DI SUSUN OLEH :
NAMA : NURGANIAH DS
NIM : 230107501025
KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI B
s
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan makhluk hidup adalah proses pertambahan volume dan jumlah sel,
sehingga ukuran tubuh bertambah besar. Pertumbuhan bersifat inrreversibel atau tidak
Kembali seperti semula dan dapat diukur. Pengertian perkembangan adalah proses
perubahan menuju kedewasaan melalui proses pertumbuhan dan diferensiasi,
perkembangan tidak diukur. Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan faktor internal, salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan adalah air. Air mutlak diperlukan tumbuhan, karena di dalam hidupnya tak
mungkin tumbuhan dapat tumbuh dan perkembangan memerlukkan air.
Kacang hijau (vigna radiata) merupakan tanaman polong-polongan yang banyak
di budidayakan di Indonesia dan dikenal mampu tumbuh dengan baik pada kondisi kering
dan pada tanah yang kurang subur. Ia juga tahan terhadap hama dan penyakit, serta kaya
akan nutrisi seperti protein nabati, Vitamin A,B1, C, E, zat lainnya.
Budidaya kacang hijau penting di lakukan karena merupakan pangan yang banyak
dikomsumsi di Indonesia dan harganya relatif terjangkau. Untuk mendapatkan
pertumbuhan yang mutunya baik dan hasil yang optimal, penyirman merupakan salah
satu metode yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman kacang hijau. Karena penyiraman dapat membantu tanaman menyerap nutrisi
dari tanah untuk melalukan fotosintesis, yang kemudian akan menghasilkan makanan dan
oksigen.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan tanaman
kacang hijau.
Bagaimana perbedaan pertumbuhan tanaman kacang hijau yang disiram
menggunakan air cucian beras dan air biasa
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian air cucian beras terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau
Untuk mengetahui bagaimana perbedaan pertumbuhan tanaman kacang hijau yang
disiram menggunakan air cucian beras dan air biasa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian air
cucian beras terhadap tanaman kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan tanaman yang
diberikan air biasa.
Tanaman kacang hijau terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji
(Purwono dan Hartono, 2005). Tipe pertumbuhan kacang hijau umumnya dapat
menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan 7
cabangnya ada yang hijau dan ada yang cokelat muda (Bambang, 2007 dalam
Fitriani, 2014).
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Daun
berbentuk lonjong dengan bagian ujung runcing. Tangkai daunnya cukup panjang,
lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua
berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10
sampai 15 biji. Polong menjadi tua 60 sampai 120 hari setelah tanam. Perontokan
bunga banyak terjadi dan mencapai angka 90% (Rositawaty, 2009 dalam Fitriani,
2014).
Biji kacang hijau berbentuk bulat, dan ukurannya lebih kecil dibandingkan
hijau kusam dan hijau mengkilap (BALITKABI, 2016 dalam Ningsih, 2019). Tipe
perkecambahan kacang hijau yaitu epigeal dan termasuk tanaman dikotil (biji
cm. Tiap polong berisi 6 sampai 16 butir biji. Biji kacang hijau berbentuk bulat
kecil dengan bobot (berat) tiap butir 0,5 mg sampai 0,8 mg atau per 1000 butir
antara 36 g sampai 78 g, berwarna hijau sampai hijau mengilap. Biji kacang hijau
tersusun atas tiga bagian, yaitu kulit biji, kotiledon, dan embrio (Rukmana, 1997
Perakaran tanaman kacang hijau tersusun atas akar tunggang, akar serabut,
dan akar lateral. Perakaran kacang hijau dapat membentuk bintil akar (nodule)
(Bambang, 2007 dalam Fitriani 2014).
