Disusun Oleh :
Disusun oleh :
Cindya Reva Mardella
E1J017083
Dr. Ir. Yulian, M.Sc Retno Juni Anggraini Berkat Perdamean Simanullang
19630705 198803 1 001 NPM. E1J016138 NPM. E1J016097
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita sanjungkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat,
hidayahnya serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum
teknologi produksi tanaman hortikultura ini dengan judul “ pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung (zea mays l.) dengan pemberian beberapa dosis pupuk kandang
yang berbeda”. Shalawat beserta salam penulis ucapkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Pada kesempatan ini saya selaku penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah ikut membatu dalam membimbing
pembuatan laporan akhir praktikum teknologi produksi tanaman hortikultura ini dari
awal hingga akhirnya laporan ini dapat diselesaikan dan di salurkan menjadi bentuk
ilmu pengetahuan yang berguna di masa depan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan akhir ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaannya,agar dilain kesempatan dapat menjadi sumber
acuan dari kesalahan yang telah terjadi sebelumnya dan dapat dilakukan perbaikan yang
lebih baik lagi. Akhirnya penulis berharap agar laporan akhir ini bermanfaat bagi kita
semua baik dimasa kini maupun masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang diperoleh sebagai berikut:
1. Membandingkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis pada beberapa
dosis pupuk kandang.
2. Mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil jagung
manis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Pemupukan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produksi tanaman
jagung manis yaitu dengan cara pemupukan, baik pupuk organik maupun pupuk
anorganik. Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman. Material pupuk dapat berupa
bahan organik ataupun an-organik. Dosis pupuk yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan tanaman karena apabila pemberian pupuk terlalu sedikit atau terlalu banyak,
maka akan membahayakan tanaman. Pupuk dapat diberikan ke tanah ataupun
disemprotkan ke daun.
Pemupukan dimaksudkan untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman
budidaya agar dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi dan kualitas yang baik.
Pemupukan yang baik dilakukan secara rutin dan menggunakan teknologi
pengaplikasian yang benar. Teknologi pemupukan setiap tanaman berbeda-beda,
tergantung jenis tanaman dan kebutuhan pupuk tanaman tersebut. Perbaikan kesuburan
tanah dan peningkatan bahan organik tanah dapat dilakukan melalui penambahan bahan
organik atau kompos (Nugroho, 1999).
Pemupukan yang diberikan dalam budidaya jagung manis secara organik dapat
diberikan pupuk kandang atau kompos. Pupuk kandang yang baik adalah campuran
kotoran ayam dan sapi atau kambing yang telah matang. Aplikasi pemupukan diberikan
pada saat pengolahan tanah menjelang tanam dan setelah tanam. Pemupukan yang tepat
akan membuat tanah menjadi subur dan gembur. Pemberian pupuk yang tepat baik
dalam komposisi maupun pelaksanaan pemupukannya sangat berpengaruh dalam
peningkatan produksi tanaman yang diusahakan.
,
2.4 Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian atau seluruhnya tersusun dari materi
makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk
organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada
kadar haranya. Secara fisik, bahan organik berperan dalam merangsang granulasi,
menurunkan kohesi, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya tahan tanah dalam
menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, menstabilkan kelembaban dan
temperatur tanah, dan dapat meningkatkan jumlah dan aktivitas mikroorganisme tanah.
Beberapa usaha yang perlu dilakukan dalam mempertahankan atau menaikkan
kandungan organik tanah yaitu dengan menggunakan pupuk kandang, kompos atau
pupuk hijauan, mengembalikan sisa-sisa tanaman ke dalam tanah, melakukan
penanaman secara tumpang sari sehingga tanah akan tertutup oleh tanaman, pengolahan
tanah dilakukan seminimal mungkin (Yuwono, 2005).
Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang
peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan
biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada
ayam, jerami pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi
satu kesatuan dan disebut sebagai pupuk kandang. Beberapa petani di beberapa daerah
memisahkan antara pupuk kandang padat dan cair.
