPK Pelangi fertilizer and Nasa liquid organic fertilizer

Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1, Maret 2014

Reviewer:

Nursumiati

Latar Belakang :

Kacang panjang merupakan salah satu tanaman sayuran sebagai sumber vitamin
dan mineral. Fungsinya sebagai pengatur metabolisme tubuh, meningkatkan kecerdasan
dan ketahanan tubuh memperlancar proses pencernaan karena kandungan seratnya yang
tinggi. Kacang panjang dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok merambat
dan tidak merambat. Kelompok kacang panjang yang banyak dibudidayakan adalah
jenis kacang panjang yang merambat, cirinya tanaman membelit pada ajir dan buahnya
panjang ± 40-70 cm berwarna hijau atau putih kehijauan (Anonim, 2012).

Data Departemen Pertanian menyatakan luas panen kacang panjang nasional


pada tahun 2005 mencapai 84,839 ton/ha dengan produksi polong segar 466,387 ton/ha,
pada tahun 2006 terjadi penurunan luas panen dengan luas panen 84,7988 /ha dengan
produksi polong 461,239. Hal ini juga diikuti penurunan produktivitas 5,5 ton/ha pada
tahun 2005 5,4 ton/ha pada tahun 2006. Penurunan produksi kacang panjang yang
terjadi pada beberapa tahun yang lalu salah satunya di tahun 2006. Hal ini yang masih
mungkin dapat kita lakukan salah satunya ialah dengan menggunakkan pupuk.
Kebutuhan benih kacang panjang 15-20 kg/ha. Bila dikalkulasikan dengan luas panen
kebutuhan benih kacang panjang nasional tahun 2006 berkisar 1271,8-1271,9 ton.

Tujuan Penelitian:

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respon tanaman kacang panjang


serta interaksinya terhadap pemberian pupuk NPK pelangi dan POC Nasa, untuk
mengetahui dosis pupuk NPK pelangi dan POC Nasa yang sesuai, agar dapat
meningkatkan hasil tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.)

Metode Penelitian

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013 di
Kampung Melapeh Baru, Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat,
Provinsi Kalimantan Timur.

2. Bahan dan Alat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian yaitu : benih kacang panjang
varietas unggul Nasional (Katrina), pupuk NPK pelangi, Pupuk Organik Cair Nasa,
Bestoxx 50c, Furadan 3G. Sedangkan alat yang digunakan adalah : cangkul,
parang, lingga, garu, ember, gembor, suprayer, meteran, tali rafia, timbangan,
pisau, kantong plastik kamera, alat tulis, spit (suntik), turus (kayu).
3. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan Analisis faktorial 4 x 4
yang terdiri dari 3 ulangan (Blok) dengan perlakuan sebagai berikut : Faktor
pertama adalah perlakuan pemberian Dosis pupuk NPK pelangi (P) terdiri dari 4
tahap yaitu :
P0 = kontrol (tanpa Pupuk NPK Pelangi)
P1 = Dosis Pupuk NPK Pelangi 1 ton/ha, (1 kg/petak)
P2 = Dosis Pupuk NPK Pelangi 3 ton/ha, (3kg/petak)
P3 = Dosis Pupuk NPK Pelangi 5 ton/ha, (5 kg/petak)
Faktor kedua adalah konsentrasi Pupuk Organik Cair Nasa (N) terdiri atas 4 tahap
yaitu :
N0 = Kontrol ( Tanpa Pupuk Organik Nasa )
N1 = Konsentrasi Pupuk Organik Cair Nasa (2 cc/liter air)
N2 = Konsentrasi Pupuk Organik Cair Nasa (4 cc/liter air)
N3 = Konsentrasi Pupuk Organik Cair Nasa (6 cc/liter air)

Pembahasan:

