Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI PERTANIAN
“PENGENALAN PERALATAN AGROKLIMATOLOGI”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Klimatologi Pertanian

Disusun oleh :
Nama : Resti Aniati Fitria
NIM : 4442190120
Kelas : IV D

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktikum Klimatologi
Pertanian yang berjudul “Pengenalan Peralatan Agrolimatologi”.
Laporan praktikum ini berisikan tentang Laporan praktikum ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Klimatologi
Pertanian, guna mendapatkan nilai tugas praktikum. Adapun isi laporan praktikum
ini disusun secara sistematis dan merupakan referensi dari beberapa sumber yang
menjadi acuan dalam penyusunan tugas.
Saya berharap laporan praktikum ini dapat memberikan sumbangan yang
berarti dalam proses kegiatan belajar Klimatologi Pertanian dan sumber
pengetahuan kepada pembaca dan mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
Pada kesempatan ini saya sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Klimatologi Pertanian yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam pelaksanaan tugas praktikum ini.
Saya selaku penyusun laporan praktikum ini sangat sadar bahwa masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca, asisten
laboratorium, dan dosen sangat saya harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih
baik lagi.

Serang, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
2.1 Meteorologi ........................................................................................ 3
2.2 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika .................................. 4
2.3 Sifat Alat Klimatologi ......................................................................... 5
2.4 Syarat Penempatan Stasiun ................................................................. 5
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................... 7
3.1 Alat dan Bahan .................................................................................... 7
3.2 Cara Kerja ........................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 8
4.1 Hasil .................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 11
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 17
5.1 Simpulan ............................................................................................. 17
5.2 Saran .................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel 4.1 Macam-Macam Nama Alat Agroklimatologi Dan Fungsinya...8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara beriklim tropis, dalam pembangunan seharusnya
dapat memanfaatkan keuntungan iklim tropis seperti energy matahari yang
berlimpah, wilayah yang sering hujan, dan tanah yang subur sehingga dapat
ditumbuhi berbagai jenis tanaman seperti yang diterapkan di negara tropis lain
dalam pembangunan fisik kota. Pertanian merupakan salah satu bidang
pembangunan yang sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Kebudayaan-
kebudayaan besar dari sejak zaman prasejarah selalu tercatat kemampuannya dalam
berinteraksi dan mengenal perilaku serta nampak dalam alam sekitar mereka Dalam
pengelolaan cuaca (iklim) untuk bidang pertanian data cuaca yang benar sangat
dibutuhkan. Penyasuaian tanaman dengan cuaca (iklim) suatu daerah, peramalan
awal dan akhir musim hujan atau kemarau untuk kegiatan pertanian, pengubah
suaian (modifikasi) cuaca (iklim) dan penggantian satu atau beberapa unsur cuaca
dibutuhkan data cuaca yang benar dan dari hasil pengamatan yang panjang.
Cuaca dan iklim merupakan hasil akhir dari proses interaksi atau hubungan
timbal balik dari unsur-unsur atau perubahan fisik atmosfer (unsur-unsur
cuaca/iklim). Proses tersebut berlangsung setiap saat dan berlangsung terus
menerus yang disebabkan atau dipicu oleh beberapa faktor yang disebut
sebagai weater and climatic controls. proses interaksi dari unsur-unsur cuaca atau
iklim dengan faktor pengendalinya pada suatu tempat atau wilayah akan
menghasilkan distribusi dan tipe iklim. Tipe iklim yang terjadi pada suatu wilayah
pada dasarnya merupakan refleksi dan karakteristik fisik daerah atau wilayah
tersebu.
Maka dari itu praktikum pengenalan alat agroklimatologi penting dilakukan
agar praktikan memahami kegunaan dari alat-alat praktikum tersebut guna
melanjutkan penelitiannya ke observasi yang lebih lanjut di mata kuliah
agroklimatologi ini.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari prktikum ini yaitu
1. Mengenal cara kerja peralatan agrolimatologi
2. Mengenal cara pengamatan peralatan agroklimatologi
3. Mengenal tata letak dan pemasangan peralatan agroklimatologi

