Anda di halaman 1dari 11

Proposal Penelitian

Penggunaan Pupuk Kompos dalam Budidaya Tanaman Jeruk

dibuat oleh :

Setia Budi

NIM : 06091381924053

Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sriwijaya

Tahun Ajaran 2021/2022


Lembar Persetujuan Proposal Penelitian

Judul : Penggunaan Pupuk Kompos dalam Budidaya Tanaman Jeruk

Nama/NIM : Setia Budi (06091381924053)

Program Studi : Pendidikan Biologi

Disetujui untuk disampaikan pada Seminar Proposal Penelitian yang akan dilaksanakan pada:

Hari, tanggal : Senin, 13 September 2021

Tempat : Zoom Meeting

Waktu : 08.00-10.30

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Dr. Yenny Anwar, S.Pd, M.Pd Susy Amizera, Sb., S.Pd., M.Si

NIP : 197910142003122002

Mengetahui,

Koordinator Program Studi,

Dr.Yenny Anwar, S.Pd, M.Pd

NIP : 197910142003122002
Daftar Isi

Halaman Judul

Persetujuan Proposal Penelitian

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian

B. Permasalahan Penelitian

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Hasil Penelitian

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab III Metode Penelitian

A. Prosedur Penelitian

B. Jenis Data Penelitian

C. Teknik Pengumpulan Data

D. Teknik Analisis Data

E. Interpretasi Data

Bab IV Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan Penelitian

Bab V

A. Simpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

Lampiran
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian

Pupuk Kompos merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan bahan organik yang sudah mengalami proses
penguraian oleh bakteri atau mikroorganisme yang bekerja di bahan-bahan tersebut. Bahan-bahan pembuat kompos
bisa berasal dari sisa buah dan sayur, bubuk cokelat, bubuk kopi, cangkang telur, rumput, daun tanaman, dan bahan
organik lainnya. Mikroorganisem akan menguraikan bahan-bahan tersebut saat lingkungan dalam keadaan lembap
dan basah. Proses pelapukan bahan organik secara alami membutuhkan waktu setahun hingga puluhan tahun. Proses
ini bisa berlangsung hanya 1-3 bulan jika manusia membantu proses pelapukan bahan-bahan organik dengan benar.

Tanaman buah merupakan salah satu jenis tanaman holtikultura yang berkembang di Indonesia. Tanaman buah
di Indonesia biasanya dibudidayakan secara tradisional oleh petani dan pemilik kebun buah untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari dan menjual hasil panen ke pasar. Proses budidaya tanaman secara tradisional mencakup
pemilihan bibit, persiapan lahan dan media tanam, penyemaian, pemindahan bibit, penanaman, pemeliharaan,
pemupukan, panen, dan pasca panen. Mereka melakukan budidaya tanaman buah di lahan yang luas. Tanaman buah
akan memproduksi buah dalam keadaan baik, berukuran besar, jumlah yang banyak, dan memiliki rasa yang enak
jika petani dan pemilik kebun buah melakukan budidaya tanaman buah. Para petani dan pemilik kebun buah wajib
memiliki pengetahuan yang baik tentang budidaya tanaman buah untuk menghasilkan buah dalam keadaan baik,
berukuran besar, jumlah yang banyak, dan memiliki rasa yang enak. ( Jurnal Perbanyakan dan Budidaya Tanaman
Buah-buahan dari Pratikyo Purnomosidhi dan kawan-kawan).

Tanaman jeruk merupakan tanaman buah holtikultura yang berasal dari Asia. Tanaman jeruk disebut tanaman
holtikultura karena tanaman jeruk hanya tumbuh saat musim jeruk. Tanaman jeruk sangat mudah ditemukan di
Indonesia. Tanaman jeruk bisa kita temukan di daerah Brastagi, Pontianak, Garut, Tawangmangu, dan daerah lain di
Indonesia. Jeruk-jeruk yang ada di Indonesia sangat beragam jenisnya. Ada beberapa jenis jerukyang biasa kita
mudah menemukan di Indonesia, seperti jeruk purut (Cytrus hystrix), jeruk nipis (Cytrux aurantifloria), jeruk
keprok (Cytrux reticulata), dan lain-lain. Jeruk-jeruk itu merupakan jeruk yang biasa kita temukan di pasar,
supermarket, toko buah, dan lain-lain.