yang panas sepanjang hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam pada ketinggian tempat 500 mdpl. Kacang
hijau dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya
sebelumnya. Curah hujan yang optimum untuk pertumbuhan kacang hijau yaitu
Sementara itu, tanah yang mempunyai pH 6,7 paling ideal untuk pertumbuhan
Kacang hijau dapat tumbuh di segala macam jenis tanah yang berdrainase
baik. Namun, pertumbuhan terbaiknya pada tanah lempung biasa sampai yang
mempunyai bahan organik tinggi, sedangkan tanah yang sangat asam tidak baik
dengan kandungan hara (fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang) yang
cukup. Unsur hara ini penting untuk meningkatkan produksinya (Cahyono, 2007
utama kacang hijau adalah tular tanah yang disebabkan oleh patogen Sclerotium
rolfsii, Rhizoctonia solani, dan Phytopthora sp., penyakit bercak daun Cercospora
cansecens dan embun tepung Erysiphe polygoni selain penyakit karat Puccinia
thalaspeos. Kerugian hasil yang diakibatkan oleh hama dan penyakit tersebut
Padi (Oryza sativa) jika diolah hasilnya beras yang mengalami pelepasan
tangkai serta kulit biji dengan cara digiling maupun ditumbuk. Komponen terbesar
beras adalah karbohidrat yang sebagian besar terdiri dari pati yang berjumlah 85-
90%. Kandungan yang lain selain karbohidrat adalah selulosa, hemiselulosa dan
pentosan. Zat pati tertinggi terdapat pada bagian endosperm, makin ke tengah
Air cucian beras atau sering disebut leri merupakan air yang diperoleh dalam
proses pencian beras. Air cucian beras tergolong mudah didapatkan karena sebagian
besar masyarakat Indonesia menggunakan beras (nasi) sebagai makanan pokok yang
mengandung karbohidrat tinggi untuk memenuhi kebutuhan energi. Selama ini air
cucian beras belum banyak dimanfaatkan dan biasanya hanya dibuang begitu saja.
Sebenarnya didalam air cucian beras masih mengandung senyawa organik seperti
karbohidrat dan vitamin seperti thiamin yang masih bisa dimanfaatkan (Moeksin,
2015).
Saat ini mulai berkembang penelitian tentang pemanfaatan air cucian beras
sebagai bahan penelitian, seperti pemanfaatan air cucian beras sebagai bahan baku
pembuatan nata, pupuk pertumbuhan tanaman, bahan baku pembuatan bioethanol media
pertumbuhan jamur dan masih banyak lagi. Oleh karena itu saat ini air cucian
beras sudah mulai dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang lebih bermanfaat
(Susilawati, 2016).
Limbah air cucian beras yang banyak terdapat dihampir seluruh rumah penduduk
berupa pati 85-90%, lemak, protein gluten, selulosa, hemiselulosa, gula dan vitamin
yang tinggi. Air cucian beras mengandung vitamin seperti niacin, riboflavin,
piridoksin dan thiamin, serta mineral seperti Ca, Mg dan Fe yang diperlukan untuk
Air cucian beras mengandung beberapa unsur kimia seperti vitamin B1,
Nitrogen, Fosfor, dan unsur hara lainnya banyak terdapat pada pericarpus dan aleuron
yang ikut terkikis (Hidayatullah, 2012). Kandungan beberapa unsur kimia air limbah
Karbohidrat 90
Protein 8,77
Lemak 1,09
Vitamin B1 70
VITAMIN B3 90
Vitamin B6 50
Mangan (Mn) 50
Fosfor (f) 60
Zat Besi (Fe) 50
Nitrogen (N) 0,015
Magnesium (Mg) 14,525
Mineral yang terkandung pada air cucian beras tersebut, secara umum memiliki
manfaat sebagai berikut : 1. Mangan (Mn) Berperan dalam beberapa sistem enzim,
terutama enzim yang terlibat dalam pengontrolan gula darah, metabolisme energi, dan
mendadak. 2 Fosfor (f) berfunngsi kalsifikasi tulang dan gigi, mengatur pengalihan
energy, membantu absorpsi dan transportasi zat gizi, mengangkut zat gizi ke aliran
fosforilasi dan mengatur keseimbangan asam basa. 3. Zat Besi (Fe) Berperan dalam
(O2) dari paru ke jaringan dan transportasi CO2 dari jaringan ke paru. 4. Nitrogen (N)
berperan dalam absorpsi glukosa, berperan menjaga tansmisi saraf dan otot. 5.
formasi protein, dan replikasi sel, serta meningkatkan kelarutan kalsium dalam enzim
sehingga bisa mencegah terbentuknya batu ginjal, batu empedu, dan batu saluran
kemih. 6. Kalium (K) bersama natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh
dan fungsi jantung. Fungsi kalium lainnya adalah sebagai pengantar pesan saraf ke
kalium menyebabkan stres fisik dan mental. 7. Kalsium (Ca) bermanfaat mengurangi
insomnia, mendukung sistem saraf dan kontraksi otot, serta mengatur detak jantung
B. Hipotesis
1. Hipotesis Nol (H0): Tidak ada perbedaan signifikan dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau
antara kelompok yang disiram dengan air cucian beras dan kelompok kontrol yang disiram
dengan air bersih.
