Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN

KACNG HIJAU (VIGNA RADIATA)

DI SUSUN OLEH :
NAMA : NURGANIAH DS
NIM : 230107501025
KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI B

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023

s
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan makhluk hidup adalah proses pertambahan volume dan jumlah sel,
sehingga ukuran tubuh bertambah besar. Pertumbuhan bersifat inrreversibel atau tidak
Kembali seperti semula dan dapat diukur. Pengertian perkembangan adalah proses
perubahan menuju kedewasaan melalui proses pertumbuhan dan diferensiasi,
perkembangan tidak diukur. Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan faktor internal, salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan adalah air. Air mutlak diperlukan tumbuhan, karena di dalam hidupnya tak
mungkin tumbuhan dapat tumbuh dan perkembangan memerlukkan air.
Kacang hijau (vigna radiata) merupakan tanaman polong-polongan yang banyak
di budidayakan di Indonesia dan dikenal mampu tumbuh dengan baik pada kondisi kering
dan pada tanah yang kurang subur. Ia juga tahan terhadap hama dan penyakit, serta kaya
akan nutrisi seperti protein nabati, Vitamin A,B1, C, E, zat lainnya.
Budidaya kacang hijau penting di lakukan karena merupakan pangan yang banyak
dikomsumsi di Indonesia dan harganya relatif terjangkau. Untuk mendapatkan
pertumbuhan yang mutunya baik dan hasil yang optimal, penyirman merupakan salah
satu metode yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman kacang hijau. Karena penyiraman dapat membantu tanaman menyerap nutrisi
dari tanah untuk melalukan fotosintesis, yang kemudian akan menghasilkan makanan dan
oksigen.
B. Rumusan Masalah
 Bagaimana pengaruh pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman
kacang hijau.
 Bagaimana perbedaan pertumbuhan tanaman kacang hijau yang disiram
menggunakan air cucian beras dan air biasa
C. Tujuan
 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian air cucian beras terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau
 Untuk mengetahui bagaimana perbedaan pertumbuhan tanaman kacang hijau yang
disiram menggunakan air cucian beras dan air biasa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian air
cucian beras terhadap tanaman kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan tanaman yang
diberikan air biasa.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS


A. Tinjauan Pustaka
2.1.1 Tinjauan umum kacang hijau (Vigna radiata L.)
Kacang hijau merupakan tanaman pangan yang telah dikenal luas oleh
masyarakat. Tanaman yang termasuk dalam keluarga kacang-kacangan ini sudah
lama dibudidayakan di Indonesia. Di Indonesia, tanaman kacang hijau merupakan
tanaman kacang-kacangan ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan
kacang tanah. Kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim berupa semak
yang tumbuh tegak. Tanaman kacang hijau ini diduga berasal dari India. Diawal
abad ke-17, kacang hijau mulai menyebar ke berbagai Negara Asia tropis
termasuk Indonesia. Tanaman kacang hijau adalah tanaman semusim berumur
pendek (60 hari). Panen kacang hijau dilakukan beberapa kali dan berakhir pada
hari ke-80 setelah tanam (Purwono dan Hartono, 2005).
Kacang hijau memiliki kelebihan dibandingkan dengan kacang lain seperti
kacang tanah dan kacang kedelai dari sisi agronomi dan ekonomi. Dari sisi
agronomi, kacang hijau termasuk jenis tanaman yang tahan kekeringan dan dapat
tumbuh pada tanah yang kurang subur. Artinya, kacang hijau mampu hidup dan
berbuah di daerah kering. Kacang hijau juga tahan terhadap hama dan penyakit.
Hal ini terlihat dari jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman kacang
hijau relatif lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan lain.
Dengan demikian, resiko kegagalan panen juga semakin kecil. Selain itu, sistem
budidaya tanaman kacang hijau juga relatif mudah. Kacang hijau cocok ditanam
di sawah tadah hujan dan daerah beririgasi yang rusak. Tanaman kacang hijau
juga bisa ditanam dengan input produksi yang rendah. Artinya, dalam penanaman
tidak perlu pengolahan tanah, pemupukan dan pengairan yang intensif. Dari sisi
ekonomi, kacang hijau termasuk tanaman pangan yang banyak dibutuhkan oleh
masyarakat. Oleh karena itu harganya relatif stabil (Purwono dan Hartono, 2005).
Mustakim (2013), juga menyatakan bahwa kacang hijau memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan lainnya yaitu 6
berumur genjah (55 sampai 65 hari), lebih toleran terhadap kekeringan dengan
kebutuhan air yang sedikit, dapat ditanam pada lahan kurang subur dan
menyuburkan tanah, teknik budidaya cukup mudah, dan harga jual relatif tinggi
dan stabil. Selain itu, Purwono dan Hartono (2005) menyatakan, kacang hijau juga
memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh jenis kacang-kacangan lainnya
yaitu kecambah (taoge) mengandung vitamin E yang sangat tinggi dan bermanfaat
untuk kesehatan manusia. Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin
(A, B1 , C, dan E), serta mengandung beberapa zat lain yang berguna bagi
kesehatan manusia seperti amilum, besi, belerang, kalsium, mangan, magnesium
dan niasin.
a. Klasifikasi dan morfologi tanaman kacang hijau
Menurut Purwono dan Hartono (2005) kacang hijau termasuk kedalam
kelompok leguminosa. Secara botani klasifikasi dari kacang hijau adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminosae (Fabaceae)
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata L
Family : Leguminosae (Papilionaceae)

Kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim yang berumur pendek.

Tanaman kacang hijau terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji

(Purwono dan Hartono, 2005). Tipe pertumbuhan kacang hijau umumnya dapat

dibedakan determinate (pembungaan berhenti setelah terbentuk polong), dan

indeterminate (pembungaan masih terus setelah terbentuk polong) (Iswanto,

Sundari, dan Harnowo, 2013).


Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat

bervariasi, antara 30 sampai 60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya

menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan 7

cabangnya ada yang hijau dan ada yang cokelat muda (Bambang, 2007 dalam

Fitriani, 2014).

Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Daun

berbentuk lonjong dengan bagian ujung runcing. Tangkai daunnya cukup panjang,

lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua

(Bambang, 2007 dalam Fitriani, 2014).

Polong menyebar dan menggantung berbentuk silindris dengan panjang

antara 6 sampai 15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong

berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10

sampai 15 biji. Polong menjadi tua 60 sampai 120 hari setelah tanam. Perontokan

bunga banyak terjadi dan mencapai angka 90% (Rositawaty, 2009 dalam Fitriani,

2014).

Biji kacang hijau berbentuk bulat, dan ukurannya lebih kecil dibandingkan

jenis kacang-kacangan lainnya. Warna biji kacang hijau kebanyakan berwarna

hijau kusam dan hijau mengkilap (BALITKABI, 2016 dalam Ningsih, 2019). Tipe

perkecambahan kacang hijau yaitu epigeal dan termasuk tanaman dikotil (biji

berkeping dua) (Purwono dan Hartono, 2005).

Bunga kacang hijau berkelamin sempurna (hermaphrodite), berbentuk

kupu-kupu, dan berwarna kuning. Buah berpolong, panjangnya antara 6 cm-15

cm. Tiap polong berisi 6 sampai 16 butir biji. Biji kacang hijau berbentuk bulat

kecil dengan bobot (berat) tiap butir 0,5 mg sampai 0,8 mg atau per 1000 butir

antara 36 g sampai 78 g, berwarna hijau sampai hijau mengilap. Biji kacang hijau

tersusun atas tiga bagian, yaitu kulit biji, kotiledon, dan embrio (Rukmana, 1997

dalam Fitriani 2014).

Perakaran tanaman kacang hijau tersusun atas akar tunggang, akar serabut,

dan akar lateral. Perakaran kacang hijau dapat membentuk bintil akar (nodule)
(Bambang, 2007 dalam Fitriani 2014).

b. Syarat tumbuh kacang hijau

Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki lingkungan

yang panas sepanjang hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam pada ketinggian tempat 500 mdpl. Kacang
hijau dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya

rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembapan pada tanah bekas tanaman

sebelumnya. Curah hujan yang optimum untuk pertumbuhan kacang hijau yaitu

50 sampai 200 mm/bulan. Suhu udara sekitar 25 o C sampai 27 o C, dan kelembaban

udara sekitar 50 sampai 80 % dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Sementara itu, tanah yang mempunyai pH 6,7 paling ideal untuk pertumbuhan

kacang hijau (BPTP Sulawesi Selatan, 2018).