Jeruk memiliki segudang manfaat bagi manusia. Manfaat jeruk bagi kesehatan yaitu jeruk memiliki kandungan
vitamin C yang bisa mempertahankan tubuh dari penyakit, mencegah kanker, mengatur tekanan darah tinggi,
mencegah kanker, dan manfaat lainnya. Jeruk juga bisa diolah manusia menjadi makanan dan minuman seperti buah
beku, manisan jeruk, selai jeruk, jeruk goreng, jus jeruk, dan lain-lain. Jeruk juga memiliki manfaat dalam bidang
industri seperti pengolahan kulit dan biji jeruk dalam menjadi minyak, sari buah jeruk menjadi jus kemasan dan
sirup jeruk, obat herbal, dan lain-lain.
Budidaya tanaman jeruk merupakan prospek yang menjanjikan saat ini. Budidaya tanaman jeruk menjadi
kegiatan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat saat era normal baru. Masyarakat melakukan kegiatan tersebut
untuk mendapatkan sumber nutrisi yang baik, sebagai tempat ruang terbuka hijau di lingkungan rumah, mengolah
hasil panen menjadi produk yang bermanfaat, dan lain-lain. Masyarakat bisa membudidayakan tanaman jeruk di
pekarangan rumah, atap rumah, pot, polybag, botol mineral, dan drum. Metode dalam budidaya tanaman jeruk
sangat beragam. Macam-macam metode dalam budidaya tanaman buah yaitu akuaponik, hidroponik, vertikultur,
dan metode budidaya tanaman buah lainnya. Masyarakat bisa memilih metode dan tempat yang sesuai untuk
budidaya tanaman jeruk dengan melihat alat dan bahan, pelaksanaan metode, dan harga yang dibuthkan selama
proses budidaya berlangsung.

Masyarakat saat ini masih melakukan budidaya tanaman jeruk secara anorganik. Masyarakat masih
menggunakan pupuk kimia dalam budidaya tanaman jeruk sebagai media tanam dalam budidaya tanaman jeruk.
Mereka masih jarang menggunakan pupuk organik dalam budidaya tanaman jeruk. Padahal pupuk organik seperti
pupuk kompos memiliki manfaat. Pupuk kompos bisa memperbaiki kerusakan tanah, membuat tanaman bebas dari
zat-zat kimia berbahaya, dan buah yang memiliki kandungan nutrisi yang baik. Pupuk kompos bisa menjadi media
tanam yang tepat bagi masyarakat yang ingin melakukan budidaya tanaman jeruk. Tanaman jeruk yang
dibudidayakan secara organik dengan pupuk kompos menghasilkan tanaman jeruk yang sehat, kandungan gizi buah
jeruk meningkat, tanaman jeruk terbebas dari zat-zat berbahaya yang ada di pupuk kimia, dan para petani dan
pemiliki kebun jeruk akan mendapatkan keuntungan 2x lipat harga jeruk normal karena harga jeruk yang
dibudidayakan secara organik lebih mahal dibandingkan harga jeruk yang dibudidayakan secara anorganik.

Pupuk kompos memiliki unsur hara makro dan mikro yang menunjang bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar berupa nitrogen (N),
karbon (C), oksigen (O), fosfor (P), kalium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan Sulfur (S). Unsur hara mikro
adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil berupa besi (Fe), molibdenum (Mo), boron (B), tembaga
(Cu), mangan (Mn), seng (Zn), dan silicon (Si). Unsur hara seperti karbon, hidrogen, dan oksigen didapatkan
tanaman dari daur air dan karbon dioksida di udara sedangkan unsur hara makro dan mikro selain karbon, hidrogen,
dan oksigen didapat dari penguraian bahan organik melalui dekomposer atau pelapukan batuan mineral di tanah.
Unsur hara memiliki peran yang sangat penting bagi tanaman seperti pertumbuhan akar, batang, dan daun,
pembentukan klorofil dan zat organik, mempercepat pematangan buah, menyempurnakan proses fotosintesis, dan
fungsi unsur hara lainnya bagi tanaman. Semua tanaman wajib memiliki unsur hara dalam jumlah yang seimbang.
Jika salah satu unsur hara ada yang tidak terpenuhi, tumbuhan akan mengalami gangguan seperti bunga rontok, daun
berwarna pucat, tanaman akan layu, dan lain-lain. Kita wajib memperhatikan hal ini supaya pertumbuhan dan
perkembangan tanaman jeruk akan optimum.

B. Permasalahan Penelitian

Dari latar belakang, peneliti akan membuat beberapa rumusan masalah seperti
1. Apakah pupuk kompos untuk tanaman jeruk harus sesuai dengan takaran ?

