Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA

PERBANYAKAN TANAMAN HIAS DENGAN STEK BATANG

Oleh:

M. AGUNG SAMUDRA SINAGA


214110063

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA

PERBANYAKAN TANAMAN HIAS DENGAN STEK BATANG

LEMBAR PENGESAHAN

Oleh:

Nama : M. AGUNG SAMUDRA SINAGA


NPM : 214110063
Kelas :4A
Prodi : AGROTEKNOLOGI

Menyetujui,

Dosen Pengampu Asisten Dosen

Raisa Baharuddin, SP., M.Si Cusrin Irawan, SP., MP


i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan sentuhan indah dan melimpahkan rahmat karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan judul “Perbanyakan

Tanaman Hias Dengan Stek Batang”.

Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada ibu

Raisa Baharuddin, SP., M.Si selaku Dosen Pengampu yang banyak memberikan

arahan dan bimbingan dalam penulisan laporan praktikum ini hingga selesai.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Cusrin Irawan, SP., MP

selaku Asisten Dosen Pembimbing matakuliah Teknologi Produksi Tanaman

Hortikultura.

Penulis telah berupaya maksimal dalam penyempurnaan penulisan laporan

praktikum ini. Namun, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi penyempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap

semoga laporan ini dapat dijadikan pedoman dalam melakukan praktikum yang

akan datang.

Pekanbaru, 29 Juni 2023

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Praktikum 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 3

III. BAHAN DAN METODE 7

A. Tempat dan Waktu 7

B. Bahan dan Alat 7

C. Pelaksanaan Praktikum 7

D. Parameter Pengamatan 8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 9

V. PENUTUP 10

A. Kesimpulan10

B. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11
iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Umur Muncul Daun (Hst) 9


iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Praktikum 12

Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum 13


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman merupakan bahan pokok untuk melakukan kegiatan dalam bidang

pertanian. Bidang pertanian sendiri cukup luas yaitu mencakup perikanan,

kehutanan, perkebunan, dan peternakan sehingga negara Indonesia disebut

sebagai negara maritime karena memang mayoritas masyarakat Indonesia bekerja

di bidang pertanian. Sedangkan dalam arti yang sempit pertanian adalah kegiatan

bercocok tanam, membudidayakan, dan merawat tanaman dengan tujuan

memperoleh keuntungan komersial dari produk tanaman tersebut. Jadi pertanian

hanyalah kegiatan seputar tanaman dan hubungannya dengan hal-hal yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.

Tanaman hias dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Kelebihan

perbanyakan dengan biji (generatif) adalah mudah dilakukan tetapi biji lama

berkecambah, lambat berbunga dan berbuah serta turunannya belum tentu sama

dengan iduknya. Sedangkan perbanyakan vegetatif perlu keterampilan, dan

berbunga lebih cepat karena diambil dari tanaman yang telah menghasilkan serta

turunannya persis dengan induknya.

Hal penting dalam budidaya tanaman hias adalah pemilihan tanaman dan

perawatan (penyiraman, pemangkasan bentuk dan pemupukan). Media tanam

sangat sangat penting karena merupakan tempat tumbuh tanaman dan sumber

nutrisi. Untuk pertumbuhan tanaman hias yang baik harus diisiram dan dipupuk.

Untuk memperindah bentuknya dapat dilakukan pemangkasan bentuk.

Perbanyakan tanaman hias secara vegetatif salah satunya dapat dilakukan

dengan stek. Stek yang biasa dilakukan adalah stek batang, akar dan daun, tetapi
yang umum digunakan adalah dengan batang atau ujung batang (tunas).

Perbanyakan dengan stek dapat dilakukan pada aglonema, anthurium, begonia,

bogencil, melati, mawar dan lain-lain. Setek batang yang diperoleh dengan

memotong tanaman menjadi beberapa potong menghasilkan tanaman yang lebih

cepat dewasa dan langsung berukuran besar namun jumlah tanaman yang

dihasilkan terbatas.

Kadang kala setek gagal membentuk akar atau lama baru terbentuk akar.

Upaya untuk mengatasi kegagalan tersebut adalah dengan menggunakan zat

pengatur tumbuh. Keuntungan penggunaan ZPT mempercepat keluarnya akar

bagi tanaman muda, membantu tanaman dalam menyerap unsur hara dari dalam

tanah.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah bagaimana

cara perbanyakan tanaman hias dengan stek batang yang baik dan benar.

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui perbanyakan

tanaman hias dengan stek batang yang baik dan benar.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman hias adalah (Ornamental plant/florikultura) adalah tanaman

hortikultura non pangan, yang dibudidayakan untuk dinikmati nilai estetika atau

keindahannya. Unsur utama dari budidaya tanaman hias adalah kualitas

penampilan tanaman. Tanaman ini baik bagian atau keseluruhannya dapat

dimanfaatkan untuk menciptakan keindahan , keasrian dan kenyamanan didalam

ruang tertutup dan/atau terbuka. Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan

komoditas florikultur (Ismawati, 2015).

