Disusun oleh :
Suria Paloh : 4442210007
Dewi Sintasari : 4442210013
Rendi Refiandi : 4442210049
Nadia Mustika Dewi : 4442210069
Ulangan : 1 (satu)
Kelompok : P1B0
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat
dan karunia-Nya telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga dapat
menyelesaikan laporan praktikum Budidaya Tanaman Semusim ini dengan judul
“Pengaruh Periode Perendaman Benih Sebelum Tanam dan Jumlah Benih Per
Lubang Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Panjang (Vigna
sinensis)”.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Budidaya Tanaman Semusim. Laporan ini dapat terselesaikan tidak lepas
dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, penulis mengucapkan terima kasih
kepada bapak/ibu dosen selaku dosen pengampu Mata Kuliah Budidaya Tanaman
Semusim:
1. Prof. Dr. Ir. Kartina AM., M.P.,
2. Bapak Dr. Rusmana, Ir., M.P.,
3. Ibu Imas Rohmawati, S.P., M.Si.,
4. Ibu Kirana Nugrahayu Lizansari, S.P., M.Si.,
Juga tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada akang dan teteh selaku
asisten praktikum Mata Kuliah Budidaya Tanaman Semusim:
1. Muhammad Najib Chaniago
2. Fakhri Nuuruddin Dzaki
3. Itmamul Wafa Sidiq
4. Fanisa Adliana Putri
5. Agis Fitrianing Aisyah selaku
Demikian laporan praktikum penulis buat. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Maka dari itu penulis berharap
kritik dan masukan yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Penulis
berharap laporan ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya oleh pembaca.
Serang, Desember 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3.1.1 Pengolahan Lahan dan Pemupukan ...............................................28
3.1.2 Penanaman Benih ...........................................................................29
3.1.3 Penjarangan dan Pengukuran .........................................................29
3.1.4 Pemasangan Ajir ............................................................................30
3.1.5 Pemeliharaan ..................................................................................30
3.1.6 Pengamatan ....................................................................................31
3.1.7 Panen ..............................................................................................31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Praktikum ......................................................33
4.2 Hasil dan Pembahasan ............................................................................37
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................51
5.2 Saran .......................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................53
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GRAFIK
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
7
Pada dasarnya peningkatan produksi tanaman dapat di lakukan secara intensif.
Untuk itu perlakuan-perlakuan tertentu dilaksanakan agar mampu memecah
dormansi biji. Upaya untuk mematahkan dormansi dapat dilakukan dengan
memberikan perlakuan pendahuluan sebelum disemaikan. Pemberian perlakuan
pendahuluan pada benih sangat ditentukan oleh jenis benih dan tipe dormansi yang
dimilikinya. Perlakuan yang diberikan harus sesuai dengan kondisi benih sehingga
dapat mempercepat perkecambahan dan menghasilkan daya kecambah yang tinggi.
Salah satu perlakuan yang dapat diberikan yaitu dengan perendaman. Perendaman
dapat dilakukan dengan menggunakan air, bahan kimia dan hormon. Perendaman
ini pada dasarnya merupakan upaya untuk mengurangi tingkat kekerasan dari kulit
buahnya. Selanjutnya penggunaan bahan kimia atau hormon bertujuan untuk
merangsang proses biokimia dan fisiologi cadangan makanan pada biji (Srilaba et
al, 2018).
Kacang panjang adalah tanaman semusim yang tumbuh membelit. Batang
tanaman berukuran panjang, bertekstur liat, dan sedikit berbulu. Daun tanaman
merupakan daun majemuk yang tersusun atas tiga helai dan berwarna hijau muda
sampai hijau tua. Bunga berbentuk kupu-kupu, terletak pada ujung tangkai yang
panjang. Warna bunga bervariasi, putih, kuning atau biru. Bunga muncul dari ketiak
daun dan setiap tangkai bunga mempunyai tiga sampai lima bunga. Buah kacang
panjang berbentuk polong, bulat, dan ramping dengan ukuran panjang sekitar 10-
80 cm (Rinaldi dan Erlin, 2022).
Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik Republik
Indonesia, produktivitas kacang panjang terus mengalami penurunan dari tahun
2012 hingga tahun 2015. Tahun 2012 produksi kacang panjang 455,615 ton/ha,
tahun 2013 turun menjadi 450,859 ton/ha, tahun 2014 sebanyak 450,727 ton/ha,
dan pada tahun 2015 turun menjadi 395,524 ton/ha (Badan Pusat Statistik, 2016).
Dalam memulai budidaya tanaman kacang panjang, hal yang harus diperhatikan
diantaranya mengenai pengolahan tanah, pemeliharaan, dan pemanenan.
Pengolahan tanah harus dilakukan agar tanah yang akan digunakan untuk budidaya
terhindar dari gulma juga agar tanah lebih gembur dengan melakukan penambahan
pupuk guna menunjang kesuburan tanah tersebut. Dalam pemeliharaan tanaman
biasanya meliputi penyiraman, pengukuran sampel, penyiangan, dan penyulaman.
8
Sedangkan hasil akhir dari budidaya tersebut ialah pemanenan dan pasca panen
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah memberikan keterampilan pada
mahasiswa dalam melakukan proses budidaya tanaman kacang panjang.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
Gambar 1. Kacang Panjang (Vigna sinensis)
(Sumber: BPTP Kalimantan Tengah, 2013)
11
untuk mengikat unsur nitrogen (N2) dar udara sehinngga bermanfaat untuk
menyuburkan tanah. Ciri adanya simbiosis tersebut dengan adanya bintil-bintil akar
di sekitaran pangkal akar. Kacang panjang dapat menghasilkan 198 kg bintil
akar/tahun atau setara dengan 400 kg pupuk urea (Fachruddin, 2009).
Batang kacang panjang sedikit berbulu batang kacang panjang merupakan jenis
batang yang merambat, dan ada juga kacang panjang yang tidak merambat. Batang
kacang panjang berbentuk tegak lurus, silindir, lunak berbentuk bulat, berukuran
kecil dengan diamter 0,6-1 cm. Batang berwarna hijau atau hijau tua dengan
permukaan kecil. Batang tumbuh ke atas dan membelit ke arah kanan pada tegakan
yang didekatnya, batang kacang panjang membentuk cabang sejak dari bawah
batang (Pitojo, 2006).
Daun kacang panjang merupakan daun yang majemuk terususn atas 3 helaian,
daun berbentuk lonjong dengan ujung runcing (hampir segitiga). Tepi daun rata,
tidak berbentuk, dan memeliki tulang-tulang daun menyirip. Kedudukan daun tegak
sedikit mendatar dan memiliki tangkai utama. Daun panjangnya antara 9 cm- 13 cm
dan panjang tangkai daun 0,6 cm daunnya majemuk tersusun atas tiga helai,
batangnya liat dan sedikit berbulu, akarnya mempunyai bintil yang dapat mengikat
Nitrogen bebas udara (Cahyono, 2005).
Bunga kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Ibu tangkai bunga keluar dari
ketiak daun. Setiap ibu tangkai bungan memiliki 3-5 bunga. Warna bunganya ada
yang putih, biru, atau ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri.Penyerbukan
silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi dengan kemungkinan 10%
(Haryanto et al., 2008).
Buah kacang panjang berbentuk polong, berbentuk bulat dan ramping, dengan
ukuran panjang 10-80 cm. Polong muda berwarna hijau sampai keputihan,
sedangkan polong yang telah tua berwarna kekuning-kuningan. Polong yang muda
sifatnya renyah dan mudah patah. Setelah tua polong menjadi liat. Pada setiap
polong berisi 8-20 biji kacang (Haryanto et al., 2008).
Kacang panjang bersifat dwiguna, yaitu sayuran yang memliki polong dan juga
untuk menyuburkan tanah. Tanaman kacang panjang dapat menjadi tanaman
penyubur tanah, hal tersebut dikarenakan pada akar-akar tanaman kacang panjang
terdapat bintil-bintil yang merupakan bakteri Rhizobium. Bakteri Rhizobium
12
tersebut berfungsi untuk mengikat nitrogen bebas di udara. Maka dari itu kacang
panjang banyak ditanam oleh petani di pematang sawah baik monokultur maupun
sebagai tanaman sela. Selain itu kacang panjang banyak mengandung zat gizi
seperti protein, kalori, vitamin A dan vitamin B (Cahyono, 2005).
13
hasil juga lebih rendah dibandingkan di dataran rendah. Prasyarat iklim yang paling
ideal untuk pertumbuhan dan produksi kacang panjang adalah daerah-daerah yang
mempunyai suhu udara antara 28 ℃, tempatnya terbuka, iklimnya kering, dan curah
hujan tahunan antara 600-1500 (Arsyad, 2007).
Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan kacang panjang antara 60-
80%. Kelembaban udara yang lebih tinggi dapat berpengaruh buruk, yakni
pertumbuhan tanaman tidak subur, kurus, produksi dan kualitas polong rendah (Tim
Karya Tani Mandiri, 2011).
Pada musim kemarau bisa dilakukan penanaman kacang panjang tetapi dengan
syarat kebutuhan airnya tercukupi. Sebelum penanaman, benih sebaiknya direndam
terlebih dahulu dalam air ± 2-4 jam. Lubang tanam dapat dibuat dengan
menggunakan tugal sedalam antara 4-5 cm, jarak antar lubang tanam 25-30 cm dan
jarak antar barisan 60-75 cm. Setiap lubang tanam diisi setidaknya dua butir benih,
dengan tujuan antisipasi serangan hama. Setelah itu dapat ditambahkan bahan
insektisida dan nemaaisida seperti furadan 3GR agar benih tidak dimakan hama.
Setelah itu lubang ditutup dengan tanah tipis tanpa dipadatkan. Benih kacang
panjang biasanya akan berkecambah dalam waktu sekitar 5 hari (Anto, 2013).
2.2.3 Tanah
Tanah yang subur dan gembur diperlukan oleh tanaman kacang panjang. Agar
dapat tumbuh dengan baik, tanaman ini menghendaki tanah yang subru, banyak
mengandung bahan organik dan cukup mengandung air. Selain itu, drainase yang
baik diperlukan karena kacang panjang peka terhadap genangan air. kahan yang
ditanami kacang panjang peka terhadap genangan air. Lahan yang ditanami kacang
panjang dapat berupa tanah pekarangan, sawah, atau tegalan (Haryanto et al. 2008).
Kacang panjang menghendaki tanah yang subur, banyak mengandung bahan
organik, dan cukup mengandung air tetapi memiliki drainase yang baik. Oleh
karena itu penggunaan pupuk organik merupakan alternatif dalam teknologi
pemupukan tanaman ini (Samosir, 2021).
Kacang panjang dapat diusahakan hampir pada semua jenis tanah, tetapi
untuk memperoleh hasil optimal, akan lebih baik jika ditanam pada tanah yang
subur. Jenis tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman kacang panjang (V.
