Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................... i
DAFTAR TABEL................................................................................... ii
PENDAHULUAN................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................ 1
Tujuan.......................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3
Hasil............................................................................................ 8
Pembahasan................................................................................. 10
Kesimpulan.................................................................................. 12
Saran............................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Latar Belakang
generasi keturunan baru dari kedua atau suatu tetua dalam rangka untuk
tanaman biasanya mengikuti suatu pola yang teratur yang dikenal dengan siklus
atau daur hidup tanaman, yaitu suatu siklus dari biji sampai menghasilkan kembali
biji baru atau dari suatu bagian tanaman yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru
dan menghasilkan bagian tanaman baru yang dapat tumbuh berkembang menjadi
tanaman baru lagi untuk meneruskan kehidupan dengan pola siklus yang teratur
(Hariyanto, 1992).
dua yaitu secara generatif dan secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif
merupakan perbanyakan tanaman melalui biji atau embrio yang dihasilan dari
persatuan gamet jantan dan gamet betina melalui proses penyerbukan dan
artinya individu tanaman baru berasal dari bagian vegetatif tanaman induk. Bagian
vegetatif tersebut dapat berupa akar, batang, daun, umbi dan pucuk yang apabila
dilepas dan ditempatkan pada lingkungan yang sesuai dapat tumbuh menjadi
berguna untuk menciptakan klon unggul yang uniform. Klon adalah kelompok
2
individu atau populasi yang tersusun atas individu – individu dengan susunan
genotip yang sama, karena berasal dari bagian vegetatif tanpa terjadi kombinasi
gen baru. Klon dapat dihasilkan dari stek batang maupun stek daun. Tanaman atau
pohon induk klon dapat berasal dari klon tua yang sudah ada atau dari hasil
Tujuan
cara stek.
tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang
terjadi selama alami tanpa bantuan campur tangan manusia. Perbanyakan secara
alami ini dapat terjadi melalui tunas, umbi, rhizoma dan geragih (stolon)
(Rahman, 2012).
tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman
induk yang terjadi secara buatan dengan bantuan campur tangan manusia
Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetatif buatan adalah tanaman
yang memiliki kambium. Tanaman yang tidak memiliki kambium atau bijinya
daun, dahan atau ranting, yang kemudian ditanam di media. Penyetekan adalah
suatu perlakuan atau pemotongan beberapa bagian dari tanaman seperti akar,
batang, daun dan tunas dengan maksud agar organ-organ tersebut membentuk
akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna dalam waktu yang
relatif cepat dan sifat-sifatnya serupa dengan induknya. Pembiakan dengan cara
stek ini pada umumnya dipergunakan untuk mengekalkan klon tanaman unggul
4
dan juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan tanaman
(Widiyanto, 1988).
Hampir semua bagian tanaman dapat dipakai sebagai stek, tetapi batang
muda yang sering dipakai. Mudahnya stek berakar bergantung pada spesiesnya,
ada yang mudah sekali berakar cukup dengan medium air saja. Tetapi, banyak
pula yang sukar berakar, bahkan tidak berakar, walaupun dengan perlakuan
khusus. Kesuburan dan banyaknya akar yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
(Kusumo, 1984).
Stek batang umumnya dilakukan pada jenis tanaman yang berkayu namun
memiliki diameter batang yang tidak besar. Banyak jenis tanaman yang dapat
1986).
yang berbatang sekulen, berdaun tebal dan memiliki kandungan air tinggi.
Contohnya pada tanaman lidah mertua, wijayakusuma dan cocor bebek. Bahan
stek dapat berupa daun utuh, atau hanya berupa potongan-potongan daun,
yang cukup untuk seluruh stek dan mengurangi penguapan dari bagian atas seperti
daun, persediaan udara yang cukup di bagian bawah stek, perkembangan dan
5
pertumbuhan aar dapat terhenti jika kekurangan oksigen, dan cahaya yang
terpencar menyebar rata serta suhu optimum yang tepat (Suprapto, 2004).
Keuntungan bibit dari stek yaitu tanaman menghasilkan buah yang sifat nya
sama persis dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan
rasanya. Selain itu, tanaman asal stek ini bisa ditanam pada tempat yang
permukaan air tanahnya dangkal karena tanaman asal stek tidak mempunya akar
tunggang, praktis, mudah dilakukan dan tidak memerlukan teknik khusus seperti
pada cara cangkok dan okulasi. Sedangkan kerugian bibit dari stek yaitu
perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang
tanaman menjadi mudah roboh, apabila musim kemarau panjang tanaman menjadi
Alat
2. Alat tulis.
Bahan
3. Air.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Oktober 2019 pukul 08.00
Banjarbaru.
7
Prosedur Kerja
3. Menyiapkan wadah tanam berupa gelas air mineral yang di bagian bawahnya
3. Menyiapkan wadah tanam berupa gelas air mineral yang di bagian bawahnya
Hasil
Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat
Keterangan Klasifikasi
Stek batang bunga bougenvil dengan Kingdom : Plantae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
9
Spesies : Bougainvillea spectabilis
Tabel 2. Hasil Perbanyakan Tanaman Melalui Daun Lidah Mertua (Sansevieria)
Gambar
Keterangan Klasifikasi
Stek daun lidah mertua dengan Kingdom : Plantae
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliales
Famili : Agavaceae
Genus : Sansevieria
secara vegetatif, yaitu stek, cangkok, okulasi, grafting dan kultur jaringan.
Pada praktikum ini yang digunakan adalah stek, yaitu stek batang
dan stek daun. Stek daun umumnya dilakukan pada tanaman hias yang
namun memiliki diameter batang yang tidak besar. Pemilihan batang yang
baik untuk stek, yaitu batang tidak berumur terlalu muda atau terlalu tua,
yang rendah namun memiliki hormon yang cukup tinggi. Selain itu, batang
sekam yang dicampur di gelas air mineral sebanyak ¾ bagian gelas. Media
lapang atau menjaga agar media tanah tetap basah. Kemudian, memotong
11
bagian–bagian tanaman yang akan digunakan untuk penyetekan.
penanaman masing–masing satu daun dan satu batang di setiap gelas air
tanaman tersebut dapat dilakukan dengan penyiraman rutin dua kali sehari
Kesimpulan
1. Stek termasuk salah satu cara perbanyakan secara aseksual atau vegetatif.
2. Stek dilakukan dengan menanam potongan pohon induk dapat berupa batang,
daun, dahan atau ranting ke dalam media agar tumbuh menjadi tanaman baru.
3. Tanaman yang dihasilkan dari stek biasanya menghasilkan buah yang sifat
nya sama persis dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran,
4. Tanaman yang diperbanyak dengan stek batang yang saya amati adalah
(Sansevieria).
Saran
praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Suprapto, Agus. 2004. Auksin Zat Pengatur Tumbuh Penting Meningkatkan Mutu
Stek Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.
Widiyanto, Nanda. 1988. Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.