KET : Sampel
d) Pemupukan
Pemupukan dilakukan secara bertahap, pemupukan pertama dilakukan pada
tanggal 16 September 2019 dengan memasukkan pupuk kandang kotoran sapi yang
telah ditimbang sesuai dosis, lalu pupuk kandang tersebut ditaburkan ke lahan kemudian
tanah digemburkan kembali menggunakan cangkul dan diratakan agar pupuk dapat
terserap oleh tanah. Pemupukan kedua dilakukan bersamaan saat penanaman benih pada
tanggal 5 Oktober 2019. Pupuk yang diberikan meliputi pupuk urea, pupuk NPK, dan
pupuk KCl. Setelah pupuk tersebut dicampurkan, lalu pupuk ditaburkan ke larik yang
telah dibuat, kemudian tutup dengan tanah kembali.
e) Perawatan Tanaman
Perawatan tanaman meliputi penyiangan, penyiraman, dan pengelolaan OPT.
Penyiangan dilakukan untuk mencegah pertumbuhan gulma yang dapat menghambat
pertumbuhan jagung manis. Penyiraman dilakukan agar tanaman jagung manis tetap
segar dan untuk mempertahankan struktur tanah tetap gembur. Penyiraman sebaiknya
dilakukan setiap hari yaitu pada pagi dan sore hari. Pengelolaan OPT dilakukan untuk
mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh OPT pada tanaman jagung manis.
a. Penyiangan
Penyiangan dilakukan agar rumput yang tumbuh disekitar tanaman budidaya
tidak bersaing unsur hara yang tersedia ditanah. Penyiangan dilakukan dengan cara
manual yaitu menggunakan tangan.
b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan jika kondisi tanah kering dan tidak turun hujan.
Penyiraman dilakukan pada pagi hari dan siang hari dengan menggunakan gembor.
Tanaman jagung manis sangat membutuhkan air yang banyak dalam proses
pertumbuhannya.
c. Penjarangan
Penjarangan dilakukan ketika tanaman sudah mulai tumbuh agar tidak bersaing
unsur hara, dilakukan dengan memotong tanaman menggunakan gunting supaya tidak
merusak akar tanaman.
c) Panen
Saat jagung manis sudah terlihat berbunga dan mulai melakukan pengisian biji,
hal tersebut menjadi sebuah pertanda bahwa waktu pemanenan sebentar lagi. Pada
umumnya pembungaan terlihat ketika tanaman telah memasuki umur sekitar 42 hari.
Setelah pembungaan, barulah disusul dengan pengisian biji secara penuh. Pemanenan
dapat dilakukan setelah tanaman memasuki usia 2 bulan atau 60 hari. Panen jagung
manis dilakukan setelah hari ke-63. Ini bertujuan agar biji jagung terisi penuh.
Usahakan pemanenan jangan dilakukan lebih dari 67 hari. Ini karena dapat
menyebabkan jagung manis menjadi tidak manis lagi. Selain itu, dapat terjadi
perubahan warna dan bentuk dari tekstur jagung manis tersebut. Cara pemanenan
dilakukan dengan cara memutar tongkol atau mematahkan tangkai jagung tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Percobaan
Praktikum dilakukan di Lahan Zona Pertanian Terpadu, Medan Baru, Bengkulu.
Praktikum mulai dilaksanakan pada 9 September 2019 dengan acara pembagian petakan
lahan. Pembagian perlakuan dosis pupuk dan ulangan, serta pengaturan jadwal kegiaan
per minggu. Masing-masing praktikan memperoleh lahan seluas 4 m x 6 m. Setelah
pembagian petakan, dosis pupuk dan ulangan, kemudian dilakukan pengolahan lahan.
