Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS KADAR HARA N, P, K, C-Organik, Fe DAN pH

PADA PUPUK ORGANIK MENGGUNAKAN PERANGKAT


UJI PUPUK ORGANIK

LAPORAN

Oleh :

KELOMPOK 3
MUHAMMAD FARIZ HIDAYAT
2004290043
AGROTEKNOLOGI 1

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
ANALISIS KADAR HARA N, P, K, C-Organik, Fe DAN pH
PADA PUPUK ORGANIK MENGGUNAKAN PERANGKAT
UJI PUPUK ORGANIK

LAPORAN

Oleh :

KELOMPOK 3
MUHAMMAD FARIZ HIDAYAT
2004290043
AGROTEKNOLOGI 1

Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah
Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan di Fakultas Pertanian
Muhammadiyah Sumatera Utara

Dikoreksi Oleh:

Dwiky Reza Sihotang


Asisten Praktikum

Diketahui Oleh:

Assoc. Prof. Dr. Ir. Asritanarni Munar, M.P.


Dosen Penanggung Jawab
RINGKASAN

Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO) adalah alat penetapan kadar hara
pupuk secara cepat di lapangan. Alat ini merupakan penyederhanaan secara
kualitatif dari analisis pupuk di laboratorium. Oleh karena itu hasil yang diperoleh
tidak tepat seperti di laboratorium, namun merupakan estimasi pengukuran
kuantitatif dalam selang nilai tertentu. Alat ini bermanfaat untuk membantu pelaku
pasar dan petani untuk mengetahui kualitas pupuk secara cepat di lapangan. Alat
ini dapat digunakan pula oleh pengawas pupuk untuk memonitor kualitas pupuk
yang beredar di pasaran, agar segera dapat mengambil langkah-langkah yang
diperlukan. PUP diperlukan, karena dengan dihapusnya subsidi pupuk dan
liberalisasi perdagangan pupuk, banyak diproduksi pupuk yang tidak memenuhi
syarat mutu dan kadar hara pupuk tidak sesuai dengan label pada kemasan. Prinsip
kerja PUPO adalah mengukur kadar hara nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), Besi
(Fe), C-Organik dan pH dalam pupuk secara semi kuantitatif dengan metode
kolorimetri (pewarnaan) dan pembentukan endapan. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Ilmu Tanah Universiats Muhammadiyah Sumatera Utara, dilakukan
pada Rabu 6 desember 2022. Prosedur penelitaian dengan membawa sampel pupuk
kompos. Pengambilan contoh merupakan upaya untuk mendapatkan contoh yang
mewakili, menghindari kontaminasi dari peralatan dan bahan lain serta mencegah
perubahan sifat-sifat contoh. Keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara mengetahui N, P,
K,-Organik, Fe, dan pH pada pupuk kompos. Hasil pada praktikum perangkat uji
pupuk (PUP) ini menunjukan hasil pada pupuk urea penetapan unsur 0% N
menunjukan K tidak ada , dan unsur 3%P, pada unsur C-Organik penetapan unsur
hara 10 % C, pada unsur Fe 2000 ppm Fe dan mendapatkan nilai pH yaitu 6 pH.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehinga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Kesuburan Tanah yang berjudul “Analisis Kadar Hara, N, P, K, C-Organik, Fe dan
pH pada Pupuk Organik Menggunakan Perangkat Uji Pupuk Organik”.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
Kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda yang telah membesarkan dan mendidik penulis hingga
dapat seperti ini.
2. Ibu Asocc. Prof. Dr.Ir. Asritanarni Munar M. P. sebagai Dosen Penanggung
Jawab Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Abang Fauzi Nur Azhari Pane S. P. sebagai Asisten Dosen Praktikum
Kesuburan Tanah dan Pemupukan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Abang Dwiky Reza Sihotang sebagai Asisten Dosen Praktikum Kesuburan
Tanah dan Pemupukan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
5. Abang Madan Fauzi sebagai Asisten Dosen Praktikum Kesuburan Tanah dan
Pemupukan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, Penulis menerima Saran dari Pembaca untuk Menyempurnakan Laporan ini.

Medan, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
RINGKASAN
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... v
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
Latar Belakang ........................................................................ 2
Tujuan Praktikum ................................................................... 4
Kegunaan Praktikum .............................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5
Hipotesis Praktikum ............................................................... 8
BAHAN DAN METODE ...................................................................... 9
Tempat dan Waktu.................................................................. 9
Bahan dan Alat ....................................................................... 9
Pelaksanaan Praktikum ........................................................... 9
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 12
Hasil ....................................................................................... 12
Pembahasan ............................................................................ 12
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 18
Kesimpulan ............................................................................. 18
Saran ....................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 19
LAMPIRAN ........................................................................................... 20

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Hasil Penetapan Kadar N,P,K, C-Organik, Fe dan pH. .................... 12