2. Berapa kadar pupuk kompos yang tepat untuk tanaman jeruk ?

3. Bagaimanakah pengaplikasian pupuk kompos dalam budidaya tanaman jeruk?

4. Apa perbedaan takaran pupuk kompos memengaruhi hasil dari budidaya tanaman jeruk?

C. Tujuan Penelitian

1. Para petani dan pemilik kebun jeruk mengetahui penggunaan pupuk kompos memerlukan takaran atau tidak
dalam budidaya tanaman jeruk

2. Para petani dan pemilik kebun jeruk mengetahui takaran yang tepat untuk pupuk kompos dalam budidaya
tanaman jeruk

3. Para petani dan pemilik kebun jeruk mengetahui cara penggunaan pupuk kompos dalam tahap budidaya
tanaman jeruk

4. Para petani mengetahui perbedaan takaran pupuk kompos dan hasil yang diperoleh saat budidaya tanaman jeruk

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi petani dan pemilik kebun jeruk : Sebagai sumber informasi dalam pelaksanaan budidaya tanaman

2. Bagi masyarakat : Masyarakat bisa mengetahui penggunaan pupuk kompos dalam budidaya tanaman

3. Bagi pengusaha : Sumber rujukan dalam mengelola usaha-usaha pembuatan pupuk organik yang sangat
bermanfaat dalam budidaya tanaman

4. Penelitian ini akan bermanfaat dalam bidang pendidikan yaitu sumbangan ilmu berupa penggunaan pupuk
organik dalam budidaya tanaman jeruk di lingkungan sekolah

5. Para biologiwan bisa meneliti kandungan pupuk organik dalam yang bermanfaat bagi tanaman
Bab II Tinjauan Pustaka

Penulis akan menggunakan teori, hasil penelitian sebelumnya sebagai tinjauan pustaka dan jurnal-jurnal
penelitian nasional dan internasional sebagai kajian pustaka yang akan mendukung penelitian.

Menurut Permentan No. 2/Pert/Hk.060/2/2006 yang mengatur tentang pupuk organik bahwa pupuk organik
merupakan pupuk yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah direkayasa bahan organik yang berbentuk padat
atau cair yang akan menyediakan bahan organik untuk mereparasi sifat biologi, fisik, dan kimia tanah. Pupuk organik
yang berupa pupuk kompos dan pupuk kandang sudah umum dimanfaatkan oleh petani dalam meningkatkan
produktivitas tanah. Produktivitas tanah yang meningkat akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Tanaman yang hidup di tanah yang mempunyai produktivitas tanah tinggi akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang baik sedangkan tanaman yang hidup di tanah yang mempunyai produktivitas tanah rendah akan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang buruk. Pupuk organik bisa memperbaiki struktur tanah yang kurang
baik. Harris et al (1974) menyatakan bahwa pemberian pupuk organik bisa memperbaiki tanah yang bersifat kurang
menguntungkan bagi tanaman. Adiningsih et al (1987) menyatakan bahwa tanah yang memiliki kandungan organik
yang rendah akan berakibat pada daya sangga dan efisiensi pupuk yang rendah serta pengurangan sebagian hara yang
berkurang dari sistem perakaran. (Jurnal Pemanfaatan Pupuk Organik untuk Pertanian Organik dan Lingkungan
Berkelanjutan dari Ishak Jurasah).

Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang sering dimanfaatkan mausia dalam budidaya tanaman
jeruk. Kompos merupakan bahan organik yang terdiri dari hewan, tumbuhan, ganggang, dan jamur yang mengalami
proses penguraian oleh mikroorganisme. Pupuk kompos pada budidaya tanaman memiliki manfaat. Penggunaan
kompos dapat memperbaiki sifat biologi, fisik, dan kimia tanah (Syam, 2003). Kompos memiliki kandungan unsur hara
seperti nitrogen dan fosfat dalam bentuk senyawa kompleks argon, protein, dan humat yang sulit diserap tanaman
(Setyotini et a., 2006). Berbagai upaya untuk meningkatkan status hara dalam kompos telah banyak dilakukan seperti
penambahan bahan alami tepung tulang, tepung darah kering, kulit batang pisang, dan biofertilizer (Simanungkalit et
al., 2006).