Sesquipedalis L.) adalah tanah berstruktur liat dan pasir. Derajat keasaman tanah
14
(pH) yang dibutuhkan agar tanaman kacang panjang tumbuh optimal adalah 5,5 -
6,6 (Susila, 2006). Kacang-kacangan peka terhadap keasaman tanah yang tinggi.
Tanah yang terlalu asam dengan pH di bawah 5,5 dapat menyebabkan tumbuh
kerdil karena teracuni alumanium yang larut dalam tanah. Untuk mengatasi hal ini
perlu dilakukan pengapuran lahan yang ditanami kacang Panjang. Sebelum
penanaman lahan diolah terlebih dahulu dengan tujuan untuk menghentikan gulma,
memperbaiki drainase dan aerasi tanah (Haryanto et al., 2008). Ketika (pH) terlalu
kemasaman akan menyebabkan tanaman tumbuh kurang maksimal karena teracuni
garam aluminium (Al) yang larut dalam tanah. Ketika (pH) terlalu basah (diatas pH
6,5) menyebabkan pecahnya nodula-nodula akar. Dengan terpenuhinya kebutuhan
hara maka semua proses fisiologi dalam tubuh tanaman akan berjalan baik sehingga
menyebabkan pertumbuhan tanaman akan berlangsung dengan baik Proses inisiasi
pembungaan merupakan salah satu fase (generatif) yang merupakan proses
metabolisme tinggi untuk mendukung pembelahan dan pembesaran sel (Driyunitha
et al., 2015).
15
Nitrogen (N), Pospat (P), dan Kalium (K), sedangkan makro sekundernya
meliputi Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S)
2. Pupuk mikro
Pupuk mikro adalah pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif
kecil. Mesikpun dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namunpenting dan mutlak
diperlukan tanaman, meliputi Klor (Cl), Besi (Fe), Mangan (Ma), Tembaga
(Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo), dan Seng (Zn).
Menurut Lingga (2013), berdasarkan asalnya, pupuk dikelompokkan
menjadi 2 yaitu:
a. Pupuk organik
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik
baik dari kotoran hewan atau manusia maupun dari sisa-sisa pelapukan
tanaman. Fungsi untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya
serap tanah terhadap air, menciptakan kondisi yang baik untuk kehidupan di
dalam tanah, sumber unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Jenis pupuk
organik dibagi ke dalam beberapa bagian yaitu:
b. Pupuk kendang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan baik
padat maupun cair. Kandungan unsur hara kotoran ternak berbeda-beda, hal
ini disebabkan karena masing-masing ternak mempunyai sifat khas
tersendiri. Kandungan unsur haranya dipengaruhi oleh jenis ternak,
makanan dan usia ternak.
c. Pupuk kompos
Kompos merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan bahan-bahan
berupa dedaunan, jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah
kota, dan lainnya. Proses pelapukan kompos dapat dipercepat melalui
bantuan manusia. Pengomposan merupakan proses merangsang
perkembangan bakteri (jasad renik) untuk menguraikan bahan-bahan yang
dikomposkan agar terurai menjadi senyawalain
d. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari tanaman (hijauan) meliputi
bagian daun, tangkai dan batang muda tanaman tertentu yang banyak
16
mengandung unsur Nitrogen. Tanaman yang dikategorikan pupuk hijau
mempunyai bakteri rhizobium yang menempel pada akar, terutama pada
tanaman famili Leguminosae. Perlu diperhatikan cara aplikasinya untuk
hasil yang lebih baik.
e. Humus
Humus adalah sisa tumbuhan berupa daun, akar, cabang dan batang
yang sudah membusuk secara alami lewat bantuan mikroorganisme dan
cuaca. Sifat humus tidak berbeda dari kompos yaitu mudah mengikat air
dan gembur, sedangkan ciri khasnya berwarna hitam sampai coklat tua.
Salah satu cara menambahkan humus ke dalam tanah adalah dengan
membenamkan tanaman hijauan ke dalam tanah sehingga akan terjadi
pembusukan yang membentuk humus.
f. Pupuk Mikroba
Pupuk mikroba adalah pupuk yang memanfaatkan inokulum-inokulum
mikroba yang tentunya menguntungkan untuk sebagai dekomposer untuk
mengurai bahan-bahan organik di dalam tanah, memperbaiki struktur tanah,
serta melepaskan ikatan senyawa unsur hara penting bagi tanaman menjadi
tersedia. Adanya peran serta mikroba menguntungkan ini menjadikan unsur
tersedia dapat langsung diserap oleh akar tanaman. Ada beberapa jenis
berdasarkan fungsinya, yaitu miktoba penambat N (nitrogen), Pelarut P
(Phosphat), dan mikroba selulotik (kombinasi penambat N dan pelarut P).
g. Pupuk anorganik
Menurut Lingga (2013), pupuk anorganik adalah pupuk buatan pabrik
yang dibuatdari bahan-bahan kimia berkadar hara tinggi. Contohnya adalah
pupuk Urea, SP36, KCl, NPK, dan lainnya. Terdapat beberapa jenis pupuk
anorganik, yaitu.
• Tunggal
Pupuk tunggal adalah pupuk yang kandungan haranya hanya satu
hara utama. Misalnya adalah pupuk Urea mengandung unsur N
(Nitrogen), SP36 mengandung unsur P (Pospat) dan KCl yang
mengandung unsur K (Kalium).
• Majemuk
17
Pupuk majemuk adalah pupuk yang kandungan hara utamanya lebih
dari satu unsur. Misalnya ZA mengandung unsur N (Nitrogen) dan S
(Sulfur), pupuk NPK mengandung unsur N (Nitrogen), P(Pospat) dan K
(Kalium), DAP (Diamonium- phospat) mengandung unsur N (Nitrogen)
dan P (Pospat). KNO3 mengandung unsur K (Kalium) dan N (Nitrogen),
MKP (Mono Kalium Phospat) mengandung unsur Pospat) dan K
(Kalium).
Tanaman membutuhkan pupuk anorganik untuk pertumbuhannya. Pemberian
pupuk anorganik dilakukan dua kali yaitu pada saat umur satu minggu dan tiga
minggu setelah tanam. Jenis pupuk yang diberikan adalah urea 100 kg/ha, TSP 200
kg/ha, KCl 100 kg/ha. Dosis pupuk dibagi dua kali pemberian. Pupuk diberikan
dalam larikan yang berada diantara dua sisi barisan tanaman kemudian ditutup
kembali dengan tanah. Selain itu dapat pula diberikan pupuk daun. Dilakukan pada
saat menjelang berbunga sekitar 4 minggu setelah tanam (Lingga, 2013). Pada
umumnya pengaplikasian atau pemberian pupuk pada tanaman dilakukan jika
tanaman berada dalam kondisi berikut (Lingga, 2013):
1. Tanah miskin hara
2. Pertumbuhan tanaman terhambat walaupun sudah dilakukan penyiangan
dan ditemukan gejala kekurangan unsur hara.
3. Pertumbuhan tanaman perlu dipercepat untuk mengurangi resiko akibat
persaingan dengan gulma.
4. Ingin meningkatkan hasil pertambahan pertumbuhan (tiap volume) per
satuan luaspada akhir daur.
2.4.2 Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam budidaya
untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Tujuan dari pemupukan adalah untuk
meningkatkan kesuburan tanah dengan kata lain untuk menyediakan makanan yang
lebih banyak bagi tanaman. Jadi, yang dipupuk adalah tanahnya, bukantanamannya.
Kecuali memberi makanan langsung kepada tanaman, pupuk juga mempunyai
pengaruh tidak langsung sebagai makanan untuk meningkatkan produktivitas
tanah. Pupuk yang baik dan dapat menghasilkan kualitas sayuran yang tinggi adalah
18
pupuk organik, seperti pupuk hijau, pupuk kandang dan lain- lain. tetapi pupuk
organik merupakan pupuk yang relatif mahal. Di samping itu, proses pembuatannya
memakan waktu lama dan penggunaannya harus benar-benar masak. Sebaliknya
pupuk buatan mudah digunakan karena sudah ada petunjuk penggunaannya.
Pemupukan dilakukan bersama-sama pada waktu tanam. pupuk diberikan dapat
berupa pupuk organik yaitu urea, TSP, dan KCl/ dosis urea 100kg/ha, TSP
200kg/ha, dan KCl 100kg/ha. Pupuk urea diberikan dalam dua tahap, yaitu setengah
dosis pada saat tanam. dan setengah dosis sisanya diberikan setelah tanaman
(Arsipah, 2021).
Pupuk diberikan ke dalam larikan yang berada di sisi barisan benih, dengan
jarak kira-kira 5-7 cm dari barisan benih. Kemudian, ditutup kembali dengan tanah.
Selain itu, dapat pula digunakan pupuk daun. Penyemprotan menggunakan pupuk
daun dilakukan menjelang tanaman berbunga, yaitu sekitar 4 minggu setelah tanam.
Memupuk kacang panjang biasanya dilakukan dua atau tiga hari. Pada waktu
pengolahan tanah, campurkan pupuk secukupnya. Pemupukan tanaman harus
dilakukan menurut aturan-aturan yang telah ditentukan. Jangan memberikan pupuk
terlalu banyak, tetapi jangan pula memberikan pupuk terlalu sedikit (Arsipah,
2021).
19
insektisida nabati merupakan salah satu alternatif (Hasinu et al., 2018).
2. Kutu kebul
Serangan kutu kebul menyebabkan daun menguning secara perlahan-
lahan, dan akhirnya warna hijau hanya terdapat dibagian sekitar tulang
daunnya saja.Pada serangan hebat, seluruh daun akan menguning dan mati.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara pergiliran tanaman dan
apabila musim hujan tidak boleh ditanami tanaman inang, pengendalian
secara biologi dilakukan dengan menggunakan musuh alaminya, yaitu
kumbang Scymnus sp., serta pengendalian secara kimia dilakukan dengan
menyemprotkan insektisida (Asripah, 2007).
20
Gambar 3. Ulat Jengkal
(Sumber : Protan Faperta Unej, 2020)
4. Lalat kacang
Lalat kacang (Ophiomya phaseoly atau Agromyza phaseoli) mempunyai
karakteristik tubuh berwarna hitam mengilap, kecuali sayap, antena, dan
kakinya berwarna coklat muda. Larvanya ini menggerek daun. Serangan lalat
kacang ini menyebabkan daun tanaman muda berbintik putih, kemudian
menjadi kuning dengan titik coklat ditengahnya. Akibatnya, tanaman akan
layu, kering, dan kemudian mati. Pada tanaman dewasa, serangan ini
menyebabkan pertumbuhannya terhambat. Pengendalian hama ini dapat
dilakukan dengan cara pergiliran tanaman dan penyemprotan dengan
insektisida (Asripah, 2007).