2. Hasil Penetapan Kadar N,P,K, C-Organik, Fe dan pH. .................... 12

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Hasil Analisis N Pada Pupuk Organik. ............................................ 12

2. Hasil Analisis P Pada Pupuk Organik. ............................................. 12

3. Hasil Analisis K Pada Pupuk Organik. ............................................ 12

4. Hasil Analisis C-Organik Pada Pupuk Organik. .............................. 15

5. Hasil Analisis Fe Pada Pupuk Organik. ........................................... 15

6. Hasil Analisis pH Pada Pupuk Organik. .......................................... 15

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Dokumentasi Kegiatan Praktikum. ................................................... 21

2. Laporan Sementara Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO). ............ 24

v
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya

mengantungkan hidupnya pada usaha pertanian. Dalam pelaksanaan usaha

pertanian, pupuk merupakan salah satu faktor penentu berhasilnya budidaya

tanaman. Ketersedian pupuk menjadi kendala bagi petani untuk bercocok tanam

karna kurangnya produksi pupuk yang berakibat pada tingginya harga pupuk di

pasaran sehingga mengakibatkan harga pupuk yang dipasarkan cukup mahal. Untuk

megatasi kendala ini, petani di Indonesia terkadang membuat dan menggunakan

pupuk organik yang berasal dari sisa-sisa makanan, tumbuh-tumbuhan kering dan

kotoran hewan (Firmasnyah, 2017).

Salah satu jenis pupuk orgaik adalah pupuk organik cair (POC) yang mudah

larut dalam air. Keuntunggan yang didapat dari penggunaan POC adalah

penyerapan yang lebih mudah oleh tanaman, mudah diterapkan secara seragam di

lapangan dan jumlah aplikasi lebih sedikit jika dibandingkan dengan pupuk organik

padat. konsentrasinya disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tanaman yang

berbeda. Pupuk organic cair yang baik harus mengandung unsur hara makro berupa

karbon organik (C), nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). selain itu kandungan

bakteri pathogen yang terkandung dalam POC harus terdapat dalam jumlah

minimal. Panduan kualitas POC sudah ditetepkan oleh pemerintah Indonesia

melalui Permentan/SR.310/M/4/2019. Kualitas POC yang baik juga harus bisa

mendukung suatu tanaman dalam uji lapang (Musnawan, 2016).

Pupuk adalah kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur

untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk berarti
2

menambah unsur hara kedalam tanah dan tanaman. Pupuk merupakan meterial yang

ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mecukupi kebutuhan hara yang

diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. pupuk adalah bahan

yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unur esensial bagi

pertumbuhan tanaman. Tindakan mempertahankan dan meningkatkan kesuburan

tanah dengan penambahan dan penggembalian zat-zat hara secara buatan

diperlukan agar produki tanaman tetap normal atau meningkat. Tujuan penambahan

zat-zat hara tersebut memungkinkan tercapainya keseimbangan antara unsur-unsur

hara yang hilang baik yang terangkut oleh panen, erosi, dan pencucian lainnya.

Tindakan pengembalian/penambahan zat-zat hara ke dalam tanah ini disebut

pemupukan. Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai kebutuhan, sehingga

diperlukan metode diagnosis yang benar agar unsur hara yang ditambahkan hanya

yang dibutuhkan oleh tanaman dan yang kurang didalam tanah (Prawiro, 2016).

Nitrogen merupakan unsur hara esensial bagi tanaman yang terkandung

dalam pupuk urea, garam ammonium, garam nitrat, dan N-organik. PUP mengukur

semua bentuk N tersebut kecuali N-organik. Bentuk-bentuk N ini diubah menjadi

ammonium (NH4 + ), yang kemudian ditambah pereaksi pewarna untuk

menghasilkan warna hijau. Kepekatan warna hijau yang dihasilkan sebanding

dengan kadar N. Kadar N dari pupuk yang diuji dapat ditentukan dengan

membandingkan kepekatan warna hijau dalam larutan pupuk dengan gambar

gradasi warnanya (Marsina, 2016).

Pemupukan berimbang dapat dengan menggunakan pupuk tunggal maupun

pupuk majemuk. pemupukan berimbang dapat tercapai apabila memperhatikan

status hara tanah, dinamika hara tanah, dan kebutuhan tanaman untuk mencapai
3

produksi optimum. Hara N, P, dan K merupakan hara makro yang sangat penting

bagi pertumbuhan tanaman. Sumber hara N, P dan K dapat berasal dari pelapukan

mineral tanah, bahan organik, air irigasi, dan pemupukan. Kendala pengelolaan

lahan kering masam adalah tingginya kandungan Al yang dapat dipertukarkan, hara

mudah terbawa air permukaan, erosi dan tercuci serta rendahnya kadar bahan

organik tanah. Rendahnya kadar N disebabkan oleh sifatnya yang mobil di tanah,

mudah larut dan hilang menguap, tercuci dan terbawa aliran permukaan. Hara N

dalam air genangan, larutan tanah maupun yang tercuci dari pupuk NPK majemuk,

lebih kecil daripada yang berasal dari pupuk urea (Marjuki, 2016).

Pemupukan merupakan salah satu usaha penting untuk meningkatkan

produksi, bahkan sampai sekarang dianggap sebagai faktor yang dominan dalam

produksi pertanian. Sampai akhir abad XX pemupukan merupakan faktor penting

untuk meningkatkan produksi karena belum ada alternatif lain untuk

menggantikannya. Pemupukan dapat diartikan sebagai pemberian bahan organik

maupun non organik untuk mengganti kehilangan unsur hara di dalam tanah dan

untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga produktivitas

tanaman meningkat (Parjin, 2016).

Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah, menaikan

bahan serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan

sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Sedangkan pemberian pupuk anorganik

dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya cabang, batang,

daun, dan berperan penting dalam pembentukan hijau daun. Pemupukan bertujuan

mengganti unsur hara yang hilang dan menambah persediaan unsur hara yang

dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman.


4

Ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang dapat diserap oleh

tanaman merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman

(Pangaribuan, 2017).

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui kandungan unsur hara makro N, P, K, C-organik, Fe dan


pH pada pupuk kompos.

Kegunaan Praktikum
1. Sebagai syarat masuk mengikuti praktikum Kesuburan Tanah di Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai syarat mengikuti praktikal Test Kesuburan Tanah di Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

3. Sebagai bahan informasi bagi pembaca.


5

TINJAUAN PUSTAKA

Perangkat uji pupuk organik (PUPO) merupakan alat bantu analisis kadar

N, P, K, Corganik, Fe dan pH dalam pupuk organik padat secara cepat, mudah, dan

akurat yang bisa dikerjakan di lapangan. PUPO bermanfaat untuk membantu pelaku

pasar dan pengawas pupuk untuk memonitor kualitas pupuk organik yang beredar

di pasaran. Hasil analisis cepat ini berguna untuk mengambil langkah-langkah yang

diperlukan dengan menetapkan/menganalisis kadar N, P, K, C-organik, Fe dan pH

di dalam pupuk organik. Saat ini banyak beredar pupuk organik di masyarakat

dengan kualitas yang sangat beragam kehadiran perangkat ini diharapkan dapat

menjadi uji kualitas pupuk organik yang spesifik (Hartanti, 2018).

Teknologi uji pupuk pertama kali dikembangkan di Indonesia pada tahun

1970 oleh peneliti Balai Penelitian Tanah, Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (dulu Lembaga Penelitian

Tanah/Pusat Penelitian Tanah) dengan menggunakan SNSA untuk menduga

kecukupan hara. Kecukupan hara bagi tanaman diduga melalui teknik uji pupuk

sebagai dasar pengembangan PUPO, yang meliputi tujuh tahap kegiatan sebagai

berikut: (1) survei karakterisasi tanah di wilayah penelitian; (2) studi penjajagan

hara dari tipe tanah; (3) studi korelasi antara hara terekstrak dan pertumbuhan

tanaman untuk memilih metode ekstraksi terbaik; (4) penelitian kalibrasi uji tanah;

(5) pendugaan kurva respons pemupukan; (6) penelitian efisiensi pemupukan; dan

(7) rekomendasi pemupukan (Budiawati, 2015).

Secara umum PUPO ini dapat digunakan untuk penilaian status pada pupuk

organik. Pupuk organik yang mempunyai kandungan hara N, P, K, C-organik, Fe

dan pH yang tinggi dinyatakan sebagai pupuk yang baik sehingga petani dapat
6

menerapkan upaya pelestarian produktivitas lahannya sedikit lebih ringan

dibandingkan dari biasanya. Manfaatnya secara khusus adalah pupuk organik ini

memiliki kandungan N, P, K, C-organik, Fe dan pH untuk lahan pertanaman dapat

lebih tepat dan efisien sehingga diperoleh penghematan pupuk. Jumlah pupuk yang

diberikan untuk masing-masing kelas status hara tanah berbeda sesuai kebutuhan

tanaman (Lingga, 2017).

Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO) terdiri dari satu set alat dan bahan

kimia yang dapat digunakan untuk menganalisis kandungan dalam pupuk organik.

Alat tersebut dapat digunakan dilapangan dengan cara yang relatif lebih cepat,

mudah, murah dan cukup akurat. PUPO dikategorikan menjadi 3 kelas status hara

yang mengacu pada hasil penelitian uji tanah, yaitu, status rendah (R) , sedang (S),

dan tinggi (T). PUPO merupakan alat penyederhana yang digunakan untuk

menganalisis pupuk secara sederhana tanpa dilakukan di laboratorium yang

didasarkan pada hasil penelitian uji pupuk (Novizan, 2016).