Kacang hijau dapat tumbuh di segala macam jenis tanah yang berdrainase

baik. Namun, pertumbuhan terbaiknya pada tanah lempung biasa sampai yang

mempunyai bahan organik tinggi, sedangkan tanah yang sangat asam tidak baik

karena penyediaan unsur hara terhambat. Kacang hijau menghendaki tanah

dengan kandungan hara (fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang) yang

cukup. Unsur hara ini penting untuk meningkatkan produksinya (Cahyono, 2007

dalam Beliandari, 2019).

c. Hama dan penyakit tanaman kacang hijau

Hama utama kacang hijau di berbagai lokasi adalah thrips Megalurothrips

usiatus (Begnall) dan penggerek polong Maruca testulalis. Sedangkan penyakit

utama kacang hijau adalah tular tanah yang disebabkan oleh patogen Sclerotium

rolfsii, Rhizoctonia solani, dan Phytopthora sp., penyakit bercak daun Cercospora

cansecens dan embun tepung Erysiphe polygoni selain penyakit karat Puccinia

thalaspeos. Kerugian hasil yang diakibatkan oleh hama dan penyakit tersebut

hingga mencapai 80% bahkan gagal panen (BALITKABI, 2010).

2.1.2 Tinjauan umum air cucian beras

Padi (Oryza sativa) jika diolah hasilnya beras yang mengalami pelepasan

tangkai serta kulit biji dengan cara digiling maupun ditumbuk. Komponen terbesar
beras adalah karbohidrat yang sebagian besar terdiri dari pati yang berjumlah 85-

90%. Kandungan yang lain selain karbohidrat adalah selulosa, hemiselulosa dan

pentosan. Zat pati tertinggi terdapat pada bagian endosperm, makin ke tengah

kandungan patinya makin menipis (Agustri, 2012).

Air cucian beras atau sering disebut leri merupakan air yang diperoleh dalam

proses pencian beras. Air cucian beras tergolong mudah didapatkan karena sebagian

besar masyarakat Indonesia menggunakan beras (nasi) sebagai makanan pokok yang

mengandung karbohidrat tinggi untuk memenuhi kebutuhan energi. Selama ini air

cucian beras belum banyak dimanfaatkan dan biasanya hanya dibuang begitu saja.

Sebenarnya didalam air cucian beras masih mengandung senyawa organik seperti

karbohidrat dan vitamin seperti thiamin yang masih bisa dimanfaatkan (Moeksin,

2015).

Saat ini mulai berkembang penelitian tentang pemanfaatan air cucian beras

sebagai bahan penelitian, seperti pemanfaatan air cucian beras sebagai bahan baku

pembuatan nata, pupuk pertumbuhan tanaman, bahan baku pembuatan bioethanol media
pertumbuhan jamur dan masih banyak lagi. Oleh karena itu saat ini air cucian

beras sudah mulai dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang lebih bermanfaat

(Susilawati, 2016).

a kandungan air cucian beras

Limbah air cucian beras yang banyak terdapat dihampir seluruh rumah penduduk

Indonesia memiliki kandungan nutrisi yang berlimpah, diantaranya karbohidrat

berupa pati 85-90%, lemak, protein gluten, selulosa, hemiselulosa, gula dan vitamin

yang tinggi. Air cucian beras mengandung vitamin seperti niacin, riboflavin,

piridoksin dan thiamin, serta mineral seperti Ca, Mg dan Fe yang diperlukan untuk

pertumbuhan jamur (Astuti, 2013).

Air cucian beras mengandung beberapa unsur kimia seperti vitamin B1,

Nitrogen, Fosfor, dan unsur hara lainnya banyak terdapat pada pericarpus dan aleuron

yang ikut terkikis (Hidayatullah, 2012). Kandungan beberapa unsur kimia air limbah

cucian beras secara umum yang disajiakan pada table berikut:


Komposisi Jumlah (%) Komposisi Jumlah (%)

Karbohidrat 90
Protein 8,77
Lemak 1,09
Vitamin B1 70
VITAMIN B3 90
Vitamin B6 50
Mangan (Mn) 50
Fosfor (f) 60
Zat Besi (Fe) 50
Nitrogen (N) 0,015
Magnesium (Mg) 14,525

