Disusun oleh:
Kelompok : 2
MK : Biologi Dasar
PRODI BIOTEKNOLOGI
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian wilayahnya terdiri atas lahan pertanian. Luasnya
lahan pertanian tersebut didukung dengan iklim tropis yang sesuai untuk bercocok tanam sehingga
mengakibatkan keanekaragaman tanaman, khususnya sayuran. Sayuran sangat baik untuk
dikonsumsi karena bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Nilai gizi makanan dapat diperbaiki
dengan mengonsumsi sayuran, karena sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, protein nabati,
dan serat (Rukmana 2002).
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian
sebagai sumber penghasilan bagi beberapa masyarakat, karena sebagian besar kawasan Indonesia
merupakan lahan pertanian.Para petani biasanya menggunakan tanah untuk media dalam
mengembangkan hasil pertaniannya. Hal tersebut sudah menjadi hal biasa dikalangan dunia
pertanian. Dari seluruh luas daratan kira-kira 300.000 ha berupa sawah, ladang, dan perkebunan
ditambah dengan sekitar 80.000 ha hutan produksi. Dari angka-angka tersebut diperkirakan baru
20% dari luas daratan yang merupakan sumber penghasilan bidang pertanian. Dari 300.000 ha tanah
pertanian itu hampir dua pertiganya berada di Pulau Lombok. Dengan demikian bahwa sebagian
besar daripada luas daratan pulau Sumbawa belum dimanfaatkan (BPS,2016).Peningkatan produksi
sayuran di NTB umumnya disebabkan adanya pembukaan areal tanam baru. Namun pembukaan
areal tanam baru dapat menimbulkan peningkatan biaya produksi. Selain itu penggunaan input
kimiawi (pestisida) yang tidak terkontrol menyebabkan produksi dan kualitas sayuran menurun. Oleh
karena itu diperlukan teknik budidaya yang memerhatikan penggunaan input sesuai kebutuhan
tanaman (Suwandi 2009).
Berdasarkan analisis keragaman menunjukkan bahwa pada perlakuan dosis pupuk urea
memberikan pengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada 2- 5 MST. Pada dosis pupuk urea
200 kg/ha memberikan hasil pertumbuhan tanaman tertinggi dibanding dengan dosis yang lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa dosis pupuk urea 200 kg/ha mampu menyuplai nitrogen sesuai jumlah
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman sawi, disebabkan nitrogen
yang terkandung pada pupuk urea merupakan unsur hara yang paling penting, kebutuhan tanaman
akan nitrogen lebih tinggi dibandingkan dengan unsur hara lainnya.Hal ini sejalan dengan pendapat
(Dwdjosaputro 1990 dalam Erawan dkk, 2013) unsur N berfungsi dalam pertumbuhan vegetatif
tanaman, nitrogen merupakan unsur hara esensial untuk pembelahan dan perpanjangan sel,
sehingga N merupakan penyusun protoplasma yang banyak terdapat dalam jaringan seperti titik
tumbuh. Selian unsur N tanaman juga menyerap unsur P dan K, yang berperan penting dalam
pembelahan sel, pembesaran, perkembangan jaringan meristematik, dan berfungsi sebagai
pengaktif dari sejumlah enzim yang penting untuk proses fotosintesis dan respirasi (Marginingsih
dkk.,2018).kurang maksimalnya pertumbuhan sawi pada tahap pembibitan juga disebabkan oleh
pemberian nutrisi yang ECnya terlalu rendah. Pemberian nutrisi dengan EC yang yang terlalu rendah
pada pembibitan seperti dibawah 1,0 mS dapat menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan
pesat (Pratiwi dkk., 2015; Subandi dkk., 2015; Saroh 2016). untuk mendapatkan sayur yang
sehat,bebas dari bahan kimia dan hasil tanam sendiri maka diperlukan adanya teknik hidroponik.
Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah
dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada
hidroponik lebih sedikit dari pada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.Lahan yang digunakan
juga tidak perlu terlalu luas asalkan nutrisi pada tanaman terpenuhi. Penggunaan sistem hidroponik
lebih menguntungkan, produksi tanaman lebih tinggi, lebih terjamin dari hama dan penyakit,
tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang mati, bisa
dengan mudah diganti dengan tanaman baru, dan tanaman memberikan hasil yang continue.
Berikut beberapa contoh komoditi yang ditanam dengan menggunakan sistem Hidroponik antara
lain, sawi hijau, sayuran hidroponik kailan, selada hijau Hidroponik, buncis,pakcoy, mentimun, tomat,
cabe, terong dan kangkung.Tingkat konsumsi sayur di Indonesia yaitu bayam, kangkung, kacang
panjang, tomat dan terong.Pada penelitian kali ini saya akan membahas tentang Tanaman Sawi
Hidroponik.tanaman sawi merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai komersial dan prospek
yang baik. Selain ditinjau dari segi klimatologis, teknis dan ekonomis sosialnya juga sangat
mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia dan sayuran ini merupakan
jenis sayuran yang digemari oleh semua golongan masyarakat. sawi hijau (Brassica rapa L. var.
parachinensis L.H. Bailey) merupakan salah satu jenis sayuran yang digemari masyarakat Indonesia.