Prinsip kerja PUPO ini adalah mengukur kadar hara , P, K, C-organik, Fe

dan pH tanah dalam bentuk tersedia, yaitu hara yang larut dan atau terikat lemah

dalam kompleks jerapan koloid tanah. Kadar atau status , P, K, C-organik, Fe dan

pH dalam tanah ditentukan dengan cara mengekstrak dan mengukur hara tersedia

di dalam tanah. Manfaat PUPO adalah mengukur status hara , P, K, C-organik, Fe

dan pH tanah secara cepat dan mudah. Dasar penentuan dosis rekomendasi pupuk ,

P, K, C-organik, Fe dan pH tanah, dan menghemat penggunaan pupuk,

meningkatkan pendapatan petani dan menekan pencemaran lingkungan

(Marsono, 2017).
7

Pada tanaman, Nitrogen berperan dalam Pembentukan zat hijau daun atau

biasa disebut dengan klorofil, protein dan lemak. Klorofil sangat membantu dalam

6 prses pemasakan zat makan yang diserap oleh akar tanaman. Pemberian pupuk

pada tanaman akan membantu dan merangsang pertumbuhan vegetative tanaman,

sehingga dapat mempercepat proses pembentukan daun, pembesaran batang, dan

penambahan tinggi tanaman. Gejala kekurangan Nitrogen pada tanaman

ditunjukkan dengan menguningnya daun (warna daun berubah menjadi

kekuningan, yang selanjutnya menjadi kuning sempurna) (Salimah, 2016).

Unsur fosfor (P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah

besar. Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan Nitrogen dan Kalium.

Tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life). Unsur ini merupakan

komponen tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji dan titik tumbuh

tanaman. Unsur P dalam phospat adalah fosfor sangat berguna bagi tumbuhan

karena berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar terutama pada awal-awal

pertumbuhan (Ramadhani, 2017).

Unsur hara kalium (K) merupakan unsur hara utama ketiga yang diperlukan

tanaman dalam jumlah besar. Unsur tersebut dalam bentuk mobil, sehingga mudah

hilang tercuci. Bila terjadi kekurangan unsur K tanaman menjadi rentan terhadap

serangan hama penyakit, proses metabolisme terganggu, sehingga kualitas dan

kuantitas produksi padi rendah. Pada tanaman padi sebagian hara K dari pupuk

dapat digantikan oleh jerami padi yang dikembalikan sebagai pupuk organik. Kadar

K dalam jerami umumnya sekitar 1 % sehingga dalam 5 ton jerami terdapat sekitar

50 kg K setara (K-K20-KCl). Pengembalian jerami dalam bentuk segar maupun

dikomposkan dilahan sawah harus digalakkan kembali karena selain mengandung


8

unsur K, jerami juga mengandung unsur hara lain seperti N, P, Ca, Mg dan unsur

mikro, hormon, 7 pengatur tumbuh serta asam-asam organik yang sangat berguna

bagi tanaman. Selain itu dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan biologi tanah

(Rahmi, 2015).

Adanya PUPO yang dapat dioperasikan oleh penyuluh pertanian atau petani

terlatih, dosis pupuk untuk padi sawah lebih tepat dan efisien dan penerapannya

dapat menjangkau wilayah yang luas. Bagi petani, penggunaan PUPO ini dapat

meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan menambah keuntungan secara

ekonomi. Dari sisi lingkungan, pemakaian pupuk yang tepat dan efisien dapat

menekan pencemaran lingkungan dari badan air (nitrat) dan dalam tanah (logam

berat dari pupuk). Penerapan pemupukan berimbang berdasar uji tanah dengan

PUPO dapat menghemat pemakaian pupuk secara nasional dan devisa negara

(Nurmegawati, 2018).

Rendahnya kandungan hara pada tanah, menjadi factor pembatas

pertumbuhan tanaman. Salah satu langkah yang ditempuh untuk memperbaiki dan

mengoptimalkan produktivitas lahan pertanian adalah dengan pemupukan

berimbang yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara di dalam

tanah. Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO) merupakan instrument pengujian

tanah secara praktis, efisien dan dapat dilakukan secara langsung di lapangan

(Widowati, 2017).

C-organik merupakan bagiandari tanah yang merupakan suatu sistem

kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang

terdapat di dalam tanah yang terusterus menerus mengalami perubahan bentuk,

karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. C-organik juga
9

merupakan bahan organik yang terkandung didalam maupun pada permukaan tanah

yang dihapus dari senyawa karbon di alam, dan semua jenis senyawa organik yang

terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa

mikroorganisme, bahan organik terlarut didalam air, dan bahan organik yang stabil

atau humus (Sutedjo, 2019).