Mineral yang terkandung pada air cucian beras tersebut, secara umum memiliki

manfaat sebagai berikut : 1. Mangan (Mn) Berperan dalam beberapa sistem enzim,

terutama enzim yang terlibat dalam pengontrolan gula darah, metabolisme energi, dan

hormon tiroid. Mencegah epilepsi, mengurangi risiko serangan jantung secara

mendadak. 2 Fosfor (f) berfunngsi kalsifikasi tulang dan gigi, mengatur pengalihan

energy, membantu absorpsi dan transportasi zat gizi, mengangkut zat gizi ke aliran

darah (proses fosforilasi), membantu fungsi vitamin dan mineral melakukan

fosforilasi dan mengatur keseimbangan asam basa. 3. Zat Besi (Fe) Berperan dalam

mengatur molekul hemoglobin (sel-sel darah merah), Sebagai transportasi oksigen 10

(O2) dari paru ke jaringan dan transportasi CO2 dari jaringan ke paru. 4. Nitrogen (N)

berfungsi menjaga tekanan osmosis darah, menjaga keseimbangan asam basa,

berperan dalam absorpsi glukosa, berperan menjaga tansmisi saraf dan otot. 5.

Magnesium (Mg) berguna mengaktifkan enzim; berperan dalam produksi energi,

formasi protein, dan replikasi sel, serta meningkatkan kelarutan kalsium dalam enzim

sehingga bisa mencegah terbentuknya batu ginjal, batu empedu, dan batu saluran

kemih. 6. Kalium (K) bersama natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh

dan fungsi jantung. Fungsi kalium lainnya adalah sebagai pengantar pesan saraf ke

otot, menurunkan tekanan darah, serta mengirimkan oksigen ke otak. Kekurangan

kalium menyebabkan stres fisik dan mental. 7. Kalsium (Ca) bermanfaat mengurangi
insomnia, mendukung sistem saraf dan kontraksi otot, serta mengatur detak jantung

dan mencegah penggumpalan darah. (Almatsier, 2004).

B. Hipotesis

1. Hipotesis Nol (H0): Tidak ada perbedaan signifikan dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau
antara kelompok yang disiram dengan air cucian beras dan kelompok kontrol yang disiram
dengan air bersih.
2. Hipotesis Alternatif (H1): Tanaman kacang hijau yang disiram dengan air cucian beras akan
menunjukkan peningkatan signifikan dalam tinggi tanaman, jumlah daun, dan hasil panen
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
3.Hipotesis Khusus (H2): Tanaman kacang hijau yang ditanam dengan menggunakan air cucian
beras dengan konsentrasi nutrisi yang optimal akan menghasilkan hasil panen yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
4.Hipotesis Khusus (H3): Air cucian beras yang mengandung senyawa organik tertentu akan
memicu aktivitas mikroba tanah yang menguntungkan, meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi
tanaman, dan akhirnya mempercepat pertumbuhan tanaman kacang hijau.

III. METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuantitatif. Penelitian
kuantitatif memiliki tujuan untuk mengembangkan teori hipotesis yang memiliki kaitan
dengan fenomena-fenomena alam. Penelitian kuantitatif ini dilakukan guna untuk
memperoleh suatu kesimpulan, sehingga jika hipotesis sudah terjawab maka penelitian
dianggap sudah selesai.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah karakter, atribut, atau segala sesuatu yang terbentuk atau menjadi
perhatian dalam suatu penelitian sehingga mempunyai variasi antara satu objek yang satu dengan
objek yang lain dalam satu kelompok tertentu kemudian ditarik kesimpulannya variabel
merupakan sesuatu yang menjadi objek penelitian, sering juga disebut sebagai faktor yang
berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).
1. Variabel bebas (Independent Variable)
Variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain, namun tidak terpengaruh oleh
variabel lain. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
• Tanah
Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah gambut. Dimana tanah ini akan di
tanami dengan tanaman kacang hijau dan diberi perlakuan penyiraman air keran dan air
cucian beras.
• Air Keran dan Air Cucian Beras
Air keran dan air cucian beras digunakan sebagai media penyiraman pada tanaman
kacang hijau dan sebagai perbandingan terhadap petumbuhan kacang hijau, serta sebagai
sumber nutrisi bagi tanaman. Frekuensi air yang diberikan pada saat penyiraman haruslah
sama.
2. Variabel terikat( Dependent Variable )
Variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam percobaan ini yang menjadi variabel terikat
adalah pertumbuhan tanaman kacang hijau. Karena pertumbuhan tanaman kacang hijau ini
dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel bebas. Pertumbuhan kacang hijau akan
diukur setiap hari dengan mengamati pertambahan tinggi, jumlah daun dan lebar daun,
pengamatan ini di lakukan selama 5 hari.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Tanah
Tanah dalam bidang pertanian diartikan sebagai media tempat tumbuhnya tanaman-
tanaman yang berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organik
dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup diatasnya atau di dalamnya.
2. Air keran
Air keran adalah air yang dialirkan melalui pipa ledeng dan keluar melalui keran air. Air keran
biasa digunakan untuk minum, mencuci, memasak, dan menyiram toilet.
3. Air cucian beras
Air cucian beras atau sering disebut leri merupakan air yang diperoleh dalam proses pencian
beras. Air cucian beras tergolong mudah didapatkan karena sebagian besar masyarakat
Indonesia menggunakan beras (nasi) sebagai makanan pokok yang mengandung karbohidrat
tinggi untuk memenuhi kebutuhan energi.
4. Tanaman kacang hijau
Kacang hijau adalah sejenis palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku
polong-polongan ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan
pangan berprotein nabati tinggi.