Hasil uji BNT taraf 5 % respon tanaman kacang panjang terhadap pemberian
pupuk NPK pelangi rata-rata panjang tanaman pada umur 15 hari setelah tanam
menunjukkan bahwa perlakuan 1 kg/petak (p1), 3 kg/petak (p2) dan 5 kg/petak (p3),
berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk NPK pelangi (p0), dan
diantara ketiga perlakuan (p1, p2, p3) tersebut berbeda tidak nyata. Tanaman paling
panjang dihasilkan pada perlakuan 3 kg/petak (p2), yaitu 57,7000 cm, sedangkan yang
paling pendek dihasilkan pada perlakuan tanpa pupuk NPK pelangi (p0), yaitu 42,2750
cm. Hasil Uji BNT taraf 5% respon tanaman kacang panjang terhadap pemberian POC
Nasa rata-rata panjang tanaman pada umur 15 hari setelah tanam menunjukan bahwa
perlakuan 2 cc/liter (n1) berbeda nyata dengan 4 cc/liter (n2) dan 6 cc/liter (n3) tetapi
berbeda tidak nyata dibandingkan tanpa perlakuan POC Nasa (n0). Tanaman paling
panjang dihasilkan pada perlakuan 6 cc/liter (n3). yaitu 60,5083 cm, sedangkan yang
paling pendek dihasilkan pada perlakuan tanpa POC Nasa (n0), yaitu 42,3500 cm. Hasil
sidik ragam menunjukkan bahwa respon pertumbuhan dan hasil berbeda sangat nyata.
Pemberian pupuk NPK pelangi 3 kg/petak (p2) menghasilkan panjang tanaman pada
umur 15 hari yaitu 57,000 cm dan pada umur 30 hari yaitu 115,000 cm. Hal ini
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK pelangi dapat meningkatkan unsur hara
yang diperlukan pertumbuhan panjang tanaman. Fungsi N yang terdapat di dalam
pupuk NPK pelangi dapat merangsang pertumbuhan tanaman secara generatif maupun
keseluruhan batang dan pembentukan zat hijau daun yang berguna dalam fotosintesis
(Anonim, 2013).

Hasil sidik ragam terhadap umur tanaman 80 % pada perlakuaan pupuk NPK
pelangi 5 kg/petak yaitu 49,9583 (hari), jumlah polong 11,1583 (buah), berat polong
374,6917 (g) , panjang polong 63,5167 (cm) dan hasil polong 4,9250 (kg). Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan pupuk NPK pelangi dapat mempercepat pembungaan
dan hasil kacang panjang. Fungsi P didalam pupuk NPK pelangi merangsang
pertumbuhan akar khususnya akar benih dan tanaman muda, membantu assimilasi dan
pernafasan serta mempercepat pembungaan, pemasakan buah dan biji serta menambah
daya tahan tanaman terhadap penyakit. Dan unsur K di dalam pupuk NPK pelangi
memperkuat tubuh tanaman sehingga tidak mudah rebah, daun cepat berbunga dan buah
tidak mudah gugur, serta menambah daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan
serangan hama dan penyakit serta meningkatkan kualitas panen (Anonim, 2013). Hasil
sidik ragam menunjukkan bahwa respon pertumbuhan dan hasil berbeda sangat nyata.
Pemberian POC Nasa 6 cc/liter air (n3) menghasilkan panjang tanaman pada umur 15
hari yaitu 60,5083 (cm) dan berbeda nyata pada perlakuan pemberian POC Nasa 4
cc/liter air (n2) umur 30 hari yaitu 115,7500 (cm). Hal ini menunujukkan bahwa
perlakuan pemberian POC Nasa dapat meningkatkan unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan kacang panjang. Selain itu faktor suhu dan cuaca juga mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kacang panjang. Dan suhu yang baik untuk pertumbuhan kacang
panjang yaitu dengan curah hujan 600/1500 mm/tahun dan mendapatkan sinar matahari
yang cukup. Unsur-unsur dan bahan yang terkandung di dalam POC Nasa dapat
menjadikan tanah yang keras berangsurangsur gembur, membantu perkembangan
mikroorganisme tanah yang berguna untuk tanaman (cacing tanah, penicilium
glaucum). Hasil sidik ragam terhadap umur tanaman 80% pada perlakuan POC Nasa 6
cc/liter yaitu 60,5083 (hari), jumlah polong 10,4750 (buah), berat polong 366,7250 (g),
panjang polong 67,4417 (cm) dan hasil polong 4,4833 (kg). Hal ini menunjukkan
pengunaan POC Nasa dapat mempercepat pembungaan dan hasil kacang panjang.
Fungsi berbagai unsur di dalam POC Nasa Memacu pertumbuhan tanaman akar,
merangsang pembungaan, pembuahan serta mengurangi kerontokan bunga serta buah
(mengandung hormon/zpt auksin, giberellin serta sitokinin) (Anonim,2013).