Pengolahan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma dan sisa-sisa
tanaman, menggemburkan tanah dan membuat siringan. Setelah itu, diberikan pupuk
kandang kotoran sapi. Setelah itu, dilakukan penanaman dan diberikan pupuk anorganik
berupa Urea, TSP, KCl. Setelah itu, dilakukan penyulaman bagi benih jagung manis
yang tidak tumbuh atau mati. Kemudian, dilakukan pemasangan sampel serta
pengamatan dari variabel yang diamati setiap minggunya. Petakan dan tanaman harus
sering dilakukan pemeliharaan agar tanaman dapat tumbuh secara optimal.
Design percobaan yang digunakan merupakan percobaan faktor tunggal dengan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 2 faktor. Satuan
percobaan yang digunakan adalah 18 petakan dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan dengan
menggunakan perlakuan dosis pupuk anorganik (Urea, KCl, TSP) dan pupuk organik
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung yang dilakukan dengan menganalisis
data hasil pengamatan dengan Analisis Varians. Jika diketahui “F hitung > F α” maka
dilanjutkan dengan uji (BNT) yang bertaraf 5%, dan jika diketahui “F hitung < F
α”maka tidak perlu dilanjutkan dengan uji (BNT) taraf 5% karena tidak terdapat
pengaruh nyata terhadap perlakuan.
\\\
Gambar 2. Lokasi Lahan Praktikum
Tahapan awal pada praktikum yaitu pengolahan lahan. Masing-masing praktikan
memperoleh petakan dengan luas 4 m x 6 m. Pengolahan lahan dilakukan dengan
menggunakan cangkul. Setelah itu, dilakukan penentuan jarak tanam dengan
menggunakan cablak. Jarak tanaman yang digunakan yaitu 25 cm x 75 cm sehingga
menghasilkan lubang tanam sebanyak 125.
Jumlah Daun hasil pengamatan yang diberi perlakuan pupuk organik dan anorganik
menunjukkan dari semua perlakuan dengan uji taraf 5% tidak pengaruh nyata terhadap
variabel yang diamati. Seharusnya Jumlah daun yang dianalisis berpengaruh nyata
terhadap dosis pupuk organik dan anorganik yang diberikan sebab dari hasil analisis
yang didapat maka adanya kesalahan dilapangan saat pengukuran setiap perlakuan.
Menurut (Supramudo,2008 ) bahwa pupuk organik dan anorganik dapat menambah
unsur hara dalam tanah yang akan meningkatkan pertumbuhan tanaman secara optimal
terutama bagian daun.
Pada jumlah daun, dapat dilihat bahwa perlakuan setiap tanaman jagung manis
berpengaruh tidak nyata terhadap pemberian pupuk kandang dan pupuk kimia.
LAMPIRAN
= 48 kg/Ha
= 72 kg/Ha
= 96 kg/Ha
360 g/petak
Pupuk KCL
Dik :
Dosis anjuran pupuk kimia = 50 kg
Dosis KCL = 1 x 50 kg
=50 kg
= 50,000 g
120 g/petak
Pupuk SP36
Dik :
Dosis anjuran pupuk kimia = 150 kg
Dosis KCL = 1 x 50 kg
= 150 kg
= 150,000 g
360 g/petak
Total 2612,708 26
Variabel : Jumlah Daun
Tabel anava
p-
probabilita
SK JK DB KT Fhitung s F tabel
PERLAKUAN 6,518519 8 0,814815 1,571429 0,202251 2,510158
GALAT/EROR 9,333333 18 0,518519
Total 15,85185 26
Jagung manis dapat tumbuh pada daerah beriklim sedang sampai beriklim tropik.
Pertumbuhan terbaik didapatkan pada daerah beriklim tropik (Thompson & Kelly,
1957). Pupuk kandang merupakan salah satu pupuk organik yang mengandung hara
makro dan hara mikro, yang dapat memperbaiki sifatsifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Pupuk kandang dapat berasal dari kotoran sapi, ayam atau bebek yang benar-benar telah
matang yang dapat digunakan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan. Selain itu pupuk
kandang dapat menghasilkan hormon sitokinin dan giberelin yang dapat merangsang
pertumbuhan tanaman. Jumlah pupuk kandang yang diberikan ke dalam tanah berkisar
antara 20-30 ton/Ha. Cara pemberiannya tergantung pada jenis tanaman yaitu dapat
dengan cara disebar merata di atas permukaan tanah (Cahyono, 1998). Cahyono, 1998.