1.3 Manfaat
Diharapkan praktikan dapat mengetahui peralatan agroklimatologi, cara kerja,
cara pengamatan serta tata letak dan pemasangan peralatan agroklimatologi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Meteorologi
Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer
yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan
permukaan bumi di bawahnya. Dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan
hukum dan teknik matematik.Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca
dilakukan pada lokasi yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih dikenal
dengan stasiun meteorologi. Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah
menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan atau data-data
yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan
atau hidup tanaman dan hewan.
Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan pertanian dan keadaan alami
daerah tempat stasiun itu berada. Informasi meteorogis yang secara rutin diamati
antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling bawah, suhu dan kelengasan
tanah pada berbagai kedalaman, curah hujan, dan curahan lainnya, durasi
penyinaran dan reaksi matahari (Prawirowardoyo, 1996).
Dalam bidang pertanian, menurut Nurmala dkk (2012) ilmu prakiraan
penentuan kondisi iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah
pengembangan tanaman. Iklim mempengaruhi dunia pertanian. Presipitasi,
evaporasi, suhu, angin, dan kelembaban nisbi udara adalah unsur iklim yang
penting. Dalam dunia pertanian, air, udara, dan temperatur menjadi faktor yang
penting. Kemampuan menyimpan air oleh tanah itu terbatas. Sebagian air
meninggalkan tanah dengan cara transpirasi, evaporasi, dan drainase.
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting
dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang
dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk
pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan
penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut
prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai
arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah.Jadi, bidang pertanian

3
ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan
sampai dengan pelaksanaannya. Stasiun meteorologi mengadakan contoh
penginderaan setiap 30 detik dan mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh,
rata-rata dan maksimum). Untuk yang keras menyimpan modul-modul setiap 15
menit.Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk
penyimpanan akhir disetiap interval keluaran. Ukuran utama dibuat di stasiun
meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban
relatif, temperatur tanah (Donny, 2006).

2.2.Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofsika


Ilmu yang mempelajari mengenai cuaca disebut meteorologi yakni cabang ilmu
yang membahas pembentukan dan perubahan cuaca serta proses-proses fisika yang
terjadi diatmosfer. Secara luas menyatakan bahwa meteorologi sebagai suatu
cabang ilmu pengetahuan dari atomosfer mempunyai kaitan secara fisik, dinamik,
dan menyangkut status kimia atmosfer dan interaksi antara atmosfer bumi dengan
permukaan bumi. Nilai total dari perubah fisik atmosfer yang berlangsung dalam
keadaan sesaat yang terjadi pada tempat terntentu. Klimatologi pada dasarnya
mempelajari peranan unsure-unsur cuaca/iklim baik skala global, regional maupun
local atau setempat dalam kegiatan pertanian. Dalam mempelajari klimatologi
terlebih dahulu harus memahami istilah cuaca- iklim dan meteorologi- klimatologi.
Batasan secara klasik menyatakan bahwa iklim adalah keadaan rata-rata, ekstrim
(maksimun dan minimum), frekuensi terjadinya nilai tertentu dari unsur cuaca
ataupun frekuensi dari tipe iklim. Iklim mengkaji dan membahas tentang pola
tingkah laku cuaca pada suatu tempat atau wilayah berulang selama waktu periode
waktu yang panjang. Sebagai suatu sistem, wilayah iklim cakupannya sangat luas
mulai dari skala planiter sampai pada skala lokal atau setempat merupakan kisaran
atmosfer secara bersambung. Kajiannya menyangkut berbagai aspek proses
pembentukan iklim (Sabaruddin, 2014).
Nilai tersebut diperoleh melaui pengukuran pada stasium pengamatan terhadap
unsur-unsur cuaca. Meteorologi lebih menekankan proses terjadinya cuaca
misalnya mengapa sampai terjadi suhu ekstrim, hujan lebat, kelembaban rendah,
penguapan tinggi, sedangkan klimatologi penekannya lebih menekan kepada

4
penyebaran hasil dari proses tersebut misalnya penyebaran suhu udara, kelembaban
udara, curah hujan, frekuensi terjadinya banjir, kekeringan, El Nino, baik skala
harian, bulanan maupun tahunan (Sabaruddin, 2014).

2.3. Sifat Alat Klimatologi


Sifat-sifat alat-alat meteorologi atau klimatologi pada pokoknya sama dengan
alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian didalam laboratorium,
misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan
para pemakainya. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup,
terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan
oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan
tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan (Budairi, 2010).