Hasil uji BNT taraf 5 % respon tanaman kacang panjang terhadap pemberian
pupuk NPK pelangi rata-rata hasil setelah panen menunjukkan bahwa perlakuan 1
kg/petak (p1), 3 kg/petak (p2) dan 5 kg/petak (p3), berbeda nyata dibandingkan dengan
perlakuan tanpa pupuk NPK pelangi (p0), dan diantara ketiga perlakuan (p1, p2, p3)
tersebut berbeda tidak nyata. Produksi polong paling tinggi dihasilkan pada perlakuan 5
kg/petak (p3), yaitu 4,9250 kg, sedangkan yang hasil polong paling rendah dihasilkan
pada tanpa perlakuan pupuk NPK pelangi (p0), yaitu 2,9167 kg . Sedangkan Hasil Uji
BNT taraf 5% respon tanaman kacang panjang terhadap pemberian POC Nasa dan
ratarata hasil polong menunjukan bahwa perlakuan 2 cc/liter (n1) berbeda nyata dengan
perlakuan pemberian 4 cc/liter (n2) dan 6 cc/liter (n3), tetapi berbeda tidak nyata
dibandingkan tanpa pemberian POC Nasa (n0), perlakuan (n2) dan (n3) berbeda tidak
nyata, hasil polong paling tinggi dihasilkan pada perlakuan 6 cc/liter (n3). yaitu 4,4833
kg, sedangkan yang paling rendah dihasilkan pada perlakuan tanpa POC Nasa (n0),
yaitu 3,6750 kg.

Hasil Penelitian:

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) dosis pupuk NPK Pelangi (P)
terpengaruh secara signifikan pada panjang tanaman, usia 80 % bunga tanaman , jumlah
buah per tanaman, panjang buah per tanaman . Produksi tertinggi dicapai oleh 5 kg/plot
(p3) pengobatan dengan 4,9250 kg, dan setidaknya satu yang didapat oleh ada aplikasi
pupuk NPK Pelangi (p0) pengobatan dengan hanya 2,9167 kg ; ( 2 ) Nasa aplikasi
pupuk organik cair berpengaruh signifikan terhadap panjang tanaman, usia 80 % bunga
tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, panjang buah, dan
produksi per tanaman. Produksi tertinggi dicapai oleh 6 cc/liter-1 air (n3) pengobatan
dengan 4,4833 kg, dan setidaknya satu yang didapat oleh ada aplikasi pupuk organik
cair NASA (p0) pengobatan dengan hanya 2,9167, dan ( 3 ) interaksi antara kedua
faktor di atas juga dipengaruhi secara signifikan pada panjang tanaman, usia 80 %
bunga tanaman, bobot buah per tanaman, panjang buah per tanaman, produksi per
tanaman. Produksi tertinggi dicapai oleh 5 kg/plot dan 6 cc/liter-1 air (p3n3)
pengobatan dengan 5,6333 kg, dan setidaknya satu telah dicapai oleh ada aplikasi
pupuk NPK Pelangi dan Nasa pupuk organik cair (p0n0) pengobatan dengan hanya
2,4667 kg.

BAB IV PERKEMBANGAN TERBARU (REVIEW JURNAL 2)

Judul :

MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicon


esculentum)
DENGAN SISTEM BUDIDAYA HIDROPONIK

Nama Jurnal :

Jurnal Agronomi Indonesia

Nama Peneliti :

Amalia Kusumawardhani

Winarso Drajad Widodo

DOI :

DOI: https://doi.org/10.24831/jai.v31i1.1525

Vol. 31 No. 1 (2003): Buletin Agronomi

Reviewer:

Nursumiati

Latar Belakang :

upakan sumber vitamin dan mineral. Penggunaannya semakin luas, karena


selain dikonsumsi sebagai tomat segar dan untuk bumbu masakan, juga dapat diolah
lebih lanjut sebagai bahan baku industri makanan seperti sari buah dan saus tomat.

