Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI

OLEH:CLARA TRI WAHYUNI


NIM: 220200343521
PRODI AGROTEKNLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG
2023
KATA PENGANTAR

Penyusun mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
kesempatan yang diberikannya sehingga penyusun dapat menyelesikan tugas Laporan tepat
waktu.Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu dalam
menyelesaikan laporan ini sebagai tugas wajib mata kuliah Mekanisasi Pertanian Program
Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang.DASAR-DASAR
AGRONOMI
Penyusun menyadari Laporan ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu
dengan rendah hati,diharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna
untuk memperbaiki ketidak sempurnaan ini, penyusun berharap laporan ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Sawi hijau (Brassica juncea L.) merupakan jenis tanaman sayuran daun yang memiliki
nilai ekonomis tinggi setelah kubis dan brokoli. Tanaman ini mengandung mineral, vitamin,
protein dan kalori yang menjadi salah satu tanaman sayur yang banyak dikonsumsi oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia. Jumlah konsumen sawi di Indonesia tidak pernah
menurun karena selain kaya serat dan vitamin, serta dapat mencegah berbagai penyakit.
Selain itu Sawi kaya akan vitamin A, sehingga berdaya guna dalam upaya mengatasi
masalah kekuranganvitamin A atau penyakit rabun ayam yang sampai kini menjadi masalah
dikalangan anak balita. Kandungan nutrisi lain pada sawi berguna juga untuk kesehatan tubuh
manusia. Kegunaan sawi untuk tubuh manusia adalah memperbaiki daya kerja buah
pinggang. Sawi juga dipercaya data menghilangkan rasa gatal ditenggorokan pada penderita
batuk. Sawi dikonsumsi berfungsi pula sebagai penyembuh sakit kepala. Orang-orang pun
mempercayai sawi mampu berkerja sebagai bahan pembersih darah, penderita penyakit ginjal
dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi sawi karena dapat membantu memperbaiki
fungsi kerja ginjal.
Produksi sawi di Indonesia pada tahun 2005 adalah sebesar 548,453 ton dan pada tahun
2008 meningkat menjadi 565,636 ton (BPS, 2009) sedangkan produksi sawi di Propinsi
Gorontalo tahun 2007 adalah sebesar 220 ton/ha tetapi pada tahun 2011 mengalami
penurunan yakni sebesar 83 ton/ha Oleh sebab itu untuk meningkatkan produksi sawi di
Indonesia kita harus memperbaiki sistem budidaya agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Perkembangan penduduk Indonesia yang terus bertambah terimplikasi pada
peningkatan akan kebutuhan sayur-sayuran terutama sawi bagi masyarakat. Namun sayang
petani Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan sayuran tersebut baik secara kuantitas
maupun kualitas, oleh karena itu usaha ke arah tersebut perlu dilakukan, misalnya pemilihan
pupuk untuk tanaman. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organik, karena di era serba
organik seperti sekarang ini, penggunaan pupuk organik cukup mendukung pertumbuhan dan
produksi tanaman. Budidaya tanaman secara organik merupakan komoditas yang memiliki
prospek cukup menjanjikan, pertanian organik menuntut agar lahan yang digunakan tidak
tercemar oleh bahan kimia serta mempunyai aksesibilitas yang baik dan berkesinambungan.
Pemberian pupuk organik ke dalam tanah dapat mempengaruhi dan memperbaiki sifat-sifat
tanah baik fisika, kimia maupun biologi tanah (Parnata, 2010).
Jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, Semakin rapat jarak
tanam semakin besar pertumbuhan tinggi, Dengan demikian pengaturan jarak tanam yang
tepat dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Purnama (2013) menyatakan bahwa pada
perlakuan jarak tanam 20 x 20 cm dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi
secara optimal yaitu jumlah daun, panjang daun berat segar tanaman berat tanaman yang
konsumsi dan berat kering tanaman. Hal ini diperkuat oleh Nugroho (2005) perbedaan jarak
tanam ternyata berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlahdaun
dan berat brangkasan segar, serta berat konsumsi/tanaman da konsumsi/petak, selain itu
didugakarena adanya aerasi yang baik antar tanamanserta tingkat kesuburan yang merata
sehingga jarak tanam sangat berpengaruhterhadap peningkatan produktivitas tanaman.