21
dremenalis)memiliki tubuh yang berwarna hijau dengan garis-garis kuning
sampai putih buram. Ulat kemudian menjadi kepompong dan akhirnya
menjadi ngengat dengan sayap berwarna kuning bercak hitam. Gejala yang
ditimbulkan ialah daun menggulung yang di dalamnya terdapat ulat yang
dilindungi olehbenang. Ulat dalam daun tersebut akan memakan daun dari
dalam, sehingga pada daun terdapat lubang-lubang bekas gigitan.
Pengendalian hama ini dapatdilakukan dengan pengaturan jadwal tanam
secara serentak atau denganpergiliran tanaman, daun yang terserang dapat
dibuang atau dibakar, atau dengan pengendalian secara kimiawi yang dapat
dilakukan dengan Azodin 15 WSC dalam konsentrasi 4-5 cc/liter air atau
Metador 25 EC dalam konsentrasi 5 mL/10 liter air (Asripah, 2007).
22
2.6 Penyakit Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis)
Selain serangan yang disebabkan oleh hama, pada budidaya kacang panjang
juga tidak terlepas dari serangan yang disebabkan oleh penyakit seperti berikut.
1. Karat daun
Gejala yang ditimbulkan terdapat bercak kecil berwarna putih. Semakin
lama bercak menjadi coklat bertepung dikelilingi warna kuning atau cincin
coklat yang kemudian berkembang menjadi coklat tua. Selain daun, bagian
yang banyak terserang adalah polongnya. Penyakit tanaman ini disebabkan
oleh cendawan Uromyces phaseoli (Pers) yang termasuk cendawan karat.
Penyebarannya dibantu oleh angin, binatang, manusia, dan alat-alat
pertanian. Pengendalian penyakit ini adalah dengan pemilihan benih yang
baik dan pergiliran tanaman serta dapat juga dilakukan dengan cara
penyemprotan fungisida (Haryanto et al., 2008).
23
sp. Atau Fusarium phaseoli. Biasanya cendawan masuk ke dalam tanaman
melaluikulit yang terluka. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan
cara memusnahkan tanaman yang terserang dan juga dapat menggunakan
ataumenyiramkan larutan fungisida (Haryanto et al., 2008).
3. Bercak daun
Pada kedua permukaan daun tampak gejala berupa bercak berbentuk
bulat. Bercak pada daun bagian atas berwarna coklat, sedangkan pada
permukaan bawah tampak berwarna hitam. Bercak tersebut umumnya
berbentuk bulat dan mempunyai halo berwarna kuning di sekelilingnya.
Bercak daun tersebut dapatmencapai tangkai daun dan batang. Penyebabnya
adalah cendawan Cercosporacanescens. Cendawan ini mempunyai konidium
berbentuk seperti jarum atau gada terbalik, hialin tidak berwarna, ujungnya
runcing dan terdiri dari banyak sekat. Cendawan dapat menyebar dengan
bantuan perantara angin dan serangga (Haryanto et al., 2008).
24
Gambar 9. Penyakit Mosaik
(Sumber : OJS Universitas Udayana, 2016)
25
penyiraman rutin dilakukan tiap pagi atau sore hari. Penyiraman bisa dilakukan
dengan menggunakan gembor atau mengalirkan air melalui saluran di sekitar
bedengan. Penyiraman dilakukan secukupnya saja, sampai tanah cukup lembab.
Apabila tidak turun hujan, sebaiknya dilakukan menggunakan gembor atau dapat
pula dengan mengalirkan air melalui saluran di sekitar bedengan (Arsipah, 2021).
2.7.3 Pemasangan Ajir
Setelah tanaman mulai tumbuh dan tinggi mencapai 25 cm, dapat dipasang
ajir di sebelah tanaman. Ajir/lanjaran dibuat dari belahan bambu atau menggunakan
kayu dengan panjang sekitar 2 meter. Pemasangan ajir dimaksudkan sebagai tempat
merambatnya tanaman. Pemasangan ajir dilakukan 10 hari setelah tanam yaitu
diantara dua lubang tanam. Setiap lima lanjaran dipasangi silang lanjaran.
Kemudian diberi tali untuk merambatkan tanaman. Pemasangan tali yang mengikat
tanaman dengan lanjaran dilakukan dua kali, yaitu pada saat tinggi tanaman 70 cm
dan 150 cm. Pemasangan ajir bambu yang ditancapkan pada sisi bedengan yang
berdekatan dengan lubang tanam dengan jarak dari lubang tanam sekitar 15 cm.
Pemasangan ajir bambu perlu dilakukan karena kacang panjang merupakan spesies
tanaman yang batangnya merambat sehingga diperlukan ajir sebagai media tempat
merambatnya tanaman (Raksun et al., 2022).
2.7.4 Penyiangan
Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada disela-
sela tanaman pertanian dan sekaligus mengemburkan tanah. Penyiangan
dimaksudkan untuk membersihkan/menghilangkan tumbuhan penganggu (gulma)
yang dapat merugikan pertumbuhan dan hasil tanaman nilam. Penyiangan pertama
kali dilakukan pada waktu tanaman nilam sudah berumur 14 hari setelah tanam.
Pada umur tersebut biasanya sudah ada gulma yang dapat merugikan tanaman nilam
(Binolombongan et al., 2017).
Pengendalian dengan penyiangan merupakan pengendalian secara fisik.
Pengendalian ini dengan cara merusak gulma dan melepaskannya dari tanah tempat
tanaman budidaya tumbuh. Penyiangan yang tepat dilakukan sebelum tajuk gulma
menghentikan penyerapan zat-zat makanan dari akar. Penyiangan dimaksudkan
untuk membersihkan atau menghilangkan tumbuhan (Lailiyah et al., 2014).
26
2.7.5 Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membasmi tumbuh-tumbuhan liar yang
menghambat pertumbuhan tanaman kacang panjang. Tumbuhan liar akan
mengambil air dan zat hara di dalam tanah, terutama nitrat NO2 yang seharusnya
digunakan untuk tanaman kacang panjang. Di samping itu jika tumbuhan liar juga
akan mengambil cahaya dan CO2 yang hanya disediakan untuk tanaman tersebut.
Rumput liar (gulma) yang tumbuh di lahan kacang panjang merupakan pesaing
dalam kebutuhan zat hara, dan sinar matahari. Bahkan, gulma kadang-kadang
menjadi sumber penyakit. Maka apabila daun terlalu subur atau banyak cabang
yang kurang produktif harus dilakukan pemangkasan. Dengan tujuan agar
pertumbuhan generatif dapat berjalan dengan baik. Pemangkasan dilakukan pada
saat tanaman belum berbunga atau sekitar umur 3-4 minggu dengan memotong
pucuk sekitar 2-3 ruas menggunakan pisau tajam atau gunting setek (Anto, 2013).
2.7.6 Panen dan Pasca Panen
Panen merupakan suatu rangkaian proses dalam perkebunan ataupun
Pertanian yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mendapatkan buah dari hasil
panen yang akan dialokasikan baik langsung kepada distributor maupun konsumen
langsung Dimana sebelum adanya panen terdapat proses sebelum panen yang
merupakan persiapan sebelum melakukan proses panen, dimana pada proses ini
harus di perhitungkan kualitas hasil panen dalam waktu yang tepat dengan cara
yang tepat sebelum di panen. Dan juga proses pasca – panen yang merupakan proses
setelah dilakukannya panen, dimana pada proses ini pemanenan akan
membersihkan bekas panen dan mempersiapkan lahan untuk siap tanam bibit
selanjutnya. Sehingga setiap proses ini memiliki kesatuan rangkaian yang cukup
penting untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hasil panen sekarang maupun ke
depannya (Lestari, 2017).
Pada tanaman kacang panjang ciri-ciri polong siap dipanen adalah ukuran
polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak
menonjol. Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap
panen 3,5-4 bulan. Cara panenpada tanaman kacang panjang dengan memotong
tangkai buah dengan pisau tajam (Haryanto et al., 2008).
27
BAB III
METODE PRAKTIKUM
28
cm, tinggi guludan 20 cm, panjang 180 cm. Jarak dari tepi lahan 10
cm. Setiap petak percobaan terdiri atas 3 guludan dengan ukuran tiap
guludan 50 cm x 180 cm.
5. Diaplikasikan pupuk kandang dengan dosis 10-15 ton/ha terlebih
dahulu.
6. Dicampurkan dengan tanah dan disebarkan secara merata pada tanah
lapisan atas setiap guludan
7. Dipasang bedengan menggunakan patok dan tali rafia di sekeliling
lahan dan guludan
8. Dilakukan pemupukan pada waktu tanaman berumur 2 minggusetelah
tanam.
3.3.2 Penanaman Benih
1. Disiapkan alat seperti sendok, cangkul, meteran, dan benih kacang
panjang.
2. Dilakukan penanaman benih dengan memperhatikan jarak tanam yang
digunakan yaitu 40 cm x 40 cm diukur dengan meteran.
3. Dibuat lubang tanam sebanyak 8 lubang pada setiap guludan dengan
kedalaman 3-5 cm menggunakan sendok.
4. Ditanami benih kacang panjang sesuai kombinasi perlakuan yang
terdiri atas 2 perlakuan yaitu pra perlakuan dan jumlah benih
perlubang.
5. Diaplikasikan furadan/insektisida sesuai dosis yang ditentukan.
3.3.3 Penjarangan dan Pengukuran
1. Dilakukan penjarangan pada 14 HST sesuai perlakuan ataudilakukan
pada saat tanaman berumur 6 hari.
2. Diukur pertumbuhan tanaman dengan parameter seperti tinggi
tanaman dan jumlah daun.
3. Dilakukan pengukuran tinggi tanaman sebanyak 3 kali yaitu saat
berumur 14, 21, 28 HST (sebelum muncul bunga). Panjang tanaman
diukur mulai dari permukaan tanah sampai dengan kanopi tertinggi.
4. Diamati pertambahan tinggi tanaman dengan cara mengukurnya
menggunakan mistar dan mencatatnya dimulai dari 14 HST sampai
29
sebelum munculnya bunga. Kemudian jumlah daun tanaman diamati
dan dicatat pada setiap tujuh hari sekali dimulai dari 14 HST.
3.3.4 Perlakuan
1. Diberi perlakuan tanpa perendaman dan ditanam sebanyak 1 benih per
lubang untuk P0B0
2. Diberi perlakuan tanpa perendaman dan ditanam sebanyak 2 benih per
lubang untuk P0B1
3. Diberi perlakuan tanpa perendaman dan ditanam sebanyak 3 benih per
lubang untuk P0B2
4. Diberi perlakuan direndam 6 jam dan ditanam sebanyak 1 benih per
lubang untuk P1B0
5. Diberi perlakuan direndam 6 jam dan ditanam sebanyak 2 benih per
lubang untuk P1B1
6. Diberi perlakuan direndam 6 jam dan ditanam sebanyak 3 benih per
lubang untuk P1B2
7. Diberi perlakuan direndam 9 jam dan ditanam sebanyak 1 benih per
lubang untuk P2B0
8. Diberi perlakuan direndam 9 jam dan ditanam sebanyak 2 benih per
lubang untuk P2B1
9. Diberi perlakuan direndam 9 jam dan ditanam sebanyak 3 benih per
lubang untuk P2B2
3.3.5 Pemasangan Ajir
1. Disiapkan alat dan bahan yaitu ajir dari bambu, meteran, alat tulis, dan
tali rafia.