2.4.Syarat Penempatan Stasiun


Klimatologi yang pengukurannnya dilakukan secara kontinyu dan meliputi
periode waktu yang lama paling sedikit 10 tahun, bagi stasiun klimatologi
pengamatan utama yang dilakukan meliputi unsur curah hujan, suhu udara, arah
dan laju angin, kelembapan, macam dan tinggi dasar awan, banglash horizontal,
durasi penyinaran matahari dan suhu tanah oleh karena itu persyaratan stasiun
klimatologi ialah lokasi, keadaan stasiun dan lingkungan sekitar yang tidak
mengalami perubahan agar pemasangan dan perletakan alat tetap memenuhi
persyaratan untuk menghasilkan pengukuran yang dapat mewakili (Kadir,2006).
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat untuk mengadakan
pengamatan secara terus menerus keadaan lingkungan (atmosfer). Suatu stasiun
meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-
turut, sehingga akan didapat gambaran umum tentang rerata keadaan iklim suatu
tempat. Agar diperoleh hasil pemgamatan yang akurat, maka dibutuhkan
persyaratan sebagai berikut :
1. Penempatan lokasi stasiun harus mewakili keadaan lahan yang luas.
2. Masing-masing alat harus dapat memberikan hasil pengukuran parameter
cuaca yang absah (tepat dan akurat), sederhana, kuat atau tidak mudah rusak,
mudah penggunaan dan perawatannya.

5
3. Pengamatan harus dapat dipercaya, terlatih, dan terampil.
Stasiun meteorologi harus ditempatkan pada daerah terbuka dan
representatif (mewakili). Secara umum. Luas daerah terbuka bagi suatu stasiun
meteorologi pertanian dengan peralatannya lengkap kira-kira 2-2,5 Ha (Kadir,
2006).

6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1.Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Laptop. Bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah beberapa video yang sudah diberikan oleh
dosen

3.2.Cara Kerja
Adapun cara kerja dalam Praktikum ini adalah diperkenalkan alat-alat
klimatologi dengan cara menampilkan 3 buah video BMKG yang menyampaikan
alat di video penjelasan tersebut. Setelah itu dijelaskan pula cara kerja, prinsip
kerja dan fungsi alat-alat tersebut. Setelah itu dilakukan penyimakan dan
pengambilan materi alat yang diperlihatkan.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Macam-macam nama alat agroklimatologi dan fungsinya.
No. Foto alat Fungsinya
1. Alat untuk mengukur suhu

Termometer biasa (alcohol


dan air raksa)
2. Alat untuk mengukur suhu dengan
tingkatan suhu dari yang terendah
(minimum) sampai yang tertinggi
(maksimum)
Termometer max dan min
3. Alat untuk mengukur suhu dalam
tanah

Termometer tanah
4. Alat yang digunakan untuk
menakar dan mngukur jumlah
curah hujan dengan cara manual

Alat penakar hujan manual


(biasa)

8
5. Alat yang digunakan untuk
menakar dan mngukur jumlah
curah hujan dengan cara otomatis

Alat penakar hujan otomatis


Ombrograf
6. Alat untuk mengukur kelembaban
udara pada ruangan

Psikometer
7. Alat untuk mengukur kelembaban
dengan cara diputar sebanyaj 33
kali

Sling psikometer
8. Alat untuk mengukur kelembaban
dengan cara otomatis mencatat
hasil

Termohygrograf

9
9 Alat untuk mengukur kelembabaan
udara pada ruangan

Hygrometer
10. Alat untuk mengukur intensitas
penyinaran sinar matahari dengan
menyoroti bola kaca lalu
memberikan tanda pada kertas pias

Solarimeter type Campbell


Stokes
11. Alat yang digunakan untuk
mengykur kecepatan udara

Hand anemometer
12. Alat yang digunakan untuk
mengukur penguapan (evaporasi)

Pan evaporation
13. Alat yang digunakan untuk
mengkur intensitas penyinaran
sinar matahari