Sayuran ini mudah dibudidayakan dan dapat dikonsumsi segar atau diolah menjadi asinan (Haryanto
2003). Sawi hijau mengandung banyak antioksidan dan vitamin (Okorogbona et al. 2011). Menurut
Cahyono (2003) dan Rukmana (2002), sawi hijau memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh,
seperti sebagai peluruh air seni, obat batuk, obat sakit kepala, pembersih darah, dan pencegah
kanker. Bagian tanaman sawi yang bernilai ekonomis adalah daun maka upaya peningkatan
produksi diusahakan pada peningkatan produk vegetatif, sehingga untuk mendukung upaya tersebut
dilakukan pemupukan. Tanaman sawi memerlukan unsur hara yang cukup dan tersedia bagi
pertumbuhan dan perkembangannya untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Salah satu
unsur hara yang sangat berperan pada pertumbuhan daun adalah Nitrogen. Nitrogen ini berfungsi
untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif, sehingga daun tanaman menjadi lebih lebar, berwarna
lebih hijau dan lebih berkualitas. Pada penelitian sebelumnya mengenai performa bibit sawi pakcoy
pada berbagai nilai EC dengan metode hidroponik menunjukan bahwa EC saat pembibitan
berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi, jumlah daun, luas daun, dan bobot bibit. EC 1,74 mS
sampai 2,33 mS menghasilkan performa bibit dengan maksimal yang meliputi tinggi, jumlah daun,
luas daun, dan bobot bibit sawi pakcoy (Ifanto dan Suprihati, 2018).
Dalam budidaya tanaman secara hidroponik terdapat dua tahapan yaitu tahap pembibitan dan tahap
produksi. Pembibitan merupakan suatu proses penanaman bibit dari benih hingga siap pindah
tanam. Selama pembibitan, benih akan berimbisi selama 3 hari. Setelah itu benih muncul tunas dan
membentuk perkecambahan yang berlangsung selama 7 hari. Bibit yang siap pindah tanam adalah
bibit yang sudah berumur 20 hari setelah semai (Herwibowo dan Budiana, 2016). Pada penelitian
kali ini metode budidaya tanaman di lakukan selama 6 hari dari proses perkecambahan hingga
proses pengamatan.
Rumusan masalah:
1. Bagaimanakah produktivitas tanaman sawi yang ditanam secara Hidroponik?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi hasil produksi sawi jika ditanam dengan metode
hidroponik?
3. untuk mengetahui bentuk dan struktur pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Sementara itu bahan yang digunakan adalah daun, batang, dan akar sawi hijau (Brassica Rapa L.var
parachinensis L.H.Bailey) untuk uji germinasi dan pengamatan struktur tanaman.
Cara kerja
Persiapan benih sawi untuk pengujian perkecambahan
Siapkan media tanaman terdiri dari cup plastik yang berukuran 200 ml disiapkan sebanyak 3
cup yang sudah di berikan label(tanggal, tanaman,Kel)dan tissue yang sudah dibasahi oleh
air.lalu biji/benih sawi di masukkan kedalam tempat tersebut sebanyak 10 biji/cup.selama
proses perkecambahan,biji tersebut harus di siram air tapi jangan terlalu banyak dan
disimpan di tempat sejuk.proses perkecambahan di lakukan pada tanggal 10-12 Januari
2023.
Persiapan benih sawi untuk pengujian penanaman sawi hijau
Sawi hijau yang sudah tumbuh akar, batang, dan daun akan dipindahkan ke dalam gelas
plastik bekas yang berisikan tanah(media tanam), lakukan penyiraman secara teratur setiap
pagi dan pemaparan sinar matahari walaupun tidak secara langsung.proses penanaman
dilakukan pada tanggal 13-14 Januari 2023.
Dapat diartikan dimulainya proses pertumbuhan adalah proses pembelahan sel (peningkatan jumlah)
dan pembesaran sel (peningkatan ukuran) yang membutuhkan sintesis protein dan merupakan
proses yang tidak dapat balik. Apabila pertumbuhan meningkat maka menandakan bahwa proses
fotosintesis juga mengalami peningkatan. Hasil fotosintesis berupa gula digunakan untuk
membentuk bagian-bagian sel, seperti dinding sel, membran sel, maupun organela-organela sel.
Variabel pertumbuhan yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman, panjang akar,
jumlah daun, luas daun, berat basah tanaman, berat kering tanaman, rasio akar-tajuk, kadar klorofil
dan karotenoid.Hasil nya adalah proses perkecambahan tersebut mengalami pertumbuhan selama
3 hari yaitu dari tanggal 10-12 Januari 2023. Terjadi perubahan yaitu mulai nya pembelahan benih
dan mulai tumbuh tunas nya, batang dan daun yang kecil.