Menurut Kementerian Pertanian sebanyak 117 jenis tanaman hias

(florikultura). Dari 117 jenis tanaman florikultura, baru 24 jenis tanaman yang

terdata oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan baru 10 jenis tanaman yang

difasilitasi oleh pemerintah. Mengingat hal ini maka komoditas floriikultura

mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek yang sangat cerah sebagai

komoditas unggulan ekspor maupun untuk pemasaran dalam negeri. Budidaya

tanaman florikulktura mencakup semua kegiatan pratanam, penanaman,

pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen florikultura. Selain itu, perbanyakan

tanaman juga penting dalam budidaya tanaman hias untuk menjamin ketersediaan

bibit dan kualitas bibit yang baik (Ismawati, 2015).

Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah yaitu

perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari

tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan manusia.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi,

rizoma, dan geragih (stolon). Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat

dilakukan secara buatan yaitu perbanykan tanaman tanpa melalui perkawinan atau
tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan

bantuan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara

vegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Tanaman yang tidak

memiliki kambium atau bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya tidak dapat

diperbanyak dengan cara vegetatif buatan. Perbanyakan tanaman secara vegetatif

buatan dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok, dan merunduk (layering).

Selain itu, perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara okulasi dan

sambung (grafting) (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012).

Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam

memproduksi bibit dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu (1) faktor tanaman

(genetik, kondisi tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman,

kesterilan alat, kondisi cuaca, waktu pelaksanaan) dan (3) faktor keterampilan

orang yang melakukannya (Naipospos, 2015).

Perbanyakan tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan tanaman

dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu

bias berupa pucuk tanaman, akar, atu cabang. Proses penyetekan tanaman itu

sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih dengan

menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang

halus. Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milliliter dari

mata tunas. Sedangkan pemotongan stek bagian pangkal harus meruncing. Ketika

membuat potongan meruncing. Hendaknya kita usahakan potongan itu sedikit

menyentuh again mata tunas, dengan demikian nantinya stek yang diharapkan

akan berhasil (Aak, 1991).

Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan

menumbuhkan potongan/bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk sehingga


menjadi tanaman baru. Stek pucuk umum dilakukan untuk perbanyakan tanaman

buah-buahan. Dengan kata lain setek atau potongan adalah menumbuhkan bagian

atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru (Yustina, 1994).

Keberhasilan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan

pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name atau

true to type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu dari

tanaman itu sendiri dan ekstern yaitu dari lingkungan sekitar. Salah satu faktor

intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang

berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh. Faktor intern yang paling penting dalam

mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Jenis

tanaman yang berbeda mempunyai regenerasi yang berbeda pula. Untuk

menunjang keberhasilan perbanyakan dengan cara stek, tanaman sumber

seharusnya memiliki sifat-sifat unggul serta tidak terkena hama dan penyakit.

Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman

sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek tinggi (Yustina,

1994).

Stek batang dilakukan dengan cara memotong tanaman yang terpilih

menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang

halus. Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milliliter dari

mata tunas. Sedangkan pemotongan stek bagian pangkal harus meruncing. Ketika

membuat potongan meruncing, usahakan potongan itu sedikit menyentuh bagian

mata tunas agar proses penyetekan berpotensi dapat berhasil. Banyak sekali jenis

tanaman yang dapat dilakukan perbanyakan vegetatif menggunakan stek batang,

salah satu contohnya adalah tanaman puring tricolor. Puring tricolor yang

memiliki nama latin Codiaeum sp. memiliki daya tarik pada daunnya yang
memiliki warna cerah dengan warna yang menarik dan motif berwarna-warni. Tak

hanya warna hijau, ada pula warna kuning, merah, dan hitam yang menghiasi

daun tersebut (Aak, 1991).

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) kadangkala perlu diberikan untuk

mendapatkan produksi atau hasil suatu tanaman lebih baik. Contohnya pada

perkembangbiakan secara vegetatif baik itu stek akar, stek batang, atau stek daun,

ZPT yang biasa digunakan yaitu untuk menstimulasi atau merangsang

pertumbuhan akar yaitu ZPT (Rootone-F), dengan penambahan ZPT ini

diharapkan kemampuan berakar akan meningkat serta persentase hidupnya akan

lebih baik (Supriyanto dan Prakarsa, 2011).

Pada dasarnya, tujuan dari pemberian ZPT yaitu untuk mempercepat

pertumbuhan akar dimana diharapkan pertumbuhan tanaman menjadi seragam

dengan kualitas yang relatif sama. Dalam pemberian ZPT dapat disesuaikan

dengan jenis dari tanaman itu sendiri, ada tanaman yang mudah tumbuh walau

hanya diberi ZPT sedikit saja. Namun, jika jenis tanaman yang sukar atau sulit

dalam pertumbuhannya maka dosis yang diberikan dapat ditambah atau lebih

tinggi (Ardisela, 2010).