Lux meter

10
4.2 Pembahasan
Termometer biasa Mengukur suhu udara sesaat dengan satuan Celcius, zat
cair yang digunakan adalah air raksa. Umumnya termometer ini disebut termometer
bola kering yang dipasang berdampingan dengan termometer bola basah. Kedua
termometer ini dipasang dalam keadaan tegak. Semua termometer pengukur suhu
udara pada waktu pengukuran berada di dalam sangkar cuaca. Maksudnya adalah
termometer tidak dipengaruhi radiasi surya langsung maupun radiasi dari bumi.
Kemudian terlindung dari hujan ataupun angin kencang. Warna sangkar cuaca putih
menghindari penyerapan radiasi surya. Panas ini dapat mempengaruhi pengukuran
suhu udara (Hendayana, 2011).
Termometer maksimum-minimum digunakan untuk mengukur suhu tertinggi
dan suhu terendah di suatu tempat. Termometer ini dapat mengukur suhu
maksimum dan suhu minimum sekaligus dengan satuan Celcius. Hal ini dapat
dilakukan karena termometer maksimum-minimum terdiri atas raksa dan alkohol
(sekarang digunakan minyak creosote). Raksa digunakan untuk mengukur suhu
maksimum, sedangkan alkohol digunakan untuk mengukur suhu minimum. Untuk
mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer maksimum harus
dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet. Menurut
Hendayana (2011) prinsip kerja thermometer minimum adalah dengan
menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila
suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu
meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah atau tetap.
Termometer tanah prinsipnya sama dengan thermometer air raksa yang lain,
hanya aplikasinya digunakan untuk mengukur suhu tanah dengan satuan Celcius
dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk kedalaman 50 dan 100 cm,
harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan thermometer agar mudah

11
untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm, cukup dengan
membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang diperlukan.
Pengukuran suhu tanah lebih teliti daripada suhu udara. Perubahannya lambat
sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar daripada udara. (Hendayana,
2011).
Penakar hujan manual adalah alat yang berfungsi untuk mengukur jumlah
curah hujan. Menurut Hendayana (2011) alat ini dipasang diatas tonggak kayu yang
dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai mulut corong
penaka r, luas penampang corong yaitu 100 cm2 dengan kapasitas menampung
curahhujan ± 5 liter, dan ditengah corong penakar dipasang kran. Jumlah curah
hujan yang tertampung akan dituangkan melalui kran dan ditakar dengan gelas ukur
yang berskala sampai dengan 20 mm. Pengamatan dilakukan jam 07.00 WS dengan
membuka kran dan menampung air hujan dalam gelas penakar kemudian dibaca
skala yang menunjukkan jumlah curah hujan yang terjadi selama 24 jam setelah itu
dilakukan pencatatan, untuk mengukur curah hujan satuannya Milimeter (mm)
Penakar hujan otomatis (ombrograf) adalah alat yang berfungsi untuk
mengukur intensitas, jumlah, dan waktu terjadinya hujan, dipasang dengan
ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai ke corong penakar dan luas
penampang corong 200 cm2. Pada alat ini terdapat sebuah silinder jam sebagai
tempat pemasangan pias, sehingga akan dapat diketahui curah hujan maksimum
dan minimum serta waktu terjadinya. Prinsip kerja alat ini yaitu air hujan masuk
melalui corong kemudian akan terkumpul dalam tabung. Dalam tabung ini terdapat
pelampung yang dihubungkan dengan tangkai pena, sehingga air yang masuk
kedalam tabung akan menekan pelampung, maka pelampung akan naik dan tangkai
pena turut bergerak keatas. Gerakan pena tersebut akan mencatat pada pias yang
dipasang pada silinder jam, jika gerakan pena mencapai skala 10 mm pada pias
maka secara otomatis air akan turun melalui pipa siphon dan jatuh kedalam bejana
plastik. Air dalam tabung terkuras habis sehingga tangkai pena turut bergerak turun
sampai pena menunjuk skala nol, jika hujan masih turun pena akan naik lagi,
demikian seterusnya. Waktu pengamatan pengamatan dilakukan selama 24 jam dan
penggantian piasdilakukan pada jam 07.00 WIB. Setelah itu dilakukan pencatatan,
untuk mengukur curah hujan satuannya Milimeter (mm) (Hendayana, 2011).

12
Psikrometer adalah alat pengukur kelembapan udara terdiri dari dua
termometer bola basah dan bola kering. Pembasah termometer bola basah harus
dijaga agar jangan sampai kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya
airnya telah berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali perlu diganti, tergantung
cepatnya kotor. Musim kemarau pembasah cepat sekali kotor oleh debu. Air
pembasah harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air banyak
mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya endapan garam pada
termometer bola basah dan mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan terlebih
dahulu bacalah termometer bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu
udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih mudah berubah daripada
termometer bola basah. Semua alat pengukur kelembapan udara ditaruh dalam
sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi
serta darihujan (Hendayana, 2011).
Sling Psikometer yaitu alat yang terdiri dari 2 Thermometer yang dipasang
pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu yang tegak lurus pada panjangn.
Sebelum pemutaran bola basah dibasahi dengan air murni. Setelah itu diputar
sebanyak 33 kali untuk penyesuaian pengukuran suhu. Menurut Hendayana (2011)
Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik). Selama + 2 menit, dihentikan
dan dibaca cepat-cepat. Kemudian diputar lagi, dihentikan dan dibaca seterusnya
sampai diperoleh 3 data. Data yang diambil adalah suhu bola basah terendah. Jika
ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu bola kering.
Termohigrograf adalah alat yang menggunakan prinsip dengan sensor rambut
untuk mengukur kelembapan udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu
udara. Kedua sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang
merupakan pena penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat
mencatat suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias. Melalui
suatu koreksi dengan psikrometer kelembapan saat ke saat tertentu (Hendayana,
2011).
Hygrometer adalah sejenis alat alat yang digunakan untuk mengukur tingkat
kelembaban relatif pada suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas
(container) penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga
seperti dry box penyimpanan kamera. Menurut Hendayana (2011) Kelembapan