Pupuk organik dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang

berasal dari tanaman dan atau hewan terdiri atas bahan organik yang telah melalui

proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan

organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik

berupa kompos dan pupuk kandang dewasa ini sudah biasa digunakan petani untuk

memperbaiki produktivitas tanah. Perkembangan usahatani ternak yang

mempunyai prospek cukup baik memperkaya alternatif pengadaan pupuk kandang

seperti kotoran sapi, kambing dan ayam. Agar dapat dimanfaatkan untuk

memperbaiki tanah pertanian, kompos dan pupuk kandang terlebih dulu dilapukkan

atau dimatangkan. Peranan pupuk organik dalam tanah merupakan kunci

keberhasilan usahatani lahan kering, namun hanya dengan pengembalian sisa

tanaman saja ternyata belum cukup mampu mempertahankan kadar C-organik

tanah pada kondisi awal 2-2,5% C (Brady, 2017).

Pupuk organik memiliki fungsi kimia dalam tanah seperti (1) penyediaan

hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikro (Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn, dan Fe)

meskipun jumlahnya sedikit (2) meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah;

dan (3) membentuk senyawa kompleks dengan ion logam beracun (Al, Fe, Mn).

Pupuk organik tanah juga berperan dalam memperbaiki sifat biologi tanah yaitu

sebagai sumber energi dan makanan bagi mikroba tanah. Mikroba tanah
10

memperoleh energi dari proses perombakan bahan yang mengandung karbon.

Dengan adanya sumber energi yang cukup, maka mikroba tanah akan mampu

beraktivitas dengan optimum, yang antara lain menghasilkan peningkatan

ketersediaan kadar hara bagi tanaman. Pupuk organik selain dapat memberikan hara

yang tidak terdapat dalam pupuk pabrik, seperti unsur hara mikro, juga sangat

bermanfaat untuk perbaikan dan pemeliharaan sifat fisik dan biologi tanah. Lahan

kering akan mampu menyediakan air dan udara yang cukup bagi tanaman, bila

struktur tanahnya baik. Perbaikan struktur tanah juga mendukung peningkatan

efisiensi pemupukan, karena akar tanaman dapat berkembang dengan baik,

sehingga penyerapan hara menjadi maksimal (Harris, 2016)

Hipotesis Praktikum

1. Adanya keterkaitan dalam menentukan kadar N dengan menggunakan

Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO).

2. Adanya keterkaitan dalam menentukan kadar P dengan menggunakan

Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO).

3. Adanya keterkaitan dalam menemukan kadar K dengan menggunakan

Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO).


11

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum Kesuburan Tanah Dan Pemupukan dilaksanakan di

Laboratorium Tanah Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jl. Kapten

Muchtar Basri No. 3, Glugur Darat II, Kec. Medan Timur

Praktikum Kesuburan Tanah Dan Pemupukan dilaksanakan padatanggal

8 november 2022, Pukul 11.15 WIB Sampai dengan Pukul 14.15 WIB

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan

adalah pupuk kompos, pereaksi N1, N2, N3, N4, N5 perangkat uji pupuk, pereaksi

P1, P2, P3 perangkat uji pupuk, pereaksi K1,K2, K3 perangkat uji pupuk, pereaksi

pH1, pH2, pereaksi C1,C2, pereaksi Fe 1, Fe 2 , Fe 3 , Fe 4 dan Aquades.

Alat yang digunakan pada Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan

adalah sendok spatula 4 buah, pengaduk kaca 2 buah, rak tabung reaksi 2 bah,

talam 4 buah, 1 bungkus, sikat pembersih 1 buah, bagan warna pupuk N, P, K, C-

organik, Fe, dan pH sebanyak1 buah, tabung reaksi 4 buah, piprt tetes 3 buah,

stopwatch 1 buah, ayakan 20 mest 2 buah, kertas whataman 10 buah, dan alat

tulis.

Pelaksanaan Praktikum

Cara Pelaksanaannya :