Hari/Tanggal Keterangan
Selasa,10 Januari 2023 Pada hari pertama dari ketiga sampel terlihat benih sudah
mulai terlihat bintik tunas.
Rabu,11 Januari 2023 Pada hari kedua dari ketiga sampel sudah mulai terlihat akar
dari tanaman dengan jelas sekitar 1-1,5 cm , dan tunasnya
sudah mulai terjadi dan mempersiapkan untuk menumbuhkan
daun. Dengan ketinggian batang sekitar 1-2 cm.
Kamis,12 Januari 2023 Pada hari ketiga dari ketiga sampel sudah mulai terlihat dua
buah daun. Dengan tinggi batang rata-rata 3 cm, dengan akar
yang mulai memanjang dan masuk kedalam tisu.
Penanaman
Setelah dilakukan tahap perkecambahan selama tiga hari tepatnya pada hari ke 4 tanggal 13 Januari
di mulai penanaman sawi hijau hingga tanggal 14 Januari. selanjutnya masuk ketahap penanaman
disini kita menggunakan dua jedis tanah yang berbeda yaitu media tanam tanah sawah dan tanah
pekarangan dipindahkan ke gelas plastik bekas.selama beberapa hari tanaman tersebut mengalami
perkembangan yaitu mulai meningginya batang tanamannya dan mulai sedikit melebar daun nya
atau bentuk daunnya bulat berwarna hijau muda, dan mulai bertambah tumbuh akar.Penyebab dari
berkembang nya tanaman di karenakan Kesuburan tanah, tanah yang subur ditentukan oleh sifat
fisik,kimia dan biologi tanah.Tanah yang subur harus subur secara fisik, dapat dilihat dari kedalaman
efektif, tekstur, struktur, kelembaban dan tata udara tanah. Sifat kimia tanah dapat diukur dari reaksi
tanah (pH tanah), KTK, kejenuhan basa, bahan organik, banyaknya unsur hara, cadangan unsur hara
dan ketersediaan terhadap pertumbuhan tanaman. Sedangkan secara biologi kesuburan tanah
dapat ditentukan dari aktivitas mikroba perombak bahan(buku Tanah dan Nutrisi Tanaman hal:3-
4,2021). Selain itu dengan pemberian rutin air setiap paginya dan sinar matahari yang cukup di pagi
hari dapat membantu pertumbuhan sawi hijau. Menurut (Rohmaniyah dkk., 2015)perkembangan
akar yang baik berpengaruh posistif terhadap kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara
dan air untuk membuat pertumbuhan tanaman menjadi maksimal.
Pengamatan
Pengamatan terjadi pada tanggal 15 Januari. pengamatan yang dilakukan adalah dilakukannya
pemotongan daun, batang, dan akar yang di potong secara vertikal dan horizontal dipotong setipis
mungkin.setelah itu, potongan tersebut di pindahkan ke preparat kemudian di tetesi aquades
sebanyak 1 tetes.setelah itu lakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop menggunakan
lensa objektif 4x dan 10x, kita amati bagaimana bentuk dan struktur tanaman tersebut dari segi akar,
batang, dan daun. Setelah menemukan bagaimana bentuk dan struktur nya maka kita amati dan foto
hasil dari penelitian tersebut.
Gambar Keterangan
Daun horizontal
Batang horizontal
Batang vertikal
Akar horizontal
Akar vertikal
DAFTAR PUSTAKA
Biofarmasi 11(2):58-68.2013
Asih ED, Mukarlina, Lovadi I. 2015. Toleransi tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)
terhadap cekaman salinitas garam NaCl. Jurnal Protobiont. 4(1):203-208.
Manullang, G.S., R. Abdul, dan A. Puji. 2014.Pengaruh jenis dan konsentrasi pupuk organik
cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L.) varietas tosakan.
Jurnal Agrifor. 8 (1): 1412-6885.
Tioner P., Hardian N., Purwaningsih A.S.J, Bambang G.J., Refa F., Arsi.Buku Tanah dan
Nutrisi Tanaman hal:3-4 tahun 2021
Rohmaniyah, L.K., D. Indradewa, dan E.T.S. Putra. 2015. Tanggapan tanaman kangkung
(Ipomea reptans Poir), bayam (Amarantus tricolor L), dan selada (Lactuca sativa L.)
terhadap pengayaan kalsium secara hidroponik. Jurnal Vegetalika. 4 (2): 63-78.
Ifanto, I dan Suprihati. 2018. Performa bibit sawi pakcoy (Brassica rapa L.) pada berbagai ec
(electrical conductivity) dengan metode hidroponik. Salatiga: Prosiding Konser Karya Ilmiah
Tingkat Nasional Tahun 2018