13
yang rendah akan mencegah pertumbuhan jamur yang menjadi musuh pada
peralatan tersebut. Bentuk sederhana hygrometer adalah khusus dikenal sebagai.
Kegunaan umum dari hygrometer adalah untuk mengukur kelembapan relatif (RH)
dalam suatu dalam ruangan ataupun keadaan tertentu. Hygrometer diaplikasi dalam
berbagai hal untuk penelitian, pengukuran kelembapan dalam suatu area dan
lainnya.
Hygrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban
yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di
tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah
skalanya. Skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu
dengan derajat celcius.
Ada bentuk hygrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa termometer
yang dipasang didinding. Cara membacanya juga sama, bisa dilihat pada
raksa pada termometer yang satu untuk mengukur kelembaban dan
yang lainnya mengukur suhu. Perlu diperhatikan pada saat pengukuran dengan
hygrometer selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang berhembus kearah
alat tersebut, ini dapat dilakukan dengan mengipas alat tersebut dengan secarik
kertas atau kipas.
Solarimeter type Campbell Stokes adalah alat yang berfungsi untuk
mengukur lamanya penyinaran matahari. Alat ini berupa bola kaca masif dengan
garis tengah/diameter 10-15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung yang dapat
mengumpulkan sinar matahari kesatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di
tempat terbuka diatas pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan
tanah. Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan dengan letak lintang setempat.
Posisi alat tidak berubah sepanjang waktu hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti
setiap hari (Hendayana, 2011). Sinar matahari yang datang menuju permukaan
bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan
dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah
mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah
kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari
bersinar dalam satu hari dengan satuan jam/ presentase (%) Pias harian.

14
Anemometer tangan adalah sebuah alat pengukur kecepatan angin yang
paling banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun
prakiraan cuaca, alat ini masih diyakini alat yang paling akurat untuk mengukur
kecepatan angin. Anemometer juga dapat digunakan untuk mengukur gas. Fungsi
anemometer dapat digunakan untuk mengukur kecepatan angin, untuk mengukur
tinggi gelombang laut, mengukur tekanan udara dan juga dapat menentukan arah
mata angin, pengamatan cuaca dan meteorology. Menurut Hendayana (2011) cara
kerja Anemometer adalah dengan adanya hembusan angin yang mengenai baling-
baling pada perangkat tersebut. Putaran dari baling- baling tersebut akan di konversi
menjadi sebuah besaran dalam bahasa matematika. Baling-baling pada anemometer
digunakan sebagai alat reseptor atau yang menangkap suatu rangsangan berupa
hembusan angin. Setelah baling-baling berputar maka hal ini akan menggerakan
sebuah alat yang akan mengukur kecepatan angin yang berhembus melalui putaran
dari baling-baling pada anemometer biasanya kecepatan angin akan muncul secara
otomatis pada spedometer yang terdapat pada layar LCD Anemometer. Satuannya
arah angin (8 mata angin) kecepatan angin Knots (1 Knots = 1.8 Km/Jam).
Open Pan Evaporimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur
evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alat ini berupa sebuah panci
bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat dengan garis
tengah/diameter 122 cm dan tinggi 25.4 cm. Panci ini ditempatkan diatas tanah
berumput pendek dan tanah gundul, dimana alat tersebut diletakkan diatas pondasi
terbuat dari kayu yang bagian atas kayu dicat warna putih gunanya untuk
mengurangi penyerapan radiasi. Tinggi air dari bibir panci ± 5 cm, bila air
berkurang harus segera ditambah agar besarnya penguapan sesuai. Evaporasi yang
diukur dengan panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya yang datang, kelembapan
udara, suhu udara dan besarnya angin pada tempat pengukuran. Alat ukur
micrometer pancing dan yang kedua alat ukur ujung paku yang dipasang tetap
(fixed point). Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi
air dalam panci. Oleh sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada tinggi
semula yaitu 5 cm di bawah bibir panci Waktu pengamatan yaitu I, II, III ( Jam
07.30, 13.30, 17.30 WIB). Setalah itu lakukan pencatatan kuantitatif pengukur
penguapan satuannya adalah Milimeter (mm). (Hendayana, 2011).