Tujuan Penelitian:

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respon tanaman buah tomat serta
interaksinya dengan sistem budidaya hidroponik.

Metode Penelitian
Penelitian merupakan percobaan faktorial dengan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap dengan dua faktor. Faktor pertama adalah formula larutan hara, yang
terdiri dua faktor yaitu: F1:Formula Hydrogroup dan F2 : Formula Greentonik, Faktor
kedua adalah ukuran polibag yang terdiri tiga faktor, yaitu P1: Polybag ukuran 30 x 30
cm, P2: Polybag ukuran 30 x 40 cm dan P 2: ukuran 40 x 40 cm. Dari kedua faktor
tersebut akan didapatkan enam kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali
dengan 3 tanaman sampel.

Hasil Penelitian:

Dari data pengamatan diperoleh hasil bahwa tidak terjadi interaksi antara
perlakuan jenis nutrisi dan ukuran polybag pada parameter pertumbuhan seperti tinggi
tanaman, jumlah daun, diameter batang, saat berbunga, jumlah bunga, bobot basah dan
bobot kering. Akan tetapi pada perlakuan jenis nutrisi memberikan pengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, jumlah bunga, bobot basah dan
bobot kering batang dan daun. Sedangkan ukuran polybag memberikan pengaruh nyata
pada jumlah daun, bobot basah daun dan bobot kering batang dan daun. Tanaman
dengan perlakuan formula nutrisi hidrogoup memiliki tinggi tanaman dan jumlah daun
lebih tinggi, hal ini diduga karena nutrisi hidrogroup mempunyai komposisi unsur hara
makro dan mikro lebih lengkap dibandingkan dengan greentonik.

Pengaruh tinggi tanaman ini berkaitan dengan penambahannya jumlah dan


ukuran sel. Laju pembelahan sel serta pembentukan jaringan sebanding dengan
pertumbuhan batang, daun dan system perakarannya. Pertumbuhan tinggi tanaman
menunjukan aktivitas pembentukan xilem dan pembesaran sel-sel yang tumbuh.
Aktivitas ini menyebabkan kambium terdorong keluar dan terbentuknya sel-sel baru di
luar lapisan lapisan tersebut sehingga terjadi peningkatan tinggi tanaman. Tanaman
yang lebih tinggi dapat memberikan hasil per tanaman yang lebih tinggi dibandingkan
tanaman yang lebih pendek. Hal ini karena tanaman yang lebih tinggi dapat
mempersiapkan organ vegetatifnya lebih baik sehingga fotosintat yang dihasilkan akan
lebih banyak. Untuk mendapatkan produksi tomat yang lebih tinggi perlu di tunjang
oleh pertumbuhan vegetatif yang optimal antara lain ketersediaan hara dan faktor
tumbuh lainnya.
Hasil analisi sidik ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara
formula nutrisi dengan ukuran polybag yang berbeda terhadap jumlah bunga pada umur
pengamatan 49-56 HST. Rata – rata jumlah bunga pada tanaman akibat perlakuan
nutrisi dengan ukuran polybag yang berbeda disajikan pada Tabel 4. Pada umur 56 HST
pemberian nutrisi Hidrogroup memberikan pengaruh yang nyata pada jumlah bunga.

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Riview Jurnal 1 Judul: RESPON TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna


sinensis L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI DAN PUPUK
ORGANIK CAIR NASA

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa


kesimpulan, yaitu respon tanaman kacang panjang terhadap pemberian pupuk NPK
pelangi pada semua parameter pengukuran menunjukan hasil berbeda sangat nyata dari
umur 15 dan 30 hari setelah tanam sampai berbeda nyata pada parameter umur tanaman
saat berbunga 80%, jumlah polong per tanaman, berat polong per tanaman, panjang
polong per tanaman dan hasil polong per tanaman. dan hasil perlakuan yang paling baik
yaitu dihasilkan pada perlakuan p3 5 kg/petak, respon tanaman kacang terhadap
pemberian POC Nasa menunjukan hasil berbeda sangat nyata pada semua parameter
pengukuran dan hasil yang paling baik dihasilkan pada perlakuan n3 6 cc/liter air,
interaksi pupuk NPK pelangi dan POC Nasa terhadap tanaman kacang panjang
menunjukan hasil tidak nyata pada umur 15, 30 hari setelah tanam, berat polong per
tanaman, panjang polong pertanaman dan hasil polong. Tetapi berbeda sangat nyata
pada umur tanaman saat berbunga 80% dan jumlah polong pertanaman dan hasil.