Penetapan Status N

1. Masukkan sampel sebanyak 0,5 g- 1 g ke tabung reaksi

2. Tambahkan 5 ml pereaksi N-1, Lalu kocok dan diamkan 10 menit


12

3. Ditambahkan 5 ml pereaksi C-2, kocok dan diamkan sampai homogen selama

10 menit

4. Diamkan 5 menit, kemudian saring

5. Pindahkan 1 ml ekstra jernih ke tabung reaksi, lalu tambahkan N-2, aduk dan

diamkan 10 menit

6. Pindahkan 2 ml kemudian, kemudian tambahkan 1 ml Pereaksi Npk - 3 lalu

hingga homogen

7. Tambahkan beberapa pereaksi N-4 kemudian aduk dan serta foto

8. Pindahkan 2 ml kemudian, kemudian tambahkan 1 ml Pereaksi N-3 lalu hingga

homogen

Penetapan Status P

1. Masukkan sampel sebanyak 0,5 g- 1 g ke tabung reaksi

2. Tambahkan 5 ml pereaksi N-1, Lalu kocok dan diamkan 10 menit

3. Ditambahkan 5 ml pereaksi C-2, kocok dan diamkan sampai homogen selama

10 menit

4. Diamkan 5 menit, kemudian saring

5. Pindahkan 1 ml ekstra jernih ke tabung reaksi, lalu tambahkan N-2, aduk dan

diamkan 10 menit

6. Pindahkan 2 ml kemudian, kemudian tambahkan 1 ml Pereaksi Npk - 3 lalu

hingga homogen

7. Tambahkan beberapa pereaksi N-4 kemudian aduk dan serta foto

8. Pindahkan 2 ml kemudian, kemudian tambahkan 1 ml Pereaksi N-3 lalu hingga

homogen
13

Penetapan Status K
1. Masukkan sampel 0,5 g ke tabung reaksi.

2. tambahkan 5 ml pereaksi k-1 lalu kocok hingga homogeny.

3. diamkan selama 15 menit dan saring

4. pindahkan 1 ml ekstrak jernih ke dalam tabung reaksi

5. tambahkan 1 ml pereaksi k-2 kocok hingga homogeny

6. tambahakn 1-2 tetes pereaksi k-3 melalui dinding tabung, kemudian amati

kabut endapan putih.

Penetapan Status C-Organik

1. Masukkan sampel sebanyak 0,5 g- 1 g ke tabung reaksi

2. Tambahkan 5 ml pereaksi C-1, Lalu kocok dan diamkan 5 menit

3. Ditambahkan 5 ml pereaksi C-2, kocok dan diamkan sampai homogen selama

10 menit

4. Ditambah 1 ml cairan bagian atas ke tabung lain.

5. Ditambahkan aquadest 1 ml dan dikocok hingga homogen sampai 15 menit.

Penetapan Status Kadar Fe

1. Masukkan sampel 0,5 g kedalam tabung reaksi.

2. tambahkan 5 ml larutan pereaksi Fe-1 lalu di kocok, kemudian diamkan selama

5 menit

3. saring larutan yang tercampur

4. pindahkan ektrak jernih sebanyak 1 ml ke tabung reaksi

5. tambahkan 1 ml pereaksi Fe-2, kocok dan diamkan selama 5 menit.

6. pindahkan 1 ml ke tabung reaksi dan tambahkan 1 ml pereaksi Fe-3

7. tambahkan 1 ml pereaksi Fe-4 kemudian kocok dan amati hasil warna.


14

Penetapan Status pH

1. Masukkan sampel sebanyak 0,5 g- 1 g ke dalam gulungan kertas filter

2. Kemudian kertas dimasukkan ke tabung reaksi

3. Tambahkan 5 ml pereaksi pH-1, Lalu kocok dan diamkan 1 menit

4. Goyangkan tabung hingga 2 menit

5. Teteskan 1 ml pereaksi pH-2, kocok dan diamkan sampai homogen


15

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Penetapan Kadar (N, P, K, C-Organik, Fe dan pH) pada Pupuk

Organik.

Unsur Dokumentasi
Hara

Kandungan Keterangan

Hara N
1% Kuning air

Hara P 2% Biru bening

Hara K
Tidak ada endapan Coklat muda

Hara C- 10 % C
Organik
16

Hara Fe 2000 ppm Merah muda

6 Kuning
Hara pH

Pembahasan

Penetapan Status N

Berdasarkan hasil pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan

uji coba hasil yang didapatkan pada kandungan unsur N pada kompos memiliki

kandungan hara 1% dengan warna kuning air. Meningkatnya presentase N pada

masa pengomposan dikarenakan proses dekomposisi bahan kompos oleh

mikroorganisme mengubah ammonia menjadi nitrit. Hal ini sesuai dengan

literatur Harjadi (2019) yang menyatakan bahwa Meningkatnya presentase N pada

proses pengomposan dikarenakan proses dekomposisi bahan kompos oleh

mikroorganisme mengubah ammonia menjadi nitrit. N berfungsi untuk menyusun

asam amino (protein), asam nukleat, nukleotida, dan klorofil pada tanaman.

Penetapan Status P

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan uji coba hasil yang

didapatkan pada bahan kompos unsur P memiliki kandungan hara 2% dengan

warna biru bening .Unsur fosfor (P) sebagai bahan organik memiliki peranan yang
17

sangat penting dalam kesuburan tanah. Hal ini sesuai dengan literatur

Syahputra dkk (2015) yang menyatakan bahwa unsur P sebagai bahan organik

memiliki peranan yang sangat penting dalam kesuburan tanah, proses fotosintesis,

dan fisiologi kimiawi tanaman.Fosfor juga dibutuhkan di dalam pembelahan sel,

pengembangan jaringan dan titik tumbuh tanaman.

