Oleh:
Tanzilal Azizis Saikha
135040201111213
135040200111224
135040201111156
Stevani Pratiwi
135040201111236
Latar Belakang
Kedelai merupakan tanaman pangan yang penting sebagai sumber protein nabati.
Permintaan dan kebutuhan masyarakat relatif tinggi, sedangkan produksi dalam negeri belum
mencukupi, untuk mengatasinya pemerintah masih melakukan impor. Impor ini pun dari tahun
ke tahun terus meningkat. Hal ini disebabkan karena produksi yang masih rendah, untuk itu
diupayakan penelitian terus-menerus untuk meningkatkan produktivitas.
Kedelai dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein yang murah bagi masyarakat
dalam
upaya
meningkatkan
kualitas
sumberdaya
manusia
Indonesia.
Sejalan
dengan pertambahan jumlah penduduk maka permintaan akan kedelai semakin meningkat.
Untuk itu diperlukan program khusus peningkatan produksi kedelai dalam negeri.
Praktikum teknologi produksi tanaman (TPT) ini dilakukan karena melihat pembudidayaan
tanaman kedelai yang cukup mudah dan memiliki harga ekonomis tinggi seperti yang dijelaskan
pada paragraf diatas, sehingga peluang bisnisnya cukup menjanjikan. Selain itu, kedelai juga
digemari oleh pasar dalam negeri maupun luar negeri sehingga pemasaran dari hasil tanaman
kedelai sangatlah baik dan menjanjikan. Selain itu praktikum ini dilakukan untuk memberikan
pengetahuan dan bekal kepada mahasiswa agar kelak ketika sudah lulus sarjana bisa
mengembangkan budidaya tanaman, khususnya tanaman kedelai.
Persipan Lahan
Areal lahan untuk penanaman kedelai dapat dialokasikan pada tanah kering (tegalan) dan
tanah sawah bekas tanaman padi. Pananaman kedelai di lahan tegalan biasanya menggunakan
pola pergiliran tanaman: pagi gogo dan ubi kayu
ubi kayu.
Penanaman kedelai di lahan sawah tadah hujan biasanya menerapkan pola tanam antara lain:
kedelai
padi sawah kedelai dan jagung diberakan. Sedangkan penanaman kedelai di lahan
padi sawah
kedelai
jagung atau padi sawah
padi sawah
kedelai.
Tata cara penyiapan lahan sebagai pra-penanaman kedelai dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu pengolahan tanah minimum dan pengolahan tanah intensif.
1. Pengolahan Tanah Minimum
Cara pengolahan ini sangat sederhana dan biasanya dipraktikkan pada lahan
sawah bekas tanaman padi ataupun tebu. Pertimbangan penyiapan lahan tanah minimum
ini didasarkan pada tujuan sebagai berikut:
Mengejar waktu tanam agar lebih cepat dan tepat sesuai dengan kondisi wilayah.
padi
kedelai.
Buat saluran drainase arah melintang di sekeliling lahan. Ukuran saluran ini lebar
dan dalamnya 30 cm, dengan lebar petakan untuk tempat penanaman kedelai
antara 3 10 meter atau tergantung pada keadaan lahan.
Kumpulkan rumput-rumput liar atau limbah yang tidak berguna pada suatu tempat
penampungan.
Buat parit arah melintang dengan ukuran lebar 30 cm dan dalamnya 25 cm.
dengan kegiatan penyiapan lahan (pengolahan tanah). Jenis dan dosis pengapuran adalah
Calcit atau Dolomit atau kapur pertanian sebanyak 2,0 4,5 ton/hektar atau tergantung pH
tanah. Lahan sawah Supra Insus pengapuran dianjurkan hanya 300 kg/hektar. Cara
pengapuran tanah adalah dengan disebar merata pada permukaan tanah, kemudian
dibalikkan pada kedalaman 20 30 cm dan disiram (diairi) hingga cukup basah.
Pra-penyiapan lahan untuk kedelai edamame dan koramame perlu dilakukan
seintensif mungkin. Lahan diolah sedalam 30 40 cm, kemudian dipersiapkan dalam
bentuk bedengan-bedengan selebar 100 cm, tinggi 30 cm dan dilengkapi parit (saluran)