Biofertilizer (pupuk hayati) merupakan campuran bakteri penambat nitrogen bebas, pelarut fosfat, jamur, dan
hara dengan formulasi bahan pembawa yang mengandung senyawa organik alami pemacu tumbuh dan unsur mikro
yang diperlukan oleh mikroba dan tanaman (Simannungkalit et al., 2006). Pupuk kompos wajib memperhatikan dosis
yang tepat supaya hasil panen sesuai dengan harapan. Manusia menambahkan pupuk hayati seperti EM 4 (Effective
Microorganisms 4) untuk mengefisienkan penggunaan pupuk kompos dalam budidaya tanaman jeruk. EM 4 merupakan
pupuk hayati yang terdiri dari bakteri fotosintetik, asam laktat, dan yeast sebagai mikroorganisme utama dalam
peningkatan pertumbuhan tanaman, penghancur bahan organik, dan pembasmi hama. (Jurnal Optimilisasi Penggunaan
Pupuk Kompos dengan Penambahan Effective Microorganism 10 (EM10) pada Produktivitas Tanaman Jagung (Zea
mays L.) dari Dasumiati dan kawan-kawan).

Tanaman jeruk adalah tanaman holtikultura yang memiliki nilai ekonomis dan memiliki kandungan gizi yang
tinggi yang bisa dimanfaatkan manusia sebagai sumber nutrisi, obat herbal, dan produk industri. Tanaman jeruk adalah
salah satu tanaman rakyat yang ada di Indonesia yang dibudidayakan di lahan kering baik dataran rendah maupun
dataran tinggi dan dipasang sorjan-sorjan jika ditanam di lahan pasang surut. Permintaan masyarakat terhadap tanaman
jeruk dari tahun ke tahun semakin meningkat karena jumlah penduduk yang terus bertambah, pendapatan per kapita
penduduk bertambah, masyarakat yang mulai menyadari pentingnya gizi bagi tubuh, dan sektor agrowisata yang
mengalami perkembangan setiap tahun.

Kebutuhan masyarakat akan buah jeruk segar yaitu 3,26 kg/kapita/tahun dengan asumsi konsumsi jeruk adalah
10% dari konsumsi buah-buahan (standar FAO). Jeruk segar yang perlu disediakan setiap tahun adalah 792.506 ton per
tahun (dengan susut 30%) demi memenuhi kebutuhan jeruk bagi 187 juta orang (tahun 1993). Produksi jeruk pada
tahun 1986 mencapai angka 574.322 ton dengan luas panen 95.569 ha. Lalu pada tahun 1989 produksi jeruk hanya
mencapai 313.984 ton dengan luas panen 72.427 ha.

Tanaman jeruk memiliki persayaratan yang harus dipatuhi oleh pelaku budidaya tanaman jeruk. Tanaman jeruk
bisa tumbuh di iklim tropis dan subtropis. Tanaman jeruk bisa tumbuh di suhu kurang lebih dari 6° C dan suhu
maksimum 25-30°C. Tanaman jeruk akan tumbuh secara maksimal pada ketinggian 800 m di atas permukaan air laut.
Tanaman jeruk bisa ditanam pada semua jenis tanahTanaman jeruk memerlukan pH 5-6 supaya tanaman jeruk tumbuh
optimum. Daerah di Indonesia yang cocok untuk budidaya tanaman jeruk yaitu Karo, Garut, Pontianak, Karangasem,
dan daerah lain di Indonesia. ( Jurnal Budidaya Jeruk dari Ir. Shalimar Andaya Nia.T).

Manusia bisa mengembangbiakkan tanaman jeruk secara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan jeruk secara
vegetatifbisa melalui okulasi. Okulasi merupakan salah satu kegiatan menyatukan dua sifat baik tanaman yang melalui
perakaran yang kuat dan tumbuh subur disatukan dengan tanaman yang buahnya bermutu tinggi (Wudiyanto, 2002).
Ada beberapa keuntungan bibit hasil okulasi yaitu memperoleh batang bawah dengan perakaran yang kuat, memperoleh
tumbuhan yang sesuai dengan keinginan, biaya lebih murah, mempercepat periode produktif, dan bahan tanaman induk
yang digunakan tidak terlalu banyak namun menghasilkan bibit yang banyak (Hartaman et al, 1990). Jadi, okulasi
merupakan salah satu perkembangbiakan jeruk secara vegetatif yang bisa dipilih oleh manusia dalam budidaya tanaman
jeruk. ( Jurnal Pertumbuhan Vegetatif Bibit Jeruk Gerga Pasca Okulasi pada Konsentrasi Pupuk Organik Cair yang
Berbeda dari Yulian dan kawan-kawan).