1. Asal usul tanaman sawi


sawi merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura dari jenis sayur sayuran
yang dimanfaatkan daun-daun yang masih muda. Daerah asal tanaman sawi diduga dari
Tiongkok dan Asia Timur, di daerah Tiongkok, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500
tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filipina dan Taiwan. Masuknya sawi ke wilayah
Indonesia diduga pada abad XIX. Bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub-
tropis lainnya, terutama kelompok kubis-kubisan. Daerah pusat penyebaran sawi antara lain
Cipanas, Lembang, Pengalengan, Malang dan Tosari. Terutama daerah yang mempunyai
ketinggian diatas 1.000 meter dari permukaan laut (Susila, 2006).
Sawi sebagai makanan sayuran memiliki macam-macam manfaat dan kegunaan dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari. Sawi selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan sayuran
juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan antara lain untuk mencegah timbulnya tumor
payudara, mencegah kanker payudara, menyehatkan mata, mengendalikan kadar kolesterol di
dalam darah, menghindari serangan jantung. Selain itu sawi juga digemari oleh konsumen
karena memiliki kandungan pro-vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Ada dua jenis
caisin atau sawi yaitu sawi putih dan sawi hijau (Pracaya, 2011).
2.manfaat tanaman sawi
Sawi hijau mengandung vitamin C yang baik untuk kesehatan kulit. Vitamin C
membantu proses produksi kolagen yang berperan untuk kulit sehat dan kencang. Vitamin C
adalah nutrisi penting yang memiliki sifat antioksidan yang dapat membantu mencegah
kerusakan yang disebabkan oleh matahari, polusi, dan asap.

3.Data produksi tanaman sawi


NO Jenis tanaman 2017 2018 2019 2020
1. sawi 136 14 27 267
9 3

B.tujuan pratikum
 Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja secara langsungsehingga dapat
memecahkan permasalahan dalam bidang pertanian
 Memperluas pengetahuan dan wawasan sehubungan antara teori danpenerapannya,
sehingga dapat menjadi bekal penulis dalam terjundalam dunia kerja.
 Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja dalam budidayatanaman sayuran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Menurut klasifikasi dalam tata nama (sistematika) tanaman, sawi termasuk ke


dalam :
Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Sub Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Papavorales

Famili : Cruciferae atau Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica juncea L.

Sawi masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis-bunga, broccoli dan lobak, yakni
famili Cruciferae (Brassicaceae). Oleh karena itu, sifat morfologis tanamannya hampir sama,
terutama pada sistem perakaran, struktur batang, bunga, buah maupun bijinya.