Riview Jurnal 2 Judul: MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN


TOMAT (Lycopersicon esculentum) DENGAN SISTEM BUDIDAYA
HIDROPONIK

Berdasarkan penelitian Tidak terjadi interaksi antara perlakuan jenis nutrisi dan
ukuran polybag pada parameter pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun,
diameter batang, saat berbunga, jumlah bun

ga, bobot basah dan bobot kering. Perlakuan jenis nutrisi berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman (umur 49 dan 56 HST), jumlah daun (umur 49 dan 56HST),
diameter batang (umur 7-56 HST), jumlah bunga (umur 56 HST).
5.2 Saran

Riview Jurnal 1 Judul: RESPON TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna


sinensis L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI DAN PUPUK
ORGANIK CAIR NASA

Perlu dilakukan penelitian pemakain pupuk NPK pelangi dan POC Nasa
terhadap tanaman kacang panjang agar menunjukkan hasil yang nyata untuk
meningkatkan berat polong per tanaman, panjang polong dan hasil polong.

Riview Jurnal 2 Judul: MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN


TOMAT (Lycopersicon esculentum) DENGAN SISTEM BUDIDAYA
HIDROPONIK

Untuk penelitian hidroponik selanjutnya disarankan untuk menggunakan drip


irrigation agar pemberian air dan nutrisi lebih kontinu dan hasil lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, I., (2013). Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis
L.) Varietas Kanton Melalui Pemberian Pupuk Petrobio Gr. Skripsi, Universitas Negeri
Gorontalo.
Haryanto, E., (2003). Budidaya Kacang Panjang, Penebar Swadaya. Jakarta.

Djatmiko., S, Rustianti & Sajadi. 2015. Pengaruh Berbagai Jenis dan Konsentrasi
Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Panjang (Vigna sinensis L.).
Jurnal Agroqua. Vol 13. No 2.

Notohadiprawiro, T., Soekodarmodjo, S.dan Sukana, E. 2006. Pengelolaan Kesuburan


Tanah dan Peningkatan Efisiensi Pemupukan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
01-19hal.

Asripah, 2007. Budidaya Kacang Panjang. Azka Press. Jakarta. 13-17 hal.

Astri Anto, SP Penyuluh Pertanian BPTP Kalimantan Tengah Jalan G.Obos KM 5


Palangka Raya.

Sukmadji, Agus. 2013 . Teknis perbenihan benih kacang panjang. www.


Bbppketindan.bppsdmp.pertanian.go.id.

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG PANJANG Oleh : Astri Anto, SP Penyuluh


Pertanian BPTP Kalimantan Tengah Jalan G.Obos KM 5 Palangka Raya.

Fachruddin, L. 2000. Budidaya Kacang-kacangan. Penerbit Kanisius Yogyakarta.

PUSTAKA. 2012. Teknologi Budidaya Sayuran. Badan Litbang Pertanian Kementerian


Pertanian. Jakarta.

B Zaevi, M Napitupulu, P Astuti - … Jurnal Ilmu Pertanian dan …, 2014 -


ejurnal.untag-smd.ac.id.

A Marliah, M Hayati, I Muliansyah - Jurnal Agrista, 2012 - jurnal.unsyiah.ac.id

http://eprints.umm.ac.id/38773/3/BAB%20II.pdf

https://www.bps.go.id/publication/2020/08/28/5eb79ca777ce4ba7a2908a4d/statistik-
hortikultura-2019.

DAFTAR GAMBAR

BAB II.ISI PISANG BARANGAN ( Musa acuminata Linn.)...............................................


2
2.5 Morfologi Tanaman
1. Akar.................................................................................................................................
7
2. Batang..............................................................................................................................
8
3. Daun ................................................................................................................................
8
4. Bunga ..............................................................................................................................
9
5. Buah ................................................................................................................................
10

Anda mungkin juga menyukai