Tanaman jeruk bisa ditanam secara generatif melalui biji. Pertama, biji tanaman jeruk diambil dari buah jeruk.
Kedua, cuci bersih biji jeruk dengan air mengalir. Ketiga, rendamlah biji jeruk dalam air selama 24 jam lalu tiriskan
airnya dan letakkan biji-biji tersebut di atas tisu. Keempat, jemur biji jeruk di bawah sinar matahari langsung. Kelima,
semailah biji jeruk di pot tray atau pot. Keenam, pindahkan bibit yang sudah berumur lebih dari seminggu dan muncul
empat daun ke pot yang lebih besar. Terakhir, siramlah bibit jeruk yang sudah dipindahkan ke pot besar.
Tanaman jeruk memerlukan pupuk organik atau anorganik dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pupuk
memiliki manfaat yang penting untuk tanaman jeruk yaitu memberi nutrisi bagi tanaman jeruk, membantu pertumbuhan
dan perkembangan tanaman jeruk, memperbanyak jumlah daun, mempercepat proses pematangan buah, dan lain-lain.
Pupuk kompos merupakan pupuk yang baik untuk budidaya tanaman jeruk. Pupuk kompos mengandung bahan organik
yang sangat diperlukan tanah dalam menjaga kesuburan tanah. Bahan organik itu tersusun atas unsur-unsur kimia alami
berupa N, P, K, C, H, O, Fe, Mn, dan unsur kimia lainnya yang berguna dalam menjaga kesuburan tanah. Bahan
organik itu berfungsi mempertahankan struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan dan
mendistribusikan air dan udara di dalam tanah, serta memberikan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman dan organisme
dalam tanah. Bahan organik juga memiliki peran dalam memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Bahan organik
berperan dalam merangsang kemampuan tanah untuk granulasi, menurunkan plastisitas dan kohesi, meningkatkan
kemampuan menahan air, dan menyediakan unsur hara tanah. (Jurnal Perbandingan Hasil Produksi Jeruk Manis (Citrus
sinensis osbec) dengan menggunakan Pupuk Tunggal (Urea) dan Pupuk Kompos di Desa Sihepeng dari Eka Kumala
Indah Nasution dan Eka Nurwani Ritonga).
Daftar Pustaka

Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangkaraya. 2021. Membuat Kompos dari Sampah Organik (online).
https://dlh.palangkaraya.go.id ( diakses pada tanggal 10 September 2021).

Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta. 2000. Budidaya Tanaman Jeruk.
http://distan.jogjaprov.go.id. (diakses pada tanggal 10 September 2021).

Elpawati, E., dkk. 2015. Optimalisasi Penggunaan Pupuk Kompos dengan Penambahan Effective Microorganism
10 (EM10) pada Produktivitas Tanaman Jagung (Zea Mays L.). Volume 8 Nomor 2. https://journal.uinjkt.ac.id
(diakses pada tanggal 11 September 2021).

Jurasak, Ishak. 2014. Pemanfaatan Pupuk Organik untuk Pertanian Organik dan Lingkungan Berkelanjutan.
Bogor, 18-19 Juni 2014. https://balitro.litbang.pertanian.go.id (diakses pada tanggal 11 September 2021).

PT Nusa Palapa Gemilang. 2021. Unsur Hara, Pupuk, dan Tanaman. Mengapa Pemupukan Penting bagi
Tanaman (online). https://www.ptnpg.com (diakses pada tanggal 10 September 2021).

Purnomosidihi. Pratikyo, dkk. 2002. Perbanyakan dan Budidaya Tanaman Buah-Buahan. ISBN 979-3198-00-1.
http://www.worldagofostery.org. (diakses pada tanggal 10 September 2021).

Ritonga, EN, Eka Nurwani Ritonga., 2019., Perbandingan Hasil Produksi Jeruk Manis (Citrus sinensis osbec)
dengan Menggunaka Pupuk Tunggal (Urea) dan Pupuk Kompos di Desa Sihepeng. Volume 4 No 1.
http://jurnal.um-tapsel.ac.id (diakses pada tanggal 12 September 2021).

T, SA Nia. 1993. Budidaya Tanaman Jeruk. 634.31. http:repository.pertanian.go.id (diakses pada tanggal 11
September 2021).

Utami, Lia Resti., dkk. 2019. Pertumbuhan Vegetatif Bibit Jeruk Gerga Pasca Okulasi pada Konsentrasi Pupuk
Organik Cair yang Berbeda. 21(1), 32-36. https:ejounal.unib.ac.id (diakses pada tanggal 12 September 2021).

Anda mungkin juga menyukai