Penetapan Status K

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan uji coba hasil yang

didapatkan pada bahan kompos unsur K dengan tidak memilki endapan dengan

warna coklat muda. Kenaikan kadar kalium disebabkan oleh aktivitas

mikroorganisme yang menguraikan bahan organik. Hal ini sesuai dengan literatur

Sari (2015) yang menyatakan bahwa kenaikan kadar kalium disebabkan oleh

aktivitas mikroorganisme yang menguraikan bahan organik Adanya variasi nilai

kadar kalium antara lain disebabkan karena adanya perbedaan kecepatan

mikroorganisme dalam melakukan proses dekomposisi.

Penetapan Status C-Organik

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan uji coba hasil yang

didapatkan pada bahan kompos unsur C- organik memiliki kandungan unsur hara

10% dengan warna coklat. Tanaman yang kekurangan unsur hara C- organik akan

mengalami penurunan kinerja metabolisme dalam tumbuhan, hal ini sesuai

dengan literatur Ramadhani (2015) yang menyatakan bahwa gejala kekurangan C

pada tanaman yaitu warna daun menjadi layu, dinding tiap-tiap sel menjadi lemah

dan tidak tercukupinya karbohidrat, lemak dan protein.


18

Penetapan Status Fe

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan uji coba hasil yang

didapatkan pada bahan kompos unsur Fe memiliki kandungan hara 2000 Ppm

dengan warna merah muda. Status optimum hara dalam tanah tidak sama untuk

semua tanaman pada suatu tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Lindra (2017)

yang menyatakan bahwa Status optimum hara dalam tanah tidak sama untuk

semua tanaman pada suatu tanah. Hal yang sama status optimum untuk suatu

tanaman berbeda untuk tanah yang berlainan. Oleh karena itu, untuk hara tanah

yang telah berada dalam status optimum hanya diberikan seminimal mungkin

kandungan unsur hara sebatas takaran perawatan untuk menggantikan yang

terangkut panen.

Penetapan Status pH

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan uji coba hasil yang

didapatkan pada bahan kompos pH memiliki nilai 6 dengan warna kuning. Nilai

pH pada pengomposan berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri. Hal ini sesuai

dengan literatur Budiawati (2015) yang menyatakan bahwa Nilai pH pada

pengomposan berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri. Kenaikan pH pada

masing-masing komposter disebabkan karena terjadinya penguraian protein

menjadi ammonia (NH3). Nilai pH berkisar antara 0 sampai 14. Nilai pH kurang

dari 7 tergolong asam, lebih dari 7 merupakan basa, dan pH 7 bersifat netral.

Makin rendah pH suatu larutan, makin kuat sifat asamnya. Makin tinggi nilai pH,

makin kuat sifat basanya.


19

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pada hasil penetapan status N pada Kompos didapati hasil 1% N warna hijau

muda baik batang dan daun di 1 HST dan 2 HST

2. Pada hasil penetapan status P kompos tidak didapati hasil ataupun tidak ada

endapan, dan P tunggal didapati hasil 3% P2O5 dengan warna biru

3. Pada hasil penetapan status K kompos tidak menimbulkan adanya suatu

endapan.

4. Pada hasil penetapan status C-Organik pada Kompos didapati hasil 10 % C

yaitu warna coklat..

5. Pada hasil penetapan status Fe pada Kompos didapati hasil 2000 ppm Fe yaitu

warna pink muda.

6. Pada hasil pengamatan di atas dapat dijelaskan bahwa pada pH memiliki atau

menghasilkan warna kuning dengan kandungan pH 6.