15
Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas
cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena
pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk
mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang
cukup peka dan linier terhadap cahaya. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya
ke sensor maka akan semakin kecil nilai yang ditunjukkan lux meter. Ini
membuktikan bahwa semakin jauh jaraknya maka intensitas cahaya akan semakin
berkurang. Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan
format digital yang terdiri dari ra ngka, sebuah sensor. Sensor tersebut diletakan
pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya.
Menurut Hendayana (2011) Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan
untuk mengukur kuat penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah
tertentu. Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan
format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar
panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur
intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh
sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang
dihasilkan pun semakin besar. Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo
diode. Sensor ini termasuk kedalam jenis sensor cahaya atau optic. Sensor cahaya
atau optic adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya,
pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu.
Kemudian dari hasil dari pengukuran yang dilakukan akan ditampilkan pada layar
panel. Berbagai jenis cahaya yang masuk pada luxmeter baik itu cahaya alami
atapun buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna
yang diukur akan menghasilkan suhu warna yang berbeda,dan panjang gelombang
yang berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan hasil yang
ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang
ditangkap oleh sensor photo diode. Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada
layar panel LCD (liquid Crystal digital) yang format pembacaannya pun memakai
format digital. Format digital sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8
yang terputus-putus.

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dalam praktikum kali ini bahwa untuk mengukur umsur iklim dapat
menggunakan banyak alat, ada yang otomatis dan manual. Alat pengukur untuk
mengukur suhu itu ada thermometer biasa, thermometer maksimum dan minimum,
thermometer tanah dan termohygrograf. Alat yamg digunakan untuk mengukur
curah hujan itu ada alat pengukur curah hujan biasa dan otomatis. Alat yang
digunakan untuk mengukur kelmababan udara yaitu, sling psikometer
Alat yang digunakan untuk mengukur lama dan intensitas penyinaran matahri
yaitu Solarimeter type Campbell stokes. Alat yang digunakan untuk mengukur
kecepatan angin yaitu hand anemometer. Alat yang digunakan untuk mengukur
penguapan (evaporasi) adalah pan evaporation.

5.2 Saran
Saran yang diberikan pada praktikum ini diharapkan praktikan menyimak baik-
baik penjelasan serta memahami lebih lanjut dari sumber0sumber yang ada.

17
DAFTAR PUSTAKA

Darsiman, B,.Sutrisno., Mukri Siregar., Nazaruddin Hisyam. 2006. Kharakteristik


Zone Agroklimat E2 di Sumatera Utara. Makalah Penunjang Kongres IV
PERHIMPI dan Simposium Internasional I, Bogor, 18-20 Oktober 2006. 9
pp.
Donny Kushardono, dkk. 2006. Analisis Perubahan Cuaca pada areal persawahan
di pulau jawa dan pengaruhnya terhadap produktivitas padi. Volume 14 (No
1-2)
Hendayana. 2011. Pengantar Klimatologi Pertanian. Jakarta: Dinas Pendidikan.
Kadir Zailani. 2006. Klimatologi dasar. Fakultas Pertanian Universitas Syiah
Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
Kurnia, Rendy. 2010. Identifikasi Kenyamanan Termal Bangunan (Studi Kasus:
Ruang Kuliah Kampus IPB Baranangsiang dan Darmaga Bogor). Volume
24 (1) : 14- 22.
Nurmala, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Bandung: Graha Pustaka.
Sabaruddin, Laode. 2014. Agroklimatologi Aspek-aspek Klimatik untuk
Sistem Budidaya Tanaman. Bandung: Alfa Beta.
Prawirohatmojo. 1996. Dasar-dasar Hidrologi. Yogyakarta: UGM Press.
Taufik, Muhammad. 2010. Analisis Tren Iklim dan Ketersediaan Air Tanah di
Palembang, Sumatra Selatan: Volume 24 (1) : 42-49.

18

Anda mungkin juga menyukai