B.Morfologi Tanaman Sawi


Sistem perakaran tanaman sawi memiliki akar tunggang dan cabang- cabang akar yang
bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30 – 50
cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain mengisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta
menguatkan berdirinya batang tanaman.
Batang sawi pendek sekali dan beruas-ruas, sehingga hampir tidakkelihatan. Batang ini
berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun.Sedangkan daun pada umumnya
bersayap dan bertangkai panjang yang bentuknya pipih. Tanaman sawi umumnya mudah
berbunga dan berbiji secara alami, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Struktur
bunga tersusun dalam tangkai bunga yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang
banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota
bunga yang berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang
berongga dua.
Penyerbukan bunga sawi dapat berlangsung dengan bantuan serangga lebah maupun
tangan manusia. Hasil penyerbukan ini terbentuk buah yang berisi biji. Buah sawi termasuk
tipe buah polong, yakni bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2 – 8
butir biji. Biji sawi bentuknya bulat kecil, berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman
(Rukmana, 1994).
C. DESKRIPSI TANAMAN SAWI(VARIETAS)
Sawi adalah tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daunnya sebagai bahan
pangan (sayuran), baik segar ataupun diolah. Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut
asalnya di Asia, karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya
sehingga bisa dikembangkan di Indonesia. Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan
rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh sakit kepala, bahan pembersih
darah, memperbaiki fungsi ginjal serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan
(Sunardjono, 2011). Adapun klasifikasi tanaman sawi adalah sebagai berikut : Kingdom :
Plantae, Divisi : Spermatophyta, Klas : Dycotyledoneae, Ordo : Brassicales, Famili :
Brassicaceae, Genus : Brassica, Spesies : Brassica juncea L.
Tanaman sawi mempunyai batang semu yang pendek hampir tidak kelihatan karena
dari pangkal batang tumbuh tangkai daun dan daunnya bulat panjang dan berbulu halus.
Tanaman sawi memiliki akar tunggang (radix primaria) dan cabang akar yang bentuknya
bulat panjang (silindris) menyebar ke semua akar pada kedalaman antara 30-50 cm. Akar-
akar ini berfungsi antara lain untuk menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah serta
menguatkan berdirinya batang tanaman (Yulia et al., 2011).
Batang sawi berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Pada umumnya
daun-daun sawi bersayap, bertangkai panjang yang bentuknya pipih, mudah berbunga dan
berbiji secara alami, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Struktur bunga sawi
tersusun dari dalam tangkai bunga (inflorescentia), yang tumbuh memanjang (tinggi) dan
bercabang banyak. Tiap kuntum sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun
mahkota, bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang
berongga dua (Rukmana, 2007).
Penyerbukan bunga sawi dapat berlangsung dengan bantuan serangga, lebah dan
manusia. Hasil dari penyerbukan ini terbentuk buah berupa biji. Buahm sawi termasuk tipe
buah polong, yakni bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi dua
sampai delapan butir biji. Biji sawi berbentuk bulat kecil yang berwarna coklat atau coklat
kehitam-hitaman. Produksi utama dari sawi adalah daunnya. Sawi dapat dikonsumsi dalam
berbagai bentuk masakan, sebagai sayur daun (Rukmana, 2007).
D. Syarat Tumbuh
Sawi hijau dapat di tanam dibergai jenis tanah, namun untuk pertumbuhan yang baik
adalah pada jenis tanah andosol. Pada tanah yang mengandung liat perlu pengolahan secara
sempurna antara lain pengolahan tanah yang cukup (Suhardi, 1990). Pemberian pupuk
organik sangat baik untuk penyiapan tanah mapun struktur tanah. Sebagai contoh pemberian
pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan ketika penggemburan
tanah agar tercampur merata dan bercampur dengan tanah yang akan digunakan. Tanaman
sawi bisa ditanam didataran tinggi maupun didataran rendah, cukup cahaya matahari, aerasi
yang baik dan pH berkisar 5,5 - 6 (Endrizal et al., 2010). Bila daerah yang mempunyai pH
terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran dilakukan bertujuan
untuk menaikkan keasaman tanah, pengapuran dilakukan kira-kira 2 sampai 4 minggu
sebelumnya dan waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2-4 minggu
sebelum lahan hendak ditanam.
Sawi pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah. Tanaman ini selain tahan
terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada
kondisi iklim tropis Indonesia (Haryanto dkk, 2002). Kelembaban udara yang sesuai untuk
pertumbuhan sawi hijau yang optimal berkisar antara 80 % - 90 %. Kelembapan udara yang
tinggi lebih dari 90 % berpengaruh buruk pada tanaman sawi. Kelembapan yang tnggi dan
tidak dikehendaki tanaman menyebabkan mulut daun (stomata) tertutup sehingga penyerapan
gas karbondioksida (CO2) terganggu. Dengan demikian kadar gas CO2 yang diperlukan tidak
bisa terserap dengan masksimal, sehingga kadar gas CO2 yang diperlukan untuk melakukan
fotosintesis tidak berjalan dengan baik sehingga proses pertumbuhan pada tanaman menurun.
Cahyono (2003).
Iklim curah hujan yang cukup sepanjang tahun dapat mendukung kelangsungan hidup
tanaman karena ketersedian air tanah yang mencukupi. Sawi hijau tergolong tanaman yang
tahan terhadap curah hujan, sehingga penanaman pada musim hujan masih bisa memberikan
hasil yang cukup baik. Curah hujan yang sesuai untuk budidaya sawi hijau adalah 1000 -
1500 mm/tahun, akan tetapi sawi tidak tahan terhadap air yang menggenang (Cahyono,
2003). Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan sawi hijau adalah daerah yang