2. Hipotesis Alternatif (H1): Tanaman kacang hijau yang disiram dengan air cucian beras akan
menunjukkan peningkatan signifikan dalam tinggi tanaman, jumlah daun, dan hasil panen
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
3.Hipotesis Khusus (H2): Tanaman kacang hijau yang ditanam dengan menggunakan air cucian
beras dengan konsentrasi nutrisi yang optimal akan menghasilkan hasil panen yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
4.Hipotesis Khusus (H3): Air cucian beras yang mengandung senyawa organik tertentu akan
memicu aktivitas mikroba tanah yang menguntungkan, meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi
tanaman, dan akhirnya mempercepat pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Selanjutnya data kuantitatif diolah menggunakan analisis statistik, yaitu statistika deskriptif dan
statistika interfensi. Statistika deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel
penegamatan yang diperoleh melalui hasil pengukuran. Dalam pengamatan ini statistika inferensial
digunakan untuk mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang terkumpul bagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pengamatan yang dilakukan yaitu pengaruh air cucian beras
terhadap pertumbuhan kacang hijau (vigna radiata).
Keterangan :
1. Pada hari pertama tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air beras
tumbuh setinggi 1,5 cm, sedangkan pada tanaman kacang hijau yang
mendapatkan perlakuan air keran tumbuh setinggi 0,5 cm.
2. Pada hari kedua tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air beras
tumbuh setinggi 4,5 cm, sedangkan pada tanaman kacang hijau yang
mendapatkan perlakuan air keran tumbuh setinggi 2 cm.
3. Pada hari ketiga tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air beras
tumbuh setinggi 8,5 cm, sedangkan pada tanaman kacang hijau yang
mendapatkan perlakuan air keran tumbuh setinggi 6,5 cm.
4. Pada hari keempat tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air beras
tumbuh setinggi 15 cm, sedangkan pada tanaman kacang hijau yang
mendapatkan perlakuan air keran tumbuh setinggi 10 cm.
5. Pada hari kelima tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air beras
tumbuh setinggi 18,5 cm, sedangkan pada tanaman kacang hijau yang
mendapatkan perlakuan air keran tumbuh setinggi 12 cm.
B PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman kacang hijau menunjukkan
bahwa tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air cucian beras lebih
subur dan lebih berkembang dibadingkan dengan tanaman kacang hijau yang
mendapatkan perlakuan air keran. Hal ini di tandai dengan tinggi tanaman, terlihat
bahwa tinggi tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air cucian beras
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kacang hijau yang mendapatakan
perlakuan air keran.
Selain itu, terlihat bahwa pada pertumbuhan daun kacang hijau yang mendapatkan
perlakuan air cucian beras memiliki jumlah daun yang lebih meningkat dibadingkan
dengan tanaman kacang hijau yang mendapatkan perlakuan air keran. Untuk
pertumbuhan pada akar dan batang tanaman kacang hijau yang mengalami
peningkatan yang signifikan terjadi pada tanaman yang mendapatkan perlakuan air
cucian beras.
Hal ini di sebabkan karena, air cucian beras memiliki banyak nutrisi seperti protein,
lipid, trigliserida, pati, inositol tanaman, dan zat organik lainnya. Selain itu, air cucian
beras juga mengandung nutrisi yang baik untuk tanaman, seperti unsur hara makro
dan mikro, vitamin B1, B3, B6, mangan fosfor, zat besi, zinc , kalium dan kalsium.
Air cucian beras juga dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi alternatif bagi tanaman
dan berpotensi dijadikan pupuk karena mengandung banyak nutrisi.
B. SARAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, untuk mendapatkan perkembangan biji
kacang hijau dan produksi yang lebih baik, di sarankan melakukan pengamatan lanjutan
dengan memperbanyak dosis pemberian pupuk dan memvariasikan lebar jarak
tanaman.
DAFTAR PUSTAKA