2. Dipasang ajir pada saat tanaman sudah berumur 2 minggu.
3. Ditancapkan ajir setinggi 2 m berdekatan dengan lubang tanam,
sedalam 30 cm sehingga tinggi ajir menjadi 170 cm dan jarak antara
ajir dengan batang tanaman kacang panjang ± 10-20 cm.
4. Diikat ajir menggunakan tali rafia.
3.3.6 Pemeliharaan
1. Dilakukan penyulaman pada tanaman yang tidak tumbuh pada saat
tanaman berumur 6 hari.
30
2. Dilakukan pemutaran tanaman dengan cara mengambil tanaman
yang tumbuh untuk dipindah ke lubang tanam yang tidak tumbuh.
3. Dilakukan penyiraman rutin setiap hari pada pagi dan sore hari.
4. Dilakukan pemupukan pada waktu tanaman berumur 2 minggusetelah
tanam.
5. Dilakukan kegiatan penyiraman, dan perawatan pada tanaman sesuai
aturan.
6. Dilakukan penyiangan yaitu membersihkan gulma dan hama dengan
cara dicabut langsung dengan tangan.
3.3.7 Pengamatan
1. Dilakukan pengamatan terhadap sampel yang telah ditentukan secara
acak sebanyak 10 sampel.
2. Diamati tanaman dengan mengukur menggunakan penggaris dari
leher akar- titik tumbuh terakhir.
3. Diamati jumlah daun tanaman diamati dan dicatat pada setiap tujuh
hari sekali dimulai dari 14 HST.
4. Dilakukan pengamatan luas daun diukur dari kacang panjang berumur
14 HST dengan mengukur luas daun yang segar dan tidak rusak.
5. Dilakukan pengamatan perhitungan mulai dari 84 HST atau tanaman
telah mencapai pertumbuhan vegetatif maksimum.
3.3.8 Panen
1. Disiapkan alat berupa timbangan, penggaris, meteran, gunting, label,
tali rafia, amplop, alat tulis, kain hitam
2. Dipanen tanaman kacang panjang yang sudah berusia 2-3 bulan
dengan panjang polong 40 hingga 80 cm pada pagi hari dengan cara
dipotong tangkai buah dengan pisau tajam.
3. Dicabut tanaman kacang panjang yang sudah dipanen.
4. Dipisahkan tanaman sampel dengan tanaman lain.
5. Diletakan tanaman sampel di atas kain hitam, kemudian difoto
tanaman sampel secara bergantian.
6. Dilakukan pengamatan jumlah berbunga pada saat tanaman sudah
berbunga (7 dari 9 tanaman sudah berbunga).
31
7. Diukur cabang dari tanaman kacang sudah berumur 14 HST sampai
dengan 84 HST percabangan yang tumbuh pada tanaman.
8. Diukur panjang buah setelah dilakukan panen pada bobot basah buah
kacang panjang.
9. Dihitung bobot basah buah dilakukan dengan menimbang bobot buah
kacang panjang per tanaman
10. Dihitung bobot kering buah kacang panjang dilakukan dengan
menggunakan oven di laboratorium Agroekoteknologi.
11. Dihitung bobot kering brangkasan panen dengan tajuk dan buah yang
sudah dimasukkan ke dalam brangkas dan sudah dikeringkan.
Selanjutnya dimasukkan kembali pada brangkasan setelah ditimbang
bobot kering brangkasan dengan timbangan digital.
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
33
umumnya (≥97,5%) wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang dari
500 m dari permukaan laut (dpl).
Sebagian besar penggunaan lahan di Kabupaten Serang terdiri dari persawahan
yaitu seluas 54.145,40 Ha, sawah irigasi seluas 23.066,40 Ha, disusul oleh tegalan
seluas 39.912,35 Ha. Kebun campuran seluas 39.159,10 Ha, perkampungan seluas
20.121,97 Ha, perumahan seluas 8.680 Ha dan wilayah untuk jasa seluas 3.305,26
Ha sehingga luas lahan keseluruhan adalah sejumlah 165.423 Ha. Kabupaten
Serang secara morfologi terbagi menjadi dua bagian yaitu dataran rendah dan
dataran tinggi.
Pada praktikum ini pengamatan dilakukan satu minggu sekali dengan parameter
yang diamati pada pertumbuhan vegetatif yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun.
Pada 7 HST kondisi terdapat tumbuh gulma-gulma kecil jenis bayam dan putri malu
yang tumbuh cepat. Pengendalian gulma tersebut dilakukan dengan cara
mencabutnya secara manual. Selama melakukan praktikum terdapat penyakit dan
OPT yang menyerang pada tanaman kacang panjang. Pada umur 14 HST dilakukan
penyulaman pada tanaman kacang panjang yang mati dan diganti dengan yang baru
yaitu penyakit mosaik merupakan penyakit yang sangat sering terjadi pada kacang
panjang. Pada umur 28 HST mulai terdapat beberapa tanaman yang terindikasi
penyakit mosaik. Menurut Haryanto et al. (2008) Pada daun tampak bercak seperti
mosaik, dari warna hijau berubah menjadi hijau muda, kekuningan, atau kadang mendekati
putih. Biasanya daun menjadi tidak rata dan mengecil sehingga pertumbuhan daun
terhambat. Semakin mudatanaman terinfeksi, semakin lama tanaman itu mulai berbunga.
Penyakit mosaikdisebabkan oleh virus Cowpea aphid-borne mosaic virus (CAMV). Virus
ini aktif pada lingkungan dengan pH 4-8 dan menjadi inaktif jika dipanaskan dengan suhu
55-66ºC selama 10 menit. Virus ini dapat ditularkan melalui biji tanaman yang sakit.
Penyebab penyakit ini disebabkan oleh kutu daun yang berperan sebagai vektor CAMV.
34
OPT yang menyerang pada tanaman bawang merah saat penelitian yaitu
belalang dengan jenis (Oxya sp., Fam. Acrididae), ini merupakan hama yang
ditemukan pada tanaman kacang panjang pada saat melakukan praktikum Hal
tersebut sesuai dengan Apriliyanti et al. (2014) menyatakan hama yang menyerang
tanaman kacang panjang adalah belalang (Oxya sp., Fam. Acrididae), dengan gejala
merusak daun sehingga daun kacang panjang akan berlubang karena dimakan oleh belalang
tersebut, belalang jenis ini akan memakan daun pada kacang panjang dan meninggalkan
sisa-sisa epidermis bagian atas/transparan dan meninggalkan tulang-tulang daun
nya saja, ditemukan pada umur 28 HST di Serta terdapat serangga jenis belalang
yang menyerang tanaman kacang panjang dengan memakan daun pada praktikum.
Upaya yang dilakukan untuk menekan serangan hama ini dengan membuang nya
secara manual dan melakukan pengaplikasian pestisida jenis Siklon 5.7 WG dengan
bahan aktif Emamektin Benzoat, serta Score 250 EC dengan bahan aktif
difenokonasol untuk memberikan pencegahan serangan hama serta membasmi
hama atau telur yang ada pada tanaman.
35
terkendali. Faktor yang menyebabkan hal itu terjadi karena tidak ada parit untuk
pembuangan air, sehingga senua air yang ada masuk ke bagian lahan tidak dapat
mengalir dan keadaan air menggenang begitu saja di lahan, kemudian keadaan
lahan yang miring/tidak rata sehingga hanya sebagian paling ujung belakang yang
tergenang oleh air.
Faktor terjadinya pada lahan membuat tanaman kacang panjang mengalami
pembusukan sebagian dari pengamatan mengalami kematian pada tanaman
sehingga tanaman yang sudah mulai mengalami fase generatif tumbuh bunga
sampai pembuahan mengalami kematian dan menurunkan produktivitas
pertumbuhan tanaman kacang panjang yanng dibudidayakan. Hal ini disampaikan
oleh Sulistyono et al. (2012) terjadinya banjir dan kedalaman banjir serta
interaksinya berpengaruh nyata terhadap kandungan a, klorofil b, nisbah klorofil
a/b, klorofil a+b, fotosintesis neto, tranpirasi, hantaran stomata dan kandungan CO2
dalam ruang antar sel. Banjir mempengaruhi komposisi kandungan protein dalam
akar. Dua subunit COP9 signalosome (CSN4 dan CSN 5 diakumulasi pada kondisi
banjir, tetapi tidak berbedanyata dalam proteosome. Protein CSN mendorong
kerusakan protein proteosome. Hal ini disampaikan oleh Somavilla dan Ribeiro
(2012) tanaman yang tumbuh pada kondisi banjir akan membentuk ruang
aerenchima pada korteks akar dan batang. Terdapat empat spesies rumput-
rumputan (Cynodon dactylon , Eremochloa ophiuroides, Hemethria altissima, and
Paspalum diztichum) yang tumbuh pada kondisi banjir memiliki endodermis dan
exodermis akar dengan dinding kasparian berbentuk Y, suberin lamellae dan
dinding sel sekunder berlilin.
36
4.2 Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Rata-rata Data Pengamatan Tanaman Kacang Panjang (Vigna
sinensis)
Parameter
37
Pada pembahasan kali ini akan membahas mengenai budidaya tanaman kacang
panjang. Pada pembahasan kali ini akan membahas mengenai budidaya tanaman
kacang panjang. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis) merupakan salah satu
tanaman semusim yang banyak diusahakan oleh masyarakat Indonesia, baik
sebagai sayuran maupun sebagai lalapan dalam upaya meningkatkan gizi
masyarakat sebagai sumber vitamin A, vitamin B, vitamin C dan mineral.
Menurut Rahayu (2010), tanaman kacang panjang merupakan salah satu jenis
tanaman hortikultura yang telah lama dibudidayakan oleh petani, baik secara
monokultur maupun sebagai tanaman sela. Biji kacang panjang banyak
mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Komoditi ini merupakan sumber
protein nabati yang cukup potensial selain dapat digunakan sebagai sumber pangan
dan obat-obatan, kacang panjang dapat meningkatkan kesuburan tanah, karena
akar-akarnya bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang mampu mengikat
nitrogen (N2) dari udara. Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim, baik
musim kemarau maupun musim penghujan, tanaman kacang panjang
membutuhkan curah hujan sekitar 600-2000 mm/tahun, tanaman ini
membutuhkan banyak sinar matahari.