D. Alat dan Bahan


 Alat :
1. Gelas plasitk (2 buah)
2. Gunting
3. Buku tulis
4. Pulpen
5. Penggaris
 Bahan :
1. Tanah gambut
2. Air keran
3. Air cucian beras
4. Biji kacang hijau
E. Prosedur Kerja
Berikut beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam percobaan ini, antara lain :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Siapkan 2 gelas plastik sebagai wadah serta pastikan bahwa wadah tersebut sudah bersih
dan bebas dari kontaminasi
3. Lubangi gelas plastik menggunakan gunting,untuk memberi ruang bagi air untuk mengalir
4. Isi masing-masing gelas dengan tanah gambut hingga 2\3 dari gelas
5. Siapkan biji kacang hijau yang akan ditanam
6. Kemudian tanam kacang hijau dengan kedalaman yang sesuai di dalam gelas
7. Berikan perlakuan yang berbeda pada setiap gelas. Gelas pertama, akan disiram dengan air
cucian beras kemudian gelas kedua akan disiram dengan air biasa.
8. Lakukan penyiraman sesuai dengan kelompok perlakuan masing-masing
9. Lakukan pengamatan secara berkala selama kurang lebih lima hari.
10. Catat dibuku tulis pengamatan rutin terkait pertumbuhan tanaman dengan waktu yang
konsisten misalnya setiap dua hari sekali.

F. Teknik Pengambilan Data


Teknik pengumpulan data ialah cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan
dan mengumpulkan data atau informasi sebanyak-banyaknya dengan cara yang relevan
terhadap masalah yang diangkat serta bisa dipertanggungjawabkan atas data tersebut.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pengamatan adalah sebagai
berikut;
a. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek
yang diamati. parameter yang diamati yaitu pertumbuhan tanaman kacang hijau (vigna
Radiata) meliputi tinggi tanaman dalam satuan (cm) dan banyaknya daun.
b. Dokumentasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang berupa dokumen catatan bisa
berbentuk tulisan, seperti karya tulis ilmiah dan berbentuk gambar seperti foto. Pada
pengamatan ini dokumentasi berupa catatan hasil pengamatan atau foto.

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari suatu penelitian atau
pengamatan, karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian atau pengamatan.
Analisis data yang digunakan dalam pengamatan ini adalah analisis data kuantitatif.

Selanjutnya data kuantitatif diolah menggunakan analisis statistik, yaitu statistika deskriptif dan
statistika interfensi. Statistika deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel
penegamatan yang diperoleh melalui hasil pengukuran. Dalam pengamatan ini statistika inferensial
digunakan untuk mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang terkumpul bagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pengamatan yang dilakukan yaitu pengaruh air cucian beras
terhadap pertumbuhan kacang hijau (vigna radiata).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan kegiatan pengamatan yang dilakukan dan diamati selama lima hari dapat
dilihat hasilnya sebagai berikut :

perlakuan Tinggi Pertumbunuhan Tanaman Kacang Hijau


H1 H2 H3 H4 H5 Rata-rata
Air cucian beras 1,5 CM 4,5 CM 8,5 CM 15 CM 18,5 CM 9,6
(gelas 1)
Air keran (gelas 2) 0,5 CM 2 CM 6,5 CM 10 CM 12 CM 6,2

