Disusun Oleh :
Shafa Tasya Kamila Rachmadani
19025010099
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM
SURABAYA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Menyetujui,
DOSEN PEMBIMBING
Mengetahui,
KOORDINATOR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
i
I. PENDAHULUAN
2
sebagai penopang atau penyangga tanaman. embibitan dua tahap (double stage)
lebih banyak digunakan dan memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan
dengan pembibitan satu tahap. Jika menggunakan pembibitan dua tahap, luasan
pembibitan menjadi lebih kecil dan memungkinkan untuk dibuat naungan.
Keuntungan lainnya, penyiraman menjadi mudah, jadwal pemupukan menjadi
mudah, dan bibit terhindar dari penyinaran matahari secara langsung sehingga
risiko kematian tanaman menjadi kecil.
3
II. ISI
4
memadai, sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan, tata waktu tepat, dan bibit
mampu beradaptasi dengan tapak atau kondisi tempat penanaman (Marjenah,
2018).
Teknologi hidroponik dapat menjadi solusi dalam menangani penurunan luas
lahan pertanian yang telah beralih fungsi. Hal yang perlu diperhatikan dalam
budidaya hidroponik adalah larutan nutrisi yang merupakan faktor penting untuk
pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman hidroponik, sehingga harus tepat dari segi
jumlah komposisi ion nutrisi dan suhu. Nutrisi diberikan dalam bentuk larutan yang
mengandung unsur makro dan mikro di dalamnya (Andhika, 2017). Persyaratan
terpenting untuk media tanam hidroponik harus ringan dan porus (berpori) agar air
hara dapat masuk kedalamnya sehingga akar tanaman bisa menyerap hara. Media
tanam hidroponik yang paling sering7b0yibnuyr5 digunakan untuk budidaya antara
lain: rockwool, arang sekam dan serbuk sabut kelapa (cocopeat) (Setyoadji, 2015).
5
b. Pertimbangan Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi pembibitan pada pertanian secara hidroponik tidak begitu
ketat seperti kegiatan budidaya menggunakan media tanam tanah. Asalkan
komoditi sayuran yang dibudidayakan sesuai dengan iklim lokasi pembibitan.
c. Penyediaan Benih
Ketersediaan benih menjadi salah satu hal penting dalam kegiatan
pembibitan. Penyediaan benih yang dilakukan berasal dari toko pertanian. Jumlah
benih yang dilakukan pembibitan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang
nantinya akan didistribusikan kepada masyarakat.
2.3.2. Tahapan Pre-Nursery
a. Persiapan Media Tanam
Jenis media tanam yang biasa digunakan dalam pertanian hidroponik adalah
rockwool. Media tanam rockwool terbuat dari gabungan batu bara, batu kapur, dan
batu basalt yang diproses dengan suhu tinggi hingga membentuk serat-serat.
Penggunaan rockwool sangat cocok dalam pertanian hidroponik karena struktur
rockwool memberikan rasio air dan udara yang optimum bagi pertumbuhan
tanaman. Rockwool bersifat inert secara biologis dan kimiawi sehingga
penggunaannya tidak akan memodifikasi atau membatasi suplai nutrisi bagi
tanaman. Rockwool yang akan digunakan sebagai media pembibitan dipotong
kotak-kotak dengan ukuran 3 x 3 cm. Pemotongan rockwool dengan ukuran yang
telah disesuaikan akan mempermudah pemindahan bibit ke tempat intalasi
hidroponik. Rockwool dilubangi menggunakan alat tusuk, kemudian disiram
dengan sedikit air menggunakan handsprayer agar lebih lembab.
6
b. Seleksi Benih Sawi pakcoy
Pemanfaatan benih sawi pakcoy yang berasal dari toko pertanian memiliki
daya kecambah yang berbeda sesuai dengan merk benih yang digunakan. Merk
benih yang digunakan dalam kegiatan budidaya kali ini adalah benih sawi pakcoy
dari East West Seed Cap Panah Merah. Benih yang diperoleh dari toko pertanian
memiliki masa simpan tertentu. Dalam pemilihan benih yang dilakukan yaitu
memilih benih yang berwarna lebih hitam. Di dalam kemasan tersebut, benih yang
disediakan terdiri atas dua warna yaitu warna hitam pekat dan warna agak coklat.
Benih berwarna hitam pekat adalah benih memiliki daya kecambah lebih besar
daripada benih yang masih berwarna agak coklat. Sehingga benih yang berwarna
hitam pekat lebih cepat untuk berkecambah daripada benih dengan warna lain.
7
c. Penanaman Benih
Penanaman benih dilakukan pada bagian rockwool yang telah dilubangi
menggunakan alat tusuk. Benih dimasukkan satu per satu pada rockwool . Benih
yang tumbuh diharapkan seragam dan dapat berkecambah seluruhnya. Bila ada
benih pada rockwool yang tidak berkecambah, maka akan dilakukan penyulaman.
Setelah seluruh rockwool terisi benih, maka dilakukan penyiraman agar rockwool
lebih lembab dan benih mampu berkecambah.
8
Gambar 2.3.6 Seleksi benih yang telah berkecambah
9
memberikan hasil dan produksi sayuran yang tidak maksimal. Menurut Nugraha
(2014) perlakuan dengan menggunakan AB mix memiliki pertumbuhan vegetatif
dan hasil panen terbaik pada tanaman bayam, pakcoy, dan selada.
10
III. PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
Link Google Drive Video Manajamen Pembibitan :
https://drive.google.com/file/d/1uyeQuDHCbSjq98LBwZGCjHYiUrM_cvGS/vie
w?usp=sharing
13