Lahan yang terbuka di dataran rendah lebih disukai, sedangkan bila ternaungi
produksinya kurang memuaskan. Menurut Haryanto (2008), jenis tanah yang ideal
bagi pertumbuhan tanaman kacang panjang ini adalah tanah yang bertekstur
lempung berpasir dan memiliki pH tanah sekitar 5,5 Jenis tanah yang terlalu masam
dapat dilakukan dengan pengapuran memakai kapur dolomit. Pertumbuhan dan
produksi kacang panjang dipengaruhi beberapa faktor seperti pengolahan tanah,
pemupukan, penggunaan benih unggul, pengairan, dan faktor lingkungan lainnya.
Dalam budidaya tanaman kacang panjang pertama kali harus memperhatikan
pada tahap pengolahan tanah, yang mana tanah atau lahan tersebut yang mampu
menunjang keberhasilan dan kelancaran dalam pembudidayaan tanaman kacang
panjang. Lahan yang akan digarap harus dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa
tanaman sebelumnya guna mencegah adanya timbul hama maupun penyakit yang
nantinya akan menyerang pertumbuhan tanaman kacang panjang. Hal ini sejalan
dengan penyataan Karya et al., (2021), menyatakan bahwa pengolahan tanah
merupakan suatu tindakan terhadap tanah yang ditujukan untuk menyiapkan tempat
38
persemaian, memberantas gulma, memperbaiki tanah untuk penetrasi akar, infiltrasi
air dan peredaran udara serta menyiapkan tanah untuk irigasi permukaan.
Pengolahan tanah juga ditujukan secara khusus seperti pengendalian gulma,
menghilangkan sisa-sisa tanaman yang mengganggu permukaan tanah.
Sebelum dilakukan proses penanaman benih dilakukann pemupukan dasar
dengan pupuk kohe atau kotoran hewan yang bertujuan untuk menyediakan unsur
hara makro dan mikro pada awal pertumbuhan tanaman. Memperbaiki sifat fisik
tanah sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman serta mempercepat
proses produksi buah pada tanaman kacang panjang terutama berat buah yang
dihasilkan, karena tanaman sudah tumbuh subur dan tidak terganggu
pertumbuhannya.
Kemudian setelah lahan selesai digarap atau dibersihkan selanjutnya adalah
penanaman benih kacang panjang. Sebelum benih di tanam, masing-masing diberi
perlakuan dan ditentukan banyaknya sesuai dengan kelompok. Benih yang telah di
rendam atau tanpa perlakuan langsung di tanamkan pada areal atau lahan yang telah
disediakan. Setelah umur dua minggu kacang panjang sudah terlihat
pertumbuhannya, mulai muncul batang dan daun dewasa. Pada tanaman atau benih
yang tidak tumbuh segera dilakukan penyulaman, dengan menanam tanaman
kacang panjang yang sudah memiliki akar, batang, dan daun. Penyulaman atau
menggantikan benih yang tidak tumbuh atau mati, diganti dengan tanaman yang
tumbuh dengan baik. Prosedur penyulaman dilakukan paling lambat seminggu
setelah tanam. Jika tertunda, pertumbuhan tanaman secara keseluruhan tidak akan
sama, membuat tanaman sulit dirawat. Penyulaman berguna ketika ada tanaman
mati yang dapat langsung ditanam dengan tanaman pengganti yang berumur sama,
sehingga pertumbuhannya menjadi seragam.
Pada tanaman atau benih yang tidak tumbuh segera dilakukan penyulaman,
dengan menanam tanaman kacang panjang yang sudah memiliki akar, batang, dan
daun. Penyulaman atau menggantikan benih yang tidak tumbuh atau mati, diganti
dengan tanaman yang tumbuh dengan baik. Prosedur penyulaman dilakukan paling
lambat seminggu setelah tanam. Jika tertunda, pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan tidak akan sama, membuat tanaman sulit dirawat. Penyulamanberguna
ketika ada tanaman mati yang dapat langsung ditanam dengan tanaman pengganti
39
yang berumur sama, sehingga pertumbuhannya menjadi seragam.
Perawatan pada kacang panjang ialah, penyiraman pagi dan sore hari,
penyulaman bibit yang mati dan di sulami dengan bibit yang baru guna
menyeragamkan pertumbuhan kacang panjang, pemupukan yang mana untuk
menambah unsur hara padah tanah berpasir, penyiangan membersihkan gulma-
gulma yang berada di sekitar tanaman agar tidak menggagu pertumbuhan kacang
panjang, pemasangan ajir untuk di mana tempat penopang pertumbuhan buah
kacang panjang, pengendalian hama dan penyakit agar tanaman tidak terserang dan
tidak rusak sehingga menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang maksimal.
Pada budidaya tanaman kacang panjang tentu terdapat beberapa faktor yang
dapat menurunkan hasil produksi misalnya gangguan fisiologis, faktor lingkungan
dan lainnya. Namun hingga saat ini yang paling berpengaruh terhadap produksi
kacang panjang itu sendiri adalah adanya serangan hama dan penyakit, yang
secara tidak langsung dapat menurunkan hasil panen kacang panjang. Menurut Arsi
et al., (2020), mengemukakan bahwa hama yang menyerang tanaman kacang
panjang yaitu belalang (Oxya sp., Fam. Acrididae), wereng hijau (Empoasca spp.,
Fam. Cicadellidae), ulat daun (Fam. Pyralidae), penggerek polong (Fam.
Pyralidae), kutu aphis (Aphis craccivora, Fam. Aphididae), kepik hijau (Nezara
viridula, Fam. Pentatomidae), dan kutu kebul (Bemisia tabaci, Fam. Hemiptera).
Hama dan penyakit tanaman merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
besar terhadap pertumbuhan dan produksi kacang panjang. Ada banyak sekali
jenis hama yang umumnya menyerang tanaman kacang panjang. Ulat gerayak yang
memiliki nama latin Spodptera litura ini merupakan hama polifag yang menyerang
berbagai jenis tanaman. Stadium S. litura yang merusak tanamanadalah stadium
larva, bagian tanaman yang dirusak terutama daun. Seranganhama ini secara tidak
langsung akan menurunkan produksi tanaman kacang panjang. Saat pengamatan
intensitas serangan hanya ditujukan pada kerusakan helai daun. Besarnya
kehilangan hasil tergantung pada tingkat kerusakan daun dan tahap pertumbuhan
tanaman waktu terjadi serangan, saat pengamatan dilapangan rata-rata ditemukan
larva S. litura instar 1 dan 2 bahkan yang baru saja menetas sehingga masih
bergerombol dalam satu daun. Menurut Apriliyanto dan Setiawan (2014), ulat
grayak banyak menyerang di berbagai jenis tanaman, ciri tanaman kacang panjang
40
yang terserang ulat grayak yaitu daun berlubang dengan ukuran yang tidak pasti.
Apabila di musim kemarau ulat grayak ini juga bisa menyerang polong kacang
panjang.
Pemberian pupuk pada 14 HST dengan memberikan pupuk NPK mutiara yang
dilarutkan dengan 1 liter air kemudian disiramkan pada setiap satu guludan.
Kegunaan dari pupuk NPK mutiara yaitu kebutuhan unsur N tanaman tercukupi
terserap dengan baik sehingga dapat membantu mempercepat pertumbuhan
tanaman dan respon pertumbuhan tanaman hasil panen atau jumlah buah lebih
banyak. Sumber Nitrogen yang efisiensi dapat mengurangi kehilangan hara ke
lingkungan serta meningkatkan toleransi tanaman terhadap stres kekeringan atau
dingin, serangan hama dan penyakit. Selaras dengan pernyataan Syarifuddin dan
Koesrihati (2020), yang menyatakan bahwa pemberian pupuk NPK memberikan
tanaman unsur hara yang dibutuhkan untuk pembentukan buah. Pupuk NPK
mengandung beberapa unsur N yang berperan dalam pertumbuhan vegetatif
tanaman, sedangkan unsur P berperan dalam pembentukan bunga dan buah
tanaman, dan unsur K dapat meningkatkan kualitas buah pada tanaman. Kedua
perlakuan berinteraksi dan berpengaruh nyata pada waktu terbentuk polong
tanaman kacang panjang.
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa hasil pengamatan terdapat 9 variabel
yang merupakan kombinasi antara kedua faktor perlakuan terhadap benih. Pada
setiap perlakuan diberikan keterangan seperti faktor 1 atau durasi perendaman P0
yaitu tanpa perendaman (kontrol), P1 benih direndam selama 6 jam, dan P2
merupakan benih direndam selama 9 jam. Selanjutnya untuk faktor 2 yaitu 3 taraf
jumlah benih per lubang tanam, dimana B0 sebanyak 1 benih, B1 sebanyak 2 benih,
dan B2 sebanyak 3 benih.
Perlakuan perendaman benih sebelum ditanam dimaksudkan untuk
mempercepat perkecambahan, hal ini sesuai dengan pendapat Baihaqi et al. (2018),,
yang menyatakan bahwa perlakuan invigorasi berupa perendaman dalam air
mampu meningkatkan kualitas perkecambahan (persentase kecambah normal,
kecepatan tumbuh, panjang akar, dan bobot kering kecambah normal) pada benih
kacang panjang. Perlakuan lama perendaman benih yang tepat mampu
meningkatkan hasil tanaman dikarenakan mengikat seedcoat dan melakukan
41
imbibisi ke dalam benih. Sedangkan perbedaan jumlah benih yang ditanam dalam
satu lubang yaitu untuk mengetahui adanya persaingan dalam mendapatkan faktor
tumbuh, pertumbuhan yang baik akan memperngaruhi berat buah segar. Sejalan
dengan pendapat Wirawan et al. (2018), yang menyatakan bahwa pertumbuhan
tanaman yang baik akan mempengaruhi hasil tanaman, yaitu berat polong isi segar.
Jumlah benih per lubang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman karena akan
terjadi persaingan dalam mendapatkan cahaya matahari, air dan unsur hara,
sehingga mempengaruhi produksi. Adapun parameter yang diukur pada
pengamatan praktikum kali ini yaitu tinggi tanaman jumlah daun, luas daun,jumlah
bunga, jumlah cabang, panjang buah, bobot basah buah, bobot kering buah, dan
bobot kering berangkasan.