Jagung dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 10 hlm
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Syafruddin, S., Nurhayati, N., & Wati,
R. (2012). Pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas
jagung manis. Jurnal Floratek, 7(1), 107-114. pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
manis yang rendah dijumpai pada perlakuan pupuk kandang. Hal ini diduga karena
kandungan hara dari pupuk kandang sangat rendah dibanding dengan pupuk buatan.
Namun demikian pupuk kandang lebih dominan dalam memperbaiki sifat fisik dan
biologi tanah (Nugroho, Basuki dan Nasution, 1999).
UNTUK PEMBAHASAN
Darmawan dan Baharsyah (1983) menyatakan bahwa ketersediaan hara yang cukup dan
seimbang akan mempengaruhi proses metabolisme pada jaringan tanaman. Proses
metabolisme merupakan pembentukan dan perombakan unsur-unsur hara dan senyawa
organik dalam tanaman. Lebih lanjut Rinsema (1986) menyatakan bahwa kekurangan
unsur hara tertentu dalam tanaman dapat berakibat buruk dan bila terlalu berlebihan
dapat merusak pertumbuhan tanaman itu sendiri. Namun demikian pupuk kandang lebih
dominan dalam memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah (Nugroho, Basuki dan
Nasution, 1999).
DAFTAR PUSTAKA
Thompson, H.C. & W.C. Kelly. 1957. Vegetable Crops. McGraw-Hill.New
York. pp. 545-561. Hal ini berarti bahwa usaha pengembangan jagung manis di
Indonesia mempunyai prospek yang cukup baik. Jagung manis sebagai bahan pangan
dipanen saat masih muda, biasanya dikonsumsi segar, dikalengkan dan dibekukan atau
didinginkan (Klingman, 1965). Klingman, G.C. 1965. Crop Production in the South.
John Willey and Sons, Inc. London. pp. 350- 360.
Hakim, Nyakpa dan A.M Lubis. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas
Lampung, LampungBahan organik memperbaiki sifat fisik tanah dengan cara membuat
tanah menjadi gembur dan lepas sehingga aerasi menjadi lebih baik serta mudah
ditembus perakaran tanaman. Kandungan hara pada tanah semakin lama biasanya
semakin berkurang karena seringnya digunakan oleh tanaman yang hidup diatas tanah
tersebut, bila keadaan seperti ini terus dibiarkan maka tanaman biasanya kekurangan
unsur hara sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi terganggu. Kekurangan unsur
hara yang diperlukan oleh tanaman dapat diatasi dengan pemupukan (Sutoro dkk.
1988). Sutoro, Yoyo S, dan Iskandar. 1988. Budidaya Tanaman Jagung. Balai Penerbit
……….Tanaman. Pangan, Bogor
Moenandir, H. J. , Widaryanto, E., & Poejantoro. 1988. Periode Kritis Tanaman
Kedelai karena Ada Persaingan dengan Gulma. Agrivita 11 (3) 24- 29. Palungkun dan
Budiarti (2004) Palungkun, R. dan A. Budiarti. 2004. Sweet Corn – Baby Corn. Penebar
Swadaya. Jakarta. 80 hlm menyatakan penggunaan pupuk organik dimaksudkan untuk
menambah kandungan bahan organik tanah, memperbaiki sifat fisik tanah, agar jumlah
hara yang dibutuhkan oleh tanaman lebih banyak lagi. Sebaliknya, pupuk Urea, SP 36
dan KCl dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman jagung manis tetapi
tidak dapat memperbaiki sifat fisik tanah.