Keterangan :
1. Pada hari pertama tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air beras
tumbuh setinggi 1,5 cm, sedangkan pada tanaman kacang hijau yang
mendapatkan perlakuan air keran tumbuh setinggi 0,5 cm.
2. Pada hari kedua tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air beras
tumbuh setinggi 4,5 cm, sedangkan pada tanaman kacang hijau yang
mendapatkan perlakuan air keran tumbuh setinggi 2 cm.
3. Pada hari ketiga tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air beras
tumbuh setinggi 8,5 cm, sedangkan pada tanaman kacang hijau yang
mendapatkan perlakuan air keran tumbuh setinggi 6,5 cm.
4. Pada hari keempat tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air beras
tumbuh setinggi 15 cm, sedangkan pada tanaman kacang hijau yang
mendapatkan perlakuan air keran tumbuh setinggi 10 cm.
5. Pada hari kelima tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air beras
tumbuh setinggi 18,5 cm, sedangkan pada tanaman kacang hijau yang
mendapatkan perlakuan air keran tumbuh setinggi 12 cm.

B PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman kacang hijau menunjukkan
bahwa tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air cucian beras lebih
subur dan lebih berkembang dibadingkan dengan tanaman kacang hijau yang
mendapatkan perlakuan air keran. Hal ini di tandai dengan tinggi tanaman, terlihat
bahwa tinggi tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air cucian beras
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kacang hijau yang mendapatakan
perlakuan air keran.
Selain itu, terlihat bahwa pada pertumbuhan daun kacang hijau yang mendapatkan
perlakuan air cucian beras memiliki jumlah daun yang lebih meningkat dibadingkan
dengan tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air keran. Untuk
pertumbuhan pada akar dan batang tanaman kacang hijau yang mengalami
peningkatan yang signifikan terjadi pada tanaman yang mendapatkan perlakuan air
cucian beras.
Hal ini di sebabkan karena, air cucian beras memiliki banyak nutrisi seperti protein,
lipid, trigliserida, pati, inositol tanaman, dan zat organik lainnya. Selain itu, air cucian
beras juga mengandung nutrisi yang baik untuk tanaman, seperti unsur hara makro
dan mikro, vitamin B1, B3, B6, mangan fosfor, zat besi, zinc , kalium dan kalsium.
Air cucian beras juga dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi alternatif bagi tanaman
dan berpotensi dijadikan pupuk karena mengandung banyak nutrisi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan pengamatan yang telah dilakukan untuk mengamati pertumbuhan biji
kacang hijau yang dipengaruhi oleh air keran dan air cucian beras dapat simpulkan bahwa
biji kacang hijau yang di beri perlakuan air cucian beras tumbuh lebih tinggi daripada biji
kacang hijau yang di beri perlakuan menggunakan air keran dengan rata-rata tinggi antara
9,6 untuk tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air cucian beras dan 6,2
untuk tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air keran, hal ini di karenakan di
dalam air cucian beras terkandung karbohidrat yang dapat merangsang sintesis energi pada
kecambah, perantara terbentuk hormon auksin dan giberelin, fosfor yang berguna untuk
membuat tanaman kacang hijau tumbuh lebih cepat. Selain itu, air cucian beras
mengandung mineral dan vitamin yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Sebaliknya,
air keran tidak mengandung nutrisi dan mineral tersebut memperoleh air dengan kapasitas
normal agar dapat membantu dalam proses pertumbuhannya.

B. SARAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, untuk mendapatkan perkembangan biji
kacang hijau dan produksi yang lebih baik, di sarankan melakukan pengamatan lanjutan
dengan memperbanyak dosis pemberian pupuk dan memvariasikan lebar jarak
tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Pengaruh pertumbuhan kacang hijau (phaseoulus radiatus) dengan perlakuan


pemberian media air berbeda, MUHAMMAD ARHAN RAJAB
https://repository.uir.ac.id/4294/6/BAB%20V.pdfSS
https://www.academia.edu/37887718/Penelitian_Kacang_Hijau_Lengkap

Anda mungkin juga menyukai