Parameter tinggi dan luas daun pada perlakuan tanpa perendaman dan jumlah
1 benih per lubang tanam merupakan perlakuan terbaik dibandingkan dengan
perlakuan jumlah 2 dan 3 benih per lubang tanam. Hal ini dikarenakan penggunaan
1 benih per lubang tanam lebih sedikit dibandikan dengan 2 maupun 3 benih per
lubang tanam. Sehingga populasi tanaman serta jumlah tanaman dalam satu
rumpun lebih sedikit, karena berkaitan langsung dengan kompetisi tanaman dalam
memperoleh unsur hara, air, cahaya matahari serta ruang tumbuh. penanaman
dalam satu lubang tanam tidak terlalu rapat karena hanya satu benih sehingga
tanaman menerima sinar matahari, air, dan unsur hara pada yang berupa nitrogen,
fospat, kalium, sulfur secara merata, dalam hal ini pemupukan dapat membantu
suplai unsur hara terutama nitrogen dalam proses fotosintesis dalam pemenuhan
makanan secara maksimal dan hasilnya dapat digunakan untuk pertumbuhan
vegetatif batang tanaman. Sejalan dengan pernyataan Arwani et al., (2013), yang
menyatakan bahwa jumlah benih per lubang akan mempengaruhi populasi tiap
satuan luasnya. Penggunaan sarana tumbuh yang mendorong terpacunya
pertumbuhan yang lebih baik, sehingga meningkatkan hasil tanaman. Setelah
mencapai populasi optimal, kenaikan populasi selanjutnya akan menurunkan hasil.
Penurunan hasil tersebut diakibatkan oleh meningkatnya persaingan dalam satu
ruang tumbuh. Sehingga pada benih yang sedikit akan lebih cepat proses
pertumbuhannya, dibanding dengan benih dengan jumlah yang lebih banyak.
Selain itu dapat terjadi dikarenakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
42
pertumbuhan tinggi tanaman, bahwa laju pemanjangan batang berbanding terbalik
dengan intensitas cahaya, pemanjangan batang terpacu jika tanaman ditumbuhkan
pada tempat dengan intensitas cahaya rendah.
Parameter jumlah bunga tanaman kacang panjang tertinggi diperoleh pada
kombinasi perlakuan P0B2 yaitutanpa perendaman dan jumlah 3 benih perlubang
tanam, parameter jumlah cabang tanaman kacang panjang tertinggi diperolehpada
kombinasi perlakuan P0B1 yaitu tanpa perendaman dan jumlah 3 benihperlubang,
dan jumlah 2 benih perlubang tanam, parameter panjang buah tanaman kacang
panjang tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan P2B0 yaitu direndam selama
9 jam dan jumlah 1 benih perlubang tanam, parameter bobot basah buah dan bobot
kering buah tanaman kacang panjang tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan
P0B2 yaitu tanpa perendaman dan jumlah 3 benih perlubang tanam, parameter
bobot kering berangkasan tanaman kacang panjang tertinggi diperoleh pada
kombinasi perlakuan P2B2 yaitu direndam selama 9 jam dan jumlah 3 benih
perlubang tanam.
Pertambahan jumlah dan luas daun mampu menyebabkan penerimaan cahaya
dan fotosintesis menjadi optimal, sehingga berpengaruh pada pembentukan
biomassa tanaman yang ditandai dengan parameter bobot basah buah dan bobot
kering buah. Pada parameter bobot basah buah dan bobot kering buahmenunjukkan
bahwa perlakuan tanpa perendaman benih dan jumlah 3 benih per lubang tanam
merupakan hasil pertumbuhan yang optimal dibandingkan dengan perlakuan
lainnya.
Berdasarkan hasil pada hasil tinggi tanaman didapatkan bahwa hasil yang
siginifikasn terdapat pada perlakuan P0BO sedagkan hasil terendah terdapat pada
perlakuan P1B2. Hal ini dapat dipengaruhi oleh perlakuan perendaman yang
dilakukan, dimana pada dasarnya perlakuan perendaman benih hanya
mempengaruhi terhadap umur berkecambahm benih kacang panjang sedangkan
varietas berpengaruh terhadap umur benih untuk kecambahan dan tinggi tanaman
pada semua umur pengamatan. Menurut Pratiwi (2019) mengatakan bahwa
perendaman dengan menggunakan air bisa saja tidak selaras untuk spesies-spesies
tertentu dikarenakan proses hidrasi yang realtif cepat pada rendaman dapat
mengakibatkan kebocoran nutrisi penting yang ada dalam benih benih sehingga
43
mengalami kerusakan.
Berdasarkan hasil pada jumlah daun didapatan hasil terbaik pada perlakuan
P2B1 dan hasil terendah didapatkan pada perlakuan P2B2, pada dasarnya
perendaman benih dan jumlah benih yang berikan tidak akan dapat mempengaruhi
jumlah daun yang dihasilkan, jumlah daun dipengaruhi unsur hara makro yang ada
didalam tanah. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan lama perendaman dan
ukuran benih tidak berpengaruh terhadap jumlah daun. Hal tersebut diduga karena
unsur hara di dalam tanah yang tersuplai ke tanaman cukup optimal dan dalam
jumlah yang sama sehingga petumbuhan daunnya relatif sama. Selian itu hal ini
dikarenakan jumlah daun berhubungan dengan tinggi tanaman, karena semakin
tinggi tanaman maka semakin banyak daun yang terbentuk. Fahrudin (2009)
menyatakan jumlah daun dipengaruhi oleh unsur hara N, P dan K yang ada didalam
tanah. Unsur hara N merupakan yang unsur hara yang sangat berperan penting bagi
tanaman pada fase pertumbuhan vegetatif. Terpenuhinya kebutuhan unsur hara N
bagi tanaman pada fase vegetatif tanaman akan meningkatkan produksi klorofil
pada daun sehingga luas permukaan daun akan semakin meningkat. N-total yang
tidak sesuai kebutuhan akan menurunkan produksi tanaman. Menurut Napitupulu
dan Winarno (2010), unsur hara nitrogen (N) adalah unsur hara penting bagi
pertumbuhan tanaman terutama pembentukan bagian vegetatif tanaman, seperti
daun, batang, dan akar. Pemberian unsur hara N yang terlalu banyak pada kacang
panjang dapat menghambat pembungaan dan pembuahan tanaman. Akan tetapi
kekurangan unsur hara N dapat menyebabkan klorosis pada daun, jaringan daun
menjadi mati dan kering serta pertumbuhan tanaman menjadi kerdil.
Unsur hara fosfor (P) berperan penting dalam pertumbuhan tanaman terutama
tanaman yang berumur pendek seperti bawang merah. Ketersediaan yang tinggi
sampai dengan sangat tinggi akan memberikan pertumbuhan yang baik pada
tanaman kacang panjang. Menurut Napitupulu dan Winarno, (2010), unsur hara
posfor (P) pada bawang merah berperan untuk mempercepat pertumbuhan akar
semai, dan dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan umbi. Apabila
tanaman kekurangan unsur P maka akan terlihat gejala warna daun bawang hijau
tua dan permukaannya terlihat mengkilap kemerahan, dan tanaman menjadi kerdil.
Bagian tepi daun, cabang, dan batang kacang panjang mengecil serta berwarna
44
merah keunguan dan kelamaan menjadi kuning. Hamady (2017), dalam
penelitiannya level dosis P yang diberikan pada kacang panjang tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap jumlah daun. Serapan P oleh tanah tergantung pada
gradien konsentrasi dan difusi dalam tanah dekat akar.
Fungsi utama unsur hara Kalium (K) pada tanaman sebagai aktivator beberapa
enzim dalam metabolisme tanaman. Pemberian dosis pemupukan Kalium akan
mempengaruhi biokimia tanaman meskipun tidak menjadi struktur kimia dalam
tanaman tersebut Menurut Triadiarwarman et al. (2022) unsur kalium (K) berfungsi
untuk pembentukan protein dan karbohidrat pada kacang panjang serta dapat
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit dan dapat
meningkatkan kualitas umbi. Apabila tanaman kacang panjang kekurangan unsur
kalium daun tanaman kacang panjang akan mengkerut atau keriting dan muncul
bercak kuning.
Keadaan pembentukan jumlah daun dapat terjadi karena pengaruh proses
fotosintesis dalam membentuk gula dan auksin yang akan digunakan pada
pertumbuhan tanaman diantaranya pembentukan daun. Pertumbuhan tunas samping
yang akan menjadi cabang, di atas cabang akan tumbuh daun, sehingga jumlah daun
juga akan bertambah. Peningkatan jumlah daun juga dipengaruhi unsur hara.
Menurt Aminuddin (2016) unsur hara yang cukup dapat merangsang pertumbuhan
vegetatif tanaman. Unsur hara nitrogen yang tercukupi dapat merangsang
pertumbuhan tanaman terutama batang, cabang dan daun. Jumlah daun yang banyak
tersebut memungkinkan secara fisiologis tanaman akan memberikan dampak
positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman seiring dengan prinsip
analisis pertumbuhan tanaman. Sehingga daun (helai), membuat munculnya tunas daun
yang mengakibatkan jumlah daun bertambah banyak. Daun yang bertambah banyak akan
berpengaruh terhadap prinsip pertumbuhan.
Pada pengamatan panjang buah didapatkan hasil pada perlakuan panjang buah
yaitu dan P1B2, perlakan perendaman tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
jumlah bunga dan panjang buah, hal ini karenaa kedua pertumbuhan tersebut terjadi
pada fase generatif, fase generatif adalah fase yang membutuhkan unsur hara yang
baik sehingga pertumbuhan fase generatif akan maksimal, dalam hal ini dapat
terhadi karena keadaan tanah yang baik pada pertumbuhan tanaman sehingga
45
kemunculan jumlah bunga dan panjang buah juga baik, dengan perlakuan jumlah
benih yang ditanam akan bisa terjadi pengaruh karena benih jumlah benih akan
adanya kompetisis perebutan unsur hara yang dibutuhkan pada fase generatif ini.
Faktor lain karena diduga hal diatas tersebut disebabkan proses pembungaan bunga
yaitu dengan faktor metabolisme tanaman sendiri seperti proses fotosintesis.
Menurut Aminuddin (2016) faktor utama dalam pembentukan bunga adalah
lamanya periode gelap yang diterimanya setiap hari dengan semakin lama periode
gelap semakin banyak pula makanan yang diproduksi, sehingga membantu dalam
pembentukan bunga.
Berdasarkan hasil olah data pada jumlah cabang menunjukkan bahwa terdapat
interaksi antara perlakuan jumlah benih perlubang terhadap jumlah cabang pada
umur panen. Dimana hasil terbaik didapat pada perlakuan pada P0B2 dengan tanpa
perendaman dan jumlah benih 3. Faktor perendaman tidak memberikan pengaruh
pada pertumbuhan jumlah cabang, sedangkan pada jumlah benih dapat memberikan
pengaruh pada jumlah cabang tanaman kacang panjang. Faktor yang terjadi ini
diduga jumlah percabangan lebih banyak dikarenakan jumlah tanaman yang tidak
terlalu rapat, sehingga tanaman menerima sinar matahari, air, dan unsur hara secara
merata, sehingga fotosintesis dalam pemenuhan makanan terpenuhi secara
maksimal dan hasilnya dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Menurut
Aminuddin (2016) dengan populasi tanaman yang renggang Intensitas matahari
yang diterima tanaman menjadi optimal karena daun tanaman tidak saling
menaungi, akibatnya auksin yang bersifat tidak menyenangi sinar matahari akan
bergerak ke bawah dan membentuk tunas-tunas samping yang akan membentuk
percabangan pada bagian bawah.
Parameter tinggi dan luas daun pada perlakuan tanpa perendaman dan jumlah
1 benih per lubang tanam merupakan perlakuan terbaik dibandingkan dengan
perlakuan jumlah 2 dan 3 benih per lubang tanam. Hal ini dikarenakan penggunaan
1 benih per lubang tanam lebih sedikit dibandikan dengan 2 maupun 3 benih per
lubang tanam. Sehingga populasi tanaman serta jumlah tanaman dalam satu rumpun
lebih sedikit, karena berkaitan langsung dengan kompetisi tanaman dalam
memperoleh unsur hara, air, cahaya matahari serta ruang tumbuh. Sejalan dengan
pernyataan Arwani et al., (2013), yang menyatakan bahwa jumlah benih per lubang
46
akan mempengaruhi populasi tiap satuan luasnya. Penggunaan sarana tumbuh yang
mendorong terpacunya pertumbuhan yang lebih baik, sehingga meningkatkan hasil
tanaman. Setelah mencapai populasi optimal, kenaikan populasi selanjutnya akan
menurunkan hasil. Penurunan hasil tersebut diakibatkan oleh meningkatnya
persaingan dalam satu ruang tumbuh. Sehingga pada benih yang sedikit akan lebih
cepat proses pertumbuhannya, dibanding dengan benih dengan jumlah yang lebih
banyak.
Berdasarkan hasil pada bobot basah buah kacang panjang berdasarkan analisis
olah data didapatkan hasil terbaik pada perlakuan P0B2 dengan tanpa perendaman
dan jumlah benih 3, hal tersebut dapat terjadi karena jumlah benih yang ditanam
banyak sehingga membuat tanaman yang tumbuh lebih banyak dari yang lain dan
dipengaruhi oleh produktivitas pertumbuhan pada tanaman yang baik, faktor lain
yaitu dipengaruhi oleh petumbuhan buah yang banyak sehingga meningkatkan
bobot basah buah yang dihasilkan. Menurut Aminuddin (2016) bahwa pertumbuhan
buah terjadi pada fase generatif yang dipacu oleh penyinaran matahari unsur hara
mikro dan makro yang cukup dalam tanah sehingga meningkatkan pertumbuhan
tanaman sampai pembuahan yang cukup baik.
Pada bobot kering tanaman sampel berdasarkan hasil pengolahan data
menunjukan pada sampel hasil terbaik pada perlakuan P0B2 dan hasil terendah
pada P1B2 bobot kering tanaman, hal tersebut tidak ada bobot yang dapat
memberikan hasil terbaik karena panen yang didapat cukup kecil. Menurut
Aminuddin (2016) sampel dimungkinkan karena faktor lingkungan yaitu curah
hujan yang rendah dan suhu yang terlalu tinggi ataupun pada saat pengisian polong
terjadi kekurangan suplai air, sehingga tanaman tidak dapat mengisi polong dengan
sempurna, sedangkan suhu yang terlalu tinggi dapat mempercepat penguapan atau
proses transpirasi pada tanaman kedelai, sehingga mengakibatkan tekanan turgor
menurun dan menyebabkan stomata menutup dan tanaman menjadi layu dan
produksi menurun. Dan juga bobot kering tidak memberikan gambaran yang tepat
dari berat basah, khususnya untuk tanaman muda yang sedang mengalami
pertumbuhan aktif.
Pada hasil bobot kering berangkasan yang sudah dilakukan oven hasil terbaik
menunjukkan pada sampel P2B2, yaitu pada perendaan paling lama dan jumlah
47
benih paling banyak. Jumlah benih yang diberikan pada lubang tanam akan
mempengaruhi pertumbuhan yang cukup banyak dan hasil tanaman yang tumbuh
banyak, sehingga membuat tanaman memberikan bobot yang cukup baik, selain itu
faktor lain adalah keadaan kandungan air dalam tanaman yng tinggi walapun sudah
dilakukan oven karena kandungan air akan mempengaruhi terhadap bobot pada
tanaman.
Dalam hal ini budidaya tanaman populasi tanaman perlu diperhatikan antara
lain jumlah benih per satuan luasnya. Kerapatan tanaman sangat mempengaruhi
hasil atau produksi tanaman. Hal ini terkait dengan tingkat kompetisi antar tanaman
dalam memperoleh cahaya, air, ruang, serta unsur hara. Kerapatan tanaman dapat
diatur dengan penggunaan jumlah benih yang tepat. Penggunaan jumlah benih yang
tepat akan memberikan hasil akhir yang baik, selain itu lebih efisien
Berdasarkan penelitian Gobel et al. (2017) jumlah benih 2 butir per lubang
tanaman merupakan perlakuan terbaik dibandingkan dengan perlakuan jumlah
benih 3 butir per lubang tanam. Hal ini disebabkan penggunaan benih 2 butir per
lubang tanam lebih sedikit dibandikan dengan 3 butir per lubang tanam. Sehingga
populasi tanaman serta jumlah tanaman dalam satu rumpun lebih sedikit jika
dibandingkan dengan 3 butir per lubang tanam, karena berkaitan langsung dengan
kompetisi tanaman dalam memperoleh unsur hara, air, cahaya matahari serta ruang
tumbuh.
Menurut Murrinie (2010) penggunaan jumlah benih per lubang tanam
berpengaruh terhadap pertumbuhan karena secara langsung berhadapan dengan
kompetisi antar tanaman dalam satu rumpun. Jumlah benih per lubang tanam yang
tepat akan memberikan ruang pada tanaman untuk menyebar dan memperdalam
perakaran. Penggunaan jumlah benih yang lebih akan meningkatan jumlah populasi
dari tanaman yang menyebabkan saling menutupnya daun dari tanaman kacang
panjang sehingga cahaya sulit menembus sampai pada bagian bawah tanaman yang
membuat gulma pada bagian bawah mendapat pengaruh negatif karena tidak
mendapatkan cahaya serta ruang tumbuh. Namun hal ini akan menghambat pada
pertumbuhan dan menyebabkan penurunan hasil pada tanaman kacang panjang.
Pengaturan jumlah tanaman per lubang bertujuan untuk mengurangi
persaingan dalam mendapatkan faktor tumbuh (cahaya matahari, air, dan unsur
48
hara) sehingga dapat meningkatkan proses fotosintesis. Dengan meningkatnya
proses fotosintesis maka fotosintat yang dihasilkan menjadi lebih tinggi yang
didistribusikan ke seluruh bagian tanaman. Oleh karena itu pertumbuhan tanaman
menjadi lebih baik. Pertumbuhan tanaman yang baik akan mempengaruhi hasil
tanaman, yaitu berat polong isi segar. Menurut pendapat Mahmud (2015), jumlah
benih per lubang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman karena akan terjadi
persaingan dalam mendapatkan cahaya matahari, air dan unsur hara, sehingga
mempengaruhi produksi.
Faktor penurunan produktivitas pertumbuhan tanaman kacang panjang ini
dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang kurang baik pada saat fase vegetatif,
adalah hujan yang membuat tanaman menjadi mati. Menurut Zuhroh dan Dwi
(2017), faktor internal yang berupa gen dan hormon bukan merupakan satu-satunya
faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang.
Terdapat hal lain yang dapat mempengaruhi produksi maupun pertumbuhan dari
tanaman kacang pajang yaitu faktor eksternal berupa musim penghujan, pupuk N
terlalu tinggi, rendahnya sinar matahari, kelembapan tanah terlalu tinggi, dan
persaingan cahaya pada tanaman. Tanaman yang memiliki sifat unggul hanya
berproduksi secara optimal jika diberi nutrisi pada lingkungan yang sesuai.
Faktor curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut sehingga membuat tanaman
terlalu banyak air dan mengalami kebanjiran. Hal ini terjadi karena semakin tinggi
suatu tempat maka intensitas curah hujan yang dihasilkan akan semakin tinggi. Ada
beberapa faktor yang berpengaruh pada curah hujan, baik dalam skala global,
regional, maupun lokal. Faktor lokal dari suatu wilayah memiliki pengaruh yang
signifikan pada curah hujan yang terjadi di wilayah tersebut.
Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang sangat besar peranannya
dalam mendukung ketersediaan air, terutama pada lahan tadah hujan dan lahan
kering. Menurut Mardawilis et al. (2016) curah hujan yang melebihi batas akan
mengakibatkan peningkatan volume air pada permukaan tanah sehingga dapat
memengaruhi pertumbuhan tanaman. Curah hujan yang berlebihan akan
mempengaruhi produktivitas tanaman yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman
terganggu. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat ditentukan oleh unsur-
unsur iklim, seperti suhu udara. Suhu udara memengaruhi aktivitas kehidupan
49
tanaman, antara lain pada proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, pertumbuhan,
penyerbukan, pembuahan, dan keguguran buah. Besar kecilnya pengaruh ini terkait
dengan faktor yang lain, seperti kelembapan, ketersediaan air, dan jenis tanaman.
Menurut Herlina et al. (2020) suhu udara untuk tanaman tropis berkisar antara 15-
40°C dan suhu udara yang dibutuhkan tanaman kacang panjang untuk berkembang
dengan baik berkisar antara 21-28°C. Kisaran suhu udara ini penting dalam
memengaruhi tahap-tahap perkembangan tanaman. Suhu udara yang optimum
untuk proses fotosintesis berkisar antara 10-30°C.
Hal ini terjadi karena peningkatan curah hujan di suatu daerah berpotensi
menimbulkan banjir, sebaliknya jika terjadi penurunan dari kondisi normalnya akan
berpotensi terjadi kekeringan. Kedua hal tersebut tentu akan berdampak buruk pada
metabolisme tubuh tanaman dan berpotensi menurunkan produksi hingga
kegagalan panen. Pada keadaan curah hujan yang berfluktuasi, hasil kacang panjang
akan sangat bervariasi dari waktu ke waktu, dari lokasi ke lokasi, terutama pada
pertanaman kacang panjang di lahan kering. Hal ini merupakan salah satu
penyebab rendahnya hasil produksi kacang panjang
50
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemabhasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada
parameter tinggi tanaman kacang 51he51ang tertinggi didapat pada kombinasi
perlakuan P0B0 yaitu tanpa perendaman dan jumlah 1 benih perlubang tanam,
parameter jumlah daun tanaman kacang panjangang tertinggi diperoleh pada
kombinasi perlakuan P2B1 yaitu direndam selama 9 jam dan jumlah 2 benih
perlubang tanam, parameter luas daun tanaman kacang panjang tertinggi didapat
pada kombinasi perlakuan P0B0 yaitu tanpa perendaman dan jumlah 1 benih
perlubang taman, parameter jumlah bunga tanaman kacang panjang tertinggi
diperoleh pada kombinasi perlakuan P0B2 yaitu tanpa perendaman dan jumlah 3
benih perlubang tanam, parameter jumlah cabang tanaman kacang panjang tertinggi
diperoleh pada kombinasi perlakuan P0B1 yaitu tanpa perendaman dan jumlah 3
benih perlubang, dan jumlah 2 benih perlubang tanam, parameter panjang buah
tanaman kacang panjang tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan P2B0 yaitu
direndam selama 9 jam dan jumlah 1 benih perlubang tanam, parameter bobot basah
buah dan bobot kering buah tanaman kacang panjang tertinggi diperoleh pada
kombinasi perlakuan P0B2 yaitu tanpa perendaman dan jumlah 3 benih perlubang
tanam, parameter bobot kering berangkasan tanaman kacang panjang tertinggi
diperoleh pada kombinasi perlakuan P2B2 yaitu direndam selama 9 jam dan jumlah
3 benih perlubang tanam.
Perendaman pada benih kacang hijau dimaksudkan untuk mempercepat
perkecambahan dan meningkatkan kualitas perkecambahan (persentase kecambah
normal, kecepatan tumbuh, panjang akar, dan bobot kering kecambah normal) pada
benih kacang panjang, dan perlakuan lama perendaman benih yang tepat mampu
meningkatkan hasil tanaman dikarenakan mengikat seedcoat dan melakukan
imbibisi ke dalam benih. Sedangkan perbedaan jumlah benih yang ditanam
perlubang tanam untuk mengetahui adanya persaingan dalam mendapatkan hasil
tumbuh, pertumbuhan yang baik akan memperngaruhi berat buah segar. Jumlah
benih per lubang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.
51
5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini yaitu terdapat hal yang perlu diperhatikan
panjang pengolahan tanah, kondisi tanah harus sesuai sehingga proses pertumbuhan
tanaman tidak terhambat. Selanjutnya, pada pemupukan dilakukan dengan waktu
dan banyaknya pupuk yang telah ditentukan agar unsur hara tanaman tercukupi.
Pengendalian terhadap organisasi pengganggu tanaman untuk selalu diperhatikan
sehingga tanaman tumbuh dengan baik dan tidak menyebabkan kematian. Jika
terjadi kebanjiran atau kondisi air yang berlebih, dibuat saluran pembuangan air
agar tanaman tidak tergenang. Dalam melakukan budidaya tanaman kacang
panjang dilakukan dengan baik dan bijaksana sehingga hasil yang diinginkan dapat
tercapai dengan maksimal.
52
DAFTAR PUSTAKA
53
Semarang: CV. Aneka Ilmu.
Driyunitha, dan P. Rahmawati. 2015. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair
yang Didekomposisi dengan Trichordema sp Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Cabe Besar (Capsicum sp) Var. Lokal Toraja. Jurnal KIP
Vol. 4, (2): 92-97.
Fachruddin, L. 2009. Budidaya Kacang-Kacangan. Yogyakarta: Karnius.
Fahrudin, F. 2009. Budidaya Caisim (Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak
54he dan Pupuk Kascing.Skripsi. Fakultas Pertanian. Jurusan Studi
Agronomi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Gobel. M., Wawan, P., dan Fauzan, Z. 2017. Pengaruh Waktu Penyiangan dan
Jumlah Benih Per Lubang Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Serta Populasi Gulma.
JATT. Vol. 6(1): 8-17.
Hamady, M. M. E. 2017. Growth and Yield of Onion Alum cepa L. as Influenced
by Nitrogen and Phosphorus Fertilizers Levels. Canadian Journal of
Agriculture and Crops. Vol. 2(1): 34–41.
Haryanto, E., Suhartini, T., dan Rahayu, E. 2008. Budidaya Kacang Panjang.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Herlina, N. Amelia, P. 2020. Pengaruh Perubahan Iklim pada Musim Tanam dan
Produktivitas Jagung (Zea mays L.) di Kabupaten Malang. Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia (JIPI). Vol. 25(1): 118-128.
Jali, S., Syamsudin, T., dan Putra Jemmi, E., A. 2020. Pengaruh Pemberian Pupuk
Organik Cair dan Jarak Tanam Terhadap Hasil dan Pertumbuhan Tanaman
Kacang Panjang (Vigna sinensis. L). Jurnal Ilmu Pertanian Agronitas. Vol.2,
(1): 43-53.
Karya., Endang, K., dan Rinda, F. 2021. Pengaruh Sistem Olah Tanah dan
Pengendalian Gulma terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung
Manis (Zea Mays Schratta Sturt.) Varietas Paragon. Jurnal Agro Tatanen.
Vol. 3(2): 20-26.
Lailiyah, W.N., Eko, W., dan Karuniawan, P.W. 2014. Pengaruh Periode
Penyiangan Gulma terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang
Panjang. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 2(7): 606-612.
54
Lestari, N. A. 2017. Kerjasama Indonesia Jepang Dalam Sektor Agribisnis (Studi
Kasus: Eskpor Kakao Indonesia ke Jepang). JOM Fisip. Vol. 4(2): 1-13.
Mahmud. 2015. Pengaruh Jumlah Bibit dan Dosis Pupuk NPK Phonska Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa, L.).
Laporan Penelitian. Gorontalo: Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Negeri Gorontalo Press.
Marmadion, T., Purnamaningsih, S. L., dan Kuswanto, K. 2014. Penampilan
Delapan Galur Kacang Panjang (Vigna Sesquipedalis L.) Pada Dua Musim
Tanam. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 2(3): 230-238.
Marwoto, Sri, H. Dan Abdullah, T. 2017. Hama dan Penyakit Tanaman Kedelai
Identifikasi dan Pengendaliannya. Bogor: Puslitbangtan.
Murrinie, E. D. 2010. Analisis Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah dan
Pergeseran Komposisi Gulma Pada Frekuensi Penyiangan dan Jarak Tanam
Yang Berbeda. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus Press.
Napitupulu, D dan L. Winarto. 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk N dan K
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Jurnal Hortikultura. Vol 20(1): 22-35
Nonci. N., Septian, H. K., Hishar, M., Amran, M., Muhammad, A., dan
Muhammad, A. 2019. Pengenalan Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda
J.E. Smith) Hama Baru pada Tanaman Jagung di Indonesia. Jakarta: Balai
Penelitian Tanaman Serealia.
Pitojo, S. 2006. Benih Kacang Panjang. Yoyakarta: Penerbit Kanisius.
Pratiwi, K. B. 2019. Analisis Data Median Tanam ddan Macam Formula Nutrisi
pada Pertumbuhan dan Serapan P untuk Tanaman Kalian dengan Sistem
Hidroponik Rakit Apung. Skripsi. Purwokerto: Univeristas Jendal
Sudirman.
Rahayu, E. 2010. Budidaya Kacang Panjang. Jakarta: Penebar Swadaya.
Raksun, A., Lalu, J., Lalu, Z., dan Karnan, I.G.M. 2022. Pemanfaatan Pupuk
Organik dalam Budidaya Tanaman Kacang Panjang oleh Masyarakat Dusun
Bunsambang Desa Sukarara Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal
Pengabdian Magister Pendidikan IPA. Vol. 5(3): 59-63
Refaldi, A. D., Soedomo, P., Muharam, M., dan Rahayu, Y. S. 2021. Pengaruh
55
Konsentrasi Pupuk Organik Cair Serta Varietas dan Galur Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Benih Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis
L.). Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol. 46(3): 278-287.
Rinaldi, F. B., dan Erlin, E. 2022. Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap
Karakteristik Buah Kacang Panjang. Quagga: Jurnal Pendidikan dan
Biologi. Vol. 14(2): 159-163.
Sulistyono, E., Suwarno, Iskandar, L., dan Triwidiyati. 2012. Pengaruh Umur
Tanaman dan lama Banjir Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Galur-Galur
Pado Sawah. Agrovigor. Vol. 5(2): 132-135.
Samosir, O., M dan G. Tambunan. 2021. Respon Petumbuhan dan Hasil Kacang
Panjang (Vigna Sinensis L.) Terhadap Pupuk Organik dan Pupuk Daun.
Jurnal Darma Agung. Vol. 29, (3): 429-440.
Sukirman, M. 2018. Pengaruh Banjirterhadap Produksi Tanaman Pangan di
Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo. Makassar: Laboran Jurusan Teknik
PWK UIN Alauddin Makassar Press.
Susila, A., D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departemen Agronomi
dan Hortikultura. Bogor: IPB Press.
Syarifuddin, M.H., dan Koesriharti. 2020. Pengaruh Jarak Tanam dan Pupuk NPK
pada Pertumbuhan dan Hasil Benih Tanaman Kacang Panjang (Vigna
sinensis L.). Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 8(6): 548-556.
Triadiawarman, D., Dhani A., dan Joko K. 2022. Peran Unsur Hara Makro
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium cepa L.). Jurnal
Agrifor Vol.21(1): 27-32.
Wirawan, D.A., Gembong, Haryono., dan Yulia, E.S. 2018. Pengaruh Jumlah
Tanaman Per Lubang dan Jarak Tanam terhadap Tanaman Kacang Tanah
(Arachis hypogea L.). Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika. Vol.
3(1): 5-8.
Zuhroh, M.U., dan Dwi, A. 2017. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang
Panjang (Vigna sinensis L.) terhadap Jarak Tanam dan Sistem Tumpang
Sari. Jurnal Agrotechbiz. Vol. 4(1): 25-33.
56
LAMPIRAN 1
Jadwal Kegiatan Praktikum
Mulai
Menentukan 10
sampel
Panen
Analisis Data
\
Selesai
LAMPIRAN 3
Kebutuhan Pupuk
Rata- 0,9 1,0 1,1 0,4 0,2 0,5 1,4 1,6 1,1 0,2 0,3 0,5 0,0 1,3 1,8 0,7 0,7 0,7 0,6 0,5 1,0 0,1 0,6 1,0 0,4 0,8 1,6
rata 3 0 0 7 2 0 2 7 5 3 5 5 0 7 8 8 3 0 2 3 0 0 2 0 8 5 3
Rata-
1,01 0,39 1,41 0,38 1,08 0,74 0,72 0,57 0,99
rata
Rata-
13 16 13 15 15 16 17 19,2 19 6,9 4,8 5,2 15,1 6,3 14,2 16,7 15,8 10,3 5,4 5 12,3 6,8 4,3 7 7,5 7,5 15,4
rata
Rata- 7, 12, 6, 13, 4, 8, 14, 30, 3, 6, 7, 6, 14, 16, 6, 3, 4, 15, 4, 23, 3, 6, 14, 4, 16, 18,
9,6
rata 9 4 2 7 0 3 8 1 5 8 9 0 5 5 9 9 4 9 6 9 6 0 5 1 5 7