Saran

Semoga para praktikan dapat memahami materi-materi yang telah

disampaikan termasuk saya sendiri, dan semga bisa menjadi bahan bacaan yang

bermanfaat ataupun berguna bagi banyak orang. Dan semoga seluruh praktikum

yang akan datang dapat dipermudah dalam pengumpulan bahan dan pengumpulan

laporannya.
20

DAFTAR PUSTAKA

Astuti. 2017. Budidaya Melon. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Tuherkih, Z., dan
Sari, P. L. 2018. Uji Pupuk KCL dan Bokasi Gulma terhadap Produksi
Tanaman Jagung Manis (Zea Mays L). Dinamika Pertanian, 34(1) 19-
26.
Budiawati, S., dan Sari, P. L. 2015. Uji Pupuk KCL dan Bokasi Gulma terhadap
Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays L). Dinamika Pertanian,
34(1) 19-26.
Fahrizal. A. 2019. Upaya Peningkatan Kesuburan Tanah Pada Lahan Kering Di
Kelurahan Aimas Distrik Aimas Kabupaten Sorong. Jurnal atdimas. 1
(2).
Firmansyah, R. 2017. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk NPK terhadap
Produksi Tanaman Melon Di Rumah Kaca. Agroteknika 2 (2) : 59-63.
Hardjowigeno, 2017. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Akademi Presindo. Jakarta. Parjin,
Wahjudin, Kesuburan Tanah. Jurnal Agroekoteknologi 5(4) :786- 798.
Hartanti, J.C., J.M. Lea. 2018. Pengaruh Penambahan EM4 dan Larutan Gula Pada
Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Industri Crumb Rubber. Jurnal
Teknik Kimia, Vol 24(2) : Hal 47-55.
Hasan, M. 2016. Analisis Kadar Nitrogen Pada Pupuk Urea, Pupuk Cair Dan Pupuk
Kompos Dengan Metode Kjeldahl. Amina, 1(1), 28-34.
Ismayanda, A. 2018. Pengaruh pemberian legin, pupuk NPK (15: 15: 15) dan urea
pada tanah gambut terhadap kandungan N, P total pucuk dan bintil akar
kedelai (Glycine max L.) Merr.). Jurnal Kaunia, 8(1), 21-29.
Kasifah, P. 2017. Analisis Kadar N, P, K dalam Pupuk Kompos Produksi TPA
Jagaraga, Buleleng. Wahana Matematika dan Sains: Jurnal
Matematika, Sains, dan Pembelajarannya, Vol 9(2) : Hal 25-31.
Kuswandi, dan Brady, 2019. Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Bahan Baku
Pupuk Kompos dan Pengaruhnya terhadap Tanaman Dantanah.
Klorofil: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu P ertanian, 10(1) 10-13.
Lindra, P. dan Marsono. 2017. Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah
Baglog untuk Peningkatan Pendapatan pada Kelompok Tani Jamur
Tiram di Kelurahan Medan Denai Kecamatan Medan Denai. Ihsan:
Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol 3(1) : Hal 73-81.
Lingga, N.S. 2017. Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Keriting
(Capsicum annuum L.) terhadap Aplikasi Pupuk Kompos dan Pupuk
Anorganik di Polibag. Jurnal Hortikultura Indonesia, Vol 8(3) : Hal
203- 208.
21

Marjuki, T dan S. Suhadiyah. 2016. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Melon


Cucumis melo L. var. Action dengan Aplikasi Vermikompos Padat.
Jurnal Biologi. Jurusan Biologi Fakultas MIPA. Universitas
Hassanudin Makasar. Makasar.
Marsina, M. M. B., E. H. Bachtiar., Fauzi., Sarifuddin, dan H. Hamidah. 2016.
Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Medan: USU Press
Marsono, N, dan Agustian. 2015. Pemanfaatan Titonia Sebagai Sumber Bahan
Organik dan Unsur Hara Untuk Tanaman Jagung Pada Ultisol. Laporan
Kemajuan Penelitian Tahun II Hibah Bersaing. Proyek Peningkatan
Penelitian Perguruan Tinggi DP3M Ditjen Dikti. Unand Padang.
Muliadi, N. 2018. Respon Pemberian Pupuk Bioboost Dan Pupuk ZA Terhadap
Pertunbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea Reptaans Poir).
[Skripsi]. Universitas Muhammadiyah. Jember.
Musnawan, R. 2016. Pengaruh pemberian bokashi kotoran ayam dan pupuk NPK
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman melon (Cucumis melo).
Skripsi Fakultas Pertanian Unand. Padang
Novizan, E. 2016. Pengaruh Kompos Jerami dan Pupuk NPK terhadap NTersedia
Tanah, Serapan N, Pertumbuhan, dan Hasil Panen Pada Padi Sawah
(Oryza sativa L). Jurnal Budidaya Tanaman. Agrologia. Pangaribuan,
Prawiro, K,. Dan H. Y. 2016. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.).
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Lampung.
Purwanto B.H. 2017. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Intensitas Cahaya
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Temu Putih (Curcuma zedoaria L.).
Vegetalika 3 (4) : 29-39.
Ramadhani, L, 2017. Fisiologi Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman. PT.
Raja Grafindo Persero. Jakarta.
Salimah, H.W. 2015. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Melon terhadap
Dosis Pupuk Phonska. [Skripsi]. Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Jember. Jember.
Sutedjo, O.K. 2015. Evaluation of objective maturity indices for muskmelon
(Cucumis melo) cv. “Galia”. Journal of King Abdulaziz University -
Science. 21(2): 317-326.
22

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Praktikum

Gambar 1. Kadar N Pada Pupuk Kompos

Gambar 2. Kadar P Pada Pupuk Kompos

Gambar 3. Kadar K Pada Pupuk Kompos


23

Gambar 4. Kadar C-Organik pada Kompos

Gambar 5. Kadar Fe Pada Pupuk Kompos

Gambar 6. Kadar pH Pada Pupuk Kompos

Anda mungkin juga menyukai