III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Kebun percobaan Fakultas Petanian,

Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution KM 11 No. 113 Marpoyan

Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Pratikum ini

dilaksanakan selama selama 2 minggu, terhitung dari dari 16 Juni sampai 30 Juni

2023.

B. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman hias,

ZPT dan tanah.

Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, garu,

angkong, gembor, tali rafia, gunting, kayu, paranet, polybag, cutter, kamera dan

alat tulis.

C. Pelaksanaan Praktikum

1. Persiapan Lahan Praktikum

Lahan praktikum dibersihkan terlebih dahulu dari rerumputan dan sampah.

Lalu isi tanah kedalam polybag untuk media tanamnya.

2. Pemasangan Label Nama

Pemasangan label nama dilakukan setelah polybag diisi tanah. Pemasangan

label nama bertujuan agar mengetahui tanaman tersebut milik siapa.

3. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara menanam entres yang telah direndam ke

dalam ZPT untuk merangsang pertumbuhan akar kedalam polybag. Setelah

ditanam lalu disiram tetapi jangan sampai tergenang.


4. Pemasangan Paranet

Pemasangan paranet dilakukan untuk memberikan naungan kepada tanaman

yang di stek agar tanaman tidak terkena cahaya matahari secara langsung.

5. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan secara rutin sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan

sore hari dengan menggunakan gembor.

b. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk mencegah terjadinya persaingan dalam

penyerapan air dan unsur hara antara tanaman hias dengan gulma. Penyiangan

dilakukan secara manual dengan mencabut rerumputan didalam polybag dan

membersihkan rerumputan diareal polybag dengan menggunakan cangkul.

D. Parameter Pengamatan

1. Umur Muncul Daun (Hst)

Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung umur muncul daun tanaman

hias. Biasanya umur muncul daun tanaman hias pada 7 hst. Data hasil pengamatan

disajikan dalam bentuk tabel.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Umur Muncul Daun (Hst)

Data hasil pengamatan umur muncul daun tanaman hias disajikan dalam

bentuk tabel berikut ini :

Sampel Umur Muncul Daun (Hst)


1 -
2 -
3 -
4 -
5 -
6 -
7 -
8 -
9 -
10 -
11 -
12 -
13 -
14 -
15 -
Tabel 1. Umur Muncul Daun (Hst)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada semua sampel, umur muncul

daun tidak ada dikarenakan lamanya muncul tunas daun dan juga karena

pemberian ZPT yang kurang tepat, terjadi kerusakan pada paranet, batang entres

yang terlalu muda, penggunaan pisau yang tidak steril, kesalahan dalam

penanaman serta faktor lingkungan yang kurang mendukung sehingga daun pada

tanaman hias belum muncul.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perbanyakan

tanaman hias dengan stek batang perlu teknik budidaya yang baik dan benar

sehingga tidak mengalami kegagalan dalam perbanyakan tanaman. Adapun faktor

kegagalan dalam perbanyakan tanaman ini adalah karena faktor lingkungan,

teknik budidaya yang kurang tepat dan faktor lainnya.

B. Saran

Sebaiknya pada saat praktikum lebih diperhatikan lagi dalam teknik

perbanyakan tanamannya karena perbanyakan tanaman dengan stek batang

memang rumit dan perlu teknik khusus sehingga tidak terjadi kegagalan dalam

perbanyakan. Dan lebih diperhatikan lagi dalam pemeliharaan tanamannya.


DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1991. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja


Grafindo Persada. Jakarta.

Ardisela. 2010. Teknologi Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh. Balai Pelatihan


Pertanian . Jambi.

Ismawati. 2015. Zat Pengatur Tumbuh. Yasaguna. Jakarta.

Naipospos. 2015. Perbanyakan Tanaman Cara Praktis dan Populer. Agromedia


Pustaka. Bogor.

Rahman, Maria, dan Yomi. 2012. Tanaman Hias Tampil Prima. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Supriyanto dan Prakarsa. 2011. Tanaman Hias Tampil Prima. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Yustina. 1994. Perbanyakan Vegetatif. Penebar Swadaya, Jakarta.


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Praktikum

Tahun 2023
No Kegiatan
Juni
Pembukaan Lahan dan
1
Pengisisan Media Tanam
2 Penanaman

3 Pemeliharaan

4 Pengamatan
Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum

Pemasangan Paranet Perbanyakan yang Gagal


BIODATA PENULIS

M. Agung Samudra Sinaga lahir pada tanggal 07 September 2002 di desa Lubuk

Batu Tinggal. Penulis merupakan warga berkebangsaan Indonesia dan beralamat

di Jl. Melon, Perum. BMP IV, Gading Marpoyan, Pandau Jaya, Siak Hulu,

Kampar, Riau. Penulis bersekolah Di SDN 002 Lubuk Batu Tinggal pada tahun

2009. Lalu melanjutkan Pendidikan di SMPN 1 Sungai Lala pada tahun

2015 dan melanjutkan Pendidikan di SMKS Perbankan Riau pada tahun

2018. Lalu di tahun 2021 melanjutkan kuliah di Universitas Islam Riau

dengan mengambil Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai