LAPORAN
Oleh :
KELOMPOK 3
MUHAMMAD FARIZ HIDAYAT
2004290043
AGROTEKNOLOGI 1
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
ANALISIS KADAR HARA N, P, K, C-Organik, Fe DAN pH
PADA PUPUK ORGANIK MENGGUNAKAN PERANGKAT
UJI PUPUK ORGANIK
LAPORAN
Oleh :
KELOMPOK 3
MUHAMMAD FARIZ HIDAYAT
2004290043
AGROTEKNOLOGI 1
Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah
Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan di Fakultas Pertanian
Muhammadiyah Sumatera Utara
Dikoreksi Oleh:
Diketahui Oleh:
Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO) adalah alat penetapan kadar hara
pupuk secara cepat di lapangan. Alat ini merupakan penyederhanaan secara
kualitatif dari analisis pupuk di laboratorium. Oleh karena itu hasil yang diperoleh
tidak tepat seperti di laboratorium, namun merupakan estimasi pengukuran
kuantitatif dalam selang nilai tertentu. Alat ini bermanfaat untuk membantu pelaku
pasar dan petani untuk mengetahui kualitas pupuk secara cepat di lapangan. Alat
ini dapat digunakan pula oleh pengawas pupuk untuk memonitor kualitas pupuk
yang beredar di pasaran, agar segera dapat mengambil langkah-langkah yang
diperlukan. PUP diperlukan, karena dengan dihapusnya subsidi pupuk dan
liberalisasi perdagangan pupuk, banyak diproduksi pupuk yang tidak memenuhi
syarat mutu dan kadar hara pupuk tidak sesuai dengan label pada kemasan. Prinsip
kerja PUPO adalah mengukur kadar hara nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), Besi
(Fe), C-Organik dan pH dalam pupuk secara semi kuantitatif dengan metode
kolorimetri (pewarnaan) dan pembentukan endapan. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Ilmu Tanah Universiats Muhammadiyah Sumatera Utara, dilakukan
pada Rabu 6 desember 2022. Prosedur penelitaian dengan membawa sampel pupuk
kompos. Pengambilan contoh merupakan upaya untuk mendapatkan contoh yang
mewakili, menghindari kontaminasi dari peralatan dan bahan lain serta mencegah
perubahan sifat-sifat contoh. Keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara mengetahui N, P,
K,-Organik, Fe, dan pH pada pupuk kompos. Hasil pada praktikum perangkat uji
pupuk (PUP) ini menunjukan hasil pada pupuk urea penetapan unsur 0% N
menunjukan K tidak ada , dan unsur 3%P, pada unsur C-Organik penetapan unsur
hara 10 % C, pada unsur Fe 2000 ppm Fe dan mendapatkan nilai pH yaitu 6 pH.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehinga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Kesuburan Tanah yang berjudul “Analisis Kadar Hara, N, P, K, C-Organik, Fe dan
pH pada Pupuk Organik Menggunakan Perangkat Uji Pupuk Organik”.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
Kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda yang telah membesarkan dan mendidik penulis hingga
dapat seperti ini.
2. Ibu Asocc. Prof. Dr.Ir. Asritanarni Munar M. P. sebagai Dosen Penanggung
Jawab Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Abang Fauzi Nur Azhari Pane S. P. sebagai Asisten Dosen Praktikum
Kesuburan Tanah dan Pemupukan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Abang Dwiky Reza Sihotang sebagai Asisten Dosen Praktikum Kesuburan
Tanah dan Pemupukan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
5. Abang Madan Fauzi sebagai Asisten Dosen Praktikum Kesuburan Tanah dan
Pemupukan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, Penulis menerima Saran dari Pembaca untuk Menyempurnakan Laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... v
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
Latar Belakang ........................................................................ 2
Tujuan Praktikum ................................................................... 4
Kegunaan Praktikum .............................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5
Hipotesis Praktikum ............................................................... 8
BAHAN DAN METODE ...................................................................... 9
Tempat dan Waktu.................................................................. 9
Bahan dan Alat ....................................................................... 9
Pelaksanaan Praktikum ........................................................... 9
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 12
Hasil ....................................................................................... 12
Pembahasan ............................................................................ 12
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 18
Kesimpulan ............................................................................. 18
Saran ....................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 19
LAMPIRAN ........................................................................................... 20
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
tanaman. Ketersedian pupuk menjadi kendala bagi petani untuk bercocok tanam
karna kurangnya produksi pupuk yang berakibat pada tingginya harga pupuk di
pasaran sehingga mengakibatkan harga pupuk yang dipasarkan cukup mahal. Untuk
pupuk organik yang berasal dari sisa-sisa makanan, tumbuh-tumbuhan kering dan
Salah satu jenis pupuk orgaik adalah pupuk organik cair (POC) yang mudah
larut dalam air. Keuntunggan yang didapat dari penggunaan POC adalah
penyerapan yang lebih mudah oleh tanaman, mudah diterapkan secara seragam di
lapangan dan jumlah aplikasi lebih sedikit jika dibandingkan dengan pupuk organik
berbeda. Pupuk organic cair yang baik harus mengandung unsur hara makro berupa
karbon organik (C), nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). selain itu kandungan
bakteri pathogen yang terkandung dalam POC harus terdapat dalam jumlah
Pupuk adalah kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur
untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk berarti
2
menambah unsur hara kedalam tanah dan tanaman. Pupuk merupakan meterial yang
ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mecukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. pupuk adalah bahan
diperlukan agar produki tanaman tetap normal atau meningkat. Tujuan penambahan
hara yang hilang baik yang terangkut oleh panen, erosi, dan pencucian lainnya.
diperlukan metode diagnosis yang benar agar unsur hara yang ditambahkan hanya
yang dibutuhkan oleh tanaman dan yang kurang didalam tanah (Prawiro, 2016).
dalam pupuk urea, garam ammonium, garam nitrat, dan N-organik. PUP mengukur
dengan kadar N. Kadar N dari pupuk yang diuji dapat ditentukan dengan
status hara tanah, dinamika hara tanah, dan kebutuhan tanaman untuk mencapai
3
produksi optimum. Hara N, P, dan K merupakan hara makro yang sangat penting
bagi pertumbuhan tanaman. Sumber hara N, P dan K dapat berasal dari pelapukan
mineral tanah, bahan organik, air irigasi, dan pemupukan. Kendala pengelolaan
lahan kering masam adalah tingginya kandungan Al yang dapat dipertukarkan, hara
mudah terbawa air permukaan, erosi dan tercuci serta rendahnya kadar bahan
organik tanah. Rendahnya kadar N disebabkan oleh sifatnya yang mobil di tanah,
mudah larut dan hilang menguap, tercuci dan terbawa aliran permukaan. Hara N
dalam air genangan, larutan tanah maupun yang tercuci dari pupuk NPK majemuk,
lebih kecil daripada yang berasal dari pupuk urea (Marjuki, 2016).
produksi, bahkan sampai sekarang dianggap sebagai faktor yang dominan dalam
maupun non organik untuk mengganti kehilangan unsur hara di dalam tanah dan
bahan serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan
sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Sedangkan pemberian pupuk anorganik
daun, dan berperan penting dalam pembentukan hijau daun. Pemupukan bertujuan
mengganti unsur hara yang hilang dan menambah persediaan unsur hara yang
Ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang dapat diserap oleh
(Pangaribuan, 2017).
Tujuan Praktikum
Kegunaan Praktikum
1. Sebagai syarat masuk mengikuti praktikum Kesuburan Tanah di Fakultas
TINJAUAN PUSTAKA
Perangkat uji pupuk organik (PUPO) merupakan alat bantu analisis kadar
N, P, K, Corganik, Fe dan pH dalam pupuk organik padat secara cepat, mudah, dan
akurat yang bisa dikerjakan di lapangan. PUPO bermanfaat untuk membantu pelaku
pasar dan pengawas pupuk untuk memonitor kualitas pupuk organik yang beredar
di pasaran. Hasil analisis cepat ini berguna untuk mengambil langkah-langkah yang
di dalam pupuk organik. Saat ini banyak beredar pupuk organik di masyarakat
dengan kualitas yang sangat beragam kehadiran perangkat ini diharapkan dapat
1970 oleh peneliti Balai Penelitian Tanah, Balai Besar Penelitian dan
kecukupan hara. Kecukupan hara bagi tanaman diduga melalui teknik uji pupuk
sebagai dasar pengembangan PUPO, yang meliputi tujuh tahap kegiatan sebagai
berikut: (1) survei karakterisasi tanah di wilayah penelitian; (2) studi penjajagan
hara dari tipe tanah; (3) studi korelasi antara hara terekstrak dan pertumbuhan
tanaman untuk memilih metode ekstraksi terbaik; (4) penelitian kalibrasi uji tanah;
(5) pendugaan kurva respons pemupukan; (6) penelitian efisiensi pemupukan; dan
Secara umum PUPO ini dapat digunakan untuk penilaian status pada pupuk
dan pH yang tinggi dinyatakan sebagai pupuk yang baik sehingga petani dapat
6
dibandingkan dari biasanya. Manfaatnya secara khusus adalah pupuk organik ini
lebih tepat dan efisien sehingga diperoleh penghematan pupuk. Jumlah pupuk yang
diberikan untuk masing-masing kelas status hara tanah berbeda sesuai kebutuhan
Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO) terdiri dari satu set alat dan bahan
kimia yang dapat digunakan untuk menganalisis kandungan dalam pupuk organik.
Alat tersebut dapat digunakan dilapangan dengan cara yang relatif lebih cepat,
mudah, murah dan cukup akurat. PUPO dikategorikan menjadi 3 kelas status hara
yang mengacu pada hasil penelitian uji tanah, yaitu, status rendah (R) , sedang (S),
dan tinggi (T). PUPO merupakan alat penyederhana yang digunakan untuk
dan pH tanah dalam bentuk tersedia, yaitu hara yang larut dan atau terikat lemah
dalam kompleks jerapan koloid tanah. Kadar atau status , P, K, C-organik, Fe dan
pH dalam tanah ditentukan dengan cara mengekstrak dan mengukur hara tersedia
dan pH tanah secara cepat dan mudah. Dasar penentuan dosis rekomendasi pupuk ,
(Marsono, 2017).
7
Pada tanaman, Nitrogen berperan dalam Pembentukan zat hijau daun atau
biasa disebut dengan klorofil, protein dan lemak. Klorofil sangat membantu dalam
6 prses pemasakan zat makan yang diserap oleh akar tanaman. Pemberian pupuk
Unsur fosfor (P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah
besar. Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan Nitrogen dan Kalium.
Tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life). Unsur ini merupakan
komponen tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji dan titik tumbuh
tanaman. Unsur P dalam phospat adalah fosfor sangat berguna bagi tumbuhan
Unsur hara kalium (K) merupakan unsur hara utama ketiga yang diperlukan
tanaman dalam jumlah besar. Unsur tersebut dalam bentuk mobil, sehingga mudah
hilang tercuci. Bila terjadi kekurangan unsur K tanaman menjadi rentan terhadap
kuantitas produksi padi rendah. Pada tanaman padi sebagian hara K dari pupuk
dapat digantikan oleh jerami padi yang dikembalikan sebagai pupuk organik. Kadar
K dalam jerami umumnya sekitar 1 % sehingga dalam 5 ton jerami terdapat sekitar
unsur K, jerami juga mengandung unsur hara lain seperti N, P, Ca, Mg dan unsur
mikro, hormon, 7 pengatur tumbuh serta asam-asam organik yang sangat berguna
bagi tanaman. Selain itu dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan biologi tanah
(Rahmi, 2015).
Adanya PUPO yang dapat dioperasikan oleh penyuluh pertanian atau petani
terlatih, dosis pupuk untuk padi sawah lebih tepat dan efisien dan penerapannya
dapat menjangkau wilayah yang luas. Bagi petani, penggunaan PUPO ini dapat
ekonomi. Dari sisi lingkungan, pemakaian pupuk yang tepat dan efisien dapat
menekan pencemaran lingkungan dari badan air (nitrat) dan dalam tanah (logam
berat dari pupuk). Penerapan pemupukan berimbang berdasar uji tanah dengan
PUPO dapat menghemat pemakaian pupuk secara nasional dan devisa negara
(Nurmegawati, 2018).
pertumbuhan tanaman. Salah satu langkah yang ditempuh untuk memperbaiki dan
berimbang yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara di dalam
tanah secara praktis, efisien dan dapat dilakukan secara langsung di lapangan
(Widowati, 2017).
kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang
karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. C-organik juga
9
merupakan bahan organik yang terkandung didalam maupun pada permukaan tanah
yang dihapus dari senyawa karbon di alam, dan semua jenis senyawa organik yang
terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa
mikroorganisme, bahan organik terlarut didalam air, dan bahan organik yang stabil
berasal dari tanaman dan atau hewan terdiri atas bahan organik yang telah melalui
proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan
organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik
berupa kompos dan pupuk kandang dewasa ini sudah biasa digunakan petani untuk
seperti kotoran sapi, kambing dan ayam. Agar dapat dimanfaatkan untuk
memperbaiki tanah pertanian, kompos dan pupuk kandang terlebih dulu dilapukkan
Pupuk organik memiliki fungsi kimia dalam tanah seperti (1) penyediaan
hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikro (Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn, dan Fe)
meskipun jumlahnya sedikit (2) meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah;
dan (3) membentuk senyawa kompleks dengan ion logam beracun (Al, Fe, Mn).
Pupuk organik tanah juga berperan dalam memperbaiki sifat biologi tanah yaitu
sebagai sumber energi dan makanan bagi mikroba tanah. Mikroba tanah
10
Dengan adanya sumber energi yang cukup, maka mikroba tanah akan mampu
ketersediaan kadar hara bagi tanaman. Pupuk organik selain dapat memberikan hara
yang tidak terdapat dalam pupuk pabrik, seperti unsur hara mikro, juga sangat
bermanfaat untuk perbaikan dan pemeliharaan sifat fisik dan biologi tanah. Lahan
kering akan mampu menyediakan air dan udara yang cukup bagi tanaman, bila
Hipotesis Praktikum
8 november 2022, Pukul 11.15 WIB Sampai dengan Pukul 14.15 WIB
adalah pupuk kompos, pereaksi N1, N2, N3, N4, N5 perangkat uji pupuk, pereaksi
P1, P2, P3 perangkat uji pupuk, pereaksi K1,K2, K3 perangkat uji pupuk, pereaksi
adalah sendok spatula 4 buah, pengaduk kaca 2 buah, rak tabung reaksi 2 bah,
organik, Fe, dan pH sebanyak1 buah, tabung reaksi 4 buah, piprt tetes 3 buah,
stopwatch 1 buah, ayakan 20 mest 2 buah, kertas whataman 10 buah, dan alat
tulis.
Pelaksanaan Praktikum
Cara Pelaksanaannya :
Penetapan Status N
10 menit
5. Pindahkan 1 ml ekstra jernih ke tabung reaksi, lalu tambahkan N-2, aduk dan
diamkan 10 menit
hingga homogen
homogen
Penetapan Status P
10 menit
5. Pindahkan 1 ml ekstra jernih ke tabung reaksi, lalu tambahkan N-2, aduk dan
diamkan 10 menit
hingga homogen
homogen
13
Penetapan Status K
1. Masukkan sampel 0,5 g ke tabung reaksi.
6. tambahakn 1-2 tetes pereaksi k-3 melalui dinding tabung, kemudian amati
10 menit
5 menit
Penetapan Status pH
Hasil
Organik.
Unsur Dokumentasi
Hara
Kandungan Keterangan
Hara N
1% Kuning air
Hara K
Tidak ada endapan Coklat muda
Hara C- 10 % C
Organik
16
6 Kuning
Hara pH
Pembahasan
Penetapan Status N
Berdasarkan hasil pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan
uji coba hasil yang didapatkan pada kandungan unsur N pada kompos memiliki
asam amino (protein), asam nukleat, nukleotida, dan klorofil pada tanaman.
Penetapan Status P
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan uji coba hasil yang
warna biru bening .Unsur fosfor (P) sebagai bahan organik memiliki peranan yang
17
sangat penting dalam kesuburan tanah. Hal ini sesuai dengan literatur
Syahputra dkk (2015) yang menyatakan bahwa unsur P sebagai bahan organik
memiliki peranan yang sangat penting dalam kesuburan tanah, proses fotosintesis,
Penetapan Status K
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan uji coba hasil yang
didapatkan pada bahan kompos unsur K dengan tidak memilki endapan dengan
mikroorganisme yang menguraikan bahan organik. Hal ini sesuai dengan literatur
Sari (2015) yang menyatakan bahwa kenaikan kadar kalium disebabkan oleh
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan uji coba hasil yang
didapatkan pada bahan kompos unsur C- organik memiliki kandungan unsur hara
10% dengan warna coklat. Tanaman yang kekurangan unsur hara C- organik akan
pada tanaman yaitu warna daun menjadi layu, dinding tiap-tiap sel menjadi lemah
Penetapan Status Fe
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan uji coba hasil yang
didapatkan pada bahan kompos unsur Fe memiliki kandungan hara 2000 Ppm
dengan warna merah muda. Status optimum hara dalam tanah tidak sama untuk
semua tanaman pada suatu tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Lindra (2017)
yang menyatakan bahwa Status optimum hara dalam tanah tidak sama untuk
semua tanaman pada suatu tanah. Hal yang sama status optimum untuk suatu
tanaman berbeda untuk tanah yang berlainan. Oleh karena itu, untuk hara tanah
yang telah berada dalam status optimum hanya diberikan seminimal mungkin
terangkut panen.
Penetapan Status pH
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan uji coba hasil yang
didapatkan pada bahan kompos pH memiliki nilai 6 dengan warna kuning. Nilai
menjadi ammonia (NH3). Nilai pH berkisar antara 0 sampai 14. Nilai pH kurang
dari 7 tergolong asam, lebih dari 7 merupakan basa, dan pH 7 bersifat netral.
Makin rendah pH suatu larutan, makin kuat sifat asamnya. Makin tinggi nilai pH,
Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pada hasil penetapan status N pada Kompos didapati hasil 1% N warna hijau
2. Pada hasil penetapan status P kompos tidak didapati hasil ataupun tidak ada
endapan.
5. Pada hasil penetapan status Fe pada Kompos didapati hasil 2000 ppm Fe yaitu
6. Pada hasil pengamatan di atas dapat dijelaskan bahwa pada pH memiliki atau
Saran
disampaikan termasuk saya sendiri, dan semga bisa menjadi bahan bacaan yang
bermanfaat ataupun berguna bagi banyak orang. Dan semoga seluruh praktikum
yang akan datang dapat dipermudah dalam pengumpulan bahan dan pengumpulan
laporannya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Astuti. 2017. Budidaya Melon. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Tuherkih, Z., dan
Sari, P. L. 2018. Uji Pupuk KCL dan Bokasi Gulma terhadap Produksi
Tanaman Jagung Manis (Zea Mays L). Dinamika Pertanian, 34(1) 19-
26.
Budiawati, S., dan Sari, P. L. 2015. Uji Pupuk KCL dan Bokasi Gulma terhadap
Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays L). Dinamika Pertanian,
34(1) 19-26.
Fahrizal. A. 2019. Upaya Peningkatan Kesuburan Tanah Pada Lahan Kering Di
Kelurahan Aimas Distrik Aimas Kabupaten Sorong. Jurnal atdimas. 1
(2).
Firmansyah, R. 2017. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk NPK terhadap
Produksi Tanaman Melon Di Rumah Kaca. Agroteknika 2 (2) : 59-63.
Hardjowigeno, 2017. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Akademi Presindo. Jakarta. Parjin,
Wahjudin, Kesuburan Tanah. Jurnal Agroekoteknologi 5(4) :786- 798.
Hartanti, J.C., J.M. Lea. 2018. Pengaruh Penambahan EM4 dan Larutan Gula Pada
Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Industri Crumb Rubber. Jurnal
Teknik Kimia, Vol 24(2) : Hal 47-55.
Hasan, M. 2016. Analisis Kadar Nitrogen Pada Pupuk Urea, Pupuk Cair Dan Pupuk
Kompos Dengan Metode Kjeldahl. Amina, 1(1), 28-34.
Ismayanda, A. 2018. Pengaruh pemberian legin, pupuk NPK (15: 15: 15) dan urea
pada tanah gambut terhadap kandungan N, P total pucuk dan bintil akar
kedelai (Glycine max L.) Merr.). Jurnal Kaunia, 8(1), 21-29.
Kasifah, P. 2017. Analisis Kadar N, P, K dalam Pupuk Kompos Produksi TPA
Jagaraga, Buleleng. Wahana Matematika dan Sains: Jurnal
Matematika, Sains, dan Pembelajarannya, Vol 9(2) : Hal 25-31.
Kuswandi, dan Brady, 2019. Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Bahan Baku
Pupuk Kompos dan Pengaruhnya terhadap Tanaman Dantanah.
Klorofil: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu P ertanian, 10(1) 10-13.
Lindra, P. dan Marsono. 2017. Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah
Baglog untuk Peningkatan Pendapatan pada Kelompok Tani Jamur
Tiram di Kelurahan Medan Denai Kecamatan Medan Denai. Ihsan:
Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol 3(1) : Hal 73-81.
Lingga, N.S. 2017. Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Keriting
(Capsicum annuum L.) terhadap Aplikasi Pupuk Kompos dan Pupuk
Anorganik di Polibag. Jurnal Hortikultura Indonesia, Vol 8(3) : Hal
203- 208.
21
LAMPIRAN