mempunyai suhu malam hari 15,6 °C dan siang hari 21,1 °C serta penyinaran matahari antara
10 - 13 jam per hari (Sastrahidajat dan Soemarno, 1996). Dengan demikian pada suhu udara
yang tinggi, sawi hijau pertumbuhannya tidak subur, tanaman kurus, dan produksinya rendah,
serta kualitas daun juga rendah (Cahyono, 2003). Sawi tahan terhadap air hujan, sehingga
dapat ditanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah
penyiraman secara teratur. Tanaman sawi membutuhkan hawa yang sejuk. Sehingga lebih
cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak
senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila ditanam pada
akhir musim penghujan. Dalam penelitian ini tanaman digunakan ialah sawi hijau dengan
varietas Tosakan. Sawi hijau ini memiliki potensi hasil 20 – 40 ton/ha.
E.Alat dan Bahan
1.alat: cangkul,parang,mangkok,ember
2.bahan:bibit sawi,pupuk
F.Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Lahan: Persiapan lahan penelitian berupa pembersihan dan perataan areal
sekitar lahan yang akan digunakan untuk penempatan polybag dari semak belukar, sampah-
sampah dan gundukan kayu. Persiapan lahan dilakukan seminggu sebelum tanam dan lahan
diratakan tanahnya agar mudah untuk penempatan. Persiapan dan pengisian media tanam:
Persiapan media tanam dilakukan bersamaan dengan persemaian. Tanah yang digunakan
adalah jenis tanah topsoil yang dipersiapkan sebelumnya.yang digunakan berukuran 35 x 30
cm dan diisi dengan media tanah sebanyak 4 kg kemudian disusun sesuai perlakuan dan
ulangan yang ditetapkan. Persemaian: ersemaian dilakukan tanah dengan ukuran 6 x 10 cm.
tanah yang sudah diberi pupuk kandang ayam kering dan diaduk merata kemudian
dimasukkan ke tanah ukuran 6 x 10 cm setelah itu dibiarkan satu minggu sebelum
penanaman. Setiap benih ditanam tiga tanaman sawi, setelah tumbuh diperjarangmenjadi satu
tanaman. Kemudian semua benih ditempatkan pada tempat yang teduh. Benih tanaman sawi
terus dirawatsampai menjadi bibit. Umur 10 hari bibit sawi dan siap dipindahkan ke tanah yg
disediakan. Pemberian Label: Pemberian label dilakukan sebelum pemindahan bibit
tanaman sawi atau satu hari sebelum pemberian perlakuan. Pemberian label bertujuan untuk
membedakan perlakuan yang akan diberikan pada masing-masing tanaman sawi. Penanaman
atau Pemindahan Sawi kebedeng Bibit tanaman sawi dipindahkan secara hati-hati ke bedeng
yang sebelumnya telah diisi dengan 4 kg media tanah dan perlakuan. Bibit tanaman sawi
yang dipindahkan, sebelumnya telah diseleksi guna penyeragaman diawal perlakuan.
Pemindahan bibit tanaman sawi dari persemaian ke bedeng dilakukan dengan cara
mendorong secara berangsur - angsur dari bawah persemaian ukuran 6 x 10 cm sampai semua
media tanah keluar sebelumnya telah disiram dengan air agar media tanah menjadi longgar
dan untuk menghindari putusnya akar bibit tanaman sawi. Setelah semua tanah keluar
padatkan tanah tersebut dengan cara menggenggam agar tanah dan akar bibit sawi menyatu
kembali, kemudian tanaman sawi siap ditanam ke dalam polybag. Pada setiap polybag
terdapat satu tanaman sawi dan untuk perawatan selanjutnya dilakukan penyiraman.
Penyiraman Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman tidak
dilakukan apabila hujan turun, dan dilakukan menggunakan ember. Penyiangan Penyiangan
dilakukan apabila terdapat gulma dan pelaksanaannya dilakukan 3 kali selama penelitian
dengan cara mencabut tanaman gulma yang tumbuh di sekitar tanaman sawi. Pengendalian
Hama dan Penyakit Pada tanaman sawi, hama yang sering menyerang tanaman sawi yaitu:
belalang dan semut. Pengendaliannya dilakukan dengan menyemprot menggunakan Decis
dengan dosis 0,5 ml/liter air dan penyemprotan dilakukan tiga hari sekali. Panen Pemanenan
dilakukan pada umur 30 hari setelah tanam. Sawi dipanen dengan cara tanaman dicabut
seluruhnya secara hati-hati. Pengukuran parameter pengamatan dilakukan pada waktu panen.
BAB III
A.KESIMPULAN
Kebutuhan air pada setiap jenis tanaman sawi berbeda-beda. Kebutuhan air setiap jenis
tanaman sawi dari awal penanaman hinggamenjelang panenterus mengalami
peningkatan.Kebutuhan air pada tanaman sawi semakin besar dengan semakin
besarnyapostur tajuk dari tanaman sawi tersebut. Pertumbuhan tanaman sawi hijau semakin
baik dengan semakin tingginyakonsentrasi nutrisi yang digunakan, tetapi tidak untuk tanaman
sawisendok dan sawi pagoda.Kebutuhan air pada tanaman sawi semakin besar dengan
semakin tingginya konsentrasi nutrisi yang digunakan.
B.SARAN
Sawi hijau dapat tumbuh dengan baik apabila yang menjadi syarat tumbuhnya
terpenuhi. Pertumbuhan tanaman sawi hijau, pengaruhi oleh faktor agar produksi yang
diharapkan, dapat tercapai. Faktor-faktor tersebut antara lain: penggunaan benih/bibit unggul,
pengolahan tanah, pengairan, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit.
BABIV
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, F. 2010. Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Skripsi.
Mahasiswa Fakultas Pertanian. UNS. Surakarta.
Alfandi, A., D. Budirahman, dan Z. Hasikin. 2017. Pengaruh Kombinasi Jarak
Tanam dan Umur Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Pakcoy. Jurnal AGROSWAGATI 5(2) : 610-619.
Arif, A., A. N. Sugiharto dan E. Widaryanto. 2014. Pengaruh Umur Transplanting
Benih dan Pemberian Berbagai Macam Pupuk Nitrogen terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L.
saccharata Sturt.). Jurnal Produksi Tanaman, 2 (1) : 1-9.
Badan Pusat Statistik. 2019. Produksi Tanaman Sayuran (Produksi Tanaman
Hortikultura). http://www.bps.go.id. Di akses pada Mei 2020.
Burhan, D., M. D. Maghtoer, dan S. Heddy. 2016. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu
Pemberian Pupuk Organik Cair Bioaktivator Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Sawi. Jurnal Produksi Tanaman. 4(7) : 555-571.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai